SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
KOMUNIKASI, ADOPSI, DAN DIFUSI
INOVASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
ALWI RAHMATULLAH
NPM : 124210123
KELAS : D
JURUSAN : AGRIBISNIS
Dasar-dasar komunikasi untuk penyuluhan pertanian
a. Pengertian Komunikasi
Secara umum, komunikasi sering diartikan sebagai : “suatu proses
penyampaian pesan dari sumber ke penerima”(Berlo, 1960). Tetapi dalam
praktek, proses komunikasi tidak hanya terhenti setelah pesan disampaikan
atau diterima oleh penerimanya. Tetapi setelah menerima pesan, penerima
memberikan tanggapannya kepada sumber/pengirim pesan untuk
kemudian proses komunikasi tersebut tetap berlangsung, dimana pengirim
dan penerima pesan saling berganti peran (penerima menjadi pengirim dan
pengirim menjadi penerima). Proses komunikasi tersebut baru terhenti jika
penerima telah memberikan tanggapan yang dapat dimengerti oleh
pengirimnya, baik tanggapan tersebut sesuai atau pun tidak sesuai dengan
yang dikehendaki oleh pengirimnya.
Dengan demikian, proses komunikasi oleh Schramm (1977) diartikan
sebagai:
“proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua
pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai
ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.”
Oleh karena itu, model komunikasi tidak lagi bersifat garis lurus (linear),
tetapi bersifat memusat atau “ convergence”.
b. Tujuan Komunikasi
Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung
salah satu dari tiga macam tujuan komunikasi, yaitu:
1) Informatif, memberikan informasi berita,
2) Persuasive, membujuk dan
3) Intertainment, memberikan hiburan
Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama
proses penyuluhan selalu mengandung ketiga macam tujuan
tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu sama. Hal ini
disebabkan karena tujuan utama penyuluhan adalah mendidik.
Artinya, mempengaruhi orang lain agar mau
menerima/melaksanakan informasi yang disampaikannya dengan
senang hati. Meskipun demikian bobot “hiburan” harus dijaga
untuk tidak selalu dominan, agar informasi yang diberikan dapat
disampaikan dengan porsi yang lebih besar sehingga
memungkinkan sasarannya memperolehnya cukup lengkap dan
jelas.
c. Proses Perubahan dalam Komunikasi
Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan
penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu:
1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang
dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap
sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator.
2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang
sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak
komunikator.
3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara
menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti
kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani
menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan
terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah
tersebut.
4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara
memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang
menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan
penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan
pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan.
Sehubungan dengan ini, dalam penyuluhan pertanian harus dihindari
cara-cara pemaksaan, tetapi sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik-
teknik bujukan dan pengulangan yang dilakukan melalui kegiatan belajar
bersama.
d. Kejelasan Komunikasi
Agar penyuluhan dapat berlangsung efektif, satu hal yang harus
diutamakan adalah perlu adanya : “ kejelasan komunikasi” yang sangat
tergantung kepada keempat unsur komunikasinya, yaitu :
1) Unsur Pesan
Pesan yang disampaikan berisi hal-hal yang dapat mudah dipahami oleh
sasarannya. Baik mengenai isi materi, bahasa yang digunakan, dan
sampaikan pada waktu dan tempat yang sesuai.
2) Unsur Media / Saluran Komunikasi
Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakan harus
terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakan media
masa), ataupun gangguan sosial budaya (jika menggunakan media antar
pribadi).
3) Unsur Penyuluh dan Sasarannya
Sehubungan dengan hal ini, gangguan yang sering muncul adalah,
disebabkan oleh :
a) Kekurang-trampilan penyuluh / sasaran untuk berkomunikasi
b) Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran
c) Sikap yang kurang saling menerima dengan baik
d) Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh
dengan sasarannya
Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha :
a) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi
b) Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami
c) Untuk bersikap baik (meskipun tahu bahwa dia tidak disukai)
d) Memahami. Mengikuti atau setidak-tidaknya tidak menyinggung
nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar
tidak menyukainya.
e. Mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan pertanian
Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi, adalah:
1) Komunikasi yang tidak efisien, yang disebabkan karena:
a. Tujuan komunikasi yang tidak jelas, baik menurut penyuluh maupun bagi masyarakat
sasarannya, terutama jika penyuluh kurang melakukan persiapan menyuluh.
b. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh komunikator (gerakan-gerakan, ucapan-
ucapan yang selalu dilakukan secara berulang-ulang)
2) Salah pengertian, yang disebabkan karena:
a. Perbedaan tujuan penyuluh yang berbeda dengan tujuan sasarannya, dan
b. Perbedaan latar belakang: pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya penyuluh dengan
sasarannya.
Sehubungan dengan itu, Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefektifkan
komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1) Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara
kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya.
2) Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang
dihadapi oleh masyarakat sasarannya,
3) Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan
bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya.
4) Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup
kedua belah pihak (terutama bagi sasarannya).
Di samping itu, Katz (Mardikanto, 1983) menekankan agar setiap
penyuluh harus mampu menciptakan suasana (dalam dirinya sendiri
maupun terhadap masyarakat sasarannya):
1) Berkurangnya "ego defensif" (mepertahankan keakuan sebagai yang serba
paling hebat). Sebab, di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya
merupakan suatu proses pendidikan orang dewasa, masing-masing pihak
dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau menerima pendapat
orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di bawah
orang lain.Tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain,
mustahil dialog itu dapat berlangsung dengan baik.
2) Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang
dianutnya secara kaku). Sebagai proses komunikasi, dialog yang
berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan dengan kesediaan
masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk beremphati (dalam arti
mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta
sudut pandang orang lain).
3) Berkembangnya sikap "utilitarian" mencari kebersamaan dan tumbuh
berkembangnya keinginan menambah pengetahuan (knowledge). Artinya,
selama proses penyuluhan, di samping mengembangkan sikap
kebersamaan (sederajat, saling membutuhkan, saling berbagi pengalaman)
juga masing-masing pihak harus mengembangkan sikap untuk selalu ingin
belajar atau menambah pengetahuannya dari pihak lain.
Inovasi sebagai Pesan Penyuluhan
• Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi
sebagai: ide – ide baru, praktek – praktek baru,
atau objek – objek yang dapat dirasakan sebagai
sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat
sasaran penyuluhan.
• Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda
atau barang hasil produksi saja, tetapi mencakup:
ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi,
perilaku, atau gerakan – gerakan menuju kepada
proses perubahan didalam segala bentuk tata
kehidupan masyarakat.
"Sesuatu ide, produk, informasi teknologi,kelembagaan,
peri-laku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru yang belum
banyak diketahui, diterima, dan
digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat
digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di
segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya
perbaikan-perbaikaan mutu hidup setiap individu dan seluruh
warga masyarakat yang ber-sangkutan". (Mardikanto, 1988)".
Pengertian "baru" yang melekat pada istilah inovasi
tersebut bukan selalu berarti baru diciptakan, tetapi dapat
berupa sesuatu yang sudah "lama" dikenal, diterima, atau
digunakan/diterapkan oleh masyarakat di luar sistem sosial
yang menganggapnya sebagai sesuatu yang masih "baru".
Adopsi Inovasi Dalam Penyuluhan Pertanian
a. Pengertian Adopsi
Adopsi, dalam proses penyuluhan, pada hakekatnya dapat
diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa:
pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan
(psycho-motoric) pada din seseorang setelah menerima “inovasi”
yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penerima
disini mengandung artitidak sekadar “tahu”, tetapi sampai benar-
benar dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta
menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya. Penerimaan
inovasi tersebut, biasanya dapat diamati secara Iangsung maupun
tidak langsung dengan orang. sebagai cerminan dan adanya
perubahan: sikap, pengetahuan, dan atau keterampilannya.
Karena adopsi merupakan hasil dan kegiatan penyampaian
pesan penyuluhan yang berupa “inovasi”, maka proses adopsi itu
dapat digambarkan sebagai suatu proses komunikasi yang diawali
dengan penyampaian inovasi sampai dengan terjadinya perubahan
perilaku.
b. Tahap Adopsi
Pada dasarnya, proses adopsi pasti melalui tahapan-tahapan sebelum
masyarakatmau menerima, menerapkan dengan keyakinannya sendiri,
meskipun selang waktu antar tahapan satu dengan yang Iainnya itu tidak
selalu sama (tergantung sifat inovasi, karakteristik sasaran,, keadaan
Iingkungan (fisik maupun sosial), dan aktivitas kegiatan yang dilakukan
oleh penyuluh).
Tahapan-tahapan adopsi itu adalah:
1) awareness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya
inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
2) Interest atau tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh
keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui Iebih banyak, atau
lebih jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang
ditawarkan oleh penyuluh.
3) Evaluation atau penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi
yang telah diketahul informasinya secara Iebih lengkap. Pada penilaian ini,
masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap aspek
teknisnya saja, tetapi juga aspek ekonomi, maupun aspek-aspek sosial
budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau
kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional.
4) Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan
penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
5) Adoption atau menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan
berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamatinya
sendiri.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan Adopsi
Kecepatan adopsi, ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu:
1) Sifat inovasinya sendiri, baik sifat intrinsik (yang melekat pada
inovasi sendiri) maupun sifat ekstrinsik (dipengaruhi oleh keadaan
lingkungannya (Totok Mardikanto, 1988).
Sifat-sifat intrinsik inovasi itu mencakup:
a. informasi ilmiah yang melekat, dilekatkan pada inovasinya,
b. nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, sosial,
budaya, dan politis) yang melekat pada inovasinya,
c. tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi,
d. mudah tidaknya inovasi dikomunikasikan (kekomunikatifan),
e. mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trial-ability)
f. mudah tidaknya inovasi tersebut diamati (Observability).
Sedang sifat-sifat ekstrinsik inovasi meliputi:
a. kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan setempat
(baik lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan kemampuan
ekonomis masyarakatnya).
b. Tingkat keunggulan relatif dan inovasi yang ditawarkan, atau
keunggulan lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding dengan
teknologi yang sudah ada yang akan
diperbaharui/digantikannya; baik keunggulan teknis
(kecocokan dengan keadaan alam setempat, dan tingkat
produktivitasnya), ekonomis (besarnya beaya atau
keuntungannya), manfaat non ekonomis, maupun dampak
sosial budaya dan politis yang ditimbulkannya (relative
advantage).
Sehubungan dengan ragam sifat inovasi yang
dikemukakan di atas, Roy(1981) dan hasil penelitiannya berhasil
memberiikan urutan jenjang kepentingan dan masing-masing sifat
inovasi yang perlu diperhatikan didalam kegiatan penyuluhan
(Tabel 2).
2) Sifat sasarannya
Rogers (1971) mengemukakan hipotesisnya bahwa
setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5 (lima)
kelom-pok individu berdasarkan tingkat kecepatannya
mengadopsi inovasi, yaitu:
• 2,5 % kelompok perintis (innovator),
• 13,5 % kelompok pelopor (early adopter),
• 34,0 % kelompok penganut dini (early mayority),
• 13,5 % kelompok penganut lambat (late majority),
• 2,5 % kelompok orang-orang kolot/naluri (laggard).
Sehubungan dengan ragam golongan masyarakat ditinjau dari
kecepatannya mengadopsi inovasi, Lionberger (1960) mengemukakan
beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk
mengadopsi inovasi yang meliputi:
a. Luas usahatani, semakin luas biasanya semakin cepat mengadopsi,
karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik.
b. Tingkat pendapatan, seperti halnya tingkat luas usahatani, petani
dengan tingkat pendapatan semakin tinggi biasanya akan semakin
cepat mengadopsi inovasi.
c. Keberanian mengambil resiko, sebab, pada tahap awal bia-sanya
tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.
Karena itu, individu yang memiliki keberanian mengha-dapi resiko
biasanya lebih inovatif.
d. Umur, semakin tua (diatas 50 tahun), biasanya semakin lamban
mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melak-sanakan kegiatan-
kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat
setempat.
e. Tingkat partisipasinya dalam kelompok/organisasi di luar
lingkungannya sendiri.
Warga masyarakat yang suka bergabung dengan orang-orang di luar
sistem sosialnya sendiri, umumnya lebih inovatif dibanding mereka yang
hanya melakukan kontak pribadi dengan warga masyarakat setempat.
f. Aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru.
Golongan masyarakat yang aktif mencari informasi dan ide-ide baru,
biasanya lebih inovatif dibanding orang-orang yang pasif apalagi yang
selalu keptis (tidak percaya) terhadap sesuatu yang baru.
g. Sumber informasi yang dimanfaatkan
Golongan yang inovatif, biasanya banyak memanfaatkan beragam
sumber informasi, seperti : lembaga pendidikan / perguruan tinggi,
lembaga penelitian, dinas-dinas terkait, media masa, tokoh-tokoh
masyarakat (petani) setempat maupun luar, pedagang,dll. Berbeda dengan
Golongan yang kurang inovatif umunya hanya memanfaatkan informasi
dari tokoh-tokoh (petani) setempat, dan sedikit memanfaatkan informasi
media masa.
Selain itu, Dixon (1982) mengemukakan beberapa sifat individu yang sangat
berperan dalam mempengaruhi kecepataan adopsi inovasi, yang berupa:
a. Prasangka inter personal
Adanya sifat kelompok masyarakat (terutama yang masih tertutup) untuk
mencurigai setiap tindakan orang -orang yang berasal dan berada di luar sistem
sosialnya, sering-kali berpengaruh terhadap kecepatan adopsi inovasi.
Karena itu, proses adopsi inovasi dapat dipercepat jika penyuluh dapat
memanfaatkan tokoh-tokoh atau panutan masyarakat setempat. Sebab, di dalam
masyarakat sasaran seperti ini, mereka akan cepaat mengadopsi inovasi yang
disampaikan oleh orang-orang yang telah mereka kenal, dan pihak-pihak yang
senasib dan sepenanggungan.
b. Pandangan terhadap kondisi lingkungannya yang terbatas
Foster (1965) dan Shanin (1973) dari hasil pengamatannya menyimpulkan
bahwa, kecepatan adopsi inovasi sangat tergantung pada persepsi sasaran
terhadap keadaan ling-kungan sosial di sekitarnya. Jelasnya, jika mereka keadaan
masyarakat (sosial ekonomi, teknologi yang diterapkan) relatif seragam, mereka
akan kurang terdorong untuk mengadopsi inovasi yang ditawarkan guna
melakukan perubahan-perubahan. Sebaliknya, jika ada seseorang atau beberapa
anggota masyarakat sasaran yang memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak
dimilikinya, mereka akan cenderung berupaya keras untuk melakukan perubahan-
perubahan demi tercapainya peningkatan atau perbaikan mutu hidup mereka
sendiri dan masyarakatnya.
c. Sikap terhadap penguasa
Di dalam kehidupaan sehari-hari, sebenarnya terdapat dualisme tentang
sikap masyarakat terhadap penguasanya. Di satu pihak, elit penguasa dinilai
sebagai kelompok yang selalu meendominasi dan mengeksploitasi warga
masyarakat pada umumnya, dan di pihak lain dinilai seba-gai pelindung dan
kelompok yang memegang kekuasaan dan mampu memecahkan masalah-
masalah yang mereka hadapi.
Dualisme sikap terhadap penguasa seperti ini, jugaa berpengaruh kepada
kecepatan adopsi inovasi, terutama jika kegiatan penyuluhannya selalu
diikuti/didampingi atau dilaksanakaan sendiri oleh aparat pemerintah.
Sehingga kehadiran aparat penguasa kadang-kadang sa-ngat diperlukan, tetapi
di pihak lain sering kali juga harus dihindarkan.
d. Sikap kekeluargaan
Sebagaimana juga telah dikemukakan pada Bab sebelum-nya, tidak ada
satupun warga masyarakat sasaran yang mampu mengambil keputusan secara
individual, tanpa mengikut sertakan keluarga atau kerabat dekatnya. Oleh
sebab itu, di dalam sistem sosial yang sikap keke-luargannya masih tebal,
adopsi inovasi berlangsung relatif lambat, karena setiap pengambilan
keputusan untuk mengadopsi selalu harus menunggu kesepakatan seluruh
anggota keluarga atau kerabatnya. Dan ini relatif berbeda dengan masyarakat
komersial yang individualistis, yang pada umumnya dapat mengambil
keputusan sendiri untuk mengadopsi inovasi yang ditawarkan penyuluhnya.
e. Fatalisme
Fatalisme adalah suatu kondisi yang menunjukkan keti-dakmampuan
seseorang untuk merencanakan masa depan-nya sendiri, sebagai akibat dari
pengaruh faktor-faktor luar yang tidak mampu dikuasainya.
Kondisi seperti ini, umumnya dimiliki oleh masyarakat petani yang kehidupan
maupun usahataninya relatif masih sangat tergantung kepada keadaan alam,
dan atau diper-kuat lagi dengan sistem pemerintahan otoriter yang kurang
memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menentukan nasibnya
sendiri. Dalam kondisi fatalisme seperti itu, adopsi inovasi akan berlangsung
sangat lam-ban, karena akan menghadapi resiko dan ketidakpastian yang
sangat besar.
f. Kelemahan Aspirasi
Sebagai akibat lanjutan dari kondisi fatalisme adalah lemahnya aspirasi
atau cita-cita untuk menikmati kehi-dupan yang lebih baik. Dalam kondisi
seperti ini, sebagian besar masyarakat sasaran akan bersifat pasrah, dan cukup
puas dengan apa yang dapat dinikmati tanpa adanya cita-cita dan harapan
untuk dapat hidup yang lebih baik. Sehingga, setiap inovasi yang ditawarkan
akan sangat lamban diadopsi.
g. Hanya berpikir untuk hari ini
Dengan lemahnya aspirasi yang disebabkan oleh fatalisme di atas, warga
masyarakat yang bersangkutan tidak pernah berpikir tentang hari esok. Yang
menyelimuti hati dan pikiran mereka hanyalah: bagaimana untuk bisaa hidup
hari ini sepuas-puasnya, sedang hari esok tergantung kepada nasib.
Masyarakat seperti ini hanya berpandangan "quick yielding" yang cepat dapat
dinikmati, dan akan sangat mengadopsi inovasi yang umumnya berupa
investasi untuk mencapai tujuan perbaikan mutu hidup dalam jangka panjang.
h. Kosmopolitnes, yaitu tingkat hubungannya dengan "dunia luar" di luar
sistem sosialnya sendiri.
Kosmopolitnes, dicirikan oleh frekuensi dan jarak perjalanan yang
dilakukan, serta pemanfaatan media masaa.
Bagi warga masyarakat yang relatif lebih kosmopolit, adopsi inovasi dapat
berlangsung lebih cepat. Tetapi, bagi yang lebih "localite" (tertutup,
terkungkung di dalam sistem sosialnya sendiri, proses adopsi inovasi akan
ber-langsung sangat lamban karena tidak adanya keinginan-keinginan baru
untuk hidup lebih "baik" seperti yang telah dapat dinikmati oleh orang-
orang lain di luar sistem sosialnya sendiri.
i. Kemampuan berpikir kritis, dalam arti kemampuan untuk menilai
sesuatu keadaan (baik/buruk, pantas/tidak pantas, dll).
Akibatnya adalah, meskipun inovasi yang ditawarkan itu akan benar-
benar dapat memberikaan peluang untuk meraih mutu hidup yang lebih
baik, proses pengambilan keputusan untuk mengadopsi tetap juga berjalan
lamban.
j. Tingkat kemajuan peradabannya
Kemajuan tingkat peradaban, akan sangat menentukan ragam dan
mutu kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh setiap individu dalam
sistem sosial yang bersang-kutan (Lippit, 1958).
Karena itu, tingkat adopsi inovasi di dalam masyarakat yang lebih maju
akaan relatif lebih cepat, karena setiap warga masyarakat terdorong untuk
selalu ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terus menerus
mengalami perubahaan, baik dalam ragaam kebutuhannya maupun mutu
yang diinginkannya.
3) Cara pengambilan keputusan
Terlepas dari ragam karakteristik individu dan masyarakat, cara pengambilan keputusan
yang dilakukan untuk mengadopsi sesuatu inovasi juga akan mempengaruhi kecepatan adopsi.
Tentang hal ini, jika keputusan adopsi dapat dilakukan secara pribadi (individual) relatif lebih
cepat dibanding pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama (kelompok) warga
masyarakat yang lain, apalagi jika harus menunggu peraturan-peraturan tertentu (seperti:
rekomendasi pemerintah/penguasa).
4) Saluran Komunikasi yang digunakan
Jika inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media masa, atau
sebaliknya jika kelompok sasarannya dapat dengan mudah menerima inovasi yang
disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan berlangsung relatif lebih cepat
dibandingkan dengan inovasi yang harus disampaikan lewat media antar pribadi.Sebaliknya,
jika inovasi tersebut relatif sulit disampaikan lewat media masa atau sasarannya belum mampu
(dapat) memanfaatkan media masa, inovasi yang disampaikan lewat media antar pribadi akan
lebih cepat dapat diadopsi oleh masyarakat sasarannya.
5) Keadaan Penyuluh
Kecepatan adopsi juga sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan penyuluh,
khususnya tentang upaya yang dilakukan penyuluh untuk “ mempromosikan” inovasinya.
Semakin rajin penyuluhnya menawarkan inovasi, proses adopsi akan semakin cepat pula.
Berkaitan dengan kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi, perlu juga diperhatikan
kemampuannya berempaty, atau kemampuan untuk merasakan keadaan yang sedang dialami
atau perasaan orang lain. Kegagalan penyuluhan sering disebabkan penyuluh tidak mampu
memahami apa yang sedang dirasakan dan dibutuhkan oleh sasarannya.
6) Ragam Sumber Informasi
Kecepatan adopsi juga sangat dipengaruhi oleh media masa, teman/tetangga, penyuluh,
pedagang,dll.
Difusi Inovasi Dalam Penyuluhan Pertanian
Yang dimaksud dengan proses difusi inovasi adalah perembesan atau
penyebaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke
individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran penyuluhan
yang sama.
Pengertian difusi inovasi hampir sama dengan inovasi. Perbedaannya
adalah jika dalam proses adopsi pembawa inovasi berasal dan “luar”
sistem lokal masyarakat sasaran. Sedang dalam proses difusi, sumber
informasi berasal dan dalam (orang) sistem sosial masyarakat itu sendiri.
Upaya yang dapat dlilakukan oleh penyuluh dalam mempercepat
proses baik difusi maupun adopsi adalah sebagai berikut:
1. Melakukan diagnosa terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat sasaran.
2. Membuat masyarakat sasaran menjadi tidak puas dengan kondisi yang
dialaminya, dengan cara menunjukkan kelemahan-kelemahan meneka,
masalah-masalah mereka, adanya kebutuhan-kebutuhan baru/tuntutan
zaman yang selalu berkembang dan membandingkan dengan suatu sistem
sosial masyarakat lain yang dapat berhasil meningkatkan kualitas
kehidupannya;
3. Menjalin hubungan yang erat dengan kelompok sasaran
menunjukkan kesiapannya untuk membantu masyarakat sasaran;
4. Mendukung dan membantu masyarakat sasaran dalam mencapai
keinginan-keinginan melakukan perubahan menuju pada kondisi
yang lebih baik;
5. Memantapkan hubungan dengan masyarakat dan pada akhirnya
melepaskan masyarakat sasaran berswakarsa dan berswadaya.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanSukistinah
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniJoel mabes
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiFazry Ibrahim
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananEster Muki
 
