[Ringkasan]
Dokumen ini membahas letak lokasi Kabupaten Pelalawan yang terletak di pesisir timur Sumatera dengan luas wilayah sekitar 1,3 juta ha. Kabupaten ini memiliki iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 191 mm per bulan. Sebagian besar wilayahnya datar dengan tanah berjenis histosol, entisol, inceptisol dan ultisol yang didominasi penggunaan lahannya untuk perkebunan kelapa sawit dan hutan.
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)Ade Rohima
Dokumen tersebut merangkum sumber daya alam dan lingkungan hidup di Provinsi Banten. Provinsi Banten kaya akan sumber daya alam seperti hutan, lahan pertanian, mineral, dan sumber daya perairan. Namun demikian, terjadi kerusakan lingkungan akibat pembangunan dan aktivitas manusia seperti degradasi hutan, pencemaran udara dan air, serta potensi bencana longsor dan banjir. Untuk itu, diperlukan pengelolaan sum
Dokumen tersebut membahas tentang Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. Daerah ini memiliki luas wilayah 109.254 km2 dan memiliki berbagai potensi sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, hutan, pertambangan dan perikanan. Namun demikian, daerah ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti produktivitas pertanian dan perkebunan yang rendah, ketergantungan pada satu komoditas, isolasi daerah terpencil
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
Makalah ini membahas kualitas lahan tambak pasca bencana banjir di Sinjai Timur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kondisi tanah secara umum masih layak untuk budidaya udang meskipun beberapa parameter seperti pH tanah, kandungan bahan organik dan fosfat masih perlu ditingkatkan. Kondisi air tambak juga perlu diperbaiki terutama suhu, oksigen terlarut dan bahan organik. Langkah perbaikan seperti pengapuran tanah,
Dokumen tersebut merangkum gambaran umum Kabupaten Bangka Tengah yang meliputi luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pekerjaan utama masyarakat, tata guna lahan, dan produksi pangan. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Bangka Tengah sangat bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah karena produksi pangan lokal tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini menyebabkan
P16 sumber daya alam dan lingkungan hidup (1)Ade Rohima
Dokumen tersebut merangkum sumber daya alam dan lingkungan hidup di Provinsi Banten. Provinsi Banten kaya akan sumber daya alam seperti hutan, lahan pertanian, mineral, dan sumber daya perairan. Namun demikian, terjadi kerusakan lingkungan akibat pembangunan dan aktivitas manusia seperti degradasi hutan, pencemaran udara dan air, serta potensi bencana longsor dan banjir. Untuk itu, diperlukan pengelolaan sum
Dokumen tersebut membahas tentang Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. Daerah ini memiliki luas wilayah 109.254 km2 dan memiliki berbagai potensi sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, hutan, pertambangan dan perikanan. Namun demikian, daerah ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti produktivitas pertanian dan perkebunan yang rendah, ketergantungan pada satu komoditas, isolasi daerah terpencil
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
Makalah ini membahas kualitas lahan tambak pasca bencana banjir di Sinjai Timur. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa kondisi tanah secara umum masih layak untuk budidaya udang meskipun beberapa parameter seperti pH tanah, kandungan bahan organik dan fosfat masih perlu ditingkatkan. Kondisi air tambak juga perlu diperbaiki terutama suhu, oksigen terlarut dan bahan organik. Langkah perbaikan seperti pengapuran tanah,
Dokumen tersebut merangkum gambaran umum Kabupaten Bangka Tengah yang meliputi luas wilayah, jumlah penduduk, kepadatan penduduk, pekerjaan utama masyarakat, tata guna lahan, dan produksi pangan. Dokumen tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Bangka Tengah sangat bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah karena produksi pangan lokal tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal ini menyebabkan
Dokumen tersebut membahas tentang Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. Daerah ini memiliki luas wilayah 109.254 km2 dan memiliki berbagai potensi sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, hutan, pertambangan dan perikanan. Namun demikian, daerah ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti produktivitas pertanian dan perkebunan yang rendah, ketergantungan pada satu komoditas, isolasi daerah terpencil
Dokumen tersebut membahas dampak kenaikan muka air sungai di Kota Palembang akibat kenaikan muka air laut global. Dibahas latar belakang masalah, tujuan studi, lingkup pembahasan, gambaran umum Kota Palembang dan perkiraan dampak kenaikan muka air sungai terhadap daerah perkotaan."
