2. 1. Demokrasi
Bahasaan, demokrasi terdiri atas dua rangkaian kata, yaitu
“demos” yang berarti rakyat dan “cratos”yang berarti
kekuasaan.
Secara Istilah, kata demokrasi ini dapat ditinjau dari dua segi
makna.
Pertama, demokrasi dipahami sebagai suatu konsep yang
berkembang dalam kehidupan politik pemerintah.
Kedua, demokrasi dimaknai sebagai suatu konsep yang
menghargai hak-hak dan kemampuan individu dalam
kehidupan bermasyarakat.
3. 2. Syura
a. Bahasa : menampakkan dan memaparkan sesuatu
atau mengambil sesuatu.
b. Istilah :
Proses mengemukakan pendapat dengan saling
mengoreksi antara peserta syura
berkumpul untuk meminta pendapat (dalam suatu
permasalahan) yang peserta syuranya saling
mengeluarkan pendapat yang dimiliki.
proses menelusuri pendapat para ahli dalam suatu
permasalahan untuk mencapai solusi yang mendekati
kebenaran.
4.
5. Q.S. Ali Imron Ayat 159 tentang Musyawarah
,
Terjemah Q.S. Ali Imron ayat 159
Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kami berlaku
lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu, karena itu
maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakal kepada-Nya. (Q.S. Ali Imron ayat 159).
7. ِ َ
ّللا َنِم ٍةَمْحَر
rahmat dari Allahlah
ْمُهَل َتْنِل
berlaku lemah lembut terhadap
mereka
َتْنُك ْوَلَو
Sekiranya kamu
ِبْلَقْلا َظيِلَغ اًّظَف
bersikap keras lagi berhati kasar
واُّضَفْنَال
tentulah mereka menjauhkan diri
َكِل ْوَح ْنِم
dari sekelilingmu,
Arti Kata Q.S. Ali Imron Ayat 159
8. ْمُهْنَع ُْفعاَف
karena itu maafkanlah mereka
ْمُهَل ْرِفْغَتْساَو
mohonkanlah ampun bagi mereka
ْمُهْرِوَاشَو
bermusyawarahlah dengan mereka
ِ
رْمَألْا يِف
dalam urusan itu
َتْمََزع اَذِإَف
apabila kamu telah membulatkan tekad,
ِ َ
ّللا ىَلَع ْلَكَوَتَف
maka bertawakallah kepada Allah
ُّب ِحُي َ َ
ّللا َنِإ
Sesungguhnya Allah menyukai
َينِلِكَوَتُمْلا
.
orang-orang yang bertawakal kepada-Nya
9. Kandungan Q.S. Ali Imron ayat 159
• Bermusyawarah sebagai jalan terbaik
untuk memutuskan segala urusan.
• Bersikap lemah lembut
• Saling memaafkan, sekiranya ada kesalah
pahaman
• Selalu memohon ampunan kepada Allah.
• Melaksanakan Hasil Musyawarah dengan
sungguh-sungguh
• Bertawakal kepada Allah,
11. Hadits Tentang Demokrasi Beserta Penjelasannya
HR. at-Tirmizi
Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Aku tak
pernah melihat seseorang yang lebih sering
bermusyawarah dengan para sahabat dari pada
Rasulullah saw.” [HR. at-Tirmizi].
12. Penjelasan Hadits Demokrasi
Hadis di atas menjelaskan bahwa menurut pandangan para sahabat,
Rasulullah saw. adalah orang yang paling suka bermusyawarah.
Dalam hal urusan penting, beliau senantiasa melibatkan para sahabat
untuk dimintai pendapatnya, seperti dalam urusan strategi perang.
Sikap Rasulullah saw. tersebut menunjukkan salah satu bentuk
kebesaran jiwa beliau dan kerendahan hatinya (tawadhu’), meskipun
memiliki status sosial paling tinggi dibanding seluruh umat manusia,
yaitu sebagai utusan Allah Swt. Namun demikian,kedudukannya
yang begitu mulia di sisi Allah Swt. itu sama sekali tidak
membuatnya merasa “paling benar” dalam urusan kemanusiaan yang
terkait dengan masalah ijtihadiy (dapat dipikirkan dan
dimusyawarahkan karena bukan wahyu),padahal dapat saja
Rasulullah saw. memaksakan pendapat beliau kepada para sahabat,
dansahabat tentu akan menurut saja. Tetapi itulah Rasulullah saw.
manusia agung yang tawadhu’ dan bijaksana.
13. Prinsip-prinsip Musyawarah
1.Melandasi musyawarah dengan hati yang bersih, tidak
kasar, lemah lembut dan penuh kasih sayang.
2.Dalam musyawarah hendaklah bersikap dan berperilaku
baik
3.Para peserta musyawarah hendaklah berlapang dada,
bersedia memberi maaf apabila dalam musyawarah itu
terjadi perbedaan-perbedaan pendapat
4.Hasil musyawarah yang telah disepakati bersama
hendaklah dilaksanakan dengan bertawakal kepada Allah
Swt.
14. 1. Mengurangi kesalahan dalam mengambil keputusan
2. Dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi sesama
3. Terbebas dari pandangan diskriminatif terhadap orang
lain yang berbeda jenis kelamin ataupun status social,
serta terwujudnya kebersamaan dalam menghadapi
berbagai masalah yang timbul dalam masyarakat.
4. Terbiasa memberi maaf dan berlapang dada, ketika
pendapatnya tidak diambil sebagai keputusan
musyawarah, serta tetap tunduk dan patuh pada hasil
musyawarah.
5. Terciptanya budaya saling memahami, saling menghargai,
dan saling memaafkan, sehingga mendukung
terwujudnya kehidupan masyarakat yang harmonis dan
beradab.
Hikmah dan manfaat Musyawarah :