Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang kombinasi teknik konservasi tanah yang dapat menekan erosi tanah dan meningkatkan hasil jagung di lahan kering. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor utama yaitu kontur dan strip. Hasil penelitian menunjukkan penanaman menurut kontur meningkatkan hasil jagung tetapi meningkatkan erosi tanah, sedangkan strip cropping menurangi erosi tanah meski menurunk
Banana is one of the export commodities important, but most
farmers were cultivated as a side commodity only. The objective of the study was to evaluate the land suitability for banana development and its limiting factors. This study was done with four stages, i.e: data collection, laboratory analysis, data compilation, and data interpretation. Land suitability analysis using matching approach and tools of geographical information system (GIS) software. Determining of land suitability classes using FAO (1976) framework of land evaluation. The result shown that land suitability for banana was classified as suitable (N) widely of 204,696.99 ha, and widely of 13,999.53 ha of not suitable (N). The limiting factors for banana development were erosion hazard, water and oxygen availability, and roots condition.
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
Teks tersebut membahas hasil penelitian pengaruh pemupukan unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian menggunakan metode uji kurang satu dengan empat perlakuan kombinasi pupuk yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk secara berimbang dan lengkap memberikan pengaruh positif terhadap panjang tongkol dan hasil jagung. Kombinasi pupuk NPK memberikan
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang berpotensi besar untuk usaha pertanian. Daerah aliran
sungai (DAS) Limboto mempunyai lahan kering yang sesuai untuk pengembangan pertanian seluas 37.049 ha,
sedangkan lahan datar sampai bergelombang yang potensial untuk pertanian 33.144 ha. Untuk memanfaatkan
lahan kering tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi dan teknologi yang meliputi: 1) pengelolaan sistem budi
daya, yang mencakup pengelompokan tanaman dalam suatu bentang lahan mengikuti kebutuhan air yang sama,
penentuan pola tanam yang tepat, pemberian mulsa dan bahan organik, pembuatan pemecah angin, dan penerapan
sistem agroforestry, 2) pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya melalui penyuluhan, penyediaan sarana dan
prasarana produksi serta permodalan petani, pemberdayaan kelembagaan petani dan penyuluh, serta penerapan
sistem agribisnis, dan 3) implementasi kebijakan yang berpihak kepada pertanian, yang meliputi pemberian subsidi
kepada petani di daerah hulu untuk melaksanakan konservasi lahan, pemberian subsidi pajak kepada petani di
daerah hulu, penetapan peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lahan berbasis konservasi, dan
pengelolaan lahan dengan sistem hak guna usaha (HGU). Hal lain yang terpenting dalam pemanfaatan lahan kering
adalah sinkronisasi dan koordinasi antarinstitusi pemerintah dengan melibatkan petani untuk menghindari tumpang
tindih kepentingan.
Tinjauan reklamasi lahan bekas tambang dan aspek konservasi bahan galian ini membahas tiga poin utama: (1) masalah lingkungan akibat aktivitas pertambangan dan pentingnya reklamasi, (2) dampak pertambangan pada lingkungan termasuk limbah yang dihasilkan, dan (3) pertimbangan sumber daya tambang yang tersisa pasca penutupan tambang. Dokumen ini menekankan pentingnya merehabilitasi ekosistem rusak akibat pertambangan untuk mengem
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, sifat fisik dan kimia dua pedon tanah Inceptisol yang berasal dari endapan lakustrin di Paguyaman, Gorontalo. Kedua pedon tanah memiliki warna coklat dan tekstur bervariasi antara lempung dan liat. Sifat-sifat tanah menunjukkan telah terbentuk horison kambik namun belum horison argilik. Kedua pedon diklasifikasikan sebagai Typic Eutrudept dan
Kombinasi teknik konservasi tanah dan pengaruhnya terhadap hasil jagung dan e...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang kombinasi teknik konservasi tanah yang dapat menekan erosi tanah dan meningkatkan hasil jagung di lahan kering. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor utama yaitu kontur dan strip. Hasil penelitian menunjukkan penanaman menurut kontur meningkatkan hasil jagung tetapi meningkatkan erosi tanah, sedangkan strip cropping menurangi erosi tanah meski menurunk
Banana is one of the export commodities important, but most
farmers were cultivated as a side commodity only. The objective of the study was to evaluate the land suitability for banana development and its limiting factors. This study was done with four stages, i.e: data collection, laboratory analysis, data compilation, and data interpretation. Land suitability analysis using matching approach and tools of geographical information system (GIS) software. Determining of land suitability classes using FAO (1976) framework of land evaluation. The result shown that land suitability for banana was classified as suitable (N) widely of 204,696.99 ha, and widely of 13,999.53 ha of not suitable (N). The limiting factors for banana development were erosion hazard, water and oxygen availability, and roots condition.
