SlideShare a Scribd company logo
Kamis, 14 April 2011
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KERJA KONSEPTUAL
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :
“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting
and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan
standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan
dan laporan keuangan
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-
kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya
mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang
dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah
menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan
pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
 SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan
tujuan dan sasaran akuntansi.
 SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
 SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan
definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.
 SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business
enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi.
 SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
 SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”,
yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan
dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
 Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan
informasi:
1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan
ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;
3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di
dalamnya.
 Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna
bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit
pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi
mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada
akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang
berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas
yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan
keputusan (decision usefulness).
 Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan
mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement),
yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai
kelompok pemakai
TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus
memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa
kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.
Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah
keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat
dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak
relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni
mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus
memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang
akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi
harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan.
2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat
serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu-
individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari
informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian
untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
 Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
 Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam
laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
 Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya
kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan
informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada
faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah
berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan
taksiran umur ekonomis.
4) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai
kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan
lebih kepada kelompok tertentu.
5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya
kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan
(comparability) dan konsistensi (consistency).
1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan
antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan
horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda
(perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-
kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala.
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah
dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang
kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan
konservatisme.
1) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang
relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya
dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya
menjadi masalah
2) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan
perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan
keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam
menentukan apakan suatu item material atau tidak.
3) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan
terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
4) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari
konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional
dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
Elemen-elemen Laporan Keuangan.
SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya
perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan
keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban,
ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban,
keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.
TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa,
kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan
oleh sistem akuntansi.
Asumsi-Asumsi Dasar.
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi
adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan.
a. asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa
perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki
kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).
b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi
kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman
mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat
memiliki kelangsungan hidup yang panjang
c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter
sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah
stabil dari waktu ke waktu.
d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil
operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi.
Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi
semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan
bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial
periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan
tahunan
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi
a. Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban
diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang
penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
b. Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat
direalisasikan dan (2) telah dihasilkan.
c. Prinsip Penandingan (matching principle). Beban untuk suatu periode ditentukan dengan
mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui :
Þ jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan
jasa,
Þ pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau
sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
Þ dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh:
depresiasi.
d. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan
trade off penilaian, seperti :
Þ Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai
Þ Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos
yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan.
MASALAH-MASALAH DALAM KERANGKA KONSEPTUAL
FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan
penetapan standar, yaitu :
Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan?
Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan
(earnings) :
 Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan
Modal
Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan
kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban
adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban.
Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan,
yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta
keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses)
 Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan
Penandingan
Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan
penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara
pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas :
1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi
2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:
 Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan
 Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)
 Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi.
Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan
bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang
ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periode-periode di
masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya
distorsi keuntungan.
 Pandangan Non-artikulasi
Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan
yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan
di neraca, meski dari sudut pandang berbeda.
Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan
tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat digunakan
skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya.
Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di
laporan laba rugi dan FIFO di neraca.
Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata
juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau
pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan
yang mana yang merupakan proses pengukuran yang fundamental :
1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya
à Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu dari
aktiva dan kewajiban
2) Proses penandingan
à Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari
pendapatan dan beban.
à Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti “beban yang ditangguhkan”, “kredit yang
ditangguhkan”, dan “cadangan” dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan
sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan
dan penentuan laba dengan benar.
MASALAH 2-7 : DEFINISI
AKTIVA.
Definisi aktiva dari beberapa pandangan
1. Pandangan Aktiva/Kewajiban
Menurut pandangan in, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan; mereka
mencerminkan keuntungan di masa depan yang diharapkan menimbulkan arus kas masuk bersih
secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber daya ekonomi sendiri antara lain :
1. Sumber daya produktif perusahaan
2. Hak-hak kontraktual untuk sumber daya produktif
3. Produk
4. Uang
5. Klaim untuk menerima uang
6. Kepemilikan saham di perusahaan lain
7. Pandangan Pendapatan/Beban
Aktiva didefinisikan bukan hanya menurut pandangan aktiva saja, tapi juga hal-hal yang tidak
mencerminkan sumber daya ekonomi dan diperlukan untuk penandingan yang benar dan
penentuan laba.
1. Aktiva sebagai bagian dari “laporan sumber dan komposisi modal perusahaan”. Menurut
pandangan ini, aktiva membentuk “komposisi saat ini dari modal yang diinvestasikan”.
Karakteristik Umum Aktiva :
1) Menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima
2) Keuntungan potensial yang diperoleh perusahaan
3) Konsep legal dari harta kekayaan (properti) dapat mempengaruhi definisi akuntansi atas
aktiva.
4) Dapat diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini.
5) Dapat dipertukarkan.
Dari uraian di atas, definisi yang diperlukan hendaknya mampu memenuhi generalisasi
penerapan yang diminta kerangka konseptual dan memperhitungkan karakteristik berikut ini :
 Aktiva hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk “beban yang
ditangguhkan”
 Aktiva mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan
 Aktiva mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan tertentu, hasil-hasil
dari masa lalu atau transaksi saat ini dan meliputi seluruh komitmen, seperti dalam
kontrak pelaksanaan
 Dapat dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari aktiva kecuali
untuk “beban yang ditangguhkan” agar tetap memasukkan semua yang tidak berwujud
sebagai aktiva dan tidak memasukkan beban yang ditangguhkan
KEWAJIBAN
1. Pandangan Aktiva/Kewajiban
Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada entitas
lain di masa depan.
1. Pandangan Pendapatan/Beban
Kewajiban juga kredit-kredit yang ditangguhkan dan cadangan tertentu yang tidak
mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi namun dibutuhkan untuk
prinsip penandingan yang benar dan penentuan laba.
1. Pandangan yang timbul dari persepsi neraca
Kewajiban terdiri atas sumber modal dan meliputi kredit yang ditangguhkan serta cadangan
tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi.
Karakteristik Umum Kewajiban :
1. Pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan
2. Mencerminkan tanggung jawab bagi satu perusahaan tertentu
3. Kewajiban dapat dibatasi hanya berupa utang-utang sah (legal)
4. Kewajiban terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini
PENGHASILAN
1. Pandangan Aktiva/Kewajiban
Peningkatan dari aktiva bersih perusahaan diluar beban-beban “modal”.
1. Pandangan Pendapatan/Beban
Penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta mungkin pula
dari keuntungan dan kerugian.
Setiap komponen dari penghasilan (penndapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat
didefinisikan sebagai berikut :
1) Pendapatan dan Beban
 Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan
aktiva dan penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal.
Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai penurunan
aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa
selama satu periode tertentu.
 Menurut pandangan pendapatan/beban, pendapatan, mencakup keuuntungan dan
kerugian yang timbul dari penjualan barang dan jasa dan pertukaran aktiva selain dari
persediaan, bunga, dan dividen yang diperoleh dari investasi dan peningkatan-
peningkatan lain dari ekuitas pemilik selama satu periode diluar kontribusi dan
penyesuaian modal.
Beban merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pendapatan periode tertentu.
2) Keuntungan dan Kerugian
 Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan merupakan meningkatnya aktiva
bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal.
Kerugian merupakan menurunnya aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan
modal.
 Menurut pandangan pendapatan/beban, keuntungan merupakan kelebihan penerimaan
diatas harga perolehan dari aktiva yang dijual.
Kerugian didefinisikan sebagai kelebihan di atas penerimaan yang dijual, dibuang, atau hancu
sebagian karena kecelakaan.
3) Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen
1. Laba = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian
2. Laba = Pendapatan – beban
3. Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) – beban (termasuk kerugian)
4) Akuntansi Akrual
Hal-hal yang mendasari konsep akuntansi akrual :
 Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas pada saat
mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan peningkatan aktiva yang
berkaitan dengan pengakuan beban dan peningkatan kewajiban yang berkaitan dalam
jumlah tertentu yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk
kas di masa depan.
 Penaggguhan adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai
kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan akan
terjadi dampak di masa yang akan datang.
 Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana
atau rumus tertentu.
 Amortisasi adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah tertentu
melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala.
 Realisasi adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak nin kas menjadi uang.
Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan untuk merujuk
kepada penjualan aktiva untuk mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah
uang.
Pengakuan adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam rekeningg
dan laporan keuangan perusahaan
Komentar
KEBIJAKAN AKUNTANSI 2
Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet — Tinggalkan komentar
Oktober 19, 2010
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Perusahaan perlu menentukan pilihan di antara berbagai metode akuntansi yang berbeda-beda
dalam melakukan pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangannya. Pilihan-pilihan ini
ditentukan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, mencerminkan kebijakan
akuntansi dari perusahaan tersebut.
Kebijakan tersebut paling tepat didefinisikan oleh Accounting Principles Board dengan Opini
No.22, Pengungkapan dari Kebijakan yang disetujui (April 1972) paragraph 6 :
Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik
dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang dinilai oleh manajemen dari entitas
tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar
posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan
laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan
prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan
atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang
paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk
keadaan keuangan dan hasil operasi.
Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan
penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1) Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam penyusunan
laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau
disembunyikan.
2) Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan hakekat
transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau
kejadian.
3) Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang
mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.
Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang
berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar
negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan
keuangan tersebut dapat dimengerti.
Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan
keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-
kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih.
Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya
Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan
beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah
akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain)
Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi dapat digunakan bersama-sama,
sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan
kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa.
Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu
diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansi terpilih:
Umum
 Kebijakan konsolidasi
 Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerugian
pertukaran
 Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai
penggantian
 Peristiwa setelah tanggal neraca
 Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga
 Pajak
 Kontrak jangka panjang
 Franchise atau waralaba
Aktiva
 Piutang
 Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya
 Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan
 Tanaman belum menghasilkan
 Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan
 Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain
 Penelitian dan pengembangan
 Paten dan merek dagang
 Goodwill
Kewajiban dan Penyisihan
 Jaminan
 Komitmen dan kontinjensi
 Biaya pensiun dan tunjangan hari tua
 Pesangon dan uang penggantian
Keuntungan dan kerugian
 Metode pengakuan pendapatan
 Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan – penambahan
(improvement)
Untung-rugi penjualan aktiva
 Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung
ke perkiraan surplus
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan dalam
semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan
kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan
akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi
yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak
diungkapkan.
Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting,
tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan. Pertumbuhan
perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan internasional telah memperbesar
kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas negara.
Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode
sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan
perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan.
Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan
juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang
.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 1
PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 terdiri dari paragraf 15-22. Pernyataan ini harus
dibaca dalam konteks paragraf 1-14 dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Informasi
Keuangan.
 Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi adalah kelangsungan usaha dan dasar akrual.
Jika asumsi dasar akuntansi tersebut telah dipatuhi dalam laporan keuangan,
pengungkapan atas asumsi tersebut tidak diperlukan. Bila asumsi dasar akuntansi tersebut
tidak diikuti, maka penyimpangan tersebut harus diungkapkan bersama dengan
alasannya.
 Pertimbangan sehat, substansi mengungguli bentuk dan materialitas harus menjadi
pertimbangan pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
 Laporan keuangan harus mencantumkan pengungkapan jelas ringkas dari semua
kebijakan akuntansi penting terpilih-digunakan .
 Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan bagian
integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya
diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan.
 Perlakuan salah atau tidak tepat atas komponen neraca, laporan laba rugi atau laporan lain
tidak diperbaiki oleh pengungkapan kebijakan akuntansi terpilih-digunakan dan atau
tidak diperbaiki dalam catatan atas laporan keuangan atau penjelasan tambahan.
