SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
B. UNSUR-UNSUR PENYULUHAN
Unsur-unsur penyuluhan pertanian yaitu semua unsure (faktor) yang terlibat, turut serta atau
diikutsertakan kedalam kegiatan penyuluhan pertanian, antara unsur yang satu dengan unsure
lainnya tidak dapat disahkan karena semuanya tunjang-menunjang dalam satu aktifitas. Unsure-
unsur tersebut adalah:
1. Penyluhan Pertanian (sumber)
2. Sasaran penyuluhan pertanian
3. Metode penyuluhan pertanian
4. Media penyuluhan pertanian
5. Materi penyuluhan pertanian
6. Waktu penyuluhan pertanian
7. Tempat penyuluhan pertanian
C. PENYULUH PERTANIAN
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada para
petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama cengan cara-cara
baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebig
maju. Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam kegiatan tugasnya yang diemban akan
mempunyai 3 peranan yang erat , yaitu :
1. Berperan sebagai pendidik. Yang memberikan pengetahuaan / cara-cara baru dalam dudidaya
tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usaha pertanian.
2. Berperan sebagai pemimpin. Yang dapat membimbing dan memotifasi para petani agar mau
mengubah cara berfikir.
3. Berperan sebagai penasehat. Yang dapat melayani, memberi petunjuk-petunjuk dan membantu
petani baik dalam bentuk peragaan / memberikan contoh-contoh kerja dalam usaha tani.
Berdasarkan fungsi atau tugasnya, maka kita akan mendapatkan:
1. Penyuluh yang langsung berhubungan dengan para petani. Ia harus di kenal oleh para petani. Oleh
karna itu ia harus sering bertatap muka dengan para petani dipedesaan dalam menyampaikan segala
amanat yang berkaitan dengan usaha tani. Dalam hal ini misalnya : Penyuluh Pertanian Lapangan (
PPL), Penyuluh Pertanian Media ( PPM).
2. Penyuluh yang tidak langsung berhubungan dengan para petani. Yang pada umumnya terdiri dari
para ahli pertanian yang berkedudukan sebagai pegawai pada Dinas Pertanian.
D. SASARAN PENYULUHN PERTANIAN
Sasaran penyuluha pertanian yaitu siapa sebenarnya yang disuluh atau
ditujukan kepada siapa penyuluhan pertanian tersebut. Maka dengan tegas kita dapat menyatakan
bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah para petani beserta keluarganya. Menurut ROGERS
penduduk desa mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Mutual distrust in interpersonal relation
Pada umumnya mereka kurang saling merasakan dalam pergaulan diantara mereka sendiri. Dalam
hal ini kita sering mendapatkan kenyataan bahwa petani yang memperoleh kemajuan, terlebih-lebih
kalau hal itu berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, petani itu dianggap melakukan hal/
kegiatan yang “ bukan-bukan”. Para petani lainnya jarang lelakukan pendekatan, mencari infirmasi
nyata kegiatan apa yang menjadikan kemajuannya itu.
2. Lack and difficult to innovate new ideas and technology
Sulit dan sangat kekurangan daya untuk mendapatkan paham atau ide-ide baru, pada umumnya para
petani selalu tertutup sehingga tidak mampu menentukan ide-ide baru bahkan untuk menerapkan
cara-cara baru yang masuk kedalam masyarakatnya harus melalui beberapa tahapan atau baru akan
menerimanya setelah nyata keyakinanya bahwa akan menguntungkan.
3. Lack thiking for the future
Kurang kemampunya untuk memikirkan kehidupannya dumasa depan misalnya sehabis panenan
sudah menjadi kebiasaan untuk melakukan perayaan khitanan, perkawinan yang meriah sehingga
kekurangan biaya ditutup denga kredit yang kadang-kadang berbunga besar. Menabung untuk hari
depan bagi keluarganya jarang sekali perfikirkan.
4. Low aspirational level
Motifasinya untuk memikirkan peningkatan atau perbaikan pada yang sekarang dialami adalah
rendah, demikian pula aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidupnya.
5. Lack of deffered to gradification
Pada umumnya mereka kurang dapat mengekang nafsu, tida dapat menahan diri terhadap sesuatu
yang diinginkannya, kurang cermat dan tidak mampu mengambil kepuutusan yang menguntungkan.
Hal ini terbukti dari banyaknya hubungan dengan para pengijon dan kaum lintah darat.
6. Limited time expected
Pada umumnya mereka kurang dapat membedakan apayang kini sedang mereka hadapi, yang sudah
terjadi dan apa yang mungkin bakal mereka hadapi. Keneng-kenangan keadaan, kejadian dimasa
lampau/ yang telah terjadi sangat berbekas pada dirinya, sehingga perencanaan untuk masa depan
tidak diperhatikannya.
7. Familism
Jalinan dengan keluarga sendiri sangat erat sehingga kerap kali jalinan dengan orang lain
terabaikan, terutama dalam hal sambil koreksi. Dalam masyarakat yang menganut system marga
selalu terdapat kecurigaan terhadap mereka yang bukan sanak.
8. Dependent upon government authority
Pembuatan sarana – sarana yang menunjang dan melncarkan usaha tani (IRIGASI) jalan dan
jembatan. Menurut anggapan kebanyakan dari mereka adalah merupakan kewajiban dari pejabat
penguasa ( PEMERINTAH).
9. Local likeness
Sifatnya sangat local, pergerakannya dalam masyarakat demikian terbatas sehingga kebanyakan dri
mereka kurang mengetahui perubahan – perubaan keadaan yang berlngsung diluar lingkunganya.
10. Lack of impaty
Mereka pada umumnya kurang mampu atau katakanlah kehilangan kemampuannya untuk
mengetahui dan menepatkan diri dalam kemauan atau kehendak orang lain sehingga kerap kali sulit
untuk berkomunikasi.
Penonjolon sifat – sifat di atas mengharuskan dilaksanakannya penyuluhan dengan cara yang sebaik
– baiknya, menerapkan system penyuluhan dengan memperhatikan sifat – sifat tersebut. Pada
pokoknya penyuluh harus berprinsip sebagai berikut :
1. Cara berpikir, cara kerja dan cara hidup petani diusahakan harus berubah sesuai dengan kemajuan –
kemajuan yang dikehendaki dengan perlakuan – perlakuan penyuluhan pertanian.
2. Harus selalu ingat bahwa sasaran yang dihadapi adalah para petani yang harus diketahui
kemampuan – kemampuannya,
3. Penyuluhan bukanlah pendidikan formal.
4. Para petani kemampuannya untuk menerima pembaharuan atau hal – hal yang baru sifatnya tidak
sama
5. Di antar sekian banyak petani dalam masyarakat petani tentu ada petani – petani yang tergolong
innovator, early adopter, yang keadaannya dapat mudah diketahui, mereka itu perlu didekati,
terutama early adopter yang dapat dimanfaatkan untuk membantu memperlanacar segala kegiatan
penyuluhan sehingga prosesnya dapat dipercepat.
6. Para petani itu layaknya sebagai manusia lainnya tentu mempunyai keinginan dan harapan –
harapan besar yang dapat memperbaiki tingkat kehidupannya.
7. Selanjutnya setelah penyuluhan – penyuluhan berlangsung, penyuluh akan dapat mengetahui petani
mana yang tergolong petani naluri, petani maju, petani teladan dan kontak tani.
E. METODE PENYULUHAN PERTANIAN
Kegiatan penyuluhan pertanian tidak dapat digunakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan
metode atau cara – cara yang dapat digunakan, yang harus bersifat mendidik, membimbing dan
menerapkan, sehingga para petani dapat menolong dirinya sendiri, mengubah tingkat pemikiran,
tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya.
Dalam penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
1. Personal approach method (metode pendekatan perorangan)
Metode ini dilakukan dengan pendekatan – pendekatan secara langsung pada petani, biasanya
dilakukan dengan cara kunjungan – kunjungan ke rumah, kunjungan ke ladang, maupun hubungan
telepon. Metode ini sangat efektif karena petani dapat secara langsung memecahkan apa yang
menjadi masalahnya. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan perorangan akan
menyampaikan petani ke tahap penerapan, ia mulai menerapkan teknologi baru yang
diajarkan/dikembangkan penyuluh.
2. Group approach method (metode pendekatan kelompok)
Metode ini dilakukan dengan pendekatan pada para kelompok – kelompok tani, dimana para petani
diberi bimbingan dan dan diarahkan secara berkelompok. Bimbingan seperti ini dapat saling
membantu antara satu petani dengan petani yang lain karena pelaksanaannya secara berdiskusi,
saling tukar pendapat dan pengalaman. Metode ini lebih memudahkan penyuluh, sebab penyuluh
tidak terlalu terkuras tenaganya. Metode ini mulai menarik para petani ke tahapan minat, tahapan
menilai/mempertimbangkan, bahkan mencobanya pula.
3. Mass approach method (metode pendekatan masal/umum)
Metode ini biasanya tertuju pada petani perkampungan/pedesaan. Metode ini dipandang dari segi
penyampaian informasi memang metode ini baik, sebab penyampaian informasi dapat dilakukan
secara keseluruhan para petani. Tetapi bila dilihat dari segi keberhasilannya akan kurang efektif,
karena apabila pertemuan – pertemuan yang dilakukan secara masal akan menimbulkan tidak
kosentrasinya para petani dalam hal mendengarkan apa yang disampaikan penyuluh. Metode ini
pada dasarnya masih pada tahapan kesadaran (menaruh perhatian) akan tetapi belum memahaminya
secara mendalam.
Penyuluhan dapat digolongkan berdasarkan bagaimana penyuluh menyampaikan materi/isi, yaitu :
1. Metode yang dapat didengar, metode ini biasanya melalui telepon, ceramah, pidato, dll. Hasil
penangkapan dari mendengar bagi responden yaitu 10%.
2. Metode yang dapat dilihat, metode ini dalam bentuk gambar, spanduk/poster, film bisu, pameran
tanpa penjelasan vocal, dll. Hasil penangkapan dari melihat bagi responden yaitu 50%.
3. Metode yang dapat didengar dan dilihat, penyuluh dapat menyajikan dengan gambar di televise,
film bersuara, dll. Hasil penangkapan dari melihat, dan mendengar yaitu 90%.
F. MATERI, MEDIA DAN ALAT
PEMBANTU PENYULUHAN PERTANIAN
1. Materi penyuluhan pertanian
Materi yang disampaikan penyuluh menyangkut ilmu dan teknologi pertanian yang belum diketahui
para petani. Materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran (petani) yaitu usaha
perbaikan produksi, perbaikan pendapatan dan perbaikan tingkat kehidupan dengan demikian maka
petani akan tertarik perhatiannya dan terangsang untuk mempraktekkannya. Selain harus sesuai
dengan kebutuhannya maka harus pula :
 Sesuai dengan tingkat kemampuan petani
 Mengena pada perasaannya
 Memeberi atau mendatangkan keuntungan ekonomis
 Mengsankan dan merangsang petani untuk melaksanakan perubahan
 Bersifat praktis
 Menggairahkan para petani sehingga para petani seakan-akan terbujuk untuk selelu meu untuk
memperhatikan, menerima dan melaksanakan kegiatan yang diterapkan.

