Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Diabetes melitus adalah kelompok kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Terdapat beberapa tipe diabetes, termasuk tipe 1 yang tergantung insulin, tipe 2 yang tidak tergantung insulin, diabetes saat hamil, dan diabetes yang berhubungan dengan kondisi atau sindrom lain. Gejala umum diabetes meliputi dahaga berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, dan penurunan berat badan. Penatalaksanaan diabetes meliputi diet,
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Diabetes melitus adalah kelompok kelainan yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah. Terdapat beberapa tipe diabetes, termasuk tipe 1 yang tergantung insulin, tipe 2 yang tidak tergantung insulin, diabetes saat hamil, dan diabetes yang berhubungan dengan kondisi atau sindrom lain. Gejala umum diabetes meliputi dahaga berlebih, sering buang air kecil, kelelahan, dan penurunan berat badan. Penatalaksanaan diabetes meliputi diet,
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Pneumonia pada Ny. S menyebabkan berbagai gejala seperti sesak nafas, batuk berdahak, dan lemah. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda infeksi paru seperti nafas cepat dan bunyi ronki. Hasil laboratorium menunjukkan leukosit tinggi yang mendukung diagnosis pneumonia.
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang satuan acara penyuluhan mengenai fraktur yang diadakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk pasien dan keluarganya. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pengertian, tanda-tanda, dan tindakan yang harus dilakukan jika mengalami fraktur serta akibat jika tidak mendapat penanganan yang benar.
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Dokumen tersebut membahas tentang predisposisi genetik penyakit Hirschsprung, respons psikologis orang tua dan anak, serta risiko komplikasi medis pascaoperasi penyakit tersebut seperti infeksi, obstruksi usus, dan gangguan pencernaan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak berusia 8 tahun dengan diagnosa diare. Ringkasannya adalah: (1) Pasien mengeluh nyeri perut dan defekasi berlebihan; (2) Dilakukan pengkajian dan diagnosa diare serta hipovolemia; (3) Dilakukan berbagai intervensi keperawatan seperti manajemen diare dan nutrisi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Ringkasan dokumen tersebut adalah tentang satuan acara penyuluhan mengenai fraktur yang diadakan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo untuk pasien dan keluarganya. Penyuluhan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pengertian, tanda-tanda, dan tindakan yang harus dilakukan jika mengalami fraktur serta akibat jika tidak mendapat penanganan yang benar.
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Dokumen tersebut membahas tentang predisposisi genetik penyakit Hirschsprung, respons psikologis orang tua dan anak, serta risiko komplikasi medis pascaoperasi penyakit tersebut seperti infeksi, obstruksi usus, dan gangguan pencernaan.
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien anak berusia 8 tahun dengan diagnosa diare. Ringkasannya adalah: (1) Pasien mengeluh nyeri perut dan defekasi berlebihan; (2) Dilakukan pengkajian dan diagnosa diare serta hipovolemia; (3) Dilakukan berbagai intervensi keperawatan seperti manajemen diare dan nutrisi.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien labiopalatoskisis. Labiopalatoskisis adalah kelainan bawaan pada struktur mulut dimana terjadi celah pada bibir dan langit-langit. Makalah ini menjelaskan tentang definisi, klasifikasi, etiologi, dan anatomi fisiologi mulut yang terkait dengan kondisi ini. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi bar
Dokumen tersebut membahas tentang mobilisasi, yaitu latihan pergerakan tulang dan sendi untuk menjaga fleksibilitas dan kekuatan otot. Mobilisasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif dengan bantuan perawat, dan perlu memperhatikan kondisi pasien serta melakukan gerakan dengan benar dan perlahan.
Modul ini memberikan informasi tentang penyakit tuberkulosis (TB) untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan. Modul ini mencakup pengenalan TB, gejala, pemeriksaan, pengobatan, pencegahan, dan peran kader dalam mendeteksi dan memantau pasien TB."
Asuhan keperawatan pada pasien difteri meliputi pengkajian gejala klinis seperti demam, bengkak leher, dan gangguan pernapasan. Pengobatan difokuskan pada pemberian antitoksin, antibiotik, dan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi. Tindakan mencakup isolasi, pemberian nutrisi, dan pencegahan penyebaran infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TBC) mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, penegakan diagnosis, hingga pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak.