 Laporan keuangan harus memperlihatkan hubungan informasi dengan periode sebelum
dan setelahnya.
 Perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang atau dapat
berpengaruh material periode yang akan datang harus diungkapkan bersama alasannya.
Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara kuantitatif.
Berikut ini kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan
Perusahaan yang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
a) Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi
perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan dengan dasar akrual, kecuali
laporan arus kas, dan dilaporkan dalam Rupiah. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan
metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah.
b) Kas dan Setara Kas
Kas dan Setara kas meliputi kas, bank dan investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan
atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.
c) Piutang
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan
tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan.
d) Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa
Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan
istimewa/afiliasi. Yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah :
 perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau
dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, denga perusahaan
pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
 perusahaan asosiasi (associated company);
 perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota
keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi
perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
 karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang
meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota
keluarga dekat orang-orang tersebut.
 perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) dan (4), atau
setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini
mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau
pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang
mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.
e) Uang Muka
Uang muka pembelian aktiva tetap seperti : disk ang tank amonia, reaktor, kendaraan, pendingin,
AC, genset dan lain-lain yang dicatat secara terpisah dari aktiva tetap
f) AKtiva Tetap
 Pemilikan langsung
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan.
Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat
ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya.
Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok
aktiva tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi
periode yang bersangkutan.
 Sewa Guna Usaha
Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi criteria
sebagai berikut :
 Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha
pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat
dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
 Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan
nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna
usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.
 Masa sewa guna usaha minimal dua tahun
Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai
transaksi sewa menyewa biasa (operating lease).
g) dll.
Komentar
KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN
Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet — Tinggalkan komentar
Oktober 19, 2010
KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai
kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan
pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,1993) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan
bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan
membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan
laba yang representative dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi
selama satu periode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal
periode.
Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut
dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain
yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan
selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang
disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu.
Earning merupakan konsep yang paling sempit sedang comprehensive income merupakan
konsep paling luas (Muqodim, 2005:110).
Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen
pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim,
2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari
perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa
laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba
akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan
bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari
investor dan kreditor.
Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai
(Suwardjono, 2005: 456) :
1) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam
tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital).
2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn.
3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public.
6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
9) Dasar pembagian dividen.
Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba
melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba. Karakteristik
dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa
keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:
ü Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
ü Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenarannya sebab
didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti.
ü Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar
konservatisme.
ü Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan
pertanggungjawaban manajemen.
TUJUAN PELAPORAN LABA
Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat
menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Dengan konsep
yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat mengambil keputusan
ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Meskipun konsep laba yang digunakan
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai konsep dan
tujuan laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pihak
pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini ada dua alternative yang dapat digunakan yaitu
memformulasikan konsep laba tunggal untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum atau
menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikan secara jelas konsep laba tersebut secara
khusus.
Tanpa memperhatikan masalah yang muncul, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk
memnuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan informasi yang
bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan
:
1. Sebagai indicator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang
diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital)
2. Sebagai pengukur prestasi manajemen
3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara
5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus
6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan
7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran
8. Sebagai dasar pembagian deviden
KUALITAS INFORMASI LABA
M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan
persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya
memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini
didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi
merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi
hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di masa yang akan datang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory edisi kelima
(1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menuju
tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi:
a. Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural)
Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturan logis
serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah berkembang dari praktik
akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada
tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva.
b. Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif)
Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam usahanya
memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting income), para akuntan
seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep
Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi.
c. Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku)
Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan keuangan
terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaksi usaha users dapat
ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi harga surat
terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen dan akuntan
terhadap income yang dilaporkan.
Konsep income ini paling tidak harus memberikan implikasi income sebagai bahan pengambilan
keputusan manajemen.
PENGUKURAN & PENGAKUAN LABA
Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan
dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan
dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep penghimpunan an realisasi
pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan akuntansi terhadap laba tidak
akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap pendapatan.
Oleh karena laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba diakui
sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa:
penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang
berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya
dapat diukur dengan andal. (paragrap 92)
Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba. Pendekatan
tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan mempertahankan
capital/kemakmuran (capital maintenence)
1. A. Pendekatan Transaksi
Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva / hutang (laba) terjadi hanya karena
transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena adanya transaksi
yang melibatkan perubahan aktiva /hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal
timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan.
Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk mengakui
pendapatan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan nilai dari pemakaian
atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan diubah menjadi
aktiva baru.konsep atau pendekatan ini sama dengan konsep realisasi pendapatan.
Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu :
1. Komponen laba dapat dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya : atas dasar,
produk /konsumen.
2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi.
3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada
pada akhir periode.
4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.
5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang
lainnya.
6. B. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap
perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam penerapannya,
pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan
kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaannya adalah bahwa
pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur transaksi dengan pihak
luar.
Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/ kegiatan dalam arti luas, tidak
dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian keduanya gagal menunjukan
pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan tersebut di dasarkan
pada hubungan struktural yang sama yang tidak ada dalam dunia nyata.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah :
1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenios evaluasi dan
prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat
berharga yang ditukar pada usaha memperoleh capital gain.
2. Effisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut
jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.
3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari
jenis kegiatan yang berbeda.
1. C. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept)
Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan.
Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep mempertahankan kemakmuran/kapital,
akan dibicarakan lebih dahulu mengenai konsep laba dan kapital.
Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital (capital) artian luas dan dalam berbagai
bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa yang
memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefinisikan laba sebagai berikut :
Laba (income) adalah perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu yang berbeda
(awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik,
dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan didasarkan pada skala pengukuran
tertentu (p. 194)
Sementara Hendrikson (1989) mengartikan kapital laba sebagai berikut : Laba adalah aliran jasa
sepanjangperiode waktu. Kapital adalah persediaan kemakmuran (the embodiment of future
services), dan laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dinikmati selama satu periode
tertentu (p. 142)
Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa atas dasar konsep kapital sebagai tingkat
kemakmuran, maka laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat di konsumsikan (dinikmati)
selama satu periode, tanpa mengurangi tingkat kemakmuran sebelumnya. Dengan demikian laba
dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat
kemakmuran pada awal periode [ Laba = total aktiva neto (akhir periode)- kapital yang
diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini disebut dengan konsep
mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital maintenance concept).
Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth) atau aktiva neto.
Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu. pengukuran
terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan skala pengukuran.
Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang
diperoleh.
Komentar
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet — Tinggalkan komentar
Oktober 19, 2010
KEBIJAKAN AKUNTANSI
Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik
dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen dari entitas
tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar
posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan
laporan keuangan.
Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan
prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan
atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang
paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk
keadaan keuangan dan hasil operasi.
Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan
penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1. 1. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam penyusunan
laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau
disembunyikan.
1. 2. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan hakekat
transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau
kejadian.
1. 3. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang
mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan.
Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang
berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar
negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan
keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai
laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk
suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari
pengungkapan kebijakan terpilih.
Kebijakan Akuntansi :
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam dan LK)
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical
cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana
diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain persediaan yang
dinyatakan sebesar nilai uang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the
lower of cost or net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode
akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
mata uang Rupiah (Rp).
b. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang
dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50 %, baik langsung maupun tidak
langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi
dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut.
Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara
karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu
dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak
perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.
Saldo atas transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belu direalisasi atas transaksi antar
perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan
anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama
untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan
menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam
laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan
keuangan anak perusahaan tersebut.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan
presentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.
Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat
melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang
menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham
mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk
menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya.
Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus
terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian
pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada
tanggal akuisisi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva
dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar
aktiva non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih
tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aktiva dan kewajiban
nonmoneter tersebut diakui sebagai goodwill negative, dan diperlakukan sebagai pendapatan
ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Mayora Nederland B.V, diselenggarakan
dalam mata uang Rupiah. Transaksi–transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing
dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan
kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku
pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan
pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
d. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh
atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding
companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries;
2. Perusahaan asosiasi
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu
kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan
anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga
dekat adalah mereka yang dapat diharapaka mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan
tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempengaruhi wewenang dan tanggungjawab
untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi
anggota dewan komisaris, direksi dan manager dari Perusahaan serta anggota keluarga
dekat orang-orang tersebut; dan
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau
(4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut
e. Pajak Penghasilan
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial
telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan
laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
f. Laba per Lembar
Laba perlembar dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
g. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha
sedangkan segemen sekunder adalah segmen geografis.
Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya
Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan
beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah
akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain).
Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi dapat digunakan bersama-sama,
sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan
kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa.
Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu
diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansi terpilih:
v Umum
 Kebijakan konsolidasi
 Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerugian
pertukaran
 Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai
penggantian
 Peristiwa setelah tanggal neraca
 Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bung
 Pajak
 Kontrak jangka panjang
 Franchise atau waralaba
v Aktiva
 Piutang
 Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya
 Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan
 Tanaman belum menghasilkan
 Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan
 Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain
 Penelitian dan pengembangan
 Paten dan merek dagang
 Goodwill
v Kewajiban dan Penyisihan
 Jaminan
 Komitmen dan kontinjensi
 Biaya pensiun dan tunjangan hari tua
 Pesangon dan uang penggantian
v Keuntungan dan kerugian
 Metode pengakuan pendapatan
 Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan–penambahan
(improvement)
 Untung-rugi penjualan aktiva
 Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung
ke perkiraan surplus
Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan dalam
semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan
kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan
akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi
yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak
diungkapkan.
Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting,
tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan. Pertumbuhan
perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan internasional telah memperbesar
kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas negara.
Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode
sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan
perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan.
Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan
juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan
datang.