2. Media penyuluhan pertanian
Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan petani maka perlu adanya media yaitu berupa
saluran. Dengan demikian komunikasi two ways traffic akan berjalan dengan lancar. Media
komunikasi baik berupa media hidup dan media mati. Media hidup yaitu orang – orang tertentu
yang telah menerapkan materi penyuluhan atau pengetahuannya di bidang pertanian. Sedangkan
media mati yaitu sarana baik berupa media cetak ataupun media elektronik.
3. Alat pembantu penyuluhan.
Dalam penyuluhan pertanian terdapat 2 macam alat pembantu, yaitu :
 Alat pembantu yang berhubungan dengan tempat, penyuluhan dapat dilakukan dimana saja asal
tempat itu dikehendaki dan disetujui para petani, baik di ladang, rumah, ataupun di bawah pohon
rindang. Alat bantu disini yaitu alat duduk (kursi atau tikar), kalau mungkin alat penerangan.
 Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran. Alat bantu ini meliputi : (a) visual aid
atau yang dapat dilihat, (b) audio aid atau yang dapat didengar, dan (c) audio visual aid atau yang
dapat dilihat dan didengar.
G. WAKTU PENYULUHAN
Untuk mencapai keberhasilan dalam penyuluhan maka penyuluh harus melakukan pendekatan –
pendekatan tetapi haruslah diketahui waktunya yang tepat. Penyuluh harus mengetahui :
1. Kapan para petani ada di lapangan, aktif bekerja.
2. Kapan para petani ada di rumah, bersantai – santai dengan keluarganya
3. Kapan para petani berkumpul di suatu tempat, bersantai, berbincang – bincang mengemukakan
berbagai berita dan masalah.
H. BIMAS
Bimas merupakan singkatan dari bimbingan missal, yang jelasnya yaitu suatu system
penyuluhan pertanian secara massal dan berencana. Beberapa kegiatan Bimas dalam penyuluhan
pertanian antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Penyediaan alat – alat produksi dan kredit,
2. Menyelenggarakan bimbingan dan petunjuk – petunjuk teknis secara langsung kepada sasaran (para
petani),
3. Menyelenggarakan latihan – latihan praktis bagi para petani,
4. Menyelenggarakan atau mengadakan demonstrasi,
5. Menyelenggarakan siaran-siaran tertulis atau lisan.
http://santosounri.blogspot.com/2012/02/unsur-unsur-penyuluhan-pertanian.html
Tugas Kuliah,Makalah ilmiah, artikel ilmiah, laporan praktikum, presentasi, karya ilmiah, dll. Adib
Fauzan Rahman Agroteknologi 2012 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Wednesday, December 18, 2013
MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Komunikasi dalam Penyuluhan
Pertanian
LATAR BELAKANG
Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-
keluarga tani di pedesaan, di mana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa
menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik, menguntungkan dan memuaskan
(Wiriaatmaja, 1986). Atau dengan kata lain kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan
penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya
dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan.
Seseorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain. Bila kita
ingin berinteraksi dengan orang lain, maka komunikasi amat diperlukan. Sehingga informasi apa yang ingin
kita sampaikan dapat diterima oleh mereka. Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan
nonformal, yang intinya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku dapat
terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran dengan
melakukan komunikasi dengan baik. Pertanyaannya, apakah komunikasi sudah berjalan dengan baik?.
Penyuluh pertanian dapat dan harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar
sasaran mau menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunjang
keberhasilan penyuluhan pertanian.
Dalam kegiatan penyuluhan pertanian, komunikasi menjadi sebuah faktor penting yang dapat
menunjang tercapainya tujuan-tujuan penyuluhan. Disini, komunikan dituntut untuk memiliki sebuah
strategi komunikasi agar objek penyuluhan dapat menerima pesan dengan baik dan tidak terjadi
missunderstanding dalam proses penyuluhan ini.
Setiap petani di suatu daerah pertanian memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karenanya
penyajian komunikasinya pun perlu disesuaikan dengan daerah masing-masing petani. Para petani yang
masih berada di daerah pedesaan yang terisolir tentunya lebih efektif jika diberikan penyuluhan dengan
metode dialog dua arah serta pendekatan interpersonal. Terdapat korelasi positif yang nyata antara
kompetensi komunikasi yang dimiliki oleh penyuluh terhadap perilaku petani dalam mengelola sumber
daya yang dimiliki. Selain faktor keterisoliran dan kompetensi komunikasi, strategi komunikasi pun
berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi. Hal ini didukung oleh terbagi-baginya tipe penerima respon
penyuluhan, mulai dari kelompok inovator; early adopter, early mayority, late adopter dan kelompok
penolak inovasi yang bersifat apatis (lagger).
Oleh karenanya, diperlukan sebuah kajian mendalam untuk mengetahui bagaimana seharusnya
penyajian komunikasi pertanian yang efektif dalam kegiatan penyuluhan terhadap ragam petani yang
tersebar di berbagai daerah agar para petani dapat tercerahkan dan berkembang cara berpikirnya.
KOMUNIKASI
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio,
dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, dan yang dinyatakannya itu adalah pikiran atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. Dalam arti kata
bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat.
Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan,
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendi, Onong Uchjana, 1995: 9).
Sementara untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif,
para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam
karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Paradigma Laswell menunjukkan bahwa
komunikasi meliputi lima unsur yakni: Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Jadi, menurut
Lasswell dalam Effendy, Onong Uchjana(1995: 10) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Dengan demikian komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan
yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Jika tidak terjadi kesamaan makna
antara komunikator dan komunikan, dengan kata lain jika komunikan tidak mengerti pesan yang tidak
diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi. Dalam rumusan lain, situasi tidak komunikatif. Menurut Fisher
dalam Arifin, Anwar(1995: 20), menyatakan bahwa tidak ada persoalan sosial dari waktu yang tidak
melibatkan komunikasi.
Secara sederhana proses komunikasi oleh Schramm (1977) diartikan sebagai proses penggunaan
pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima
pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.Oleh karena itu,
model komunikasi tidak lagi bersifat garis-lurus (linier), tetapi bersifat memusat (convergence), seperti yang
dapat kita bandingkan pada gambar dibawah ini:
Tentang moel komunikasi memusat, Koncald (1979) menjelaskan adanya komponen dasar dari
model komunikasi tersebut yang menekankan pada adanya tiga unsur pokok, yaitu realita fisik, realita
psikologis, dan realita sosial yang akan dihadapi oleh semua pihak yang berkomunikasi.
REALITAS PSIKOLOGIS (a)
Interpretasi
Pemahaman
Pengertian - kepercayaan
REALITAS FISIK
INFORMASI
Tindakan Tindakan
TINDAKAN KOLEKTIF
KESEPAKATAN BERSAMA
PENGERTIAN BERSAMA
REALITAS PSIKOLOGIS (b)
Interpretasi
Pemahaman
Kepercayaan - pengertian
REALITAS SOSIAL
(adan b)
Komponen Dasar Dari Model Komunikasi Memusat
Sejalan dengan pemahaman tentang “komunikasi memusat” Soemardjo (1999) mengemukakan
bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap mutu penyuluhan yang
dilakukan oleh penyuluh untuk memandirikan petani. Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip
yang dibarengi dengan proses komunikasi memusat tersebut merupakan metoda yang layak
dikembangkan.
Terkait dengan proses komunikasi memusat dalam kegiatan penyuluhan tersebut, dapat ditarik
pokok-pokok pemahaman sebagai berikut:
1) Proses komunikasi di dalam penyuluhan, harus merupakan proses komunikasi timbal-balik, dan bukannya
komunikasi searah yang sering dilakukan di dalam proses penerangan yang dilakukan melalui media-masa.
2) Kedudukan penyuluh adalah sejajar dengan kliennya dan stakeholder yang lain. Artinya, setiap penyuluh
harus menghargai dan mau mendengarkan respon yang diberi-kan oleh masyarakat yang menjadi kliennya,
dalam proses belajar bersama.
3) Respon yang diberikan oleh klien, tidak harus sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluhnya. Yang
penting, selama komunikasi harus terjadi interaksi yang saling menghargai pendapat pihak yang lainnya,
sebagai masuk-an yang perlu dipikirkan sebagai rangsangan terjadinya proses belajar.Dengan demikian,
semua pihak benar-benar mengalami proses belajar bersama.
Di dalam kegiatan penyuluhan pertanian proses komunikasi antara penyuluh dan sasarannya juga
tidak hanya terhenti jika penyuluh telah menyampaiakn inovasi atau jika sasaran telah menerima pesan
tentang inovasi yang telah disampaikan penyuluhnya, tetapi sering kali (dan seharusnya memang begitu)
komunikasi baru berhenti jika sasaran telah memberikan tanggapan seperti yang dikendaki oleh
penyuluhnya yaitu berupa penerimaan dan penerapan inovasi tersebut didalam praktek berusaha tani, baik
yang ditunjukan dalam perubahan pengetahuan, sikap, atau keterampilannya.
KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Dalam proses komunikasi terdapat lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang
harus kita perhatikan yaitu: sender, massage, delivery channel atau media, receiver dan efect/umpan balik
(feedback). Melalui proses komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat
ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Secara sederhana menurut Tubbs dan Moss (1996) komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil
menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas
komunikasi. Secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang
dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami
oleh penerima.
SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF
Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi
integritas pribadi yang kuat, disertai dengan kepercayaan pada orang lain. Covey mengusulkan ada enam
hal utama yang dapat menambah kekuatan emosi dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu :
a. Berusaha benar-benar mengerti orang lain
Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication (komunikasi empatik). Ketika
berkomunikasi dengan orang lain, kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun
hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita
memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar
berasal dari dalam diri kita.
Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih
dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain.
Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil
adalah hal-hal yang besar.
b. Memenuhi komitmen atau janji
c. Menjelaskan harapan
Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan
atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.
d. Meminta maaf
e. Integritas
Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak ada
persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada
integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan
kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas
dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif.
Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut
adalah kita perlu memperhatikan adalah
Limahukum komunikasi yang efektif yang dikembangkan dan rangkum dalam satu kata yang
mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena
sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih,
minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.
1. Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu
yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum
yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain.
2. Empathy
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh
orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk
mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan
memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan
kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.
3. Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita
harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible
berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa
pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan
baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media
maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita
sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
4. Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu
adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai
penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran
akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
5. Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan
unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya
didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik,
tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah
lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar.
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka
kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan
hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.
PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI
1. Faktor teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis komunikasi. Teknik komunikasi mencakup
.unsur-unsur yang ada dalam komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-
lambang.kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.
2. Faktor perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat: pandangan yang bersifat
apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah
vvalaupun salah, sifat yang egosentris.
3. Faktor situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik dan keamanan
4. Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa,
yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
5. Jarak Psychologis/status social
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status sosial maupun status dalam
pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak
psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang
hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
6. Adanya evaluasi terlalu dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu kesimpulan sebelum menerima
keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik.
7. Lingkungan yang tidak mendukung
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang, berikut ini
beberapa contoh suasana lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
a. Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
b. Keadaan ribut atau bising
c. Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/ kurang keleluasaan pribadi)
8. Keadaan si komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil atau gagalnya komunikasi.
Misalnya :
a. Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan
yang disampaikannya juga kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
b. Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau komunikator mempunyai cacat
seperti suara sengau. gagap dan sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas
tertangkap oleh sasaran.
9. Gangguan bahasa
a. Komponen semantik: Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan
pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena:
1) Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh
khalayak tertentu.
2) Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima.
3) Komponen semantik meliputi, pengetahuan objek, hubungan objek, dan hubungan peristiwa
b. Komponen Struktur
Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima.
Komponen Struktur meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis.
c. Komponen Penggunaan / Pragmatik
Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akan komponen ini menjadikan mampu
mengawali komunikasi, memelihara komunikasi dan mengakhiri komunikasi (M. Lahey, 1989)
10. Rintangan fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh
sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan karena adanya gangguan
organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima.
MENGUKUR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI
Bagaimana cara mengukur keefektifan komunikasi? Kita tidak dapat menilai keefektifan
komunikasi bila apa yang kita maksudkan tidak jelas; kita harus benar-benar tahu apa yang kita inginkan.
Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil utama yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang
efektif :
1. Pemahaman
Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan.
Komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang
disampaikannya.
2. Kesenangan
Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani
3. Pengaruh pada sikap
4. Hubungan yang makin baik
5. Tindakan
PERAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Ditinjau dari prosesnya, penyuluhan adalah komunikasi dalam arti kata ada dua komponen yaitu
manusia, yang satu sebagai pemberi pesan atau komunikator dan satu lagi sebagai penerima pesan atau
komunikan. Dalam proses ini penyuluh pertanian bertindak sebagai komunikator (pemberi pesan),
sedangkan petani merupakan komunikan (penerima pesan). Perbedaan antara komunikasi dengan
penyuluhan terletak pada tujuannya, dimana tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan
penyuluhan sifatnya khusus, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Tujuan
akan tercapai bila terjadi komunikasi yang dapat dipahami. Komunikasi yang bagaimana yang menunjang
tujuan penyuluhan mudah tercapai? Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang bersifat dua arah.
Namun bisa saja terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi, dimana pesan tidak dapat dimengerti
oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara
pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam empat masalah utama , dikemukakan oleh Purwanto, Djoko (2009: 13), mencakup: 1) masalah dalam
mengembangkan pesan; 2) masalah dalam penyampaian pesan; 3) masalah dalam menerima pesan; 4)
masalah dalam menafsirkan pesan.
Menghindari ini semua, dalam penyuluhan pertanian perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu,
sehingga proses penyuluhan pertanian untuk membantu petani mencapai tujuannya dapat terlaksana
dengan baik, dengan menghilangkan faktor penghambat yang kemungkinan besar dapat terjadi dalam
komunikasi. Tampak peran komunikasi amat besar dalam kegiatan penyuluhan penyuluhan, yang akan
mempengaruhi dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasinya.
Penyuluh sebagai komunikator yaitu penyampai pesan, sedangkan sasaran dalam hal ini disebut
komunikan sangat yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, baik secara individu maupun secara
berkelompok. Untuk penyuluh sendiri adakah mereka siap melakukan komunikasi dari berbagi aspek,
apakah pesan yang dibawanya sudah sesuai dengan apa yang diinginkan sasaran juga saluran atau media
yang dilakukannya sudah sesuai?, sudah tepatkah metode yang digunakannya. Namun unsur yang paling
utama dalam melakukan perubahan perilaku ini yaitu terjadinya komunikasi yang baik antara si pemberi
pesan yaitu penyuluh, dengan si penerima pesan yaitu orang yang diharapkan perubahan perilakunya.
Dalam sektor pertanian, apakah bagaimana pelaksanaan penyuluhan pertanian di tingkat lapangan, sudah
berjalan lancar, dan sudahkah mencapai tujuan yang diharapkan?
Fenomena di tingkat lapangan menggambarkan masih lemahnya proses penyuluhan pertanian
dengan dampak yang ada, disinyalir salah satu penyebabnya adalah hambatan komunikasi. Sebab dalam
proses komunikasi tidak hanya sekedar berbicara saja, tapi pesan itu dapat disampaikan baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hambatan komunikasi ini perlu ditelaah, apa yang menjadi penyebabnya.
Bila perubahan perilaku sebagai bagian dari tujuan penyuluhan belum tercapai, jangan hanya sasaran yang
dipersalahkan. jangan-jangan masalah nya justru berasal dari komunikator yaitu penyuluh sebagai
pembawa pesan. Apa penyebabya apakah karena ketidaksiapan materi yang akan disampaikan, ataukah
karena prasarana yang tidak memadai, bisa pula terjadi karena gangguan dalam proses penyampaiannya.
Kegagalan berkomunikasi sering menimbulkan kesalah pahaman, kerugian, dan bahkan
malapetaka, Risiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat lembaga, komunitas,
dan bahkan Negara. Untuk menjadi seorang komunikator yang efektif, harus berusaha menampilkan
komunikasi (baik verbal maupun nonverbal) yang disengaja seraya memahami budaya orang lain.
TUJUAN KOMUNIKASI
Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari tiga macam tujuan
komunikasi, yaitu:
1) Informatif, memberikan informasi berita,
2) Persuasive, membujuk dan
3) Intertainment, memberikan hiburan
Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama proses penyuluhan selalu mengandung ketiga
macam tujuan tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu sama. Hal ini disebabkan karena tujuan
utama penyuluhan adalah mendidik. Artinya, mempengaruhi orang lain agar mau menerima/melaksanakan
informasi yang disampaikannya dengan senang hati. Meskipun demikian bobot “hiburan” harus dijaga
untuk tidak selalu dominan, agar informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan porsi yang lebih besar
sehingga memungkinkan sasarannya memperolehnya cukup lengkap dan jelas.
KEJELASAN KOMUNIKASI
Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu perhatian terhadap:
"kejelasan komunikasi" yang sangat tergantung kepada keempat unsur komuni-kasinya, yaitu:
1) Unsur penyuluh dan sasarannya, yang merupakan unsur-unsur utama yang menentukan keberhasilan
komunikasi. Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan komunikasi yang disebabkan oleh:
b. Kekurang trampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi,
c. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran,
d. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan
e. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya.
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha:
a. Meningkatkan ketrampilannya berkomunikasi,
b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami,
c. Bersikap baik (meskipun sadar tidak disukai),
d. Memahami, mengikuti, atau setidak-tidaknya tidak menyinggung nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun
