SlideShare a Scribd company logo
BLOK XIII. SISTEM RESPIRASI (MAC 206)
Laporan PBL 3 : Tuberkulosis dan Pneumotoraks
Kelompok PBL 6:
Clarence Ediana (2013-060-064)
Melly Riana Sari (2013-060-066)
Cynthia (2013-060-069)
Laura Bernadeta Sutjipta (2013-060-082)
Brigitta (2013-060-086)
Dea Clarissa Sidharta (2013-060-088)
Valerie Laurencia (2013-060-096)
Al Martin Nainggolan (2013-060-098)
Gerry Wino (2013-060-104)
Eunike Amadea (2013-060-116)
Aninda Saputri (2013-060-119)
Devina Ciayadi (2013-060-121)
Pembimbing :
dr. Monika Yukiani Yapriadi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2014
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
berkatNya, laporan hasil diskusi Problem Based Learning (PBL) ini dapat terselesaikan. Penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Monika Yukiani Yapriadi selaku dosen pembimbing
dalam diskusi PBL ini, sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut serta dalam lancarnya pembuatan laporan
hasil PBL ini.
Dalam diskusi kali ini, penulis membahas mengenai kasus seorang pria berusia 34 tahun
dengan keluhan gejala pneumotoraks dan dengan primer tuberculosis positif. Hal ini sungguh
sangat penting mengingat angka penderita tuberculosis yang sangat tinggi di Indonesia dan
penularannya yang dibilang dapat dengan cukup mudah.
Penulis ingin mengucapkan permintaan maaf apabila dalam laporan hasil diskusi PBL ini
terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan sebuah laporan. Penulis membuka diri
atas kritik dan saran dari para pembaca, guna mengembangkan penulis dalam membuat laporan
yang lebih baik di masa depan. Semoga laporan hasil diskusi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.
Jakarta, 10 April 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan sangat beragam
dan angka penderita penyakit pernapasan dapat dibilang cukup tinggi di Indonesia. WHO
menyatakan bahwa dari sekitar 1,9 milyar manusia, sepertiga penduduk dunia ini telah
terinfeksi oleh kuman tuberkulosis. Pada tahun 1993 WHO juga menyatakan bahwa TB
sebagai reemerging disease. Angka penderita TB paru di negara berkembang cukup
tinggi, di Asia jumlah penderita TB paru berkisar 110 orang penderita baru per 100.000
penduduk. Di Indonesia setiap tahunnya kasus tuberkulosis paru bertambah seperempat
juta kasus baru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya. Indonesia termasuk
10 negara tertinggi penderita kasus tuberkulosis paru di dunia. Dalam blok ini mahasiswa
perlu mengetahui tentang gangguan sistem pernapasan, khususnya tuberkulosis dan
komplikasinya terutama pneumotoraks. Selain itu, penderita tuberkulosis paru yang
tertinggi berada pada kelompok usia produktif (15-50 tahun) yaitu berkisar 75%. Seorang
pasien tuberkulosis dewasa diperkirakan akan kehilangan rata-rata waku kerjanya 3-4
bulan sehingga berakibat pada kehilangan pendapatan rumah tangganya yaitu sekitar 20-
30%. Oleh sebab itu, penyakit ini sering menganggu kehidupan penderitanya dan
berdampak pada kualitas hidup yang rendah. Oleh karena itu, dalam pembahasan PBL ini
akan dibahas secara mendalam mengenai diagnosis tuberkulosis dan pnemotoraks,
pemeriksaan-pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis, tatalaksana, diagnosis banding,
komplikasi, serta informasi penting lainnya seputar penyakit tuberkulosis dan
pneumotoraks
2003).
1.2. Skenario
2
3
BAB II
HASIL DISKUSI
2.1. Clarifying Unfamilliar Terms
Tidak ada kata – kata yang sukar atau tidak dimengerti.
2.2. Define the Problems
Skenario Ia
1. Apa saja etiologi sesak napas?
2. Sebutkan faktor risikosesak napas?
3. Bagaimana patogenesis sesak napas?
4. Apa tatalaksana UGD dalam menangani sesak napas?
Skenario Ib
1. Penyakit-penyakit apa saja yang berhubungan dengan batuk kronis produktif?
2. Jenis-jenis sputum apa yang dikeluarkan saat batuk produktif?
Skenario Ic
1. Bagaimana alur diagnosis penyakit TB?
2. Sebutkan diagnosis banding TB?
3. Bagaimana transmisi penularan TB?
4. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada penderita TB?
Skenario Id
1. Kemungkinan penyakit apa yang terjadi pada skenario berdasarkan gejala yang
ada?
2. Bagaimana patofisiologi penyakit tersebut?
3. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan dalam menegakkan diagnosis
penyakit?
Skenario Ie
1. Bagaimana manifestasi klinis TB?
2. Bagaimana penampakan foto torak pada penyakit TB?
3. Berapa nilai normal hasil test lab yang ada?
4. Bagaimana interpretasi hasil test lab yang ada?
Skenario II
1. Apa saja etiologi pneumotoraks?
2. Apa gejala-gejala pneumotoraks?
3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dapat dilakukan dalam menegakkan
diagnosis pneumotoraks?
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya pneumotoraks?
5. Bagaimana tatalaksana pneumotoraks dan tuberkulosis?
2.3. Brainstorming
Skenario Ia
1. Apa saja etiologi sesak napas?