More Related Content

What's hot

Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganTeori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Arif Misgiyanto
 
rerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansirerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansi
Nadia Amelia
 
Teori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkTeori akuntansi framework
Teori akuntansi framework
Firman Pratama
 
Konseptual Akuntansi Keuangan
Konseptual Akuntansi KeuanganKonseptual Akuntansi Keuangan
Konseptual Akuntansi Keuangan
Zombie Black
 
Konsep dasar melkianus timotius de fatima leky
Konsep dasar melkianus timotius de fatima lekyKonsep dasar melkianus timotius de fatima leky
Konsep dasar melkianus timotius de fatima leky
Beatrix Yunarti
 
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganKerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Amrul Rizal
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptual
Azwan Habibie
 
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Nur Putriana
 
Intermediate accounting
Intermediate accountingIntermediate accounting
Intermediate accounting
ana740959
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Rose Meea
 
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
Shelly Maulidha
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Fair Nurfachrizi
 
Tugas akuntansi
Tugas akuntansiTugas akuntansi
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Yunita Tri Andra Yani
 
Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...
Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...
Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...
Dihan Archika
 
Bab1 pengertiandan fungsiakuntansi
Bab1 pengertiandan fungsiakuntansiBab1 pengertiandan fungsiakuntansi
Bab1 pengertiandan fungsiakuntansigeoffree24963
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjonoxyrces
 
Wahidah
WahidahWahidah
Wahidah
mahesa13666
 

What's hot (20)

Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan KeuanganTeori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
Teori Akuntansi Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan
 
rerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansirerangka konseptual akuntansi
rerangka konseptual akuntansi
 
Teori akuntansi framework
Teori akuntansi frameworkTeori akuntansi framework
Teori akuntansi framework
 
Konseptual Akuntansi Keuangan
Konseptual Akuntansi KeuanganKonseptual Akuntansi Keuangan
Konseptual Akuntansi Keuangan
 
Konsep dasar melkianus timotius de fatima leky
Konsep dasar melkianus timotius de fatima lekyKonsep dasar melkianus timotius de fatima leky
Konsep dasar melkianus timotius de fatima leky
 
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi KeuanganKerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
Kerangka Kerja Konseptual Yang Mendasri Akuntansi Keuangan
 
Bab vi kerangka konseptual
Bab vi   kerangka konseptualBab vi   kerangka konseptual
Bab vi kerangka konseptual
 
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
Sim nur putriana prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma karakteristik pengembangan ...
 
