Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mutu dalam pembuatan obat, dengan menjamin bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten sesuai standar dan persyaratan yang ditetapkan untuk memenuhi tujuan penggunaannya. Hal ini dapat dicapai melalui penerapan prinsip-prinsip Good Manufacturing Practice (CPOB) yang mencakup manajemen mutu, personalia, fasilitas, peralatan, sanitasi, produksi
Dokumen tersebut membahas tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang meliputi persyaratan untuk personalia, bangunan, peralatan, proses produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, dan penanganan keluhan produk agar obat tradisional yang dihasilkan aman dan bermutu."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dan personalia dalam pembuatan obat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) mutu obat ditentukan oleh proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat, (2) diperlukan manajemen mutu yang memastikan konsistensi produksi, dan (3) personalia kunci seperti kepala produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu harus memiliki kualifikasi tertentu.
Dokumen tersebut membahas proses registrasi obat dan produk biologi di Indonesia, mencakup definisi obat, jalur evaluasi registrasi, kategori registrasi, persyaratan registrasi obat impor dan berdasarkan lisensi atau kontrak, pengajuan dokumen, alur proses evaluasi, kriteria penilaian khasiat, keamanan dan mutu obat, serta proses pengembangan obat copy/generik.
Dokumen tersebut membahas tentang Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) yang meliputi persyaratan untuk personalia, bangunan, peralatan, proses produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, dan penanganan keluhan produk agar obat tradisional yang dihasilkan aman dan bermutu."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen mutu dan personalia dalam pembuatan obat. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) mutu obat ditentukan oleh proses produksi dan pengawasan mutu yang ketat, (2) diperlukan manajemen mutu yang memastikan konsistensi produksi, dan (3) personalia kunci seperti kepala produksi, pengawasan mutu, dan pemastian mutu harus memiliki kualifikasi tertentu.
Dokumen tersebut membahas proses registrasi obat dan produk biologi di Indonesia, mencakup definisi obat, jalur evaluasi registrasi, kategori registrasi, persyaratan registrasi obat impor dan berdasarkan lisensi atau kontrak, pengajuan dokumen, alur proses evaluasi, kriteria penilaian khasiat, keamanan dan mutu obat, serta proses pengembangan obat copy/generik.
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
Presentasi ini membahas pengertian keluhan, penarikan kembali produk, dan penanganan produk kembalian. Keluhan adalah pengaduan pelanggan terkait kualitas, kuantitas, atau keamanan produk. Penarikan kembali produk dilakukan jika produk tidak memenuhi standar mutu, keamanan, atau penandaan. Produk kembalian ditangani dengan pemeriksaan, pengujian, dan keputusan pengolahan ulang atau pemusnahan.
Dokumen tersebut merangkum pedoman cara pembuatan obat tradisional yang baik yang mencakup aspek organisasi, personalia, bangunan, peralatan, proses produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk menjamin mutu produk obat tradisional.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) yang merupakan pedoman wajib bagi industri kosmetik untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan serta mampu bersaing di pasar global. CPKB mencakup aspek-aspek seperti sistem manajemen mutu, personalia, fasilitas produksi, sanitasi, kontrol mutu, dan dokumentasi.
(Teknologi farmasi ) penanganan keluhan terhadap produk dan penarikan kemba...Genny R Weya
Presentasi ini membahas pengertian keluhan, penarikan kembali produk, dan penanganan produk kembalian. Keluhan adalah pengaduan pelanggan terkait kualitas, kuantitas, atau keamanan produk. Penarikan kembali produk dilakukan jika produk tidak memenuhi standar mutu, keamanan, atau penandaan. Produk kembalian ditangani dengan pemeriksaan, pengujian, dan keputusan pengolahan ulang atau pemusnahan.
Dokumen tersebut merangkum pedoman cara pembuatan obat tradisional yang baik yang mencakup aspek organisasi, personalia, bangunan, peralatan, proses produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk menjamin mutu produk obat tradisional.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
1. Tabel memberikan volume maksimum larutan uji yang dapat diberikan pada hewan untuk berbagai jalur pemberian dan jenis hewan.
