SlideShare a Scribd company logo
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIET PADA PENDERITA TBC
DI RUANG DAHLIA (R.PARU) RSUD ULIN BANJARMASIN
Tema/Pokok Bahasan :Penyuluhan Tentang Diet Pada Penderita TBC
Sasaran : Klien dan keluarga yang menderita TBC
Tempat : Ruang Dahlia (Ruang Paru)
Hari/tanggal : Rabu, 13 April 2011
Waktu : 30 menit
TIU(Tujuan Instuksional Umum) : Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga
diharapkan mengetahui lebih luas tentang diet pada
pasien TBC.
TIK (Tujuan Instruksional Khusus) : - Menyebutkan pengertian dari penyakit TBC
- Mengetahui penyebab dan cara penularan dari
penyakit TBC
- Menyebutkan tanda dan gejala penyakit TBC
- Mengetahui kebutuhan nutrisi/ diet yang tepat
bagi penderita TBC
- Mengetahui tujuan menjalani diet
- Mengetahui makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi
- Mengetahui makanan yang perlu dihindari
untuk dikonsumsi
- Diet atau perencanaan makan
- Pengaturan jadwal makan
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat Bantu : Menggunakan alat bantu LCD dan Leaflet
2
Materi : Terlampir
KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
*Membuka/memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam
*Memperkenalkan anggota
kelompok
*Memperkenalkan CI dan CT
*Menjelaskan tujuan
penyuluhan
y Menjawab salam
y Mendengarkan
y Mendengarkan
2. 10 menit Pelaksanaan
1. Penyampaian materi
y Menjelaskan pengertian
penyakit TBC
y Menjelaskan penyebab dan
cara penularan TBC
y Menyebutkan tanda dan gejala
dari penyakit TBC
y Menjelaskan tujuan diet pada
penderita TBC
y Menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan perlu dihindari
oleh pasien TBC
y Menjelaskan perencanaan
makan dan pengaturan jadwal
pada pasien TBC
y Mendengarkan
3
2. Tanya jawab
y Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
y Bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
*menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan mengenai pengertian
penyakit TBC
*meminta peserta untuk menyebutkan
penyebab dan cara penularan TCB
*megundang peserta untuk
menyebutkan diet/jenis makanan yang
boleh dan tidak oleh dikonsumsi
pasien TBC.
*meminta CI dan CT untuk
memberikan tambahan, masukan dan
saran pada penyuluhan kesehatan yang
sudah dilakukan
y Menjawab
y Menjawab
y Menjawab
4.
5 menit Penutup :
*menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
*memberikan salam penutup
y Mendengarkan
y Menjawab salam
Evaluasi : 1. Peserta mampu megulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
4
PENGORGANISASIAN
Penyaji : M. Fahrin Azhari, S.Kep
Moderator : Noordiana, S.Kep
Penyusun Materi : Desi Ismawati, S. Kep
Notulen : Dwi anggreini, S.Kep
Konsumsi : Sri Winingsih, S. Kep
Fasilitator : Irmayanti, S.Kep
: Supriadi, S.Kep
Pembimbing lahan praktek :
Pembimbing Akademik :
5
Lampiran
MATERI
DIET PADA PENDERITA TBC
A. Pengertian TBC
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
mikrobakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya (Depkes RI, 2002).
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Kuman ini pada umumnya menyerang paru - paru dan sebagian lagi dapat menyerang
di luar paru - paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran
pencernaan, selaput otak, dan sebagianya (Laban, 2008).
B. Penyebab dan Cara Penularan
Tuberkulosis klinis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.Bentuk yang
tidak khas dari mikobakterium (misalnya Myco, kansasii, myco. intracellulare) juga
dapat menyebabkan penyakit paru pada orang-orang yang lemah atau kekebalannya
tertekan.
Mikrobakterium tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang, yang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga disebut
pula basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yan gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant atau tertidur lama selama beberapa
tahun (Depkes RI, 2002).
Tempat masuknya kuman mikrobaterium tuberkulosis adalah saluran
pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan
infeksi tuberkulosis terjadi malalui udara, yaitu melalui inhalasi dropet yang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang
penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
6
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas diperantara sel
( Price, 1995).
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Dropet yang terhirup sangat kecil ukuranya, sehingga dapat melewati sistem
pertahanan mukulosilir bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan
menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembangbiak dengan
cara pembelahan diri di paru yangmengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran
limfe akan membawa kuman TBC kekelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini
disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi menjadi
positif (Depkes RI, 2002).
C. Gejala Klinis
Keluhan yang dirasakan penderita tuberkulosis dapat bermacam-macam atau
malah banyak penderita ditemukan Tuberkulosis Paru tanpa keluhan sama sekali
dalam pemeriksaan kesehatan (Bahar Asril, 1996). Keluhan yang banyak terdapat
pada penderita Tuberkulosis Paru yaitu :
1. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat
mencapai 40-41°C. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien
dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
2. Batuk
Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.
Sifat bentuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan spuntum).
3.Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru.
4.Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura
sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
7
5.Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan
turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.
D. Status gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tersebut (Supariasa, 2002). Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu dengan biofisik, biokimia dan antropometri, karena relatif lebih mudah,
murah dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (Djiteng, 1989). Indikator yang
digunakan dalam penilaian status gizi adalah Index Masa Tubuh dihitung dengan
pembagian Berat Badan (dalam kilogram) dan Tinggi Badan (dalam meter) pangkat
dua (Supariasa, 2002) dengan rumus:
IMT : Tinggibadan( m)2 / Berat Badan( BB)
Katagori IMT menurut (Perkeni, 2002) sebagai berikut:
< 18,5 : Status gizi kurang
18,5-22,9 : Status gizi normal
>23 : Status gizi lebih
23-24,5 : Dengan resiko
25-29 : Obesitas I
>30 : Obesitas II
E. Asupan Makan
Asupan makan adalah jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang untuk
memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Makanan memasok
energi yang menjadi kebutuhan kita melalui tiga jenis unsur gizi dasar penghasilan
energi yaitu karbohidrat, protein, lemak. Ketiga zat gizi tersebut sering disebut
dengan zat gizi makro (Suhardjo, 1992).
8
F. Penatalaksanaan Diet
1. Tujuan Terapi Diet
Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki
dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi
agar penderita dapat melakukan aktifitas normal.
Terapi untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita, 2006)
adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan
normal.
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar albumin
serum yang rendah (75-100 gr).
c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Macam diit untuk penyakit TBC:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1) Energi: 2600 kkal, protein 100 gr
(2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II) Energi 3000 kkal, protein 125 gr
(2,5 gr/kg BB)
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi Tinggi
Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita. Dapat dilihat dibawah ini bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita tuberculosis.
Syarat Diet:
±Energi tinggi
±Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
±Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI
± Lemak cukup (20 ± 25% total energi)
±Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe (Minimal sesuai KGA).
±Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
±Makanan mudah cerna
±Makanan tidak merangsang
9
Tabel 1: Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Nasi, roti, makroni dan hasil
olahan tepung seperti cake,
farcis, puding, pastry dan
dodol, ubi karbohidrat
sederhana seperti gula pasir
Dimasak dengan
banyak minyak
kelapa atau santan kental
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan,
telur,susu dan hasil olahan
sepertikeju dan yogurt.
Dimasak dengan
banyak minyak kelapa
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacang
dan hasil olahanya
sepertitempe dan keju
Sayuran Semua jenis sayuran
seperti;
bayam, buncis,daun
singkong,kacang panjang,
labu siam dan wortel
direbus, ditumis dan kukus
Buah-buahan Semua jenis segar seperti :
pepaya, semangka, melon,
pisang, buah kaleng, buah
kering dan jus buah.
Minuman Soft drink, madu, sirup, the
dan kopi encer
Minuman rendah kalori
Lemak dan minyak Minyak goreng,
mentega,margarin, santan
encer, salad.
Santan yang kental
Bumbu Bumbu tidak tajam seperti
bawang merah, bawang
putih,laos, gula dan kecap
Bumbu yang
tajam seperti cabe dan lada
10
DAFTAR PUSTAKA
Almatser, S.2004. Penuntun Diit. PT. Gramedia Pustaka Utara. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penenggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke-8.
Jakarta : Dirjen Depkes RI.
Djiteng, R. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Evan, T.M dan Crockford, M. 1994. Atlas Bantu Pulmonologi. Penerbit Hipokrates.
Jakarta.
Fatimah, Nur. 2002. Malnutrisi dalam Gizi Medik Indonesia. http://med.wnhas.ac.id.
Hizira, S. 2008. Hubungan Pola Konsumsi dan Status Gizi Penderita Tuberkulosis.
http://www.scribd.com/doc.
Laban, 2008. Penyakit dan Cara Pencegahannya. Kanisius. Yogyakarta.
Lisdiana, 1998. Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Anggota
IKAPI. Jakarta.
Moehyi, S. 1999. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit.
Gramedia. Jakarta.
Price, S.A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Price, S.A dan Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Rahmawati, E. 2007. Waspadai Tuberkulosis Paru. Availeble
from:http://dokterniken.com/jurnal/item 365.html.
Supariasa. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran ECG.Jakarta.
11
EVALUASI HASIL
Pertanyaan Jawaban
12
DAFTAR HADIR PESERTA PENKES
Kelompok : VI
Ruangan : Dahlia (Paru)
Hari/Tanggal : April 2011
No Nama Tanda Tangan Keterangan
13