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil PertanianStrategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil PertanianNurdinmontacity din
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN Muhammad Eko
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakitSyahrum Syuib
 
Membuat Kuesioner dan Riset Pemasaran
Membuat Kuesioner dan Riset PemasaranMembuat Kuesioner dan Riset Pemasaran
Membuat Kuesioner dan Riset PemasaranRobiyatul Adawiyah
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIr. Zakaria, M.M
 
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiUpi_raharjo
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa datasyaiful17
 
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )Wahyu Saputra
 

What's hot (20)

Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
Kul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi KeseahatanKul5. Media Promosi Keseahatan
Kul5. Media Promosi Keseahatan
 
Hubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsiHubungan antara adopsi
Hubungan antara adopsi
 
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makananFarmakologi interaksi obat dengan makanan
Farmakologi interaksi obat dengan makanan
 
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil PertanianStrategi Pemasaran Hasil Pertanian
Strategi Pemasaran Hasil Pertanian
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
 
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
06. proses kejadian dan riwayat alamiah penyakit
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Membuat Kuesioner dan Riset Pemasaran
Membuat Kuesioner dan Riset PemasaranMembuat Kuesioner dan Riset Pemasaran
Membuat Kuesioner dan Riset Pemasaran
 
Metode penyuluhan
Metode penyuluhanMetode penyuluhan
Metode penyuluhan
 
Contoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMKContoh Proposal PKMK
Contoh Proposal PKMK
 
Metode penelitian
Metode penelitianMetode penelitian
Metode penelitian
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
 
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaanIstilah istilah dalam rancangan percobaan
Istilah istilah dalam rancangan percobaan
 
Skala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitianSkala pengukuran dalam penelitian
Skala pengukuran dalam penelitian
 
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniagaBab ii fungsi fungsi tataniaga
Bab ii fungsi fungsi tataniaga
 
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadiMateri pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
Materi pengembangan pesan dan media promkes bambang riadi
 
Ppt analisa data
Ppt analisa dataPpt analisa data
Ppt analisa data
 
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
Konsep Pembangunan Pertanian ( WJS - Universitas Jambi )
 

Viewers also liked

Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhanMetode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhanAtika Rusli
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanwika_wibowo
 
Penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianPenyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianDedi Firmanto
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIAhmad Said
 
inovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKAN
inovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKANinovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKAN
inovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKANRendra Balady
 
Kategori adopter
Kategori adopterKategori adopter
Kategori adopterzerosugar
 
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2Syarifudin Amq
 
Proposal+penelitian+(teknis)
Proposal+penelitian+(teknis)Proposal+penelitian+(teknis)
Proposal+penelitian+(teknis)bagusnurdiyanto
 
Workshop Agribisnis
Workshop AgribisnisWorkshop Agribisnis
Workshop AgribisnisKarier Kedua
 
Manajemen keuangan agribisnis
Manajemen keuangan agribisnisManajemen keuangan agribisnis
Manajemen keuangan agribisnisahrles123
 
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISMANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISsamsul alam
 
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan HumanitiesKonklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan HumanitiesIrwan Dujour
 
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirUsaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirRyan Aprianto
 
DASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLL
DASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLLDASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLL
DASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLLMOSES HADUN
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 

Viewers also liked (20)

Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhanMetode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
Metode dan teknik komunikasi dalam penyuluhan
 
Teknik Penyuluhan
Teknik PenyuluhanTeknik Penyuluhan
Teknik Penyuluhan
 
Menyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhanMenyusun materi penyuluhan
Menyusun materi penyuluhan
 
Penyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanianPenyuluhan pertanian
Penyuluhan pertanian
 
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
inovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKAN
inovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKANinovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKAN
inovasi sebagai pesan komunikasi PENYULUHAN PETERNAKAN
 
Kategori adopter
Kategori adopterKategori adopter
Kategori adopter
 
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2
Syarifudin, metode penelitian komunikasi 2
 
Proposal+penelitian+(teknis)
Proposal+penelitian+(teknis)Proposal+penelitian+(teknis)
Proposal+penelitian+(teknis)
 
Makalah Teori difusionisme
Makalah Teori difusionismeMakalah Teori difusionisme
Makalah Teori difusionisme
 
Proses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padat
Proses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padatProses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padat
Proses Sosial Belajar Kelompok Ternak dalam pembuatan pupuk organik padat
 
Workshop Agribisnis
Workshop AgribisnisWorkshop Agribisnis
Workshop Agribisnis
 
Manajemen keuangan agribisnis
Manajemen keuangan agribisnisManajemen keuangan agribisnis
Manajemen keuangan agribisnis
 
Monitoring of medical literature(MLM)
Monitoring of medical literature(MLM)Monitoring of medical literature(MLM)
Monitoring of medical literature(MLM)
 
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNISMANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
MANAJEMEN PROYEK AGRIBISNIS
 
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan HumanitiesKonklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
Konklusi Teknologi Komunikasi Cyberculture dan Humanities
 
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilirUsaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
Usaha perunggasan yang terintegrasi hulu hilir
 
Dawah in American Context
Dawah in American ContextDawah in American Context
Dawah in American Context
 
DASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLL
DASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLLDASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLL
DASAR-DASAR MANAGEMEN WAKTU, PEKERJAAN, DLL
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
 

Similar to Bab 7 -penyuluhan

1. unsur unsur-komunikasi[1]
1. unsur unsur-komunikasi[1]1. unsur unsur-komunikasi[1]
1. unsur unsur-komunikasi[1]Andrew Hutabarat
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiconesti08com
 
Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2dederaven
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiconesti08com
 