2. Tabel konversi dosis antara berbagai jenis hewan dan manusia.
3. Contoh perhitungan dosis obat Glibenklamid dan ekstrak etanol kulit buah manggis untuk diuji pada mencit berdasarkan berat badan dan volume maksimum yang dianjurkan.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Dokumen tersebut membahas tentang Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) yang merupakan pedoman wajib bagi industri kosmetik untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan serta mampu bersaing di pasar global. CPKB mencakup aspek-aspek seperti sistem manajemen mutu, personalia, fasilitas produksi, sanitasi, kontrol mutu, dan dokumentasi.
9. C P K B Harmonisasi ASEAN (wecompress.com).pptxsitiquraniati1
Dokumen tersebut membahas pedoman cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB) yang mencakup 12 aspek utama mulai dari sistem manajemen mutu, personalia, fasilitas produksi, peralatan, sanitasi, produksi, pengawasan mutu, dokumentasi, audit internal, penyimpanan, kontrak produksi dan pengujian, serta penanganan keluhan produk. Penerapan CPKB merupakan persyaratan untuk memperoleh sertifikat pembuatan kosmetik yang baik."
CPOB bertujuan menjamin obat diproduksi secara konsisten dan memenuhi standar mutu. Hal ini mencakup manajemen mutu, pengendalian mutu, dan pemastian mutu untuk mencegah resiko. Bangunan dan peralatan harus memenuhi persyaratan higienis untuk mencegah kontaminasi produk. Personalia yang terlibat harus terlatih dan bertanggung jawab atas mutu produk.
Bab 1 membahas Sistem Mutu Industri Farmasi, dan juga Sistem Mutu Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) itu sendiri.
Pada catatan lampiran berikut ini tentang Bab 1 Sistem Mutu CPOB, memiliki poin penting diantaranya : perihal persyaratan mutu saat produksi; pengawasan mutu produk dari awal pengambilan sampel sampai pelolosan pengujian produk; pengkajian mutu produk dan bagaimana gambaran alur manajemen risiko mutu obat.
Dokumen tersebut membahas tentang validasi bahan baku yang meliputi: (1) pengertian validasi bahan baku dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan validasi, (2) evaluasi pemasok bahan baku, (3) analisis sampel dan sertifikat dari pemasok, dan (4) penetapan spesifikasi, prosedur pengujian, kondisi penyimpanan, dan umur simpan untuk setiap bahan baku.
Pedoman CPOB 2018 memperkenalkan perubahan paradigma dalam sistem mutu industri farmasi dengan menekankan pentingnya manajemen mutu, validasi proses, dan dokumentasi yang memadai untuk memastikan produk obat yang aman, bermutu, dan efektif.
Bab 2 Personalia CPOB di Industri Farmasi .pdfSinta Lestari
Pada Bab 2 , membahas tentang detail peran Personalia pada Proses CPOB di Industri Farmasi. Berisi tentang prinsip, pembahasan umum, personil kunci, hygiene perorangan dan konsultan.
Point penting dari pembahasan Bab 2 tentang Personalia pada Proses CPOB di Industri Farmasi ini yaitu :
1. Industri Farmasi yang melakukan proses CPOB perlu memiliki SDM atau Personil yang terkualifikasi, terlatih dan memadai,
2. Manajemen puncak harus memiliki tanggung jawab tertinggi untuk mamastikan efektifitas penerapan Sistem Mutu Industri Farmasi,
3. Personel kunci atau kepala bagian yang hendaknya ditunjuk oleh manajemen puncak serta memerhatikan peran, tanggung jawab serta kewenangannya masing-masing,
4. Pelatihan tentang dasar teori, praktik Sistem Mutu Industri Farmasi dan CPOB, serta peran tugasnya bagi seluruh personil hendaknya dilakukan,
5. Hygiene personal atau perorangan perlu dilakukan untuk menjaga kualitas produk.
6. Konsultan pun diperlukan agar dapat memberikan saran atas subjek yang mereka kuasai terhadap menjaga kualitas mutu SDM dan produk yang dihasilkan.
Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik (CPKB) memberikan pedoman bagi industri kosmetik untuk memproduksi produk yang memenuhi standar mutu dan keamanan. CPKB mencakup aspek organisasi, personalia, fasilitas produksi, pengawasan mutu, dan dokumentasi untuk memastikan produksi kosmetik yang aman dan berkualitas.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. Obat digunakan untuk menyelamatkan jiwa,
atau memulihkan atau memelihara
kesehatan
Menjamin bahwa konsumen menerima obat yang
bermutu tinggi.