More Related Content

What's hot

Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratBita Fadillah
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
Yabniel Lit Jingga
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAMas Mawon
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Rismayanti Hairil
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
Yabniel Lit Jingga
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargayaenk_ekis
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
tris nia
 
Satuan acara penyuluhan fraktur
Satuan acara penyuluhan frakturSatuan acara penyuluhan fraktur
Satuan acara penyuluhan fraktur
Astri Wardani
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
ari saputra
 
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitPenerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitFitria Anwarawati
 
Woc hirschsprung
Woc hirschsprungWoc hirschsprung
Woc hirschsprung
Alex Susanto
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Egla Aliu
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
Reyviolen
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
BerlianPriliska
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
Dasuki Suke
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
evhamariaefriliana
 

What's hot (20)

Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Lp tb paru
Lp tb paruLp tb paru
Lp tb paru
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Ppt pneumonia
Ppt pneumoniaPpt pneumonia
Ppt pneumonia
 
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluargaAnalisan dan diagnosa kep, keluarga
Analisan dan diagnosa kep, keluarga
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Satuan acara penyuluhan fraktur
Satuan acara penyuluhan frakturSatuan acara penyuluhan fraktur
Satuan acara penyuluhan fraktur
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatanAsuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
 
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah SakitPenerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
Penerapan Sosial Budaya dalam Rumah Sakit
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Woc hirschsprung
Woc hirschsprungWoc hirschsprung
Woc hirschsprung
 
Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01Pneumonia 131028101758-phpapp01
Pneumonia 131028101758-phpapp01
 
Kasus dm hamil
Kasus dm hamilKasus dm hamil
Kasus dm hamil
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
2C_KELOMPOK 1_ASKEP ANAK DIARE.pptx
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 

Viewers also liked

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Fanny K. Sari
 
Satuanacarapenyuluhan tb paru edit
Satuanacarapenyuluhan tb paru editSatuanacarapenyuluhan tb paru edit
Satuanacarapenyuluhan tb paru editMJM Networks
 
Keb. nutrisi ibu hamil normal
Keb. nutrisi ibu hamil normalKeb. nutrisi ibu hamil normal
Keb. nutrisi ibu hamil normal
Fanny K. Sari
 
Leaflet rom Akper pemkab muna
Leaflet rom Akper pemkab munaLeaflet rom Akper pemkab muna
Leaflet rom Akper pemkab muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Satuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paruSatuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paruMJM Networks
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Adelina Hutauruk
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
Gabriella Jermia
 

Viewers also liked (10)

Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi seratDiet rendah sisa dan diet tinggi serat
Diet rendah sisa dan diet tinggi serat
 
Satuanacarapenyuluhan tb paru edit
Satuanacarapenyuluhan tb paru editSatuanacarapenyuluhan tb paru edit
Satuanacarapenyuluhan tb paru edit
 
Keb. nutrisi ibu hamil normal
Keb. nutrisi ibu hamil normalKeb. nutrisi ibu hamil normal
Keb. nutrisi ibu hamil normal
 
