SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
BANDURA
Munadira
Stania
Tri Tania A. A.
Winda Camelia
Overview: Social Cognitive Theory
Asumsi dasar:
1
Plasticity
Triardic Reciprocal
causation model
- Personal factors
- Behavioral factors
- Environment factors
- Manusia fleksibel untuk belajar
di situasi yang bervariasi
- Manusia belajar melalui
pengalaman langsung
- Vicarious learning: belajar
dengan mengobservasi orang
lain
Overview: Social Cognitive Theory
3.
4.
Agentic
Perspective
Self- Regulation
- Manusia memiliki kapasitas
untuk mengontrol kualitas
hidup mereka
- Komponen penting: self-
efficacy
- Proxy agency
- Collective efficacy
- Faktor eksternal: lingkungan
fisik dan lingkungan sosial
- Faktor internal: Self-
observation dan self reaction
Overview: Social Cognitive Theory
5.
Moral agency
- Individu akan mencoba meregulasi diri dengan
moral agency saat berada di situasi yang ambigu
Biography:
- Lahir di Mundare, 4 Desember 1925
- Anak laki-laki bungsu dari lima bersaudara
- Father→ Poland Mother→ Ukraine
- Bandura termotivasi dari kakaknya untuk menjadi independent dan self
reliant
- Lulus dari University of British Colombia pada tahun 1949
- Bandura belajar psikologi di University of Lowa dan mendapatkan gelar
M.A pada tahun 1951
Biography:
- Bandura mengungkapkan bahwa keputusannya menjadi psikolog
mendadak, dan merupakan kejadian yang tidak disengaja
- Publikasi yang dikeluarkan oleh Bandura umumnya berhubungan dengan
psikologi klinis dan psikoterapi
- Tahun 1958 Bandura dan Richard H. Walters mempublikasikan karya
terkait aggression deliquents
- Tahun 1959, Bandura mempublikasikan bukunya “Adolescent Aggression”
- Buku Bandura yang terkenal:
1. Social Learning Theory (1977)
LEARNING
manusia dapat belajar dari pengalaman langsung. Namun kebanyakan proses
learning diperoleh melalui observasi orang lain :
observational
learning
Enactive
learning
OBSERVATIONAL LEARNING
observasi memungkinkan manusia untuk belajar tanpa harus menampilkan
tingkah laku.
Belajar melalui observasi lebih efisien daripada belajar melalui pengalaman
langsung (Bandura, 1986, 2003).
Modeling : belajar melalui observasi tetapi bukan sekedar meniru. Ada proses
Kognitif
Modelling
Modelling merupakan inti dari observational learning.
modelling melibatkan proses kognitif.
Faktor seseorang melakukan modelling yaitu:
1. Karakteristik Model ( model memiliki status yang tinggi, dan berkompeten)
2. Karakteristik observer yang berkemungkinan melakukan modelling (observer
memiliki skill yang rendah, low status,low power, dll)
3. konsekuensi dari tingkah laku model mempengaruhi observer
Processes Governing Observational Learning
Attention representation behavioral
production
motivation
ENACTIVE LEARNING
Perilaku manusia yang kompleks dapat dipelajari ketika mereka berfikir dan dapat
mengevaluasi konsekuensi dari tingkah lakunya.
fungsi konsekuensi dari respon
1. Konsekuensi memotivasi kita untuk melakukan tindakan antisipasi
2. Konesekuensi respon memberikan informasi mengenai efek dari tindakan
tersebut.
3. Konsekuensi respon menyediakan perilaku yang di reinforced.
TRIADIC RECIPROCAL CAUSATION
Bandura berpendapat bahwa tindakan manusia merupakan hasil interaksi dari 3
variable yaitu : Environment, Behavior, dan Person
Person : karakteristik seseorang&kognitif
Environment : lingkungan luar
Behavior: tingkah laku
3 variabel tidak harus memiliki kekuatan
yang sama. Biasanya yang berpengaruh adalah aspek kognitif.
Human Agency
Teori sosial kognitif mengambil sudut pandang agensi terhadap kepribadian, artinya
manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas hidupnya.
Bandura (2001) yakin bahwa manusia adalah makhluk yang sanggup mengatur dirinya,
proaktif, reflektif, dan mengorganisasikan diri, selain memiliki juga kekuatan untuk
