SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN PERBENIHAN DAN PRODUKSI BENIH
• BENIH
• MUTU BENIH
• MANAJEMEN MUTU BENIH
• SISTEM PERBENIHAN
• MANAJEMEN SISTEM PERBENIHAN
• MANAJEMEN PERENCANAAN PROD. BENIH
• INDUSTRI BENIH
MANAJEMEN PERBENIHAN DAN
PRODUKSI BENIH
Program perbenihan langkah penting dalam pembangunan
pertanian.
Efektivitasnya ditentukan kemajuan aspek lain
(irigasi, masukan-masukan lain).
Program perbenihan hendaknya dikembangkan secara tuntas.
Tiga dasar pengembangan program perbenihan: dorongan
tingkat tinggi, program pemuliaan tanaman yang produktif,
usaha-usaha yang terkoordinasi.
KEBIJAKAN DASAR, TUJUAN DAN SASARAN
PROGRAM PERBENIHAN
Empat usaha pokok pemerintah untuk peningkatan produksi pertanian:
Intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi (semuanya
meningkatkan kebutuhan benih bermutu tinggi).
Kebijakan dasar pemerintah dalam program perbenihan:
1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga
perbenihan dari hulu sampai ke hilir.
2. Mengalihkan secara bertahap usaha pengadaan dan penyaluran
benih komersial dari lembaga pemerintah kepada swasta.
3. Membimbing, membina dan mengawasi pengadaan benih bermutu
dengan pertimbangan sertifikasi benih tetap ditangani pemerintah.
4. Mengusahakan agar pengadaan dan penyaluran benih bermutu
dipenuhi oleh masing-masing daerah (provinsi).
TUJUAN PROGRAM PERBENIHAN
• Meletakkan dasar-dasar
pengembangan industri perbenihan
• Mengembangkan usaha swasta di
bidang perbenihan, terutama
pengolahan dan pemasaran benih;
meningkatkan atau mendorong
kesadaran petani untuk menggunakan
benih unggul bermutu.
SASARAN PROGRAM PERBENIHAN
• Tepat varietas, sesuai dengan kondisi tempat
yang memerlukan.
• Tepat jumlah, sesuai dengan kebutuhan.
• Tepat mutu, benih bermutu baik.
• Tepat waktu, tersedia pada saat diperlukan.
• Tepat lokasi, tersedia di tempat yang
memerlukan.
• Tepat harga, harganya terjangkau oleh
petani.
KEBJAKAN OPERASIONAL DALAM PRODUKSI
DAN DISTRIBUSI BENIH
• Berawal dari pemberian kualifikasi benih secara fungsional.
• Dilanjutkan dengan kualifikasi benih secara agronomi.
• Saat ini kualifikasi benih secara teknologi/bioteknologi.
Dalam rangka sertifikasi benih terdapat empat kelas benih:
Benih Penjenis (Breeder Seed, BS) Puslibangtan
Benih Dasar (Foundation Seed, FS) Dirjen Tan. Pangan
Benih Pokok (Stock Seed, SS) Dirjen Tan. Pangan
Benih Sebar (Extension Seed, ES) Dinas Pert. Provinsi
PEMBINAAN PROGRAM PERBENIHAN
Kebijakan operasional sejak 1982:
1. Pengubahan sistem perbanyakan benih dari alir generasi tunggal
menjadi alir generasi majemuk (poly generation flow)
2. Pemberian peran yang lebih besar kepada perusahaan BUMN dan
swasta.
3. Pengurangan dana sumber APBN untuk kegiatan operasional Balai
Benih.
4. Pengadaan dan penyaluran BS kepada Balai Benih Induk (BBI) oleh
Puslitbangtan dengan koordinasi Dirjen Pertanian Tanaman
Pangan/Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan
5. Pengadaan dan penyaluran ES oleh BUMN, koperasi dan swasta.
6. Pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta pembinaan dan
bimbingan bagi penangkar benih tetap ditangani pemerintah.
7. Pembinaan mutu benih melalui kebijakan diversifikasi mutu, yaitu
penggunaan benih bersertifikat (ES) dan benih berlabel merah
jambu bagi petani.
8. Pemberian subsidi bagi perusahaan benih BUMN.
ANATOMI SISTEM PERBENIHAN
• Sukses nasional dalam program swasembada beras merupakan
bukti keberhasilan pembangunan bidang pertanian khususnya
perbenihan.
• Sistem perbenihan meliputi enam subsistem, yaitu:
1. Penelitian dan pengembangan
2. Pengadaan
3. Pengawasan
4. Pendidikan dan pelatihan
5. Penyuluhan
6. Penggunaan benih
1. Subsistem Penelitian dan pengembangan
Lembaga atau perorangan yang terlibat: Puslitbangtan, Balai Penelitian
Tanaman Pangan, Universitas, Pemulia tanaman.
Kegiatannya meliputi pembakuan teknologi pengujian dan pemurnian
benih menghasilkan varietas baru (BS) beserta IPTEK nya.
Sasaran kegiatannya adalah menghasilkan kriteria mutu benih, baik mutu
fisik, fisiologik maupun genetik.
Pengujian mutu benih dilakukan oleh BPSBTPH dengan menggunakan
metode-metode baku baik di laboratorium maupun di lapang.
2.Subsistem pengadaan benih