1. Pasien mengeluhkan sesak napas, nyeri dada, dan perut selama seminggu terakhir beserta demam dan penurunan nafsu makan
2. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda infeksi paru dan gizi buruk
3. Hasil laboratorium dan rontgen paru menunjukkan adanya TB paru aktif beserta hipertiroid dan anemia
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri salmonella dan menyebabkan gejala demam lebih dari seminggu serta gangguan pada saluran pencernaan dan kesadaran. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, istirahat, dan diet penunjang. Asuhan keperawatan mencakup menjaga keseimbangan cairan, nutrisi, aktivitas, serta menurunkan demam.
Meningitis TBC adalah infeksi selaput otak yang disebabkan oleh kuman TBC yang menyebar dari organ lain seperti paru-paru. Penyakit ini menular melalui udara ketika penderita batuk atau bersin. Gejalanya antara lain nyeri kepala dan penurunan kesadaran. Pengobatannya melalui minum obat TBC secara teratur dan tuntas serta meningkatkan gizi.
Dokumen ini membahas tentang meningitis TBC, penyebabnya yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis, gejalanya seperti batuk berdarah dan demam berkepanjangan, dan pengobatannya yaitu dengan mengonsumsi obat anti-TB secara teratur dan menjaga kesehatan tubuh.
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang menyerang paru-paru sebagai lokasi utama dan organ tubuh lain. Gejalanya bervariasi namun umumnya meliputi batuk berkepanjangan, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan. Penyakit ini dapat dicegah dengan makan sehat, istirahat cukup, olah raga, dan hindari merokok, serta dapat disembuhkan
PPT LAPSUS LAPKAS TB DENGAN DM ISHIP PKC CAKUNG 1.pptx
52887349 sap-diet-tbc
1. 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) DIET PADA PENDERITA TBC
DI RUANG DAHLIA (R.PARU) RSUD ULIN BANJARMASIN
Tema/Pokok Bahasan :Penyuluhan Tentang Diet Pada Penderita TBC
Sasaran : Klien dan keluarga yang menderita TBC
Tempat : Ruang Dahlia (Ruang Paru)
Hari/tanggal : Rabu, 13 April 2011
Waktu : 30 menit
TIU(Tujuan Instuksional Umum) : Setelah dilakukan penyuluhan, klien dan keluarga
diharapkan mengetahui lebih luas tentang diet pada
pasien TBC.
TIK (Tujuan Instruksional Khusus) : - Menyebutkan pengertian dari penyakit TBC
- Mengetahui penyebab dan cara penularan dari
penyakit TBC
- Menyebutkan tanda dan gejala penyakit TBC
- Mengetahui kebutuhan nutrisi/ diet yang tepat
bagi penderita TBC
- Mengetahui tujuan menjalani diet
- Mengetahui makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi
- Mengetahui makanan yang perlu dihindari
untuk dikonsumsi
- Diet atau perencanaan makan
- Pengaturan jadwal makan
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Alat Bantu : Menggunakan alat bantu LCD dan Leaflet
2. 2
Materi : Terlampir
KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
*Membuka/memulai kegiatan
dengan mengucapkan salam
*Memperkenalkan anggota
kelompok
*Memperkenalkan CI dan CT
*Menjelaskan tujuan
penyuluhan
y Menjawab salam
y Mendengarkan
y Mendengarkan
2. 10 menit Pelaksanaan
1. Penyampaian materi
y Menjelaskan pengertian
penyakit TBC
y Menjelaskan penyebab dan
cara penularan TBC
y Menyebutkan tanda dan gejala
dari penyakit TBC
y Menjelaskan tujuan diet pada
penderita TBC
y Menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan perlu dihindari
oleh pasien TBC
y Menjelaskan perencanaan
makan dan pengaturan jadwal
pada pasien TBC
y Mendengarkan
3. 3
2. Tanya jawab
y Memberikan
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
y Bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
*menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan mengenai pengertian
penyakit TBC
*meminta peserta untuk menyebutkan
penyebab dan cara penularan TCB
*megundang peserta untuk
menyebutkan diet/jenis makanan yang
boleh dan tidak oleh dikonsumsi
pasien TBC.
*meminta CI dan CT untuk
memberikan tambahan, masukan dan
saran pada penyuluhan kesehatan yang
sudah dilakukan
y Menjawab
y Menjawab
y Menjawab
4.