Mengapa ?
4. Tujuan ?
Menjamin obat dibuat dan dikendalikan
secara konsisten
Memenuhi persyaratan yang
ditetapkan
Sesuai dengan tujuan penggunaannya
Persyaratan izin edar
Spesifikasi produk
5. Pengendalian menyeluruh
Tidak hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian,
tetapi mutu harus dibangun kedalam produk
Mutu obat tergantung pada :
Bahan awal
Proses pembuatan
Pengawasan mutu
Bangunan
Personalia
Peralatan
yang terlibat dalam proses produksi
Kondisi dikendalikan dan dipantau secara cermat
Prinsip Umum CPOB
6. Kualitas dibangun kedalam
produk
Pengawasan dalam pembuatan
obat
Kualitas tidak tergantung pada
pengujian yang dilakukan
Prinsip Umum CPOB
7. 1. Manajemen mutu
2. Personalia
3. Bangunan & fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi & higiene
6. Produksi
7. Pengawasan mutu
8. Inspeksi diri dan audit mutu
9. Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan kembali
produk & produk kembalian
10. Dokumentasi
11. Pembuatan & analisis berdasarkan kontrak
12. Kualifikasi & validasi
Elemen CPOB
10. Customer – based.
“Quality is fitness for use”
J.M Juran.
“Total Quality is performance leadership in meeting customer requirements by doing the
right things the first time”
Westinghouse
“Quality is meeting customer expectation. The quality improvement process is a set of
principles, policies, support structures, and practices designed to continually improve the
efficiency and effectiveness of our way life”
AT&T
Manufacturing – based
“Quality (means) conformance to requirements”
Philip B. Crosby
“Quality is the degree to which a specific product conforms to a design or specification”
Harold L. Gilmore
Product – based
“Defference in quality amount to defferences in the quantity of some desired ingredient or
attribute”
Lawerence Abbott
“Quality refers to the amount of the unpriced attribute contained in each unit of the priced
attribute”
Keith B. Leffler
11. Industri farmasi harus membuat
obat sedemikian rupa agar :
Sesuai dengan tujuan penggunaan
Memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam dokumen registrasi
Tidak menimbulkan resiko yang
membahayakan penggunaannya karena
tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif.
Tanggung Jawab Industri Farmasi
12. Lanjutan Tanggung Jawab Industri Farmasi …….
suatu “kebijakan mutu”,
memerlukan partisipasi dan
komitmen dari semua jajaran
disemua departemen didalam
perusahaan, para pemasok dan
para distributor,
13. Quality management CPOB :
Menjamin bahwa produk dibuat & dikendalikan secara konsisten
Mengurangi resiko yang tidak dapat dideteksi pada pengujian
akhir, yaitu : cross contamination & mix-up
Pemastian mutu (QA), CPOB & Pengawasan mutu (QC)
aspek manajemen mutu saling terkait
Lanjutan Manajemen Mutu .…………………...
14. QUALITY RELATIONSHIP
Quality Management – defines overall policy.
Quality Assurance – organization of systematic actions
to ensure policy is achieved.
G M P – part of QA.
Deals with risks, builds quality
into product.
Quality Control – part of GMP,
focusing on testing to ensure the quality
meets standard.
15. QUALITY ASSURANCE QUALITY CONTROL
Quality Compliance
QA Document system
Documentation
Management
QA Release
QA Inspection
QA Services
QA / QC Information
System (IS) support
PHYSICAL-CHEMICAL
ANALYSIS
ANALYTICAL
DEVELOPMENT
FINISHED GOODS
ANALYSIS
MICROBIOLOGICAL
ANALYSIS
QC STABILITY /
SUPPORT
16. QA
Totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai
dengan tujuan penggunaannya.
Bagian dari QA
Memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara
konsisten
untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan
penggunaan dan persyaratan izin edar dan spesifikasi produk
CPOB
17. Dilakukan secara berkala
Membuktikan konsistensi proses
Kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan
kemas & produk jadi
Melihat tren data & mengindentifikasi perbaikan
Didokumentasi
Pengkajian Mutu Produk
18. Mencakup, kajian terhadap :
- bahan awal & bahan kemas
- IPC
- bets yang OOS
- penyimpangan yang signifikan
- semua perubahan
- hasil data stabilitas & segala tren yang tidak direncakanan
- kelayakan tindakan perbaikan
- product complaint; product recall; returns product.