Lembaga atau perorangan yang telibat memiliki orientasi menghasilkan
benih bermutu yang dapat menubuhkan tanaman yang berproduksi
normal.
Subsistem pengadaan harus dapat menjangkau pasar benih. Komponen
pasar orientasinya merebut kepercayaan para konsumen, yang
keberhasilannya sangat tergantung pada usaha-usaha sebelumnya.
Ekses dari usaha subsistem pengadaan apabila tidak ada pengawasan
dan penilaian yang objektif adalah kerugian bagi konsumen.
OLeh karena itu penting sekali ada pihak ketiga yang melaksanakan dan
menentukan penilaian hasil subsistem pengadaan benih. Penilaian harus
dilakukan secara objektif berdasarkan kejujuran yang tidak memihak
siapapun kecuali kebenaran penilaiannya.
3.Subsistem pengawasan
Subsistem ini memiliki komponen-komponen pengawasan di lapang dan
di laboratorium.
Pengawas lapang bekerja mulai pemeriksaan lapang produksi (kondisi
lahan, kemurnian tanaman, stadium pertumbuhan tanaman vegetatif dan
generatif).
Pengawas laboratorium bekerja untuk menentukan mutu genetik,
fisiologik dan fisik benih.
Subsistem pengawasan harus mampu menjangkau petani konsumen
untuk mengumpulkan penilaian konsumen.
4. Subsistem pendidikan dan pelatihan
 Sasaran subsistem ini adalah penumbuhan kesadaran akan mutu
benih melalui pendidikan formal maupun informal.
 Kebenaran mutu benih yang lebih ditentukan oleh mutu genetiknya,
akan lebih banyak dapat mendukung persyaratan teknologi maju.
Misalnya dalam sifat pertumbuhan yang merata, masak merata, letak
buah pada batang dengan ketinggian yang sama, semuanya akan
menunjang penggunaan mesin penanam, mesin pemanen ataupun
mesin pengering yang dapat dilakukan secara homogen.
 Sertifikasi bertujuan untuk menjaga kebenaran mutu genetik, mutu
fisiologik dan mutu fisik sesuai dengan janji pihak produsen kepada
konsumen secara berkesinambungan dalam pemenuhan kebutuhan
benih yang bermutu. Apalagi dalam menghadapi peredaran benih yang
ragamnya juga bertambah, maka jaminan itu semakin dituntut oleh
konsumen.
 Semua uraian di atas memerlukan kegiatan pendidikan dan pelatihan
kepada semua pihak yang terlibat dalam sistem perbenihan.
5.Subsistem penyuluhan
Sasarannya adalah agar para petani dapat melaksanakan teknologi
produksi pangan sebaik-baiknya, dan dalam hal penggunaan benih
tanggap terhadap mutu benih.
Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistenm ini adalah
BPP, PPS, PPM, PPL yang kegiatannya meliputi penyuluhan tentang mutu
benih bagi petani, di samping materi lainnya yang berkaitan dengan
teknik budidaya tanaman.
6. Subsistem penggunaan benih (PETANI/PENANGKAR)
Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistem ini adalah
produsen benih pemakai benih sumber yang akan menghasilkan kelas
benih berikutnya dan petani pemakai benih sebar atau berlabel merah
jambu yang menghasilkan produk konsumsi.
PENGELOLAAN SISTEM PERBENIHAN
Tujuan utama dari perusahaan benih adalah:
- Untuk menghasilkan dan memasarkan benih bermutu
tinggi.
- Memenangkan kepercayaan dari pemakai benih (petani).
- Menjamin penghasilan yang memadai atas modal yang
diinvestasikan.
Perusahaan benih memerlukan kepemimpinan yang efisien,
dinamis dan imajinatif untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
PENGADAAN VERSUS KEBUTUHAN BENIH
Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam setiap subsistem perbenihan:
1. Kebijakan pola pergiliran varietas dalam penanggulangan serangan hama dan
penyakit menimbulkan kesulitan dalam penyediaan benih sumber (FS dan SS)
dari varietas yang dianjurkan.
2. Tidak adanya jaminan pasokan benih sumber dan keterbatasan permodalan
penangkar benih.
3. Kegiatan produksi benih unggul memerlukan biaya tinggi sehingga harga benih
di tingkat petani menjadi mahal, lebih-lebih mengingat penggunaan benih adalah
musiman sedangkan penanganan ekstra diperlukan untuk mencegah
kemundurannya.
4. Persepsi yang bervariasi terhadap mutu benih terutama petani yang kurang
maju.
5. Lemahnya pengawasan internal oleh produsen benih dan kurang memadainya
pengawasan eksternal oleh pemerintah (pemalsuan).
6. Periode pemasaran benih tertentu relatif singkat (kedelai).
7. Faktor perbanyakan benih tertentu (kedelai, kacang tanah) rendah di samping