Sesak napas adalah sensasi subjektif dimana kompensasi saat tubuh tidak mampu
memenuhi kebutuhan oksigen dasarnya.
Sesak napas dapat disebabkan:
- Aspirasi
- Keselek benda asing
- Alergen / zat iritan
- Gangguan organ-organ yang dapat menyebabkan sesak, misalnya:
o Paru : obstriksi, retriksi, pneumotoraks dan disfungsi paru.
o Jantung : miokard.
o Paru dan jantung : PPOK, metabolik asidosis, stress, dan lain-lain.
Berikut ada tabel perbandingan antara sesak napas karena gangguan paru dan jantung
Pulmo Kardio
Dipengaruhi oleh pengeluaran sputum
Lega setelah batuk
Memberi respon pada pemberian obat
β-2- agonis
Dipengaruhi oleh perubahan posisi tubuh
Tidak berubah setelah batuk
Memberi respon setelah pemberian obat anti
diuretik
Sesak napas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu restriktif dan obstruktif.
Restriktif Obstruktif
Kapasitas paru mengalami penurunan
Misalnya karena skoliosis
Gangguan terjadi pada saluran pernapasan
FEV1 tidak normal
2. Sebutkan faktor risikosesak napas?
1. Pekerja yang sering terekspos zat iritan atau kimia, seperti pekerja pabrik
2. Memiliki riwayat penyakit paru, misalnya asma
3. Memiliki penyakit gangguan jantung
3. Bagaimana patogenesis sesak napas?
Pada sesak napas terjadi ketidakseimbangan antara udara yang dihirup atau kerja
otot pernapasan, dengan kebutuhan udara.
Sesak napas dapat terjadi karena kelainan pada saluran pernapasan misalnya
sumbatan, maupun karena kelainan organ spesifik seperti jantung dan paru.
4. Apa tatalaksana UGD dalam menangani sesak napas?
Penanganan sesak napas disesuaikan dengan penyebab utama sesak napas itu.
Misalnya bila sesak napas disebabkan karena sumbatan saluran pernapasan, maka
akan diberikan obat β-2- agonis untuk memperlebar saluran perfebrnapasan. Pada
kasus berat diberikan alat bantu pernapasan.
Skenario Ib
1. Penyakit-penyakit apa saja yang berhubungan dengan batuk kronis produktif?
Salah satu penyakit yang manifestasi klinisnya adalah batuk kronis produktif
adalah tuberkulosis
2. Jenis-jenis sputum apa yang dikeluarkan saat batuk produktif?
Warna sputum dipengaruhi penyebabnya. Sputum dapat berwarna mukoid, yang
kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus, maupun berwarna purulen (hijau-
kuning) yang kebanyakan disebabkan oleh infeksi bakteri.
Skenario Ic
1. Bagaimana alur diagnosis penyakit TB?
Dimulai dari anamnesis keluhan-keluhan pasien, kemudian dilakukan
pemeriksaan fisik dan penunjang.
Syarat absolut TB:
- Ada kontak dengan penderita TB
- Manifestasi klinis: keringat malam, berat badan turun
Kondisi pasien:
- Pasien sesak karena gangguan pulmoner
- Pasien sedang dalam tahap sakit
2. Sebutkan diagnosis banding TB?
Diagnosis banding TB salah satunya adalah pneumonia.
3. Bagaimana transmisi penularan TB?
Melalui batuk atau sputum penderita atau orang terinfeksi.
4. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada penderita TB?
Komplikasi, seperti:
- Batuk darah
- Penumotoraks
- Empiema
- Bronkiektasis
Skenario Id
1. Kemungkinan penyakit apa yang terjadi pada skenario berdasarkan gejala yang
ada?
Pneumonia, TB, atau pneumotoraks
2. Bagaimana patofisiologi penyakit tersebut?
Pada awalnya orang terinfeksi dapat menderita tuberkulosis primer, kuman lalu
dorman dan akan muncul kembali sebagai tuberkulosis post primer
3. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan dalam menegakkan diagnosis
penyakit?
- Tanda-tanda vital
Tanda-tanda vital pada pasien itu, yaitu:
 Takikardi ( 48 kali/menit)
 Takipneu (128 kali/menit)
 Hipoksemia ringan ( SaO2 = 80%)
 Demam subfebril
- Pemeriksaan fisik:
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
- Pemeriksaan penunjang:
o Lab darah
o Radiologi
o BTA sebagai gold standart
4. Berapa nilai normal hasil test lab yang ada?
Pemeriksaan Darah:
 Leukosit 5000 -
10.000
 Ht = 37 – 43 %
 Neutrofil = 50 – 75%
Analisa Gas Darah:
 pH = 7,35 - 7,45
 PaCO2 = 35 - 45 mmHg
 PaO2 = > 80%
 SaO2 = > 95 %
 HCO3 = 22 – 26 mEq/l
5. Bagaimana interpretasi hasil test lab yang ada?
Hasil lab:
 Pasien asidosis (pH = 7.30)
 Ht menurun
 Leukositosis (13.000/ml)
 Laju endap darah meningkat
 Kadar bikarbonat menurun
 PaCO2 normal
 Neutrofil meningkat
Skenario Ie
1. Bagaimana manifestasi klinis TB?
Sistem respirasi:
 Batuk kronis dengan
dahak
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Batuk darah
Gejala sistemik:
 Lemas dan berat badan
menurun drastis
 Tidak napsu makan
 Demam
 Keringat malam
2. Bagaimana penampakan foto torak pada penyakit TB?
Umumnya tampak gambaran berawan, paling banyak di bagian apex, dapat pula
terdapat kavitas atau bahkan bercak milier yang menandakan penyebaran
hematologis. Lesi inaktif juga dapat tampak, misalnya fibrotik ataupun kalsifikasi.
3. Bagaimana patofisiologi tuberkulosis?
Akan dibahas dalam Learning Objective.
Skenario II
1. Apa saja etiologi pneumotoraks?
