2. Jamur termasuk dalam kelompok organisme
heterotrop yang membutuhkan nutrient berupa senyawa
organic dari makhluk hidup lain yang mengandung selulosa
dan lignin (Change & Quiimio, 1982).
Defenisi Jamur
PENDAHULUAN
3. Reproduksi jamur dapat terjadi
secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi Jamur
Reproduksi aseksual lebih
berperan bagi kolonisasi
spesies.
Reproduksi seksual dibentuk melalui 4 proses, yaitu plasmogami, kariogami, meiosis,
dan pembentukan spora (oospora, zigospora, askospora, atau basidiospora)
(Alexopoulos et al., 1996).
4. Defenisi Khamir
Khamir adalah organisme eukariota, uniseluler,
heterotrof yang termasuk dalam kingdom eumycota,
divisio ascomycotina, keberadaan khamir tersebar
pada berbagai habitat (Ediningsari,A. 2008).
Istilah khamir umunya digunakan untuk bentuk-
bentuk yang menyerupai jamur dari kelompok
ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler
berbentuk ovoid atau spheroid.
PEMBAHASAN..
5. Reproduksi Khamir
Khamir melakukan reproduksi secara aseksual melalui pembentukan
tunas secara multilateral ataupun polar.
Reproduksi secara seksual menghasilkan askospora melalui
konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang
menghasilkan sel anakan kecil. Jumlah spora dan askus bervariasi
tergantung macam-macam khamirnya (Ediningsih, 2008).
6. Berdasarkan sifat-
sifat fisiologinya, dan
tidak atas perbedaan
morfologinya.
Klasifikasi Kamir
Beberapa khamir
tidak membentuk spora
(asporogenous) dan
digolongkan ke dalam
fungi imperfecti, dan
yang lainnya membentuk
spora seksual sehingga
digolongkan ke dalam
Ascomycetes dan
Basidiomycetes (Board,
1983).
Penjelasan
7. Syarat Pembentukan Spora Aseksual
• Sel harus muda dari kultur yang sehat.
• Aerasi baik.
• Suhu cukup tinggi.
• Ada faktor lain : PH, cahaya, CaSO4, ekstrak
tanaman, dll.
• Jumlah spora 1,2,4,8 tergantung spesiesnya
9. Identifikasi Konvensional
Identifikasi khamir
secara konvensional
dilakukan
berdasarkan karakter
morfologi, fisiologi,
dan biokimia
Karakter morfologi
khamir sederhana dan
tidak memiliki banyak
variasi sehingga
karakter morfologi tidak
dapat digunakan untuk
mengidentifikasi hingga
tingkat spesiesnya.
(Barnett dkk, 2000 : 17).
11. Morfologi Khamir
Khamir adalah fungi uniseluler yang
bersifat mikroskopik. Sel khamir mempunyai
ukuran yang bervariasi, yaitu dengan panjang
1-5 mikrometer sampai 20 mikrometer, dan
lebar 1-10 mikrometer.
12. Bentuk Sel Kamir
Bentuk sel khamir bermacam-macam yaitu :
• Bulat
• Oval
• Silinder
• Batang
• Segitiga melengkung
• Berbentuk botol
• Bentuk apikulat atau lemon
• Membentuk pseudomiselium dan sebagainya
(Fardiaz, 1992).
15. Khamir tumbuh paling
baik pada kondisi dengan
persediaan air cukup, karena
khamir dapat tumbuh pada
medium dengan konsentrasi
solut (gula atau garam) lebih
tinggi daripada bakteri
(Fardiaz, 1992).
Fisiologi Kamir
Jenis khamir tertentu mempunyai
persyaratan aktivitas air yang
rendah yaitu tergolong dalam
osmofilik.
Interval aktifitas air untuk pertumbuhan secara
normal adalah 0,89-0,94, sedangkan untuk
khamir osmofilik antara 0,62-0,65 (Rahayu,
1989).
16. Sifat fisiologis yang digunakan dalam klasifikasi khamir
*Fermentasi dan
*Asimilasi.
Lanjutan....
