SlideShare a Scribd company logo
Cara Mengitung Kalibrasi alat semprot (sprayer) 
Mengitung Kalibrasi alat semprot (sprayer) 
Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk 
luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan 
penyemprotan yang gunanya adalah : 
1.Menghindari pemborosan herbisida 
2.Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida 
3.Memperkecil pencemaran lingkungan. 
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan 
kalibrasi: 
1.Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, 
misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m 
2.Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter - Pompa tangki sebanyak 
10-12 kali hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh 
3.Lakukan penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan 
tekanan yang sama sampai air 2,5 liter tersebut habis. 
4.Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut. 
5.Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas 
areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut. 
Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter 
menggunakan nosel polijet warna biru. 
Ulangan Panjang (m) Luas (m2) 
I. 33 49,5 
II. 33 49,5 
III. 34 51 
Rata - rata 33,3 50 
Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka 
banyaknya air yang dibutuhkan adalah: 
Volume air = 10.000 m2 x 2,5 liter air/1,5 mx33,3m 
= 10.000 m2 x 2 5 liter air/50 M2 
= 500 liter/ha. 
Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml) per 
hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah: 
Volume herbisida = (15 liter x 3000 ml)/500 liter 
= 90 ml herbisida /15 liter air
LAPORAN PRAKTIKUM MK. PENGENDALIAN GULMA 
KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER 
PENDAHULUAN 
Latar Belakang 
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian 
rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, 
penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, 
tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek 
pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena 
gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia. 
Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu 
masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan 
besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak 
cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan 
dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang 
lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang 
lebih besar. 
Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam 
mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya 
matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi 
baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara 
efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. 
Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang 
sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah 
pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara-caraPreventif 
(pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem
budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, 
dan Pengendalian gulma secara terpadu. 
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan 
menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang 
dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara 
selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun 
sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. 
Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama 
untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, 
mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan 
sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan 
terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. Salah satunya 
pengendalian secara kimiawi dengan pestisida atau herbisida menggunakan alat 
penyemprot punggung (knapsack 
sprayer). 
TujuanPraktikum ini bertujuan antara lain agar mahasiswa mampu mengkalibrasi 
dan mengukur dosis pestisida secara tepat dan benar dengan knapsack sprayer. Selain 
itu, melatih kemampuan berjalan sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan. 
BAHAN DAN METODE 
Waktu dan Tempat 
Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut adalah di Kebun Percobaan 
Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor. 
Bahan dan Alat 
Bahan yang digunakan adalah air. Sedangkan alat yang dipergunakan 