Pengkajian Mutu Produk
20. SDM penting dalam pembentukan & penerapan sistem
pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan
obat yang benar.
Jumlah karyawan memadai
Struktur Organisasi
Kualifikasi & tanggung jawab yang jelas
Pelatihan berdampak pada mutu produk
Penilaian
Pencatatan
PERSONALIA ………………….
21. Jumlah karyawan yang cukup disemua tingkat
Memperoleh pelatihan awal & berkesinambungan, termasuk
instruksi mengenai higiene
Pengetahuan, keterampilan & kemampuan sesuai tugasnya
Kesehatan mental & fisik yang baik, mampu melaksanakan
tugasnya
Struktur organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab yang
jelas
Pada dasarnya prod. Manager dan QA/QC Manager harus
orang yang berbeda serta independen.
PERSONALIA ………………….
22. Pelatihan sesuai tugas yang diberikan, pelatihan
berkesinambungan dan efektifitas penerapan dinilai secara
berkala.
Pelatihan diberikan bagi personel yang berada pada:
Area produksi
Gudang penyimpanan atau Lab.
Personel yang kegiatannya berpengaruh pada mutu produk
Area dimana pencemaran merupakan faktor resiko, misal pada
daerah aseptis.
Program pelatihan yang disetujui kepala bagian masing2
Catatan pelatihan didokumentasikan dan disimpan
Pelatihan diberikan oleh orang yang terkualifikasi
PERSONALIA ………………….
24. Desain
Konstruksi
letak
Memadai untuk memudahkan melaksanakan :
Operasional
Pembersihan
Pemeliharaan
Memperkecil resiko terjadinya mix-up, cross contamination &
kesalahan lain. Serta dampak lain yang dapat menurunkan
mutu obat.
Bangunan & Fasilitas …………….
25. Lokasi
bebas dari pencemaran lingkungan disekelilingnya
Konstruksi bangunan
memenuhi syarat
(terlindung dari pengaruh cuaca, banjir, rodents & insects)
prosedur rodent & pest control
Pemeliharaan
disinfeksi sesuai prosedur
(catatan pembersihan & disinfeksi disimpan)
Bangunan & Fasilitas …………….
26. Pengendalian
Udara : Suhu & kelembaban
Permukaan langit-langit, dinding
lantai & sarana lain
Cahaya intensitas tertentu dampak thdp produk
Pemasangan lampu
Tenaga listrik
Alat-alat
Personel (SDM)
Penataan ruang
Luas ruangan
Peralatan
Alur proses produksi
Pipa-pipa saluran
Penerangan
Permukaan langit-langit, dinding, lantai dan sarana lain
Ventilasi pengendali udara (prefilter; medium filter; Hepa filter)
Mencegah contamination & cross contmination
Bangunan & Fasilitas …………….
27. Area Penimbangan
Area Produksi
Antibiotik (beta-laktam & non beta-laktam)
Hormon seks
Produk sitotoksik bangunan terpisah
Produk ttt dgn b. aktif berpotensi tinggi
Produk biologi
Produk non-obat
Area Penyimpanan
Kapasitas memadai
Didesain menjamin kondisi penyimpanan
Area sampling kondisi terkendali
B. aktif ttt (radioaktif, narkotik, dll)
Status karantina tempat terpisah
Bahan label
Bangunan & Fasilitas …………….
28. Area Pengawasan Mutu
Lab. QC terpisah dari area produksi
Desain sesuai kegiatan
Ruangan terpisah untuk instrumen
Desain Lab memperhatikan : - bahan bangunan
- ventilasi
- AHU
Sarana Pendukung
R. istirahat & kantin terpisah dari area produksi & Lab.
Sarana untuk mengganti pakaian kerja
Toilet
Sarana pemeliharaan hewan diisolasi & pengendali udara
terpisah
Bangunan & Fasilitas …………….