memengaruhi tindakan mereka sendiri demi menghasilkan konsekuensi yang
diinginkan.
Human agency merupakan suatu proses yang aktif mengenai exploring, memanipulasi,
mempengaruhi lingkungan dalam rangka mencapai hasil yang di inginkan.
Core Feature of Human Agency
Intentionality
Self-reactiveness Self-reflectiveness
Forethought
Self-Efficacy
Efficacy expectation outcome expectation
Keyakinan seseorang terhadap self-
efficacy nya mempengaruhi
tindakan apa yang akan mereka
kejar, seberapa besar usaha yang
akan mereka berikan dalam
aktivitas, seberapa lama mereka
akan gigih dalam menghadapi
tantangan dan pengalaman dalam
kegagalan (Bandura, 1994).
Self-efficacy merupakan
keyakinan manusia pada
kemampuan mereka untuk
melatih sejumlah ukuran
pengendalian terhadap fungsi diri
mereka dan kejadian-kejadian di
lingkungannya (Bandura, 2001).
What is self-efficacy?
What contributes to self-efficacy?
1. mastery experiences
2. social modeling
3. social persuasion
4. physical and emotional states
successful
protest, social activism, force to
instigate change
apathy, resignation,
helplessness
depressed
High self-efficacy Low self-efficacy
Responsive
environment
Unresponsive
environment
1. mastery experiences
performa yang berhasil dimasa lalu akan meningkatkan self-efficacy, begitu pula sebaliknya.
6 corollaries:
1. performa yang berhasil akan meningkatkan self-efficacy pada proporsi tugas-tugas yang sulit.
2. tugas yang berhasil dikerjakan sendiri akan menimbulkan self-efficacy yang lebih tinggi daripada tugas
yang dikerjakan secara bersama-sama.
3. kegagalan yang paling menurunkan efficacy ketika kita merasa sudah menempatkan usaha sebaik
mungkin.
4. kegagalan yang disebabkan karena arousal emosi yang sedang tinggi bukan merupakan kegagalan
yang dikatakan sebagai self-debilitating.
5. kegagalan sebelum sense of mastery terbentuk lebih merugikan dibandingkan kegagalan setelah
individu memiliki personal efficacy
2. Social modeling
Social modeling adalah vicarious experiences yang disediakan oleh orang lain.
Self-efficacy kita akan meningkat apabila kita mengobservasi pencapaian orang
lain yang memiliki kompetensi yang sama, tetapi menurun apabila kita melihat
sekelompok yang mengalami kegagalan.
Umumnya, efek dari social modeling tidak sekuat personal performance dalam
meningkatkan tingkat efficacy.
3. Social persuasion
Persuasi yang dilakukan oleh orang lain dapat meningkatkan self-efficacy atau
bahkan menurunkan self-efficacy.
Kunci yang paling penting agar self-efficacy meningkat yaitu kita harus percaya
dengan persuader.
Bandura (1986) memiliki hipotesis bahwa sugesti efficacious power secara
langsung berhubungan dengan status dan otoritas persuader.
4. Physical and emotional states
Emosi yang kuat biasanya dapat melemahkan performa.
arousal informasi berhubungan dengan beberapa variabel, yang pertama, semakin
tinggi arousal maka semakin rendah self-efficacy, yang kedua adalah
mempresepsikan realisitas arousal, yang terakhir adalah kelamian dari tugas
pada variabel yang ditambahkan.
Proxy Agency
Melakukan kontrol dalam kegiatan sehari-hari dengan melibatkan orang-orang
yang ahli di bidangnya.
Apabila berlebihan dapat menurunkan self-efficacy.
Collective-Efficacy
Collective-efficacy merupakan keyakinan bersama tentang kemampuan dari
kekuatan kolektif untuk mencapai hasil yang diharapkan (Bandura, 2000).
ada 2 teknik untuk mengukur collective efficacy, yaitu pertama dengan cara
mengkombinasikan evaluasi individu dari kelompok terhadap kapabilitas
personalnya untuk menetapkan tingkah laku untuk menguntungkan individu.
yang kedua, dengan cara mengukur kepercayaan diri pada tiap orang terhadap
kemampuan kelompok untuk mencapai hasil yang di inginkan
Eksternal :
1. menyediakan standar untuk
mengevaluasi diri sendiri
2. menyediakan reinforcement
