SlideShare a Scribd company logo
1
Bab 14. Peningkatan Mutu dalam Perawatan Primer:
Peran Organisasi, sistem dan Kerja Sama
Hampir semua pengukuran perawatan dilakukan terhadap indikator-indikator
yang terdapat pada perawatan primer, sehingga tatanan itu mendapatkan perhatian
besar secara khusus. Namun, seiring dengan meningkatnya perancangan ulang dan
pengembangan perawatan primer, kondisi dari lingkup perawatan tersebut justru
menurun. Oleh karena itu, ada semacam kebutuhan mendesak untuk melaksanakan
tiga maksud (meningkatkan kesehatan, pengalaman pasien pada perawatan dan
biaya), juga untuk merancang kembali perawatan primer dan menyusun ulang
keseimbangan antara perawatan tersebut dan perawatan yang lebih khusus lainnya
(Berwick dkk, 2008). Perancangan ulang struktur pembayaran penting untuk
dilakukan sebelum atau sebagai bagian dari perancangan kembali perawatan. Bagian
ini dibatasi pada perancangan ulang dan peningkatan mutu perawatan primer,
meskipun hal itu telah menjadi anjuran cepat tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
meningkatkan pengalaman dan nilai serta mutu dan kesehatan.
KUNCI-KUNCI INTERNAL PENINGKATAN
Organisasi Perawatan Primer
Organisasi-organisasi yang menyediakan perawatan primer telah berevolusi
dari praktik-praktik dokter ke kelompok kecil dengan spesialisasi tunggal dan
sekarang ke grup medis yang lebih besar lagi, yang kebanyakan telah menjadi
organisasi multispesialisasi yang mampu menyediakan hampir semua macam
perawatan. Sebagian dari evolusi ini telah dipercepat dengan kebutuhan untuk
menciptakan kekuatan negosisasi dengan rencana-rencana perawatan yang telah
dikelola, tetapi dibantu perkembangannya oleh perubahan teknologis dalam obat-
obatan, penekanan biaya, sikap dokter yang berubah mengenai pekerjaannya, dan
harapan tinggi dari konsumen dan pembeli.
2
Salah satu faktor perlunya perancangan ulang perawatan dan peningkatan
mutu (quality improvement/QI) adalah kurangnya integrasi secara historis dalam
sebagian besar kelompok medis ini, bahkan pada grup-grup yang lebih besar dengan
banyak spesialisasi. Organisasi-organisasi yang semakin kompleks juga menuntut
kepemimpinan, sehingga kelompok-kelompok medis memerlukan pengarah medis,
kepala administrasi, komite-komite, dan dewan direktur. Saat bertambah besar,
kelompok-kelompok tersebut juga biasanya menunjuk kepala-kepala medis dan
administratif untuk klinik-klinik tersendiri. Selain itu, dengan meningkatnya tekanan
dari QI dan penghematan biaya, kelompok-kelompok medis merasa penting untuk
mengembangkan integrasi dari berbagai tempat dan departemen dan menciptakan
suatu infrakstruktur yang dapat mengembangkan dan memelihara sistem bersama
untuk mendukung pelayanan yang konsisten dan berstandar. Agar lebih efektif,
infrastruktur ini meliputi pendekatan spesifik terhadap QI juga koordinator dan
pimpinan dokter yang dapat menghubungkan upaya-upaya QI dengan prioritas,
rencana dan sumber daya organisasional. Seluruh tim kepemimpinan dan sering pula
sumber daya organisasional diperlukan untuk membantu perubahan ini.
QI Memerlukan Fokus Organisasional
Maksud dari bentuk-bentuk praktik antara lain mengembangkan,
menerapkan dan memelihara sistem-sistem praktik yang membuat pelayanan
konsisten pada aspek-aspek umum dari berbagai kondisi akut, kronis, dan preventif.
Beberapa contoh dari sistem-sistem tersebut adalah sebagai berikut:
 Register untuk pasien dengan kondisi kronis
 Identifikasi rutin tentang faktor-faktor risiko pada saat kunjungan kantor
 Sistem-sistem tercatat atau elektronik untuk memantau apakah pasien
mengikuti perkembangan layanan-layanan preventif dan apakah tersedia
perawatan intensif bagi kondisi-kondisi kronis
 Penempatan perintah atau penyampaian dari layanan-layanan preventif dan
penyaringan
3
 Koordinasi peralihan perawatan dalam tatanan yang menyangkut pasien dan
di luar pasien juga di antara layanan perawatan primer dan subspesialisasi
 Pengelola pelayanan bagi para pasien yang menderita kondisi kronis stabil
Sistem-sistem praktik ini dan lainnya yang menjamin perawatan yang
komprehensif, berkelanjutan dan terkoordinasi merupakan inti dari perancangan
ulang praktik perawatan primer yang disebut sebagai “rumah-rumah medis”
(Rosenthal, 2008; Rosser dkk, 2010). Saat ini, ada banyak pustaka yang menjadi bukti
kebutuhan akan praktik perubahan QI, namun keperluan tersebut menjadi lebih jelas
dalam studi yang saya dan kolega saya publikasikan pada tahun 2000. Kami
mengidentifikasi dokter-dokter dan koordinator yang paling berwawasan dan
berpengalaman dengan QI dalam wilayah kami di kalangan kelompok medis yang
paling sukses dalam meningkatkan kualitas. Beberapa pelajaran penting yang dapat
diambil salah satunya adalah pentingnya mempertimbangkan banyak faktor saat
mencoba meningkatkan mutu. Pelajaran lainnya dari para ahli praktik ini adalah
perlunya menggunakan banyak strategi daripada melaksanakan strategi tunggal yang
telah menjadi fokus dari berbagai literatur penelitian mengenai QI. Dari 25 strategi
yang teridentifikasi, 10 besar strateginya adalah:
1. Menggunakan sistem-sistem bantuan seperti pengingat, register dan
pembagian tugas
2. Fokus pada perubahan yang membuat pekerjaan dokter menjadi lebih mudah