Leaflet rom Akper pemkab muna
Leaflet rom Akper pemkab munaLeaflet rom Akper pemkab muna
Leaflet rom Akper pemkab muna
 
Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
Sap demam berdarah
Sap demam berdarahSap demam berdarah
Sap demam berdarah
 
Makalah TBC
Makalah TBCMakalah TBC
Makalah TBC
 
Satuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paruSatuan acara penyuluha tb paru
Satuan acara penyuluha tb paru
 
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmasPermenkes  no. 13 tahun  2015  ttg pelayanan kesling di puskesmas
Permenkes no. 13 tahun 2015 ttg pelayanan kesling di puskesmas
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 

Similar to 52887349 sap-diet-tbc

Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptxModul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
faul3
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
BUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptxBUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptx
budi44
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
EvanYoung38
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paru
hanglaho
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
octo zulkarnain
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
rahmalianovaliarachmah
 
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
orinarchi
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
maharanimariam
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Usaha Apa Aja Asal Halal
 
Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Leaflet meningitis tbc
Leaflet meningitis tbcLeaflet meningitis tbc
Leaflet meningitis tbc
askep33
 
Leaflet meningitis tb
Leaflet meningitis tbLeaflet meningitis tb
Leaflet meningitis tb
askep33
 
penyuluhan tbc.ppt
penyuluhan tbc.pptpenyuluhan tbc.ppt
penyuluhan tbc.ppt
yuniar57
 
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptxPPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
absensiparu
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paruKANDA IZUL
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
JaparSadiqAssaqaf1
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
zakinaoctaviano
 
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptxPPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
Divia Oktari Khairunnisa
 

Similar to 52887349 sap-diet-tbc (20)

Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptxModul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
Modul_Pelatihan_Kader_Kesehatan_Peduli_T.pptx
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
BUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptxBUKU SAKU KADER TB.pptx
BUKU SAKU KADER TB.pptx
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 
Buku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB ParuBuku panduan Kader TB Paru
Buku panduan Kader TB Paru
 
Asuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteriAsuhan keperawatan pada difteri
Asuhan keperawatan pada difteri
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
Tuberkulosis pada-anak (orinarchi fix)
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoidAsuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
Asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid
 
Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA
Leaflet meningitis tbc AKPER PEMKAB MUNA
 
Leaflet meningitis tbc
Leaflet meningitis tbcLeaflet meningitis tbc
Leaflet meningitis tbc
 
Leaflet meningitis tbc
Leaflet meningitis tbcLeaflet meningitis tbc
Leaflet meningitis tbc
 
Leaflet meningitis tb
Leaflet meningitis tbLeaflet meningitis tb
Leaflet meningitis tb
 
penyuluhan tbc.ppt
penyuluhan tbc.pptpenyuluhan tbc.ppt
penyuluhan tbc.ppt
 
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptxPPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
PPT PENYULUHAN TB terhadapa masyrakat .pptx
 
Makalah tb paru
Makalah tb paruMakalah tb paru
Makalah tb paru
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptxPPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
 