dia sendiri benar-benar tidak menyukainya).
2) Unsur pesan
Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah diupayakan agar pesan
tersebut berisi hal-hal yang nudah dipahami oleh sasaran, antara lain:
a. Mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disampaikan pada saat sedang dan atau segera akan
dibutuhkan.
b. Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami
c. Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan
d. Memberikan harapan peluang keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat manfaat yang merangsang.
e. Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang dimiliki/dapat
diusahakan) masyarakatnya.
3) Unsur media/saluran komunikasi
Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus terbebas dari
gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan sosial budaya dan
psikologis (jika menggunakan media antar pribadi).
Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan selera masyarakat
setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana, ketrampilan, dan
peralatan yang tersedia).
Tentang hal ini, harus dipahami bahwa mediamasa (elektonik) yang modern, canggih dan mahal
tidak selalu lebih efektif dibanding media interpersonal dan media tradisional.
PROSES PERUBAHAN DALAM KOMUNIKASI
Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat
dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu:
1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah
perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator.
2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai
sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator.
3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang
membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan
petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan
dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut.
4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau
hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan
penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan pencabutan terhadap tanaman
petani yang tidak direkomendasikan.
Sehubungan dengan ini, dalam penyuluhan pertanian harus dihindari cara-cara pemaksaan, tetapi
sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik-teknik bujukan dan pengulangan yang dilakukan melalui
kegiatan belajar bersama.
MENGEFEKTIFKAN KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN
Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi, adalah:
1) Komunikasi yang tidak efisien, yang disebabkan karena:
a. Tujuan komunikasi yang tidak jelas, baik menurut penyuluh maupun bagi masyarakat sasarannya, terutama
jika penyuluh kurang melakukan persiapan menyuluh.
b. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh komunikator (gerakan-gerakan, ucapan-ucapan yang selalu
dilakukan secara berulang-ulang)
2) Salah pengertian, yang disebabkan karena:
a. Perbedaan tujuan penyuluh yang berbeda dengan tujuan sasarannya, dan
b. Perbedaan latar belakang: pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya penyuluh dengan sasarannya.
Sehubungan dengan itu, Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefektifkan komunikasi dalam
penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara kebutuhan yang dirasakan
oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya.
2) Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh
masyarakat sasarannya,
3) Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan bahwa
masyarakat sangat mengharapkan bantuannya.
4) Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup kedua belah pihak
(terutama bagi sasarannya).
Di samping itu, Katz (Mardikanto, 1983) menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan
suasana (dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya):
1) Berkurangnya "ego defensif" (mepertahankan keakuan sebagai yang serba paling hebat). Sebab, di dalam
penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan orang dewasa, masing-masing
pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau menerima pendapat orang lain, dan
menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di bawah orang lain.Tanpa adanya kesediaan untuk
menerima pendapat orang lain, mustahil dialog itu dapat berlangsung dengan baik.
2) Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku). Sebagai proses
komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan dengan kesediaan masing-
masing pihak yang berkomunikasi untuk beremphati (dalam arti mampu memahami latar belakang sosial
budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang orang lain).
3) Berkembangnya sikap "utilitarian" mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya keinginan
menambah pengetahuan (knowledge). Artinya, selama proses penyuluhan, di samping mengembangkan
sikap kebersamaan (sederajat, saling membutuhkan, saling berbagi pengalaman) juga masing-masing pihak
harus mengembangkan sikap untuk selalu ingin belajar atau menambah pengetahuannya dari pihak lain.
HAL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PENYULUH
Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan adalah orang yang tugasnya
menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum ataupun pesan yang
sifatnya pribadi untuk mengubah perilaku petani. Tugas komunikator adalah berkomunikasi kepada
komunikan. Yuhana, dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat factor yang ada pada sumber
yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yaitu: keterampilan berkomunikasi, sikap mental, tingkat
pengetahuan, dan posisi dalam system social budaya.
Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu factor yang melekat pada diri seorang
penyuluh. Dalam komunikasi verbal diperlukan keterampilan berbicara dan menulis, mendengarkan dan
membaca, dan berpikir serta bernalar. Komunikator yang berbicara dengan baik akan sangat menarik
perhatian komunikan. Komunikator juga harus mampu menulis dan membaca dengan baik, misalnya saat
menyampaikan pesan dengan metode mengajar. Kemampuan dalam berpikir dan bernalar juga merupakan
kemampuan yang harus dimiliki seorang komunikator dalam penyampaian pesannya. Keterampilan
berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang penyuluh sangat mempengaruhi penampilannya ketika sedang
mengadakan komunikasi. Soekartawi (2008) menyatakan bahwa sering dijumpai bahwa penampilan
komunikator ditentukan oleh kredibilitas yang mereka miliki. Seseorang yang mempunyai gelar di bidang
pertanian sering diasumsikan mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam prioritas pekerjaan melakukan
komunikasi. Di lain pihak orang yang berpengalaman juga mempengaruhi kredibilitas dalam sebuah
komunikasi. Misalnya, petugas penyuluh yang sudah berpengalaman bekerja sebagai penyuluh akan lebih
dipercayai sebagai penyuluh yang handal dibanding dengan orang yang nelum pernah melaksanakan
penyuluhan atau orang yang baru pertama sekali melaksanakan penyuluhan. Soekarwati (2008) juga
menyatakan dalam praktek komunikasi, komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi dalam melakukan
komunikasi pertanian sering ditentukan oleh berbagai factor, antara lain:
1. Latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman.
2. Karakter yang dipunyai.
3. Cinta dan bangga akan pekerjaan melakukan komunikasi yang diikuti ketekunan dalam melakukan
pekerjaannya.
4. Kepribadian yang ia miliki
5. Tujuan melakukan komunikasi.
6. Cara penyampaian. Penyampaian informasi dengan peraga, atau menggunakan gerak tangan atau
alat lain sehingga mampu memikat pendengarnya.
Seorang penyuluh agar memiliki kredibilitas saat melaksanakan penyuluhan harus memiliki latar
belakang pendidikan di bidang penyuluhan, memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang penyuluhan.
Penyuluh juga harus memiliki karakter yang rela menyuluh, cinta dan bangga akan penyuluhan, memiliki
kepribadian yang empatis, memiliki tujuan dan memiliki cara penyampaian yang menarik.
Sikap mental akan mempengaruhi komunikan dalam berkomunikasi. Sikap mental berhubungan
dengan rasa percaya diri. Dalam membentuk sikap mental yang baik dalam berkomunikasi seorang
komunikator harus percaya diri. Selain percaya diri, komunikator juga harus menguasai pesan yang akan
disampaikan, sehingga komunikator benar-benar siap dalam melakukan penyuluhan. Sikap mental yang
baik dapat dibentuk dari latihan berbicara di depan umum dengan latihan di depan cermin.
Tingkat pengetahuan, meliputi pengetahuan penyuluh mengenai materi atau isi komunikasi, ciri-ciri
penerima, cara-cara berkomunikasi. Pengetahuan tentang materi menentukan ketepatan komunikasi.
Mosher dalam Machmud (2006) menyatakan penyuluh pertanian harus menguasai lima pengertian yang
dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyuluhan. Kelima pengertian tersebut adalah pengertian
tentang produksi tanaman dan ternak, pengertian usaha tani sebagai perusahaan, pengertina tentang
pembangunan pertanian, pengertian tentang petani dan bagaimana mereka belajar, dan pengertian
tentang masyarakat pedesaan. Dengan menguasai kelima kemampuan ini diharapkan penyuluh telah
memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pelaksanaan penyuluhan.
Posisi dalam system social budaya mempengaruhi ketepatan komunikasi. Penyuluh memiliki posisi
berbeda dalam system social masyarakat karena berasal dari luar system masyarakat. Penyuluh harus
dapat membedakan konteks komunikasi yang berbeda, komunikasi yang dilakukan di kalangan petani yang
memiliki strata yang berbeda dalam masyarakat akan memiliki perbedaan dalam hal pilihan kata-kata,
saluran dan jenis pesan yang ingin digunakan dalam komunikasi. Bisa dipastikan bahwa penyuluhan yang
dilakukan pada konteks strata social yang tinggi yang dalam masyarakat biasanya akan lebih formal
dibanding dengan melakukan penyuluhan dengan strata social yang lebih rendah. Seorang penyuluh harus
dapat memahami konteks strata sosial penyuluhan sehingga mampu melakukan pendekatan penyuluhan
yang paling tepat.
HAL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SUBJEK PENYULUHAN (KOMUNIKAN)
Peran komunikan dalam komunikasi adalah sebagai penerima pesan. Dalam penyuluhan,
komunikan adalah petani. Yuhana dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat factor yang
mempengaruhi keefektifan komunikasi. Keempat factor itu adalah keterampilan berkomunkasi, sikap,
tingkat pengetahuan, dan system social budaya komunikan.
Keterampilan berkomunikasi yang perlu dikuasai oleh penerima adalah keterampilan
mendengarkan dan membaca, berbicara dan menulis, berpikir dan bernalar. Subjek penyuluhan dalam hal
ini petani biasanya tidak mengerti akan hal yang harus dimiliki seorang komunikan ini dalam sebuah
penyuluhan karena keterbatasan pendidikan formal. Kebanyakan dari petani belajar secara autodidakdi
dalam lingkungan. Keterampilan berbicara biasanya diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya ataupun
melalui budaya yang ada di dalam budayanya yang mengajarkan bagaimana cara mendengarkan dan
berbicara yang baik. Kemampuan membaca dan menulis petani juga biasanya terbatas belajar sendiri,
sehingga kemampuan mereka tidak sampai kepada peraturan formal yang sempurna tentang membaca
dan menulis. Dari keadaan ini peran komunikator sangat besar dalam mengubah perilaku mendengarkan,
berbicara yang terstruktur, membaca dan menulis, serta berpikir dan benalar yang logis dalam pelaksanaan
pertanian ataupun saat berkomunikasi tentang pertanian.
Seperti halnya pada sumber, maka sikap terhadap diri sendiri, terhadap sumber, dan terhadap
materi atau isi komunikasi juga mempengaruhi ke-efektifan komunikasi. Dalam hal ini, bagaimana
komunikan menerjemahkan pesan yang disampaikan oleh komunikator ditentukan oleh sikapnya terhadap
diri sendiri, terhadap sumber dan sikap terhadap isi pesan. Komunikan sebagai penerima pesan harus
memiliki sikap yang positif dalam menilai kemampuan diri sendiri, menerima secara jujur
ketidakmengertian apabila pesan yang diterimanya kurang jelas atau tidak dimengerti sama sekali dan
mengkomunikasikan keadaan mereka kepada komunikator, sehingga tidak menghasilkan kesalahan dalam
menangkap pesan penyuluhan dengan baik. Kejujuran ini perlu diwujudkan dengan melontarkan
pertanyaan pertanyaan sesuai dengan hal yang kurang dimengerti. Sikap terbaik yang terlihat dalam proses
komunikasi yang menjadi salah satu indikasi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan. Dengan
timbulnya kesadaran partisipasi dalam komunikasi dan tidak hanya sebagai pendengar yang pasif, tetapi
menjadi pendengar yang aktif dalam sebuah komunikasi.
Peran komunikan dalam penyuluhan sebagai pendengar sangat besar. Peran komunikan ini terkait
dengan perannya sebagai penerima pesan. Komunikan harus mampu menjadi pendengar yang baik
sehingga dapat memiliki makna yang dimaksud oleh komunikator yang dapat menghasilkan komunikasi
yang efektif. Beberapa petunjuk untuk meningkatkan kemampuan mendengar (Nisbet, 1988 dalam Tubbs
dan Moss, 1996):
1. Menyediakan waktu
2. Jangan keasikan dengan diri sendiri
3. Bersiap untuk mendengarkan
4. Bersabar
5. Memperhatikan dengan baik
6. Jangan bereaksi berlebihan terhadap pesan
7. Focus pada isi pesan
8. Jangan berpura-pura mendengarkan
Petunjuk ini tidak dimiliki sepenuhnya oleh petani, sehingga penyuluh berperan menyadarkan
petani dengan mengajarkan petunjuk ini kepada petani, agar tercipta keadaan komunikan yang sangat
mendukung terciptanya komunikasi yang efektif. Petunjuk ini juga harus dimiliki oleh seorang penyuluh
untuk ke-efektifan mendengarkan. Namun, tidak semua petani tidak memiliki kemampuan mendengar
yang baik, maka penyuluh harus mampu memetakan kemampuan subjek penyuluhan agar dapat
menentukan kemampuan yang belum dimiliki komunikan dalam berkomunikasi yang baik.
Tingkat pengetahuan komunikan juga hal yang sangat mempengaruhi ke-efektifan komunikasi dari
factor komunikan. Dalam hal ini pengetahuan yang harus dimiliki oleh komunikan adalah tentang sumber
komunikasi, bahasa yang digunakan dalam komunikasi, tulisan, isyarat yang dipergunakan komunikator dan
pengetahuan dasar yang menyangkut materi penyuluhan. Semakin tinggi pengetahuan tentang materi atau
isi pesan yang ditransaksikan dalam sebuah penyuluhan akan semakin tinggi ke-efektifan sebuah
komunikasi penyuluhan. Dalam mendukung komunikasi efektif sebaiknya penyuluhan dimulai dari hal-hal
yang diketahui oleh komunikan.
Semua factor di atas berpengaruh dengan mempertimbangkan hubungan antara sumber dengan
penerima ini dalam kaitannya dengan keadaan system social budaya di mana komunikasi sedang
berlangsung. Status sosial komunikan, keanggotaannya dalam kelompok, dan aturan berperilaku
mempengaruhi cara komunikan menerima dan menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Komunikan
juga harus mengetahui budaya komunikator, sehingga antara komunikator dan komunikan saling
menyesuaikan diri, maka komunikasi yang partisipatif dapat tercipta.
PENGOLAHAN PESAN
Pesan dalam penyuluhan pertanian adalah semua informasi yang bertujuan untuk membantu
petani dalam memperbaiki metode dan teknik pertaniannya, guna meningkatkan efisiensi produksi dan
pendapatan mereka, memperbaiki meningkatkan tingkat kehidupan dan meningkatkan tingkat pendidikan
dan social masyarakat desa pada umumnya. “Ada beberapa factor pesan yang mempengaruhi sebuah
komunikasi yang efektif, meliputi kode pesan, isi pesan, dan perlakuan terhadap pesan” (Yuhana, dkk.
2008).
“Kode pesan adalah setiap kelompok symbol yang berstruktur dan bermakna bagi sejumlah orang.
Contohnya adalah bahasa” (Yuhana dkk. 2008). Symbol ini dipertukarkan dalam penyuluhan. Tidak adanya
kesamaan makna pengunaan simbol dalam penyuluhan akan menimbulkan masalah yang berakhir pada
tidak efektifnya komunikasi. Sebagai penyuluh yang memiliki peran sebagai pemberi informasi dalam
bentuk symbol-simbol, sebaiknya menggunakan symbol-simbol yang memiliki makna yang sama dengan
subjek penyuluhan. Pengetahuan akan symbol-simbol yang sering digunakan oleh petani akan sangat
membantu penyuluh dalam menyampaikan pesan penyuluhan. Dengan kata lain penyuluhan dengan
menggunakan bahasa yang dapat dimengerti petani akan sangat membantu petani dapam menangkap
pesan penyuluhan. Cara yang lain adalah dengan menggunakan sumber daya local untuk menjelaskan suatu
hal atau dengan menggunakan ilustrasi yang mudah dipahami petani.
Isi pesan adalah bahan yang telah dipilih oleh penyuluh untuk mengekspresikan tujuan penyuluhan.
Isi pesan berupa informasi tentang penyuluhan. Dalam penyuluhan, pesan yang cenderung mereka terima
dalam penyuluhan adalah pesan yang berdasarkan kebutuhan mereka. Menurut Soekartawi (1988) isi
pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa informasi tentang:
1. Bagaimana meningkatkan produksi pertanian
2. Bagaimana memlihara lahan agar lahan terhindar dari erosi dan tetap subur
3. Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik
4. Bagaimana adopsi teknologi yang baru harus dilakukan
5. Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok
6. Bagaimana meningkatkan pendapatan rumah tangga petani
7. Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut di atas adalah isi pesan yang lazimnya disampaikan oleh seorang penyuluh.
Dengan mengadakan pertukaran pesan yang meliputi informasi seperti yang disebutkan di atas, dapat
meningkatkan kesejahteraan petani dengan memahami kebutuhan mereka yang sebenarnya yang dapat
meningkatkan motivasi mereka untuk menerima apa yang diajarkan oleh penyuluh.
Perlakuan terhadap pesan adalah keputusan yang diambil oleh penyuluh dalam memilih dan
menyusun kode dan isi pesan. Soekartiwi (1988) menyatakan hal perlu diingat dalam komunikasi adalah
bahwa keberhasilan suatu komunikasi akan terjadi kalau ada pertisipasi antara kedua belah pihak,
komunikator dan komunikan. Komunikator harus meningkatkan kemampuan dalam memberlakukan pesan
se-kreatif mungkin tanpa menghilangkan atau mengurangi makna yang dimaksud agar pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh komunikan dan memiliki makna yang sama dengan yang dimaksud oleh
komunikator sehingga subjek penyuluhan menerapkannya dalam kehidupannya.
SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
Saluran komununikasi dalam penyuluhan pertanian diartikan sebagai media yang digunakan untuk
meneruskan pesan dari penyuluh kepada petani sebagai subjek penyuluhan. Dalam komunikasi tatap muka,
indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan adalah tiga indera yang paling sering menerima
rangsangan atau pesan penyuluhan.
Rogers dan Shoemaker dalam Machmud menyatakan bahwa saluran interpersonal memungkinkan
terjadinya komunikasi efektif …. Hal ini dimungkinkan oleh dua alasan utama. Pertama, komunikasi
interpersonal memberikan pertukaran komunikasi dua arah, di mana individu atau partisipan komunikasi
dapat menjamin adanya kejelasan atau bisa memberikan tambahan informasi tentang inovasi dari orang
lainnya secara langsung melalui suatu jaringan komunikasi. Kedua, komunikasi interpersonal mampu
membujuk individu untuk membentuk atau merubah sikap secara kuat, khususnya sikap positif dan mau
mengadopsi inovasi. Saluran komunikasi ini adalah saluran komunikasi tatap muka yang dapat
meningkatkan umpan balik yang sangat mendukung dalam penciptaan komunikasi partisipatif. Dalam
komunikasi penyuluhan saluran yang lazim digunakan adalah saluran tatap muka yang sangat mendukung
terjadinya komunikasi penyuluhan yang efektif.
Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi bersaluran banyak. Dalam waktu yang bersamaan,
penyuluh mengolah informasi penyuluhan dengan sejumlah saluran yang berbeda. Secara umum, semakin
banyak saluran yang digunakan dalam komunikasi, semakin banyak jumlah rangsangan komunikasi yang
disampaikan. Semakin banyaknya rangsangan komunikasi, makna pesan yang ingin disampaikan oleh
penyuluh akan semakin sama dengan yang di-interpretasikan oleh subjek penyuluhan. Seorang penyuluh
juga perlu mempertimbangakan tipe pendekatan sebagai saluran komunikasi yang dilakukan dengan jenis
metode penyuluhan yang sangat mempengaruhi ke-efektifan penyampaian pesan penyuluhan.
Table 1. hubungan Tipe Pendekatan (saluran komunikasi) dengan Jenis Metode Penyuluhan
Tipe pendekatan Jenis metode penyuluhan
Per-orangan Demonstrasi (demonstrasi hasil, demonstrasi cara,
demplot, demonstrasi area)
Per-orangan dan
kelompok
Ceramah umum, diskusi, informasi dari surat kabar,
siaran radio dan TV, pameran, karyawisata,
widyawisata, dan demonstrasi.
Massal Informasi dari surat kabar, majalah,poster, leaflet
siaran radio dan TV
Massal dan
kelompok
Ceramah umum, diskusi, informasi dari kelompok,
majalah, poster, leaflet, siaran radio dan TV, pameran
dan widyawisata.
Sumber: Machmud SM. 2006
DAFTAR PUSTAKA
Machmud SM. 2006. Penyuluhan Pertanian: Bahan Ajar Kuliah Ilmu penyuluhan. IPB.
Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia: UI Press.
Tubs,Steward L dan Sylvia Moss. 1996. Human communication. Prinsip-Prinsip Dasar. Terjemahan oleh Dedy Mulyana
dan Gembirasari. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Turindra, Azis. 2011. Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan. file:///D:/proses-komunikasi-dalam-penyuluhan.html
Yogasuria, Ermina. 2010. Komunikasi Dalam Penyuluhan
Pertanian.file:///D:/komunikasii%20dlm%20penyuluhan%20pert.htm
Yuhana Ida, dkk. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi: Bahan kuliah. IPB.
Posted by Adib Fauzan at 12/18/2013 10:56:00 PM
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Labels: agribisnis, komunikasi pertanian, komunikasi petani, penyuluhan dan komunikasi pertanian,
penyuluhan pertanian, penyuluhan petani, pkp
No comments:
Post a Comment
Newer Post Older Post Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)
Google+ Followers
Total Pageviews
14898
Facebook Share
Popular Posts
 MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN Perkembangan Pertanian di Indonesia
Oleh : Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Pertanian adalah meru...
 MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian
LATAR BELAKANG Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar
sekolah untuk keluarga-keluarga tani di pedesaa...
 LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
HALAMAN PENGESAHAN Laporan praktikum Kesuburan Tanah ini disusun guna melengkapi
tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan tela...
 Fakultas Pertanian UNS
Sejarah Singkat Fakultas Pertanian UNS Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (FP
UNS) yang didirikan tahun 1976, merupa...