Intermediate accounting
Intermediate accountingIntermediate accounting
Intermediate accounting
 
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuanganKuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
Kuliah teori akuntansi 3 -5 tujuan laporan keuangan
 
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
SIM. SHELLY MAULIDHA, Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA (Conceptual Framework ...
 
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka KonseptualDasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
Dasar Akuntansi & Kerangka Konseptual
 
Tugas akuntansi
Tugas akuntansiTugas akuntansi
Tugas akuntansi
 
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)Rerangka konseptual sak (kdpplk)
Rerangka konseptual sak (kdpplk)
 
Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...
Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...
Sim, dihan archika, hapzi ali, conceptual framework, universitas mercu buana,...
 
Ta uts 2018
Ta uts 2018Ta uts 2018
Ta uts 2018
 
Bab1 pengertiandan fungsiakuntansi
Bab1 pengertiandan fungsiakuntansiBab1 pengertiandan fungsiakuntansi
Bab1 pengertiandan fungsiakuntansi
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
Slide ta04
Slide ta04Slide ta04
Slide ta04
 
Wahidah
WahidahWahidah
Wahidah
 

Similar to Kamis

POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
Yugi Hidyan
 
Konsep dasar akuntansi pw
Konsep dasar akuntansi pwKonsep dasar akuntansi pw
Konsep dasar akuntansi pw_melisa
 
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Trie Utama Fhuetrii
 
Kelompok 10 (Bab II).pptx
Kelompok 10 (Bab II).pptxKelompok 10 (Bab II).pptx
Kelompok 10 (Bab II).pptx
NurRis1
 
Bab 2-konsep-dasar
Bab 2-konsep-dasarBab 2-konsep-dasar
Bab 2-konsep-dasar
BatikBanyumasan
 
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Fajar Sandy
 
Eti sunati (2013110017)
Eti sunati (2013110017) Eti sunati (2013110017)
Eti sunati (2013110017)
etisunartiak
 
Konsep dasar
Konsep dasarKonsep dasar
Konsep dasar
algenda
 
Kerangka dasar
Kerangka dasarKerangka dasar
Kerangka dasarNita Putri
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Abdi Az
 
Presentation2 laka buni
Presentation2 laka buniPresentation2 laka buni
Presentation2 laka buni
universitas tribhuwana tunggadewi
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
viktorius nong vides
viktorius nong videsviktorius nong vides
viktorius nong vides
nongvides
 
bab 1
bab 1bab 1
bab 1
herjiden
 
BAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdf
BAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdfBAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdf
BAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdf
LEDYMARDIANARITONGA1
 
Konsep dasar
Konsep dasarKonsep dasar
Konsep dasar
Beleke MetAll
 
Dian ayu lestari analisis laporan keuangan
Dian ayu lestari analisis laporan keuanganDian ayu lestari analisis laporan keuangan
Dian ayu lestari analisis laporan keuangan
Neng Ayu Lestari
 
Konsep dasar by edi susanto
Konsep dasar by edi susantoKonsep dasar by edi susanto
Konsep dasar by edi susanto
edy03
 
PERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.ppt
PERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.pptPERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.ppt
PERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.ppt
dedisuryanto4
 
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.
ilhamakbar7155
 

Similar to Kamis (20)

POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYANPOWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
POWER POINT AKUNTANSI SEMSESTER 3 YUGI TAHOLI HIDYAN
 
Konsep dasar akuntansi pw
Konsep dasar akuntansi pwKonsep dasar akuntansi pw
Konsep dasar akuntansi pw
 
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1Tugas akuntansi keuangan menengah 1
Tugas akuntansi keuangan menengah 1
 
Kelompok 10 (Bab II).pptx
Kelompok 10 (Bab II).pptxKelompok 10 (Bab II).pptx
Kelompok 10 (Bab II).pptx
 
Bab 2-konsep-dasar
Bab 2-konsep-dasarBab 2-konsep-dasar
Bab 2-konsep-dasar
 
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
Bab 2 Asumsi dan Prinsip Dasar Akuntansi (Pengantar Akuntansi)
 
Eti sunati (2013110017)
Eti sunati (2013110017) Eti sunati (2013110017)
Eti sunati (2013110017)
 
Konsep dasar
Konsep dasarKonsep dasar
Konsep dasar
 
Kerangka dasar
Kerangka dasarKerangka dasar
Kerangka dasar
 
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuanganAnalisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
Analisis Informasi Laporan Keuangan : Lingkungan pelaporan keuangan
 
Presentation2 laka buni
Presentation2 laka buniPresentation2 laka buni
Presentation2 laka buni
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
viktorius nong vides
viktorius nong videsviktorius nong vides
viktorius nong vides
 
bab 1
bab 1bab 1
bab 1
 
BAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdf
BAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdfBAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdf
BAB 1 DAN BAB 2 Akuntansi Keuangan dan kerangka kerja konseptual BU NIA.pdf
 
Konsep dasar
Konsep dasarKonsep dasar
Konsep dasar
 
Dian ayu lestari analisis laporan keuangan
Dian ayu lestari analisis laporan keuanganDian ayu lestari analisis laporan keuangan
Dian ayu lestari analisis laporan keuangan
 
Konsep dasar by edi susanto
Konsep dasar by edi susantoKonsep dasar by edi susanto
Konsep dasar by edi susanto
 
PERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.ppt
PERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.pptPERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.ppt
PERTEMUAN 2. Laporan keuangan INFORMASI AKUNTANSI.ppt
 
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.
SIM ilham Akbar dosen Prof dr hafdzi MM,System Development.
 

Recently uploaded

PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 

Recently uploaded (17)

PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 

Kamis

  • 1. Kamis, 14 April 2011 KERANGKA KONSEPTUAL FASB KERANGKA KONSEPTUAL FASB KERANGKA KERJA KONSEPTUAL Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai : “a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”. Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah- kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan. Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual 1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. 2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:  SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
  • 2.  SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.  SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.  SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.  SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.  SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR  Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan informasi: 1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit; 2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan; 3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.  Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).  Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
  • 3. Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut. Kualitas Primer Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi. 1) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. 2) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individu- individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.  Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.  Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.  Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias 3) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu, dan taksiran umur ekonomis. 4) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
  • 4. 5) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan. Kualitas Sekunder Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency). 1) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu. 2) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian- kejadian serupa, dari periode ke periode. Kendala-kendala. Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme. 1) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah 2) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak. 3) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. 4) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi. Elemen-elemen Laporan Keuangan.
  • 5. SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi. Asumsi-Asumsi Dasar. Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi dapat dipraktikkan. a. asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya). b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang c. Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption). Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu. d. Asumsi periodisitas (periodicity assumption). Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan tahunan Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi a. Biaya historis (historical cost). GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lainnya yaitu dapat diandalkan.
  • 6. b. Pengakuan pendapatan. Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2) telah dihasilkan. c. Prinsip Penandingan (matching principle). Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan tertentu atau dengan periode tertentu.. Beban diakui : Þ jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau penyerahan jasa, Þ pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub. Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa, Þ dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh: depresiasi. d. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle) Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan trade off penilaian, seperti : Þ Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai Þ Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami. Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan. MASALAH-MASALAH DALAM KERANGKA KONSEPTUAL FASB mencoba menunjukkan masalah-masalah konseptual terpenting yang berkaitan dengan penetapan standar, yaitu : Masalah 1 : Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus digunakan? Ada tiga (3) pandangan berbeda yang diidentifikasikan dalam penentuan laba atau penghasilan (earnings) :  Pandangan Aktiva/ Kewajiban atau Pandangan Neraca/Pandangan Pemeliharaan Modal Berpendapat bahwa pendapatan dan beban hanya berasal dari perubahan dalam aktiva dan kewajiban. Pendapatan adalah peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban sedangkan beban adalah penurunan aktiva dan peningkatan kewajiban.
  • 7. Beberapa peningkatan dan penurunan dalam aktiva bersih dikeluarkan dari definisi penghasilan, yaitu, kontribusi modal, penarikan modal, koreksi atas pendapatan di periode-periode lalu, serta keuntungan dan kerugian akibat pemilik (holding gains and losses)  Pandangan Pendapatan/Beban atau Pandangan Laporan Laba Rugi/Pandangan Penandingan Berpendapat bahwa adanya pendapatan dan beban dihasilkan oleh adanya kebutuhan akan penandingan yang tepat (proper matching). Laba pada dasarnya hanyalah selisih antara pendapatan di satu periode dengan beban yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut. Penandingan, yang merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi terdiri atas : 1) Pengakuan pendapatan atau waktu pengakuan melalui prinsip realisasi 2) Pengakuan beban dengan tiga kemungkinan cara:  Mengasosiasikan penyebab dan dampaknya, seperti harga pokok penjualan  Alokasi yang sistematis dan rasional, seperti depresiasi (penyusutan)  Pengakuan langsung, seperti biaya penjualan dan administrasi. Pandangan pendapatan/beban terutama menekankan pengukuran penghasilan perusahaan, dan bukannya kenaikan atau penurunan modal bersih. Aktiva dan kewajiban (termasuk yang ditangguhkan), dianggap sebagai nilai sisa (residu) yang harus dibawa ke periode-periode di masa depan untuk memastikan terjadinya penandingan yang tepat dan menghindari terjadinya distorsi keuntungan.  Pandangan Non-artikulasi Didasarkan atas adanya kepercayaan bahwa artikulasi akan diikuti oleh redundansi (pencatatan yang berlebihan) karena seluruh peristiwa yang dilaporkan di laporan laba rugi juga dilaporkan di neraca, meski dari sudut pandang berbeda. Pendapatan dan beban dapat mendominasi pengukuran penghasilan. Kedua laporan keuangan tersebut memiliki keberadaan dan arti yang saling independen. Karenanya, dapat digunakan skema-skema pengukuran yang berbeda untuk keduanya. Salah satu contohnya dari pandangan non artikulasi ini adalah penggunaan metode LIFO di laporan laba rugi dan FIFO di neraca. Jika artikulasi dapat dibuktikan sebagai suatu hal yang tidak hanya dibutuhkan namun ternyata juga menguntungkan, maka pilihan yang ada hanyalah antara pandangan aktiva/kewajiban atau pandangan pendapatan/beban. Pilihan diantara kedua pandangan ini tergantung pada pandangan yang mana yang merupakan proses pengukuran yang fundamental : 1) Pengukuran atribut-atribut aktiva dan kewajiban dan perubahan-perubahannya
  • 8. à Penghasilan hanya merupakan konsekuensi dan akibat dari perubahan-perubahan tertentu dari aktiva dan kewajiban 2) Proses penandingan à Perubahan yang terjadi dalam aktiva dan kewajiban hanyalah konsekuensi dan akibat dari pendapatan dan beban. à Telah mengarah dengan diakuinya hal-hal seperti “beban yang ditangguhkan”, “kredit yang ditangguhkan”, dan “cadangan” dalam laporan posisi keuangan yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan kewajiban namun diperlukan untuk memastikan adanya penandingan dan penentuan laba dengan benar. MASALAH 2-7 : DEFINISI AKTIVA. Definisi aktiva dari beberapa pandangan 1. Pandangan Aktiva/Kewajiban Menurut pandangan in, aktiva adalah sumber daya ekonomi dari sebuah perusahaan; mereka mencerminkan keuntungan di masa depan yang diharapkan menimbulkan arus kas masuk bersih secara langsung maupun tidak langsung. Sumber daya ekonomi sendiri antara lain : 1. Sumber daya produktif perusahaan 2. Hak-hak kontraktual untuk sumber daya produktif 3. Produk 4. Uang 5. Klaim untuk menerima uang 6. Kepemilikan saham di perusahaan lain 7. Pandangan Pendapatan/Beban Aktiva didefinisikan bukan hanya menurut pandangan aktiva saja, tapi juga hal-hal yang tidak mencerminkan sumber daya ekonomi dan diperlukan untuk penandingan yang benar dan penentuan laba. 1. Aktiva sebagai bagian dari “laporan sumber dan komposisi modal perusahaan”. Menurut pandangan ini, aktiva membentuk “komposisi saat ini dari modal yang diinvestasikan”. Karakteristik Umum Aktiva : 1) Menggambarkan potensi arus kas yang akan diterima
