Dokumen tersebut merangkum pengertian akuntansi keuangan dan konsep dasar akuntansi. Dijelaskan bahwa akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan untuk pihak luar seperti pemegang saham, dan contoh laporan tersebut adalah neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan umum laporan keuangan, asumsi dasar akuntansi, dan prinsip-prinsip akuntansi sebagai
Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang memerlukan interpretasi atau analisa khusus seperti analisis ekonomi, social, hukum, statistic, dan politik. Misalnya,dalam akuntansi terdapat karakteristik kualitatif dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, yaitu obyektif. Namun demikian, tidak ada ukuran yang pasti terhadap kualitas tersebut. Karena memang akuntansi bukan bersifat matematis yang memiliki obyektifitas mutlak.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Akuntan sering dihadapkan pada berbagai masalah yang menyangkut transaksi yang memerlukan interpretasi atau analisa khusus seperti analisis ekonomi, social, hukum, statistic, dan politik. Misalnya,dalam akuntansi terdapat karakteristik kualitatif dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, yaitu obyektif. Namun demikian, tidak ada ukuran yang pasti terhadap kualitas tersebut. Karena memang akuntansi bukan bersifat matematis yang memiliki obyektifitas mutlak.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :
• Neraca
• Laporan laba rugi
• Laporan perubahan ekuitas
• Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana
• Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan
Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Soemarso (2006:430), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena
Summary untuk materi standar akuntansi dan kerangka konseptual untuk pelaporan kuangan dalam bentuk file pdf.
STANDAR AKUNTANSI DAN KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN [SUMMARY]
Karakteristik dari Akuntansi adalah: mengidentifikasi, pengukuran, dan komunikasi informasi keuangan tentang entitas ekonomi untuk pihak yang berkepentingan
Laporan keuangan terdiri dari:
1. Laporan Posisi Keuangan (Statement of Financial Position)
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif (Income Statement or Statement of Comprehensive Income)
3. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)
4. Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Changes in Equity)
5. Catatan atas Laporan Keuangan (Note Disclosures)
Tujuan laporan keuangan disusun :
1. Untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Untuk menunjukan baagaimana kinerja dari manajemen atau pertanggung jawaban manajemen atas sumber daya yang dimiliki. Pengguna laporan keuangan akan menilai apa yang telah dilakukan manajemen untuk membuat keputusan ekonomi.
Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dari laporan keuangan meliputi:
1. Investor
Investor memerlukan informasi dari laporan keuangan untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi (membeli, menahan atau menjual investasi), dan mengetahui kemampuan entitas untuk membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas. Kemudian untuk mengetahui kemampuan entitas dalam memberikan balas jasa, imbalan pascakerja, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik akan informasi mengenai kemampuan entitas untuk mengembalikan hutang/pinjaman beserta dengan bunga dari hutang tersebut.
4. Pemasok dan Kreditor Usaha Lainnya
Informasi yang bermanfaat bagi pemasok dan kreditor usaha lainnya adalah kemampuan entitas unutk membayar pinjaman pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas.
6. Pemerintah
Pemerintah memerlukan informasi untuk mengatur aktivitas entitas, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistic pendapatan nasional.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membanru masyarakat dengan memberikan informasi mengenai kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran entitas serta rangkaian aktivitasnya.
Organisasi yang berperan dalam membuat standar akuntansi adalah:
1. International Accounting Standards Board (IASB)
IASB berperan dalam membuat International Financial Reporting Standards (IFRS) yang digunakan oleh sebagian besar negara-negara di dunia.
2. Financial Accounting Standards Board (FASB)
FASB berperan dalam pembuatan Statements of Financial Accounting Standards (SFAS) yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika.
Referensi;
Kieso, Weygandt, & Warfield. (2014). Intermediate Accounting. IFRS Edition 2
2. Kelompok 1
AHMAD MUJAMMIL
ALDY KURNIAWAN
DANDI WICAKSONO
M. NASIROL HUDA
MOH. RISKY
ZERRO NAHLIA IVO
Kelas XI AK 1
3. Pengertian akuntansi keuangan
Akuntansi keuangan adalah akuntansi yang terutama
menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang
ditujukan pada pihak-pihak luar, seperti pajak, pemegang saham,
dan lain-lain.
Contoh laporan keuangan adalah:
Neraca
Laporan laba rugi
Laporan perubahan modal
4. KONSEP DASAR
Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa untuk menyediakan data kuantitatif,
terutama yang mempunyai sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi
yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang
sesuai dengan peran akuntansi dalam memilih alternatif dari suatu
keadaan.
5. Tujuan Laporan Keuangan
• Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus memiliki syarat
sebagai berikut.