daya simpannya juga rendah.
ASPEK KHUSUS PENGELOLAAN SISTEM PERBENIHAN
Beberapa permasalahan khusus pengelolaan sistem perbenihan:
1. Produksi benih bukanlah pabrik konvensional yang dapat
dikendalikan secara sempurna melainkan sangat dipengaruhi
perubahan varietas, kondisi iklim yang berbeda, perubahan
ancaman hama dan penyakit menuntut perubahan dalam teknologi.
2. Langkah-langkah produksi mengikuti rangkaian yang telah
ditentukan dan memerlukan pemantauan yang konsisten serta
tindakan segera jika timbul masalah.
3. Produksi disebarkan di wilayah yang luas dan melibatkan banyak
pemakai benih yang berbeda-beda pengalaman, kapasitas produksi
dan kemampuannya.
4. Benih sebagai produk akhir merupakan benda hidup yang harus
ditangani secara hati-hati dan digunakan sebelum benih tersebut
mati.
MEMPRODUKSI, MENGOLAH, DAN
MENYIMPAN BENIH
• Petunjuk umum merencanakan produksi benih
1. Tentukan target produksi berdasarkan data yang tepat dan permintaan
petani.
2. Hitung keperluan-keperluan produksi untuk setiap generasi ebnih, yaitu
benih penjenis, benih dasar, benih pokok dan benih sebar menurut lahan
yang diperlukan untuk produksi benih dan keperluan produksi total.
3. Siapkan suatu bagan alur sistem produksi secara umum yang mencakup di
mana dan oleh siapa dihasilkan, oleh siapa diperiksa dan di mana diuji dsb.
4. Siapkan sampai tuntas ongkos-ongkos untk peralatan dan fasilitas-fasilitas.
5. Tentukan keperluan personal, misalnya personal lapang, personal tanaman,
personal laboratorium, personal administrasi dsb.
6. Buat rencana/sketsa pemasaran benih dan struktur harga.
7. Siapkan suatu jadwal produksi benih untuk periode 4 tahun.
8. Siapkan kalender operasi yang rinci.
9. Rinci situasi khusus lain yang dapat menggagalkan rencana.
• Menetapkan wilayah/lahan untuk produksi benih
Wilayah produksi benih harus dikonsentrasikan di wilayah yang
tidak terpisah-pisah dan cocok untuk produksi. Keuntungan
pendekatan wilayah yang demikian adalah:
1. Memudahkan penyediaan bantuan teknis, supervisi dan latihan
bagi penangkar dan pengawas benih yang terlibat dalam
pekerjaan produksi benih. Dapat menghemat biaya.
2. Memudahkan pelaksanaan pengembangan yang terintegrasi.
3. Menghindari masalah isolasi dan roguing.
4. Memudahkan sertifikasi benih, pengambilan contoh benih,
pengujian benih, pengolahan benih, penyimpanan, serta
pergerakan dan distribusi benih.
• Kriteria pemilihan tempat:
1. Harus memiliki kondisi agroklimat yang cocok, dengan curah
hujan dan kelembaban yang tinggi harus dihindari.
2. Untuk mencapai faktor perbanyakan benih yang maksimum,
wilayah harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan di
atas rata-rata.
3. Untuk mencapai produksi yang ekonomis wilayah harus
memiliki gangguan alami minimum.
4. Wilayah produksi benih harus mudah mendapatkan tenaga
kerja.
5. Wilayah memiliki fasilitas jalan yang memadai.
6. Wilayah memiliki sistem komunikasi yang baik.
• Teknik budidaya yang efisien
• Pemeliharaan kebenaran varietas
• Pemanenan tepat waktu dan pengeringan
yang efisien
• Bimbingan dan pelatihan bagi prapenangkar
• Mendorong prapenangkar untuk menghasil-
kan benih lebih baik
• Pengolahan dan penyimpanan benih
MASALAH TEKNIS DAN OPERASIONAL
• Iklim yang basah
• Fasilitas dan peralatan
• Kurangnya supervisi yang mampu
• Unit produksi yang kecil
• Benih bermutu rendah
• Pemasaran dan distribusi
• Kurang pengalaman
PENENTUAN KEBUTUHAN BENIH
Yang perlu dipersiapkan:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang terlibat
dalam menentukan laju penambahan benih
berbagai spesies.
2. Menghitung dan menggunakan faktor perbanyakan
benih ketika merencanakan program perbanyakan
benih.
3. Menganalisis dan menetapkan faktor-faktor yang
paling berpengaruh pada pencapaian sasaran
perbanyakan benih dan membuat rekomendasi
berdasarkan pada analisis tersebut.
PRINSIP DAN KONSEP PERBANYAKAN BENIH
Prasyarat kegiatan perbanyakan benih adalah:
1. Adanya prosedur pelepasan varietas.
2. Adanya lembaga atau organisasi yang
bertanggung jawab atas langkah-langkah
perbanyakan benih secara berangkai.
3. Adanya metode dan jadwal perbanyakan benih.
4. Adanya taraf pasokan yang diperlukan untuk
setiap varietas dan kelas benih.