  • 9. 2) Keuntungan potensial yang diperoleh perusahaan 3) Konsep legal dari harta kekayaan (properti) dapat mempengaruhi definisi akuntansi atas aktiva. 4) Dapat diperoleh di masa lalu atau dari transaksi atau peristiwa saat ini. 5) Dapat dipertukarkan. Dari uraian di atas, definisi yang diperlukan hendaknya mampu memenuhi generalisasi penerapan yang diminta kerangka konseptual dan memperhitungkan karakteristik berikut ini :  Aktiva hanya mencerminkan sumber daya ekonomi dan tidak termasuk “beban yang ditangguhkan”  Aktiva mencerminkan potensi arus kas bagi perusahaan  Aktiva mencerminkan hak legal yang mengikat kepada keuntungan tertentu, hasil-hasil dari masa lalu atau transaksi saat ini dan meliputi seluruh komitmen, seperti dalam kontrak pelaksanaan  Dapat dipertukarkan bukan merupakan karakteristik yang penting dari aktiva kecuali untuk “beban yang ditangguhkan” agar tetap memasukkan semua yang tidak berwujud sebagai aktiva dan tidak memasukkan beban yang ditangguhkan KEWAJIBAN 1. Pandangan Aktiva/Kewajiban Kewajiban adalah keharusan perusahaan untuk mentransfer sumber daya ekonomi kepada entitas lain di masa depan. 1. Pandangan Pendapatan/Beban Kewajiban juga kredit-kredit yang ditangguhkan dan cadangan tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi namun dibutuhkan untuk prinsip penandingan yang benar dan penentuan laba. 1. Pandangan yang timbul dari persepsi neraca Kewajiban terdiri atas sumber modal dan meliputi kredit yang ditangguhkan serta cadangan tertentu yang tidak mencerminkan kewajiban untuk mentransfer sumber daya ekonomi. Karakteristik Umum Kewajiban : 1. Pengorbanan sumber daya ekonomi di masa depan 2. Mencerminkan tanggung jawab bagi satu perusahaan tertentu 3. Kewajiban dapat dibatasi hanya berupa utang-utang sah (legal) 4. Kewajiban terjadi dari transaksi atau peristiwa masa lalu atau yang terjadi saat ini
  • 10. PENGHASILAN 1. Pandangan Aktiva/Kewajiban Peningkatan dari aktiva bersih perusahaan diluar beban-beban “modal”. 1. Pandangan Pendapatan/Beban Penghasilan diperoleh dari penandingan antara pendapatan dan keuntungan serta mungkin pula dari keuntungan dan kerugian. Setiap komponen dari penghasilan (penndapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dapat didefinisikan sebagai berikut : 1) Pendapatan dan Beban  Menurut pandangan aktiva/kewajiban, pendapatan didefinisikan sebagai peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban yang tidak mempengaruhi modal. Begitu pula beban, yang mencakup keuntungan dan kerugian, didefinisikan sebagai penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban yang timbul dari penggunaan sumber daya ekonomi dan jasa selama satu periode tertentu.  Menurut pandangan pendapatan/beban, pendapatan, mencakup keuuntungan dan kerugian yang timbul dari penjualan barang dan jasa dan pertukaran aktiva selain dari persediaan, bunga, dan dividen yang diperoleh dari investasi dan peningkatan- peningkatan lain dari ekuitas pemilik selama satu periode diluar kontribusi dan penyesuaian modal. Beban merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pendapatan periode tertentu. 2) Keuntungan dan Kerugian  Menurut pandangan aktiva/kewajiban, keuntungan merupakan meningkatnya aktiva bersih di luar peningkatan dari pendapatan atau perubahan modal. Kerugian merupakan menurunnya aktiva bersih di luar penurunan dari beban atau perubahan modal.  Menurut pandangan pendapatan/beban, keuntungan merupakan kelebihan penerimaan diatas harga perolehan dari aktiva yang dijual. Kerugian didefinisikan sebagai kelebihan di atas penerimaan yang dijual, dibuang, atau hancu sebagian karena kecelakaan. 3) Hubungan antara penghasilan dan komponen-komponen
  • 11. 1. Laba = Pendapatan – Beban + Keuntungan – Kerugian 2. Laba = Pendapatan – beban 3. Laba = Pendapatan (termasuk keuntungan) – beban (termasuk kerugian) 4) Akuntansi Akrual Hal-hal yang mendasari konsep akuntansi akrual :  Akrual adalah proses akuntansi yang mengakui peristiwa dan kejadian nonkas pada saat mereka terjadi atau dengan kata lain pengakuan pendapatan dan peningkatan aktiva yang berkaitan dengan pengakuan beban dan peningkatan kewajiban yang berkaitan dalam jumlah tertentu yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan, biasanya dalam bentuk kas di masa depan.  Penaggguhan adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan harapan akan terjadi dampak di masa yang akan datang.  Alokasi adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut rencana atau rumus tertentu.  Amortisasi adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah tertentu melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala.  Realisasi adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak nin kas menjadi uang. Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi dan keuangan untuk merujuk kepada penjualan aktiva untuk mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang. Pengakuan adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam rekeningg dan laporan keuangan perusahaan Komentar KEBIJAKAN AKUNTANSI 2 Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet — Tinggalkan komentar Oktober 19, 2010 KEBIJAKAN AKUNTANSI Perusahaan perlu menentukan pilihan di antara berbagai metode akuntansi yang berbeda-beda dalam melakukan pencatatan transaksi dan pembuatan laporan keuangannya. Pilihan-pilihan ini ditentukan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, mencerminkan kebijakan akuntansi dari perusahaan tersebut. Kebijakan tersebut paling tepat didefinisikan oleh Accounting Principles Board dengan Opini No.22, Pengungkapan dari Kebijakan yang disetujui (April 1972) paragraph 6 :
  • 12. Kebijakan akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan. Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi. Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen: 1) Pertimbangan Sehat Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan. 2) Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian. 3) Materialitas Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan. Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang- kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya
  • 13. Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain) Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansi terpilih: Umum  Kebijakan konsolidasi  Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerugian pertukaran  Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai penggantian  Peristiwa setelah tanggal neraca  Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bunga  Pajak  Kontrak jangka panjang  Franchise atau waralaba Aktiva  Piutang  Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya  Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan  Tanaman belum menghasilkan  Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan  Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain  Penelitian dan pengembangan  Paten dan merek dagang  Goodwill Kewajiban dan Penyisihan  Jaminan  Komitmen dan kontinjensi  Biaya pensiun dan tunjangan hari tua  Pesangon dan uang penggantian Keuntungan dan kerugian  Metode pengakuan pendapatan
  • 14.  Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan – penambahan (improvement) Untung-rugi penjualan aktiva  Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung ke perkiraan surplus Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan. Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang . PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 1 PENGUNGKAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 terdiri dari paragraf 15-22. Pernyataan ini harus dibaca dalam konteks paragraf 1-14 dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Informasi Keuangan.  Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi adalah kelangsungan usaha dan dasar akrual. Jika asumsi dasar akuntansi tersebut telah dipatuhi dalam laporan keuangan, pengungkapan atas asumsi tersebut tidak diperlukan. Bila asumsi dasar akuntansi tersebut tidak diikuti, maka penyimpangan tersebut harus diungkapkan bersama dengan alasannya.  Pertimbangan sehat, substansi mengungguli bentuk dan materialitas harus menjadi pertimbangan pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
  • 15.  Laporan keuangan harus mencantumkan pengungkapan jelas ringkas dari semua kebijakan akuntansi penting terpilih-digunakan .  Pengungkapan kebijakan akuntansi penting terpilih digunakan harus merupakan bagian integral laporan keuangan. Kumpulan kebijakan-kebijakan tersebut lazimnya diungkapkan pada suatu tempat tertentu dalam Laporan Keuangan.  Perlakuan salah atau tidak tepat atas komponen neraca, laporan laba rugi atau laporan lain tidak diperbaiki oleh pengungkapan kebijakan akuntansi terpilih-digunakan dan atau tidak diperbaiki dalam catatan atas laporan keuangan atau penjelasan tambahan.  Laporan keuangan harus memperlihatkan hubungan informasi dengan periode sebelum dan setelahnya.  Perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material periode sekarang atau dapat berpengaruh material periode yang akan datang harus diungkapkan bersama alasannya. Pengaruh perubahan, jika material, harus diungkapkan secara kuantitatif. Berikut ini kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perusahaan yang dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. a) Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan ini telah disajikan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep harga perolehan dengan dasar akrual, kecuali laporan arus kas, dan dilaporkan dalam Rupiah. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah rupiah. b) Kas dan Setara Kas Kas dan Setara kas meliputi kas, bank dan investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan. c) Piutang Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang tersebut pada akhir periode yang bersangkutan. d) Transaksi dengan Pihak Hubungan Istimewa Perusahaan melakukan transaksi dengan beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa/afiliasi. Yang dimaksud dengan hubungan istimewa adalah :