antara lain ember, gelas ukur, knapsack sprayer, meteran, danstopwatch. 
Pelaksanaan 
Cara menggunakan Knapsack Sprayer 
• 
Masukkan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya ke dalam tangki 
sprayer . 
•
Lakukan penyemprotan ke arah ember selama satu menit, sebelumnya pompa terlebih 
dahulu untuk membuat tekanan pada tangki sprayer. Lakukan untuk masing-masingnozzle 
dan ukur. 
• 
Lakukan penyemprotan pada lahan dengan jarak 50 cm di atas permukaan 
tanah. Ukur lebar hasil penyemprotan. 
• 
Buat jarak untuk jalur perjalanan sepanjang 10 m. 
• 
Lakukan pengukuran dengan kecepatan berjalan yang konstan sesuai waktu 
yang telah ditentukan. 
Pembahasan 
Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi pestisida atau herbisida dengan menggunakan alat 
penyemprot punggung (knapsack sprayer) yang sebelumnya harus dilakukan kalibrasi. Kalibrasi itu 
sendiri merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. 
Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung 
dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan 
tersertifikasi. 
Knapsack sprayer yang digunakan memiliki kapasitas penuh 15 L larutan dan memiliki empat 
macam nozzle yaitu warna merah, biru, hijau, dan kuning yang masing-masing proyeksi, volume semprot, 
dan lebar semprot berbeda. Pengukuran kapasitas curah (nozzle delivery) dilakukan dalam tiga kali 
ulangan, satu menit per ulangan. Sedangkan untuk pengukuran lebar semprot (swath) dilakukan satu kali 
ulangan pada ketinggian 50 cm di atas permukaan gulma/lahan. 
Nozzle merah memiliki lebar semprot 2 m, nozzle biru 1.5 m, nozzle hi jau 1 m, dan nozzle 
kuning 0.5 m. Volume semprot yang dihasilkan berbanding lurus dengan lebar semprot masing-masing 
nozzle. Namun hasil pengukuran praktikum menghasilkan data yang berbeda. Seperti pada tabel, nozzle 
dengan volume dan lebar 
semprot terbesar adalah nozzle kuning, yaitu dengan volume 2346.7 mL/menit dan lebar semprot 204 
cm. Sedangkan volume terendah adalah nozzle merah sebesar 1153.3 mL/menit, dan lebar semprot 
terendah adalah nozzle hijau sebesar 158.3 cm.
Lebar semprot yang berbeda mungkin dikarenakan adanyaDrift yaitu bias semprot 
(butirandroplet yang salah sasaran) hal ini dapat disebabkan oleh angin. Selain itu, volume semprot yang 
jauh berbeda dari seharusnya kemungkinan disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat 
praktikum penggunaan alat dilakukan oleh beberapa orang, perbedaan kekuatan, kecepatan memompa 
dapat mempengaruhi volume semprot per menitnya. 
Pengukuran waktu yang digunakan dimaksudkan agar dapat memperkirakan kecepatan berjalan 
saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi bahan juga dapat diterapkan jika cara berjalan sesuai 
dengan waktu yang ditentukan.
Kalibrasi knapsack sprayer 
Knapsack (tipe gendong) dapat lebih akurat digunakan 
apabila dikalibrasi secara benar. Kita akan mempergunakan 
plot kecil untuk mengkalibrasi knapsack dan kemudian 
bekerja untuk mengetahui berapa banyak air yang 
digunakan per 1.000 meter persegi (m2) dan per hektare 
(10.000 m2). 
Kalibrasi 
Kalibrasi knapsack sprayer atau spayer bertekanan 
merupakan pekerjaan sederhana yang membutuhkan sedikit 
waktu saja.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan 
sebelum melakukan kalibrasi: 
Knapsack harus dalam kondisi bersih dan terpelihara 
dengan baik 
Gunakan air biasa untuk mengkalibrasi sprayer, 
Ketepatan kalibrasi tergantung pada apakah anda dapat menggunakan pompa untuk menghasilkan 
tekanan yang konstan secara terus-menerus, dan berjalan dengan kecepatan yang tetap secara 
terus menerus. Anda harus menjalankan pompa dengan kecepatan konstan (tepat) sehingga anda 
dapat menemukan kecepatan menyemprot yang paling nyaman bagi anda. 
Metode kalibrasi 
1. Periksa apakah semprotan anda bekerja dengan baik. 
2. Tandai area yang akan digunakan untuk kalibrasi (seluas 25 m2)dengan menggunakan turus 
disetiap pojokan lahan. Akan lebih baik kalau area untuk mengkalibrasi merupakan area yang 
sama (bagian dari )yang akan disemprot (diaplikasi pestisida) sehingga kalibrasi laju aplikasi 
sama dengan saat aplikasi. 
3. Isi knapsack sampai penuh. 
4. Semprot plot kalibrasi dengan tekanan dan kecepatan penyemprotan yang sama dengan 
tekanan dan kecepatan yang akan anda gunakan pada saat menyemprot lahan anda. 
5. Setelah selesai menyemprot pada lahan untuk kalibrasi, bawa knapsack sprayer ke tempat 