Selvia Rahayu
Selvia RahayuSelvia Rahayu
Selvia RahayuAFif RvGs
 
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi PembelajaranBahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaraneka pandu cynthia
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranindri putri
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajarancicisuryana
 
PEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARANPEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARANMuliono Muliono
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1vhyapriscilla
 
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiMengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiShifa Awaliyah
 
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiMengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiShifa Awaliyah
 
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzhKomunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzhYabniel Lit Jingga
 
KOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptxanisabasrianti
 
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...TitaGtg
 
Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)
Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)
Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)Izzaty Hasan
 
Pengenalan Komunikasi
Pengenalan KomunikasiPengenalan Komunikasi
Pengenalan KomunikasiJieLing Low
 

Similar to Bab 7 -penyuluhan (20)

1. unsur unsur-komunikasi[1]
1. unsur unsur-komunikasi[1]1. unsur unsur-komunikasi[1]
1. unsur unsur-komunikasi[1]
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
 
Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2Pertemuan 1 & 2
Pertemuan 1 & 2
 
Powerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasiPowerpoint komunikasi
Powerpoint komunikasi
 
Selvia Rahayu
Selvia RahayuSelvia Rahayu
Selvia Rahayu
 
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi PembelajaranBahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
Bahasan 4 Media Pendidikan Dan Proses Komunikasi Pembelajaran
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
 
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaranBahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
Bahasan 4 media pendidikan dan proses komunikasi pembelajaran
 
Bahasan 4
Bahasan 4 Bahasan 4
Bahasan 4
 
PEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARANPEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
PEMBAHASAN 4 MEDIA PENDIDIKAN DAN PROSES KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN
 
Pembhasan 4
Pembhasan 4Pembhasan 4
Pembhasan 4
 
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
Komunikasi-dalam-Keperawatan materi pertemuan 1
 
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiMengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
 
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasiMengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam komunikasi
 
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzhKomunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
Komunikasi dalam keperawatan mzkzlzh
 
Komunikasi perkantoran
Komunikasi perkantoranKomunikasi perkantoran
Komunikasi perkantoran
 
KOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptxKOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptx
KOMUNIKASI EFEKTIF in Communication.pptx
 
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
Tugas Makalah Hari _ Rabu MK. Komunikasi Gizi Tanggal _ 2 September 2020 MAKA...
 
Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)
Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)
Bab ii pembahasan komunikasi (hasil ringkasan)
 
Pengenalan Komunikasi
Pengenalan KomunikasiPengenalan Komunikasi
Pengenalan Komunikasi
 

Recently uploaded

PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Al-ghifari Erik
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024HelmyTransformasi
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelHaseebBashir5
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaSukmaWati809736
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxdevina81
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...HaseebBashir5
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehFORTRESS
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppterlyndakasim2
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptxerlyndakasim2
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiHaseebBashir5
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxFORTRESS
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianHaseebBashir5
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 

Recently uploaded (20)

PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
Capital Asset Priceng Model atau CAPM 11
 
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
PRESTIGE BUSINESS PRESENTATION BULAN APRIL 2024
 
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiPerspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
Perspektif Psikologi dalam Perubahan Organisasi
 
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs TogelTogel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
 
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesiaPPT-Business-Plan makanan khas indonesia
PPT-Business-Plan makanan khas indonesia
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttxSLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
SLIDE 2 BISNIS INTERNASIONAL.ppttttttttx
 
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind..."Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
"Menjelajahi Keberagaman Permainan di Sumaterabet: Situs Slot Terbesar di Ind...
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda AcehTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aesthetic Pintu Aluminium di Banda Aceh
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
1A. INTRODUCTION TO Good corporate governance .ppt
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Pintu Rumah 2 Pintu di Banda Aceh.pptx
 
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
2. PRINSIP KEUANGAN HIJAU- PELATIHAN GREEN FINANCE.pptx
 
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar JudiCimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
 
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptxTERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
TERBAIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Aneka Pintu Aluminium di Banda Aceh.pptx
 
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik PerhatianTentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
Tentang Gerhanatoto: Situs Judi Online yang Menarik Perhatian
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 