31. Sebelum digunakan dikualifikasi (KI/IQ; KO/OQ; KK/PQ)
Bag. peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal,
produk antara dan produk jadi tidak boleh bereaksi,
mengadisi / mengabsorbsi
Mudah dibersihkan
Dikalibrasi
Rancang Bangun & Kontruksi
32. Jarak antar peralatan
Penandaan & pemberian nomor tiap peralatan utama
(kecuali digunakan untuk satu jenis produk)
PROTAP
Sistem penunjang (boiler, steam, dll) validasi
memastikan sistem tsb berfungsi sesuai dgn tujuan
Instalasi & Lokasi
33. Dirawat menurut jadwal yang tepat berfungsi dengan baik
& mencegah terjadinya pencemaran
prosedur perawatan
catatan pemeliharaan
catatan pemakaian alat
Perawatan
35. Manusia
Bahan awal
Mesin & peralatan
Bangunan
Lingkungan
Sumber pencemaran
MANUSIA
Seleksi pada waktu penerimaan
Dilatih kebiasaan / sikap hygiene
Dibuat protap bekerja
Pelatihan protap
Pakaian pelindung sesuai peruntukannya
Sanitasi & Higiene …………………..
36. Bahan Awal
Tetapkan spesifikasi
Vendor audit
Protap penanganan bahan awal
Pelaksanaan konsisten & ketat
Mesin & Peralatan
Bagian yang kontak dengan produk dibuat dari bahan khusus
Kualifikasi sebelum digunakan
Dibuatkan protap operasional & sanitasi
Prosedur sanitasi validasi & evaluasi sec. berkala
Catatan pembersihan, sanitasi disimpan
Sanitasi & Higiene ……….…………..
37. Bangunan
Desain & konstruksi memudahkan sanitasi
Fasilitas sanitasi yang cukup
Prosedur pembersihan & sanitasi konsisten & ketat
Rodentisida, insektisida, bahan sanitasi sesuai
Lingkungan
Sistem pengendalian udara / HVAC
Sistem pengolahan air
Sanitasi & Higiene…………………..
39. Seluruh kegiatan dalam pembuatan obat, mulai dari
penerimaan bahan, dilanjutkan dengan pengolahan,
pengemasan dan pengemasan ulang, penandaan dan
penandaan ulang sampai menghasilkan produk jadi
PRODUKSI
40. Bahan awal
Semua bahan, baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat,
yang berubah maupun tidak berubah, yang digunakan dalam
pengolahan obat walaupun tidak semua bahan tersebut masih
terdapat didalam produk ruahan.
Produk antara
Tiap bahan atau campuran bahan yang masih memerlukan
satu atau lebih tahap pengolahan lanjutan untuk menjadi
produk ruahan.
Produk ruahan
Bahan yang telah selesai diolah & tinggal memerlukan
kegiatan pengemasan untuk menjadi obat jadi.
Produk jadi
Produk (obat) yang telah melalui seluruh tahap proses
pembuatan
Produksi ………….…………………..
41. Pemasok yang terkualifikasi
Pengecekan visual
Memenuhi spek. & diberi label yang jelas
Pengiriman >1 bets, dianggap sebagai bets yang terpisah
Wadah sampel diberi label
Pengambilan sampel & pengujian
Label status bahan berbeda dengan yang digunakan oleh pemasok
dilakukan pengecekan secara berkala terhadap persediaan
Disimpan sesuai kondisi penyimpanan
Catatan persedian bahan disimpan
Penyerahan bahan awal dilakukan oleh pihak yang berwenang
Alat timbang diverifikasi tiap hari
Bahan awal yang direject diberi label & ditempatkan terpisah
Bahan Awal
42. Validasi ulang terhadap :
segala perubahan yang berarti dalam proses, peralatan atau
bahan, untuk menjamin produk yang dihasilkan memenuhi
persyaratan mutu
proses & prosedur produksi secara rutin, untuk memastikan
bahwa proses & prosedur mampu memberikan hasil yang
diinginkan
Validasi Proses
43. Cross contamination
Pencemaran dari suatu bahan dasar, produk antara atau produk jadi
dengan produk atau bahan dasar lain selama produksi.