Etiologi pneumotoraks misalnya luka tusuk atau kecelakaan sehingga lapisan
pleura sobek atau sekunder dari penyakit lain.
2. Apa gejala-gejala pneumotoraks?
Sesak napas, paru sulit mengembang, dan nyeri dada.
3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dapat dilakukan dalam menegakkan
diagnosis pneumotoraks?
Pemeriksaan fisik, misalnya perkusi hipersonor, pergeseran trakea ke arah sehat,
dan paru tertinggal pada sisi sakit.
Pemeriksaan penunjang, misalnya tampak udara pada rongga pleura
(hiperlusent).
4. Bagaimana patofisiologi terjadinya pneumotoraks?
Akan dibahas dalam Learning Objective.
5. Bagaimana tatalaksana pneumotoraks dan tuberkulosis?
Tatalaksana pneumotoraks: aspirasi
Tatalaksana TB: OAT yang adekuat dengan lama waktu konsumsi obat minimal 6 bulan secara
rutin.
6. Analysing the Problem
Mr. F
Anamnesis:
- Usia 34 tahun
- Penurunan berat badan
- Sesak napas sepanjang hari (3 hari)
- Batuk 3 bulan
- Tidak ada riwayat batuk darah atau trauma
dada
- Tidak pernah masuk rumah sakit
- Tidak ada riwayat alergi
- Saudara ada yang TB
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital:
 - Takikardi ( 48 kali/menit)
 - Takipneu (128 kali/menit)
 - Hipoksemia ringan ( SaO2 =
80%)
 - Demam subfebril
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
umum:
Radiologi:
- Hiperinflasi paru kanan
- Mediastinum bergeser ke
kiri
- Paru kiri opak heterogen
Test laboratorium:
 - Pasien asidosis (pH = 7.30)
 - Ht menurun
 - Leukositosis (13.000/ml)
 - Laju endap darah meningkat
 - Kadar bikarbonat menurun
 - PaCO2 normal
 - Neutrofil meningkat
Diagnosis: TB
Inspeksi:
- Lemas
- Pergerakan dada
kanan tertinggal
- Pucat
Palpasi:
- RR = 48 kali/menit
- Detak nadi = 128
kali/menit
Perkusi:
- Paru kiri: krepitasi
- Paru kanan:
hipersonor
Auskultasi:
- Paru kiri: vocal
fremitus meningkat,
bronchial di lapang
paru
- Paru kanan: vocal dan
taktil fremitus
menurun
Tatalaksana:
- TB: OAT
- Pneumotoraks: WSD
dan inspeksi
o Epidemiologi
o Faktor risiko
o Patofisiologi
o Diagnosa banding:
- Penumonia
Komplikasi:
- - Batuk darah
- - Penumotoraks
- - Empiema
- - Bronkiektasis
7. Learning Objectives
1. Mengetahui epidemiologi TB dengan atau tanpa pneumotoraks (pneumotoraks et
causa TB) dan pneumotoraks
2. Mengetahui diagnosis banding dari TB
3. Mengetahui faktor risiko TB dan pneumotoraks
4. Mengetahui patofisiologi TB dan pneumotoraks
5. Mengetahui manifestasi klinis TB dan pneumotoraks
6. Mengetahui pemeriksaan fisik dan lab TB dan pneumotoraks
7. Mengetahui tatalaksana TB dan pneumotoraks
8. Self-Study
Pelaksanaan self-study dilakukan selama 3 hari setelah pertemuan pertama.
Sumber – sumber yang digunakan berasal dari buku dan internet. Masing – masing
dari kami membaca sumber – sumber tersebut, kemudian kami melakukan pertemuan
dengan seluruh anggota untuk membicarakan informasi atau pengetahuan baru dari
sumber yang kami baca itu.
9. Report
1. Mengetahui epidemiologi TB dengan atau tanpa pneumotoraks (pneumotoraks et
causa TB) dan pneumotoraks
Karena penyakit TB bersifat kronis dan resistensi kuman terhadap obat cukup tinggi,
maka tidak jarang menimbulkan komplikasi. Salah satu komplikasi yang bisa
ditimbulkan adalah pneumotoraks. Di mana pnumotoraks yang terjadi adalah
pneumotoraks spontan sekunder.
Seaton dkk. Melaporkan bahwa pasien tuberkulosis aktif mengalami komplikasi
pneumotoraks sekitar 1,4% dan jika terdapat kavitas paru, komplikasi meningkat
lebih dari 90%.
2. Mengetahui diagnosis banding dari TB
Adapun diagnosis banding TB Paru secara radiologis sebagai berikut:
1. Pneumonia
Adalah infeksi pada parenkim paru yang disebabkan
oleh infeksi bakteria, virus, jamur, atau parasit dimana paru-paru terisi oleh cairan
dan sel radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding
alveolus dan rongga interstisium. Gambaran radiologinya berupa:
– Pneumonia alveolar dengan gambaran air bronchogram (airspace disease)
– Tampak perselubungan homogen pada lapangan atas/tengah/bawah paru
2. Actinomycosis
Adalah infeksi kronis, biasanya dari wajah dan leher, yang menghasilkan abses
dan penirisan sinus terbuka. Actinomycosis biasanya disebabkan oleh bakteri
anaerobik (bakteri yang hidup tanpa oksigen) yang disebut Actinomyces israeli.
Gambaran radiologi tampak lesi massa, pneumonitis, atau cavitas dengan atau
tanpa keterlibatan pleura. Biasanya jarang melibatkan adenopahty. Bakteri ini
umum menginfeksi dan biasanya nonpathogenic (bukan penyebab penyakit) di
hidung dan tenggorokan.
3. Sarkoidosis
Sarcoidosis adalah penyakit yang dihasilkan dari peradangan jenis tertentu pada
jaringan tubuh. Peradangan dapat muncul di hampir semua organ tubuh. Namun
yang paling sering muncul di paru-paru atau kelenjar getah
bening. Penyebab penyakit ini sampai kini belum diketahui secara
pasti. Gambaran radiologinya diklasifikasikan dalam 5 tahapan, yaitu:
– Tahap 0 : Tidak timbul kelainan