Bab 7 -penyuluhan

  • 1. KOMUNIKASI, ADOPSI, DAN DIFUSI INOVASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN ALWI RAHMATULLAH NPM : 124210123 KELAS : D JURUSAN : AGRIBISNIS
  • 2. Dasar-dasar komunikasi untuk penyuluhan pertanian a. Pengertian Komunikasi Secara umum, komunikasi sering diartikan sebagai : “suatu proses penyampaian pesan dari sumber ke penerima”(Berlo, 1960). Tetapi dalam praktek, proses komunikasi tidak hanya terhenti setelah pesan disampaikan atau diterima oleh penerimanya. Tetapi setelah menerima pesan, penerima memberikan tanggapannya kepada sumber/pengirim pesan untuk kemudian proses komunikasi tersebut tetap berlangsung, dimana pengirim dan penerima pesan saling berganti peran (penerima menjadi pengirim dan pengirim menjadi penerima). Proses komunikasi tersebut baru terhenti jika penerima telah memberikan tanggapan yang dapat dimengerti oleh pengirimnya, baik tanggapan tersebut sesuai atau pun tidak sesuai dengan yang dikehendaki oleh pengirimnya. Dengan demikian, proses komunikasi oleh Schramm (1977) diartikan sebagai: “proses penggunaan pesan oleh dua orang atau lebih, dimana semua pihak saling berganti peran sebagai pengirim dan penerima pesan, sampai ada saling pemahaman atas pesan yang disampaikan oleh semua pihak.” Oleh karena itu, model komunikasi tidak lagi bersifat garis lurus (linear), tetapi bersifat memusat atau “ convergence”.
  • 3.
  • 4. b. Tujuan Komunikasi Didalam setiap proses komunikasi, sedikitnya akan terkandung salah satu dari tiga macam tujuan komunikasi, yaitu: 1) Informatif, memberikan informasi berita, 2) Persuasive, membujuk dan 3) Intertainment, memberikan hiburan Dalam hubungan ini, komunikasi yang berlangsung selama proses penyuluhan selalu mengandung ketiga macam tujuan tersebut meskipun dengan kadar yang tidak selalu sama. Hal ini disebabkan karena tujuan utama penyuluhan adalah mendidik. Artinya, mempengaruhi orang lain agar mau menerima/melaksanakan informasi yang disampaikannya dengan senang hati. Meskipun demikian bobot “hiburan” harus dijaga untuk tidak selalu dominan, agar informasi yang diberikan dapat disampaikan dengan porsi yang lebih besar sehingga memungkinkan sasarannya memperolehnya cukup lengkap dan jelas.
  • 5. c. Proses Perubahan dalam Komunikasi Melalui komunikasi, proses perubahan perilaku yang menjadi tujuan penyuluhan sebenarnya dapat dilakukan melalui 4 (empat) cara, yaitu: 1) Secara persuasive atau bujukan, yakni perubahan perilaku yang dilakukan dengan cara menggugah perasaan sasaran secara bertahap sampai dia mau mengikuti apa yang dikehendaki oleh komunikator. 2) Secara pervasion atau pengulangan, yakni penyampaian pesan yang sama secara berulang-ulang, sampai sasarannya mau mengikuti kehendak komunikator. 3) Secara compulsion, yaitu teknik pemaksaan tidak lang-sung dengan cara menciptakan kondisi yang membuat sasaran harus melakukan/menuruti kehendak komunikator. Misalnya, jika kita menginginkan petani menerapkan pola tanam: padi-padi, palawija di lahan yang berpengairan terjamin, dapat dilakukan dengan memutuskan jatah pengairan ke wilayah tersebut. 4) Secara coersion, yaitu teknik pemaksaan secara langsung, dengan cara memberikan sanksi (hadiah atau hukuman) kepada mereka yang menurut/melanggar anjuran yang diberikan. Misalnya, memberikan penghargaan kepada petani pengguna pupuk organik, atau melakukan pencabutan terhadap tanaman petani yang tidak direkomendasikan. Sehubungan dengan ini, dalam penyuluhan pertanian harus dihindari cara-cara pemaksaan, tetapi sejauh mungkin tetap melaksanakan teknik- teknik bujukan dan pengulangan yang dilakukan melalui kegiatan belajar bersama.
  • 6. d. Kejelasan Komunikasi Agar penyuluhan dapat berlangsung efektif, satu hal yang harus diutamakan adalah perlu adanya : “ kejelasan komunikasi” yang sangat tergantung kepada keempat unsur komunikasinya, yaitu : 1) Unsur Pesan Pesan yang disampaikan berisi hal-hal yang dapat mudah dipahami oleh sasarannya. Baik mengenai isi materi, bahasa yang digunakan, dan sampaikan pada waktu dan tempat yang sesuai. 2) Unsur Media / Saluran Komunikasi Agar pesan dapat diterima dengan jelas, maka saluran yang digunakan harus terbebas dari gangguan. Baik gangguan teknis (jika menggunakan media masa), ataupun gangguan sosial budaya (jika menggunakan media antar pribadi).
  • 7. 3) Unsur Penyuluh dan Sasarannya Sehubungan dengan hal ini, gangguan yang sering muncul adalah, disebabkan oleh : a) Kekurang-trampilan penyuluh / sasaran untuk berkomunikasi b) Kesenjangan tingkat pengetahuan penyuluh dan sasaran c) Sikap yang kurang saling menerima dengan baik d) Perbedaan latar belakang sosial budaya yang dimiliki oleh penyuluh dengan sasarannya Karena itu, penyuluh sangat dituntut untuk selalu berusaha : a) Meningkatkan keterampilan berkomunikasi b) Menyampaikan pesan dengan cara/bahasa yang mudah dipahami c) Untuk bersikap baik (meskipun tahu bahwa dia tidak disukai) d) Memahami. Mengikuti atau setidak-tidaknya tidak menyinggung nilai-nilai sosial budaya sasaran (meskipun dia sendiri benar-benar tidak menyukainya.
  • 8. e. Mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan pertanian Kendala umum yang menyebabkan kegagalan komunikasi, adalah: 1) Komunikasi yang tidak efisien, yang disebabkan karena: a. Tujuan komunikasi yang tidak jelas, baik menurut penyuluh maupun bagi masyarakat sasarannya, terutama jika penyuluh kurang melakukan persiapan menyuluh. b. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh komunikator (gerakan-gerakan, ucapan- ucapan yang selalu dilakukan secara berulang-ulang) 2) Salah pengertian, yang disebabkan karena: a. Perbedaan tujuan penyuluh yang berbeda dengan tujuan sasarannya, dan b. Perbedaan latar belakang: pendidikan, ekonomi, dan sosial budaya penyuluh dengan sasarannya. Sehubungan dengan itu, Cooley (1971) memberikan acuan untuk mengefektifkan komunikasi dalam penyuluhan, yaitu dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Harus diupayakan adanya kepentingan yang sama (overlaping of interest) antara kebutuhan yang dirasakan oleh penyuluh dan masyarakat sasarannya. 2) Pesan yang disampaikan harus merupakan (salah satu) pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat sasarannya, 3) Komunikator meyakini keunggulan pesan yaang disam-paikan, dan ia memiliki keyakinan bahwa masyarakat sangat mengharapkan bantuannya. 4) Pesan yang disampaikaan harus mengacu kepada kepuasan dan perbaikan mutu hidup kedua belah pihak (terutama bagi sasarannya).
  • 9. Di samping itu, Katz (Mardikanto, 1983) menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan suasana (dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya): 1) Berkurangnya "ego defensif" (mepertahankan keakuan sebagai yang serba paling hebat). Sebab, di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di bawah orang lain.Tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil dialog itu dapat berlangsung dengan baik. 2) Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku). Sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk beremphati (dalam arti mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang orang lain). 3) Berkembangnya sikap "utilitarian" mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya keinginan menambah pengetahuan (knowledge). Artinya, selama proses penyuluhan, di samping mengembangkan sikap kebersamaan (sederajat, saling membutuhkan, saling berbagi pengalaman) juga masing-masing pihak harus mengembangkan sikap untuk selalu ingin belajar atau menambah pengetahuannya dari pihak lain.
  • 10. Inovasi sebagai Pesan Penyuluhan • Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai: ide – ide baru, praktek – praktek baru, atau objek – objek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan. • Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja, tetapi mencakup: ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku, atau gerakan – gerakan menuju kepada proses perubahan didalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat.