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDianora Didi
Upaya pembangunan di bangka tengah yang berkelanjutan, menerapkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan pembangunan
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
Makalah ini membahas manajemen kualitas tanah dan air yang penting untuk kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tanah dan air meliputi tekstur tanah, kandungan bahan organik, dan pH tanah. Pengelolaan faktor-faktor ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan organisme perairan yang dibudidayakan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
Laporan ini menyajikan hasil penelitian geologi dan geofisika di perairan Sebatik, Kalimantan Timur. Penelitian ini menghasilkan peta batimetri, sebaran sedimen dasar laut, dan struktur geologi berupa lipatan di dasar laut yang dipengaruhi oleh formasi di darat. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung perencanaan pembangunan di kawasan pesisir tersebut."
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
Laporan ini menyajikan hasil pengawasan budidaya udang vanname secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di dua lokasi di Kota Makassar. Budidaya udang vanname secara tradisional memberikan hasil yang menjanjikan dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem budidaya intensif. Kualitas air dan tanah masih memenuhi syarat untuk pertumbuhan udang walaupun terdapat bakteri yang tinggi akibat bahan organik.
Kerusakan alam merupakan masalah serius yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia. Tiga contoh kerusakan alam terparah di Indonesia adalah penambangan emas oleh PT Newmont di Nusa Tenggara Barat yang menyebabkan polusi udara dan air, kegiatan PT Freeport di Papua yang mencemari lingkungan, serta rusaknya terumbu karang di seluruh Indonesia akibat berbagai aktivitas manusia. Dampaknya meliputi kerusakan hutan
Dokumen tersebut membahas tentang Daerah Tingkat I Sumatera Selatan. Daerah ini memiliki luas wilayah 109.254 km2 dan memiliki berbagai potensi sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan, hutan, pertambangan dan perikanan. Namun demikian, daerah ini masih menghadapi berbagai tantangan seperti produktivitas pertanian dan perkebunan yang rendah, ketergantungan pada satu komoditas, isolasi daerah terpencil
Dokumen tersebut membahas dampak kenaikan muka air sungai di Kota Palembang akibat kenaikan muka air laut global. Dibahas latar belakang masalah, tujuan studi, lingkup pembahasan, gambaran umum Kota Palembang dan perkiraan dampak kenaikan muka air sungai terhadap daerah perkotaan."
DIKPLHD Kabupaten Bangka Tengah 2023 Eksekutif SummaryDianora Didi
Upaya pembangunan di bangka tengah yang berkelanjutan, menerapkan prinsip ekonomi, sosial dan lingkungan dalam setiap pengambilan keputusan pembangunan
M A N J E M E N K U A L I T A S A I R D A N T A N A HBBAP takalar
Makalah ini membahas manajemen kualitas tanah dan air yang penting untuk kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tanah dan air meliputi tekstur tanah, kandungan bahan organik, dan pH tanah. Pengelolaan faktor-faktor ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan organisme perairan yang dibudidayakan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
Laporan ini menyajikan hasil penelitian geologi dan geofisika di perairan Sebatik, Kalimantan Timur. Penelitian ini menghasilkan peta batimetri, sebaran sedimen dasar laut, dan struktur geologi berupa lipatan di dasar laut yang dipengaruhi oleh formasi di darat. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung perencanaan pembangunan di kawasan pesisir tersebut."
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
Laporan ini menyajikan hasil pengawasan budidaya udang vanname secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di dua lokasi di Kota Makassar. Budidaya udang vanname secara tradisional memberikan hasil yang menjanjikan dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem budidaya intensif. Kualitas air dan tanah masih memenuhi syarat untuk pertumbuhan udang walaupun terdapat bakteri yang tinggi akibat bahan organik.
Kerusakan alam merupakan masalah serius yang diakibatkan oleh faktor alam dan manusia. Tiga contoh kerusakan alam terparah di Indonesia adalah penambangan emas oleh PT Newmont di Nusa Tenggara Barat yang menyebabkan polusi udara dan air, kegiatan PT Freeport di Papua yang mencemari lingkungan, serta rusaknya terumbu karang di seluruh Indonesia akibat berbagai aktivitas manusia. Dampaknya meliputi kerusakan hutan
Laporan ini menganalisis status kerusakan lahan dan tanah untuk produksi biomassa di Kabupaten Pelalawan. Survei tanah menemukan empat ordo tanah yaitu Histosols, Entisols, Inceptisols dan Ultisols dengan berbagai jenis tanah. Analisis laboratorium menunjukkan tekstur tanah secara umum halus sampai sedang namun pH tanah sangat masam yang perlu dikoreksi untuk optimalisasi produksi biomassa.