3. Mengurangi atau menghilangkan halangan
4. Mengukur peningkatan secara periodik
5. Menyediakan informasi dan pelatihan
6. Mengalihkan wewenang kepada para perancana pelaksanaan
7. Menyediakan umpan balik komparatif dari pengukuran-pengukuran yang
relevan
8. Melakukan uji awal melalui pemandu dan perputaran yang cepat
9. Menjalin penerapan pada setiap pengaturan praktik
4
10. Fokus pada perubahan yang membuat sistem menjadi lebih baik bagi para
pasien
Diperlukan Kerumitan dan Kesederhanaan
Selain memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk
meningkatkan mutu dan strategi paling efektif untuk mencapai perubahan, setiap
organisasi juga harus memelihara pendekatan tertentu terhadap QI, yaitu yang
cocok dengan budayanya dan bisa dilakukan oleh pimpinan internal dan agen-agen
perubahannya. Saat QI dimasukkan pertama kalinya ke dalam perawatan kesehatan
pada akhir 1980-an, QI biasa mengambil pendekatan yang menciptakan beberapa
proyek spesifik, dikelola oleh tim khusus QI yang mengaplikasikan proses formal
dengan berbagai tahap terpisah (Berwick, 1989; Laffel dab Blumenthal, 1989).
Langkah-langkah ini dimulai dengan pengumpulan data untuk memahami proses
yang memerlukan peningkatan dan maju melalui pengembangan proses yang benar-
benar baru dan mendetail. Kultur praktik medis, kecenderungan untuk lebih fokus
pada administratif daripada masalah-masalah klinis, apresiasi yang tidak sesuai atas
arti penting dukungan kepemimpinan dan sumber-sumber daya, dan masalah
lainnya juga turut menurunkan minat terhadap model QI pada pertengahan 90-an
(Early dan Godfrey, 1995; Goldberg dkk, 1998; Shorthell dkk, 1995). Pada saat yang
hampir bersamaan, model baru QI dikembangkan.
Pada akhirnya, semakin jelas bahwa QI yang sukses perlu dimasukkan ke
dalam manajemen normal organisasi perawatan primer daripada diselenggarakan
sebagai proyek khusus yang menggunakan tim-tim ad hoc suka rela. Agar dapat
menggunakan informasi secara praktis, akan lebih baik jika ada kerangka konseptual
tentang hal-hal yang diperlukan kelompok klinis atau medis untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dari perawatan yang diberikan. Tiga faktor utama yang
menentukan peningkatan:
1. Prioritas tinggi untuk peningkatan oleh pimpinan
5
2. Kemampuan tinggi untuk mengelola proses perubahan
3. Keputusan proses perawatan yang tampak paling efektif bagi peningkatan
yang diinginkan
FASILITATOR EKSTERNAL BAGI PENINGKATAN
Para Pembayar, Pembeli dan Akuntabilitas Publik
NCQA yang baru telah dikembangkan untuk memberikan tekanan pada
rencana-rencana kesehatan untuk mendorong QI dengan meminta inspeksi dan
sertifikasi serta pelaporan publik menyangkut kinerja melalui Health Plan Employer
Data Information. Setelah dampak terbatas yang dimiliki pendekatan ini terhadap
mutu dan biaya menjadi lebih jelas, para pembeli mulai bertindak secara lebih
langsung, melalui desakan oleh perusahaan-perusahaan besar nasional dan berbagai
koalisi bisnis demi mewujudkan peningkatan yang nyata dalam perawatan maupun
biaya. Langkah selanjutnya dalam tekanan-tekanan eksternal untuk peningkatan
adalah pengembangan ukuran kinerja yang lebih difokuskan kepada kelompok-
kelompok medis dan klinis yang menyediakan perawatan daripada kinerja
berkelompok pada tingkat perencanaan kesehatan.
Fasilitator Peningkatan Praktik
Anggaplah beberapa jenis tekanan eksternal membuat praktik-praktik
perawatan primer ingin mengubah diri, maka pertanyaan yang muncul adalah
apakah mereka dapat melakukannya sendiri menggunakan konsep-konsep, teknik
dan perangkat terbaik yang tersedia, atau apakah mereka akan memerlukan
pendampingan dari suatu grup luar atau konsultan. Banyak orang percaya, bahkan
para petinggi perawatan primer, bahwa pendampingan akan dibutuhkan, setidaknya
untuk praktik-praktik kecil yang masih bercirikan perawatan primer di sebagian besar
wilayah Amerika Serikat. Sebagian besar percobaan terkendali acak dari QI telah
6
memanfaatkan fasilitator eksternal untuk membantu praktik-praktik yang
menerapkan tindakan pengobatan untuk diuji (Dietrich dkk., 1992; Dietrich dkk,
1998; Goodwin dkk, 2001; McBride dkk, 2000; Solberg dkk, 2000b; Wei dkk, 2005).
KERJA SAMA PENINGKATAN MUTU
Salah satu alternatif dari fasilitator eksternal yang paling menjanjikan untuk
membantu banyak klinik dan kelompok medis untuk maju adalah melalui partisipasi
dalam peningkatan mutu kolaboratif/kerja sama peningkatan mutu (quality
improvement collaboratives/QIC) lokal, regional, atau nasional. QIC yang paling
dikenal adalah Breakthrough Series oleh IHI (IHI, 2003; Kilo, 1998), yang
menyelenggarakan kerja sama dari 20 hingga 40 organisasi selama 9-12 bulan.
Model ini sangat terkenal, namun menghabiskan banyak biaya dan cenderung
menarik perhatian organisasi-organisasi pelayanan kesehatan besar atau yang
dibayar oleh pemerintah. QIC lain yang telah dikembangkan di antaranya Institute
for Clinical Systems Improvement (ICSI) di Minnesota, dimulai pada tahun 1993.
Evaluasi terhadap program ICSI mengungkapkan bahwa grup-grup medis dan klinis
yang berpartisipasi cenderung berkembang dalam pemahaman dan pekerjaan
mereka melalui empat tahap pada saat mengikuti kerja sama ICSI:
