Dokumen tersebut membahas tentang program menjaga mutu pelayanan kesehatan dan kebidanan. Ada dua bentuk program menjaga mutu pelayanan kesehatan berdasarkan pelaksanaannya, yaitu internal di dalam instansi pelayanan dan eksternal di luar instansi. Program menjaga mutu juga dibedakan berdasarkan waktunya, yaitu prospektif sebelum pelayanan, konkuren bersamaan dengan pelayanan, dan retrospektif setelah pelayanan. Program menjaga
Standar persyataran minimal & standar penampilan minimalEdison Thomas
Bila ingin douwload materi PPt silahkan kirim bantuan dana sebesar Rp.25.000.-ke rek bank mandiri no rek 1790000064878 an edy purnomo selajutnya sms ke no hp 081368813785
1. MUTU PELAYANAN KEBIDANAN
Yushi Milanty Septia Putri
195401426388
UNIVERSITAS NASIONAL
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
JAKARTA
2020
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan bermutu atau berkualitas sering dikaitkan dengan biaya. Rosemary
E. Cross mengatakan bahwa secara umum pemikiran tentang kualitas sering
dihubungkan dengan kelayakan, kemewahan, kecantikan, nilai uang, kebebasan dari
rasa sakitdan ketidaknyamanan, usia harapan hidup yang panjang, rasa hormat,
kebaikan.
Pelayanan kesehatan adalah Setiap upaya yang di selenggarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Semakin tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan
untuk mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam
menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu
peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus. Untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat
dilaksanakan.
Upaya tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam ilmu
administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu pelayanan
kesehatan (Quality Assurance Program).
Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan
, namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat sangat luas, menyebabkan
3. upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tidaklah semudah
yang diperkirakan. Sesungguhnyalah seperti juga mutu pelayanan, dimensi kepuasan
pasien sangat bervariasi sekali.oleh karena itu,para petugas kesehatan harus tetap
menjaga program mutu,termasuk program prospektif,konkuren dan retrospektif serta
internal dan eksternal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan, jika Ditinjau dari
pelaksanaan dan kedudukanya?
2. Jelaskan Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan?
1.3 Tujuan
1. Memahami dan mengerti Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan,
jika Ditinjau dari pelaksanaan dan Ditinjau dari waktunya.
2. Memahami dan mengerti Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan Kebidanan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk Program Menjaga Mutu Pelayanan kesehatan
2.1.1 Ditinjau dari pelaksanaan:
1. Program Menjaga Mutu Internal
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk
kedudukan organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga
Mutu berada di dalam institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu
organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu.
Jika ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua
macam:
a. Para pelaksana program menjaga mutu adalah para ahli yang tidak terlibat dalam
pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan wewenang dan
tanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu.
b. Para pelaksana program menjga mutu adalah mereka yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (team based),jadi semacam gugus kendali mutu,sebagaimana
yang banyak dibentuk didunia industry.
5. Dari dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik adalah
bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggungjawab
menyelenggarakan program menjaga mutu seyogyanya bukan orang lain melainkan
adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu sendiri.
2. Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada bentuk ini kedudukan organisasi yang bertanggungjawab
menyelenggarakan program menjaga mutu berada diluar institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini, biasanya untuk suatu wilayah kerja
tertentu dan/atau untuk kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi, diluar
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang diserahkan tanggung
jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang diserahkan tanggung jawab
menyelenggarakan program menjaga mutu, misalnya suatu badan penyelenggara
program asuransi kesehatan, yang untuk kepentingan programnya, membentuksuatu
unit program menjaga mutu, guna memantau, menilai serta mengajukan saran-saran
perbaikan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh berbagai
institusipelayanan kesehatan yang tergabung dalam program yang dikembangkannya.
Pada program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur tangan pihak luar untuk
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi pelayanan kesehatan,
yang biasanya sulit diterima.
2.1.2 Ditinjau dari waktunya:
1. Program Menjaga Mutu Prospektif (Prospective Quality Assurance)
Adalah program menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan
kesehatan. Pada bentuk ini perhatian utama lebih ditunjukkan pada standar masukan
dan standar lingkungan yaitu pemantauan dan penilaian terhadap tenaga pelaksana,
dana, sarana, di samping terhadap kebijakan, organisasi, dan manajemen institusi
kesehatan.