More Related Content

What's hot

Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
agronomy
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
Andrew Hutabarat
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Nur Haida
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
Moh Masnur
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihUnhy Doel
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
Muhammad Sabrin
 
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Aprizal Tsumaruto
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
tani57
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
novhitasari
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Rozi Aziz
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur haraf' yagami
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camfahmiganteng
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
Repository Ipb
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
Repository Ipb
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
e_firmansyah
 
2 analisis pertumbuhan (1)
2 analisis pertumbuhan (1)2 analisis pertumbuhan (1)
2 analisis pertumbuhan (1)
Andrew Hutabarat
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
Yuliana Wita
 

What's hot (20)

Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
290158421 budidaya-tanaman-hortikultura
 
Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Vigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benihVigor dan viabilitas benih
Vigor dan viabilitas benih
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
Fisiologi tanaman (Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman)
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Makalah unsur hara
Makalah unsur haraMakalah unsur hara
Makalah unsur hara
 
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan camLaporan praktikum c3, c4 dan cam
Laporan praktikum c3, c4 dan cam
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt1.PENGANTAR HORT.ppt
1.PENGANTAR HORT.ppt
 
2 analisis pertumbuhan (1)
2 analisis pertumbuhan (1)2 analisis pertumbuhan (1)
2 analisis pertumbuhan (1)
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 

Viewers also liked

Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Hari Prasetyo
 
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Hari Prasetyo
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Hari Prasetyo
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Zoliand Sobilhaqq II
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Bab i
Bab iBab i
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustanMk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Andary Aindåapryl
 
Manajemen benih 1 kontrak perkuliahan
Manajemen benih 1 kontrak perkuliahanManajemen benih 1 kontrak perkuliahan
Manajemen benih 1 kontrak perkuliahan
yusep ihsan
 
Dasar-dasar Kewirausahaan
Dasar-dasar KewirausahaanDasar-dasar Kewirausahaan
Dasar-dasar Kewirausahaan
Bogor, Indonesia
 
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Warta Wirausaha
 
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafarMemuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
keuangandesa
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
Mahmuda17
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanTammi Utami
 

Viewers also liked (20)

9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi2. perencanaan produksi
2. perencanaan produksi
 
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...Produksi, sertifikasi, peredaran  benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
Produksi, sertifikasi, peredaran benih hortikultura (permentan no. 48 tahun ...
 
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
Produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina (permentan no. 2 tahun 2014) u...
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
Pemasukan dan pengeluaran benih (permentan no. 38 tahun 2006 dan no. 70 tahun...
 
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa TimurPengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
Pengawasan Peredaran Benih Jagung di UPT PSBTPH Wilayah IV Malang, Jawa Timur
 
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnyaBerikut ini nama tumbuhan monokotil  beserta nama latinnnya
Berikut ini nama tumbuhan monokotil beserta nama latinnnya
 
Sertifikasi benih
Sertifikasi benihSertifikasi benih
Sertifikasi benih
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustanMk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
Mk prakt manajemen agb 4 perencanaan ustan
 
Manajemen karir
Manajemen karirManajemen karir
Manajemen karir
 
Manajemen benih 1 kontrak perkuliahan
Manajemen benih 1 kontrak perkuliahanManajemen benih 1 kontrak perkuliahan
Manajemen benih 1 kontrak perkuliahan
 
Dasar-dasar Kewirausahaan
Dasar-dasar KewirausahaanDasar-dasar Kewirausahaan
Dasar-dasar Kewirausahaan
 
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
 
Ppt mutiara
Ppt mutiaraPpt mutiara
Ppt mutiara
 
Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2Ppt itb klp 2
Ppt itb klp 2
 