(WHO)
Pencegahan Cross contamination :
Produksi diruang terpisah
Memperkecil resiko pencemaran yang disebabkan sirkulasi
udara
Prosedur validasi pembersihan yang memadai
Prosedur untuk personel
Pengujian residu & label status kebersihan pada peralatan
Tersedia penghisap udara & ruang penyangga udara
Tindakan pencegahan & efektifitas diperiksa secara berkala
Pencegahan Pencemaran Silang
44. Tujuan
memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara, produk ruahan atau
produk jadi dapat diidentifikasi
Pada tahap pengolahan & pengemasan saling berkaitan
Menjamin bahwa no. bets/lot yang sama tidak digunakan
berulang
Alokasi no. bets/lot dicatat dalam buku log.
Sistem Penomoran Bets/Lot
45. Bahan pengemas primer & sekunder
Pemasok yang terkualifikasi
Pengecekan secara visual
Memenuhi spek. & diberi label yang jelas
Disimpan dengan kondisi keamanan yang memadai
Bahan pengemas yang tidak berlaku lagi dimusnakan
Satu jenis bahan pengemas yang diletakan ditempat
kodifikasi pada saat yang sama
Bahan Pengemas
46. Pengawasan selama proses (IPC)
Karantina & penyerahan produk jadi
Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan & produk jadi
Pengangkutan & pengiriman
PRODUKSI
48. Bagian dari CPOB, yang berhubungan dgn :
Pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian
Dokumentasi dan prosedur pelulusan suatu produk maupun
bahan baku
Fungsi QC independen dari bagian lain
Tidak terbatas pada kegiatan lab.
Terlibat dalam semua keputusan terkait mutu produk
Terkualifikasi & berpengalaman
QUALITY CONTROL
49. Bangunan & fasilitas
Personel
Peralatan
Sesuai untuk jenis tugas & skala keg. Pembuatan obat
Hewan yang digunakan untuk pengujian karantina
Pereaksi & media pembenihan
Spesifikasi & prosedur pengujian
Baku pembanding
Catatan analisis
GOOD QUALITY CONTROL LABORATORY
PRACTICES
50. Spesifikasi
Tiap spek. disetujui & disimpan oleh QC,
Kecuali untuk produk jadi disetujui oleh QA
Revisi berkala dari tiap spesifikasi
Pengawasan Bahan Awal, Produk Antara,
Produk Ruahan & Produk Jadi
51. Sampling, spesifikasi, testing
Dokumentasi terkait catatan bets disimpan s/d 1 tahun setelah
expired date bets tsb
Prosedur release meyakinkan bahwa test yang relevan telah dilakukan
Bahan awal
Bahan kemas
Kegiatan pengambilan sampel
Persyaratan pengujian
Pengendalian lingkungan
IPC
Pengujian ulang bahan yang diluluskan
Pengolahan ulang
Studi stabilitas
QC CONCERNED
53. Definisi
Inspeksi Diri
Audit yang dilakukan oleh orang dalam organisasi sendiri untuk
memastikan pemenuhan terhadap CPOB & peraturan pemerintah.
Audit Mutu
suatu inspeksi & penilaian independen terhadap seluruh atau
sebagian dari sistem mutu dengan tujuan tertentu untuk
meningkatkan sistem mutu tersebut.
Inspeksi Diri & Audit Mutu
54. Tujuan
Mengevaluasi aspek produksi & pengawasan mutu industri
farmasi sesuai ketentuan CPOB
Mendeteksi kelemahan CPOB
Menetapkan tindakan perbaikan
Aspek inspeksi Diri
Daftar periksa inspeksi diri standar persyaratan minimal
sesuai ketentuan CPOB
Inspeksi Diri & Audit Mutu
56. Penanganan keluhan terhadap produk , penarikan kembali
produk dan produk kembalian………………………………………..
Penarikan kembali produk
Suatu proses penarikan kembali dari satu atau beberapa bets atau
seluruh bets produk tertentu dari peredaran
Alasan : - cacat kualitas
- ESO
Produk Kembalian
obat jadi yang telah beredar, dikembalikan karena :
- kerusakan
- kadaluarsa
- alasan lain (ex. mutu, jumlah, keamanan obat, dll).
57. Penanganan keluhan terhadap produk , penarikan kembali
produk dan produk kembalian………………………………………..