PT. Bennatin Suryacipta melakukan kajian status kerusakan lahan dan/atau tanah untuk produksi biomassa di Kabupaten Pelalawan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lahan dan tanah yang dapat digunakan untuk produksi biomassa. Hasil kajian digunakan sebagai dasar dalam perencanaan pemanfaatan lahan untuk budidaya tanaman biomassa.
Dokumen tersebut membahas pengertian penyusunan peta status kerusakan tanah untuk produksi biomassa, kebutuhan bahan dan peralatan, serta penyusunan peta kondisi tanah awal melalui penyaringan areal kerja efektif dan penentuan skoring potensi kerusakan tanah berdasarkan beberapa peta tematik."
5 bab 3 metodologi pelaksanaan pekerjaandrestajumena1
Dokumen tersebut membahas metodologi yang digunakan dalam studi kelayakan pelabuhan penyeberangan Sagu-Sagu Lukit, yaitu survey dan observasi lapangan untuk mengumpulkan data potensi hinterland dan kondisi operasional pelabuhan. Tahapannya meliputi pengumpulan data sekunder dan primer serta analisis kelayakan dan lingkungan.
Dokumen tersebut membahas rencana studi kelayakan pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Sagu-Sagu Lukit. Ruang lingkup studi meliputi identifikasi umum, kelayakan teknis, operasional, lingkungan hidup, dan finansial proyek tersebut. Tujuannya adalah untuk memperoleh dasar perencanaan pengembangan pelabuhan secara berkelanjutan."
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN AKTIFITAS MIKROBA DI LINGKUNGAN
Bab ii
1. II – 1
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
2.1. LETAK LOKASI STUDI
Nama Kabupaten Pelalawan berasal dari nama sebuah kerajaan yang berpusat di
sekitar Sungai Kampar yang berdiri pada tahun 1726 - 1945 yaitu Kerajaan Pelalawan.
Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Kampar berdasarkan
Undang-undang No. 53 tahun 1999.
Kabupaten Pelalawan berada di Pesisir Timur Pulau Sumatera, yang wilayahnya dibelah
oleh Sungai Kampar. Secara geografis, Pelalawan berada di 00° 46,24' LU sampai 00°
24,34 LS dan 101° 30,37' BT sampai dengan 103° 21,36' BT. Batas wilayah kabupaten
adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Siak dan Kabupaten
Meranti.
2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri
Hulu dan Kabupaten Kuantan Singingi.
3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Kepulauan Riau.
2. II – 2
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kampar dan Kota Pekanbaru.
Luas wilayah Kabupaten Pelalawan ± 13.256,7 km2 /1.325.670 ha, yang dibagi menjadi
12 kecamatan dengan wilayah terluas adalak Kecamatan Teluk Meranti (4.246 km2/32,0
%), Kecamatan Pelalawan (1.496 km2/11,0 %) dan Kecamatan Langgam (1.450
km2/10,93 %). Adapun luasan dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Pelalawan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Luas Wilayah Kecamatan Di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan
Luas
(Ha) (%)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Langgam
Pangkalan Kerinci
Bandar Sei Kijang
Pangkalan Kuras
Ukui
Pangkalan Lesung
Bunut
Pelalawan
Bandar Petalangan
Kuala Kampar
Kerumutan
Teluk Meranti
145.000
19.250
32.080
118.500
130.200
50.620
41.470
149.600
37.330
80.640
96.380
424.600
10,93
1,45
2,42
9
10
4
3
11
3
6
7
32
Jumlah 1.325.670 100
Sumber : Pelalawan Dalam Angka dan Website BPS, 2009
3.1. IKLIM
Kabupaten Pelalawan seperti daerah lainnya di Indonesia secara umum termasuk pada
wilayah yang memiliki iklim tropis. Kondisi curah hujan di wilayah studi relatif cukup
tinggi, yaitu ditunjukan dengan jumlah curah hujan tahunan sebesar 2300,00 mm/tahun,
3. II – 3
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
dengan curah hujan rerata bulanan sebesar 191,67 mm. Dari data yang ada terlihat
bahwa curah hujan rerata minimum sebesar 99,98 mm yang terjadi pada bulan Juli dan
curah hujan rerata maksimum sebesar 298,73 mm yang terjadi pada bulan November.