Lambang UNS
Arti Lambang UNS Anatomi lambang UNS berbentuk bunga dengan 4 daun bunga sebagai
visualisasi bangsa, yang berarti pendidika...
 MAKALAH EKONOMI PERTANIAN Petani dengan Sistem Tumpang Sari pada Satu Lahan
Oleh: Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi FP UNS A. Tumpang sari Tumpang sari
adalah suatu bentuk pertanaman campuran...
 MAKALAH AGROINDUSTRI Kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia
Oleh : Adib Fauzan H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS BAB I PENDAHULUAN A. Kakao
di Indonesia Theobroma cacao adala...
 MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN TAHUNAN Prospek dan Bahan Tanam
Karet (Hevea brasiliensis)
Oleh : Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi FP UNS I. PENDAHULUAN Tanaman karet ( Hevea
brasiliensis ) adalah tanaman tahunan, ya...
 MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.)
Oleh :Adib Fauzan Rahman H0712004 Agroteknologi FP UNS BAB I PENDAHULUAN Cokelat adalah
sebutan untuk makanan yang diolah dari...
 Program Studi S1 Agroteknologi
Visi dan Misi VISI Menjadi penyelenggara pendidikan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang budidaya tanam...
About Me
Adib Fauzan
Mahasiswa agroteknologi universitas sebelas maret surakarta yang mempunyai impian dan
harapan selalu berjalan tanpa melihat kebelakang
View my complete profile
Search This Blog
Pages
 Home
Blog Archive
 ▼ 2013 (14)
o ▼ December (9)
 MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit Hawar Daun K...
 MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Komuni...
 LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH
 MAKALAH EKONOMI PERTANIAN Petani dengan Sistem Tum...
 MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN TAH...
 MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit pada Tanaman...
 MATERI KULIAH Metode Ilmiah Prof.Dr.Ir Sollahudin,...
 MAKALAH AGROINDUSTRI Kakao (Theobroma cacao L.) di...
 MAKALAH AGROFUEL Ganggang Sebagai Bahan Bakar Alt...
o ► April (5)
Masukan Email anda untuk mendapatkan update terbaru
Subscribe To
Posts
Comments
Adib Fauzan H0712004 FP UNS registered. Simple tem
vv