Keluhan
Protap penanganan keluhan
Tindak lanjut tindakan perbaikan
penarikan kembali produk
tindakan lain yang tepat
Penanganan keluhan, laporan, hasil evaluasi catat & laporkan
kaji sec. berkala
Laporan & keluhan, disebabkan :
Kerusakan fisik, kimiawi / biologis dari produk atau kemasan
mutu
Reaksi yang merugikan
Efek terapetik produk, ex. produk tidak berkhasiat
58. Penanganan keluhan terhadap produk , penarikan kembali
produk dan produk kembalian………………………………………..
Penarikan kembali produk
Prosedur penarikan kembali evaluasi sec. berkala
Keputusan penarikan kembali
Diprakarsai pabrik farmasi (QA/QC) atau BPOM
Akibat penundaan & penghentian pembuatan produk
Catatan & laporan penarikan kembali produk dokumentasi
Produk yang ditarik diidentifikasi & ditempatkan terpisah
Tindakan pengamanan pendahuluan
59. Penanganan keluhan terhadap produk , penarikan kembali
produk dan produk kembalian………………………………………..
Produk kembalian
Prosedur penanganan produk kembalian evaluasi
- produk kembalian memenuhi spek
- produk dapat di reproses
- produk tidak memenuhi spek & reproses
Mencakup :
- identifikasi,
- penyimpanan
- penyelidikan
- Evaluasi
- Pengujian tambahan
Prosedur pemusnahan bahan atau produk yang ditolak
Dokumentasi - Penanganan produk kembalian & tindak lanjut
- Berita acara pemusnahan
61. Dokumentasi
Seluruh prosedur, instruksi & catatan tertulis yang
berkaitan dengan pembuatan obat
Bagian dari sistem manajemen & dokumentasi yang baik
merupakan bagian yang esensial dari QA
Dokumentasi yang jelas adalah fundamental untuk
memastikan bahwa tiap personil menerima uraian tugas
yang relevan secara jelas & rinci sehingga memperkecil
resiko terjadi salah tafsir & kekeliruan yang timbul karena
hanya mengandalkan komunikasi lisan
62. Nine Characteristic of a Quality GMP Record
Permanent
Legible
Accurate
Prompt
Clear
Consistent
Complete
Direct
Truthful
Dokumentasi .……………………………………
63. Dokumentasi .……………………………………
Spesifikasi
Persyaratan produk atau bahan yang digunakan
Spesifikasi bahan awal
Spesifikasi bahan pengemas
Spesifikasi produk antara & produk ruahan
Spesifikasi produk jadi
Dokumen Produksi
Seluruh bahan awal & bahan kemas yang digunakan
Operasi pengolahan & pengemasan
Dokumen produksi induk formula produksi (bentuk & kekuatan)
tidak tgt uk. bets
Prosedur produksi induk : - prosedur pengolahan induk
- prosedur pengemasan induk
validasi
Tgt uk. bets
64. Dokumentasi .……………………………………
Dokumen produksi
Catatan produksi bets : - catatan pengolahan bets
- catatan pengemasan bets
reproduksi dari prosedur pengolahan/pengemasan induk
Prosedur & Catatan
Penerimaan
Pengambilan sampel
Pengujian
Lain-lain (prosedur pelulusan & penolakan, catatan distribusi tiap
bets, prosedur pengoperasian peralatan, buku log)
66. Pembuatan & analisis bdsrkan kontrak …….
Dibuat secara benar, disetujui & dikendalikan
Kontrak tertulis antara pemberi kontrak-penerima kontrak
tanggung jawab & kewajiban masing2 pihak
Prosedur pelulusan tiap bets jelas ~ kepala bagian QA
Tanggung jawab industri farmasi terhadap OPO, dalam hal :
- pemberian izin edar
- pembuatan obat
68. Kualifikasi & validasi …………………………..
Validasi Tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem,
perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi & pengawasan akan senantiasa mencapai
hasil yang diinginkan secara konsisten
(Asean Guideline)
Perubahan signifikan yang mempengaruhi mutu produk
(fasilitas, peralatan, proses)
validasi
69. Peran Validasi dalam CPOB
Validasi adalah bagian penting dalam implementasi CPOB
Validasi memberikan bukti bahwa suatu proses telah dilakukan
dengan baik & terkendali
Apabila tidak dilakukan dengan benar dapat beresiko terhadap
fasilitas produksi & produk yang diedarkan
Kualifikasi & validasi …………………………..
