1. Bahan Kuliah Semester Ganjil
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
2. Batasan
Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang
terpadu yang mencakup beberapa kegiatan, seperti
mengenal huruf dan kata-kata, menghubungkannya
dengan bunyi dan maknanya, serta menarik kesimpulan
mengenai maksud bacaan (Akhadiah et al. 1991).
Membaca didefinisikan sebagai suatu proses yang
melibatkan penafsiran kode dan pemahaman (Wilson &
Gambrell 1988). Penafsiran kode merujuk kepada
pemecahan simbol (huruf) kode yang dapat didengar di
dalam bunyi, sedangkan pemahaman merujuk kepada
mengerti tentang pesan. Perlu disadari bahwa yang paling
penting dalam proses membaca adalah pemahaman.
Namun, pemahaman tidak akan terjadi apabila pembaca
tidak mengenal simbol (huruf) kode.
3. Heilman et al. (1990) mendefinisikan membaca
sebagai suatu proses membangun makna dari
tulisan (tek) yang berkaitan dengan pengalaman
dan pengetahuan pembaca. Tek dapat dipahami
dengan baik apabila pembaca telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan tentang tek yang
dibaca. Sebaliknya, tek sukar dipahami apabila
pembaca tidak mempunyai pengalaman dan
pengetahuan tentang tek yang dibaca.
4. Membaca adalah proses yang lengkap dan dinamis
yang melibatkan interpretasi makna untuk
mendapatkan makna yang sebenarnya dari
halaman yang dicetak (Rubin 1993). Takrifan
membaca ini menggambarkan bahwa pembaca
membawa pengalaman dan latar belakangnya
sebagaimana yang dirasakannya ketika membaca.
Pembaca yang tidak suka akan memiliki perasaan
dan pemahaman yang berbeda dengan pembaca
yang suka pada topik bacaan.
5. Membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang
rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekadar melafazkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktiviti visual, berfikir, psikolinguistik dan
metakognitif. Sebagai proses visual, membaca
merupakan proses menterjemahkan simbol tulisan
(huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai sesuatu
proses berfikir, membaca mencakup aktiviti
pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi,
membaca kritis dan kefahaman kreatif. Pengenalan
kata boleh berupa aktiviti membaca kata-kata
dengan menggunakan kamus (Crawley & Mountain
1995).
6. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang
berusaha menemukan dan mendapatkan informasi
penting dari sebuah bacaan. Oleh karena itu,
membaca memindai (scanning) dan membaca
layap (skimming) termasuk ke dalam membaca
intensif.
Membaca intensif bertolak belakang dengan
membaca ekstensif, yaitu kegiatan membaca yang
tidak bertujuan mencari informasi penting.
7. Dalam proses membaca, terdapat tiga istilah yang
selalu digunakan, iaitu recording, decoding, dan
meaning. Recording merujuk pada kata-kata dan
kalimat, kemudian mengaitkannya dengan bunyi-bunyi
yang sesuai dengan sistem tulisan yang digunakan.
Decoding merujuk pada proses penerjemahan
rangkaian grafis ke dalam kata-kata. Proses recording
dan decoding biasanya berlaku pada darjah-darjah awal
(I, II, dan III) yang dikenal dengan istilah membaca
permulaan. Penekanan membaca pada tahap ini ialah
proses perseptual, iaitu pengenalan perkaitan rangkaian
huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Sejalan dengan itu,
proses memahami makna (meaning) lebih ditekankan di
darjah-darjah tinggi sekolah rendah (Syafi’ie 1999).
8. Membaca sebagai Suatu Proses
Membaca merupakan salah satu aspek
berbahasa yang bersifat menerima (receive).
Untuk menerima, perlu adanya sesuatu
proses. Suatu proses memiliki makna bahwa
sesuatu yang ada awalnya dan ada akhirnya
(Yahya Othman 2003). Proses membaca
yang ditekankan adalah perlunya
mewujudkan pemahaman. Sejalan dengan
itu, proses membaca merupakan usaha
berkesinambungan yang dilakukan oleh
pembaca melalui penerapan kognitifnya
untuk memperoleh makna tek yang dibaca.
Selain itu, proses membaca juga melibatkan
analisis yang dilakukan oleh pembaca ketika
membaca untuk mendapatkan gambaran
atau ide yang terdapat di dalam tek.
9. Pearson dan Tierney (1984) menyatakan
bahwa kemampuan membaca sebagai
proses mental yang aktif melibatkan
pengajaran untuk mendapatkan makna
dari tek. Hal ini selaras dengan pikiran
Thorndike yang menganggap membaca
sebagai proses berpikir (Marohani Yusuf
1999). Oleh sebab itu, proses
memahami tek yang dibaca melibatkan
aktivitas-aktivitas kognitif, khususnya
yang melibatkan kesadaran metakognitif.