1. Penerapan panduan-panduan tertentu
2. Implementasi kombinasi dari beberapa panduan yang menggunakan sistem
yang mirip atau saling berkaitan dalam kondisi tertentu
3. Pengembangan atau pemodelan ulang dari sistem-sistem umum dan
infrastruktur kelompok untuk peningkatan perawatan
4. Perancangan kembali seluruh pendekatan yang diambil grup untuk
memberikan pelayanan kesehatan, demikian pula kultur kelompok
DIAMOND: CONTOH PENINGKATAN MUTU YANG UTAMA
Tujuan DIAMOND, yang diprakarsai pada 2008 di Minnesota, adalah untuk
memberikan peningkatan besar pada pelayanan dan hasil bagi para pasien dewasa
7
yang menderita depresi di beberapa klinik perawatan primer. Model perawatan ini
memiliki dasar bukti yang kuat dari 35 percobaan terkendali acak, tetapi dijalin
secara khusus untuk menyerupai model yang digunakan dalam salah satu percobaan
tersebut (IMPACT) (Gilbody dkk, 2006; Unutzer dkk, 2002; Williams dkk, 2007).
DIAMOND terdiri atas tujuh komponen:
1. Penggunaan konsisten atas instrumen yang sahih untuk menilai dan
memantau depresi, baik pada awal kontak maupun setelahnya (Kroenke dan
Spitzer, 2002; Lowe dkk, 2004)
2. Pelacakan dan pemantauan lanjut kepada pasien secara sistematis dengan
register
3. Pelayanan berbasis fakta untuk intensifikasi perawatan bagi semua pasien
yang gagal memenuhi perkembangan
4. Rencana pencegahan kambuh bagi semua pasien yang depresinya telah
diredakan
5. Seorang manajer pelayanan dalam praktik yang mendidik, memantau dan
mengoordinasi perawatan dengan kolaborasi bersama dokter perawatan
primer
6. Seorang psikiater yang memberikan supervisi kasus mingguan dan konsultasi
untuk manajer pelayanan dan rekomendasi perawatan kepada petugas klinis
perawatan primer
7. Laporan bulanan mengenai perkembangan pasien
Data yang dikumpulkan dan dianalisis di ICSI berdasarkan laporan dari klinik-
klinik yang bersangkutan memperlihatkan bahwa DIAMOND telah berjalan dengan
efektif. Lebih dari 4.000 pasien dimasukkan ke dalam program, dengan rata-rata reda
selama 6 bulan adalah 45% dari yang turut hingga masa itu (60% dari keseluruhan
pasien). Sebagai perbandingan, percobaan terkendali acak dalam literatur tentang
pengobatan yang serupa telah mencapai 35-40% keredaan dibanding perawatan
biasa yang berkisar 20%. Oleh karena itu, prakarsa ini telah memberikan hasil yang
8
lebih baik dari pada riset-riset yang melibatkan lebih banyak kontrol terhadap
perubahan pelayanan.
Hal-Hal yang Dipelajari dari DIAMOND
Walaupun telah banyak keberhasilan yang dicapai DIAMOND, terdapat
beberapa persoalan yang menyebabkan berkurangnya penggunaan model
perawatan ini. Sebagian dari klinik yang berpartisipasi dalam DIAMOND hanya dapat
memasukkan 10-20% pasien depresi ke dalam program. Ada penyebaran terbatas
untuk model ini kepada kelompok lain dan klinik lain dalam grup medis yang
berpartisipasi. Interaksi secara luas dan kunjungan bersama klinik yang berpartisipasi
menunjukkan bahwa ikatan yang terbatas ini pada dasarnya berkaitan dengan
masalah keuangan. Meskipun ada dukungan dari semua rencana kesehatan di
wilayah tersebut, sejumlah pasien dalam proporsi yang cukup banyak dalam klinik-
klinik yang berpartisipasi tidak memenuhi syarat untuk dicakup dalam perawatan
DIAMOND, karena mereka memiliki Medicare atau Medical Assistance untuk
asuransi layanan berbayar yang tidak turut serta dalam DIAMOND, para pegawai
yang telah berasuransi secara mandiri tidak bersedia untuk dilibatkan, mereka
memiliki produk-produk asuransi kesehatan yang dapat dikurangi, atau mereka
kurang berasuransi secara keseluruhan. Kurangnya ulasan bagi banyak pasien
dipersulit dengan anggapan yang beredar bahwa pencakupan yang ada tidak terlalu
cocok bagi biaya klinik dari pelayanan baru ini.
KESIMPULAN
Contoh DIAMOND menggambarkan banyak poin yang mengemuka lebih dulu
dalam bab ini. Pertama, contoh tersebut menunjukkan arti penting yang absolut dari
penyesuaian pembayaran dengan perawatan yang diinginkan. Kedua, DIAMOND
memperlihatkan nilai bagus yang dimiliki QIC lokal, khususnya yang telah
mengembangkan kredibilitas dan kepercayaan di antara kelompok medis dan para
pembayar. Ketiga, model tersebut mengilustrasikan kepentingan dan keterkaitan
dari kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya: penerapan DIAMOND
9
memberi keuntungan dari pengutamaan yang tinggi untuk peningkatan perawatan
terhadap depresi, dari kelompok-kelompok medis dan klinik yang berkemampuan
tinggi untuk mengelola perubahan, dan dari identifikasi proses perawatan baru yang
terbukti meningkatkan hasil perkembangan pasien.
Bab ini memperlihatkan bahwa QI telah menjadi hal pokok bagi ketahanan
perawatan primer, dan sistem perawatan primer yang berkembang pesat adalah hal
pokok bagi sistem pelayanan medis suatu negara untuk memenuhi tiga tujuan
kesehatan, biaya dan pengalaman. Untuk dapat mempengaruhi perawatan pada
para pasien, seluruh komponen dari sistem perawatan harus berkolaborasi,
melaksanakan perubahan pokok komplementer, dan melakukannya dengan cara
yang dapat dipertahankan bagi para pasien, staf, petugas klinik dan bahkan seluruh
negara.
Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 14 Buku Implementing
Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).