Untuk data iklim, kondisi kelembaban udara relatif di wilayah studi, mempunyai nilai
berkisar antara 80 % sampai dengan 88,4 % yang menggambarkan kondisi kelembaban
relatif minimum dan maksimum. Berdasarkan data-data tersebut, harga kelembaban
relatif minimum terjadi pada bulan September, sedangkan nilai maksimum terjadi pada
bulan Desember. Temperatur udara yang terjadi di wilayah studi mempunyai nilai antara
27,26o C hingga 28,71o C, yang masing-masing terjadi pada bulan September dan
Maret. Kecepatan angin yang terjadi berkisar antara 0,292 km/jam hingga 0,350 km/jam,
yang masing-masing terjadi pada bulan Juni dan Agustus.
Berdasarkan analisis klasifikasi iklim menurut beberapa metode yang berlaku, yaitu
metode Koppen, Schmidt-Ferguson dan Oldeman. Adapun dari analisis yang dilakukan,
secara prinsip wilayah studi termasuk dalam klasifikasi iklim sebagai berikut :
Menurut Koppen, sifat hujan di wilayah studi termasuk dalam klas Am, yaitu daerah
hutan tropis yang lembab/basah sepanjang tahun
Menurut Schmidt-Ferguson, dinyatakan bahwa daerah studi termasuk dalam klas B,
yaitu daerah yang memiliki ciri-ciri iklim basah.
Menurut Oldeman, wilayah studi termasuk dalam klasifikasi kelas C1, dimana
daerah studi memiliki bulan kering dua bulan, bulan basah dua bulan dan sisanya
merupakan bulan lembab selama 8 bulan.
2.2. TOPOGRAFI
Kondisi topografi Kabupaten Pelalawan berdasarkan hasil interpretasi peta rupa bumi
skala 1 : 50.000 yang mana sebagian besar wilayahnya tergolong datar dengan
kemiringan lereng rata-rata 0-8 % yang meliputi Kecamatan Teluk Meranti, Kecamatan
Kuala Kampar, sebagian Kecamatan Pelalawan, sebagian Kecamatan Pangkalan
Kerinci, sebagian Kecamatan Pangkalan Kuras, sebagian Kecamatan Kerumutan dan
4. II – 4
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
sebagian Kecamatan Langgam. Kondisi ini mengakibatkan sistem drainase tanah buruk,
sehingga mengakibatkan sering terjadinya banjir dan genangan pada saat musim hujan
dan mengalami kekeringan pada waktu musim kemarau. Wilayah kabupaten pelalawan
yang memiliki topografi berbukit yang terletak di bagian barat yaitu Kecamatan Bandar
Sei Kijang, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kecamatan Ukui, Kecamatan Pangkalan
Lesung, Kecamatan Langgam dan Kecamatan Bunut dengan topografi berombak
sampai berbukit kecil dengan kemiringan lahan didominasi oleh kelerengan 9 – 25 %.
2.3. GEOLOGI UMUM
Sebagian besar permukaan tanah di Kabupaten Pelalawan ditutup oleh bahan endapan
muda yang terdiri dari Aluvium dan endapan pantai/aluviun and coastal deposits (Qac)
dengan material terdiri dari pasir, lanau, lempung, lumpur, kerikil dan kerakal; endapan
rawa/swamp deposit (Qs) berupa gambut (bahan organik), lempung, lumpur, lanau dan
pasir dan; endapan kipas/Aluvial fan deposit (Qf) berupa pasir fanlomerat dan lumpur;
undak sungai/river terrace berupa kerakal, kerikil dan pasir.