More Related Content

Similar to PENYULUHAN PERTANIAN

1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhanHamdani Fauzi
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANtani57
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANFia87
 
Konsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhanKonsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhanHerry Mulyadie
 
sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2Sandra Nehemia
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifJanuario Marcal
 
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptxDASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptxGOLDAGARA
 
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptxPAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptxHarrySetiawan45
 
3 - ADOPSI INOVASI.pptx
3 - ADOPSI INOVASI.pptx3 - ADOPSI INOVASI.pptx
3 - ADOPSI INOVASI.pptxsyaumapriliani
 
Penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianPenyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianDedi Firmanto
 
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptxPenyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptxSyahrilSyamsuddin3
 
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptxTUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptxSulaiman649790
 
FUNGSI PENDAMPING ODHA.pptx
FUNGSI PENDAMPING ODHA.pptxFUNGSI PENDAMPING ODHA.pptx
FUNGSI PENDAMPING ODHA.pptxDesaWonosari1
 
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan PerilakuModul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan PerilakuHetty Tambunan
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih asni
Makalah pola hidup sehat  dan bersih asniMakalah pola hidup sehat  dan bersih asni
Makalah pola hidup sehat dan bersih asniSeptian Muna Barakati
 

Similar to PENYULUHAN PERTANIAN (20)

1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
 
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIANUNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN PERTANIAN
 
Komunikasi efektif.sp
Komunikasi efektif.spKomunikasi efektif.sp
Komunikasi efektif.sp
 
Konsep belajar petani
Konsep belajar petaniKonsep belajar petani
Konsep belajar petani
 
Konsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhanKonsep belajar petani dalam penuluhan
Konsep belajar petani dalam penuluhan
 
Pkgl media
Pkgl mediaPkgl media
Pkgl media
 
sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2sosialisasi kelas X semester 2
sosialisasi kelas X semester 2
 
Metode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatifMetode penyuluhan partisipatif
Metode penyuluhan partisipatif
 
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptxDASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
 
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptxPAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
PAPARAN RAKER Kepala desa dan bupati di kabupatrn PERAN PENYULUH.pptx
 
3 - ADOPSI INOVASI.pptx
3 - ADOPSI INOVASI.pptx3 - ADOPSI INOVASI.pptx
3 - ADOPSI INOVASI.pptx
 
Penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianPenyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanian
 
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptxPenyuluhan-dan-konsultasi.pptx
Penyuluhan-dan-konsultasi.pptx
 
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptxTUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
TUJUAN DAN PERANAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUAN.pptx
 
KEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docxKEL 2 KESPRO.docx
KEL 2 KESPRO.docx
 
FUNGSI PENDAMPING ODHA.pptx
FUNGSI PENDAMPING ODHA.pptxFUNGSI PENDAMPING ODHA.pptx
FUNGSI PENDAMPING ODHA.pptx
 
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan PerilakuModul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih
Makalah pola hidup sehat  dan bersihMakalah pola hidup sehat  dan bersih
Makalah pola hidup sehat dan bersih
 
Makalah pola hidup sehat dan bersih asni
Makalah pola hidup sehat  dan bersih asniMakalah pola hidup sehat  dan bersih asni
Makalah pola hidup sehat dan bersih asni
 

More from Plaza Pintar

Jambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsi
Jambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsiJambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsi
Jambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsiPlaza Pintar
 
Presentasi kewirausahaan
Presentasi kewirausahaanPresentasi kewirausahaan
Presentasi kewirausahaanPlaza Pintar
 
Panduan pkm-tahun-2013
Panduan pkm-tahun-2013Panduan pkm-tahun-2013
Panduan pkm-tahun-2013Plaza Pintar
 
Undangan yasinan fb
Undangan yasinan fbUndangan yasinan fb
Undangan yasinan fbPlaza Pintar
 
Bisnis donat untuk tugas
Bisnis donat untuk tugasBisnis donat untuk tugas
Bisnis donat untuk tugasPlaza Pintar
 
2. model man muslim anis matta
2. model man muslim anis matta2. model man muslim anis matta
2. model man muslim anis mattaPlaza Pintar
 

More from Plaza Pintar (6)

Jambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsi
Jambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsiJambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsi
Jambi dalam angka 2007 badan pusat statistik provinsi
 
Presentasi kewirausahaan
Presentasi kewirausahaanPresentasi kewirausahaan
Presentasi kewirausahaan
 
Panduan pkm-tahun-2013
Panduan pkm-tahun-2013Panduan pkm-tahun-2013
Panduan pkm-tahun-2013
 
Undangan yasinan fb
Undangan yasinan fbUndangan yasinan fb
Undangan yasinan fb
 
Bisnis donat untuk tugas
Bisnis donat untuk tugasBisnis donat untuk tugas
Bisnis donat untuk tugas
 
2. model man muslim anis matta
2. model man muslim anis matta2. model man muslim anis matta
2. model man muslim anis matta
 