– Tahap 1 : pembesaran hilar dan kelenjar limphoid tapi tidak terkait
dengan kelainan paru
– Tahap 2 : pembesaran hilar dan kelenjar limphoid dan terkait dengan
kelainan paru
– Tahap 3 : Penyakit paru bersifat diffuse, tetapi tidak terkait dengan
pembesaran nodul
– Tahap 4 : Fibrosis pulmonal
4. Emfisema
Emfisema adalah penyakit paru obstruktif yang didefinisikian sebagai
pembesaran permanen abnormal ruang udara distal ke bronkiolus terminal disertai
dengan kerusakan dinding alveolar. Penderita mengalami batuk kronik dan sesak
napas. Penyebab paling umum adalah merokok. Pada emfisema terlihat gambaran
Diafragma letak rendah dan datar, ruang retrosternal melebar, gambaran vaskuler
berkurang, jantung tampak sempit memanjang, serta pembuluh darah perifer
mengecil.
3. Mengetahui faktor risiko TB dan pneumotoraks
4. Mengetahui patofisiologi TB dan pneumotoraks
Pneumotoraks yang terjadi pada penderita TB adalah suatu komplikasi. Keadaan ini
terdapat pada proses pneumotoraks sekunder dimana terjadi pada ruptur lesi paru
yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke
rongga pleura. Lesi pleura ini juga dapat terjadi pada penyakit emfisema, abses paru,
karsinoma, dan banyak proses lainnya. Berbeda dengan pneumotoraks spontan
primer, pada pneumotoraks spontan sekunder keadaan penderita tampak serius dan
kadang-kadang mengancam kehidupan karena adanya penyakit paru yang
mendasarinya. Pneumotoraks spontan sekunder terjadi oleh karena pecahnya bleb
yang berada di sub pleura viseralis dan sering ditemukan di daerah apeks lobus
superior dan inferior. Terbentuknya bleb akibat perembesan udara melalui alveoli
yang dindingnya ruptur kemudian melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat
yang berada di sub pleura viseralis. Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum
diketahui dengan pasti, diduga ada dua faktor yaitu penyakit paru dan peningkatan
tekanan intraalveolar akibat batuk.
Alveol disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek,
apabila alveoli tersebut melebar dan tekanan didalam alveoli meningkat maka udara
masuk dengan mudah menuju ke jaringan peribronkovaskuler. Gerakan nafas yang
kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi yang
memudahkan terjadinya robekan selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat
mengoyak jaringan fibrotik peribronkovaskular. Robekan pleura kearah yang
berlawanan dengan tilus akan menimbulkan pneumotoraks sedangkan robekan yang
mengarah ke hilus dapat menimbulkan pneumomediastinum
5. Mengetahui manifestasi klinis TB dan pneumotoraks
Sistem respirasi:
 Batuk kronis dengan
dahak
 Nyeri dada
 Sesak napas
 Batuk darah
Gejala sistemik:
 Lemas dan berat badan
menurun drastis
 Tidak napsu makan
 Demam
 Keringat malam
Jenis-jenis pneumotoraks:
1. Pneumothoraks spontan:
- Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan
penyakit paru-paru (tidak diketahui dengan pasti penyebabnya).Pneumotoraks
spontan primer diperkirakan terjadi karena ruptur dari bleb emfisematous di
subpleura, yang biasanya terletak pada apeks paru-paru. Bleb dapat ditemukan
pada lebih dari 75% pasien yang menjalani thorakoskopi sebagai terapi dari
pneumotoraks spontan primer. Patogenensis terjadinya bleb subpelural ini
masih belum jelas. Bleb-bleb seperti ini dihubungkan dengan abnormalitas
congenital, inflamasi dari bronkiolus, dan gangguan pada ventilasi kolateral.
Angka kejadian pneumotoraks spontan berhubungan dengan tingkat merokok
seseorang. Sangat mungkin bahwa penyakit yang diinduksi oleh merokok
pada saluran napas kecil berkontribusi terhadap terbentuknya bleb subpleural.
Pasien dengan pneumotoraks primer spontan, angka kejadiannya banyak pada
pasien tinggi dan lebih kurus dari pada orang normal. Selain itu, terdapat
suatu kecenderungan berkembangnya pneumotoraks primer spontan karena
diwariskan.
- Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru-
paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis
kistik, tuberkulosis, batuk rejan).
2. Pneumotoraks traumatik
Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka
tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor).
Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu
(misalnya torakosentesis).Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura
melalui luka tusuk atau pneumothoraks disengaja (artificial) dengan terapi dalam hal
pengeluaran atau pengecilan kavitas proses spesifik yang sekarang tidak dilakukan
lagi. Tujuan pneumothoraks sengaja lainnya ialah diagnostik untuk membedakan
massa apakah berasal dari pleura atau jaringan paru. Penyebab-penyebab lain ialah
akibat tindakan biopsi paru dan pengeluaran cairan rongga pleura.
6. Mengetahui pemeriksaan fisik dan lab TB dan pneumotoraks
7. Mengetahui tatalaksana TB dan pneumotoraks
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2 Saran
REFERENSI