10. Tujuan Membaca
Blantoon, dkk. (1996) membagi 9 tujuan
membaca, yaitu
1. Kesenangan
2. Menyempurnakan membaca nyaring
3. Menggunakan strategi tertentu
4. Memperbarui pengetahuan tentang suatu
topik
5. Mengaitkan informasi baru dengan
informasi yang telah diketahuinya
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan
dan tulisan
7. Mengonfirmasi atau menolak prediksi
11. Tujuan ….
8. Menampilkan suatu eksperimen atau
mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam
beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks
9. Menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang spesifik.
12. Menurut Listiyanto Ahmad (2010), tujuan
membaca sebagai berikut:
1. Memeroleh perincian-perincian atau
fakta-fakta
2. Memperoleh ide-ide utama
3. Mengetahui urutan atau susunan dan
organisasi cerita
4. Menyimpulkan dan membaca inferensi
5. Mengelompokkan atau
mengklasifikasikan
6. Menilai dan mengevaluasi
7. Membandingkan atau
mempertentangkan
13. 8. Memahami secara detail dan
menyeluruh isi buku
9. Menangkap ide pokok secara cepat
10. Mendapatkan informasi tentang
sesuatu
Masih 13 tujuan lagi yang tidak
ditampilkan.
14. Pada dasarnya, kegiatan membaca terdiri atas
dua bagian, yaitu proses dan produk (Syafiie,
1993).
Membaca merupakan proses yang kompleks.
Proses ini melibatkan fisik dan mental. Burns,
dkk. (1997) membagi atas 9 aspek:
1. Sensori
2. Perseptual
3. Urutan
4. Pengalaman
5. Pikiran
6. Pembelajaran
7. Asosiasi
8. Sikap
9. Gagasan
15. Sensori: proses membaca dimulai dengan
sensori visual yang diperoleh melalui
pengungkapan simbol-simbol grafis melalui
indra penglihatan.
Perseptual: proses mengenal kata-kata dan
menangkap maknanya berdasarkan
pengalaman yang lalu.
Urutan: merupakan kegiatan mengikuti
rangkaian tulisan yang tersusun secara linear
dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah.
Pengalaman: pengalaman merupakan aspek
yang penting dalam membaca. Pembaca yang
memiliki pengalaman akan lebih mudah
memahami isi bacaan dibandingkan dengan
yang tidak berpengalaman.
16. Pikiran: membaca merupakan proses berpikir.
Untuk memahami isi bacaan, pembaca harus
dapat memahami kata-kata dan kalimat-
kalimat dalam sebuah bacaan. Kemudian
pembaca membuat kesimpulan dengan cara
menghubungkan setiap informasi. Pekerjaan
menghubungkan informasi ini memerlukan
daya pikir yang sistematis, logis, dan kreatif.
Pembelajaran: membaca juga merupakan
suatu proses pembelajaran. Terdapat proses
memperoleh pengetahuan dan pendalaman
pengetahuan. Proses tersebut dapat
dikatakan sebuah pembelajaran.
Asosiasi: mengenal hubungan atara simbol
dengan bunyi bahasa dan makna merupakan
aspek asosiasi dalam membaca.
17. Sikap: kegemaran membaca apalagi senang terhadap
materi bacaan merupakan suatu sikap yang positif
terhadap keberhasilan membaca. Sikap seperti ini
disebut sikap afektif.
Gagasan: makna dibangun berdasarkan pada teks
yang dibaca oleh pembaca, tetapi tidak semuanya
ditemukan dalam teks. Kemudian teks tersebut
ditransformasikan oleh pembaca. Proses transformasi
memuculkan gagasan baru dalam diri pembaca.
Namun, gagasan yang muncul mungkin tidak sama
pada setiap pembaca.
18. Produk Membaca
Produk membaca merupakan komunikasi
dari pemikiran dan emosi antara penulis
dan pembaca. Komunikasi juga dapat
terjadi dari konstruksi pembaca melalui
integrasi pengetahuan yang telah dimiliki
pembaca dengan informasi yang disajikan
dalam teks. Komunikasi dalam membaca
bergantung pada pemahaman yang
dipengaruhi oleh seluruh aspek proses
membaca.
19. Berdasarkan tujuan, membaca dibagi atas
1. Membaca Intensif:
Membaca jenis ini disebut juga membaca
cermat karena dilakukan dengan hati-hati,
teliti, dan secara lambat dengan tujuan untuk
memahami keseluruhan bahan bacaan secara
mendalam sampai ke bagian-bagian yang kecil.
2. Membaca Kritis:
Membaca kritis dilakukan untuk menemukan
fakta-fakta yang terdapat dalam bacaan untuk
dinilai keabsahannya. Yang perlu diingat adalah
gagasan pokoknya.