(penguatan)
Faktor yang mempengaruhi regulasi diri
Internal :
1. self observation (observasi diri)
● memonitor performa diri sendiri
● terkadang atensi yang diberikan
tidak selalu lengkap dan akurat
1. judgmental process (proses penilaian)
● menilai performa untuk meregulasi
perilaku melalui kognisi
● proses penilaian dipengaruhi oleh
○ standar pribadi
○ referensi sekitar
○ nilai dari aktivitas
○ atribusi performa
1. self reaction (reaksi diri)
● memberi respon terhadap perilaku
tergantung penilaian pada standar
pribadi
Regulasi diri melalui agensi moral
Dua aspek moral menurut Bandura: Tidak menyakiti orang lain dan
membantu orang lain secara proaktif,
Pengaruh regulasi moral dapat berfungsi apabila:
- melakukan selective activation (aktifasi selektif) -> prinsip moral dapat
memprediksikan perilaku moral hanya apabila prinsip tersebut diubah
menjadi tindakan
- Disengagement of internal control (pelepasan kontrol internal)
Mekanisme ketika kontrol internal diaktifkan atau dilepaskan secara selektif
a. Mendefinisikan Ulang Perilaku
Mendefinisikan ulang perilaku bertujuan untuk membenarkan sebuah perilaku yang salah
dengan melakukan rekstrukturisasi kognitif yang membuat meminimalisasi atau lepas dari
tanggung jawab
a. Justifikasi moral, yaitu perilaku yang salah dibuat seolah-olah dapat dibela atau
terlihat menjadi benar.
b. Perbandingan yang bersifat menenangkan, menguntungkan antara perilaku tersebut
dengan suatu keburukan yang lebih parah.
c. Label yang bersifat memperhalus
b. Tidak Menghiraukan atau Mendistorsi Konsekuensi dari Perilaku
Metode kedua menghindari tanggung jawab meliputi mendistorsi atau mengaburkan hubungan antara perilaku dan
konsekuensi merusak dari hal tersebut.
c. Dehumanisasi atau Menyalahkan Korban
Ketiga, manusia dapat mengaburkan tanggung jawab atas tindakan mereka dengan melakukan dehumanisasi atas
korban atau mengatribusikan kesalahan pada mereka.
c. Memindahkan atau Mengaburkan Tanggung Jawab
Melepaskan tindakan dari konsekuensinya adalah dengan memindahkan atau mengaburkan tanggung jawab. Dengan
melakukan pemindahan orang dapat meminimalisasikan konsekueni dari tindakan.
Perilaku Disfungsional
Depresi Fobia Perilaku
agresif
Konsep triadic
reciprocal
causation
interaksi
individu,
lingkungan &
faktor
perilaku
Perilaku
disfungsional
Depresi
Kegagalan
Depresi
● merendahkan pencapaian diri sendiri
● menyebabkan
○ rasa penderitaan yang kronis
○ merasa tidak berarti
○ kurangnya tujuan dalam hidup
● dapat terjadi di salah satu subfungsi pengaturan diri
:
○ observasi diri (self obervation) : keliru menilai
performa dan mendistorsi memori
○ penilaian yang keliru (faulty judgment)
○ reaksi diri (self-reaction) buruk
Fobia
dipelajari melalui kontak
langsung, generalisasi yang
tidak tepat khususna dari
pengalaman mengamati
sulit dihilangkan
rasa takut yang cukup kuat dan bertahan
lama sehingga cukup memberikan efek yang
melumpukan individu
Perilaku Agresif
terbentuk dari :
mengobservasi orang lain
pengalaman langsung dengan positive & negative reinforcement
pelatihan atau instruksi
keyakinan yang ganjil.
alasan seseorang tetap melakukan agresi :
positive reinforcement
negative reinforcement
Terapi
pendekatan terapi :
- pemodelan terang-terangan
(overt/ vicarious modelling)
- pemodelan tersamar
(covert/cognitive modelling)
- penguasaan tindakan (enactive
mastery)
pengaturan diri
(self-regulation)
Terapis harus mengenalkan
strategi untuk
- memunculkan
perubahan perilaku
speifik
- generalisasi perubahan
perilaku ke situasi lain
- mempertahankan
perubahan-perubahan
perilaku dengan
mencegah pasien
kembali ke perilaku
yang sama.
Concept of Humanity
Optimistic Pesimistic
social biological
free-choice determinism
Concept of Humanity
uniqueness similarity
conscious unconscious
causality teleology

