1. Dokter gigi gagal memberikan informasi kepada pasien sebelum tindakan odontektomi mengenai prosedur dan risiko yang mungkin terjadi
2. Setelah tindakan, pasien mengalami kerusakan saraf mandibula inferior
3. Dokter gigi dilaporkan ke biro etika kedokteran karena melanggar hak pasien untuk mendapat informasi sebelum perawatan dan melakukan kesalahan dalam tindakan
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
bioetika
1. TUGAS BIOETIKA
Oleh :
Donny Tannu (237160019)
Nabilah Fajri Damanik (237160020)
Dibimbing :
Prof. Dr. Dr. Rozaimah Zain Hamid, MS, Sp. FK
2. SKENARIO
• Pasien datang untuk dengan keluhan gigi molar 3 bawah yang
impaksi. Rencana perawatan akan dilakukan odontektomi gigi
geraham 38 dan 48 dengan anastesi lokal blok mandibula.
• Pasien merasa dokter gigi tidak menjelaskan tindakan
sebelum pre-operative dan tidak adanya penjelasan akan efek
samping yang timbul setelah post-operative.
• Tidak terdapat catatan apapun baik secara lisan maupun
tulisan
3. SKENARIO
• Setelah tindakan dilakukan, pasien mengeluhkan tidak dapat
merasakan sensasi pada bibir bawah. setelah dilakukan
pemeriksaan lanjutan diketahui bahwasannya telah terjadi
kerusakan saraf mandibula inferior.
• Pasien menuntut dokter gigi karena tidak adanya informasi
akan resiko yang mungkin terjadi pasca tindakan operasi.
• Dokter gigi menyatakan bahwasanya dia telah menjelaskan
resiko yang akan muncul namun pasien tidak dapat
mengingat apapun bahwa dia telah mendapat penjelasan
akan kemungkinan konsekuensi yang dapat terjadi
5. • Seperti pada gambaran OthoPantomoGraph (OPG)
diatas Pasien ingin mencabut kedua gigi impaksi 48
dan 38.
• Hasil dari OPG terlihat apikal dari 38 dan 48
bertumpang tindih dengan kanal saraf mandibula
inferior dimana jarak dengan inferior border of the
mandible terlalu dekat
SKENARIO
6. Dasar pertimbangan dilakukan anestesi lokal blok
mandibula dilakukan dikarenakan :
• keterbatasan biaya
• Pasien menolak untuk dilakukan anastesi umum
dengan alasan kekhawatiran akan efek samping
setelahnya
• Terdapat penyakit sistemik yang dapat menyulitkan
prosedur jika dilakukan dengan anastesi umum
8. Kelalaian Dokter Gigi Pada Kasus
Skenario
1. Tidak adanya informed consent yang ditanda
tangani pasien sebelum melakukan tindakan
sebagai bukti dalam kasus hukum
2. Lalainya dokter dalam melakukan tidakan
odontektomi sehingga menyebabkan kerusakan
saraf mandibula inferior pasien
9. • KEJADIAN YANG TIDAK DIINGINKAN (KTD, Adverse
Clinical Event) - KKI
KTD → kejadian atau peristiwa yang terjadi di dalam
fasilitas asuhan kesehatan yang berakibat cidera yang
merugikan pasien. Kejadian itu tidak diduga sebelumnya,
dan tentu, tidak diinginkan oleh siapapun.
Cidera (harm, injury) dapat bersifat trauma fisik atau
psikoiogis; timbulnya penyakit, timbulnya penderitaan,
kecacatan, atau kematian.
Dalam kasus ini pasien mengalami cidera fisik yaitu
kerusakkan saraf gigi mandibula inferior
Telaah Kasus Menurut Perundang Undangan
10. • Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia Pasal 10
“Dokter Gigi di Indonesia wajib menghormati hak
pasien untuk menentukan pilihan perawatan dan
rahasianya. “
Ayat 1 :
Dokter Gigi di Indonesia wajib menyampaikan informasi
mengenai rencana perawatan dan pengobatan beserta
alternatif yang sesuai dan memperoleh persetujuan
pasien dalam mengambil keputusan.
Telaah Kasus Menurut Perundang Undangan
11. Ketentuan Pasal 53 ayat (2) UU No. 23 tahun 1992
Tenaga kesehatan dalammelaksanakan tugasnya
diwajibkan untuk memenuhi standarprofesi dan
menghormati hak pasien.
Telaah Kasus Menurut Perundang Undangan
12. • UU RI Undang-Undang No.29 Tahun 2004 Pasal 52 tentang
Praktik Kedokteran
• Hak-hak yang dimiliki pasien sebagaimana diatur dalam
1) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang
tindakan medis;
2) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
3) Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
4) Menolak tindakan medis; dan
5) Mendapatkan isi rekam medis.
Telaah Kasus Menurut Perundang Undangan
13. Menurut UU no 29 tahun 2004 Pasal 45
Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien
mendapat penjelasan secara lengkap.
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :
a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
c. Alternatif tindakan lain dan risikonya
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara
tertulis maupun lisan.
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi
harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak
memberikan persetujuan.
Telaah Kasus Menurut Perundang Undangan
14. 1. Dalam kasus skenario ini dokter gigi telah lalai
dalam hal komunikasi informasi perihal tindakan
dan resiko yang mungkin muncul kepada pasien
tersebut diatas
2. Dalam melaksanakan tindakan terhadap
pasien dokter gigi yang bersangkutan telah gagal
dalam menilai kemampuannya sendiri dalam
tindakan odontektomi
Kesimpulan