Hasil tanaman jagung yang dipupuk n, p, dan k di dutohe kabupaten bone bolang...NurdinUng
Teks tersebut membahas hasil penelitian pengaruh pemupukan unsur hara Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian menggunakan metode uji kurang satu dengan empat perlakuan kombinasi pupuk yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk secara berimbang dan lengkap memberikan pengaruh positif terhadap panjang tongkol dan hasil jagung. Kombinasi pupuk NPK memberikan
Penggunaan lahan kering di das limboto sept 2011NurdinUng
Lahan kering merupakan salah satu agroekosistem yang berpotensi besar untuk usaha pertanian. Daerah aliran
sungai (DAS) Limboto mempunyai lahan kering yang sesuai untuk pengembangan pertanian seluas 37.049 ha,
sedangkan lahan datar sampai bergelombang yang potensial untuk pertanian 33.144 ha. Untuk memanfaatkan
lahan kering tersebut, dapat diterapkan beberapa strategi dan teknologi yang meliputi: 1) pengelolaan sistem budi
daya, yang mencakup pengelompokan tanaman dalam suatu bentang lahan mengikuti kebutuhan air yang sama,
penentuan pola tanam yang tepat, pemberian mulsa dan bahan organik, pembuatan pemecah angin, dan penerapan
sistem agroforestry, 2) pengembangan ekonomi, sosial, dan budaya melalui penyuluhan, penyediaan sarana dan
prasarana produksi serta permodalan petani, pemberdayaan kelembagaan petani dan penyuluh, serta penerapan
sistem agribisnis, dan 3) implementasi kebijakan yang berpihak kepada pertanian, yang meliputi pemberian subsidi
kepada petani di daerah hulu untuk melaksanakan konservasi lahan, pemberian subsidi pajak kepada petani di
daerah hulu, penetapan peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lahan berbasis konservasi, dan
pengelolaan lahan dengan sistem hak guna usaha (HGU). Hal lain yang terpenting dalam pemanfaatan lahan kering
adalah sinkronisasi dan koordinasi antarinstitusi pemerintah dengan melibatkan petani untuk menghindari tumpang
tindih kepentingan.
Tinjauan reklamasi lahan bekas tambang dan aspek konservasi bahan galian ini membahas tiga poin utama: (1) masalah lingkungan akibat aktivitas pertambangan dan pentingnya reklamasi, (2) dampak pertambangan pada lingkungan termasuk limbah yang dihasilkan, dan (3) pertimbangan sumber daya tambang yang tersisa pasca penutupan tambang. Dokumen ini menekankan pentingnya merehabilitasi ekosistem rusak akibat pertambangan untuk mengem
Morfologi, sifat fisik dan kimia tanah inceptisols dari bahan lakustrin paguy...NurdinUng
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi, sifat fisik dan kimia dua pedon tanah Inceptisol yang berasal dari endapan lakustrin di Paguyaman, Gorontalo. Kedua pedon tanah memiliki warna coklat dan tekstur bervariasi antara lempung dan liat. Sifat-sifat tanah menunjukkan telah terbentuk horison kambik namun belum horison argilik. Kedua pedon diklasifikasikan sebagai Typic Eutrudept dan
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012NurdinUng
Penelitian ini mengkaji laju infiltrasi dan permeabilitas tanah di areal Kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo untuk menentukan fungsinya sebagai daerah resapan air. Hasilnya menunjukkan bahwa laju infiltrasi dan permeabilitas tanah di area tersebut termasuk sangat cepat, dengan nilai tertinggi pada jarak 140 meter dan terendah pada 170 meter.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip reklamasi tambang yang meliputi persiapan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk lahan, dan penanaman kembali tanaman di lahan bekas tambang untuk memulihkan lingkungan seperti semula."
