1. FUNGSI PENDAMPING ODHA/OHIDA
Disampaikan pada
BIMTEK PENDAMPINGAN ODHA/OHIDA MELALUI KDS
UPT PTKS MALANG
Tahun 2019
Facilitated By: Umi Masruro, AKs., M.Si.
UMI MASRURO
2. Nama : Umi Masruro, A.Ks., M.Si.
TTL : Malang, 19 April 1967
Jabatan : Widyaiswara Ahli Muda
Pendidikan : PascaSarjana Unair Surabaya
Instansi : UPT PTKS Malang
Dinas Sosial Prov Jawa Timur
Alamat Ktr : Jl. Panglima Sudirman 93
Rumah : Jl. Memberamo VI No. 16
Email : umimasruro0467@gmail.com
No. HP : 081 334 684 867
082 257 416 194
Suami : Dr. Suparno, SH., M.Hum.
Anak : 1. Zuhro Puspitasari,SH, M.H
2. Dewi Tsania Larasati
3. PENDAMPINGAN
(Pasal 28 Perda No 12 Tahun 2018
tentang Penanggulangan HIV Aids)
1. Untuk menghilangkan stigma dan
diskriminasi di masyarakat dan ODHA bisa
hidup secara mandiri di masyarakat.
2. Pendampingan kepada ODHA dan OHIDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara intensif.
4. Peran serta dalam penanggulangan HIV dan AIDS
a. berperilaku hidup sehat;
b. meningkatkan keimanan, ketakwaan dan ketahanan
keluarga untuk mencegah penularan HIV/AIDS;
c. tidak melakukan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
dan OHIDA;
d. menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ODHA
serta keluarganya; dan
e. ODHA dan OHIDA terlibat dalam kegiatan promosi,
pencegahan, tes, kerahasiaan, pengobatan dan
perawatan serta dukungan.
• (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud
pada ayat
5. c. keikutsertaan dalam membantu menghilangkan
stigma di masyarakat bagi ODHA; dan
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah.
Masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk
berperan serta dalam penanggulangan HIV dan AIDS
dengan cara:
a. berperilaku hidup sehat;
b. meningkatkan keimanan, ketakwaan dan ketahanan
keluarga untuk mencegah penularan HIV/AIDS;
c. tidak melakukan stigma dan diskriminasi terhadap
ODHA dan OHIDA;
7. FUNGSI PENDAMPING ODHA/OHIDA
1. Fasilitator, pendamping berperan memfasilitasi ODHA agar mampu
menangani tekanan psikis dan sosial yang dialami
2. Broker, pendamping berperan menghubungkan kebutuhan ODHA
dengan sumber-sumber yang ada disekitarnya
3. Enabler / Pemungkin
4. Mediator, pendamping berperan sebagai penengah bagi ODHA
dengan sistem lingkungan yang menghambatnya.
5. Pembela, pendamping berperan dalam membela hak ODHA dalam
memenuhi kebutuhannya.
6. Pelindung, pendamping berperan melindungi ODHA dari situasi
yang rentan dan tidak menguntungkan bagi ODHA
7. Educator
8. Penguatan
9. Dukungan
9. 1. Intake Proses
Pendamping memfasilitasi layanan VCT untuk
mengetahui klien positif Odha atau tidak dan
memberikan edukasi mengenai HIV/AIDS agar
tidak terkesan menggurui atau menjustifikasi
klien.
Untuk membangun rapot dengan klien agar klien
dapat menerima pendamping bahkan memiliki
trust kepada pendamping.
trust kepada pendamping, membuat klien dapat
merasa nyaman dan leluasa untuk memberikan
informasi mengenai dirinya terutama yang terkait
dengan masalahnya
10. 2. Tahap Assesment
mengidentifikasi masalah dan potensi klien.
wawancara untuk menggali dan mengenali
masalah serta potensi klien.
Pendamping juga memberikan motivasi
kepada klien agar tidak putus asa dan merasa
terdiskriminasi.
11. 3. Tahap Implementasi
membantu Odha mengatasi masalah pada dimensi sosialnya yakni
dengan dua upaya yaitu konseling dan intervensi dengan media
kelompok.
Teknik konseling yang dilakukan adalah secara one to one relation
karena pendamping menganggap bahwa setiap Odha secara
personalnya merupakan seorang yang pasti berbeda antara orang
yang satu dengan yang lainnya.
Intervensi dengan media kelompok yakni melalui study club.
Intervensi dengan menggunakan kelompok sebagai medianya
sangatlah efektif karena dalam satu waktu dapat mengintervensi
beberapa orang secara bersama.