More Related Content

Similar to BANDURA ppt (2).pptx

08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx
08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx
08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptxsunardi21
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaUniversitas Islam Balitar
 
2. Proses Perilaku Individu.ppt
2. Proses Perilaku Individu.ppt2. Proses Perilaku Individu.ppt
2. Proses Perilaku Individu.pptmuhardi6
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Ikha Mardiyah
 
Teori belajar sosial
Teori belajar sosialTeori belajar sosial
Teori belajar sosialAziz Purnomo
 
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxDewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxAmaliaJuaddy
 
Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)
Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)
Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)Muhammad Kahfi
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfMira Veranita
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab iibabebo
 
Presentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individuPresentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individuIlham Sugiri
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEKevin Feriansyah Wibowo
 

Similar to BANDURA ppt (2).pptx (20)

08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx
08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx
08. Perubahan Perilaku Individu & Komunitas.pptx
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
Albert bandura
Albert banduraAlbert bandura
Albert bandura
 
Belajar Sosial
Belajar SosialBelajar Sosial
Belajar Sosial
 
Teori Konseling PPK
Teori Konseling PPKTeori Konseling PPK
Teori Konseling PPK
 
2. Proses Perilaku Individu.ppt
2. Proses Perilaku Individu.ppt2. Proses Perilaku Individu.ppt
2. Proses Perilaku Individu.ppt
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
 
Teori belajar sosial
Teori belajar sosialTeori belajar sosial
Teori belajar sosial
 
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptxDewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
Dewi Julaihah_Tokoh Teori Psikologi Perkembangan.pptx
 
PRILAKU ORGANISASI
PRILAKU ORGANISASIPRILAKU ORGANISASI
PRILAKU ORGANISASI
 
Gejala konasi
Gejala konasiGejala konasi
Gejala konasi
 
Gejala konasi
Gejala konasiGejala konasi
Gejala konasi
 
Gejala konasi kholipah 1
Gejala konasi kholipah 1Gejala konasi kholipah 1
Gejala konasi kholipah 1
 
Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)
Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)
Pengantar Psikologi - Proses Mental Manusia (Gejala Konasi)
 
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdfSIKAP DAN PERILAKU.pdf
SIKAP DAN PERILAKU.pdf
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Presentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individuPresentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individu
 
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCEAWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
AWARENESS OF SELF AND OTHERS AND THE DEVELOPMENT OF INTERPERSONAL COMPETENCE
 
Julian Rotter
Julian RotterJulian Rotter
Julian Rotter
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 