Recently uploaded

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 

PENYULUHAN PERTANIAN

  • 1. B. UNSUR-UNSUR PENYULUHAN Unsur-unsur penyuluhan pertanian yaitu semua unsure (faktor) yang terlibat, turut serta atau diikutsertakan kedalam kegiatan penyuluhan pertanian, antara unsur yang satu dengan unsure lainnya tidak dapat disahkan karena semuanya tunjang-menunjang dalam satu aktifitas. Unsure- unsur tersebut adalah: 1. Penyluhan Pertanian (sumber) 2. Sasaran penyuluhan pertanian 3. Metode penyuluhan pertanian 4. Media penyuluhan pertanian 5. Materi penyuluhan pertanian 6. Waktu penyuluhan pertanian 7. Tempat penyuluhan pertanian C. PENYULUH PERTANIAN Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan kepada para petani agar mau mengubah cara berfikir, cara kerja dan cara hidupnya yang lama cengan cara-cara baru yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi pertanian yang lebig maju. Dengan demikian seorang penyuluh pertanian dalam kegiatan tugasnya yang diemban akan mempunyai 3 peranan yang erat , yaitu : 1. Berperan sebagai pendidik. Yang memberikan pengetahuaan / cara-cara baru dalam dudidaya tanaman, agar para petani lebih terarah dalam usaha pertanian. 2. Berperan sebagai pemimpin. Yang dapat membimbing dan memotifasi para petani agar mau mengubah cara berfikir. 3. Berperan sebagai penasehat. Yang dapat melayani, memberi petunjuk-petunjuk dan membantu petani baik dalam bentuk peragaan / memberikan contoh-contoh kerja dalam usaha tani. Berdasarkan fungsi atau tugasnya, maka kita akan mendapatkan: 1. Penyuluh yang langsung berhubungan dengan para petani. Ia harus di kenal oleh para petani. Oleh karna itu ia harus sering bertatap muka dengan para petani dipedesaan dalam menyampaikan segala amanat yang berkaitan dengan usaha tani. Dalam hal ini misalnya : Penyuluh Pertanian Lapangan ( PPL), Penyuluh Pertanian Media ( PPM). 2. Penyuluh yang tidak langsung berhubungan dengan para petani. Yang pada umumnya terdiri dari para ahli pertanian yang berkedudukan sebagai pegawai pada Dinas Pertanian. D. SASARAN PENYULUHN PERTANIAN Sasaran penyuluha pertanian yaitu siapa sebenarnya yang disuluh atau ditujukan kepada siapa penyuluhan pertanian tersebut. Maka dengan tegas kita dapat menyatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah para petani beserta keluarganya. Menurut ROGERS penduduk desa mempunyai sifat sebagai berikut : 1. Mutual distrust in interpersonal relation Pada umumnya mereka kurang saling merasakan dalam pergaulan diantara mereka sendiri. Dalam hal ini kita sering mendapatkan kenyataan bahwa petani yang memperoleh kemajuan, terlebih-lebih kalau hal itu berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, petani itu dianggap melakukan hal/ kegiatan yang “ bukan-bukan”. Para petani lainnya jarang lelakukan pendekatan, mencari infirmasi nyata kegiatan apa yang menjadikan kemajuannya itu. 2. Lack and difficult to innovate new ideas and technology
  • 2. Sulit dan sangat kekurangan daya untuk mendapatkan paham atau ide-ide baru, pada umumnya para petani selalu tertutup sehingga tidak mampu menentukan ide-ide baru bahkan untuk menerapkan cara-cara baru yang masuk kedalam masyarakatnya harus melalui beberapa tahapan atau baru akan menerimanya setelah nyata keyakinanya bahwa akan menguntungkan. 3. Lack thiking for the future Kurang kemampunya untuk memikirkan kehidupannya dumasa depan misalnya sehabis panenan sudah menjadi kebiasaan untuk melakukan perayaan khitanan, perkawinan yang meriah sehingga kekurangan biaya ditutup denga kredit yang kadang-kadang berbunga besar. Menabung untuk hari depan bagi keluarganya jarang sekali perfikirkan. 4. Low aspirational level Motifasinya untuk memikirkan peningkatan atau perbaikan pada yang sekarang dialami adalah rendah, demikian pula aspirasinya untuk meningkatkan taraf hidupnya. 5. Lack of deffered to gradification Pada umumnya mereka kurang dapat mengekang nafsu, tida dapat menahan diri terhadap sesuatu yang diinginkannya, kurang cermat dan tidak mampu mengambil kepuutusan yang menguntungkan. Hal ini terbukti dari banyaknya hubungan dengan para pengijon dan kaum lintah darat. 6. Limited time expected Pada umumnya mereka kurang dapat membedakan apayang kini sedang mereka hadapi, yang sudah terjadi dan apa yang mungkin bakal mereka hadapi. Keneng-kenangan keadaan, kejadian dimasa lampau/ yang telah terjadi sangat berbekas pada dirinya, sehingga perencanaan untuk masa depan tidak diperhatikannya. 7. Familism Jalinan dengan keluarga sendiri sangat erat sehingga kerap kali jalinan dengan orang lain terabaikan, terutama dalam hal sambil koreksi. Dalam masyarakat yang menganut system marga selalu terdapat kecurigaan terhadap mereka yang bukan sanak. 8. Dependent upon government authority Pembuatan sarana – sarana yang menunjang dan melncarkan usaha tani (IRIGASI) jalan dan jembatan. Menurut anggapan kebanyakan dari mereka adalah merupakan kewajiban dari pejabat penguasa ( PEMERINTAH). 9. Local likeness Sifatnya sangat local, pergerakannya dalam masyarakat demikian terbatas sehingga kebanyakan dri mereka kurang mengetahui perubahan – perubaan keadaan yang berlngsung diluar lingkunganya. 10. Lack of impaty Mereka pada umumnya kurang mampu atau katakanlah kehilangan kemampuannya untuk mengetahui dan menepatkan diri dalam kemauan atau kehendak orang lain sehingga kerap kali sulit untuk berkomunikasi. Penonjolon sifat – sifat di atas mengharuskan dilaksanakannya penyuluhan dengan cara yang sebaik – baiknya, menerapkan system penyuluhan dengan memperhatikan sifat – sifat tersebut. Pada pokoknya penyuluh harus berprinsip sebagai berikut : 1. Cara berpikir, cara kerja dan cara hidup petani diusahakan harus berubah sesuai dengan kemajuan – kemajuan yang dikehendaki dengan perlakuan – perlakuan penyuluhan pertanian. 2. Harus selalu ingat bahwa sasaran yang dihadapi adalah para petani yang harus diketahui kemampuan – kemampuannya,
  • 3. 3. Penyuluhan bukanlah pendidikan formal. 4. Para petani kemampuannya untuk menerima pembaharuan atau hal – hal yang baru sifatnya tidak sama 5. Di antar sekian banyak petani dalam masyarakat petani tentu ada petani – petani yang tergolong innovator, early adopter, yang keadaannya dapat mudah diketahui, mereka itu perlu didekati, terutama early adopter yang dapat dimanfaatkan untuk membantu memperlanacar segala kegiatan penyuluhan sehingga prosesnya dapat dipercepat. 6. Para petani itu layaknya sebagai manusia lainnya tentu mempunyai keinginan dan harapan – harapan besar yang dapat memperbaiki tingkat kehidupannya. 7. Selanjutnya setelah penyuluhan – penyuluhan berlangsung, penyuluh akan dapat mengetahui petani mana yang tergolong petani naluri, petani maju, petani teladan dan kontak tani. E. METODE PENYULUHAN PERTANIAN Kegiatan penyuluhan pertanian tidak dapat digunakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan metode atau cara – cara yang dapat digunakan, yang harus bersifat mendidik, membimbing dan menerapkan, sehingga para petani dapat menolong dirinya sendiri, mengubah tingkat pemikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Dalam penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu : 1. Personal approach method (metode pendekatan perorangan) Metode ini dilakukan dengan pendekatan – pendekatan secara langsung pada petani, biasanya dilakukan dengan cara kunjungan – kunjungan ke rumah, kunjungan ke ladang, maupun hubungan telepon. Metode ini sangat efektif karena petani dapat secara langsung memecahkan apa yang menjadi masalahnya. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan perorangan akan menyampaikan petani ke tahap penerapan, ia mulai menerapkan teknologi baru yang diajarkan/dikembangkan penyuluh. 2. Group approach method (metode pendekatan kelompok) Metode ini dilakukan dengan pendekatan pada para kelompok – kelompok tani, dimana para petani diberi bimbingan dan dan diarahkan secara berkelompok. Bimbingan seperti ini dapat saling membantu antara satu petani dengan petani yang lain karena pelaksanaannya secara berdiskusi, saling tukar pendapat dan pengalaman. Metode ini lebih memudahkan penyuluh, sebab penyuluh tidak terlalu terkuras tenaganya. Metode ini mulai menarik para petani ke tahapan minat, tahapan menilai/mempertimbangkan, bahkan mencobanya pula. 3. Mass approach method (metode pendekatan masal/umum) Metode ini biasanya tertuju pada petani perkampungan/pedesaan. Metode ini dipandang dari segi penyampaian informasi memang metode ini baik, sebab penyampaian informasi dapat dilakukan secara keseluruhan para petani. Tetapi bila dilihat dari segi keberhasilannya akan kurang efektif, karena apabila pertemuan – pertemuan yang dilakukan secara masal akan menimbulkan tidak kosentrasinya para petani dalam hal mendengarkan apa yang disampaikan penyuluh. Metode ini pada dasarnya masih pada tahapan kesadaran (menaruh perhatian) akan tetapi belum memahaminya secara mendalam. Penyuluhan dapat digolongkan berdasarkan bagaimana penyuluh menyampaikan materi/isi, yaitu : 1. Metode yang dapat didengar, metode ini biasanya melalui telepon, ceramah, pidato, dll. Hasil penangkapan dari mendengar bagi responden yaitu 10%.
  • 4. 2. Metode yang dapat dilihat, metode ini dalam bentuk gambar, spanduk/poster, film bisu, pameran tanpa penjelasan vocal, dll. Hasil penangkapan dari melihat bagi responden yaitu 50%. 3. Metode yang dapat didengar dan dilihat, penyuluh dapat menyajikan dengan gambar di televise, film bersuara, dll. Hasil penangkapan dari melihat, dan mendengar yaitu 90%. F. MATERI, MEDIA DAN ALAT PEMBANTU PENYULUHAN PERTANIAN 1. Materi penyuluhan pertanian Materi yang disampaikan penyuluh menyangkut ilmu dan teknologi pertanian yang belum diketahui para petani. Materi penyuluhan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran (petani) yaitu usaha perbaikan produksi, perbaikan pendapatan dan perbaikan tingkat kehidupan dengan demikian maka petani akan tertarik perhatiannya dan terangsang untuk mempraktekkannya. Selain harus sesuai dengan kebutuhannya maka harus pula :  Sesuai dengan tingkat kemampuan petani  Mengena pada perasaannya  Memeberi atau mendatangkan keuntungan ekonomis  Mengsankan dan merangsang petani untuk melaksanakan perubahan  Bersifat praktis  Menggairahkan para petani sehingga para petani seakan-akan terbujuk untuk selelu meu untuk memperhatikan, menerima dan melaksanakan kegiatan yang diterapkan.  2. Media penyuluhan pertanian Dalam proses komunikasi antara penyuluh dengan petani maka perlu adanya media yaitu berupa saluran. Dengan demikian komunikasi two ways traffic akan berjalan dengan lancar. Media komunikasi baik berupa media hidup dan media mati. Media hidup yaitu orang – orang tertentu yang telah menerapkan materi penyuluhan atau pengetahuannya di bidang pertanian. Sedangkan media mati yaitu sarana baik berupa media cetak ataupun media elektronik. 3. Alat pembantu penyuluhan. Dalam penyuluhan pertanian terdapat 2 macam alat pembantu, yaitu :  Alat pembantu yang berhubungan dengan tempat, penyuluhan dapat dilakukan dimana saja asal tempat itu dikehendaki dan disetujui para petani, baik di ladang, rumah, ataupun di bawah pohon rindang. Alat bantu disini yaitu alat duduk (kursi atau tikar), kalau mungkin alat penerangan.  Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran. Alat bantu ini meliputi : (a) visual aid atau yang dapat dilihat, (b) audio aid atau yang dapat didengar, dan (c) audio visual aid atau yang dapat dilihat dan didengar. G. WAKTU PENYULUHAN Untuk mencapai keberhasilan dalam penyuluhan maka penyuluh harus melakukan pendekatan – pendekatan tetapi haruslah diketahui waktunya yang tepat. Penyuluh harus mengetahui : 1. Kapan para petani ada di lapangan, aktif bekerja. 2. Kapan para petani ada di rumah, bersantai – santai dengan keluarganya 3. Kapan para petani berkumpul di suatu tempat, bersantai, berbincang – bincang mengemukakan berbagai berita dan masalah.
  • 5. H. BIMAS Bimas merupakan singkatan dari bimbingan missal, yang jelasnya yaitu suatu system penyuluhan pertanian secara massal dan berencana. Beberapa kegiatan Bimas dalam penyuluhan pertanian antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Penyediaan alat – alat produksi dan kredit, 2. Menyelenggarakan bimbingan dan petunjuk – petunjuk teknis secara langsung kepada sasaran (para petani), 3. Menyelenggarakan latihan – latihan praktis bagi para petani, 4. Menyelenggarakan atau mengadakan demonstrasi, 5. Menyelenggarakan siaran-siaran tertulis atau lisan. http://santosounri.blogspot.com/2012/02/unsur-unsur-penyuluhan-pertanian.html Tugas Kuliah,Makalah ilmiah, artikel ilmiah, laporan praktikum, presentasi, karya ilmiah, dll. Adib Fauzan Rahman Agroteknologi 2012 Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Wednesday, December 18, 2013 MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian LATAR BELAKANG Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga- keluarga tani di pedesaan, di mana mereka belajar sambil berbuat untuk menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri masalah-masalah yang dihadapinya secara baik, menguntungkan dan memuaskan (Wiriaatmaja, 1986). Atau dengan kata lain kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan. Seseorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain. Bila kita ingin berinteraksi dengan orang lain, maka komunikasi amat diperlukan. Sehingga informasi apa yang ingin kita sampaikan dapat diterima oleh mereka. Berbicara penyuluhan, penyuluhan adalah proses pendidikan nonformal, yang intinya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran dengan melakukan komunikasi dengan baik. Pertanyaannya, apakah komunikasi sudah berjalan dengan baik?. Penyuluh pertanian dapat dan harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunjang keberhasilan penyuluhan pertanian. Dalam kegiatan penyuluhan pertanian, komunikasi menjadi sebuah faktor penting yang dapat menunjang tercapainya tujuan-tujuan penyuluhan. Disini, komunikan dituntut untuk memiliki sebuah
  • 6. strategi komunikasi agar objek penyuluhan dapat menerima pesan dengan baik dan tidak terjadi missunderstanding dalam proses penyuluhan ini. Setiap petani di suatu daerah pertanian memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karenanya penyajian komunikasinya pun perlu disesuaikan dengan daerah masing-masing petani. Para petani yang masih berada di daerah pedesaan yang terisolir tentunya lebih efektif jika diberikan penyuluhan dengan metode dialog dua arah serta pendekatan interpersonal. Terdapat korelasi positif yang nyata antara kompetensi komunikasi yang dimiliki oleh penyuluh terhadap perilaku petani dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Selain faktor keterisoliran dan kompetensi komunikasi, strategi komunikasi pun berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi. Hal ini didukung oleh terbagi-baginya tipe penerima respon penyuluhan, mulai dari kelompok inovator; early adopter, early mayority, late adopter dan kelompok penolak inovasi yang bersifat apatis (lagger). Oleh karenanya, diperlukan sebuah kajian mendalam untuk mengetahui bagaimana seharusnya penyajian komunikasi pertanian yang efektif dalam kegiatan penyuluhan terhadap ragam petani yang tersebar di berbagai daerah agar para petani dapat tercerahkan dan berkembang cara berpikirnya. KOMUNIKASI Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, dan yang dinyatakannya itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai penyalurnya. Dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan (Effendi, Onong Uchjana, 1995: 9). Sementara untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Paradigma Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yakni: Komunikator, Pesan, Media, Komunikan, dan Efek. Jadi, menurut Lasswell dalam Effendy, Onong Uchjana(1995: 10) bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dengan demikian komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan. Jika tidak terjadi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan, dengan kata lain jika komunikan tidak mengerti pesan yang tidak
  • 7. diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi. Dalam rumusan lain, situasi tidak komunikatif. Menurut Fisher dalam Arifin, Anwar(1995: 20), menyatakan bahwa tidak ada persoalan sosial dari waktu yang tidak melibatkan komunikasi. Secara sederhana proses komunikasi oleh Schramm (1977) diartikan sebagai proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.Oleh karena itu, model komunikasi tidak lagi bersifat garis-lurus (linier), tetapi bersifat memusat (convergence), seperti yang dapat kita bandingkan pada gambar dibawah ini: Tentang moel komunikasi memusat, Koncald (1979) menjelaskan adanya komponen dasar dari model komunikasi tersebut yang menekankan pada adanya tiga unsur pokok, yaitu realita fisik, realita psikologis, dan realita sosial yang akan dihadapi oleh semua pihak yang berkomunikasi. REALITAS PSIKOLOGIS (a) Interpretasi Pemahaman Pengertian - kepercayaan REALITAS FISIK INFORMASI Tindakan Tindakan TINDAKAN KOLEKTIF KESEPAKATAN BERSAMA PENGERTIAN BERSAMA REALITAS PSIKOLOGIS (b) Interpretasi Pemahaman Kepercayaan - pengertian
  • 8. REALITAS SOSIAL (adan b) Komponen Dasar Dari Model Komunikasi Memusat Sejalan dengan pemahaman tentang “komunikasi memusat” Soemardjo (1999) mengemukakan bahwa dari hasil penelitiannya terbukti memberikan pengaruh signifikan terhadap mutu penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh untuk memandirikan petani. Dengan kata lain, proses penyuluhan partisipatip yang dibarengi dengan proses komunikasi memusat tersebut merupakan metoda yang layak dikembangkan. Terkait dengan proses komunikasi memusat dalam kegiatan penyuluhan tersebut, dapat ditarik pokok-pokok pemahaman sebagai berikut: 1) Proses komunikasi di dalam penyuluhan, harus merupakan proses komunikasi timbal-balik, dan bukannya komunikasi searah yang sering dilakukan di dalam proses penerangan yang dilakukan melalui media-masa. 2) Kedudukan penyuluh adalah sejajar dengan kliennya dan stakeholder yang lain. Artinya, setiap penyuluh harus menghargai dan mau mendengarkan respon yang diberi-kan oleh masyarakat yang menjadi kliennya, dalam proses belajar bersama. 3) Respon yang diberikan oleh klien, tidak harus sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluhnya. Yang penting, selama komunikasi harus terjadi interaksi yang saling menghargai pendapat pihak yang lainnya, sebagai masuk-an yang perlu dipikirkan sebagai rangsangan terjadinya proses belajar.Dengan demikian, semua pihak benar-benar mengalami proses belajar bersama. Di dalam kegiatan penyuluhan pertanian proses komunikasi antara penyuluh dan sasarannya juga tidak hanya terhenti jika penyuluh telah menyampaiakn inovasi atau jika sasaran telah menerima pesan tentang inovasi yang telah disampaikan penyuluhnya, tetapi sering kali (dan seharusnya memang begitu) komunikasi baru berhenti jika sasaran telah memberikan tanggapan seperti yang dikendaki oleh penyuluhnya yaitu berupa penerimaan dan penerapan inovasi tersebut didalam praktek berusaha tani, baik yang ditunjukan dalam perubahan pengetahuan, sikap, atau keterampilannya. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Dalam proses komunikasi terdapat lima komponen atau unsur penting dalam komunikasi yang harus kita perhatikan yaitu: sender, massage, delivery channel atau media, receiver dan efect/umpan balik (feedback). Melalui proses komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat
  • 9. dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Secara sederhana menurut Tubbs dan Moss (1996) komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dikatakan efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. SYARAT KOMUNIKASI EFEKTIF Syarat utama dalam komunikasi efektif adalah karakter yang kokoh yang dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat, disertai dengan kepercayaan pada orang lain. Covey mengusulkan ada enam hal utama yang dapat menambah kekuatan emosi dalam menjalin hubungan dengan sesama yaitu : a. Berusaha benar-benar mengerti orang lain Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic communication (komunikasi empatik). Ketika berkomunikasi dengan orang lain, kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan yang baik. Kita mungkin berpura-pura. Kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita memerlukannya, atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak benar-benar berasal dari dalam diri kita. Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain – memahami karakter dan maksud/tujuan atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam suatu hubungan – hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar. b. Memenuhi komitmen atau janji c. Menjelaskan harapan Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berbeda sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit. d. Meminta maaf e. Integritas
  • 10. Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif. Karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa ada kepercayaan (trust), dan tidak akan ada kepercayaan tanpa ada integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kejujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran atau menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dengan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif, sedangkan kejujuran bersifat pasif. Setelah kita memiliki fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, maka hal berikut adalah kita perlu memperhatikan adalah Limahukum komunikasi yang efektif yang dikembangkan dan rangkum dalam satu kata yang mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain. 1. Respect Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. 2. Empathy Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau dimengerti oleh orang lain. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. 3. Audible Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. 4. Clarity Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.
  • 11. 5. Humble Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan. PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI 1. Faktor teknis Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang- lambang.kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan. 2. Faktor perilaku Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan yang bersifat: pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah vvalaupun salah, sifat yang egosentris. 3. Faktor situasional Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi ekonomi, sosial, politik dan keamanan 4. Keterbatasan waktu Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi. 5. Jarak Psychologis/status social Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status, yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap menteri. Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
  • 12. 6. Adanya evaluasi terlalu dini Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik suatu kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini jelas menghambat komunikasi yang baik. 7. Lingkungan yang tidak mendukung Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu : a. Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin) b. Keadaan ribut atau bising c. Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/ kurang keleluasaan pribadi) 8. Keadaan si komunikator Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh terhadap berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya : a. Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran. b. Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas tertangkap oleh sasaran. 9. Gangguan bahasa a. Komponen semantik: Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering terjadi karena: 1) Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu. 2) Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima. 3) Komponen semantik meliputi, pengetahuan objek, hubungan objek, dan hubungan peristiwa b. Komponen Struktur Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima. Komponen Struktur meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis. c. Komponen Penggunaan / Pragmatik Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akan komponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi, memelihara komunikasi dan mengakhiri komunikasi (M. Lahey, 1989)
  • 13. 10. Rintangan fisik Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra penerima. MENGUKUR KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI Bagaimana cara mengukur keefektifan komunikasi? Kita tidak dapat menilai keefektifan komunikasi bila apa yang kita maksudkan tidak jelas; kita harus benar-benar tahu apa yang kita inginkan. Menurut Tubbs and Moss (1999) terdapat 5 hasil utama yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif : 1. Pemahaman Penerimaan cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pngirim pesan. Komunikator dikatakan efektif bila penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya. 2. Kesenangan Timbulnya rasa senang dan terhibur atau mempertahankan hubungan insani 3. Pengaruh pada sikap 4. Hubungan yang makin baik 5. Tindakan PERAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN Ditinjau dari prosesnya, penyuluhan adalah komunikasi dalam arti kata ada dua komponen yaitu manusia, yang satu sebagai pemberi pesan atau komunikator dan satu lagi sebagai penerima pesan atau komunikan. Dalam proses ini penyuluh pertanian bertindak sebagai komunikator (pemberi pesan), sedangkan petani merupakan komunikan (penerima pesan). Perbedaan antara komunikasi dengan penyuluhan terletak pada tujuannya, dimana tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan penyuluhan sifatnya khusus, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya. Tujuan