  • 11. "Sesuatu ide, produk, informasi teknologi,kelembagaan, peri-laku, nilai-nilai, dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya perbaikan-perbaikaan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang ber-sangkutan". (Mardikanto, 1988)". Pengertian "baru" yang melekat pada istilah inovasi tersebut bukan selalu berarti baru diciptakan, tetapi dapat berupa sesuatu yang sudah "lama" dikenal, diterima, atau digunakan/diterapkan oleh masyarakat di luar sistem sosial yang menganggapnya sebagai sesuatu yang masih "baru".
  • 12. Adopsi Inovasi Dalam Penyuluhan Pertanian a. Pengertian Adopsi Adopsi, dalam proses penyuluhan, pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang berupa: pengetahuan (cognitive), sikap (affective), maupun ketrampilan (psycho-motoric) pada din seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penerima disini mengandung artitidak sekadar “tahu”, tetapi sampai benar- benar dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya. Penerimaan inovasi tersebut, biasanya dapat diamati secara Iangsung maupun tidak langsung dengan orang. sebagai cerminan dan adanya perubahan: sikap, pengetahuan, dan atau keterampilannya. Karena adopsi merupakan hasil dan kegiatan penyampaian pesan penyuluhan yang berupa “inovasi”, maka proses adopsi itu dapat digambarkan sebagai suatu proses komunikasi yang diawali dengan penyampaian inovasi sampai dengan terjadinya perubahan perilaku.
  • 13.
  • 14. b. Tahap Adopsi Pada dasarnya, proses adopsi pasti melalui tahapan-tahapan sebelum masyarakatmau menerima, menerapkan dengan keyakinannya sendiri, meskipun selang waktu antar tahapan satu dengan yang Iainnya itu tidak selalu sama (tergantung sifat inovasi, karakteristik sasaran,, keadaan Iingkungan (fisik maupun sosial), dan aktivitas kegiatan yang dilakukan oleh penyuluh). Tahapan-tahapan adopsi itu adalah: 1) awareness atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh. 2) Interest atau tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui Iebih banyak, atau lebih jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh. 3) Evaluation atau penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahul informasinya secara Iebih lengkap. Pada penilaian ini, masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap aspek teknisnya saja, tetapi juga aspek ekonomi, maupun aspek-aspek sosial budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional. 4) Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi. 5) Adoption atau menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamatinya sendiri.
  • 15. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan Adopsi Kecepatan adopsi, ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: 1) Sifat inovasinya sendiri, baik sifat intrinsik (yang melekat pada inovasi sendiri) maupun sifat ekstrinsik (dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya (Totok Mardikanto, 1988). Sifat-sifat intrinsik inovasi itu mencakup: a. informasi ilmiah yang melekat, dilekatkan pada inovasinya, b. nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, sosial, budaya, dan politis) yang melekat pada inovasinya, c. tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi, d. mudah tidaknya inovasi dikomunikasikan (kekomunikatifan), e. mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan (trial-ability) f. mudah tidaknya inovasi tersebut diamati (Observability).
  • 16. Sedang sifat-sifat ekstrinsik inovasi meliputi: a. kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan setempat (baik lingkungan fisik, sosial budaya, politik, dan kemampuan ekonomis masyarakatnya). b. Tingkat keunggulan relatif dan inovasi yang ditawarkan, atau keunggulan lain yang dimiliki oleh inovasi dibanding dengan teknologi yang sudah ada yang akan diperbaharui/digantikannya; baik keunggulan teknis (kecocokan dengan keadaan alam setempat, dan tingkat produktivitasnya), ekonomis (besarnya beaya atau keuntungannya), manfaat non ekonomis, maupun dampak sosial budaya dan politis yang ditimbulkannya (relative advantage).
  • 17. Sehubungan dengan ragam sifat inovasi yang dikemukakan di atas, Roy(1981) dan hasil penelitiannya berhasil memberiikan urutan jenjang kepentingan dan masing-masing sifat inovasi yang perlu diperhatikan didalam kegiatan penyuluhan (Tabel 2).
  • 18. 2) Sifat sasarannya Rogers (1971) mengemukakan hipotesisnya bahwa setiap kelompok masyarakat terbagi menjadi 5 (lima) kelom-pok individu berdasarkan tingkat kecepatannya mengadopsi inovasi, yaitu: • 2,5 % kelompok perintis (innovator), • 13,5 % kelompok pelopor (early adopter), • 34,0 % kelompok penganut dini (early mayority), • 13,5 % kelompok penganut lambat (late majority), • 2,5 % kelompok orang-orang kolot/naluri (laggard).
  • 19. Sehubungan dengan ragam golongan masyarakat ditinjau dari kecepatannya mengadopsi inovasi, Lionberger (1960) mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan seseorang untuk mengadopsi inovasi yang meliputi: a. Luas usahatani, semakin luas biasanya semakin cepat mengadopsi, karena memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik. b. Tingkat pendapatan, seperti halnya tingkat luas usahatani, petani dengan tingkat pendapatan semakin tinggi biasanya akan semakin cepat mengadopsi inovasi. c. Keberanian mengambil resiko, sebab, pada tahap awal bia-sanya tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan. Karena itu, individu yang memiliki keberanian mengha-dapi resiko biasanya lebih inovatif. d. Umur, semakin tua (diatas 50 tahun), biasanya semakin lamban mengadopsi inovasi, dan cenderung hanya melak-sanakan kegiatan- kegiatan yang sudah biasa diterapkan oleh warga masyarakat setempat.
  • 20. e. Tingkat partisipasinya dalam kelompok/organisasi di luar lingkungannya sendiri. Warga masyarakat yang suka bergabung dengan orang-orang di luar sistem sosialnya sendiri, umumnya lebih inovatif dibanding mereka yang hanya melakukan kontak pribadi dengan warga masyarakat setempat. f. Aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru. Golongan masyarakat yang aktif mencari informasi dan ide-ide baru, biasanya lebih inovatif dibanding orang-orang yang pasif apalagi yang selalu keptis (tidak percaya) terhadap sesuatu yang baru. g. Sumber informasi yang dimanfaatkan Golongan yang inovatif, biasanya banyak memanfaatkan beragam sumber informasi, seperti : lembaga pendidikan / perguruan tinggi, lembaga penelitian, dinas-dinas terkait, media masa, tokoh-tokoh masyarakat (petani) setempat maupun luar, pedagang,dll. Berbeda dengan Golongan yang kurang inovatif umunya hanya memanfaatkan informasi dari tokoh-tokoh (petani) setempat, dan sedikit memanfaatkan informasi media masa.
  • 21. Selain itu, Dixon (1982) mengemukakan beberapa sifat individu yang sangat berperan dalam mempengaruhi kecepataan adopsi inovasi, yang berupa: a. Prasangka inter personal Adanya sifat kelompok masyarakat (terutama yang masih tertutup) untuk mencurigai setiap tindakan orang -orang yang berasal dan berada di luar sistem sosialnya, sering-kali berpengaruh terhadap kecepatan adopsi inovasi. Karena itu, proses adopsi inovasi dapat dipercepat jika penyuluh dapat memanfaatkan tokoh-tokoh atau panutan masyarakat setempat. Sebab, di dalam masyarakat sasaran seperti ini, mereka akan cepaat mengadopsi inovasi yang disampaikan oleh orang-orang yang telah mereka kenal, dan pihak-pihak yang senasib dan sepenanggungan. b. Pandangan terhadap kondisi lingkungannya yang terbatas Foster (1965) dan Shanin (1973) dari hasil pengamatannya menyimpulkan bahwa, kecepatan adopsi inovasi sangat tergantung pada persepsi sasaran terhadap keadaan ling-kungan sosial di sekitarnya. Jelasnya, jika mereka keadaan masyarakat (sosial ekonomi, teknologi yang diterapkan) relatif seragam, mereka akan kurang terdorong untuk mengadopsi inovasi yang ditawarkan guna melakukan perubahan-perubahan. Sebaliknya, jika ada seseorang atau beberapa anggota masyarakat sasaran yang memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimilikinya, mereka akan cenderung berupaya keras untuk melakukan perubahan- perubahan demi tercapainya peningkatan atau perbaikan mutu hidup mereka sendiri dan masyarakatnya.