2.4. TANAH
Tanah di Kabupaten Pelalawan berdasarkan Peta Satuan Lahan dan Tanah (PPT, 1990
dan 1991) memiliki solum yang dalam, berkembang dari bahan induk batuan sedimen
berupa batu pasir, batu liat, lanau, endapan aluvium dan bahan organik yang berifat
masam. Tekstur tanah tergolong halus sampai sedang, sedangkan pada tanah organik
tingkat dekomposisinya tergolong sedang sampai matang. Tanah organik di Kabupaten
Pelalawan menyebar hampir di seluruh kecamatan, terutama di Kecamatan Teluk
meranti dengan kedalaman antara satu meter sampai >3 m. Sistem drainase alam
berupa sungai dan drainase buatan untuk mengeringkan lahan basah di kabupaten ini
seluruhnya bermuara di pantai timur melalui sungai terbesar yaitu Sungai Kampar
Jenis tanah menurut Soil Taxonomy (USDA, 1998) tanah di Kabupaten Pelalawan
didominasi oleh ordo Histosols, Entisols, Inceptisols dan Ultisols.
5. II – 5
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
2.5. PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan secara umum, baik lahan kering maupun lahan basah sebagian
besar telah diolah untuk budidaya tanaman terutama hutan tanaman industri (HTI),
tanaman perkebunan kelapa sawitdan karet, hutan produksi, hutan lindung, permukiman
dan wilayah perairan, data luasan dapat dilihat pada bab berikutnya. Pengolahan lahan
pada lahan basah (tanah organik dan aluvial) diolah dengan melakukan pengeringan
lahan yaitu pembuatan saluran-saluran drainase yang airnya dibuang ke sungai atau ke
laut.
2.6. KONDISI SOSIAL EKONOMI
2.6.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Pelalawan berdasarkan Pelalawan Dalam Angka
pada tahun 2009 sebanyak 279.580 jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk laki-
laki 143.046 jiwa (51,2 %) dan penduduk perempuan 136.534 (48,8 %).
Disamping itu jumlah rumah tangga secara keseluruhan tercatat 68.300 rumah
tangga. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk hal ini menunjukan
bahwa tiap kecamatan rata-rata setiap rumah tangga tercatat 4,1 (empat) jiwa
per rumah tangga sedangkan kepadatan penduduk pada tahun 2009 rata-rata
0,5 jiwa km2/
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin, jumlah
penduduk menurut rumah tangga dan kepadatan penduduk, dapat dilihat pada
tabel 2.2 sampai 2.4 berikut ini :
6. II – 6
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
No Kecamatan
Laki-laki
(jiwa)
Perempuan
(Jiwa)
Jumlah
Jiwa %
1. Langgam 7.694 7.803 15.497 5,5
2. PangkalanKerinci 34.805 33.847 68.652 24,6
3. BandarSei Kijang 7.093 6.764 13.857 5,0
4. PangkalanKuras 20.526 19.112 39.638 14,2
5. Ukui 14.010 13.313 27.323 9,8
6. PangkalanLesung 11.087 10.912 21.999 7,9
7. Bunut 5.466 5.124 10.590 3,8
8. Pelalawan 6.638 6.332 12.970 4,6
9. BandarPetalangan 6.429 6.360 12.789 4,6
10. KualaKampar 11.118 10.242 21.360 7,6
11. Kerumutan 8.052 8.159 16.211 5,8
12. TelukMeranti 10.128 8.566 18.694 6,7
Jumlah 143.046 136.534 279.580 100,0
Sumber : Pelalawan Dalam Angka dan Website BPS Kab. Pelalawan, 2009
Tabel 2.3. Jumlah Jiwa Per Rumah Tangga
No. Kecamatan Jumlah Jiwa
Jumlah Rumah
Tangga
Rata-rata
1. Langgam 15.479 3.572 4,3
2. PangkalanKerinci 68.652 16.889 4,1
3. BandarSei Kijang 13.857 2.885 4,8
4. PangkalanKuras 39.638 9.830 4,0
5. Ukui 27.323 6.901 4,0
6. PangkalanLesung 21.999 6.740 3,3
7. Bunut 10.590 2.423 4,4
8. Pelalawan 12.970 3.433 3,8
9. BandarPetalangan 12.789 3.457 3,7
10. KualaKampar 21.360 4.576 4,7
11. Kerumutan 16.211 3.997 4,1
12. TelukMeranti 18.694 3.597 5,2
Jumlah/Rata-rata 279.580 68.300 4,1
Sumber : Pelalawan Dalam Angka dan Website BPS Kab. Pelalawan, 2009
7. II – 7
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
Tabel 2.4 Kepadatan Penduduk
No Kecamatan Jumlah Jiwa Luas Wilayah (Ha)
Rata-rata Jiwa
Per Ha
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Langgam
PangkalanKerinci
BandarSei Kijang
PangkalanKuras
Ukui
PangkalanLesung
Bunut
Pelalawan
BandarPetalangan
KualaKampar
Kerumutan
TelukMeranti
15.255
68.369
13.537
38.849
27.067
21.571
10.534
13.111
12.549
21.112
15.794
18.605
145.000
19.250
32.080
118.500
130.200
50.620
41.470
149.600
37.330
80.640
96.380
424.600
11
355
42
33
21
43
25
9
34
26
16
4
Jumlah/Rata-rata 276.353 1.325.670 21
Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2007
2.6.2. Ketenagakerjaan
Kesempatan kerja yang ada belum mampu mencukupi jumlah tenaga kerja yang
ada mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran, berdasarkan data
Tahun 2007, pencari kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja berjumlah 1.119
orang, terdiri dari 529 (47,27 %) laki-laki dan 590 (52,73 %) perempuan.