Fermentasi yaitu aktivitas
metabolisme yang menghasilkan
energi (katabolisme) dan
membutuhkan substrat.
Sedangkan asimilasi
merupakan aktivitas
metabolisme yang
memerlukan energi
(anabolisme) dan
menghasilkan
senyawa tertentu.
17. Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok
berdasarkan sifat metabolismenya yaitu :
• Fermentatif
• Oksidatif
Metabolisme dan Substrat
Untuk Pertumbuhan
Khamir
18. Khamir fermentatif dapat melakukan fermentasi alkohol, yaitu
memecah glukosa melalui jalur glikolisis (Embden Meyerhoff-
Parnas) dengan total reaksi sebagai berikut:
Lanjutan...
19. Mikrostruktur sel khamir
Sel khamir terdiri dari :
*Kapsul,
*Dinding sel,
*membran sitoplasma,
*Nukleus
*Vakuola,
*Mitokondria,
*Globula lipid,
*Volutin atau polifosfat, dan
*Sitoplasma.
(Fardiaz, 1992).
21. Khamir dapat berkembang biak dalam gula
sederhana seperti :
* Gglukosa, maupun gula kompleks disakarida
yaitu sukrosa.
* Untuk menunjang kebutuhan hidup
diperlukan oksigen, karbohidrat, dan
nitrogen.
Lanjutan...
Selanjutnya....
22. Pada uji fermentasi gula-gula mempunyai reaksi
positif dan negatif.
Reaksi Positif pada gula
dekstrosa, galaktosa, sukrosa,
maltosa, raffinosa, trehalosa.
Reaksi Negatif negatif
pada gula laktosa.
Ahmad,R.Z (2005) .
Khamir akan
menghasilkan enzim-
enzim seperti :
* Invertase
* Zimase
*Karboksilase
*Heksokinase
*Dehidrogenase.
(Susijahadi,2000)
23. Khamir melakukan
reproduksi secara
Aseksual
Reproduksi Khamir
Pembentukan tunas secara
multilateral ataupun polar.
Reproduksi secara seksual : menghasilkan askospora melalui
konjugasi dua sel atau konjugasi dua askospora yang menghasilkan
sel anakan kecil. (Ediningsari. A, 2008).
24. Gula merupakan
sumber energi yang
paling baik.
Khamir oksidatif
dapat enggunakan
asam-asam organik
dan alkohol (Rahayu,
1989).
Nutrisi Pertumbuhan
Khamir
25. Khamir dapat
menggunakan ion nitrat
dan nitrit (Fardiaz, 1992).
Khamir mampu
menggunakan berbagai
macam sumber nitrogen
untuk sintesis protein.
Lanjutan ....
Beberapa spesies dapat memetabolisme
gula pentosa seperti ribosa, alkohol, dan
asam organik.
Sebagian besar karbon didapat dari:
gula Heksosa : Glukosa dan fruktosa.
Disakarida : Sukrosa dan maltosa.
26. Ragi Roti
Enzim zimase yang
mengubah
monosakarida
menjadi alkohol
pada proses
fermentasi (Pelczar,
2007).
Enzim invertase yang
berfungsi sebagai
pemecah sukrosa menjadi
monosakarida (glukosa
dan fruktosa)
Ragi roti merupakan khamir bersel tunggal Saccharomyces
cerevisiae dimana terdapat sejumlah enzim di dalam cairan sel
ragi salah satunya adalah enzim invertase dan enzim zimase.
27. S. Cerevisiae
S. cerevisiae merupakan
khamir sejati tergolong
eukariot yang secara
morfologi hanya
membentuk blastospora
berbentuk bulat lonjong,
silindris, oval atau bulat
telur yang dipengaruhi
oleh strainnya.
Saccharomyces
cerevisiae berkembang
biak dengan cara
Pertunasan multipolar,
dimana tunas muncul
dari sekitar ujung sel.
28. Candida Albicans
Candida albicans memperbanyak diri dengan cara
aseksual yaitu:
1. Spora dibentuk langsung dari hifa tanpa
adanya peleburan inti dengan membentuk
tunas.
2. Spora Candida albicans disebut dengan
Blastospora atau sel ragi.