  • 14. akan tercapai bila terjadi komunikasi yang dapat dipahami. Komunikasi yang bagaimana yang menunjang tujuan penyuluhan mudah tercapai? Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang bersifat dua arah. Namun bisa saja terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi, dimana pesan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama , dikemukakan oleh Purwanto, Djoko (2009: 13), mencakup: 1) masalah dalam mengembangkan pesan; 2) masalah dalam penyampaian pesan; 3) masalah dalam menerima pesan; 4) masalah dalam menafsirkan pesan. Menghindari ini semua, dalam penyuluhan pertanian perlu dilakukan perencanaan terlebih dahulu, sehingga proses penyuluhan pertanian untuk membantu petani mencapai tujuannya dapat terlaksana dengan baik, dengan menghilangkan faktor penghambat yang kemungkinan besar dapat terjadi dalam komunikasi. Tampak peran komunikasi amat besar dalam kegiatan penyuluhan penyuluhan, yang akan mempengaruhi dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasinya. Penyuluh sebagai komunikator yaitu penyampai pesan, sedangkan sasaran dalam hal ini disebut komunikan sangat yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, baik secara individu maupun secara berkelompok. Untuk penyuluh sendiri adakah mereka siap melakukan komunikasi dari berbagi aspek, apakah pesan yang dibawanya sudah sesuai dengan apa yang diinginkan sasaran juga saluran atau media yang dilakukannya sudah sesuai?, sudah tepatkah metode yang digunakannya. Namun unsur yang paling utama dalam melakukan perubahan perilaku ini yaitu terjadinya komunikasi yang baik antara si pemberi pesan yaitu penyuluh, dengan si penerima pesan yaitu orang yang diharapkan perubahan perilakunya. Dalam sektor pertanian, apakah bagaimana pelaksanaan penyuluhan pertanian di tingkat lapangan, sudah berjalan lancar, dan sudahkah mencapai tujuan yang diharapkan? Fenomena di tingkat lapangan menggambarkan masih lemahnya proses penyuluhan pertanian dengan dampak yang ada, disinyalir salah satu penyebabnya adalah hambatan komunikasi. Sebab dalam proses komunikasi tidak hanya sekedar berbicara saja, tapi pesan itu dapat disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Hambatan komunikasi ini perlu ditelaah, apa yang menjadi penyebabnya. Bila perubahan perilaku sebagai bagian dari tujuan penyuluhan belum tercapai, jangan hanya sasaran yang dipersalahkan. jangan-jangan masalah nya justru berasal dari komunikator yaitu penyuluh sebagai pembawa pesan. Apa penyebabya apakah karena ketidaksiapan materi yang akan disampaikan, ataukah karena prasarana yang tidak memadai, bisa pula terjadi karena gangguan dalam proses penyampaiannya. Kegagalan berkomunikasi sering menimbulkan kesalah pahaman, kerugian, dan bahkan malapetaka, Risiko tersebut tidak hanya pada tingkat individu, tetapi juga pada tingkat lembaga, komunitas, dan bahkan Negara. Untuk menjadi seorang komunikator yang efektif, harus berusaha menampilkan komunikasi (baik verbal maupun nonverbal) yang disengaja seraya memahami budaya orang lain.
  • 15. TUJUAN KOMUNIKASI Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari tiga macam tujuan komunikasi, yaitu: 1) Informatif, memberikan informasi berita, 2) Persuasive, membujuk dan 3) Intertainment, memberikan hiburan Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama proses penyuluhan selalu mengandung ketiga macam tujuan tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu sama. Hal ini disebabkan karena tujuan utama penyuluhan adalah mendidik. Artinya, mempengaruhi orang lain agar mau menerima/melaksanakan informasi yang disampaikannya dengan senang hati. Meskipun demikian bobot “hiburan” harus dijaga untuk tidak selalu dominan, agar informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan porsi yang lebih besar sehingga memungkinkan sasarannya memperolehnya cukup lengkap dan jelas. KEJELASAN KOMUNIKASI Agar penyuluhan dapat berlangsung sebagaimana yang diharapkan, perlu perhatian terhadap: "kejelasan komunikasi" yang sangat tergantung kepada keempat unsur komuni-kasinya, yaitu: 1) Unsur penyuluh dan sasarannya, yang merupakan unsur-unsur utama yang menentukan keberhasilan komunikasi. Di dalam kegiatan penyuluhan, sering muncul gangguan komunikasi yang disebabkan oleh: b. Kekurang trampilan penyuluh/sasaran untuk berkomunikasi, c. Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran, d. Sikap yang kurang saling menerima dengan baik, dan e. Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya. Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha: a. Meningkatkan ketrampilannya berkomunikasi, b. Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami, c. Bersikap baik (meskipun sadar tidak disukai), d. Memahami, mengikuti, atau setidak-tidaknya tidak menyinggung nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya). 2) Unsur pesan Persyaratan utama agar pesan dapat diterima dengan jelas oleh sasaran, haruslah diupayakan agar pesan tersebut berisi hal-hal yang nudah dipahami oleh sasaran, antara lain:
  • 16. a. Mengacu kepada kebutuhan masyarakat, dan disampaikan pada saat sedang dan atau segera akan dibutuhkan. b. Disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami c. Tidak memerlukan korbanan yang memberatkan d. Memberikan harapan peluang keberhasilan yang tinggi, dengan tingkat manfaat yang merangsang. e. Dapat diterapkan sesuai dengan kondisi (pengetahuan, ketrampilan, sumberdaya yang dimiliki/dapat diusahakan) masyarakatnya. 3) Unsur media/saluran komunikasi Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakaan harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakaan media masa), ataupun gangguan sosial budaya dan psikologis (jika menggunakan media antar pribadi). Di lain pihak, pilihan media yang akan digunakan, perlu disesuaikan dengan selera masyarakat setempat, dengan senantiasa mempertimbangkan kemampuan sumberdaya (dana, ketrampilan, dan peralatan yang tersedia). Tentang hal ini, harus dipahami bahwa mediamasa (elektonik) yang modern, canggih dan mahal tidak selalu lebih efektif dibanding media interpersonal dan media tradisional. PROSES PERUBAHAN DALAM KOMUNIKASI Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu: 1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator. 2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator. 3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut. 4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan.
  • 17. Sehubungan dengan ini, dalam penyuluhan pertanian harus dihindari cara-cara pemaksaan, tetapi sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik-teknik bujukan dan pengulangan yang dilakukan melalui kegiatan belajar bersama. MENGEFEKTIFKAN KOMUNIKASI PENYULUHAN PERTANIAN Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi, adalah: 1) Komunikasi yang tidak efisien, yang disebabkan karena: a. Tujuan komunikasi yang tidak jelas, baik menurut penyuluh maupun bagi masyarakat sasarannya, terutama jika penyuluh kurang melakukan persiapan menyuluh. b. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh komunikator (gerakan-gerakan, ucapan-ucapan yang selalu dilakukan secara berulang-ulang) 2) Salah pengertian, yang disebabkan karena: a. Perbedaan tujuan penyuluh yang berbeda dengan tujuan sasarannya, dan b. Perbedaan latar belakang: pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya penyuluh dengan sasarannya. Sehubungan dengan itu, Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya. 2) Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya, 3) Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya. 4) Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup kedua belah pihak (terutama bagi sasarannya). Di samping itu, Katz (Mardikanto, 1983) menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan suasana (dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya): 1) Berkurangnya "ego defensif" (mepertahankan keakuan sebagai yang serba paling hebat). Sebab, di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di bawah orang lain.Tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil dialog itu dapat berlangsung dengan baik. 2) Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku). Sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan dengan kesediaan masing-
  • 18. masing pihak yang berkomunikasi untuk beremphati (dalam arti mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang orang lain). 3) Berkembangnya sikap "utilitarian" mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya keinginan menambah pengetahuan (knowledge). Artinya, selama proses penyuluhan, di samping mengembangkan sikap kebersamaan (sederajat, saling membutuhkan, saling berbagi pengalaman) juga masing-masing pihak harus mengembangkan sikap untuk selalu ingin belajar atau menambah pengetahuannya dari pihak lain. HAL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG PENYULUH Penyuluh sebagai komunikator dalam sebuah penyuluhan adalah orang yang tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum ataupun pesan yang sifatnya pribadi untuk mengubah perilaku petani. Tugas komunikator adalah berkomunikasi kepada komunikan. Yuhana, dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat factor yang ada pada sumber yang dapat meningkatkan ketepatan komunikasi, yaitu: keterampilan berkomunikasi, sikap mental, tingkat pengetahuan, dan posisi dalam system social budaya. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu factor yang melekat pada diri seorang penyuluh. Dalam komunikasi verbal diperlukan keterampilan berbicara dan menulis, mendengarkan dan membaca, dan berpikir serta bernalar. Komunikator yang berbicara dengan baik akan sangat menarik perhatian komunikan. Komunikator juga harus mampu menulis dan membaca dengan baik, misalnya saat menyampaikan pesan dengan metode mengajar. Kemampuan dalam berpikir dan bernalar juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang komunikator dalam penyampaian pesannya. Keterampilan berkomunikasi yang dimiliki oleh seorang penyuluh sangat mempengaruhi penampilannya ketika sedang mengadakan komunikasi. Soekartawi (2008) menyatakan bahwa sering dijumpai bahwa penampilan komunikator ditentukan oleh kredibilitas yang mereka miliki. Seseorang yang mempunyai gelar di bidang pertanian sering diasumsikan mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam prioritas pekerjaan melakukan komunikasi. Di lain pihak orang yang berpengalaman juga mempengaruhi kredibilitas dalam sebuah komunikasi. Misalnya, petugas penyuluh yang sudah berpengalaman bekerja sebagai penyuluh akan lebih dipercayai sebagai penyuluh yang handal dibanding dengan orang yang nelum pernah melaksanakan penyuluhan atau orang yang baru pertama sekali melaksanakan penyuluhan. Soekarwati (2008) juga menyatakan dalam praktek komunikasi, komunikator yang mempunyai kredibilitas tinggi dalam melakukan komunikasi pertanian sering ditentukan oleh berbagai factor, antara lain: 1. Latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman. 2. Karakter yang dipunyai. 3. Cinta dan bangga akan pekerjaan melakukan komunikasi yang diikuti ketekunan dalam melakukan pekerjaannya.
  • 19. 4. Kepribadian yang ia miliki 5. Tujuan melakukan komunikasi. 6. Cara penyampaian. Penyampaian informasi dengan peraga, atau menggunakan gerak tangan atau alat lain sehingga mampu memikat pendengarnya. Seorang penyuluh agar memiliki kredibilitas saat melaksanakan penyuluhan harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang penyuluhan, memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang penyuluhan. Penyuluh juga harus memiliki karakter yang rela menyuluh, cinta dan bangga akan penyuluhan, memiliki kepribadian yang empatis, memiliki tujuan dan memiliki cara penyampaian yang menarik. Sikap mental akan mempengaruhi komunikan dalam berkomunikasi. Sikap mental berhubungan dengan rasa percaya diri. Dalam membentuk sikap mental yang baik dalam berkomunikasi seorang komunikator harus percaya diri. Selain percaya diri, komunikator juga harus menguasai pesan yang akan disampaikan, sehingga komunikator benar-benar siap dalam melakukan penyuluhan. Sikap mental yang baik dapat dibentuk dari latihan berbicara di depan umum dengan latihan di depan cermin. Tingkat pengetahuan, meliputi pengetahuan penyuluh mengenai materi atau isi komunikasi, ciri-ciri penerima, cara-cara berkomunikasi. Pengetahuan tentang materi menentukan ketepatan komunikasi. Mosher dalam Machmud (2006) menyatakan penyuluh pertanian harus menguasai lima pengertian yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas penyuluhan. Kelima pengertian tersebut adalah pengertian tentang produksi tanaman dan ternak, pengertian usaha tani sebagai perusahaan, pengertina tentang pembangunan pertanian, pengertian tentang petani dan bagaimana mereka belajar, dan pengertian tentang masyarakat pedesaan. Dengan menguasai kelima kemampuan ini diharapkan penyuluh telah memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam pelaksanaan penyuluhan. Posisi dalam system social budaya mempengaruhi ketepatan komunikasi. Penyuluh memiliki posisi berbeda dalam system social masyarakat karena berasal dari luar system masyarakat. Penyuluh harus dapat membedakan konteks komunikasi yang berbeda, komunikasi yang dilakukan di kalangan petani yang memiliki strata yang berbeda dalam masyarakat akan memiliki perbedaan dalam hal pilihan kata-kata, saluran dan jenis pesan yang ingin digunakan dalam komunikasi. Bisa dipastikan bahwa penyuluhan yang dilakukan pada konteks strata social yang tinggi yang dalam masyarakat biasanya akan lebih formal dibanding dengan melakukan penyuluhan dengan strata social yang lebih rendah. Seorang penyuluh harus dapat memahami konteks strata sosial penyuluhan sehingga mampu melakukan pendekatan penyuluhan yang paling tepat. HAL YANG HARUS DIMILIKI OLEH SUBJEK PENYULUHAN (KOMUNIKAN)
  • 20. Peran komunikan dalam komunikasi adalah sebagai penerima pesan. Dalam penyuluhan, komunikan adalah petani. Yuhana dkk. (2008) menyatakan terdapat paling tidak empat factor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi. Keempat factor itu adalah keterampilan berkomunkasi, sikap, tingkat pengetahuan, dan system social budaya komunikan. Keterampilan berkomunikasi yang perlu dikuasai oleh penerima adalah keterampilan mendengarkan dan membaca, berbicara dan menulis, berpikir dan bernalar. Subjek penyuluhan dalam hal ini petani biasanya tidak mengerti akan hal yang harus dimiliki seorang komunikan ini dalam sebuah penyuluhan karena keterbatasan pendidikan formal. Kebanyakan dari petani belajar secara autodidakdi dalam lingkungan. Keterampilan berbicara biasanya diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya ataupun melalui budaya yang ada di dalam budayanya yang mengajarkan bagaimana cara mendengarkan dan berbicara yang baik. Kemampuan membaca dan menulis petani juga biasanya terbatas belajar sendiri, sehingga kemampuan mereka tidak sampai kepada peraturan formal yang sempurna tentang membaca dan menulis. Dari keadaan ini peran komunikator sangat besar dalam mengubah perilaku mendengarkan, berbicara yang terstruktur, membaca dan menulis, serta berpikir dan benalar yang logis dalam pelaksanaan pertanian ataupun saat berkomunikasi tentang pertanian. Seperti halnya pada sumber, maka sikap terhadap diri sendiri, terhadap sumber, dan terhadap materi atau isi komunikasi juga mempengaruhi ke-efektifan komunikasi. Dalam hal ini, bagaimana komunikan menerjemahkan pesan yang disampaikan oleh komunikator ditentukan oleh sikapnya terhadap diri sendiri, terhadap sumber dan sikap terhadap isi pesan. Komunikan sebagai penerima pesan harus memiliki sikap yang positif dalam menilai kemampuan diri sendiri, menerima secara jujur ketidakmengertian apabila pesan yang diterimanya kurang jelas atau tidak dimengerti sama sekali dan mengkomunikasikan keadaan mereka kepada komunikator, sehingga tidak menghasilkan kesalahan dalam menangkap pesan penyuluhan dengan baik. Kejujuran ini perlu diwujudkan dengan melontarkan pertanyaan pertanyaan sesuai dengan hal yang kurang dimengerti. Sikap terbaik yang terlihat dalam proses komunikasi yang menjadi salah satu indikasi kesamaan makna antara komunikator dan komunikan. Dengan timbulnya kesadaran partisipasi dalam komunikasi dan tidak hanya sebagai pendengar yang pasif, tetapi menjadi pendengar yang aktif dalam sebuah komunikasi. Peran komunikan dalam penyuluhan sebagai pendengar sangat besar. Peran komunikan ini terkait dengan perannya sebagai penerima pesan. Komunikan harus mampu menjadi pendengar yang baik sehingga dapat memiliki makna yang dimaksud oleh komunikator yang dapat menghasilkan komunikasi yang efektif. Beberapa petunjuk untuk meningkatkan kemampuan mendengar (Nisbet, 1988 dalam Tubbs dan Moss, 1996): 1. Menyediakan waktu 2. Jangan keasikan dengan diri sendiri
  • 21. 3. Bersiap untuk mendengarkan 4. Bersabar 5. Memperhatikan dengan baik 6. Jangan bereaksi berlebihan terhadap pesan 7. Focus pada isi pesan 8. Jangan berpura-pura mendengarkan Petunjuk ini tidak dimiliki sepenuhnya oleh petani, sehingga penyuluh berperan menyadarkan petani dengan mengajarkan petunjuk ini kepada petani, agar tercipta keadaan komunikan yang sangat mendukung terciptanya komunikasi yang efektif. Petunjuk ini juga harus dimiliki oleh seorang penyuluh untuk ke-efektifan mendengarkan. Namun, tidak semua petani tidak memiliki kemampuan mendengar yang baik, maka penyuluh harus mampu memetakan kemampuan subjek penyuluhan agar dapat menentukan kemampuan yang belum dimiliki komunikan dalam berkomunikasi yang baik. Tingkat pengetahuan komunikan juga hal yang sangat mempengaruhi ke-efektifan komunikasi dari factor komunikan. Dalam hal ini pengetahuan yang harus dimiliki oleh komunikan adalah tentang sumber komunikasi, bahasa yang digunakan dalam komunikasi, tulisan, isyarat yang dipergunakan komunikator dan pengetahuan dasar yang menyangkut materi penyuluhan. Semakin tinggi pengetahuan tentang materi atau isi pesan yang ditransaksikan dalam sebuah penyuluhan akan semakin tinggi ke-efektifan sebuah komunikasi penyuluhan. Dalam mendukung komunikasi efektif sebaiknya penyuluhan dimulai dari hal-hal yang diketahui oleh komunikan. Semua factor di atas berpengaruh dengan mempertimbangkan hubungan antara sumber dengan penerima ini dalam kaitannya dengan keadaan system social budaya di mana komunikasi sedang berlangsung. Status sosial komunikan, keanggotaannya dalam kelompok, dan aturan berperilaku mempengaruhi cara komunikan menerima dan menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Komunikan juga harus mengetahui budaya komunikator, sehingga antara komunikator dan komunikan saling menyesuaikan diri, maka komunikasi yang partisipatif dapat tercipta. PENGOLAHAN PESAN Pesan dalam penyuluhan pertanian adalah semua informasi yang bertujuan untuk membantu petani dalam memperbaiki metode dan teknik pertaniannya, guna meningkatkan efisiensi produksi dan pendapatan mereka, memperbaiki meningkatkan tingkat kehidupan dan meningkatkan tingkat pendidikan dan social masyarakat desa pada umumnya. “Ada beberapa factor pesan yang mempengaruhi sebuah komunikasi yang efektif, meliputi kode pesan, isi pesan, dan perlakuan terhadap pesan” (Yuhana, dkk. 2008).
  • 22. “Kode pesan adalah setiap kelompok symbol yang berstruktur dan bermakna bagi sejumlah orang. Contohnya adalah bahasa” (Yuhana dkk. 2008). Symbol ini dipertukarkan dalam penyuluhan. Tidak adanya kesamaan makna pengunaan simbol dalam penyuluhan akan menimbulkan masalah yang berakhir pada tidak efektifnya komunikasi. Sebagai penyuluh yang memiliki peran sebagai pemberi informasi dalam bentuk symbol-simbol, sebaiknya menggunakan symbol-simbol yang memiliki makna yang sama dengan subjek penyuluhan. Pengetahuan akan symbol-simbol yang sering digunakan oleh petani akan sangat membantu penyuluh dalam menyampaikan pesan penyuluhan. Dengan kata lain penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti petani akan sangat membantu petani dapam menangkap pesan penyuluhan. Cara yang lain adalah dengan menggunakan sumber daya local untuk menjelaskan suatu hal atau dengan menggunakan ilustrasi yang mudah dipahami petani. Isi pesan adalah bahan yang telah dipilih oleh penyuluh untuk mengekspresikan tujuan penyuluhan. Isi pesan berupa informasi tentang penyuluhan. Dalam penyuluhan, pesan yang cenderung mereka terima dalam penyuluhan adalah pesan yang berdasarkan kebutuhan mereka. Menurut Soekartawi (1988) isi pesan dalam komunikasi pertanian dapat berupa informasi tentang: 1. Bagaimana meningkatkan produksi pertanian 2. Bagaimana memlihara lahan agar lahan terhindar dari erosi dan tetap subur 3. Bagaimana perlakuan pascapanen yang baik 4. Bagaimana adopsi teknologi yang baru harus dilakukan 5. Bagaimana melaksanakan kerjasama kelompok 6. Bagaimana meningkatkan pendapatan rumah tangga petani 7. Bagaimana berpartisipasi dalam kegiatan pedesaan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut di atas adalah isi pesan yang lazimnya disampaikan oleh seorang penyuluh. Dengan mengadakan pertukaran pesan yang meliputi informasi seperti yang disebutkan di atas, dapat meningkatkan kesejahteraan petani dengan memahami kebutuhan mereka yang sebenarnya yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk menerima apa yang diajarkan oleh penyuluh. Perlakuan terhadap pesan adalah keputusan yang diambil oleh penyuluh dalam memilih dan menyusun kode dan isi pesan. Soekartiwi (1988) menyatakan hal perlu diingat dalam komunikasi adalah bahwa keberhasilan suatu komunikasi akan terjadi kalau ada pertisipasi antara kedua belah pihak, komunikator dan komunikan. Komunikator harus meningkatkan kemampuan dalam memberlakukan pesan se-kreatif mungkin tanpa menghilangkan atau mengurangi makna yang dimaksud agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan dan memiliki makna yang sama dengan yang dimaksud oleh komunikator sehingga subjek penyuluhan menerapkannya dalam kehidupannya.
  • 23. SALURAN KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN Saluran komununikasi dalam penyuluhan pertanian diartikan sebagai media yang digunakan untuk meneruskan pesan dari penyuluh kepada petani sebagai subjek penyuluhan. Dalam komunikasi tatap muka, indera penglihatan, pendengaran, dan perabaan adalah tiga indera yang paling sering menerima rangsangan atau pesan penyuluhan. Rogers dan Shoemaker dalam Machmud menyatakan bahwa saluran interpersonal memungkinkan terjadinya komunikasi efektif …. Hal ini dimungkinkan oleh dua alasan utama. Pertama, komunikasi interpersonal memberikan pertukaran komunikasi dua arah, di mana individu atau partisipan komunikasi dapat menjamin adanya kejelasan atau bisa memberikan tambahan informasi tentang inovasi dari orang lainnya secara langsung melalui suatu jaringan komunikasi. Kedua, komunikasi interpersonal mampu membujuk individu untuk membentuk atau merubah sikap secara kuat, khususnya sikap positif dan mau mengadopsi inovasi. Saluran komunikasi ini adalah saluran komunikasi tatap muka yang dapat meningkatkan umpan balik yang sangat mendukung dalam penciptaan komunikasi partisipatif. Dalam komunikasi penyuluhan saluran yang lazim digunakan adalah saluran tatap muka yang sangat mendukung terjadinya komunikasi penyuluhan yang efektif. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi bersaluran banyak. Dalam waktu yang bersamaan, penyuluh mengolah informasi penyuluhan dengan sejumlah saluran yang berbeda. Secara umum, semakin banyak saluran yang digunakan dalam komunikasi, semakin banyak jumlah rangsangan komunikasi yang disampaikan. Semakin banyaknya rangsangan komunikasi, makna pesan yang ingin disampaikan oleh penyuluh akan semakin sama dengan yang di-interpretasikan oleh subjek penyuluhan. Seorang penyuluh juga perlu mempertimbangakan tipe pendekatan sebagai saluran komunikasi yang dilakukan dengan jenis metode penyuluhan yang sangat mempengaruhi ke-efektifan penyampaian pesan penyuluhan. Table 1. hubungan Tipe Pendekatan (saluran komunikasi) dengan Jenis Metode Penyuluhan Tipe pendekatan Jenis metode penyuluhan Per-orangan Demonstrasi (demonstrasi hasil, demonstrasi cara, demplot, demonstrasi area) Per-orangan dan kelompok Ceramah umum, diskusi, informasi dari surat kabar, siaran radio dan TV, pameran, karyawisata, widyawisata, dan demonstrasi. Massal Informasi dari surat kabar, majalah,poster, leaflet siaran radio dan TV
  • 24. Massal dan kelompok Ceramah umum, diskusi, informasi dari kelompok, majalah, poster, leaflet, siaran radio dan TV, pameran dan widyawisata. Sumber: Machmud SM. 2006 DAFTAR PUSTAKA Machmud SM. 2006. Penyuluhan Pertanian: Bahan Ajar Kuliah Ilmu penyuluhan. IPB. Mardikanto, Totok. 1992. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Universitas Indonesia: UI Press. Tubs,Steward L dan Sylvia Moss. 1996. Human communication. Prinsip-Prinsip Dasar. Terjemahan oleh Dedy Mulyana dan Gembirasari. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Turindra, Azis. 2011. Proses Komunikasi Dalam Penyuluhan. file:///D:/proses-komunikasi-dalam-penyuluhan.html Yogasuria, Ermina. 2010. Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian.file:///D:/komunikasii%20dlm%20penyuluhan%20pert.htm Yuhana Ida, dkk. 2008. Dasar-Dasar Komunikasi: Bahan kuliah. IPB. Posted by Adib Fauzan at 12/18/2013 10:56:00 PM Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest Labels: agribisnis, komunikasi pertanian, komunikasi petani, penyuluhan dan komunikasi pertanian, penyuluhan pertanian, penyuluhan petani, pkp No comments: Post a Comment Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom)
  • 25. Google+ Followers Total Pageviews 14898 Facebook Share Popular Posts  MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN Perkembangan Pertanian di Indonesia Oleh : Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian adalah meru...  MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian LATAR BELAKANG Penyuluhan pertanian didefinisikan sebagai suatu sistem pendidikan di luar sekolah untuk keluarga-keluarga tani di pedesaa...  LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH HALAMAN PENGESAHAN Laporan praktikum Kesuburan Tanah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Kesuburan Tanah dan tela...  Fakultas Pertanian UNS Sejarah Singkat Fakultas Pertanian UNS Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta (FP UNS) yang didirikan tahun 1976, merupa...  Lambang UNS Arti Lambang UNS Anatomi lambang UNS berbentuk bunga dengan 4 daun bunga sebagai visualisasi bangsa, yang berarti pendidika...  MAKALAH EKONOMI PERTANIAN Petani dengan Sistem Tumpang Sari pada Satu Lahan Oleh: Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi FP UNS A. Tumpang sari Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran...  MAKALAH AGROINDUSTRI Kakao (Theobroma cacao L.) di Indonesia Oleh : Adib Fauzan H0712004 Agroteknologi Fakultas Pertanian UNS BAB I PENDAHULUAN A. Kakao di Indonesia Theobroma cacao adala...
  • 26.  MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN TAHUNAN Prospek dan Bahan Tanam Karet (Hevea brasiliensis) Oleh : Adib Fauzan Dkk. H0712004 Agroteknologi FP UNS I. PENDAHULUAN Tanaman karet ( Hevea brasiliensis ) adalah tanaman tahunan, ya...  MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Oleh :Adib Fauzan Rahman H0712004 Agroteknologi FP UNS BAB I PENDAHULUAN Cokelat adalah sebutan untuk makanan yang diolah dari...  Program Studi S1 Agroteknologi Visi dan Misi VISI Menjadi penyelenggara pendidikan dan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang budidaya tanam... About Me Adib Fauzan Mahasiswa agroteknologi universitas sebelas maret surakarta yang mempunyai impian dan harapan selalu berjalan tanpa melihat kebelakang View my complete profile Search This Blog Pages  Home Blog Archive  ▼ 2013 (14) o ▼ December (9)  MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit Hawar Daun K...  MAKALAH PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PERTANIAN Komuni...  LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH  MAKALAH EKONOMI PERTANIAN Petani dengan Sistem Tum...  MAKALAH TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM DAN TAH...  MAKALAH PERLINDUNGAN TANAMAN Penyakit pada Tanaman...  MATERI KULIAH Metode Ilmiah Prof.Dr.Ir Sollahudin,...  MAKALAH AGROINDUSTRI Kakao (Theobroma cacao L.) di...  MAKALAH AGROFUEL Ganggang Sebagai Bahan Bakar Alt... o ► April (5)
  • 27. Masukan Email anda untuk mendapatkan update terbaru Subscribe To Posts Comments Adib Fauzan H0712004 FP UNS registered. Simple tem vv