52887349 sap-diet-tbc

  • 1. 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIET PADA PENDERITA TBC DI RUANG DAHLIA (R.PARU) RSUD ULIN BANJARMASIN Tema/Pokok Bahasan :Penyuluhan Tentang Diet Pada Penderita TBC Sasaran : Klien dan keluarga yang menderita TBC Tempat : Ruang Dahlia (Ruang Paru) Hari/tanggal : Rabu, 13 April 2011 Waktu : 30 menit TIU(Tujuan Instuksional Umum) : Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga diharapkan mengetahui lebih luas tentang diet pada pasien TBC. TIK (Tujuan Instruksional Khusus) : - Menyebutkan pengertian dari penyakit TBC - Mengetahui penyebab dan cara penularan dari penyakit TBC - Menyebutkan tanda dan gejala penyakit TBC - Mengetahui kebutuhan nutrisi/ diet yang tepat bagi penderita TBC - Mengetahui tujuan menjalani diet - Mengetahui makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi - Mengetahui makanan yang perlu dihindari untuk dikonsumsi - Diet atau perencanaan makan - Pengaturan jadwal makan Metode : Ceramah dan tanya jawab Alat Bantu : Menggunakan alat bantu LCD dan Leaflet
  • 2. 2 Materi : Terlampir KEGIATAN PENYULUHAN NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA 1. 5 menit Pembukaan : *Membuka/memulai kegiatan dengan mengucapkan salam *Memperkenalkan anggota kelompok *Memperkenalkan CI dan CT *Menjelaskan tujuan penyuluhan y Menjawab salam y Mendengarkan y Mendengarkan 2. 10 menit Pelaksanaan 1. Penyampaian materi y Menjelaskan pengertian penyakit TBC y Menjelaskan penyebab dan cara penularan TBC y Menyebutkan tanda dan gejala dari penyakit TBC y Menjelaskan tujuan diet pada penderita TBC y Menjelaskan makanan yang dianjurkan dan perlu dihindari oleh pasien TBC y Menjelaskan perencanaan makan dan pengaturan jadwal pada pasien TBC y Mendengarkan
  • 3. 3 2. Tanya jawab y Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya y Bertanya 3. 10 menit Evaluasi: *menanyakan kembali hal-hal yang sudah dijelaskan mengenai pengertian penyakit TBC *meminta peserta untuk menyebutkan penyebab dan cara penularan TCB *megundang peserta untuk menyebutkan diet/jenis makanan yang boleh dan tidak oleh dikonsumsi pasien TBC. *meminta CI dan CT untuk memberikan tambahan, masukan dan saran pada penyuluhan kesehatan yang sudah dilakukan y Menjawab y Menjawab y Menjawab 4. 5 menit Penutup : *menutup pertemuan dengan menyimpulkan materi yang telah dibahas *memberikan salam penutup y Mendengarkan y Menjawab salam Evaluasi : 1. Peserta mampu megulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat 2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
  • 4. 4 PENGORGANISASIAN Penyaji : M. Fahrin Azhari, S.Kep Moderator : Noordiana, S.Kep Penyusun Materi : Desi Ismawati, S. Kep Notulen : Dwi anggreini, S.Kep Konsumsi : Sri Winingsih, S. Kep Fasilitator : Irmayanti, S.Kep : Supriadi, S.Kep Pembimbing lahan praktek : Pembimbing Akademik :
  • 5. 5 Lampiran MATERI DIET PADA PENDERITA TBC A. Pengertian TBC Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya (Depkes RI, 2002). Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis. Kuman ini pada umumnya menyerang paru - paru dan sebagian lagi dapat menyerang di luar paru - paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran pencernaan, selaput otak, dan sebagianya (Laban, 2008). B. Penyebab dan Cara Penularan Tuberkulosis klinis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.Bentuk yang tidak khas dari mikobakterium (misalnya Myco, kansasii, myco. intracellulare) juga dapat menyebabkan penyakit paru pada orang-orang yang lemah atau kekebalannya tertekan. Mikrobakterium tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang, yang mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga disebut pula basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yan gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant atau tertidur lama selama beberapa tahun (Depkes RI, 2002). Tempat masuknya kuman mikrobaterium tuberkulosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberkulosis terjadi malalui udara, yaitu melalui inhalasi dropet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
  • 6. 6 Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas diperantara sel ( Price, 1995). Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Dropet yang terhirup sangat kecil ukuranya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukulosilir bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembangbiak dengan cara pembelahan diri di paru yangmengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC kekelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi menjadi positif (Depkes RI, 2002). C. Gejala Klinis Keluhan yang dirasakan penderita tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah banyak penderita ditemukan Tuberkulosis Paru tanpa keluhan sama sekali dalam pemeriksaan kesehatan (Bahar Asril, 1996). Keluhan yang banyak terdapat pada penderita Tuberkulosis Paru yaitu : 1. Demam Biasanya menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat mencapai 40-41°C. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk. 2. Batuk Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Sifat bentuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan spuntum). 3.Sesak nafas Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru. 4.Nyeri dada Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