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafarMemuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri   marwan jafar
Memuliakan dan memperkuat desa menjadi desa mandiri marwan jafar
 
Buah _biji
Buah  _bijiBuah  _biji
Buah _biji
 
Biji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahanBiji dan perkecambahan
Biji dan perkecambahan
 

Similar to 2. manajemen perbenihan dan produksi benih

kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.pptkuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
budiresno
 
Kewirausahaannn analisis mikro dan makro
Kewirausahaannn analisis mikro dan makroKewirausahaannn analisis mikro dan makro
Kewirausahaannn analisis mikro dan makro
YigalEdward
 
Genetik
GenetikGenetik
Genetik
Dina Hanani
 
Rizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniaRizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniarizky hadi
 
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
Utuh Kalambuai
 
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
NasrunGayo2
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
FillinaGrace
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
PPGhybrid3
 
pola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuran
pola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuranpola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuran
pola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuran
Veronica Silalahi II
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
FillinaGrace
 
Kertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasiKertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasi
mohdjaafarhashim
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisniskodok666
 
Prospek Agribisnis
Prospek AgribisnisProspek Agribisnis
Prospek Agribisnis
HeriEko Purwanto
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiahSepti Adi
 
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
Wan Na
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisBBPP_Batu
 
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma Wijaya
 

Similar to 2. manajemen perbenihan dan produksi benih (20)

Tugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetikaTugas 2 gnetika
Tugas 2 gnetika
 
kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.pptkuliah manajemen usaha peternakan.ppt
kuliah manajemen usaha peternakan.ppt
 
Kewirausahaannn analisis mikro dan makro
Kewirausahaannn analisis mikro dan makroKewirausahaannn analisis mikro dan makro
Kewirausahaannn analisis mikro dan makro
 
Rdhp upbs
Rdhp upbsRdhp upbs
Rdhp upbs
 
Genetik
GenetikGenetik
Genetik
 
Rizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmanniaRizky hadi rahmannia
Rizky hadi rahmannia
 
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
1.kwt pendahuluan-pengertian-dan-program-pemuliaan
 
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
2693007 KEBIJAKAN & PERATURAN BIDANG PERTANIAN.ppt
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
 
pola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuran
pola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuranpola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuran
pola pembiayaan usaha kecil pada tanaman sayuran
 
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
Pengembangan usaha agribisnis Jamur tiram
 
Kertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasiKertas kerja-fertigasi
Kertas kerja-fertigasi
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Prospek Agribisnis
Prospek AgribisnisProspek Agribisnis
Prospek Agribisnis
 
Artikel ilmiah
Artikel ilmiahArtikel ilmiah
Artikel ilmiah
 
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptxPERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI.pptx
 
Perspektif Agribisnis
Perspektif AgribisnisPerspektif Agribisnis
Perspektif Agribisnis
 
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)Bimtek psekp 4   rekayasa kelembagaan agb (yuti)
Bimtek psekp 4 rekayasa kelembagaan agb (yuti)
 
Sukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanianSukma, peranan sektor pertanian
Sukma, peranan sektor pertanian
 

Recently uploaded

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
helenenolaloren
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
13FitriDwi
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
MiscoTamaela1
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
Alfaiz21
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hanhan140379
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
MuhammadIqbal24956
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 

Recently uploaded (20)

PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
PENGARUH PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, DAN PERCEIVED RISK TERH...
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdekaMateri Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
Materi Pemasaran Kelas 11 kurikulum merdeka
 
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptxPPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
PPT BIMTEK STRATEGI PEMBELAJARAN EFEKTIF.pptx
 
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faizppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
ppt metodologi penelitian bisnis digital Al faiz
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
hubungan-perusahaan-dengan-stakeholder-lintas-budaya-dan-pola-hidup-audit-sos...
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdfPPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
PPT METODOLOGI PENELITIAN MUHAMMAD IQBAL.pdf
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWINSUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
SUNDABET DAFTAR SLOT ONLINE GACOR MAXWIN
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 