More Related Content

What's hot

Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Manajemen Keperawatan
Manajemen KeperawatanManajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan
IrwanBudiana2
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Asyifa Robiatul adawiyah
 
Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMJM Networks
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
yusimilanty
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Makalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemenMakalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajementaufandjoyo
 
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanUwes Chaeruman
 
Manajemen Finansial
Manajemen FinansialManajemen Finansial
Manajemen Finansial
pjj_kemenkes
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatan
Herlin Nuraeni Wijaya
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan
pjj_kemenkes
 
Manajemen Kebidanan
Manajemen KebidananManajemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan
pjj_kemenkes
 

What's hot (16)

Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality BookChapter 14 Buku The Health care Quality Book
Chapter 14 Buku The Health care Quality Book
 
Manajemen Keperawatan
Manajemen KeperawatanManajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan
 
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
Penjaminan mutu dalam pelayanan kesehatan (quality assurance)
 
Audit mutu
Audit mutuAudit mutu
Audit mutu
 
Makalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatanMakalah manajemen mutu keperawatan
Makalah manajemen mutu keperawatan
 
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidananMutu pelayanan kebidanan kebidanan
Mutu pelayanan kebidanan kebidanan
 
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 15 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Makalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemenMakalah organisasi dan manajemen
Makalah organisasi dan manajemen
 
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA Mutu asuhan keperawatan rangki    AKPER PEMKAB MUNA
Mutu asuhan keperawatan rangki AKPER PEMKAB MUNA
 
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan KeperawatanPerencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
 
Manajemen Finansial
Manajemen FinansialManajemen Finansial
Manajemen Finansial
 
Dokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatanDokumentasi implementasi keperawatan
Dokumentasi implementasi keperawatan
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan
 
Manajemen Kebidanan
Manajemen KebidananManajemen Kebidanan
Manajemen Kebidanan
 
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality BookChapter 5 Buku The Health care Quality Book
Chapter 5 Buku The Health care Quality Book
 
Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan Meningkatkan kinerja bidan
Meningkatkan kinerja bidan
 

Viewers also liked

SLMA president address 2009
SLMA president address 2009SLMA president address 2009
SLMA president address 2009
Rezvi Sheriff
 
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Nadia Naffi, Ph.D.
 
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Martin Merritt
 
Převod podniku
Převod podniku Převod podniku
Převod podniku
Firmin
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)
Manisha Dasgupta
 
English project
English projectEnglish project
English project
erinon
 
Infografia ninfa
Infografia ninfaInfografia ninfa
Infografia ninfa
Ninfa Zapata Vergara
 
OPB - IG FUNCTION
OPB - IG FUNCTIONOPB - IG FUNCTION
OPB - IG FUNCTION
David Wille
 
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Nasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Nasiatul Salim
 
ANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUE
ANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUEANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUE
ANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUE
REA-2015
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Nadia Naffi, Ph.D.
 
Graphene technology
Graphene technologyGraphene technology
Graphene technology
MukutMurtugudde
 
Summer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primarySummer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primary
Tayyaba Khan
 

Viewers also liked (14)

SLMA president address 2009
SLMA president address 2009SLMA president address 2009
SLMA president address 2009
 
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
Online Transnational Interactions About the Syrian Refugee Crisis After Terro...
 
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
Pleading Healthcare Fraud and Abuse Rule 9b 12 b 6 Merritt Rose 05 13
 
Převod podniku
Převod podniku Převod podniku
Převod podniku
 
Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)Schweitzer Short Presentation (1)
Schweitzer Short Presentation (1)
 
English project
English projectEnglish project
English project
 
Infografia ninfa
Infografia ninfaInfografia ninfa
Infografia ninfa
 
OPB - IG FUNCTION
OPB - IG FUNCTIONOPB - IG FUNCTION
OPB - IG FUNCTION
 
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
Chapter 6 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfor...
 
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 5 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
ANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUE
ANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUEANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUE
ANTES DE LA MONEDA SE UTILIZO EL TRUQEUE
 
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...Walking the tightrope between online and offline life  what adolescents learn...
Walking the tightrope between online and offline life what adolescents learn...
 
Graphene technology
Graphene technologyGraphene technology
Graphene technology
 
Summer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primarySummer vacation book class 5 primary
Summer vacation book class 5 primary
 

Similar to Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Singgih Pudjirahardjo
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Nasiatul Salim
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...
4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...
4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...
Ratna KP
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
rindhamareta
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Bayu Fijrie
 
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawat
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik PerawatMakalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawat
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawat
meida olivia
 
PPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptx
PPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptxPPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptx
PPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptx
InnaMutmainnahMusa
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
pjj_kemenkes
 
Tugas Manajemen Perubahan ok.pptx
Tugas Manajemen Perubahan ok.pptxTugas Manajemen Perubahan ok.pptx
Tugas Manajemen Perubahan ok.pptx
CHANDRAFDSILALAHI
 
tugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppt
tugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppttugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppt
tugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppt
DapurMikha
 

Similar to Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care (20)

Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 13 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 5 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 10 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality BookChapter 8 Buku The Health care Quality Book
Chapter 8 Buku The Health care Quality Book
 
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
Bab i pmkp (kelompok standart manajemen akreditasi rs)
 
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 3 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality BookChapter 16 Buku The Health care Quality Book
Chapter 16 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality BookChapter 12 Buku The Health care Quality Book
Chapter 12 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health careChapter 17  Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
Chapter 17 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care
 
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality BookChapter 3 Buku The Health care Quality Book
Chapter 3 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality BookChapter 17 Buku The Health care Quality Book
Chapter 17 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality BookChapter 1 Buku The Health care Quality Book
Chapter 1 Buku The Health care Quality Book
 
4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...
4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...
4. 2016_Sesi_4_YH_Priority_Setting_Membuat_Prioritas_dalam_Pelayanan_Kesehata...
 
Pasien safety
Pasien safetyPasien safety
Pasien safety
 
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidananDisiplin dan standar pelayanan kebidanan
Disiplin dan standar pelayanan kebidanan
 
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawat
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik PerawatMakalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawat
Makalah Sistem Pengembangan Kinerja Klinik Perawat
 
PPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptx
PPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptxPPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptx
PPT TUGAS ADMINKES RANGKUMAN MANAGE CARE 1-10 .pptx
 
Konsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan MutuKonsep Dasar Jaminan Mutu
Konsep Dasar Jaminan Mutu
 
Tugas Manajemen Perubahan ok.pptx
Tugas Manajemen Perubahan ok.pptxTugas Manajemen Perubahan ok.pptx
Tugas Manajemen Perubahan ok.pptx
 
tugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppt
tugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppttugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppt
tugas kelomk 1 renstra bidang kep.ppt
 

More from Nasiatul Salim

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
Nasiatul Salim
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Nasiatul Salim
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Nasiatul Salim
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Nasiatul Salim
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Nasiatul Salim
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Nasiatul Salim
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Nasiatul Salim
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Nasiatul Salim
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Nasiatul Salim
 

More from Nasiatul Salim (20)

PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakitPMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
PMK no 12 tahun 2012 tentang akreditasi rumah sakit
 
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatanKmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
Kmk no. 298 ttg pedoman akreditasi laboratorium kesehatan
 
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem KesehatanLatar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
Latar Belakang untuk Kebijakan Kualitas Nasional dalam Sistem Kesehatan
 
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaanLima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
Lima kemampuan dasar pelayanan lembaga kesehatan dan kemanusiaan
 
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality BookChapter 19 Buku The Health care Quality Book
Chapter 19 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality BookChapter 18 Buku The Health care Quality Book
Chapter 18 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality BookChapter 15 Buku The Health care Quality Book
Chapter 15 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality BookChapter 13 Buku The Health care Quality Book
Chapter 13 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality BookChapter 11 Buku The Health care Quality Book
Chapter 11 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality BookChapter 10 Buku The Health care Quality Book
Chapter 10 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality BookChapter 9 Buku The Health care Quality Book
Chapter 9 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality BookChapter 7 Buku The Health care Quality Book
Chapter 7 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality BookChapter 6 Buku The Health care Quality Book
Chapter 6 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality BookChapter 4 Buku The Health care Quality Book
Chapter 4 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality BookChapter 2 Buku The Health care Quality Book
Chapter 2 Buku The Health care Quality Book
 
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 13 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
Chapter 12 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Perfo...
 
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
Chapter 11 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performanc...
 
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 9 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
Chapter 8 Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance...
 

Recently uploaded

kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
IrmaFitriani7
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
SuryaniAnggun2
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
SriyantiSulaiman
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
kartikaoktarini
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
jeanlomirihi1
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
kartikaoktarini
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
jeanlomirihi1
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Rizkiyahnovianti
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
ShaoranAulia1
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
GregoryStevanusGulto
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
SIMRS Cendana
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
AbdulWahid24425
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
YuniAfridaniHasibuan
 

Recently uploaded (13)

kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmaskesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
kesehatan reproduksi remaja PPT oleh puskesmas
 
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.pptPenanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
Penanggulangan Penyakit FLU SINGAPURA.ppt
 
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 202425 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
25 Kecakapan Kader.pptx Puskesmas Kota Ratu Tahun 2024
 
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptxPPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
PPT TUMBUH KEMBANG ANAK-BAYI DAN BALITA.pptx
 
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah staselp HERNIA keperawatan medical bedah stase
lp HERNIA keperawatan medical bedah stase
 
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptxPMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
PMBA 6-23, IBU HAMIL,IBU MENYUSUISUI.pptx
 
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatanLp persalinan normal maternitas keperawatan
Lp persalinan normal maternitas keperawatan
 
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.pptPencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
Pencegahan Penyakit_Rizkiyah Novianti.ppt
 
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdfVaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
Vaskularisasi sistem konduksi jantung.pdf
 
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TN.pptx
 
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdfBuku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
Buku Panduan Penggunaan Terminologi LOINC.pdf
 
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdfPanduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
Panduan 25 Keterampilan Dasar Kader posyandu.pdf
 
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docxLAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
LAPORAN AUDIT INTERNAL UKM PKM PP 1.docx
 

Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care

  • 1. 1 Bab 14. Peningkatan Mutu dalam Perawatan Primer: Peran Organisasi, sistem dan Kerja Sama Hampir semua pengukuran perawatan dilakukan terhadap indikator-indikator yang terdapat pada perawatan primer, sehingga tatanan itu mendapatkan perhatian besar secara khusus. Namun, seiring dengan meningkatnya perancangan ulang dan pengembangan perawatan primer, kondisi dari lingkup perawatan tersebut justru menurun. Oleh karena itu, ada semacam kebutuhan mendesak untuk melaksanakan tiga maksud (meningkatkan kesehatan, pengalaman pasien pada perawatan dan biaya), juga untuk merancang kembali perawatan primer dan menyusun ulang keseimbangan antara perawatan tersebut dan perawatan yang lebih khusus lainnya (Berwick dkk, 2008). Perancangan ulang struktur pembayaran penting untuk dilakukan sebelum atau sebagai bagian dari perancangan kembali perawatan. Bagian ini dibatasi pada perancangan ulang dan peningkatan mutu perawatan primer, meskipun hal itu telah menjadi anjuran cepat tujuan-tujuan yang lebih luas dalam meningkatkan pengalaman dan nilai serta mutu dan kesehatan. KUNCI-KUNCI INTERNAL PENINGKATAN Organisasi Perawatan Primer Organisasi-organisasi yang menyediakan perawatan primer telah berevolusi dari praktik-praktik dokter ke kelompok kecil dengan spesialisasi tunggal dan sekarang ke grup medis yang lebih besar lagi, yang kebanyakan telah menjadi organisasi multispesialisasi yang mampu menyediakan hampir semua macam perawatan. Sebagian dari evolusi ini telah dipercepat dengan kebutuhan untuk menciptakan kekuatan negosisasi dengan rencana-rencana perawatan yang telah dikelola, tetapi dibantu perkembangannya oleh perubahan teknologis dalam obat- obatan, penekanan biaya, sikap dokter yang berubah mengenai pekerjaannya, dan harapan tinggi dari konsumen dan pembeli.
  • 2. 2 Salah satu faktor perlunya perancangan ulang perawatan dan peningkatan mutu (quality improvement/QI) adalah kurangnya integrasi secara historis dalam sebagian besar kelompok medis ini, bahkan pada grup-grup yang lebih besar dengan banyak spesialisasi. Organisasi-organisasi yang semakin kompleks juga menuntut kepemimpinan, sehingga kelompok-kelompok medis memerlukan pengarah medis, kepala administrasi, komite-komite, dan dewan direktur. Saat bertambah besar, kelompok-kelompok tersebut juga biasanya menunjuk kepala-kepala medis dan administratif untuk klinik-klinik tersendiri. Selain itu, dengan meningkatnya tekanan dari QI dan penghematan biaya, kelompok-kelompok medis merasa penting untuk mengembangkan integrasi dari berbagai tempat dan departemen dan menciptakan suatu infrakstruktur yang dapat mengembangkan dan memelihara sistem bersama untuk mendukung pelayanan yang konsisten dan berstandar. Agar lebih efektif, infrastruktur ini meliputi pendekatan spesifik terhadap QI juga koordinator dan pimpinan dokter yang dapat menghubungkan upaya-upaya QI dengan prioritas, rencana dan sumber daya organisasional. Seluruh tim kepemimpinan dan sering pula sumber daya organisasional diperlukan untuk membantu perubahan ini. QI Memerlukan Fokus Organisasional Maksud dari bentuk-bentuk praktik antara lain mengembangkan, menerapkan dan memelihara sistem-sistem praktik yang membuat pelayanan konsisten pada aspek-aspek umum dari berbagai kondisi akut, kronis, dan preventif. Beberapa contoh dari sistem-sistem tersebut adalah sebagai berikut:  Register untuk pasien dengan kondisi kronis  Identifikasi rutin tentang faktor-faktor risiko pada saat kunjungan kantor  Sistem-sistem tercatat atau elektronik untuk memantau apakah pasien mengikuti perkembangan layanan-layanan preventif dan apakah tersedia perawatan intensif bagi kondisi-kondisi kronis  Penempatan perintah atau penyampaian dari layanan-layanan preventif dan penyaringan
  • 3. 3  Koordinasi peralihan perawatan dalam tatanan yang menyangkut pasien dan di luar pasien juga di antara layanan perawatan primer dan subspesialisasi  Pengelola pelayanan bagi para pasien yang menderita kondisi kronis stabil Sistem-sistem praktik ini dan lainnya yang menjamin perawatan yang komprehensif, berkelanjutan dan terkoordinasi merupakan inti dari perancangan ulang praktik perawatan primer yang disebut sebagai “rumah-rumah medis” (Rosenthal, 2008; Rosser dkk, 2010). Saat ini, ada banyak pustaka yang menjadi bukti kebutuhan akan praktik perubahan QI, namun keperluan tersebut menjadi lebih jelas dalam studi yang saya dan kolega saya publikasikan pada tahun 2000. Kami mengidentifikasi dokter-dokter dan koordinator yang paling berwawasan dan berpengalaman dengan QI dalam wilayah kami di kalangan kelompok medis yang paling sukses dalam meningkatkan kualitas. Beberapa pelajaran penting yang dapat diambil salah satunya adalah pentingnya mempertimbangkan banyak faktor saat mencoba meningkatkan mutu. Pelajaran lainnya dari para ahli praktik ini adalah perlunya menggunakan banyak strategi daripada melaksanakan strategi tunggal yang telah menjadi fokus dari berbagai literatur penelitian mengenai QI. Dari 25 strategi yang teridentifikasi, 10 besar strateginya adalah: 1. Menggunakan sistem-sistem bantuan seperti pengingat, register dan pembagian tugas 2. Fokus pada perubahan yang membuat pekerjaan dokter menjadi lebih mudah 3. Mengurangi atau menghilangkan halangan 4. Mengukur peningkatan secara periodik 5. Menyediakan informasi dan pelatihan 6. Mengalihkan wewenang kepada para perancana pelaksanaan 7. Menyediakan umpan balik komparatif dari pengukuran-pengukuran yang relevan 8. Melakukan uji awal melalui pemandu dan perputaran yang cepat 9. Menjalin penerapan pada setiap pengaturan praktik