  • 7. 7 5.Malaise Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam. D. Status gizi Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tersebut (Supariasa, 2002). Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan biofisik, biokimia dan antropometri, karena relatif lebih mudah, murah dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (Djiteng, 1989). Indikator yang digunakan dalam penilaian status gizi adalah Index Masa Tubuh dihitung dengan pembagian Berat Badan (dalam kilogram) dan Tinggi Badan (dalam meter) pangkat dua (Supariasa, 2002) dengan rumus: IMT : Tinggibadan( m)2 / Berat Badan( BB) Katagori IMT menurut (Perkeni, 2002) sebagai berikut: < 18,5 : Status gizi kurang 18,5-22,9 : Status gizi normal >23 : Status gizi lebih 23-24,5 : Dengan resiko 25-29 : Obesitas I >30 : Obesitas II E. Asupan Makan Asupan makan adalah jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Makanan memasok energi yang menjadi kebutuhan kita melalui tiga jenis unsur gizi dasar penghasilan energi yaitu karbohidrat, protein, lemak. Ketiga zat gizi tersebut sering disebut dengan zat gizi makro (Suhardjo, 1992).
  • 8. 8 F. Penatalaksanaan Diet 1. Tujuan Terapi Diet Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi agar penderita dapat melakukan aktifitas normal. Terapi untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita, 2006) adalah: a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan normal. b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar albumin serum yang rendah (75-100 gr). c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total. d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total. e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total. Macam diit untuk penyakit TBC: a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1) Energi: 2600 kkal, protein 100 gr (2/kg BB). b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II) Energi 3000 kkal, protein 125 gr (2,5 gr/kg BB) Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi Tinggi Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita. Dapat dilihat dibawah ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita tuberculosis. Syarat Diet: ±Energi tinggi ±Karbohidrat cukup (60-70% total energi) ±Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI ± Lemak cukup (20 ± 25% total energi) ±Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe (Minimal sesuai KGA). ±Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien ±Makanan mudah cerna ±Makanan tidak merangsang
  • 9. 9 Tabel 1: Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan Sumber karbohidrat Nasi, roti, makroni dan hasil olahan tepung seperti cake, farcis, puding, pastry dan dodol, ubi karbohidrat sederhana seperti gula pasir Dimasak dengan banyak minyak kelapa atau santan kental Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, telur,susu dan hasil olahan sepertikeju dan yogurt. Dimasak dengan banyak minyak kelapa Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacang dan hasil olahanya sepertitempe dan keju Sayuran Semua jenis sayuran seperti; bayam, buncis,daun singkong,kacang panjang, labu siam dan wortel direbus, ditumis dan kukus Buah-buahan Semua jenis segar seperti : pepaya, semangka, melon, pisang, buah kaleng, buah kering dan jus buah. Minuman Soft drink, madu, sirup, the dan kopi encer Minuman rendah kalori Lemak dan minyak Minyak goreng, mentega,margarin, santan encer, salad. Santan yang kental Bumbu Bumbu tidak tajam seperti bawang merah, bawang putih,laos, gula dan kecap Bumbu yang tajam seperti cabe dan lada
  • 10. 10 DAFTAR PUSTAKA Almatser, S.2004. Penuntun Diit. PT. Gramedia Pustaka Utara. Jakarta. Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penenggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke-8. Jakarta : Dirjen Depkes RI. Djiteng, R. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Evan, T.M dan Crockford, M. 1994. Atlas Bantu Pulmonologi. Penerbit Hipokrates. Jakarta. Fatimah, Nur. 2002. Malnutrisi dalam Gizi Medik Indonesia. http://med.wnhas.ac.id. Hizira, S. 2008. Hubungan Pola Konsumsi dan Status Gizi Penderita Tuberkulosis. http://www.scribd.com/doc. Laban, 2008. Penyakit dan Cara Pencegahannya. Kanisius. Yogyakarta. Lisdiana, 1998. Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Anggota IKAPI. Jakarta. Moehyi, S. 1999. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit. Gramedia. Jakarta. Price, S.A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta. Price, S.A dan Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta. Rahmawati, E. 2007. Waspadai Tuberkulosis Paru. Availeble from:http://dokterniken.com/jurnal/item 365.html. Supariasa. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran ECG.Jakarta.
  • 12. 12 DAFTAR HADIR PESERTA PENKES Kelompok : VI Ruangan : Dahlia (Paru) Hari/Tanggal : April 2011 No Nama Tanda Tangan Keterangan
  • 13. 13