2. manajemen perbenihan dan produksi benih

  • 1. MANAJEMEN PERBENIHAN DAN PRODUKSI BENIH • BENIH • MUTU BENIH • MANAJEMEN MUTU BENIH • SISTEM PERBENIHAN • MANAJEMEN SISTEM PERBENIHAN • MANAJEMEN PERENCANAAN PROD. BENIH • INDUSTRI BENIH
  • 2. MANAJEMEN PERBENIHAN DAN PRODUKSI BENIH Program perbenihan langkah penting dalam pembangunan pertanian. Efektivitasnya ditentukan kemajuan aspek lain (irigasi, masukan-masukan lain). Program perbenihan hendaknya dikembangkan secara tuntas. Tiga dasar pengembangan program perbenihan: dorongan tingkat tinggi, program pemuliaan tanaman yang produktif, usaha-usaha yang terkoordinasi.
  • 3. KEBIJAKAN DASAR, TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PERBENIHAN Empat usaha pokok pemerintah untuk peningkatan produksi pertanian: Intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi (semuanya meningkatkan kebutuhan benih bermutu tinggi). Kebijakan dasar pemerintah dalam program perbenihan: 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga perbenihan dari hulu sampai ke hilir. 2. Mengalihkan secara bertahap usaha pengadaan dan penyaluran benih komersial dari lembaga pemerintah kepada swasta. 3. Membimbing, membina dan mengawasi pengadaan benih bermutu dengan pertimbangan sertifikasi benih tetap ditangani pemerintah. 4. Mengusahakan agar pengadaan dan penyaluran benih bermutu dipenuhi oleh masing-masing daerah (provinsi).
  • 4. TUJUAN PROGRAM PERBENIHAN • Meletakkan dasar-dasar pengembangan industri perbenihan • Mengembangkan usaha swasta di bidang perbenihan, terutama pengolahan dan pemasaran benih; meningkatkan atau mendorong kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul bermutu.
  • 5. SASARAN PROGRAM PERBENIHAN • Tepat varietas, sesuai dengan kondisi tempat yang memerlukan. • Tepat jumlah, sesuai dengan kebutuhan. • Tepat mutu, benih bermutu baik. • Tepat waktu, tersedia pada saat diperlukan. • Tepat lokasi, tersedia di tempat yang memerlukan. • Tepat harga, harganya terjangkau oleh petani.
  • 6. KEBJAKAN OPERASIONAL DALAM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH • Berawal dari pemberian kualifikasi benih secara fungsional. • Dilanjutkan dengan kualifikasi benih secara agronomi. • Saat ini kualifikasi benih secara teknologi/bioteknologi. Dalam rangka sertifikasi benih terdapat empat kelas benih: Benih Penjenis (Breeder Seed, BS) Puslibangtan Benih Dasar (Foundation Seed, FS) Dirjen Tan. Pangan Benih Pokok (Stock Seed, SS) Dirjen Tan. Pangan Benih Sebar (Extension Seed, ES) Dinas Pert. Provinsi
  • 7. PEMBINAAN PROGRAM PERBENIHAN Kebijakan operasional sejak 1982: 1. Pengubahan sistem perbanyakan benih dari alir generasi tunggal menjadi alir generasi majemuk (poly generation flow) 2. Pemberian peran yang lebih besar kepada perusahaan BUMN dan swasta. 3. Pengurangan dana sumber APBN untuk kegiatan operasional Balai Benih. 4. Pengadaan dan penyaluran BS kepada Balai Benih Induk (BBI) oleh Puslitbangtan dengan koordinasi Dirjen Pertanian Tanaman Pangan/Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan 5. Pengadaan dan penyaluran ES oleh BUMN, koperasi dan swasta. 6. Pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta pembinaan dan bimbingan bagi penangkar benih tetap ditangani pemerintah. 7. Pembinaan mutu benih melalui kebijakan diversifikasi mutu, yaitu penggunaan benih bersertifikat (ES) dan benih berlabel merah jambu bagi petani. 8. Pemberian subsidi bagi perusahaan benih BUMN.
  • 8. ANATOMI SISTEM PERBENIHAN • Sukses nasional dalam program swasembada beras merupakan bukti keberhasilan pembangunan bidang pertanian khususnya perbenihan. • Sistem perbenihan meliputi enam subsistem, yaitu: 1. Penelitian dan pengembangan 2. Pengadaan 3. Pengawasan 4. Pendidikan dan pelatihan 5. Penyuluhan 6. Penggunaan benih
  • 9. 1. Subsistem Penelitian dan pengembangan Lembaga atau perorangan yang terlibat: Puslitbangtan, Balai Penelitian Tanaman Pangan, Universitas, Pemulia tanaman. Kegiatannya meliputi pembakuan teknologi pengujian dan pemurnian benih menghasilkan varietas baru (BS) beserta IPTEK nya. Sasaran kegiatannya adalah menghasilkan kriteria mutu benih, baik mutu fisik, fisiologik maupun genetik. Pengujian mutu benih dilakukan oleh BPSBTPH dengan menggunakan metode-metode baku baik di laboratorium maupun di lapang.