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya lahan khususnya tanah, mulai dari definisi lahan dan sumber daya lahan, komponen-komponen yang membentuk tanah, faktor-faktor pembentuk tanah, sifat-sifat tanah, sistem klasifikasi tanah menurut USDA, serta jenis-jenis ordo tanah.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai penilaian kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan jagung di kebun percobaan Dulamayo, Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi lahan dan pendekatan parametrik dengan indeks akar kuadrat untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasilnya menunjukkan bahwa lahan kebanyakan layak digunakan untuk jagung lokal tanpa pupuk dan dengan pupuk nasional, sedangkan untuk jagung ungg
Dokumen tersebut membahas pengelolaan tanah dan lahan, termasuk jenis-jenis tanah, pengelolaan tanah, dan cara mempertahankan bahan organik di tanah seperti pengembalian hasil panen, mulsa, dan agroforestri.
Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah agar dapat berfungsi secara optimal untuk pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan tanah meliputi pembajakan, penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan untuk meningkatkan aerasi, drainase, dan kesuburan tanah. Tujuan akhir pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan pertambangan yang berkelanjutan dengan visi terwujudnya pembangunan sumber daya mineral secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik kegiatan pertambangan, dampaknya terhadap lingkungan, upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan, serta pentingnya pertambangan bagi pembangunan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan lahan marginal dan kritis, termasuk definisi, kriteria penilaian, dan berbagai teknik rehabilitasi dan reklamasi lahan seperti revegetasi alami dan buatan, penggunaan vegetasi perintis dan mikoriza, agrosilvikultur, sistem jalur penyekat dan teras, serta pemanfaatan lahan berdasarkan kemiringan lereng.
Laporan ini membahas pengolahan tanah primer menggunakan bajak singkal dan bajak piringan. Terdapat beberapa jenis pola pengolahan tanah seperti pola tengah, pola tepi, pola keliling tengah dan tepi, serta pola lompat kijang dan alfa. Laporan ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari pengolahan tanah pertanian.
Dokumen tersebut membahas metode pengelolaan tanah untuk meningkatkan kesuburannya, yaitu: 1) pengapuran tanah untuk meningkatkan pH dan mengurangi toksisitas aluminium, 2) penggunaan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, 3) pemupukan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman guna meningkatkan hasil panen.
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012NurdinUng
Penelitian ini mengkaji laju infiltrasi dan permeabilitas tanah di areal Kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo untuk menentukan fungsinya sebagai daerah resapan air. Hasilnya menunjukkan bahwa laju infiltrasi dan permeabilitas tanah di area tersebut termasuk sangat cepat, dengan nilai tertinggi pada jarak 140 meter dan terendah pada 170 meter.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip reklamasi tambang yang meliputi persiapan lahan bekas tambang, pengaturan bentuk lahan, dan penanaman kembali tanaman di lahan bekas tambang untuk memulihkan lingkungan seperti semula."
Dokumen tersebut membahas tentang sumber daya lahan khususnya tanah, mulai dari definisi lahan dan sumber daya lahan, komponen-komponen yang membentuk tanah, faktor-faktor pembentuk tanah, sifat-sifat tanah, sistem klasifikasi tanah menurut USDA, serta jenis-jenis ordo tanah.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai penilaian kelas kesesuaian lahan untuk pengembangan jagung di kebun percobaan Dulamayo, Gorontalo. Penelitian ini menggunakan metode evaluasi lahan dan pendekatan parametrik dengan indeks akar kuadrat untuk menentukan kelas kesesuaian. Hasilnya menunjukkan bahwa lahan kebanyakan layak digunakan untuk jagung lokal tanpa pupuk dan dengan pupuk nasional, sedangkan untuk jagung ungg
Dokumen tersebut membahas pengelolaan tanah dan lahan, termasuk jenis-jenis tanah, pengelolaan tanah, dan cara mempertahankan bahan organik di tanah seperti pengembalian hasil panen, mulsa, dan agroforestri.