  • 4. 4 10. Fokus pada perubahan yang membuat sistem menjadi lebih baik bagi para pasien Diperlukan Kerumitan dan Kesederhanaan Selain memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk meningkatkan mutu dan strategi paling efektif untuk mencapai perubahan, setiap organisasi juga harus memelihara pendekatan tertentu terhadap QI, yaitu yang cocok dengan budayanya dan bisa dilakukan oleh pimpinan internal dan agen-agen perubahannya. Saat QI dimasukkan pertama kalinya ke dalam perawatan kesehatan pada akhir 1980-an, QI biasa mengambil pendekatan yang menciptakan beberapa proyek spesifik, dikelola oleh tim khusus QI yang mengaplikasikan proses formal dengan berbagai tahap terpisah (Berwick, 1989; Laffel dab Blumenthal, 1989). Langkah-langkah ini dimulai dengan pengumpulan data untuk memahami proses yang memerlukan peningkatan dan maju melalui pengembangan proses yang benar- benar baru dan mendetail. Kultur praktik medis, kecenderungan untuk lebih fokus pada administratif daripada masalah-masalah klinis, apresiasi yang tidak sesuai atas arti penting dukungan kepemimpinan dan sumber-sumber daya, dan masalah lainnya juga turut menurunkan minat terhadap model QI pada pertengahan 90-an (Early dan Godfrey, 1995; Goldberg dkk, 1998; Shorthell dkk, 1995). Pada saat yang hampir bersamaan, model baru QI dikembangkan. Pada akhirnya, semakin jelas bahwa QI yang sukses perlu dimasukkan ke dalam manajemen normal organisasi perawatan primer daripada diselenggarakan sebagai proyek khusus yang menggunakan tim-tim ad hoc suka rela. Agar dapat menggunakan informasi secara praktis, akan lebih baik jika ada kerangka konseptual tentang hal-hal yang diperlukan kelompok klinis atau medis untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari perawatan yang diberikan. Tiga faktor utama yang menentukan peningkatan: 1. Prioritas tinggi untuk peningkatan oleh pimpinan
  • 5. 5 2. Kemampuan tinggi untuk mengelola proses perubahan 3. Keputusan proses perawatan yang tampak paling efektif bagi peningkatan yang diinginkan FASILITATOR EKSTERNAL BAGI PENINGKATAN Para Pembayar, Pembeli dan Akuntabilitas Publik NCQA yang baru telah dikembangkan untuk memberikan tekanan pada rencana-rencana kesehatan untuk mendorong QI dengan meminta inspeksi dan sertifikasi serta pelaporan publik menyangkut kinerja melalui Health Plan Employer Data Information. Setelah dampak terbatas yang dimiliki pendekatan ini terhadap mutu dan biaya menjadi lebih jelas, para pembeli mulai bertindak secara lebih langsung, melalui desakan oleh perusahaan-perusahaan besar nasional dan berbagai koalisi bisnis demi mewujudkan peningkatan yang nyata dalam perawatan maupun biaya. Langkah selanjutnya dalam tekanan-tekanan eksternal untuk peningkatan adalah pengembangan ukuran kinerja yang lebih difokuskan kepada kelompok- kelompok medis dan klinis yang menyediakan perawatan daripada kinerja berkelompok pada tingkat perencanaan kesehatan. Fasilitator Peningkatan Praktik Anggaplah beberapa jenis tekanan eksternal membuat praktik-praktik perawatan primer ingin mengubah diri, maka pertanyaan yang muncul adalah apakah mereka dapat melakukannya sendiri menggunakan konsep-konsep, teknik dan perangkat terbaik yang tersedia, atau apakah mereka akan memerlukan pendampingan dari suatu grup luar atau konsultan. Banyak orang percaya, bahkan para petinggi perawatan primer, bahwa pendampingan akan dibutuhkan, setidaknya untuk praktik-praktik kecil yang masih bercirikan perawatan primer di sebagian besar wilayah Amerika Serikat. Sebagian besar percobaan terkendali acak dari QI telah
  • 6. 6 memanfaatkan fasilitator eksternal untuk membantu praktik-praktik yang menerapkan tindakan pengobatan untuk diuji (Dietrich dkk., 1992; Dietrich dkk, 1998; Goodwin dkk, 2001; McBride dkk, 2000; Solberg dkk, 2000b; Wei dkk, 2005). KERJA SAMA PENINGKATAN MUTU Salah satu alternatif dari fasilitator eksternal yang paling menjanjikan untuk membantu banyak klinik dan kelompok medis untuk maju adalah melalui partisipasi dalam peningkatan mutu kolaboratif/kerja sama peningkatan mutu (quality improvement collaboratives/QIC) lokal, regional, atau nasional. QIC yang paling dikenal adalah Breakthrough Series oleh IHI (IHI, 2003; Kilo, 1998), yang menyelenggarakan kerja sama dari 20 hingga 40 organisasi selama 9-12 bulan. Model ini sangat terkenal, namun menghabiskan banyak biaya dan cenderung menarik perhatian organisasi-organisasi pelayanan kesehatan besar atau yang dibayar oleh pemerintah. QIC lain yang telah dikembangkan di antaranya Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI) di Minnesota, dimulai pada tahun 1993. Evaluasi terhadap program ICSI mengungkapkan bahwa grup-grup medis dan klinis yang berpartisipasi cenderung berkembang dalam pemahaman dan pekerjaan mereka melalui empat tahap pada saat mengikuti kerja sama ICSI: 1. Penerapan panduan-panduan tertentu 2. Implementasi kombinasi dari beberapa panduan yang menggunakan sistem yang mirip atau saling berkaitan dalam kondisi tertentu 3. Pengembangan atau pemodelan ulang dari sistem-sistem umum dan infrastruktur kelompok untuk peningkatan perawatan 4. Perancangan kembali seluruh pendekatan yang diambil grup untuk memberikan pelayanan kesehatan, demikian pula kultur kelompok DIAMOND: CONTOH PENINGKATAN MUTU YANG UTAMA Tujuan DIAMOND, yang diprakarsai pada 2008 di Minnesota, adalah untuk memberikan peningkatan besar pada pelayanan dan hasil bagi para pasien dewasa