  • 10. 2.Subsistem pengadaan benih Lembaga atau perorangan yang telibat memiliki orientasi menghasilkan benih bermutu yang dapat menubuhkan tanaman yang berproduksi normal. Subsistem pengadaan harus dapat menjangkau pasar benih. Komponen pasar orientasinya merebut kepercayaan para konsumen, yang keberhasilannya sangat tergantung pada usaha-usaha sebelumnya. Ekses dari usaha subsistem pengadaan apabila tidak ada pengawasan dan penilaian yang objektif adalah kerugian bagi konsumen. OLeh karena itu penting sekali ada pihak ketiga yang melaksanakan dan menentukan penilaian hasil subsistem pengadaan benih. Penilaian harus dilakukan secara objektif berdasarkan kejujuran yang tidak memihak siapapun kecuali kebenaran penilaiannya.
  • 11. 3.Subsistem pengawasan Subsistem ini memiliki komponen-komponen pengawasan di lapang dan di laboratorium. Pengawas lapang bekerja mulai pemeriksaan lapang produksi (kondisi lahan, kemurnian tanaman, stadium pertumbuhan tanaman vegetatif dan generatif). Pengawas laboratorium bekerja untuk menentukan mutu genetik, fisiologik dan fisik benih. Subsistem pengawasan harus mampu menjangkau petani konsumen untuk mengumpulkan penilaian konsumen.
  • 12. 4. Subsistem pendidikan dan pelatihan  Sasaran subsistem ini adalah penumbuhan kesadaran akan mutu benih melalui pendidikan formal maupun informal.  Kebenaran mutu benih yang lebih ditentukan oleh mutu genetiknya, akan lebih banyak dapat mendukung persyaratan teknologi maju. Misalnya dalam sifat pertumbuhan yang merata, masak merata, letak buah pada batang dengan ketinggian yang sama, semuanya akan menunjang penggunaan mesin penanam, mesin pemanen ataupun mesin pengering yang dapat dilakukan secara homogen.  Sertifikasi bertujuan untuk menjaga kebenaran mutu genetik, mutu fisiologik dan mutu fisik sesuai dengan janji pihak produsen kepada konsumen secara berkesinambungan dalam pemenuhan kebutuhan benih yang bermutu. Apalagi dalam menghadapi peredaran benih yang ragamnya juga bertambah, maka jaminan itu semakin dituntut oleh konsumen.  Semua uraian di atas memerlukan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada semua pihak yang terlibat dalam sistem perbenihan.
  • 13. 5.Subsistem penyuluhan Sasarannya adalah agar para petani dapat melaksanakan teknologi produksi pangan sebaik-baiknya, dan dalam hal penggunaan benih tanggap terhadap mutu benih. Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistenm ini adalah BPP, PPS, PPM, PPL yang kegiatannya meliputi penyuluhan tentang mutu benih bagi petani, di samping materi lainnya yang berkaitan dengan teknik budidaya tanaman. 6. Subsistem penggunaan benih (PETANI/PENANGKAR) Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistem ini adalah produsen benih pemakai benih sumber yang akan menghasilkan kelas benih berikutnya dan petani pemakai benih sebar atau berlabel merah jambu yang menghasilkan produk konsumsi.
  • 14. PENGELOLAAN SISTEM PERBENIHAN Tujuan utama dari perusahaan benih adalah: - Untuk menghasilkan dan memasarkan benih bermutu tinggi. - Memenangkan kepercayaan dari pemakai benih (petani). - Menjamin penghasilan yang memadai atas modal yang diinvestasikan. Perusahaan benih memerlukan kepemimpinan yang efisien, dinamis dan imajinatif untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
  • 15. PENGADAAN VERSUS KEBUTUHAN BENIH Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam setiap subsistem perbenihan: 1. Kebijakan pola pergiliran varietas dalam penanggulangan serangan hama dan penyakit menimbulkan kesulitan dalam penyediaan benih sumber (FS dan SS) dari varietas yang dianjurkan. 2. Tidak adanya jaminan pasokan benih sumber dan keterbatasan permodalan penangkar benih. 3. Kegiatan produksi benih unggul memerlukan biaya tinggi sehingga harga benih di tingkat petani menjadi mahal, lebih-lebih mengingat penggunaan benih adalah musiman sedangkan penanganan ekstra diperlukan untuk mencegah kemundurannya. 4. Persepsi yang bervariasi terhadap mutu benih terutama petani yang kurang maju. 5. Lemahnya pengawasan internal oleh produsen benih dan kurang memadainya pengawasan eksternal oleh pemerintah (pemalsuan). 6. Periode pemasaran benih tertentu relatif singkat (kedelai). 7. Faktor perbanyakan benih tertentu (kedelai, kacang tanah) rendah di samping daya simpannya juga rendah.