  • 22. c. Sikap terhadap penguasa Di dalam kehidupaan sehari-hari, sebenarnya terdapat dualisme tentang sikap masyarakat terhadap penguasanya. Di satu pihak, elit penguasa dinilai sebagai kelompok yang selalu meendominasi dan mengeksploitasi warga masyarakat pada umumnya, dan di pihak lain dinilai seba-gai pelindung dan kelompok yang memegang kekuasaan dan mampu memecahkan masalah- masalah yang mereka hadapi. Dualisme sikap terhadap penguasa seperti ini, jugaa berpengaruh kepada kecepatan adopsi inovasi, terutama jika kegiatan penyuluhannya selalu diikuti/didampingi atau dilaksanakaan sendiri oleh aparat pemerintah. Sehingga kehadiran aparat penguasa kadang-kadang sa-ngat diperlukan, tetapi di pihak lain sering kali juga harus dihindarkan. d. Sikap kekeluargaan Sebagaimana juga telah dikemukakan pada Bab sebelum-nya, tidak ada satupun warga masyarakat sasaran yang mampu mengambil keputusan secara individual, tanpa mengikut sertakan keluarga atau kerabat dekatnya. Oleh sebab itu, di dalam sistem sosial yang sikap keke-luargannya masih tebal, adopsi inovasi berlangsung relatif lambat, karena setiap pengambilan keputusan untuk mengadopsi selalu harus menunggu kesepakatan seluruh anggota keluarga atau kerabatnya. Dan ini relatif berbeda dengan masyarakat komersial yang individualistis, yang pada umumnya dapat mengambil keputusan sendiri untuk mengadopsi inovasi yang ditawarkan penyuluhnya.
  • 23. e. Fatalisme Fatalisme adalah suatu kondisi yang menunjukkan keti-dakmampuan seseorang untuk merencanakan masa depan-nya sendiri, sebagai akibat dari pengaruh faktor-faktor luar yang tidak mampu dikuasainya. Kondisi seperti ini, umumnya dimiliki oleh masyarakat petani yang kehidupan maupun usahataninya relatif masih sangat tergantung kepada keadaan alam, dan atau diper-kuat lagi dengan sistem pemerintahan otoriter yang kurang memberikan kesempatan kepada masyarakatnya untuk menentukan nasibnya sendiri. Dalam kondisi fatalisme seperti itu, adopsi inovasi akan berlangsung sangat lam-ban, karena akan menghadapi resiko dan ketidakpastian yang sangat besar. f. Kelemahan Aspirasi Sebagai akibat lanjutan dari kondisi fatalisme adalah lemahnya aspirasi atau cita-cita untuk menikmati kehi-dupan yang lebih baik. Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar masyarakat sasaran akan bersifat pasrah, dan cukup puas dengan apa yang dapat dinikmati tanpa adanya cita-cita dan harapan untuk dapat hidup yang lebih baik. Sehingga, setiap inovasi yang ditawarkan akan sangat lamban diadopsi. g. Hanya berpikir untuk hari ini Dengan lemahnya aspirasi yang disebabkan oleh fatalisme di atas, warga masyarakat yang bersangkutan tidak pernah berpikir tentang hari esok. Yang menyelimuti hati dan pikiran mereka hanyalah: bagaimana untuk bisaa hidup hari ini sepuas-puasnya, sedang hari esok tergantung kepada nasib. Masyarakat seperti ini hanya berpandangan "quick yielding" yang cepat dapat dinikmati, dan akan sangat mengadopsi inovasi yang umumnya berupa investasi untuk mencapai tujuan perbaikan mutu hidup dalam jangka panjang.
  • 24. h. Kosmopolitnes, yaitu tingkat hubungannya dengan "dunia luar" di luar sistem sosialnya sendiri. Kosmopolitnes, dicirikan oleh frekuensi dan jarak perjalanan yang dilakukan, serta pemanfaatan media masaa. Bagi warga masyarakat yang relatif lebih kosmopolit, adopsi inovasi dapat berlangsung lebih cepat. Tetapi, bagi yang lebih "localite" (tertutup, terkungkung di dalam sistem sosialnya sendiri, proses adopsi inovasi akan ber-langsung sangat lamban karena tidak adanya keinginan-keinginan baru untuk hidup lebih "baik" seperti yang telah dapat dinikmati oleh orang- orang lain di luar sistem sosialnya sendiri. i. Kemampuan berpikir kritis, dalam arti kemampuan untuk menilai sesuatu keadaan (baik/buruk, pantas/tidak pantas, dll). Akibatnya adalah, meskipun inovasi yang ditawarkan itu akan benar- benar dapat memberikaan peluang untuk meraih mutu hidup yang lebih baik, proses pengambilan keputusan untuk mengadopsi tetap juga berjalan lamban. j. Tingkat kemajuan peradabannya Kemajuan tingkat peradaban, akan sangat menentukan ragam dan mutu kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh setiap individu dalam sistem sosial yang bersang-kutan (Lippit, 1958). Karena itu, tingkat adopsi inovasi di dalam masyarakat yang lebih maju akaan relatif lebih cepat, karena setiap warga masyarakat terdorong untuk selalu ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang terus menerus mengalami perubahaan, baik dalam ragaam kebutuhannya maupun mutu yang diinginkannya.
  • 25. 3) Cara pengambilan keputusan Terlepas dari ragam karakteristik individu dan masyarakat, cara pengambilan keputusan yang dilakukan untuk mengadopsi sesuatu inovasi juga akan mempengaruhi kecepatan adopsi. Tentang hal ini, jika keputusan adopsi dapat dilakukan secara pribadi (individual) relatif lebih cepat dibanding pengambilan keputusan berdasarkan keputusan bersama (kelompok) warga masyarakat yang lain, apalagi jika harus menunggu peraturan-peraturan tertentu (seperti: rekomendasi pemerintah/penguasa). 4) Saluran Komunikasi yang digunakan Jika inovasi dapat dengan mudah dan jelas dapat disampaikan lewat media masa, atau sebaliknya jika kelompok sasarannya dapat dengan mudah menerima inovasi yang disampaikan melalui media masa, maka proses adopsi akan berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan dengan inovasi yang harus disampaikan lewat media antar pribadi.Sebaliknya, jika inovasi tersebut relatif sulit disampaikan lewat media masa atau sasarannya belum mampu (dapat) memanfaatkan media masa, inovasi yang disampaikan lewat media antar pribadi akan lebih cepat dapat diadopsi oleh masyarakat sasarannya. 5) Keadaan Penyuluh Kecepatan adopsi juga sangat ditentukan oleh aktivitas yang dilakukan penyuluh, khususnya tentang upaya yang dilakukan penyuluh untuk “ mempromosikan” inovasinya. Semakin rajin penyuluhnya menawarkan inovasi, proses adopsi akan semakin cepat pula. Berkaitan dengan kemampuan penyuluh untuk berkomunikasi, perlu juga diperhatikan kemampuannya berempaty, atau kemampuan untuk merasakan keadaan yang sedang dialami atau perasaan orang lain. Kegagalan penyuluhan sering disebabkan penyuluh tidak mampu memahami apa yang sedang dirasakan dan dibutuhkan oleh sasarannya. 6) Ragam Sumber Informasi Kecepatan adopsi juga sangat dipengaruhi oleh media masa, teman/tetangga, penyuluh, pedagang,dll.
  • 26. Difusi Inovasi Dalam Penyuluhan Pertanian Yang dimaksud dengan proses difusi inovasi adalah perembesan atau penyebaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran penyuluhan yang sama. Pengertian difusi inovasi hampir sama dengan inovasi. Perbedaannya adalah jika dalam proses adopsi pembawa inovasi berasal dan “luar” sistem lokal masyarakat sasaran. Sedang dalam proses difusi, sumber informasi berasal dan dalam (orang) sistem sosial masyarakat itu sendiri. Upaya yang dapat dlilakukan oleh penyuluh dalam mempercepat proses baik difusi maupun adopsi adalah sebagai berikut: 1. Melakukan diagnosa terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat sasaran. 2. Membuat masyarakat sasaran menjadi tidak puas dengan kondisi yang dialaminya, dengan cara menunjukkan kelemahan-kelemahan meneka, masalah-masalah mereka, adanya kebutuhan-kebutuhan baru/tuntutan zaman yang selalu berkembang dan membandingkan dengan suatu sistem sosial masyarakat lain yang dapat berhasil meningkatkan kualitas kehidupannya;
  • 27. 3. Menjalin hubungan yang erat dengan kelompok sasaran menunjukkan kesiapannya untuk membantu masyarakat sasaran; 4. Mendukung dan membantu masyarakat sasaran dalam mencapai keinginan-keinginan melakukan perubahan menuju pada kondisi yang lebih baik; 5. Memantapkan hubungan dengan masyarakat dan pada akhirnya melepaskan masyarakat sasaran berswakarsa dan berswadaya.