  • 7. 7 yang menderita depresi di beberapa klinik perawatan primer. Model perawatan ini memiliki dasar bukti yang kuat dari 35 percobaan terkendali acak, tetapi dijalin secara khusus untuk menyerupai model yang digunakan dalam salah satu percobaan tersebut (IMPACT) (Gilbody dkk, 2006; Unutzer dkk, 2002; Williams dkk, 2007). DIAMOND terdiri atas tujuh komponen: 1. Penggunaan konsisten atas instrumen yang sahih untuk menilai dan memantau depresi, baik pada awal kontak maupun setelahnya (Kroenke dan Spitzer, 2002; Lowe dkk, 2004) 2. Pelacakan dan pemantauan lanjut kepada pasien secara sistematis dengan register 3. Pelayanan berbasis fakta untuk intensifikasi perawatan bagi semua pasien yang gagal memenuhi perkembangan 4. Rencana pencegahan kambuh bagi semua pasien yang depresinya telah diredakan 5. Seorang manajer pelayanan dalam praktik yang mendidik, memantau dan mengoordinasi perawatan dengan kolaborasi bersama dokter perawatan primer 6. Seorang psikiater yang memberikan supervisi kasus mingguan dan konsultasi untuk manajer pelayanan dan rekomendasi perawatan kepada petugas klinis perawatan primer 7. Laporan bulanan mengenai perkembangan pasien Data yang dikumpulkan dan dianalisis di ICSI berdasarkan laporan dari klinik- klinik yang bersangkutan memperlihatkan bahwa DIAMOND telah berjalan dengan efektif. Lebih dari 4.000 pasien dimasukkan ke dalam program, dengan rata-rata reda selama 6 bulan adalah 45% dari yang turut hingga masa itu (60% dari keseluruhan pasien). Sebagai perbandingan, percobaan terkendali acak dalam literatur tentang pengobatan yang serupa telah mencapai 35-40% keredaan dibanding perawatan biasa yang berkisar 20%. Oleh karena itu, prakarsa ini telah memberikan hasil yang
  • 8. 8 lebih baik dari pada riset-riset yang melibatkan lebih banyak kontrol terhadap perubahan pelayanan. Hal-Hal yang Dipelajari dari DIAMOND Walaupun telah banyak keberhasilan yang dicapai DIAMOND, terdapat beberapa persoalan yang menyebabkan berkurangnya penggunaan model perawatan ini. Sebagian dari klinik yang berpartisipasi dalam DIAMOND hanya dapat memasukkan 10-20% pasien depresi ke dalam program. Ada penyebaran terbatas untuk model ini kepada kelompok lain dan klinik lain dalam grup medis yang berpartisipasi. Interaksi secara luas dan kunjungan bersama klinik yang berpartisipasi menunjukkan bahwa ikatan yang terbatas ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah keuangan. Meskipun ada dukungan dari semua rencana kesehatan di wilayah tersebut, sejumlah pasien dalam proporsi yang cukup banyak dalam klinik- klinik yang berpartisipasi tidak memenuhi syarat untuk dicakup dalam perawatan DIAMOND, karena mereka memiliki Medicare atau Medical Assistance untuk asuransi layanan berbayar yang tidak turut serta dalam DIAMOND, para pegawai yang telah berasuransi secara mandiri tidak bersedia untuk dilibatkan, mereka memiliki produk-produk asuransi kesehatan yang dapat dikurangi, atau mereka kurang berasuransi secara keseluruhan. Kurangnya ulasan bagi banyak pasien dipersulit dengan anggapan yang beredar bahwa pencakupan yang ada tidak terlalu cocok bagi biaya klinik dari pelayanan baru ini. KESIMPULAN Contoh DIAMOND menggambarkan banyak poin yang mengemuka lebih dulu dalam bab ini. Pertama, contoh tersebut menunjukkan arti penting yang absolut dari penyesuaian pembayaran dengan perawatan yang diinginkan. Kedua, DIAMOND memperlihatkan nilai bagus yang dimiliki QIC lokal, khususnya yang telah mengembangkan kredibilitas dan kepercayaan di antara kelompok medis dan para pembayar. Ketiga, model tersebut mengilustrasikan kepentingan dan keterkaitan dari kerangka konseptual yang telah dijelaskan sebelumnya: penerapan DIAMOND
  • 9. 9 memberi keuntungan dari pengutamaan yang tinggi untuk peningkatan perawatan terhadap depresi, dari kelompok-kelompok medis dan klinik yang berkemampuan tinggi untuk mengelola perubahan, dan dari identifikasi proses perawatan baru yang terbukti meningkatkan hasil perkembangan pasien. Bab ini memperlihatkan bahwa QI telah menjadi hal pokok bagi ketahanan perawatan primer, dan sistem perawatan primer yang berkembang pesat adalah hal pokok bagi sistem pelayanan medis suatu negara untuk memenuhi tiga tujuan kesehatan, biaya dan pengalaman. Untuk dapat mempengaruhi perawatan pada para pasien, seluruh komponen dari sistem perawatan harus berkolaborasi, melaksanakan perubahan pokok komplementer, dan melakukannya dengan cara yang dapat dipertahankan bagi para pasien, staf, petugas klinik dan bahkan seluruh negara. Sumber : William A.Sollecito dan Julie K.Johson. Chapter 14 Buku Implementing Continuous Quality Improvement in Health care edisi ke empat (2011).