More Related Content

What's hot (20)

Penyuluhan tb
Penyuluhan tbPenyuluhan tb
Penyuluhan tb
 
Makalah TBC
Makalah TBCMakalah TBC
Makalah TBC
 
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
 
Asuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan EmfisemaAsuhan Keperawatan Emfisema
Asuhan Keperawatan Emfisema
 
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNAAskep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
Askep emfisema. AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
Materi penyuluhan tuberculosis (tbc)
 
ppok
ppokppok
ppok
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Pneumonia tito
Pneumonia titoPneumonia tito
Pneumonia tito
 
Modul 2 merokok
Modul 2 merokokModul 2 merokok
Modul 2 merokok
 
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNAPneumonia AKPER PEMKAB MUNA
Pneumonia AKPER PEMKAB MUNA
 
Ppok
PpokPpok
Ppok
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl17291060 modul-batuk-pbl
17291060 modul-batuk-pbl
 
Komorbiditas pada PPOK
Komorbiditas pada PPOKKomorbiditas pada PPOK
Komorbiditas pada PPOK
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Tbc epid
Tbc  epidTbc  epid
Tbc epid
 

Similar to Blok xii pbl 3.2 cover + pengantar + latar blkg + skenario + notulen hari i + skema + bahan dev

Similar to Blok xii pbl 3.2 cover + pengantar + latar blkg + skenario + notulen hari i + skema + bahan dev (20)

Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
asma
asmaasma
asma
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusuk
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusiaKelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia
 
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2
Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia 2
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
 
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbcSatuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
 
PPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptx
PPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptxPPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptx
PPT Farmakoteraphi Ashma Kelompok 1.pptx
 
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptxPPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
PPT Tutor Gagal napas kel 7 (1) (3).pptx
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc52887349 sap-diet-tbc
52887349 sap-diet-tbc
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
PPOK
PPOKPPOK
PPOK
 
Askep Demam Thypoid
Askep Demam ThypoidAskep Demam Thypoid
Askep Demam Thypoid
 
copy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptxcopy-of-infeksi.pptx
copy-of-infeksi.pptx
 
Maklah tbc1
Maklah tbc1Maklah tbc1
Maklah tbc1
 

Recently uploaded

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptxYernimaDaeli1
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptxJonathanIngram16
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfgraceduma3
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantulviagrajogja
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 

Recently uploaded (17)

Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 

Blok xii pbl 3.2 cover + pengantar + latar blkg + skenario + notulen hari i + skema + bahan dev