Teknis study club adalah dengan membagi Odha dalam kelompok
kecil sebanyak 15 orang. Kemudian mereka diminta untuk berbagi
pengalaman dan saling memberikan dukungan. Dari 15 orang
tersebut terdiri dari Odha yang sedang menjalani intervensi maupun
mantan Odha yang telah berhasil di intervensi.
Dalam intervensi dengan kelompok ini, yang dilakukan oleh
pendamping adalah memfasilitasi kelompok untuk menumbuhkan
semangat sosial agar memiliki keinginan bersama untuk sembuh
semakin kuat.
12. 4. Tahap Evaluasi dan Terminasi
melakukan bedah data untuk melihat ketepatan Odha
dalam memanfaatkan layanan pengobatan serta
melakukan breafing kepada Odha untuk melihat sejauh
mana hasil intervensi yang telah dilakukan.
Kemudian bersama-sama dengan Odha menilai
kesadaran, kepercayaan diri Odha dan kemandirian
Odha dalam melakukan pengobatan.
Mempersiapkan Odha untuk menghadapi tahap
terminasi yang mana Odha tidak akan diintervensi lagi
Non terminasi terhadap Odha yang selamanya akan
membantu pendamping dalam berbagi pengalaman
kepada Odha yang masih dalam proses intervensi.
13. Memantau pelaksanaan dan perkembangan
kegiatan
Mengukur tingkat keberhasilan kegiatan
Menilai manfaat dan keefktifan kegiatan
Menggali permasalahan dan tantangan yang
dihadapi dalam menjalankan kegiatan
Mencari solusi terhadap permasalahan dan
tantangan yang dihadapi
16. a. FUNGSI FASILITATOR
Memfasilitasi klien ke layanan VCT.
Menyediakan fasilitas kepada klien untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi klien
17.
18. Edukator
Menurut Adi (2012:102) peran sebagai edukator
memprasyaratkan pendamping mempunyai kemampuan
menyampaikan informasi dengan baik dan jelas, serta
mudah ditangkap oleh komunitas yang menjadi sasaran
perubahan.
Memberikan pemahaman, pengertian kepada klien
tentang informasi tertentu sehingga klien memahami
memahami suatu materi tertentu ; pemahaman mengenai
yang disebut positif dan negatif Odha.
Tidak menjustifikasi orang sebagai Odha tapi memberi
pemahaman agar klien sendiri memahami bahwa dia
positif atau negatif Odha.
19. Enabler / Pemungkin
Pendekatan yang dilakukan pendamping
kepada Odha dan memberikan harapan bahwa
masalah yang sedang klien hadapi merupakan
masalah yang sangat mungkin untuk
diselesaikan
memanfanfaatkan sumberdaya yang ada,
memberikan pengharapan kepada klien bahwa
setiap masalah sangat mungkin untuk
diselesaikan, dll.
21. a. Peran Enabler
Wawancara untuk menggali informasi mengenali
masalah dan potensi klien dan lingkungan sekitar
klien melalui homevisit.
• Sebagai tahap penentuan untuk melanjutkan
atau tidak proses intervensi, karena pendamping
memberikan penawaran kepada Odha apakah
bersedia atau tidak didampingi. Ini sesuai dengan
prinsip prinsip self determination atau
memberikan keleluasaan kepada klien untuk
menentukan sendiri apa yang terbaik menurut
klien.
22. b. Expert /tenaga ahli
Odha merasa bahwa masalah yang dihadapi terlebih pada
dimensi sosial terlalu berat karena menghadapi stigma
negative masyarakat tidak mudah. Ini juga yang membuat
Odha tidak percaya diri dan mengalinasi diri dari masyarakat
sekitar lantaran merasa masyarakat tidak inklusif. Sehigga
pendamping memotivasi klien agar klien tidak putus asa
terhadap masalah yang dihadapi dan tidak merasa sendiri
dan terkucilkan.
memberikan bantuan teknis yang berupa saran atau nasihat
tentang cara pemecahan masalah yang dihadapi.
melakukan upaya penyadaran dan meyakinkan klien bahwa
setiap masalah ada solusinya.
pada tahap assessment yang diperankan oleh pendamping
terhadap Odha adalah sebagai enabler dan expert.
24. a. Enabler
Pemungkin ; pendamping membantu sasaran
dalam menyampaikan kebutuhannya, menilai dan
mengenali masalahnya, menggali strategi untuk
penyelesaian masalah, memilih dan
mengaplikasikan strategi yang sesuai, dan
mengembangkan kapasitas yang dimilikinya yang
sesuai dengan permasalahannya secara efektif.