20. 3. Membaca Cepat
Membaca yang mengutamakan pada
kecepatan memahami isi bacaan dengan
cepat dan tepat dalam waktu yang relatif
singkat. Membaca cepat dilakukan apabila
pembaca hanya akan mengambil gagasan
pokok dan garis besarnya saja.
4. Membaca Indah
Membaca jenis ini lebih banyak ditujukan
untuk membaca karya sastra.
21. 5. Membaca Teknik
Membaca teknik biasanya disebut membaca
bersuara atau membaca nyaring. Tujuannya
agar siswa memiliki keterampilan membaca
dengan intonasi kalimat dan lafal fonem serta
kata yang benar.
22. Prinsip-prinsip
Membaca Pemahaman
Menurut McLaughlin & Allen (2002):
1. Pemahaman merupakan proses konstruktivis
sosial;
2. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah
kerangka kerja kurikulum yang membantu
perkembangan pemahaman;
3. Guru membaca yang profesional
memengaruhi belajar siswa;
4. Pembaca yang baik memegang peranan
yang strategis dan berperan aktif dalam
proses membaca;
5. Membaca hendaknya terjadi dalam konteks
yang bermakna;
23. Prinsip…
6. Siswa menemukan manfaat membaca
yang berasal dari berbagai teks pada
berbagai tingkat kelas;
7. Perkembangan kosakata dan
pembelajaran memengaruhi
pemahaman membaca;
8. Pengikutsertaan jiwa adalah suatu
faktor kunci pada proses pemahaman;
9. Strategi dan keterampilan membaca
dapat diajarkan;
10. Asesmen (penilaian) yang dinamis
menginformasikan pembelajaran
membaca pemahaman.
24. Pemahaman Merupakan Proses Konstruktivis
Sosial
Teori konnstruktivisme memandang
pemahaman dan penyusunan bahasa
sebagai suatu proses membangun.
Menurut Cox (1999), siswa terus
membangun makna baru pada dasar
penngetahuan sebelumnya yang mereka
miliki untuk proses komunikasi.
Andersen dalam McLaughlin & Allen
(2002): kaum konstruktivis yakin bahwa
siswa membangun pengetahuan dengan
menghubungkan pengetahuan baru
dengan pengetahuan yang telah
dimilikinya.
25. Dalam membaca, konsep ini direfleksikan pada
perkembangan belajar berdasarkan skema,
yaitu belajar terjadi apabila informasi baru
diintegrasikan dengan apa yang diketahui.
McLaughlin & Allen (2002) menjelaskan bahwa
konstruktivisme dimanifestasikan di dalam kelas
yang dicirikan oleh siswa yang dapat
membangkitkan gagasan-gagasan, pemilihan
sendiri, kreativitas, interaksi, berpikir kritis, dan
konstruksi atau membangun makna secara
pribadi.
26. Menurut Cox (1999), konstruktivisme mengaplikasikan
belajar bahasa dalam 4 cara berikut:
1) Pembaca membangun makna dengan aktif ketika
mereka membaca daripada hanya menerima pesan
secara pasif.
2) Teks tidak mengatakan semuanya; pembacalah yang
mengambil informasi dari teks;
3) Satu teks tunggal dapat mempunyai makna banyak
karena adanya perbedaan antara pembaca dan
konteks;
4) Membaca dan menulis merupakan proses
konstruktif.
27. Strategi dan Keterampilan Pemahaman
1) Peninjauan: mengaktifkan latar belakang pengetahuan
memprediksi dan menyusun tujuan;
2) Membuat pertanyaan sendiri: pertanyaan yang dibuat
digunakan sebagai pemandu membaca;
3) Membuat hubungan: menghubungkan teks dengan dirinya
sendiri, terutama dengan pengetahuan yang dimilikinya;
4) Memvisualisasikan: menciptakan gambaran mental sambil
membaca;
5) Mengetahui bagaimana kata-kata menjadi kalimat bermakna;
6) Memonitor: dapatkah teks dipahami dengan baik?
7) Meringkas
8) Mengevaluasi
28. Tingkatan Pemahaman Bacaan
1) Barret (1968) membagi pemahaman atas
beberapa tingkat:
2) Literal: memahami informasi tersurat dalam
teks;
3) Mengorganisasikan kembali: mendapatkan
informasi dan mengolah kembali dalam
bentuk baru;
4) Pemahaman inferensi: membuat kesimpulan
atau rumusan;
5) Penilaian: menganalisis dan menilai
informasi;
29. Smith (1969) membagi tingkatan pemahaman atas 4 tahap:
1) Literal: mendapatkan makna langsung dari teks;
2) Tafsiran: menambah makna yang diberikan oleh
penulis;
3) Kritikan: menilai dan mengemukakan pandangan
terhadap teks;
4) Kreatif: pembaca mengemukakan ide baru yang
bersumber dari teks.