  • 16.  perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, denga perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);  perusahaan asosiasi (associated company);  perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor);  karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut.  perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. e) Uang Muka Uang muka pembelian aktiva tetap seperti : disk ang tank amonia, reaktor, kendaraan, pendingin, AC, genset dan lain-lain yang dicatat secara terpisah dari aktiva tetap f) AKtiva Tetap  Pemilikan langsung Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan. Penyusutan aktiva tetap dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Aktiva tetap yang sudah tidak dipergunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap sebesar nilai bukunya dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam operasi periode yang bersangkutan.  Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai capital lease apabila memenuhi criteria sebagai berikut :
  • 17.  Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.  Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha.  Masa sewa guna usaha minimal dua tahun Transaksi sewa guna usaha yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). g) dll. Komentar KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet — Tinggalkan komentar Oktober 19, 2010 KONSEP LABA DALAM PELAPORAN KEUANGAN Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi, dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi (Belkaoui,1993) Dalam SFAC no. 1 menyebutkan bahwa informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang disediakan dengan tujuan membantu menyediakan informasi untuk menilai kinerja manajemen, mengestimasi kemampuan laba yang representative dalam jangka panjang dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Pengertian laba secara konvensional adalah nilai maksimum yang dapat dibagi atau di konsumsi selama satu periode akuntansi dimana keadaan pada akhir periode masih sama seperti pada awal periode. Laba dalam teori akuntansi biasanya lebih menunjuk pada konsep yang oleh FASB disebut dengan laba komprehensif. Laba komprehensif dimaknai sebagai kenaikan aset bersih selain yang berasal dari transaksi dengan pemilik. Sedangkan earning adalah laba yang diakumulasikan selama beberapa periode atau kenaikan ekuitas atau aktiva neto suatu perusahaan yang disebabkan karena aktivitas operasi maupun aktivitas di luar usaha selama periode tertentu. Earning merupakan konsep yang paling sempit sedang comprehensive income merupakan konsep paling luas (Muqodim, 2005:110). Di dalam laba akuntansi terdapat berbagai komponen yaitu kombinasi beberapa komponen pokok seperti laba kotor , laba usaha, laba sebelum pajak dan laba sesudah pajak (Muqodim, 2005:131). Sehingga dalam menentukan besarnya laba akuntansi investor dapat melihat dari perhitungan laba setelah pajak. SFAC No. 1 dalam Belkaoui (2000:332) mengasumsikan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran yang baik dari kinerja suatu perusahaan dan bahwa laba
  • 18. akuntansi dapat digunakan untuk meramalkan arus kas masa depan. Penulis lain mengasumsikan bahwa laba akuntansi adalah relevan dengan cara yang biasa untuk model-model keputusan dari investor dan kreditor. Laba akuntansi dengan berbagai interpretasinya diharapkan dapat digunakan antara lain sebagai (Suwardjono, 2005: 456) : 1) Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas investasi (rate of retun on inuested capital). 2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemcn. 3) Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak. 4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara. 5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan public. 6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang. 7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus. 8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 9) Dasar pembagian dividen. Bila dilihat secara mendalam, laba akuntansi bukanlah definisi yang sesungguhnya dari laba melainkan hanya merupakan penjelasan mengenai cara untuk menghitung laba. Karakteristik dari pengertian laba akuntansi semacam itu mengandung beberapa keunggulan. Beberapa keunggulan laba akuntansi yang dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah: ü Terbukti teruji sepanjang sejarah bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakainya dalam pengambilan keputusan ekonomi. ü Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenarannya sebab didasarkan pada transaksi nyata yang didukung oleh bukti. ü Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi dasar konservatisme. ü Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.
  • 19. TUJUAN PELAPORAN LABA Salah satu tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukan prestasi perusahaan dalam menghasilkan laba (earning per share). Dengan konsep yang selama ini digunakan diharapkan para pemakai laporan dapat mengambil keputusan ekonomi yang tepat sesuai dengan kepentingannya. Meskipun konsep laba yang digunakan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan para pemakai, namun adanya berbagai konsep dan tujuan laba, mengakibatkan konsep laba tunggal tidak dapat memenuhi semua kebutuhan pihak pemakai laporan. Atas dasar kenyataan ini ada dua alternative yang dapat digunakan yaitu memformulasikan konsep laba tunggal untuk memenuhi berbagai tujuan secara umum atau menggunakan berbagai konsep laba dan menyajikan secara jelas konsep laba tersebut secara khusus. Tanpa memperhatikan masalah yang muncul, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memnuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk meyajikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan : 1. Sebagai indicator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital) 2. Sebagai pengukur prestasi manajemen 3. Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak 4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu Negara 5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus 6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan 7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran 8. Sebagai dasar pembagian deviden KUALITAS INFORMASI LABA M. Yusuf, dkk (2002) menyebutkan bahwa informasi laba harus dilihat dalam kaitannya dengan persepsi pengambilan keputusan. Karena kualitas informasi laba ditentukan oleh kemampuannya memotivasi tindakan individu dan membantu pengambilan keputusan yang efektif. Hal ini didukung oleh FASB yang menerbitkan SFAC No. 1 yang menganggap bahwa laba akuntansi merupakan pengukuran yang baik atas prestasi perusahaan dan oleh karena itu laba akuntansi hendaknya dapat digunakan dalam prediksi arus kas dan laba di masa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang tersebut, Hendriksen dalam bukunya Accounting Theory edisi kelima (1992:338) menetapkan tiga konsep dalam usaha mendefinisikan dan mengukur laba menuju tingkatan bahasa. Adapun konsep-konsep tersebut meliputi: a. Konsep Laba pada Tingkat Sintaksis (Struktural) Pada tingkat sintaksis konsep income dihubungkan dengan konvensi (kebiasaan) dan aturan logis serta konsisten dengan mendasarkan pada premis dan konsep yang telah berkembang dari praktik
  • 20. akuntansi yang ada. Terdapat dua pendekatan pengukuran laba (income measurement) pada tingkat sintaksis, yaitu: Pendekatan Transaksi dan Pendekatan Aktiva. b. Konsep Laba pada Tingkat Sematik (Interpretatif) Pada konsep ini income ditelaah hubungannya dengan realita ekonomi. Dalam usahanya memberikan makna interpretatif dari konsep laba akuntansi (accounting income), para akuntan seringkali merujuk pada dua konsep ekonomi. Kedua konsep ekonomi tersebut adalah Konsep Pemeliharaan Modal dan Laba sebagai Alat Ukur Efisiensi. c. Konsep Laba pada Tingkat Pragmatis (Perilaku) Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaksi usaha users dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen dan akuntan terhadap income yang dilaporkan. Konsep income ini paling tidak harus memberikan implikasi income sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen. PENGUKURAN & PENGAKUAN LABA Pengukuran terhadap laba merupakan penentuan jumlah rupiah laba yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Pengukuran besarnya laba sangat tergantung pada besarnya pendapatan dan biaya. Karena laba adalah bagian dari pendapatan, maka konsep penghimpunan an realisasi pendapatan juga berlaku untuk laba. Dengan demikian perlakuan akuntansi terhadap laba tidak akan menyimpang dari perlakuan akuntansi terhadap pendapatan. Oleh karena laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya, secara umum laba diakui sejalan dengan pengakuan pendapatan dan biaya. Dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI (1994) menyebutkan bahwa: penghasilan (income) akan diakui apabila kenaikan manfaat ekonomi di masa mendatang yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan jumlahnya dapat diukur dengan andal. (paragrap 92) Secara konseptual ada tiga pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur laba. Pendekatan tersebut adalah pendekatan transaksi, pendekatan kegiatan dan pendekatan mempertahankan capital/kemakmuran (capital maintenence) 1. A. Pendekatan Transaksi Pendekatan transaksi menganggap bahwa perubahan aktiva / hutang (laba) terjadi hanya karena transaksi, baik internal maupun eksternal. Transaksi eksternal timbul karena adanya transaksi