pengisian air, dan ukur berapa air yang diperlukan untuk mengisi penuh knapsack sprayer. 
Jumlah air yang digunakan untuk mengisi penuh knapsack sprayer harus diukur dalam satuan 
liter. 
6. Banyaknya air yang diperlukan untuk 1.000 meter persegi, atau per hektare dapat ditunjukkan 
dalam table atau menggunakan rumus sebagai berikut. 
Laju air/1,000 meter persegi = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi 40 
Laju air/hektare = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi x 400 
Contoh pencampuran cairan semprot. 
Pekerjaan ini menggunakan knapsack sprayer berukuran 16 liter untuk menyemprot lahan kentang 
berukuran panjang 50 m dan lebar 30 m (1.500 m2), menggunakan fungisida dengan dosis 2,5 kg/ha. 
Untuk informasi lebih lanjut lihat www.indopetani.com 
Jumlah air yang digunakan untuk menyemprot plot kalibrasi adalah sebesar 0.4 L (400 mL). Dengan 
menggunakan Tabel, dapat diperoleh nilai laju air per hektare sebesar 16 L /1,000 m2 atau 160 L/ha. 
Untuk mengetahui berapa tangki air yang akan diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare, 
dapat menggunakan rumus ini: 
Jumlah tangki/hectare = (jumlah air(liter)/hectare) / (Volume knapsack sprayer dalam satuan liters) 
= 160/16 
= 10 
Oleh karena itu 10 tangki penuh air diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare dengan 
menggunakan air sebanyak 160 L air/hektare. 
Berikutnya, hitung kuantitas (jumlah) fungisida yang harus ditambahkan ke setiap knapsack yang penuh 
air dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 
Jumlah senyawa kimia/tangki = (jumlah senyawa kimia /hektare) / (jumlah tangki/hektare) 
= 2.5 kg/10
= 0.25 kg 
= 250 grams 
Hal tersebut menunjukkan bahwa 250 gram fungisida harus ditambahkan ke masing-masing tangki 
penuh air untuk menjamin dosis penggunaan sebanyak 2,5 kg produk fungisida per hektare di 160 L air 
per hektare. 
Kalibrasi Alat Semprot 
Tindakan pengendalian OPT dilapangan harus dilaksanakan dengan perlakuan yang 
tepat yaitu 1.tepat Sasaran, 2 tepat Jenis Pestisida, 3 tepat dosis dan konsentrasi , 4 
tepat cara dan 5 tepat waktu. Untuk memenuhi ketepatan pengendalian tersebut 
khususnya tepat dosis/konsentrasi dan tepat cara aplikasi dibutuhkan suatu perlakuan 
terhadap alat yang dipergunakan berupa pengukuran alat semprot yang disebut 
kalibrasi. 
Kalibrasi adalah perlakuan terhadap suatu alat untuk mengetahui kapasitas dan 
kemampuan kerjanya sehingga alat tersebut dapat dipergunakan secara tepat guna 
dan hasil guna. 
Yang perlu diketahui adalah 
 Dosis dan konsentrasi cairan semprot 
 Volume alat yang akan digunakan 
 Kapasitas nozel dalam ukuran liter/menit 
 Lamanya waktu penyemprotan. 
 Jangkauan semprot atau rentang lebar semprot kiri dan kanan 
 Jarak tempuh penyemprotan 
Yang dicari adalah berapa kecepatan jalan operator supaya volume cairan sempot 
dapat habis tepat ketika sampai pada batas akhir lahan yang disemprot 
Perhitungan : 
Dosis yang dipergunakan 1 liter /ha dan kosentrasi 2 cc/ liter air jadi volume semprot 
yaitu ( 1000 cc/ 2) x 1 liter = 500 liter/ ha 
Volume alat yang dipergunakan 14 liter. jumlah tangki = 500 per 14 = 35,7 Tangki/ ha 
Kapasitas nozel adalah kemampuan nozel mengeluarkan cairan semprot pada waktu 1 
menit missal 2 liter/ menit artinya lama waktu penyemprotan adalah 500 per 2 = 250 
menit per ha = 250 per 60 = 4,1 jam/ ha. 
Jangkauan semprot adalah lebar semprot kiri dan kakan seandainya jangkauan kiri 1 m 
dan kanan 1 meter artinya lebar semprot = 2 mter. 
Jarak tempuh per ha ditentukan oleh lebar semprot 
1 ha adalah lebar 100 m xpanjang 100 m, = lebar lahan per2 kali panjang lahan =50 x 
100 = 5000 meter 
Kecepatan adalah jarak per waktu = 5000m per 250 menit = 20 meter/ menit 
Berapa langkah operator harus berjalan dalam waktu 1 menit. Hal ini tergantung 
panjang langkah operator itu sendiri 
Artinya setiap operator harus mengukur panjang langkah masing masing. Seandainya 
panjang langkah adalah 0,5 meter artinya 20 meter per 0,5 = 40 langkah per menit . 
maka operator harus berlatih agar bisa sesuai . Untuk ancer ancer maka perlu dihitung 
berapa detik per langkah dengan cara membagi detikper langkah = 60 per 40 yaitu
1,5 detik per langkah 
Kesimpulan dari kasus tersebut diatas adalah 
1. Lamanya penyempratan untuk aplikasi selaus 1 ha = 4,1 jam/ orang 
2.Kecepatan jalan operator pada saat aplikasi adalah 1,5 detik /langkah