Membantu Odha menumbuhkan kembali rasa
percara dirinya karena pada saat berjalannya
intervensi, seringkali Odha tiba-tiba kembali rasa
tidak percaya dirinya dan ingin menghentikan
proses intervensi.
25. b. Edukator
Mengedukasi Odha dengan memberikan
informasi mengenai pentingnya bersifat inklusif
terhadap orang sekitar dan bagaimana
membangun relasi.
Berbeda edukasi yang diberikan pada tahap
intake dan tahap implementasi. Jika pada tahap
intake informasi lebih secara umum terkait
bagaimana seorang disebut positif atau negatif
Odha sedangkan pada tahap implementasi
edukasi lebih mengarah pada informasi mengenai
perawatan dan pengobatan untuk Odha.
26. c. Representatif
Dilakukan dengan memberikan contoh
pengalaman diri bagaimana berdamai dengan diri
dan dengan orang lain dan menumbuhkan
semangat untuk sembuh. Konseling ini dilakukan
oleh pendamping yang merupakan mantan Odha.
Ife (2006:288-297) mengemukakan bahwa
keterampilan representatif penting bagi
pendamping untuk berbagi kepada sesama, dan
dengan orang lain, berbagai buah dari
pengalaman mereka. Peran pekerja masyarakat
jika mereka dilihat dari praktik reflektif dan
refleksi kritis.
27. klien juga mendapatkan kekuatan baru dari pengalaman yang
disampaikan oleh anggota kelompok. Serta mendapatkan
dukungan dan semangat dari kelompok untuk sembuh. Dalam
intervensi dengan kelompok ini
29. a. Peran Fasilitator
Memfasilitasi kelompok untuk mendapatkan
dukungan dari anggota kelompok, menumbuhkan
semangat sosial agar rasa keinginan untuk
sembuh semakin kuat, melakukan mediasi dan
negosiasi apabila dalam kelompok terjadi konflik
atau kejenuhan, dan melakukan fasilitasi
kelompok.
Selain melakukan konseling dan intervensi dengan
media kelompok kecil, pendamping juga
melakukan mediasi kepada orang terdekat Odha
seperti
30. b. Peran Edukator
Pada tahap ini pendamping melakukan bedah data
untuk melihat ketepatan Odha dalam memanfaatkan
layanan pengobatan serta melakukan breafing kepada
Odha untuk melihat sejauh mana hasil intervensi yang
telah dilakukan.
Kemudian bersama-sama dengan Odha menilai
kesadaran, kepercayaan diri Odha dan kemandirian
Odha dalam melakukan pengobatan.
Odha juga dipersiapkan untuk menghadapi tahap
terminasi yang mana Odha tidak akan diintervensi lagi
namun Odha selamanya akan menjadi anggota
dampingan dengan membantu pendamping untuk
berbagi pengalaman kepada Odha yang masih dalam
proses intervensi.
31. c. mediator
Menghubungkan ODHA dengan keluarga dan
terlebih dengan pasangannya. Hal ini karena
dukungan dari orang terdekat sangat
membantu kesembuhan Odha terutama
dalam mengatasi masalah di dimensi sosial
Odha.
33. CONCLUSION
1. Pada Tahap Intake, menjalankan peran sebagai
fasilitator, edukator, dan enabler.
2. Pada Tahap Assesment, menjalankan peran sebagai
enabler dan expert.
3. Pada Tahap Implementasi , menjalankan peran
sebagai enabler, edukator, reresentatif, dan fasilitator.
4. Pada Tahap Evaluasi menjalankan peran sebagai
fasilitator.
Pada setiap tahapan intervensi, terdapat berbagai peran
yang berbeda. Peran tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan atau tujuan dari masingmasing tahapan.
34.
35. ENABLER
Zastrow (1999:14-15) mengemukakan sebagai
pemungkin pendamping membantu sasaran dalam
menyampaikan kebutuhannya, menilai dan mengenali
masalahnya, menggali strategi untuk penyelesaian
masalah, memilih dan mengaplikasikan strategi yang
sesuai, dan mengembangkan kapasitas yang dimilikinya
yang sesuai dengan permasalahannya secara efektif.
menumbuhkan kembali rasa percara dirinya karena
pada saat berjalannya intervensi, seringkali Odha tiba-
tiba kembali rasa tidak percaya dirinya dan ingin
menghentikan proses intervensi.