BANDURA ppt (2).pptx

  • 2. Overview: Social Cognitive Theory Asumsi dasar: 1 Plasticity Triardic Reciprocal causation model - Personal factors - Behavioral factors - Environment factors - Manusia fleksibel untuk belajar di situasi yang bervariasi - Manusia belajar melalui pengalaman langsung - Vicarious learning: belajar dengan mengobservasi orang lain
  • 3. Overview: Social Cognitive Theory 3. 4. Agentic Perspective Self- Regulation - Manusia memiliki kapasitas untuk mengontrol kualitas hidup mereka - Komponen penting: self- efficacy - Proxy agency - Collective efficacy - Faktor eksternal: lingkungan fisik dan lingkungan sosial - Faktor internal: Self- observation dan self reaction
  • 4. Overview: Social Cognitive Theory 5. Moral agency - Individu akan mencoba meregulasi diri dengan moral agency saat berada di situasi yang ambigu
  • 5. Biography: - Lahir di Mundare, 4 Desember 1925 - Anak laki-laki bungsu dari lima bersaudara - Father→ Poland Mother→ Ukraine - Bandura termotivasi dari kakaknya untuk menjadi independent dan self reliant - Lulus dari University of British Colombia pada tahun 1949 - Bandura belajar psikologi di University of Lowa dan mendapatkan gelar M.A pada tahun 1951
  • 6. Biography: - Bandura mengungkapkan bahwa keputusannya menjadi psikolog mendadak, dan merupakan kejadian yang tidak disengaja - Publikasi yang dikeluarkan oleh Bandura umumnya berhubungan dengan psikologi klinis dan psikoterapi - Tahun 1958 Bandura dan Richard H. Walters mempublikasikan karya terkait aggression deliquents - Tahun 1959, Bandura mempublikasikan bukunya “Adolescent Aggression” - Buku Bandura yang terkenal: 1. Social Learning Theory (1977)
  • 7. LEARNING manusia dapat belajar dari pengalaman langsung. Namun kebanyakan proses learning diperoleh melalui observasi orang lain : observational learning Enactive learning
  • 8. OBSERVATIONAL LEARNING observasi memungkinkan manusia untuk belajar tanpa harus menampilkan tingkah laku. Belajar melalui observasi lebih efisien daripada belajar melalui pengalaman langsung (Bandura, 1986, 2003). Modeling : belajar melalui observasi tetapi bukan sekedar meniru. Ada proses Kognitif
  • 9. Modelling Modelling merupakan inti dari observational learning. modelling melibatkan proses kognitif. Faktor seseorang melakukan modelling yaitu: 1. Karakteristik Model ( model memiliki status yang tinggi, dan berkompeten) 2. Karakteristik observer yang berkemungkinan melakukan modelling (observer memiliki skill yang rendah, low status,low power, dll) 3. konsekuensi dari tingkah laku model mempengaruhi observer
  • 10. Processes Governing Observational Learning Attention representation behavioral production motivation
  • 11. ENACTIVE LEARNING Perilaku manusia yang kompleks dapat dipelajari ketika mereka berfikir dan dapat mengevaluasi konsekuensi dari tingkah lakunya. fungsi konsekuensi dari respon 1. Konsekuensi memotivasi kita untuk melakukan tindakan antisipasi 2. Konesekuensi respon memberikan informasi mengenai efek dari tindakan tersebut. 3. Konsekuensi respon menyediakan perilaku yang di reinforced.
  • 12. TRIADIC RECIPROCAL CAUSATION Bandura berpendapat bahwa tindakan manusia merupakan hasil interaksi dari 3 variable yaitu : Environment, Behavior, dan Person Person : karakteristik seseorang&kognitif Environment : lingkungan luar Behavior: tingkah laku 3 variabel tidak harus memiliki kekuatan yang sama. Biasanya yang berpengaruh adalah aspek kognitif.
  • 13. Human Agency Teori sosial kognitif mengambil sudut pandang agensi terhadap kepribadian, artinya manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas hidupnya. Bandura (2001) yakin bahwa manusia adalah makhluk yang sanggup mengatur dirinya, proaktif, reflektif, dan mengorganisasikan diri, selain memiliki juga kekuatan untuk memengaruhi tindakan mereka sendiri demi menghasilkan konsekuensi yang diinginkan. Human agency merupakan suatu proses yang aktif mengenai exploring, memanipulasi, mempengaruhi lingkungan dalam rangka mencapai hasil yang di inginkan.
  • 14. Core Feature of Human Agency Intentionality Self-reactiveness Self-reflectiveness Forethought
  • 15. Self-Efficacy Efficacy expectation outcome expectation Keyakinan seseorang terhadap self- efficacy nya mempengaruhi tindakan apa yang akan mereka kejar, seberapa besar usaha yang akan mereka berikan dalam aktivitas, seberapa lama mereka akan gigih dalam menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kegagalan (Bandura, 1994). Self-efficacy merupakan keyakinan manusia pada kemampuan mereka untuk melatih sejumlah ukuran pengendalian terhadap fungsi diri mereka dan kejadian-kejadian di lingkungannya (Bandura, 2001). What is self-efficacy?
  • 16. What contributes to self-efficacy? 1. mastery experiences 2. social modeling 3. social persuasion 4. physical and emotional states successful protest, social activism, force to instigate change apathy, resignation, helplessness depressed High self-efficacy Low self-efficacy Responsive environment Unresponsive environment
  • 17. 1. mastery experiences performa yang berhasil dimasa lalu akan meningkatkan self-efficacy, begitu pula sebaliknya. 6 corollaries: 1. performa yang berhasil akan meningkatkan self-efficacy pada proporsi tugas-tugas yang sulit. 2. tugas yang berhasil dikerjakan sendiri akan menimbulkan self-efficacy yang lebih tinggi daripada tugas yang dikerjakan secara bersama-sama. 3. kegagalan yang paling menurunkan efficacy ketika kita merasa sudah menempatkan usaha sebaik mungkin. 4. kegagalan yang disebabkan karena arousal emosi yang sedang tinggi bukan merupakan kegagalan yang dikatakan sebagai self-debilitating. 5. kegagalan sebelum sense of mastery terbentuk lebih merugikan dibandingkan kegagalan setelah individu memiliki personal efficacy