2.6.3. Pendidikan
Tingkat keberhasilan pembangunan suatu bangsa dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan penduduknya. Demikian pentingnya peranan pendidikan, maka
sudah sewajarnya pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat memberikan
perhatian yang besar pada bidang pendidikan. Ditinjai dari ketersediaan jenjang
pendidikan di Kabupaten Pelalawan ini baru tersedia prasarana pendidikan
sampai tingkat SLTA. Adapun jumlah murid pada masing-masing jenjang
8. II – 8
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
pendidikan yang ada di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2.5. Jumlah Murid di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan
Jenis Sekolah
TK SD SLTP SLTA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Langgam
Pangkalan Kerinci
Bandar Sei Kijang
Pangkalan Kuras
Ukui
Pangkalan Lesung
Bunut
Pelalawan
Bandar Petalangan
Kuala Kampar
Kerumutan
Teluk Meranti
93
1.669
30
664
396
359
100
81
296
31
228
45
3.183
7.955
1.926
6.451
3.752
2.748
1.185
1.685
1.647
2.733
2.499
2.180
474
2.088
535
1.807
842
474
259
181
416
753
597
446
179
2.116
230
909
328
572
215
73
228
364
120
97
Jumlah 3.992 37.944 8.872 5.431
Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2007
Mengenai jumlah sekolah yang ada (Sekolah Negri dan Swasta) di Kabupaten
Pelalawan tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini :
Tabel 2.6. Jumlah Sekolah Negeri dan Swasta Di Kab. Pelalawan
No Kecamatan
Jumlah Sekolah
TK SD SLTP SLTA
9. II – 9
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Langgam
Pangkalan Kerinci
Bandar Sei Kijang
Pangkalan Kuras
Ukui
Pangkalan Lesung
Bunut
Pelalawan
Bandar Petalangan
Kuala Kampar
Kerumutan
Teluk Meranti
5
17
1
15
10
9
2
2
8
1
6
1
14
19
8
28
17
15
14
13
11
24
21
12
2
6
2
6
5
2
1
3
3
4
2
5
1
5
3
3
1
2
2
1
2
1
2
1
Jumlah 77 196 41 24
Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2007
2.6.4. Kesehatan
Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan
tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang
baik.
Banyaknya sarana kesehatan di Kabupaten Pelalawan baru terdapat 3 (tiga)
buah Rumah Sakit, 12 buah Puskesmas dan 37 buah Puskesmas pembantu.
Penyebaran prasaran kesehatan di Kab. Pelalawan dapat dilihat pada tabel 2.7
berikut ini :
Tabel 2.7. Jumlah Prasarana Kesehatan Di Kabupaten Pelalawan
No Kecamatan
Jenis Prasarana Kesehatan
Rumkit Puskesmas Pustu
10. II – 10
PT. BENNATIN SURYACIPTA
Pekerjaan Penyusunan Kajian Status Kerusakan Lahan Dan/AtauTanah Untuk
Produksi Biomassa di Kabupaten Pelalawan LAPORAN AKHIR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Langgam
Pangkalan Kerinci
Bandar Sei Kijang
Pangkalan Kuras
Ukui
Pangkalan Lesung
Bunut
Pelalawan
Bandar Petalangan
Kuala Kampar
Kerumutan
Teluk Meranti
0
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
8
3
2
1
3
2
5
3
5
Jumlah 3 12 37
Sumber : Pelalawan Dalam Angka, 2007