More Related Content

What's hot

Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
dyahpuspita73
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Helmas Tanjung
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
tani57
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Iqrimha Lairung
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
Yuwan Kilmi
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
UNESA
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasifahmiganteng
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Ferli Dian SAputra
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha tani
Warnet Raha
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
BPPSINDANGKASIH
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Tidar University
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Moh Masnur
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
Novia Dwi
 

What's hot (20)

Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)Persentasi alat tanam benih (seeder)
Persentasi alat tanam benih (seeder)
 
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
Pestisida nabati (ratna k. ppb 3 c)
 
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)Kapasitas lapang (pertemuan 4)
Kapasitas lapang (pertemuan 4)
 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
 
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasiLaporan praktikum irigasi dan drainasi
Laporan praktikum irigasi dan drainasi
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
 
5 panca usaha tani
5 panca usaha tani5 panca usaha tani
5 panca usaha tani
 
Kalibrasi
KalibrasiKalibrasi
Kalibrasi
 
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptxPPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
PPT PENGOLAHAN TANAH.pptx
 
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Tembakau dan Teknik Pengendaliannya
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 

Viewers also liked

Kalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCP
Kalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCPKalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCP
Kalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCP
TRiP Consultant
 
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanPengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Bhekti Agus Ryanto
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
Yuwan Kilmi
 
Mengenal hand traktor
Mengenal hand traktorMengenal hand traktor
Mengenal hand traktor
Rachmat Saputra
 
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha taniPengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tanidewi inne kumalasari
 
SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009citraglobal
 
macam –macam alat ukur
macam –macam alat ukurmacam –macam alat ukur
macam –macam alat ukurWicah
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Benny Benny
 
Buku perawatan alat_lab_kimia
Buku perawatan alat_lab_kimiaBuku perawatan alat_lab_kimia
Buku perawatan alat_lab_kimia
Renol Doang
 

Viewers also liked (13)

Makalah_36 Laporan praktikum akhir gulma
Makalah_36 Laporan praktikum akhir gulmaMakalah_36 Laporan praktikum akhir gulma
Makalah_36 Laporan praktikum akhir gulma
 
Nozzle & sprayer
Nozzle & sprayerNozzle & sprayer
Nozzle & sprayer
 
Kalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCP
Kalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCPKalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCP
Kalibrasi - ISO 22000:2005 - HACCP
 
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatanPengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Pengetahuan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
 
Laporan pestisda
Laporan pestisdaLaporan pestisda
Laporan pestisda
 
Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4Alsintan laporan 4
Alsintan laporan 4
 
Mengenal hand traktor
Mengenal hand traktorMengenal hand traktor
Mengenal hand traktor
 
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
Makalah_64 Tugas akhir semester 2 klasifikasi gulma.
 
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha taniPengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
Pengelolaan traktor roda dua untuk usaha tani
 
SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009
 
macam –macam alat ukur
macam –macam alat ukurmacam –macam alat ukur
macam –macam alat ukur
 
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawitCara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
Cara menghitung kebutuhan tenaga panen kebun kelapa sawit
 
Buku perawatan alat_lab_kimia
Buku perawatan alat_lab_kimiaBuku perawatan alat_lab_kimia
Buku perawatan alat_lab_kimia
 

Similar to Cara mengitung kalibrasi alat semprot

Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Didin Mgl
 
Teknologi Pengendalian Gulma terpadu.ppt
Teknologi Pengendalian Gulma terpadu.pptTeknologi Pengendalian Gulma terpadu.ppt
Teknologi Pengendalian Gulma terpadu.ppt
AkbarHidayatullahZai
 