  • 18. 2. Social modeling Social modeling adalah vicarious experiences yang disediakan oleh orang lain. Self-efficacy kita akan meningkat apabila kita mengobservasi pencapaian orang lain yang memiliki kompetensi yang sama, tetapi menurun apabila kita melihat sekelompok yang mengalami kegagalan. Umumnya, efek dari social modeling tidak sekuat personal performance dalam meningkatkan tingkat efficacy.
  • 19. 3. Social persuasion Persuasi yang dilakukan oleh orang lain dapat meningkatkan self-efficacy atau bahkan menurunkan self-efficacy. Kunci yang paling penting agar self-efficacy meningkat yaitu kita harus percaya dengan persuader. Bandura (1986) memiliki hipotesis bahwa sugesti efficacious power secara langsung berhubungan dengan status dan otoritas persuader.
  • 20. 4. Physical and emotional states Emosi yang kuat biasanya dapat melemahkan performa. arousal informasi berhubungan dengan beberapa variabel, yang pertama, semakin tinggi arousal maka semakin rendah self-efficacy, yang kedua adalah mempresepsikan realisitas arousal, yang terakhir adalah kelamian dari tugas pada variabel yang ditambahkan.
  • 21. Proxy Agency Melakukan kontrol dalam kegiatan sehari-hari dengan melibatkan orang-orang yang ahli di bidangnya. Apabila berlebihan dapat menurunkan self-efficacy.
  • 22. Collective-Efficacy Collective-efficacy merupakan keyakinan bersama tentang kemampuan dari kekuatan kolektif untuk mencapai hasil yang diharapkan (Bandura, 2000). ada 2 teknik untuk mengukur collective efficacy, yaitu pertama dengan cara mengkombinasikan evaluasi individu dari kelompok terhadap kapabilitas personalnya untuk menetapkan tingkah laku untuk menguntungkan individu. yang kedua, dengan cara mengukur kepercayaan diri pada tiap orang terhadap kemampuan kelompok untuk mencapai hasil yang di inginkan
  • 23. Eksternal : 1. menyediakan standar untuk mengevaluasi diri sendiri 2. menyediakan reinforcement (penguatan) Faktor yang mempengaruhi regulasi diri Internal : 1. self observation (observasi diri) ● memonitor performa diri sendiri ● terkadang atensi yang diberikan tidak selalu lengkap dan akurat 1. judgmental process (proses penilaian) ● menilai performa untuk meregulasi perilaku melalui kognisi ● proses penilaian dipengaruhi oleh ○ standar pribadi ○ referensi sekitar ○ nilai dari aktivitas ○ atribusi performa 1. self reaction (reaksi diri) ● memberi respon terhadap perilaku tergantung penilaian pada standar pribadi
  • 24. Regulasi diri melalui agensi moral Dua aspek moral menurut Bandura: Tidak menyakiti orang lain dan membantu orang lain secara proaktif, Pengaruh regulasi moral dapat berfungsi apabila: - melakukan selective activation (aktifasi selektif) -> prinsip moral dapat memprediksikan perilaku moral hanya apabila prinsip tersebut diubah menjadi tindakan - Disengagement of internal control (pelepasan kontrol internal)
  • 25. Mekanisme ketika kontrol internal diaktifkan atau dilepaskan secara selektif a. Mendefinisikan Ulang Perilaku Mendefinisikan ulang perilaku bertujuan untuk membenarkan sebuah perilaku yang salah dengan melakukan rekstrukturisasi kognitif yang membuat meminimalisasi atau lepas dari tanggung jawab a. Justifikasi moral, yaitu perilaku yang salah dibuat seolah-olah dapat dibela atau terlihat menjadi benar. b. Perbandingan yang bersifat menenangkan, menguntungkan antara perilaku tersebut dengan suatu keburukan yang lebih parah. c. Label yang bersifat memperhalus
  • 26. b. Tidak Menghiraukan atau Mendistorsi Konsekuensi dari Perilaku Metode kedua menghindari tanggung jawab meliputi mendistorsi atau mengaburkan hubungan antara perilaku dan konsekuensi merusak dari hal tersebut. c. Dehumanisasi atau Menyalahkan Korban Ketiga, manusia dapat mengaburkan tanggung jawab atas tindakan mereka dengan melakukan dehumanisasi atas korban atau mengatribusikan kesalahan pada mereka. c. Memindahkan atau Mengaburkan Tanggung Jawab Melepaskan tindakan dari konsekuensinya adalah dengan memindahkan atau mengaburkan tanggung jawab. Dengan melakukan pemindahan orang dapat meminimalisasikan konsekueni dari tindakan.
  • 27. Perilaku Disfungsional Depresi Fobia Perilaku agresif Konsep triadic reciprocal causation interaksi individu, lingkungan & faktor perilaku Perilaku disfungsional
  • 28. Depresi Kegagalan Depresi ● merendahkan pencapaian diri sendiri ● menyebabkan ○ rasa penderitaan yang kronis ○ merasa tidak berarti ○ kurangnya tujuan dalam hidup ● dapat terjadi di salah satu subfungsi pengaturan diri : ○ observasi diri (self obervation) : keliru menilai performa dan mendistorsi memori ○ penilaian yang keliru (faulty judgment) ○ reaksi diri (self-reaction) buruk
  • 29. Fobia dipelajari melalui kontak langsung, generalisasi yang tidak tepat khususna dari pengalaman mengamati sulit dihilangkan rasa takut yang cukup kuat dan bertahan lama sehingga cukup memberikan efek yang melumpukan individu
  • 30. Perilaku Agresif terbentuk dari : mengobservasi orang lain pengalaman langsung dengan positive & negative reinforcement pelatihan atau instruksi keyakinan yang ganjil. alasan seseorang tetap melakukan agresi : positive reinforcement negative reinforcement
  • 31. Terapi pendekatan terapi : - pemodelan terang-terangan (overt/ vicarious modelling) - pemodelan tersamar (covert/cognitive modelling) - penguasaan tindakan (enactive mastery) pengaturan diri (self-regulation) Terapis harus mengenalkan strategi untuk - memunculkan perubahan perilaku speifik - generalisasi perubahan perilaku ke situasi lain - mempertahankan perubahan-perubahan perilaku dengan mencegah pasien kembali ke perilaku yang sama.
  • 32. Concept of Humanity Optimistic Pesimistic social biological free-choice determinism
  • 33. Concept of Humanity uniqueness similarity conscious unconscious causality teleology