  • 1. BLOK XIII. SISTEM RESPIRASI (MAC 206) Laporan PBL 3 : Tuberkulosis dan Pneumotoraks Kelompok PBL 6: Clarence Ediana (2013-060-064) Melly Riana Sari (2013-060-066) Cynthia (2013-060-069) Laura Bernadeta Sutjipta (2013-060-082) Brigitta (2013-060-086) Dea Clarissa Sidharta (2013-060-088) Valerie Laurencia (2013-060-096) Al Martin Nainggolan (2013-060-098) Gerry Wino (2013-060-104) Eunike Amadea (2013-060-116) Aninda Saputri (2013-060-119) Devina Ciayadi (2013-060-121) Pembimbing : dr. Monika Yukiani Yapriadi FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA JAKARTA 2014
  • 2. Kata Pengantar Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkatNya, laporan hasil diskusi Problem Based Learning (PBL) ini dapat terselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dr. Monika Yukiani Yapriadi selaku dosen pembimbing dalam diskusi PBL ini, sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut serta dalam lancarnya pembuatan laporan hasil PBL ini. Dalam diskusi kali ini, penulis membahas mengenai kasus seorang pria berusia 34 tahun dengan keluhan gejala pneumotoraks dan dengan primer tuberculosis positif. Hal ini sungguh sangat penting mengingat angka penderita tuberculosis yang sangat tinggi di Indonesia dan penularannya yang dibilang dapat dengan cukup mudah. Penulis ingin mengucapkan permintaan maaf apabila dalam laporan hasil diskusi PBL ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan dalam penulisan sebuah laporan. Penulis membuka diri atas kritik dan saran dari para pembaca, guna mengembangkan penulis dalam membuat laporan yang lebih baik di masa depan. Semoga laporan hasil diskusi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Jakarta, 10 April 2015 Penulis
  • 3. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem pernapasan sangat beragam dan angka penderita penyakit pernapasan dapat dibilang cukup tinggi di Indonesia. WHO menyatakan bahwa dari sekitar 1,9 milyar manusia, sepertiga penduduk dunia ini telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis. Pada tahun 1993 WHO juga menyatakan bahwa TB sebagai reemerging disease. Angka penderita TB paru di negara berkembang cukup tinggi, di Asia jumlah penderita TB paru berkisar 110 orang penderita baru per 100.000 penduduk. Di Indonesia setiap tahunnya kasus tuberkulosis paru bertambah seperempat juta kasus baru dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya. Indonesia termasuk 10 negara tertinggi penderita kasus tuberkulosis paru di dunia. Dalam blok ini mahasiswa perlu mengetahui tentang gangguan sistem pernapasan, khususnya tuberkulosis dan komplikasinya terutama pneumotoraks. Selain itu, penderita tuberkulosis paru yang tertinggi berada pada kelompok usia produktif (15-50 tahun) yaitu berkisar 75%. Seorang pasien tuberkulosis dewasa diperkirakan akan kehilangan rata-rata waku kerjanya 3-4 bulan sehingga berakibat pada kehilangan pendapatan rumah tangganya yaitu sekitar 20- 30%. Oleh sebab itu, penyakit ini sering menganggu kehidupan penderitanya dan berdampak pada kualitas hidup yang rendah. Oleh karena itu, dalam pembahasan PBL ini akan dibahas secara mendalam mengenai diagnosis tuberkulosis dan pnemotoraks, pemeriksaan-pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis, tatalaksana, diagnosis banding, komplikasi, serta informasi penting lainnya seputar penyakit tuberkulosis dan pneumotoraks 2003). 1.2. Skenario
  • 4. 2
  • 5. 3
  • 6.
  • 7. BAB II HASIL DISKUSI 2.1. Clarifying Unfamilliar Terms Tidak ada kata – kata yang sukar atau tidak dimengerti. 2.2. Define the Problems Skenario Ia 1. Apa saja etiologi sesak napas? 2. Sebutkan faktor risikosesak napas? 3. Bagaimana patogenesis sesak napas? 4. Apa tatalaksana UGD dalam menangani sesak napas? Skenario Ib 1. Penyakit-penyakit apa saja yang berhubungan dengan batuk kronis produktif? 2. Jenis-jenis sputum apa yang dikeluarkan saat batuk produktif? Skenario Ic 1. Bagaimana alur diagnosis penyakit TB? 2. Sebutkan diagnosis banding TB? 3. Bagaimana transmisi penularan TB? 4. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada penderita TB? Skenario Id 1. Kemungkinan penyakit apa yang terjadi pada skenario berdasarkan gejala yang ada? 2. Bagaimana patofisiologi penyakit tersebut? 3. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan dalam menegakkan diagnosis penyakit? Skenario Ie 1. Bagaimana manifestasi klinis TB? 2. Bagaimana penampakan foto torak pada penyakit TB? 3. Berapa nilai normal hasil test lab yang ada? 4. Bagaimana interpretasi hasil test lab yang ada? Skenario II 1. Apa saja etiologi pneumotoraks? 2. Apa gejala-gejala pneumotoraks? 3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dapat dilakukan dalam menegakkan diagnosis pneumotoraks? 4. Bagaimana patofisiologi terjadinya pneumotoraks? 5. Bagaimana tatalaksana pneumotoraks dan tuberkulosis?
  • 8. 2.3. Brainstorming Skenario Ia 1. Apa saja etiologi sesak napas? Sesak napas adalah sensasi subjektif dimana kompensasi saat tubuh tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dasarnya. Sesak napas dapat disebabkan: - Aspirasi - Keselek benda asing - Alergen / zat iritan - Gangguan organ-organ yang dapat menyebabkan sesak, misalnya: o Paru : obstriksi, retriksi, pneumotoraks dan disfungsi paru. o Jantung : miokard. o Paru dan jantung : PPOK, metabolik asidosis, stress, dan lain-lain. Berikut ada tabel perbandingan antara sesak napas karena gangguan paru dan jantung Pulmo Kardio Dipengaruhi oleh pengeluaran sputum Lega setelah batuk Memberi respon pada pemberian obat β-2- agonis Dipengaruhi oleh perubahan posisi tubuh Tidak berubah setelah batuk Memberi respon setelah pemberian obat anti diuretik Sesak napas dapat dibedakan menjadi dua, yaitu restriktif dan obstruktif. Restriktif Obstruktif Kapasitas paru mengalami penurunan Misalnya karena skoliosis Gangguan terjadi pada saluran pernapasan FEV1 tidak normal 2. Sebutkan faktor risikosesak napas? 1. Pekerja yang sering terekspos zat iritan atau kimia, seperti pekerja pabrik 2. Memiliki riwayat penyakit paru, misalnya asma 3. Memiliki penyakit gangguan jantung 3. Bagaimana patogenesis sesak napas? Pada sesak napas terjadi ketidakseimbangan antara udara yang dihirup atau kerja otot pernapasan, dengan kebutuhan udara. Sesak napas dapat terjadi karena kelainan pada saluran pernapasan misalnya sumbatan, maupun karena kelainan organ spesifik seperti jantung dan paru. 4. Apa tatalaksana UGD dalam menangani sesak napas? Penanganan sesak napas disesuaikan dengan penyebab utama sesak napas itu. Misalnya bila sesak napas disebabkan karena sumbatan saluran pernapasan, maka