  • 16. ASPEK KHUSUS PENGELOLAAN SISTEM PERBENIHAN Beberapa permasalahan khusus pengelolaan sistem perbenihan: 1. Produksi benih bukanlah pabrik konvensional yang dapat dikendalikan secara sempurna melainkan sangat dipengaruhi perubahan varietas, kondisi iklim yang berbeda, perubahan ancaman hama dan penyakit menuntut perubahan dalam teknologi. 2. Langkah-langkah produksi mengikuti rangkaian yang telah ditentukan dan memerlukan pemantauan yang konsisten serta tindakan segera jika timbul masalah. 3. Produksi disebarkan di wilayah yang luas dan melibatkan banyak pemakai benih yang berbeda-beda pengalaman, kapasitas produksi dan kemampuannya. 4. Benih sebagai produk akhir merupakan benda hidup yang harus ditangani secara hati-hati dan digunakan sebelum benih tersebut mati.
  • 17. MEMPRODUKSI, MENGOLAH, DAN MENYIMPAN BENIH • Petunjuk umum merencanakan produksi benih 1. Tentukan target produksi berdasarkan data yang tepat dan permintaan petani. 2. Hitung keperluan-keperluan produksi untuk setiap generasi ebnih, yaitu benih penjenis, benih dasar, benih pokok dan benih sebar menurut lahan yang diperlukan untuk produksi benih dan keperluan produksi total. 3. Siapkan suatu bagan alur sistem produksi secara umum yang mencakup di mana dan oleh siapa dihasilkan, oleh siapa diperiksa dan di mana diuji dsb. 4. Siapkan sampai tuntas ongkos-ongkos untk peralatan dan fasilitas-fasilitas. 5. Tentukan keperluan personal, misalnya personal lapang, personal tanaman, personal laboratorium, personal administrasi dsb. 6. Buat rencana/sketsa pemasaran benih dan struktur harga. 7. Siapkan suatu jadwal produksi benih untuk periode 4 tahun. 8. Siapkan kalender operasi yang rinci. 9. Rinci situasi khusus lain yang dapat menggagalkan rencana.
  • 18. • Menetapkan wilayah/lahan untuk produksi benih Wilayah produksi benih harus dikonsentrasikan di wilayah yang tidak terpisah-pisah dan cocok untuk produksi. Keuntungan pendekatan wilayah yang demikian adalah: 1. Memudahkan penyediaan bantuan teknis, supervisi dan latihan bagi penangkar dan pengawas benih yang terlibat dalam pekerjaan produksi benih. Dapat menghemat biaya. 2. Memudahkan pelaksanaan pengembangan yang terintegrasi. 3. Menghindari masalah isolasi dan roguing. 4. Memudahkan sertifikasi benih, pengambilan contoh benih, pengujian benih, pengolahan benih, penyimpanan, serta pergerakan dan distribusi benih.
  • 19. • Kriteria pemilihan tempat: 1. Harus memiliki kondisi agroklimat yang cocok, dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi harus dihindari. 2. Untuk mencapai faktor perbanyakan benih yang maksimum, wilayah harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan di atas rata-rata. 3. Untuk mencapai produksi yang ekonomis wilayah harus memiliki gangguan alami minimum. 4. Wilayah produksi benih harus mudah mendapatkan tenaga kerja. 5. Wilayah memiliki fasilitas jalan yang memadai. 6. Wilayah memiliki sistem komunikasi yang baik.
  • 20. • Teknik budidaya yang efisien • Pemeliharaan kebenaran varietas • Pemanenan tepat waktu dan pengeringan yang efisien • Bimbingan dan pelatihan bagi prapenangkar • Mendorong prapenangkar untuk menghasil- kan benih lebih baik • Pengolahan dan penyimpanan benih
  • 21. MASALAH TEKNIS DAN OPERASIONAL • Iklim yang basah • Fasilitas dan peralatan • Kurangnya supervisi yang mampu • Unit produksi yang kecil • Benih bermutu rendah • Pemasaran dan distribusi • Kurang pengalaman
  • 22. PENENTUAN KEBUTUHAN BENIH Yang perlu dipersiapkan: 1. Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang terlibat dalam menentukan laju penambahan benih berbagai spesies. 2. Menghitung dan menggunakan faktor perbanyakan benih ketika merencanakan program perbanyakan benih. 3. Menganalisis dan menetapkan faktor-faktor yang paling berpengaruh pada pencapaian sasaran perbanyakan benih dan membuat rekomendasi berdasarkan pada analisis tersebut.
  • 23. PRINSIP DAN KONSEP PERBANYAKAN BENIH Prasyarat kegiatan perbanyakan benih adalah: 1. Adanya prosedur pelepasan varietas. 2. Adanya lembaga atau organisasi yang bertanggung jawab atas langkah-langkah perbanyakan benih secara berangkai. 3. Adanya metode dan jadwal perbanyakan benih. 4. Adanya taraf pasokan yang diperlukan untuk setiap varietas dan kelas benih.