6. Apabila ditemukan tenaga pelaksana, dana, sarana, kebijakan, struktur organisasi, dan
sistem manajemen yang dianut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, akan
berpengaruh terhadap mutu pelayanan, sehingga mutu pelayan kesehatan sulit dapat
diharapkan.
Prinsip pokok program menjaga mutu prospektif sering dimanfaatkan dan tercantum
dalam banyak peraturan perundang-undangan, di antaranya :
a. Standarisasi
Standarisasi adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal, atau disebut pula sebagai kisaran
variasi yang masih dapat diterima ( Clinical Practice Guideline , 1990). Standarisasi
adalah upaya menentukan standar-standar tertentu yang harus dipenuhi. Untuk dapat
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan bermutu ditetapkanlah standarisasi
pelayanan kesehatan.
b. Lisensi (Perizinan)
Lisensi Standarisasi perlu diikuti dengan perizinan untuk mencegah pelayanan yang
tidak bermutu. Izin menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya diberikan kepada
institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang telah memenuhi standar yang telah
ditetapkan. Sekali standar tersebut tidak terpenuhi, izin penyelenggaraan pelayanan
kesehatan segera di cabut.
c. Sertifikasi
Sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan sertifikat
(pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga kesehatan yang benar-benar
telah dan atau tetap memenuhi persyaratan Agar hasilnya optimal, sertifikasi perlu
ditinjau serta diberikan secara berkala.
7. d. Akreditasi
Akreditasi adalah bentuk lain dari sertifikasi yang nilainya dipandang lebih tinggi
Dilakukan secara bertingkat, yakni sesuai dengan kemampuan institusi kesehatan dan
tenaga pelaksana yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Akreditasi juga
ditinjau serta diberikan secara berkala
2. Program Menjaga Mutu Konkuren (Concurent quality assurance)
Yang dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang
diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan.Pada bentuk ini perhatian
utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan menilai tindakan
medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan. Program konkuren ini paling sulit
dilaksanakan,karena ada faktor tenggang rasa kesejawatan. Kecuali apabila
menyelenggarakan yankes dalam satu tim ( team work ) atau terbentuk kelompok
kesejawatan ( peer group ).
3. Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu yang
dilaksanakan setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian
utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan peleyanan
kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar yang telah ditetapkan,
maka berarti pelayanan kesehtan yang diselenggarakan kurang bermutu. Karena
program menjaga mutu retrospektif dilaksanakan setelah diselenggarakannya
pelayanan kesehatan, maka objek program menjaga mutu umumnya bersifat tidak
langsung. Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan pemakai jasa
pelayanan kesehatan. Beberapa contoh program menjaga mutu retrospektif adalah:
1. Review rekam medis (record review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari rekam medis yang
dipergunakan. Semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan dengan
8. standar yang telah ditetapkan. Tergantung dari masalah yang ingin dinilai, reviu rekam
medis dapat dibedakan atas beberapa macam. Misalnya drug usage review jika yang
dinilai adalah penggunaan obat, dan atau surgical case review jika yang dinilai adalah
pelayanan pembedahan. Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang
diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang
direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya
sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari
pelayanan yang diberikan.
2. Review jaringan (tissue review)
Disini penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai dari
jaringan pembedahan yang dilakukan. Apabila gambaran patologi anatomi dari
jaringan yang diangkat telah sesuai dengan diagnosis yang ditegakkan, maka berarti
pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Survai klien (client survey)
Disini penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan pemakai jasa
pelayanan kesehatan. Survai klien ini dapat dilakukan secara informal, dalam arti
melangsungkan tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau secara
formal, dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei dapat
dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui
telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasien.
9. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan
penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah ditetapkan,
menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan
yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran tindak lanjut untuk
lebih meningkatkan mutu pelayanan.
Program menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan organisasi yang
bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam institusi
pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu organisasi secara khusus diserahkan
tanggung jawab akan menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
Program menjaga mutu eksternal yaitu kedudukan organisasi yang bertanggung
jawab menyelenggarakan program menjaga mutu berada di luar institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk itu, biasanya untuk suatu wilayah kerja
tertentu dan untuk kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi di luar institusi
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang bertanggung jawab
menyelenggarakan program menjaga mutu
B.Saran
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus
dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni: tersedia
(available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima
10. (acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient)
serta bermutu (quality).