5 menit Penutup :
*menutup pertemuan dengan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas
*memberikan salam penutup
y Mendengarkan
y Menjawab salam
Evaluasi : 1. Peserta mampu megulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
4. 4
PENGORGANISASIAN
Penyaji : M. Fahrin Azhari, S.Kep
Moderator : Noordiana, S.Kep
Penyusun Materi : Desi Ismawati, S. Kep
Notulen : Dwi anggreini, S.Kep
Konsumsi : Sri Winingsih, S. Kep
Fasilitator : Irmayanti, S.Kep
: Supriadi, S.Kep
Pembimbing lahan praktek :
Pembimbing Akademik :
5. 5
Lampiran
MATERI
DIET PADA PENDERITA TBC
A. Pengertian TBC
Penyakit TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
mikrobakterium tuberkulosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit. Sebagian besar kuman TBC
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya (Depkes RI, 2002).
Penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman/bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Kuman ini pada umumnya menyerang paru - paru dan sebagian lagi dapat menyerang
di luar paru - paru, seperti kelenjar getah bening (kelenjar), kulit, usus/saluran
pencernaan, selaput otak, dan sebagianya (Laban, 2008).
B. Penyebab dan Cara Penularan
Tuberkulosis klinis disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.Bentuk yang
tidak khas dari mikobakterium (misalnya Myco, kansasii, myco. intracellulare) juga
dapat menyebabkan penyakit paru pada orang-orang yang lemah atau kekebalannya
tertekan.
Mikrobakterium tuberkulosis adalah kuman berbentuk batang, yang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, sehingga disebut
pula basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam ditempat yan gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant atau tertidur lama selama beberapa
tahun (Depkes RI, 2002).
Tempat masuknya kuman mikrobaterium tuberkulosis adalah saluran
pernapasan, saluran pencernaan (GI), dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan
infeksi tuberkulosis terjadi malalui udara, yaitu melalui inhalasi dropet yang
mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin, yang
penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi.
6. 6
Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas diperantara sel
( Price, 1995).
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Dropet yang terhirup sangat kecil ukuranya, sehingga dapat melewati sistem
pertahanan mukulosilir bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan
menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembangbiak dengan
cara pembelahan diri di paru yangmengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran
limfe akan membawa kuman TBC kekelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini
disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai
pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi menjadi
positif (Depkes RI, 2002).
C. Gejala Klinis
Keluhan yang dirasakan penderita tuberkulosis dapat bermacam-macam atau
malah banyak penderita ditemukan Tuberkulosis Paru tanpa keluhan sama sekali
dalam pemeriksaan kesehatan (Bahar Asril, 1996). Keluhan yang banyak terdapat
pada penderita Tuberkulosis Paru yaitu :
1. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang panas badan dapat
mencapai 40-41°C. keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien
dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
2. Batuk
Gejala ini banyak ditemukan, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.
Sifat bentuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul
peradangan menjadi produktif (menghasilkan spuntum).
3.Sesak nafas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru.
4.Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi gesekan kedua pleura
sewaktu pasien menarik atau melepaskan napasnya.
7. 7
5.Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering
ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, badan makin kurus (berat badan
turun), sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.
D. Status gizi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tersebut (Supariasa, 2002). Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu dengan biofisik, biokimia dan antropometri, karena relatif lebih mudah,
murah dan tidak memerlukan tenaga yang ahli (Djiteng, 1989). Indikator yang
digunakan dalam penilaian status gizi adalah Index Masa Tubuh dihitung dengan
pembagian Berat Badan (dalam kilogram) dan Tinggi Badan (dalam meter) pangkat
dua (Supariasa, 2002) dengan rumus:
IMT : Tinggibadan( m)2 / Berat Badan( BB)
Katagori IMT menurut (Perkeni, 2002) sebagai berikut:
< 18,5 : Status gizi kurang
18,5-22,9 : Status gizi normal
>23 : Status gizi lebih
23-24,5 : Dengan resiko
25-29 : Obesitas I
>30 : Obesitas II
E. Asupan Makan
Asupan makan adalah jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang untuk
memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari. Makanan memasok
energi yang menjadi kebutuhan kita melalui tiga jenis unsur gizi dasar penghasilan
energi yaitu karbohidrat, protein, lemak. Ketiga zat gizi tersebut sering disebut
dengan zat gizi makro (Suhardjo, 1992).