Indikatorpemvektor
IndikatorpemvektorIndikatorpemvektor
Indikatorpemvektor
Semiani Satsuki
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
shendi suryana
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
amelialestari417
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Farida Lukmi
 
Materi persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksMateri persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pks
ju adi
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7progsus6
 
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdfTeknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Roup Purohim
 
A be829o
A be829oA be829o
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
dalilsrileksono
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
lampung university
 
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdfAplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
ArifHermanto10
 
Paparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptx
Paparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptxPaparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptx
Paparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptx
Rena Febriana
 
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptxAplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
ArifHermanto10
 
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
Repository Ipb
 
Percobaan 1
Percobaan 1Percobaan 1
Percobaan 1
Shel Vina
 
Kelapa Sawit.ppt
Kelapa Sawit.pptKelapa Sawit.ppt
Kelapa Sawit.ppt
LailiHijri
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
KhilalAdit
 

Similar to Cara mengitung kalibrasi alat semprot (20)

Cara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprotCara mengitung kalibrasi alat semprot
Cara mengitung kalibrasi alat semprot
 
Teknologi Pengendalian Gulma terpadu.ppt
Teknologi Pengendalian Gulma terpadu.pptTeknologi Pengendalian Gulma terpadu.ppt
Teknologi Pengendalian Gulma terpadu.ppt
 
Indikatorpemvektor
IndikatorpemvektorIndikatorpemvektor
Indikatorpemvektor
 
Uji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptxUji Potensi Antibiotik.pptx
Uji Potensi Antibiotik.pptx
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Uji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotikUji potensi antibiotik
Uji potensi antibiotik
 
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
Pengenceran berseri dan perhitungan mikroba secara tidak langsung dengan meto...
 
Materi persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksMateri persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pks
 
Kelompok 7
Kelompok 7Kelompok 7
Kelompok 7
 
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdfTeknik penyemprotan pestisida.pdf
Teknik penyemprotan pestisida.pdf
 
A be829o
A be829oA be829o
A be829o
 
budidaya cabai
budidaya cabaibudidaya cabai
budidaya cabai
 
Pengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebarPengenceran & metode sebar
Pengenceran & metode sebar
 
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdfAplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
Aplikasi Pestisida, Kalibrasi, Dosis dan Konsentrasi.pdf
 
Paparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptx
Paparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptxPaparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptx
Paparan desinfeksi air chlorin diffuser.pptx
 
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptxAplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
Aplikasi pestisida, Dosis & Konsentrasi.pptx
 
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
EFEKTIVITAS IPA-GLYPHOSATE DALAM PENGENDALIAN GULMA PADA AREAL T ANAMAN KELAP...
 
Percobaan 1
Percobaan 1Percobaan 1
Percobaan 1
 
Kelapa Sawit.ppt
Kelapa Sawit.pptKelapa Sawit.ppt
Kelapa Sawit.ppt
 
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptxLAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
LAPORAN PKL - Teknik kultur Pakan alami Slide.pptx
 

Recently uploaded

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
suprihatin1885
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
yuniarmadyawati361
 

Recently uploaded (20)

INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdfLaporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
Laporan wakil kepala sekolah bagian Kurikulum.pdf
 