• a. Menyajikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk membuat keputusan berinvestasi, pemberian
kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan harus berguna bagi mereka yang membutuhkan informasi tersebut.
• b. Membantu investor dan kreditur untuk menaksi waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan
datang untuk mendapatkan deviden atau bunga dari
• c. penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh tempo dari surat berharga atau pinjaman. Rencana
penerimaan dan pengeluaran uang (cash flow) seorang kreditur atau investor itu berkaitan denan cash flow dari perusahaan,
kreditur dan pihak lain untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian dari aliran kas masuk (sesudah dikurangi kas
keluar) dimasa yang akan datang untuk perusahaan tersebut.
• d. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut(kewajiban
perusahaan untuk mentransfer sumber-sumber ke perusahaan lain dan ke pemilik perusahaan) dan pengaruh dari transaksi-transaksi,
kejadin-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber
tersebut.
6. Pelaporan Keuangan dan Laporan
Keuangan
• Dalam konsep statement, FASB menggunakan istilah pelaporan keuangan.
Dalam kerangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan IAI dipakai
istilah laporan keuangan, pelaporan keuangan meliputi laporan keuangan dan
cara-cara lain untuk melaporkan informasi, laporan keuangan terdiri dari
neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan modal dan laporan arus kas,
maka dalam laporan keuangan termasuk juga prospectus, peramalan oleh
manajemen dan berbagai pengungkapan informasi lainnya.
7. Kualitas informasi
• IAI (2002) menunjukan kualitas ini dalam karakteristik kualitatif laporan
keuangan, seperti halnya FSB dalam tahun 1980 menerbitkan SFAC no 2
yang menunjukkan urutan (hirarki) kualitas informasi akuntansi. Menurut
FASB, kriteria utama informasi akuntansi adalah harus berguna untuk
pengambilan keputusan agar dapat berguna, informasi mempunyai 2 sifat
utama yaitu relevan dan dapat dipercaya. Agar informasi itu relevan ada 3
sifat yaitu mempunyai nilai prediksi, mempunyai nilai umpan balik (feedback
value) dan tepat waktu, sedangkan informasi dapat di percaya mempunyai 3
sifat yaitu dapat diperiksa, netral dan menyajikan yang seharusnya.
8. TUJUAN UMUM
Tujuan umum laporan keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul
dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan dalam
mengestimasi potensi perusahan dalam menghasilkan laba.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas pembelajaran dan
penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan
laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seprti informasi
mengenai kebijaksanaan akuntnsi yang dianut perusahan.
9. TUJUAN KUALITATIF
Informasi keuangan akan bermanfat bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut :
1. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para
pengambil keputusan, informasi demikian tidak aka nada gunanya, betapa pun kualitas-kualitas lainnya terpenuhi.
2. Dapat dimengerti
Informasi harus dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas
pengertian para pemakai.
3. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapatan yang subyektif.
4. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak
tertentu.
5. Tepat waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan
ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6. Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari
perusahaan yang sama.
7. Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif
di atas.
10. Asumsi dan Konsep Dasar Akuntansi
Di dalam menyusun prinsip akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dan konsep-konsep
dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di
mana akuntansi itu dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan
pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi.
Ada beberapa asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi yaitu :
Kesatuan Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Kontinuitas Usaha (Going Concern/Continuity)
Penggunaan Unit Moneter Dalam Pencatatan
Periode Waktu (Time period/Periodicity)
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Prinsip Pengumgkapan Lengkap (Full Disclousure Principle)
11. KETERBATASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa
keterbatasan yaitu :
Cukup Berarti ( Materiality )
Konservatif
Sifat Khusus Suatu Industri
12. Kesimpulan
Prinsip Akuntansi sebagai Pedoman Peringkasan dan Pengungkapan Informasi Keuangan :
Keterpisahaan pihak investor dari manajemen menjadikan pihak investor merupakan pihak luar
perusahaan yang hanya menerima laporan akhir. Pihak investor tidak laporan keuangan tidak
mungkin akan menyajikan semua informasi sampai terinci. Ini berarti bahwa dalam menyusun
laporan keuangan akan terlibat proses peringkasan informasi.
Prinsip Akuntansi Sebagai Pedoman Penyusunan dan Penafsiran laporan Keuangan :
Dari segi akuntansi pemisahaan seperti diatas mempunyai pengarnh sebagai berikut: investor
menanamkan kekayaannya ke dalam badan usaha untuk dikelola oleh manajemen untuk
kepentingan investor; manajemen harus mempertanggungjawabkan pengelolanya kepada
investor adalah kelompok yang benar-benar terpisah dan kemungkinan ada perbedaan
kepentingan.
13. Kelompok 1
Terima Kasih
Visit, like and share http://nitrixblog.wordpress.com