  • 21. yang melibatkan perubahan aktiva /hutang dengan pihak luar perusahaan. Transaksi internal timbul dari pemakaian atau konversi aktiva dalam perusahaan. Pada saat transaksi eksternal terjadi, nilai pasar dapat dijadikan dasar untuk mengakui pendapatan. Transaksi internal berasal dari perubahan nilai, yaitu perubahan nilai dari pemakaian atau konversi aktiva. Apabila konversi telah terjadi, maka nilai aktiva lama akan diubah menjadi aktiva baru.konsep atau pendekatan ini sama dengan konsep realisasi pendapatan. Pendekatan ini memiliki beberapa kebaikan yaitu : 1. Komponen laba dapat dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Misalnya : atas dasar, produk /konsumen. 2. Laba operasi dapat dipisahkan dari laba non operasi. 3. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada akhir periode. 4. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan. 5. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya. 6. B. Pendekatan Kegiatan Laba dianggap timbul bila kegiatan tertentu telah dilaksanakan. Jadi laba bisa timbul pada tahap perencanaan, pembelian, produksi, penjualan dan pengumpulan kas. Dalam penerapannya, pendekatan ini merupakan perluasan dari pendekatan transaksi. Hal ini disebabkan pendekatan kegiatan dimulai dengan transaksi sebagai dasar pengukuran. Perbedaannya adalah bahwa pendekatan transaksi didasarkan pada proses pelaporan yang mengukur transaksi dengan pihak luar. Sementara pendekatan kegiatan didasarkan pada konsep peristiwa/ kegiatan dalam arti luas, tidak dibatasi pada kegiatan dengan pihak luar. Meskipun demikian keduanya gagal menunjukan pengukuran laba dalam dunia nyata. Hal ini disebabkan dua pendekatan tersebut di dasarkan pada hubungan struktural yang sama yang tidak ada dalam dunia nyata. Kebaikan pendekatan kegiatan adalah : 1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenios evaluasi dan prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat berharga yang ditukar pada usaha memperoleh capital gain. 2. Effisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen. 3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis kegiatan yang berbeda. 1. C. Pendekatan Mempertahankan Kemakmuran (Capital Maintenance Concept)
  • 22. Atas dasar pendekatan ini, laba diukur dan diakui setelah kapital awal dapat dipertahankan. Sebelum membahas pengukuran laba atas dasar konsep mempertahankan kemakmuran/kapital, akan dibicarakan lebih dahulu mengenai konsep laba dan kapital. Dalam konsep mempertahankan kemakmuran, kapital (capital) artian luas dan dalam berbagai bentuknya. Jadi kapital diartikan sebagai sekelompok kekayaan tanpa memperhatikan siapa yang memiliki kekayaan tersebut. Kam (1990) mendefinisikan laba sebagai berikut : Laba (income) adalah perubahan dalam kapital perusahaan diantara dua titik waktu yang berbeda (awal dan akhir), diluar perubahan karena investasi oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik, dimana kapital dinyatakan dalam bentuk nilai (value) dan didasarkan pada skala pengukuran tertentu (p. 194) Sementara Hendrikson (1989) mengartikan kapital laba sebagai berikut : Laba adalah aliran jasa sepanjangperiode waktu. Kapital adalah persediaan kemakmuran (the embodiment of future services), dan laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat dinikmati selama satu periode tertentu (p. 142) Dari pengertian di atas, dapat dirumuskan bahwa atas dasar konsep kapital sebagai tingkat kemakmuran, maka laba merupakan aliran kemakmuran yang dapat di konsumsikan (dinikmati) selama satu periode, tanpa mengurangi tingkat kemakmuran sebelumnya. Dengan demikian laba dapat diukur dari selisih antara tingkat kemakmuran pada akhir periode dengan tingkat kemakmuran pada awal periode [ Laba = total aktiva neto (akhir periode)- kapital yang diinvestasikan (awal periode)]. Konsep pengukuran laba ini disebut dengan konsep mempertahankan kapital/kemakmuran (wealth or capital maintenance concept). Kapital yang digunakan dalam konsep ini adalah kapital neto (net-worth) atau aktiva neto. Kapital dinyatakan dalam bentuk nilai ekonomi pada skala pengukuran tertentu. pengukuran terhadap sangat dipengaruhi oleh nilai (unit pengukur), jenis kapital, dan skala pengukuran. Perbedaan terhadap ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan perbedaan besarnya laba yang diperoleh. Komentar KEBIJAKAN AKUNTANSI Filed under: teori akuntansi by dindaituchdindhoet — Tinggalkan komentar Oktober 19, 2010 KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan Akuntansi dari suatu entitas pelaporan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang spesifik dan metode-metode penerapan prinsip-prinsip tersebbut yang dinilai oleh manajemen dari entitas tersebut sebagai yang paling sesuai dengan kondisi yang ada untuk menyajikan secara wajar posisi keuangan, perubahan yang terjadi pada posisi keuangan, dan hasil operasi sesuai dengan
  • 23. prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan karena itu telah diadopsi untuk pembuatan laporan keuangan. Kebijakan akuntansi meliputi pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil operasi. Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen: 1. 1. Pertimbangan Sehat Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan. 1. 2. Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian. 1. 3. Materialitas Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan. Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau salah digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih. Kebijakan Akuntansi : a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Bapepam dan LK)
  • 24. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut, antara lain persediaan yang dinyatakan sebesar nilai uang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50 %, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan. Saldo atas transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belu direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan presentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
  • 25. Pada saat akuisisi, aktiva dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian perusahaan atas nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aktiva non moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aktiva dan kewajiban nonmoneter tersebut diakui sebagai goodwill negative, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun. c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali Mayora Nederland B.V, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi–transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. d. Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries; 2. Perusahaan asosiasi 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapaka mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempengaruhi wewenang dan tanggungjawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manager dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut e. Pajak Penghasilan Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. f. Laba per Lembar
  • 26. Laba perlembar dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. g. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segemen sekunder adalah segmen geografis. Keanekaragaman Kebijakan Akuntansi dan Pengungkapannya Tugas interpretasi laporan keuangan sulit dilaksanakan jika menggunakan berbagai kebijakan beberapa bidang (akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan lain-lain) atau wilayah akuntansi yang berbeda (wilayah akuntansi per negara, kumpulan negara dan lain-lain). Di dunia belum ada sebuah daftar tunggal kebijakan akuntansi dapat digunakan bersama-sama, sehingga para pemakai dapat memilih dari daftar tunggal itu, sehingga perbedaan pilihan kebijakan berdasar pertimbangan kejadian, syarat dan kondisi yang serupa. Contoh berikut adalah bidang yang menimbulkan perbedaan kebijakan akuntansi dan karena itu diperlukan pengungkapan atas perlakuan akuntansi terpilih: v Umum  Kebijakan konsolidasi  Konversi atau penjabaran mata uang asing meliputi pengakuan keuntungan dan kerugian pertukaran  Kebijakan penilaian menyeluruh seperti harga perolehan, daya beli umum, nilai penggantian  Peristiwa setelah tanggal neraca  Sewa guna usaha, sewa beli atau transaksi cicilan dan bung  Pajak  Kontrak jangka panjang  Franchise atau waralaba v Aktiva  Piutang  Persediaan (persediaan dan barang dalam proses) dan beban pokok penjualannya  Aktiva dapat disusutkan dan penyusutan  Tanaman belum menghasilkan  Tanah yang dimiliki untuk pembangunan dan biaya pembangunan  Investasi pada anak perusahaan, investasi dalam perusahaan asosiasi dan investasi lain  Penelitian dan pengembangan  Paten dan merek dagang  Goodwill
  • 27. v Kewajiban dan Penyisihan  Jaminan  Komitmen dan kontinjensi  Biaya pensiun dan tunjangan hari tua  Pesangon dan uang penggantian v Keuntungan dan kerugian  Metode pengakuan pendapatan  Pemeliharaan, reparasi-perbaikan (repairs), dan penyempurnaan–penambahan (improvement)  Untung-rugi penjualan aktiva  Akuntansi Dana, wajib atau tak wajib, termasuk pembebanan dan pengkreditan langsung ke perkiraan surplus Kebijakan akuntansi dewasa ini tidak secara teratur dan tidak secara penuh diungkapkan dalam semua laporan keuangan. Perbedaan besar masih terjadi dalam bentuk, kejelasan dan kelengkapan pengungkapan yang ada dalam suatu negara maupun antar negara atas kebijakan akuntansi harus diungkapkan. Dalam sebuah laporan keuangan, beberapa kebijakan akuntansi yang penting telah diungkapkan sementara kebijakan akuntansi yang penting lain tidak diungkapkan. Bahkan pada negara-negara yang mewajibkan pengungkapan atas kebijakan akuntansi penting, tak selalu tersedia pedoman yang menjamin keseragaman metode pengungkapan. Pertumbuhan perusahaan multinasional dan pertumbuhan teknologi keuangan internasional telah memperbesar kebutuhan keseragaman laporan keuangan melewati batas negara. Laporan keuangan seharusnya menunjukkan hubungan angka-angka dengan periode sebelumnya. Jika perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh material, perubahan kebijakan perlu diungkapkan, dampak perubahan secara kuantitatif harus dilaporkan. Perubahan kebijakan akuntansi yang tidak mempunyai pengaruh material dalam tahun perubahan juga harus diungkapkan jika berpengaruh secara material terhadap tahun-tahun yang akan datang.