Pengolahan tanah dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah agar dapat berfungsi secara optimal untuk pertumbuhan tanaman. Proses pengolahan tanah meliputi pembajakan, penggemburan, pembuatan parit, dan pemupukan untuk meningkatkan aerasi, drainase, dan kesuburan tanah. Tujuan akhir pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan lingkungan pertambangan yang berkelanjutan dengan visi terwujudnya pembangunan sumber daya mineral secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta memberikan manfaat bagi masyarakat. Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik kegiatan pertambangan, dampaknya terhadap lingkungan, upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan, serta pentingnya pertambangan bagi pembangunan
Dokumen tersebut membahas pengelolaan lahan marginal dan kritis, termasuk definisi, kriteria penilaian, dan berbagai teknik rehabilitasi dan reklamasi lahan seperti revegetasi alami dan buatan, penggunaan vegetasi perintis dan mikoriza, agrosilvikultur, sistem jalur penyekat dan teras, serta pemanfaatan lahan berdasarkan kemiringan lereng.
Laporan ini membahas pengolahan tanah primer menggunakan bajak singkal dan bajak piringan. Terdapat beberapa jenis pola pengolahan tanah seperti pola tengah, pola tepi, pola keliling tengah dan tepi, serta pola lompat kijang dan alfa. Laporan ini juga menjelaskan tujuan dan manfaat dari pengolahan tanah pertanian.
Dokumen tersebut membahas metode pengelolaan tanah untuk meningkatkan kesuburannya, yaitu: 1) pengapuran tanah untuk meningkatkan pH dan mengurangi toksisitas aluminium, 2) penggunaan bahan organik untuk memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, 3) pemupukan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman guna meningkatkan hasil panen.
Dokumen tersebut membahas pengertian penyusunan peta status kerusakan tanah untuk produksi biomassa, kebutuhan bahan dan peralatan, serta penyusunan peta kondisi tanah awal melalui penyaringan areal kerja efektif dan penentuan skoring potensi kerusakan tanah berdasarkan beberapa peta tematik."
Analisis Sistem Pemanfaatan Lahan Pertanian (ALUSA) digunakan untuk mengevaluasi kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan tertentu dengan mempertimbangkan faktor-faktor fisik, sosial, dan ekonomi guna perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan. ALUSA melibatkan survei sumber daya alam, penentuan satuan pemetaan lahan, identifikasi tipe penggunaan lahan yang relevan, dan klasifikasi kesesuaian lahan
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...zulfikar fahmi
Dokumen ini membahas penelitian tentang tingkat erosi permukaan pada lahan pertanian jagung di DAS Alo-Pohu, Gorontalo. Penelitian mengkaji tingkat erosi pada berbagai kemiringan lereng dan curah hujan. Hasilnya menunjukkan tingkat erosi berkisar antara 1,04-176,49 ton/ha/tahun tergantung kemiringan lereng."
Evaluasi kesesuaian lahan untuk perkebunan di Kecamatan Mijen dengan menganalisis topografi, jenis batuan, dan jenis tanah. Laporan ini menjelaskan pengertian evaluasi lahan dan kesesuaian lahan serta unsur-unsur yang mempengaruhinya seperti karakteristik lahan. Dilakukan pula overlay peta litologi, tanah dan kelerengan untuk menentukan kelas kesesuaian lahan perkebunan.