Cara mengitung kalibrasi alat semprot

  • 1. Cara Mengitung Kalibrasi alat semprot (sprayer) Mengitung Kalibrasi alat semprot (sprayer) Kalibrasi adalah menghitung/mengukur kebutuhan air suatu alat semprot untuk luasan areal tertentu. Kalibrasi harus dilakukan pada setiap kali akan melakukan penyemprotan yang gunanya adalah : 1.Menghindari pemborosan herbisida 2.Memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat penumpukan herbisida 3.Memperkecil pencemaran lingkungan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melaksanakan kalibrasi: 1.Siapkan alat semprot yang baik dengan jenis nosel yang sesuai dengan kebutuhan, misalnya nosel polijet warna biru lebar semprotnya 1,5 m 2.Isi tangki alat semprot dengan air bersih sebanyak 2,5 liter - Pompa tangki sebanyak 10-12 kali hingga tekanan udara di dalam tangki cukup penuh 3.Lakukan penyemprotan pada areal yang akan disemprot dengan kecepatan dan tekanan yang sama sampai air 2,5 liter tersebut habis. 4.Ukur panjang areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter air tersebut. 5.Lakukan penyemprotan sebanyak 3 kali dan hitung panjang serta luas areal yang dapat disernprot seperti contoh berikut. Panjang dan luasan areal yang dapat disemprot dengan 2,5 liter menggunakan nosel polijet warna biru. Ulangan Panjang (m) Luas (m2) I. 33 49,5 II. 33 49,5 III. 34 51 Rata - rata 33,3 50 Bila luas areal yang akan disemprot adalah 1 hektar (10.000 m2 ), maka banyaknya air yang dibutuhkan adalah: Volume air = 10.000 m2 x 2,5 liter air/1,5 mx33,3m = 10.000 m2 x 2 5 liter air/50 M2 = 500 liter/ha. Apabila takaran herbisida yang akan digunakan adalah 3 liter (3000 ml) per hektar maka herbisida yang dibutuhkan untuk 15 liter air pencampur adalah: Volume herbisida = (15 liter x 3000 ml)/500 liter = 90 ml herbisida /15 liter air
  • 2. LAPORAN PRAKTIKUM MK. PENGENDALIAN GULMA KALIBRASI KNAPSACK SPRAYER PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama, penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi, tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia. Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain (misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara gulma dengan tanaman yang kita usahakan dalam mengambil unsur-unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu diperlukan pengendalian gulma secara efektif dan efisien. Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanya lebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangun kegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan cara-caraPreventif (pencegahan), Pengendalian gulma secara fisik, Pengendalian gulma dengan sistem
  • 3. budidaya, Pengendalian gulma secara biologis, Pengendalian gulma secara kimiawi, dan Pengendalian gulma secara terpadu. Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. Salah satunya pengendalian secara kimiawi dengan pestisida atau herbisida menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack sprayer). TujuanPraktikum ini bertujuan antara lain agar mahasiswa mampu mengkalibrasi dan mengukur dosis pestisida secara tepat dan benar dengan knapsack sprayer. Selain itu, melatih kemampuan berjalan sesuai dengan waktu yang telah diperkirakan. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Tempat pelaksanaan kegiatan tersebut adalah di Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, Dramaga, Bogor. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah air. Sedangkan alat yang dipergunakan antara lain ember, gelas ukur, knapsack sprayer, meteran, danstopwatch. Pelaksanaan Cara menggunakan Knapsack Sprayer • Masukkan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya ke dalam tangki sprayer . •