  • 9. akan diberikan obat β-2- agonis untuk memperlebar saluran perfebrnapasan. Pada kasus berat diberikan alat bantu pernapasan. Skenario Ib 1. Penyakit-penyakit apa saja yang berhubungan dengan batuk kronis produktif? Salah satu penyakit yang manifestasi klinisnya adalah batuk kronis produktif adalah tuberkulosis 2. Jenis-jenis sputum apa yang dikeluarkan saat batuk produktif? Warna sputum dipengaruhi penyebabnya. Sputum dapat berwarna mukoid, yang kebanyakan disebabkan oleh infeksi virus, maupun berwarna purulen (hijau- kuning) yang kebanyakan disebabkan oleh infeksi bakteri. Skenario Ic 1. Bagaimana alur diagnosis penyakit TB? Dimulai dari anamnesis keluhan-keluhan pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang. Syarat absolut TB: - Ada kontak dengan penderita TB - Manifestasi klinis: keringat malam, berat badan turun Kondisi pasien: - Pasien sesak karena gangguan pulmoner - Pasien sedang dalam tahap sakit 2. Sebutkan diagnosis banding TB? Diagnosis banding TB salah satunya adalah pneumonia. 3. Bagaimana transmisi penularan TB? Melalui batuk atau sputum penderita atau orang terinfeksi. 4. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada penderita TB? Komplikasi, seperti: - Batuk darah - Penumotoraks - Empiema - Bronkiektasis Skenario Id 1. Kemungkinan penyakit apa yang terjadi pada skenario berdasarkan gejala yang ada? Pneumonia, TB, atau pneumotoraks
  • 10. 2. Bagaimana patofisiologi penyakit tersebut? Pada awalnya orang terinfeksi dapat menderita tuberkulosis primer, kuman lalu dorman dan akan muncul kembali sebagai tuberkulosis post primer 3. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan dalam menegakkan diagnosis penyakit? - Tanda-tanda vital Tanda-tanda vital pada pasien itu, yaitu:  Takikardi ( 48 kali/menit)  Takipneu (128 kali/menit)  Hipoksemia ringan ( SaO2 = 80%)  Demam subfebril - Pemeriksaan fisik: o Inspeksi o Palpasi o Perkusi o Auskultasi - Pemeriksaan penunjang: o Lab darah o Radiologi o BTA sebagai gold standart 4. Berapa nilai normal hasil test lab yang ada? Pemeriksaan Darah:  Leukosit 5000 - 10.000  Ht = 37 – 43 %  Neutrofil = 50 – 75% Analisa Gas Darah:  pH = 7,35 - 7,45  PaCO2 = 35 - 45 mmHg  PaO2 = > 80%  SaO2 = > 95 %  HCO3 = 22 – 26 mEq/l 5. Bagaimana interpretasi hasil test lab yang ada? Hasil lab:  Pasien asidosis (pH = 7.30)  Ht menurun  Leukositosis (13.000/ml)  Laju endap darah meningkat  Kadar bikarbonat menurun  PaCO2 normal  Neutrofil meningkat Skenario Ie 1. Bagaimana manifestasi klinis TB?
  • 11. Sistem respirasi:  Batuk kronis dengan dahak  Nyeri dada  Sesak napas  Batuk darah Gejala sistemik:  Lemas dan berat badan menurun drastis  Tidak napsu makan  Demam  Keringat malam 2. Bagaimana penampakan foto torak pada penyakit TB? Umumnya tampak gambaran berawan, paling banyak di bagian apex, dapat pula terdapat kavitas atau bahkan bercak milier yang menandakan penyebaran hematologis. Lesi inaktif juga dapat tampak, misalnya fibrotik ataupun kalsifikasi. 3. Bagaimana patofisiologi tuberkulosis? Akan dibahas dalam Learning Objective. Skenario II 1. Apa saja etiologi pneumotoraks? Etiologi pneumotoraks misalnya luka tusuk atau kecelakaan sehingga lapisan pleura sobek atau sekunder dari penyakit lain. 2. Apa gejala-gejala pneumotoraks? Sesak napas, paru sulit mengembang, dan nyeri dada. 3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dapat dilakukan dalam menegakkan diagnosis pneumotoraks? Pemeriksaan fisik, misalnya perkusi hipersonor, pergeseran trakea ke arah sehat, dan paru tertinggal pada sisi sakit. Pemeriksaan penunjang, misalnya tampak udara pada rongga pleura (hiperlusent). 4. Bagaimana patofisiologi terjadinya pneumotoraks? Akan dibahas dalam Learning Objective. 5. Bagaimana tatalaksana pneumotoraks dan tuberkulosis? Tatalaksana pneumotoraks: aspirasi Tatalaksana TB: OAT yang adekuat dengan lama waktu konsumsi obat minimal 6 bulan secara rutin.
  • 12. 6. Analysing the Problem Mr. F Anamnesis: - Usia 34 tahun - Penurunan berat badan - Sesak napas sepanjang hari (3 hari) - Batuk 3 bulan - Tidak ada riwayat batuk darah atau trauma dada - Tidak pernah masuk rumah sakit - Tidak ada riwayat alergi - Saudara ada yang TB Pemeriksaan Fisik Tanda-tanda Vital:  - Takikardi ( 48 kali/menit)  - Takipneu (128 kali/menit)  - Hipoksemia ringan ( SaO2 = 80%)  - Demam subfebril Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Fisik umum: Radiologi: - Hiperinflasi paru kanan - Mediastinum bergeser ke kiri - Paru kiri opak heterogen Test laboratorium:  - Pasien asidosis (pH = 7.30)  - Ht menurun  - Leukositosis (13.000/ml)  - Laju endap darah meningkat  - Kadar bikarbonat menurun  - PaCO2 normal  - Neutrofil meningkat Diagnosis: TB Inspeksi: - Lemas - Pergerakan dada kanan tertinggal - Pucat Palpasi: - RR = 48 kali/menit - Detak nadi = 128 kali/menit Perkusi: - Paru kiri: krepitasi - Paru kanan: hipersonor Auskultasi: - Paru kiri: vocal fremitus meningkat, bronchial di lapang paru - Paru kanan: vocal dan taktil fremitus menurun Tatalaksana: - TB: OAT - Pneumotoraks: WSD dan inspeksi o Epidemiologi o Faktor risiko o Patofisiologi o Diagnosa banding: - Penumonia Komplikasi: - - Batuk darah - - Penumotoraks - - Empiema - - Bronkiektasis
  • 13. 7. Learning Objectives 1. Mengetahui epidemiologi TB dengan atau tanpa pneumotoraks (pneumotoraks et causa TB) dan pneumotoraks 2. Mengetahui diagnosis banding dari TB 3. Mengetahui faktor risiko TB dan pneumotoraks 4. Mengetahui patofisiologi TB dan pneumotoraks 5. Mengetahui manifestasi klinis TB dan pneumotoraks 6. Mengetahui pemeriksaan fisik dan lab TB dan pneumotoraks 7. Mengetahui tatalaksana TB dan pneumotoraks 8. Self-Study Pelaksanaan self-study dilakukan selama 3 hari setelah pertemuan pertama. Sumber – sumber yang digunakan berasal dari buku dan internet. Masing – masing dari kami membaca sumber – sumber tersebut, kemudian kami melakukan pertemuan dengan seluruh anggota untuk membicarakan informasi atau pengetahuan baru dari sumber yang kami baca itu. 9. Report 1. Mengetahui epidemiologi TB dengan atau tanpa pneumotoraks (pneumotoraks et causa TB) dan pneumotoraks Karena penyakit TB bersifat kronis dan resistensi kuman terhadap obat cukup tinggi, maka tidak jarang menimbulkan komplikasi. Salah satu komplikasi yang bisa ditimbulkan adalah pneumotoraks. Di mana pnumotoraks yang terjadi adalah pneumotoraks spontan sekunder. Seaton dkk. Melaporkan bahwa pasien tuberkulosis aktif mengalami komplikasi pneumotoraks sekitar 1,4% dan jika terdapat kavitas paru, komplikasi meningkat lebih dari 90%.