71. Kualifikasi & validasi …………………………..
Validasi prospektif
Validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan
3 bets berurutan memenuhi parameter yang disetujui
Validasi konkuren
Produksi rutin dapat dimulai tanpa menyelesaikan program
validasi
Dijustifikasi, didokumentasi & disetujui oleh kepala bag. QA
Validasi retrospektif
Hanya dapat dilakukan untuk proses yang sudah mapan
Tidak berlaku bila terjadi perubahan
- formula produk
- prosedur pembuatan atau peralatan
Bets yang dipilih mewakili semua bets yang dibuat
10-30 bets berurutan konsistensi proses
72. Kualifikasi & validasi …………………………..
Perencanaan Validasi
Seluruh kegiatan validasi
Didokumentasikan dalam RIV (Rencana Induk Validasi)
RIV dok. singkat, tepat & jelas
Dokumentasi
- Protokol validasi
- Laporan & perubahan rencana dari protokol validasi maupun
protokol kualifikasi
- Persetujuan tertulis untuk melaksanakan tahap kualif. & validasi
selanjutnya
73. Kualifikasi & validasi …………………………..
Kualifikasi
Kualifikasi Desain (KD)
Unsur pertama dalam validasi
Desain sesuai CPOB & didokumentasi
Kualifikasi Instalasi (KI)
Fasilitas, sistem dan peralatan baru/modifikasi
Mencakup, tidak terbatas pada :
- instalasi & instrumen sesuai spek. dan desain
- verifikasi bahan kontruksi
- persyaratan kalibrasi
- pengumpulan & penyusunan dokumen pengoperasian &
perawatan peralatan
74. Kualifikasi & validasi …………………………..
Kualifikasi
Kualifikasi Operasional (KO)
Setelah KI dilaksanakan, dikaji & disetujui
Mencakup :
- kalibrasi
- prosedur pengoperasian & pembersihan
- pelatihan operator & perawatan preventif
Persetujuan tertulis
Kualifikasi Kinerja (KK)
Setelah KI & KO dilaksanakan, dikaji & disetujui
Mencakup, tidak terbatas pada :
- pengujian menggunakan bahan baku, bahan pengganti yang
memenuhi spek.
- uji, satu atau beberapa kondisi yang mencakup batas operasional
atas & bawah
75. Kualifikasi & validasi …………………………..
Kualifikasi fasilitas, peralatan & sistem terpasang yang telah
operasional
- Kalibrasi;
- prosedur pengoperasian;
- pembersihan; dokumentasi
- perawatan preventif;
- serta prosedur & catatan pelatihan operator
76. Kualifikasi & validasi …………………………..
Validasi proses
Validasi prospektif
Validasi konkuren
Validasi retrospektif
Fasilitas, sistem & peralatan terkualifikasi
evaluasi sec. berkala verifikasi (dapat bekerja dengan baik)
Metode analisis tervalidasi
Personel mendapat pelatihan yang sesuai
77. Kualifikasi & validasi …………………………..
Validasi pembersihan
Efektifitas prosedur pembersihan
Metode analisis tervalidasi peka mendeteksi residu
Dilakukan untuk alat yang bersentuhan langsung maupun tidak
langsung dgn produk
Dilakukan 3 kali berurutan memenuhi syarat tervalidasi
Pengendalian perubahan
Prosedur tertulis bila terjadi perubahan
Semua usul perubahan yang mempengaruhi mutu produk
diajukan, didokumentasi & disetujui
78. Kualifikasi & validasi …………………………..
Validasi Ulang
Fasilitas, sistem, peralatan, proses (proses pembersihan)
evaluasi konfirmasi validasi masih absah
Validasi metode analisis
Mengetahui bahwa metode analisis sesuai tujuan penggunaan
Validasi metode analisis, dilakukan pada 4 jenis :
Uji identifikasi
Uji kuantitatif kandungan impuritas
Uji batas impuritas
Uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan atau obat atau
komponen tertentu dalam obat
79. Kualifikasi & validasi …………………………..
Validasi metode analisis
Karakteristik validasi :
Akurasi
Presisi
Repeatability
Intermediate precision
Spesifisitas
Batas deteksi
Batas kuantitasi
Linearitas
rentang
Validasi ulang, diperlukan pada kondisi :
Perubahan sintesis bahan aktif
Perubahan komposisi produk jadi
Perubahan metode anaiisis