  • 4. Lakukan penyemprotan ke arah ember selama satu menit, sebelumnya pompa terlebih dahulu untuk membuat tekanan pada tangki sprayer. Lakukan untuk masing-masingnozzle dan ukur. • Lakukan penyemprotan pada lahan dengan jarak 50 cm di atas permukaan tanah. Ukur lebar hasil penyemprotan. • Buat jarak untuk jalur perjalanan sepanjang 10 m. • Lakukan pengukuran dengan kecepatan berjalan yang konstan sesuai waktu yang telah ditentukan. Pembahasan Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi pestisida atau herbisida dengan menggunakan alat penyemprot punggung (knapsack sprayer) yang sebelumnya harus dilakukan kalibrasi. Kalibrasi itu sendiri merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Knapsack sprayer yang digunakan memiliki kapasitas penuh 15 L larutan dan memiliki empat macam nozzle yaitu warna merah, biru, hijau, dan kuning yang masing-masing proyeksi, volume semprot, dan lebar semprot berbeda. Pengukuran kapasitas curah (nozzle delivery) dilakukan dalam tiga kali ulangan, satu menit per ulangan. Sedangkan untuk pengukuran lebar semprot (swath) dilakukan satu kali ulangan pada ketinggian 50 cm di atas permukaan gulma/lahan. Nozzle merah memiliki lebar semprot 2 m, nozzle biru 1.5 m, nozzle hi jau 1 m, dan nozzle kuning 0.5 m. Volume semprot yang dihasilkan berbanding lurus dengan lebar semprot masing-masing nozzle. Namun hasil pengukuran praktikum menghasilkan data yang berbeda. Seperti pada tabel, nozzle dengan volume dan lebar semprot terbesar adalah nozzle kuning, yaitu dengan volume 2346.7 mL/menit dan lebar semprot 204 cm. Sedangkan volume terendah adalah nozzle merah sebesar 1153.3 mL/menit, dan lebar semprot terendah adalah nozzle hijau sebesar 158.3 cm.
  • 5. Lebar semprot yang berbeda mungkin dikarenakan adanyaDrift yaitu bias semprot (butirandroplet yang salah sasaran) hal ini dapat disebabkan oleh angin. Selain itu, volume semprot yang jauh berbeda dari seharusnya kemungkinan disebabkan oleh penggunaan alat yang salah. Saat praktikum penggunaan alat dilakukan oleh beberapa orang, perbedaan kekuatan, kecepatan memompa dapat mempengaruhi volume semprot per menitnya. Pengukuran waktu yang digunakan dimaksudkan agar dapat memperkirakan kecepatan berjalan saat menggunakan nozzle tertentu. Efesiensi bahan juga dapat diterapkan jika cara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
  • 6. Kalibrasi knapsack sprayer Knapsack (tipe gendong) dapat lebih akurat digunakan apabila dikalibrasi secara benar. Kita akan mempergunakan plot kecil untuk mengkalibrasi knapsack dan kemudian bekerja untuk mengetahui berapa banyak air yang digunakan per 1.000 meter persegi (m2) dan per hektare (10.000 m2). Kalibrasi Kalibrasi knapsack sprayer atau spayer bertekanan merupakan pekerjaan sederhana yang membutuhkan sedikit waktu saja.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan kalibrasi: Knapsack harus dalam kondisi bersih dan terpelihara dengan baik Gunakan air biasa untuk mengkalibrasi sprayer, Ketepatan kalibrasi tergantung pada apakah anda dapat menggunakan pompa untuk menghasilkan tekanan yang konstan secara terus-menerus, dan berjalan dengan kecepatan yang tetap secara terus menerus. Anda harus menjalankan pompa dengan kecepatan konstan (tepat) sehingga anda dapat menemukan kecepatan menyemprot yang paling nyaman bagi anda. Metode kalibrasi 1. Periksa apakah semprotan anda bekerja dengan baik. 2. Tandai area yang akan digunakan untuk kalibrasi (seluas 25 m2)dengan menggunakan turus disetiap pojokan lahan. Akan lebih baik kalau area untuk mengkalibrasi merupakan area yang sama (bagian dari )yang akan disemprot (diaplikasi pestisida) sehingga kalibrasi laju aplikasi sama dengan saat aplikasi. 3. Isi knapsack sampai penuh. 4. Semprot plot kalibrasi dengan tekanan dan kecepatan penyemprotan yang sama dengan tekanan dan kecepatan yang akan anda gunakan pada saat menyemprot lahan anda. 5. Setelah selesai menyemprot pada lahan untuk kalibrasi, bawa knapsack sprayer ke tempat pengisian air, dan ukur berapa air yang diperlukan untuk mengisi penuh knapsack sprayer. Jumlah air yang digunakan untuk mengisi penuh knapsack sprayer harus diukur dalam satuan liter. 