  • 14. 2. Mengetahui diagnosis banding dari TB Adapun diagnosis banding TB Paru secara radiologis sebagai berikut: 1. Pneumonia Adalah infeksi pada parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi bakteria, virus, jamur, atau parasit dimana paru-paru terisi oleh cairan dan sel radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi sel radang ke dalam dinding alveolus dan rongga interstisium. Gambaran radiologinya berupa: – Pneumonia alveolar dengan gambaran air bronchogram (airspace disease) – Tampak perselubungan homogen pada lapangan atas/tengah/bawah paru 2. Actinomycosis Adalah infeksi kronis, biasanya dari wajah dan leher, yang menghasilkan abses dan penirisan sinus terbuka. Actinomycosis biasanya disebabkan oleh bakteri anaerobik (bakteri yang hidup tanpa oksigen) yang disebut Actinomyces israeli. Gambaran radiologi tampak lesi massa, pneumonitis, atau cavitas dengan atau tanpa keterlibatan pleura. Biasanya jarang melibatkan adenopahty. Bakteri ini umum menginfeksi dan biasanya nonpathogenic (bukan penyebab penyakit) di hidung dan tenggorokan. 3. Sarkoidosis Sarcoidosis adalah penyakit yang dihasilkan dari peradangan jenis tertentu pada jaringan tubuh. Peradangan dapat muncul di hampir semua organ tubuh. Namun yang paling sering muncul di paru-paru atau kelenjar getah bening. Penyebab penyakit ini sampai kini belum diketahui secara pasti. Gambaran radiologinya diklasifikasikan dalam 5 tahapan, yaitu: – Tahap 0 : Tidak timbul kelainan – Tahap 1 : pembesaran hilar dan kelenjar limphoid tapi tidak terkait dengan kelainan paru – Tahap 2 : pembesaran hilar dan kelenjar limphoid dan terkait dengan kelainan paru – Tahap 3 : Penyakit paru bersifat diffuse, tetapi tidak terkait dengan pembesaran nodul – Tahap 4 : Fibrosis pulmonal 4. Emfisema Emfisema adalah penyakit paru obstruktif yang didefinisikian sebagai pembesaran permanen abnormal ruang udara distal ke bronkiolus terminal disertai dengan kerusakan dinding alveolar. Penderita mengalami batuk kronik dan sesak napas. Penyebab paling umum adalah merokok. Pada emfisema terlihat gambaran Diafragma letak rendah dan datar, ruang retrosternal melebar, gambaran vaskuler berkurang, jantung tampak sempit memanjang, serta pembuluh darah perifer mengecil.
  • 15. 3. Mengetahui faktor risiko TB dan pneumotoraks 4. Mengetahui patofisiologi TB dan pneumotoraks Pneumotoraks yang terjadi pada penderita TB adalah suatu komplikasi. Keadaan ini terdapat pada proses pneumotoraks sekunder dimana terjadi pada ruptur lesi paru yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi memperoleh akses ke rongga pleura. Lesi pleura ini juga dapat terjadi pada penyakit emfisema, abses paru, karsinoma, dan banyak proses lainnya. Berbeda dengan pneumotoraks spontan primer, pada pneumotoraks spontan sekunder keadaan penderita tampak serius dan kadang-kadang mengancam kehidupan karena adanya penyakit paru yang mendasarinya. Pneumotoraks spontan sekunder terjadi oleh karena pecahnya bleb yang berada di sub pleura viseralis dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb akibat perembesan udara melalui alveoli yang dindingnya ruptur kemudian melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di sub pleura viseralis. Sebab pecahnya dinding alveolus ini belum diketahui dengan pasti, diduga ada dua faktor yaitu penyakit paru dan peningkatan tekanan intraalveolar akibat batuk. Alveol disangga oleh kapiler yang mempunyai dinding lemah dan mudah robek, apabila alveoli tersebut melebar dan tekanan didalam alveoli meningkat maka udara masuk dengan mudah menuju ke jaringan peribronkovaskuler. Gerakan nafas yang kuat, infeksi dan obstruksi endobronkial merupakan beberapa faktor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat mengoyak jaringan fibrotik peribronkovaskular. Robekan pleura kearah yang berlawanan dengan tilus akan menimbulkan pneumotoraks sedangkan robekan yang mengarah ke hilus dapat menimbulkan pneumomediastinum 5. Mengetahui manifestasi klinis TB dan pneumotoraks Sistem respirasi:  Batuk kronis dengan dahak  Nyeri dada  Sesak napas  Batuk darah Gejala sistemik:  Lemas dan berat badan menurun drastis  Tidak napsu makan  Demam  Keringat malam Jenis-jenis pneumotoraks: 1. Pneumothoraks spontan: - Pneumotoraks spontan primer terjadi jika pada penderita tidak ditemukan penyakit paru-paru (tidak diketahui dengan pasti penyebabnya).Pneumotoraks
  • 16. spontan primer diperkirakan terjadi karena ruptur dari bleb emfisematous di subpleura, yang biasanya terletak pada apeks paru-paru. Bleb dapat ditemukan pada lebih dari 75% pasien yang menjalani thorakoskopi sebagai terapi dari pneumotoraks spontan primer. Patogenensis terjadinya bleb subpelural ini masih belum jelas. Bleb-bleb seperti ini dihubungkan dengan abnormalitas congenital, inflamasi dari bronkiolus, dan gangguan pada ventilasi kolateral. Angka kejadian pneumotoraks spontan berhubungan dengan tingkat merokok seseorang. Sangat mungkin bahwa penyakit yang diinduksi oleh merokok pada saluran napas kecil berkontribusi terhadap terbentuknya bleb subpleural. Pasien dengan pneumotoraks primer spontan, angka kejadiannya banyak pada pasien tinggi dan lebih kurus dari pada orang normal. Selain itu, terdapat suatu kecenderungan berkembangnya pneumotoraks primer spontan karena diwariskan. - Pneumotoraks spontan sekunder merupakan komplikasi dari penyakit paru- paru (misalnya penyakit paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, batuk rejan). 2. Pneumotoraks traumatik Terjadi akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bisa bersifat menembus (luka tusuk, peluru) atau tumpul (benturan pada kecelakaan kendaraan bermotor). Pneumotoraks juga bisa merupakan komplikasi dari tindakan medis tertentu (misalnya torakosentesis).Udara lingkungan luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk atau pneumothoraks disengaja (artificial) dengan terapi dalam hal pengeluaran atau pengecilan kavitas proses spesifik yang sekarang tidak dilakukan lagi. Tujuan pneumothoraks sengaja lainnya ialah diagnostik untuk membedakan massa apakah berasal dari pleura atau jaringan paru. Penyebab-penyebab lain ialah akibat tindakan biopsi paru dan pengeluaran cairan rongga pleura. 6. Mengetahui pemeriksaan fisik dan lab TB dan pneumotoraks 7. Mengetahui tatalaksana TB dan pneumotoraks
  • 17. BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan 3.2 Saran REFERENSI