Peraturan ini menetapkan jenis rencana usaha dan kegiatan yang wajib dilengkapi AMDAL berdasarkan potensi dampaknya terhadap lingkungan. Jenis-jenis kegiatan tersebut tercakup dalam bidang pertahanan, pertanian, perikanan, kehutanan, perhubungan, dan lainnya. Skala atau besaran kegiatan ditetapkan berdasarkan uji coba untuk memperkirakan dampaknya terhadap ekosistem, hidrologi, dan masyarak
[Ringkasan]
Dokumen ini membahas letak lokasi Kabupaten Pelalawan yang terletak di pesisir timur Sumatera dengan luas wilayah sekitar 1,3 juta ha. Kabupaten ini memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 191 mm per bulan. Sebagian besar wilayahnya datar dengan tanah berjenis histosol, entisol, inceptisol dan ultisol yang didominasi penggunaan lahannya untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan.
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Purwandaru Widyasunu
Dokumen tersebut membahas tentang teknik budidaya tanaman pangan. Beberapa poin kuncinya adalah:
1. Perencanaan komoditas tanaman pangan harus mempertimbangkan jenis lahan basah atau kering.
2. Pengelolaan unsur iklim seperti curah hujan, suhu, dan kelembaban penting untuk produktivitas tanaman.
3. Pengelolaan sumber daya air dan tanah seperti irigasi dan drainase sangat mempengaruhi pertumbuhan tan
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
Studi ini menganalisis perubahan tataguna lahan terhadap usia bendungan Tilong di DAS Tilong, Kupang, NTT. Hasil studi menunjukkan besarnya laju erosi dan sedimentasi di DAS Tilong akibat perubahan tata guna lahan, serta tingkat bahaya erosi yang sangat tinggi. Untuk mengurangi laju erosi, diperlukan arahan penggunaan lahan dan konservasi lahan melalui pembangunan dam pengendali serta kerjasama antara masyar
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
P.15 2017 tata cara pengukuran muka air tanahSani Saragih
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pengukuran muka air tanah di titik penaatan ekosistem gambut untuk mengetahui tingkat kerusakan ekosistem gambut. Pengukuran dilakukan secara berkala di titik-titik yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal dan hasilnya dilaporkan setiap tiga bulan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi fungsi ekologis ekosistem gambut.
Laporan ini menganalisis status kerusakan lahan dan tanah untuk produksi biomassa di Kabupaten Pelalawan. Survei tanah menemukan empat ordo tanah yaitu Histosols, Entisols, Inceptisols dan Ultisols dengan berbagai jenis tanah. Analisis laboratorium menunjukkan tekstur tanah secara umum halus sampai sedang namun pH tanah sangat masam yang perlu dikoreksi untuk optimalisasi produksi biomassa.
PT. Bennatin Suryacipta melakukan kajian status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa di Kabupaten Pelalawan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lahan dan tanah yang dapat digunakan untuk produksi biomassa. Hasil kajian digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pemanfaatan lahan untuk budidaya tanaman biomassa.
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaandrestajumena1
Dokumen tersebut membahas metodologi yang digunakan dalam studi kelayakan pelabuhan penyeberangan Sagu-Sagu Lukit, yaitu survey dan observasi lapangan untuk mengumpulkan data potensi hinterland dan kondisi operasional pelabuhan. Tahapannya meliputi pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis kelayakan dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas rencana studi kelayakan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Sagu-Sagu Lukit. Ruang lingkup studi meliputi identifikasi umum, kelayakan teknis, operasional, lingkungan hidup, dan finansial proyek tersebut. Tujuannya adalah untuk memperoleh dasar perencanaan pengembangan pelabuhan secara berkelanjutan."
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdf
Bab vii
1. VII – 1
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
PT. BENNATIN SURYACIPTA
7.1. KESIMPULAN
Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Pelalawan berdasarkan Kabupaten Pelalawan Dalam Angka
Tahun 2008 mencapai 13.256,7 km2 (1.325.670 ha) dibagi menjadi 13 kecamatan.
Arel Kerja Efektif
Berdasarkan Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tahun 2005 - 2010 dan Peta
Penggunaan Lahan, luas wilayah kerja efektif untuk Pekerjaan Kajian Status Kerusakan
Lahan Dan/Atau Tanah Untuk Produksi Biomassa mencapai 1.284.906,30 Ha, sisanya
seluas 40.763,7 ha merupakan areal yang tidak termasuk wilayah kerja efektif dengan
penggunaan lahan berupa kawasan HPH, HP, Kawasan Lindung dan wilayah perairan.