8. 8
F. Penatalaksanaan Diet
1. Tujuan Terapi Diet
Terapi diit bertujuan memberikan makanan secukupnya guna memperbaiki
dan mencegah kerusakan jaringan tubuh lebih lanjut serta memperbaiki status gizi
agar penderita dapat melakukan aktifitas normal.
Terapi untuk penderita kasus Tuberkulosis Paru menurut (Almatsier Sunita, 2006)
adalah:
a. Energi diberikan sesuai dengan keadaan penderita untuk mencapai berat badan
normal.
b. Protein tinggi untuk mengganti sel-sel yang rusak meningkatkan kadar albumin
serum yang rendah (75-100 gr).
c. Lemak cukup 15-25 % dari kebutuhan energi total.
d. Karbohidrat cukup sisa dari kebutuhan energi total.
e. Vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan total.
Macam diit untuk penyakit TBC:
a) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein I (TETP 1) Energi: 2600 kkal, protein 100 gr
(2/kg BB).
b) Diit Tinggi Energi Tinggi Protein II (TETP II) Energi 3000 kkal, protein 125 gr
(2,5 gr/kg BB)
Penderita dapat diberikan salah satu dari dua macam diit Tinggi Energi Tinggi
Protein (TETP) sesuai tingkat penyakit penderita. Dapat dilihat dibawah ini bahan
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada penderita tuberculosis.
Syarat Diet:
±Energi tinggi
±Karbohidrat cukup (60-70% total energi)
±Protein tinggi (75-100 gr/hari)/ 2-2.5 gr/kg BBI
± Lemak cukup (20 ± 25% total energi)
±Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin C dan Fe (Minimal sesuai KGA).
±Bentuk makanan sesuai kemampuan pasien
±Makanan mudah cerna
±Makanan tidak merangsang
9. 9
Tabel 1: Bahan Makanan yang Dianjurkan dan yang Tidak Dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber karbohidrat Nasi, roti, makroni dan hasil
olahan tepung seperti cake,
farcis, puding, pastry dan
dodol, ubi karbohidrat
sederhana seperti gula pasir
Dimasak dengan
banyak minyak
kelapa atau santan kental
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan,
telur,susu dan hasil olahan
sepertikeju dan yogurt.
Dimasak dengan
banyak minyak kelapa
Sumber protein nabati Semua jenis kacang-kacang
dan hasil olahanya
sepertitempe dan keju
Sayuran Semua jenis sayuran
seperti;
bayam, buncis,daun
singkong,kacang panjang,
labu siam dan wortel
direbus, ditumis dan kukus
Buah-buahan Semua jenis segar seperti :
pepaya, semangka, melon,
pisang, buah kaleng, buah
kering dan jus buah.
Minuman Soft drink, madu, sirup, the
dan kopi encer
Minuman rendah kalori
Lemak dan minyak Minyak goreng,
mentega,margarin, santan
encer, salad.
Santan yang kental
Bumbu Bumbu tidak tajam seperti
bawang merah, bawang
putih,laos, gula dan kecap
Bumbu yang
tajam seperti cabe dan lada
10. 10
DAFTAR PUSTAKA
Almatser, S.2004. Penuntun Diit. PT. Gramedia Pustaka Utara. Jakarta.
Depkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penenggulangan Tuberkulosis. Cetakan ke-8.
Jakarta : Dirjen Depkes RI.
Djiteng, R. 1989. Kajian Penelitian Gizi. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Evan, T.M dan Crockford, M. 1994. Atlas Bantu Pulmonologi. Penerbit Hipokrates.
Jakarta.
Fatimah, Nur. 2002. Malnutrisi dalam Gizi Medik Indonesia. http://med.wnhas.ac.id.
Hizira, S. 2008. Hubungan Pola Konsumsi dan Status Gizi Penderita Tuberkulosis.
http://www.scribd.com/doc.
Laban, 2008. Penyakit dan Cara Pencegahannya. Kanisius. Yogyakarta.
Lisdiana, 1998. Waspada Terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Anggota
IKAPI. Jakarta.
Moehyi, S. 1999. Pengaturan Makanan dan Diet untuk Penyembuhan Penyakit.
Gramedia. Jakarta.
Price, S.A. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Price, S.A dan Wilson, L.M. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran ECG. Jakarta.
Rahmawati, E. 2007. Waspadai Tuberkulosis Paru. Availeble
from:http://dokterniken.com/jurnal/item 365.html.
Supariasa. Dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran ECG.Jakarta.