6. Banyaknya air yang diperlukan untuk 1.000 meter persegi, atau per hektare dapat ditunjukkan dalam table atau menggunakan rumus sebagai berikut. Laju air/1,000 meter persegi = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi 40 Laju air/hektare = jumlah air (liter) yang digunakan dalam plot kalibrasi x 400 Contoh pencampuran cairan semprot. Pekerjaan ini menggunakan knapsack sprayer berukuran 16 liter untuk menyemprot lahan kentang berukuran panjang 50 m dan lebar 30 m (1.500 m2), menggunakan fungisida dengan dosis 2,5 kg/ha. Untuk informasi lebih lanjut lihat www.indopetani.com Jumlah air yang digunakan untuk menyemprot plot kalibrasi adalah sebesar 0.4 L (400 mL). Dengan menggunakan Tabel, dapat diperoleh nilai laju air per hektare sebesar 16 L /1,000 m2 atau 160 L/ha. Untuk mengetahui berapa tangki air yang akan diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare, dapat menggunakan rumus ini: Jumlah tangki/hectare = (jumlah air(liter)/hectare) / (Volume knapsack sprayer dalam satuan liters) = 160/16 = 10 Oleh karena itu 10 tangki penuh air diperlukan untuk menyemprot lahan seluas satu hektare dengan menggunakan air sebanyak 160 L air/hektare. Berikutnya, hitung kuantitas (jumlah) fungisida yang harus ditambahkan ke setiap knapsack yang penuh air dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Jumlah senyawa kimia/tangki = (jumlah senyawa kimia /hektare) / (jumlah tangki/hektare) = 2.5 kg/10
  • 7. = 0.25 kg = 250 grams Hal tersebut menunjukkan bahwa 250 gram fungisida harus ditambahkan ke masing-masing tangki penuh air untuk menjamin dosis penggunaan sebanyak 2,5 kg produk fungisida per hektare di 160 L air per hektare. Kalibrasi Alat Semprot Tindakan pengendalian OPT dilapangan harus dilaksanakan dengan perlakuan yang tepat yaitu 1.tepat Sasaran, 2 tepat Jenis Pestisida, 3 tepat dosis dan konsentrasi , 4 tepat cara dan 5 tepat waktu. Untuk memenuhi ketepatan pengendalian tersebut khususnya tepat dosis/konsentrasi dan tepat cara aplikasi dibutuhkan suatu perlakuan terhadap alat yang dipergunakan berupa pengukuran alat semprot yang disebut kalibrasi. Kalibrasi adalah perlakuan terhadap suatu alat untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan kerjanya sehingga alat tersebut dapat dipergunakan secara tepat guna dan hasil guna. Yang perlu diketahui adalah  Dosis dan konsentrasi cairan semprot  Volume alat yang akan digunakan  Kapasitas nozel dalam ukuran liter/menit  Lamanya waktu penyemprotan.  Jangkauan semprot atau rentang lebar semprot kiri dan kanan  Jarak tempuh penyemprotan Yang dicari adalah berapa kecepatan jalan operator supaya volume cairan sempot dapat habis tepat ketika sampai pada batas akhir lahan yang disemprot Perhitungan : Dosis yang dipergunakan 1 liter /ha dan kosentrasi 2 cc/ liter air jadi volume semprot yaitu ( 1000 cc/ 2) x 1 liter = 500 liter/ ha Volume alat yang dipergunakan 14 liter. jumlah tangki = 500 per 14 = 35,7 Tangki/ ha Kapasitas nozel adalah kemampuan nozel mengeluarkan cairan semprot pada waktu 1 menit missal 2 liter/ menit artinya lama waktu penyemprotan adalah 500 per 2 = 250 menit per ha = 250 per 60 = 4,1 jam/ ha. Jangkauan semprot adalah lebar semprot kiri dan kakan seandainya jangkauan kiri 1 m dan kanan 1 meter artinya lebar semprot = 2 mter. Jarak tempuh per ha ditentukan oleh lebar semprot 1 ha adalah lebar 100 m xpanjang 100 m, = lebar lahan per2 kali panjang lahan =50 x 100 = 5000 meter Kecepatan adalah jarak per waktu = 5000m per 250 menit = 20 meter/ menit Berapa langkah operator harus berjalan dalam waktu 1 menit. Hal ini tergantung panjang langkah operator itu sendiri Artinya setiap operator harus mengukur panjang langkah masing masing. Seandainya panjang langkah adalah 0,5 meter artinya 20 meter per 0,5 = 40 langkah per menit . maka operator harus berlatih agar bisa sesuai . Untuk ancer ancer maka perlu dihitung berapa detik per langkah dengan cara membagi detikper langkah = 60 per 40 yaitu
  • 8. 1,5 detik per langkah Kesimpulan dari kasus tersebut diatas adalah 1. Lamanya penyempratan untuk aplikasi selaus 1 ha = 4,1 jam/ orang 2.Kecepatan jalan operator pada saat aplikasi adalah 1,5 detik /langkah