Kondisi Tanah Awal
Berdasarkan hasil interfretasi terhadap empat peta tematik (Peta Tanah, Peta
Kemiringan Lahan, Peta Penggunaan Lahan dan Peta Sebaran Hujan) yang dijadikan
2. VII – 2
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
PT. BENNATIN SURYACIPTA
dasar penetapan status kerusakan tanah luas masing-masing variabel adalah sebagai
berikut :
1. Tanah
− Ordo Histosols seluas 615.863,12 ha (47,94 %).
− Ordo Entisols seluas 132.636,86 ha (10.32 %).
− Ordo Iceptisols seluas 306.997,30 ha (23,89 %).
− Ordo Ultisols seluas 229.508,03 ha (17,85 %).
2. Kemiringan Lahan/Lereng
− 0 – 8 % seluas 1.03.4255,45 ha (80,49 %).
− 9 – 15 % seluas 171.709,79 ha (13,36 %).
− 16 – 25 % seluas 57.699,24 ha (4,49 %).
− 26 – 40 % seluas 21.241,83 ha (1,60 %).
3. Penggunaan/Penutupan Lahan
4. Curah Hujan
Kelas 1.000 – 2.000 mm/tahun seluas 742.798,5 ha.
Kelas 2.000 – 3.000 mm/tahun seluas 542.107,8 ha.
Berdasarkan hasil penyusunan peta tanah awal, lokasi kerja efektif terbagi ke dalam 2
(dua) sistem lahan yaitu lahan basah dan lahan kering. Lahan basah dibagi menjadi 7
unit lahan seluas 748.499,98 ha (58,25 %) dan lahan kering dibagi menjadi 8 unit lahan
seluas 536.406,24 ha (41,75 %).
Hasil verifikasi lapangan dari empat ordo tanah yang ada di lokasi studi terbagi menjadi
....jenis tanah dengan padanan dan luasan masing-masing jenis tanah seperti disajikan
dalam tabel di bawah ini :
3. VII – 3
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Tabel 7.1.
Jenis Tanah Di Lokasi Studi
No. Ordo
Macam Tanah Luas
Soil Taxonomy USDA,
1998
FAO/UNESCO,
1985
PPT, 1983 Ha %
1. Histosols
Typic Sulfohemists
Typic Haplohemists
Typic Haplosaprists
HemicHistosols
ThionicHistosols
SapricHistosols
OrganosolHemik
OrganosolHemik
OrganosolSaprik
43.478,36
523.110,31
49.274,46
3,38
40,71
3,83
2. Entisols
HaplicSulfaquents
Typic Udifluvents
Aeric Endoaquents
ThionicFluvisols
Dystric Fluvisols
Eutic Fluvisols
Aluvial Tionik
Aluvial Distrik
Aluvial Eutrik
12.617,28
4.099,79
115.919,79
0,98
0.32
9,02
3. Inceptisols
Typic Dystrudepts
OxicDystrudepts
ChromicCambisols
Dystric Cambisols
KambisolKromik
KambisolDistrik
285.755,47
21.241,83
22,24
1,65
4. Ultisols
Typic Hapludults
RhodicKanhapludults
Typic Kanhapludults
HaplicAcrisols
UmbricAcrisols
UmbricAcrisols
PodsolikHaplik
PodsilikRodik
PodsolikKromik
57.540,27
57.699,24
114.168,52
4,48
4,49
8,89
Jumlah 1.284.906,30 100,0
Sumber Data : Analisis Tim Survei, 2010
Berdasarkan hasil penyusunan peta tanah awal, hasil verifikasi lapangan dan analisis
tanah di laboratorium lokasi kerja efektif terbagi ke dalam 2 (dua) sistem lahan yaitu
lahan basah dan lahan kering. Lahan basah dibagi menjadi 20 unit lahan seluas
748.499,98 ha (58,25 %) dan lahan kering dibagi menjadi 16 unit lahan seluas
536.406,24 ha (41,75 %).