Editor's Notes

  1. melepaskan kendali internal -> membenarkan moralitas dari sebuah perilaku dengan membedakan atau konsekuensi terhadap perilaku tersebut. mekanisme ketika kontrol internal diaktifkan atau dilepaskan secara selektif dari perilaku yang salah pada titik-titik berbeda pada proses regulasi
  2. Konsep Bandura mengenai konsep triadic reciprocal causation bahwa perilaku dipelajari melalui interaksi antara orang, lingkungan dan perilaku. Hal ini termasuk dengan perilaku disfungsional yang dilakukan oleh individu.
  3. Standar pribadi dan tujuan yang tinggi dapat mengarahkan kita kepada pencapaian dan kepuasan diri. Namun ketika manusia menetapkan tujuan terlalu tinggi, mereka akan lebih mudah gagal. Kegagalan sering membawa manusia kepada depresi, Depresi disfungsional dapat terjadi di salah satu subfungsi pengaturan diri:Pertama, selama observasi diri, manusia bisa keliru menilai performa mereka atau mendistorsi memori tentang pencapaian di masa lalu. Kedua, pribadi yang depresi lebih mudah membuat penilaian yang keliru.
  4. Fobia adalah rasa takut yang cukup kuat dan bertahan lama, cukup untuk memberikan efek yang melumpuhkan seseorang dalam hidup sehari-harinya.Fobia dan rasa takut dipelajari melalui kontak langsung, generalisasi yang tidak tepat, khususnya dari pengalaman mengamati. erilaku disfungsional (penghindaran) terbentuk dan dipertahankan oleh interaksi mutual ekspektansi seseorang (keyakinan bahwa mereka akan diserang), lingkungan eksternal (taman kota), dan faktor-faktor perilaku (pengalaman mereka sebelumnya dengan rasa takut).
  5. Terapis harus menggunakan strategi, yaitu menggeneralisasikan perubahan itu ke situasi lain, dan mempertahankan perubahan-perubahan itu dengan mencegah pasien jatuh kembali ke perilaku yang sama. Bandura (1986) menyarankan sejumlah pendekatan dasar terapi. Pertamaadalah pemodelan menyolok atau terang-terangan. Kedua pemodelan tersamar atau kognitif, terapis melatih pasien untuk memvisualisasikan model melakukan perilaku yang menakutkannya. Ketiga penguasaan tindakan, meminta pasien melakukan sejumlah perilaku yang menghasilkan ketakutan yang menyimpang.