Status Kerusakan Tanah
Berdasarkan hasil penetapan status kerusakan tanah untuk produksi biomassa dengan
menggunakan Metoda Skoring Dan Frekwensi Relatif Kerusakan Tanah, status
kerusakan tanah di lokasi studi termasuk pada status kerusakan ringan (R-1) seluas
217.323,31 ha (16,91 %) dan status kerusakan sedang (R-2) seluas 1.067.583,00 ha
(83,09 %).
Status kerusakan tanah pada lahan basah adalah : status kerusakan ringan (R1) seluas
116.215,67 ha (15.53%) dan status kerusakan sedang (R2) seluas 632.284,31 ha
(84.47%). Status kerusakan tanah pada lahan kering adalah : status kerusakan ringan
4. VII – 4
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
PT. BENNATIN SURYACIPTA
(R1) seluas101.107,64 ha (18.85%) dan status kerusakan sedang (R2) seluas
435.298,69 ha (81.15%).
Faktor Pembatas
Berdasarkan parameter kerusakan tanah, status kerusakan tanah di lokasi studi
penyebabnya didominasi oleh kemasaman tanah (pH) tinggi, kedalaman air tanah
dangkal yang dalam pada lahan basah dan rendahnya kandungan mikroba tanah.
Kemasaman tanah (pH) tinggi diduga karena sifat bahan induk tanah itu sendiri dan
pemupukan kontinyu dengan mengguakan jenis pupuk kimia yang mengandung sulfur.
Kedalaman air tanah dangkal yang dalam pada lahan basah terutama lahan gambut
(tanah organik) disebabkan oleh perlakuan drainase tanah yang terlalu dalam dan tidak
adanya upaya pengaturan tata air. Adapun rendahnya kandungan mikroba tanah diduga
diakibatkan oleh penggunaan pestisida jenis herbisida yang terus-menerus dilakukan
dalam menekan pertumbuhan gulma.
Pensegahan Erosi dan Subsidensi Tanah
Dari hasil peninjauan lapangan, upaya konservasi tanah dari erosi dan subsidensi
gambut dan pada areal budi daya tanaman, baik perkebunan maupun hutan tanaman
belum dilakukan, sehingga pada lahan miring terjadi jenis erosi percikan (spash erosion)
dan erosi lembar (sheet erosion) serta sedimentasi pada wilayah pelembahan.
Sedangkan subsidensi pada lahan gambutdicirikan oleh munculnya akar besar dan akar
serabut pada permukaan tanah.
Berdasarkan hasil penilaian secara keseluruhan, kondisi tanah pada areal yang
dikembangkan untuk produksi biomassa telah mengalami kerusakan pada tingkat ringan
sampai sedag.
7.2. REKOMENDASI
5. VII – 5
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Untuk mencegah lajunya kerusakan lahan pada lahan basah diperlukan manajemen
pengelolaan tata air untuk mencegah terjadinya penurunan lahan dan kebakaran lahan.
Pembatasan penggunaan pestisida dalam pengendalian gulma yang tumbuh di atas
permukaan tanah pada areal perkebunan dan hutan tanaman, agar kehidupan mikro
organisma yang dapat membantu memantapkan strutur tanah tidak terganggu, selain itu
gulma berfungsi dalam mencegah atau menghambat laju erosi tanah.
Pentingnya ada upaya pelestarian tanah/lahan dengan upaya konervasi pada lahan
perkebunan dan hutan tanaman dengan cara penanaman tanaman penutup tanah
(cover crop) dengan tanaman jenis Leguminosea atau penanaman rumput penutup
tanah dan penterasan pada lahan-lahan berlereng.
Untuk mengukur lajunya subsidensi lahan gambut yang diakibatkan oleh drainase lahan
dan laju erosi pada lahan kering, diperlukan adanya pemasangan alat ukur berupa patok
subsidensi dan patok erosi, sehingga kerusakan tanah pada arel produksi biomassa
dapat dievaluasi.