SlideShare a Scribd company logo
1
SISTEM PENERIMA RADIO DAN PLAYER AUDIO
A. Radio Frekuensi AM dan FM
Terdapat 2 jenis radio penerima yaitu radio AM dan FM. Radio
AM (amplitudo mudulasi) yaitu sistem modulasi yang menghasilkan sinyal
keluaran amplitunya bervariasi mengikuti variasi amplitudo sinyal informasi
(yang dibawa). Radio FM adalah radio yang menggunakan sistem modulasi
FM (Frekuensi Modulasi) yaitu sistem modulasi yang menghasilkan sinyal
keluaran frekuensinya bervariasi mengikuti variasi. Frekuensi pembawa radio
modulasi amplitudo (AM) mempunyai cakupan 535 sampai 1605 kHz.
Pembawa frekuensi dari 540 sampai 1600 kHz ditandai dengan interval 10
kHz. Radio FM mempunyai band dari 88 sampai 108 MHz antara televisi
kanal 6 dan 7 VHF. Stasiun FM ditandai dengan frekuensi senter pada 200
kHz pemisahan dimulai pada 88,1 MHz untuk maksimum 100 stasiun.
Stasiun FM ini mempunyai deviasi maksimum 75 kHz dari frekuensi
senter upper 25 kHz dan lower “jalur pemandu’ untuk meminimkan interaksi
dengan pengaturan band frekuensi.
Sinyal informasi audio Sinyal informasi audio
Frekuensi tinggi pembawa Frekuensi tinggi sinyal pembawa
Sinyal termodulasi AM Sinyal termodulasi FM
Gambar 6-1. Gelombang Termodulasi
2
1. Radio Penerima AM Heterodyne
Heterodyne merupakan metode pemindahan sinyal siaran dari
pembawanya pada frekuensi menengah. Radio penerima AM dirancang
dengan harga murah karena: (1) sederhana menggunakan 3 trafo, merah
sebagai inti dan yang lain kuning dan hitam atau putih; (2) di dalamnya
terdapat batere, speaker kecil, papan rangkaian yang tampak komponennya,
tombol pengatur volume, serta pemindahan gelombang. Hampir semua radio
AM dibuat dengan diagram rangkaian sebagai berikut.
Gambar 6-2. Penerima Radio AM
Heterodin
2. Prinsip kerjanya dapat dijelaskan berikut ini.
a. Rangkaian Penala terdiri dari kumparan dan kapasitor variabel. Resonansi
rangkaian penala dapat divariasi melalui pengaturan kapasitor variabel.
Radio AM yang mempunyai frkuensi pembawa sama dengan frekuensi
resonansi rangkaian penala akan mempunyai hambatan nol untuk masuk
ke bagian penala. Penguat frekuensi tinggi sekaligus sebagai mixer
dilakukan oleh transistor Q1. Terdapat osilator lokal yang frekeunsi
osilasinya dapat divariasi melalui pengaturan kapasitor variabel yang
dibuat seporos dengan kapasitor variabel pada rangkaian penala. Hal ini
3
dimaksudkan agar berapapun frekuensi resonansi yang dihasilkan
rangkaian penala akan selalu memberi frekuensi selisih (frekuensi
menengah) yang tetap. Setelah sinyal masukan diperkuat dicampur dengan
sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian osilator lokal.
Terdapat empat sinyal keluaran rangkaian mixer yaitu (fs), (fo), (fs-fo) dan
(fo-fs) selain harmonisasinya.
b. Penguat IF untuk diperkuat. Penguat IF merupakan penguat tertala yaitu
penguat yang dilengkapi dengan rangkaian penala, akan mempunyai
penguatan terbesar pada frekeunsi (fo-fs). Jadi dari keempat sinyal
keluaran mixer dipilih hanya satu (fo-fs) yang dapat diproses dalam
penguat IF, untuk mencapai frekuensi tertentu tersebut disediakan
rangkaian penala L variable, C berupa trafo IFT2, IFT3 dan kapasitor.
c. Detektor atau demodulator. Rangkaian demodulator berfungsi untuk
memisahkan frekeunsi tinggi (pembawa) dengan sinyal audio
(informasi).
d. Sinyal keluaran dari rangkaian detektor berupa sinyal audio dengan
amplitudo yang lemah. Sebelum sinyal ini diubah ke dalam bentuk suara
pada bagian speaker, sinyal dikuatkan terlebih dahulu pada rangkaian
penguat Audio.
3. Rangkaian Konverter
Konverter terdiri dari rangkaian penala, osilator lokal dan mixer berfungsi
untuk menurunkan frekuensi pembawa RF menjadi frekuensi menengah,
dengan cara mencampurkan frekuensi tinggi sinyal masukan (fs) dan frekuensi
osilator lokal (fo). Keluaran Mixer terdiri dari (fo+fs), (fo-fs), (fo)2, (fs)2 dan
frekuensi harmonisasinya. Keluaran Mixer sebagai masukan tingkat
berikutnya yaitu penguat frekueni menengah (IF) yang berupa penguat tertala.
Artinya penguat yang dapat ditrim untuk memberikan penguatan maksimum
pada frekuensi tertentu dalam hal ini frekuensi menengah 455 KHz merupakan
selisih dari frekuensi osilator dan frekuensi sinyal masukan (fo-fs). Frekuensi
4
osilator (fo) dapat dibuat lebih besar dari pada frekeunsi sinyal masukan (fs)
dengan alasan dapat dijelaskan dalam contoh permasalahan di bawah ini.
IF = fs – fo
Jika fo lebih besar maka IF = fo –fs.
Gambar 6-3. Mixer
Permasalahan:
Hitunglah cakupan penalaan kapasitor dalam sebuah penerima superheterodyne
yang bekerja pada cakupan sinyal dari 500 kHz sampai 1600 kHz, frekuensi IF
sebesar 455 kHz jika:
a. fo lebih besar dari fs
b. fo lebih kecil dari fs
Penyelesaian:
Besarnya frekuensi osilator
sehingga
a. Untuk fo > fs cakupan: fo adalah
5
Ini memberikan perbandingan frekuensi
b. Untuk fo < fs cakupan frekuensi fs-fo = 465 sehingga cakupan fo adalah
sehingga perbandingan
Dengan fo > fs cakupan penalaan kapasitor lebih kecil mudah dicapai dengan
kapasitor variabel, itulah mengapa dalam rangkaian converter digunakan
fo>fs.
4. Penguat Frekuensi MenengahIF
Penguat frekuensi menengah berfungsi untuk menseleksi keluaran dari
rangkaian Mixer, hanya melewatkan frekeunsi selisih dari fo dan fs (fo-fs).
Pada penguat ini biasanya berisi tiga rangkaian penala berupa lilitan dalam
trafo kecil yang dapat diatur nilai induktansinya paralel dengan kapasitor. Pada
gambar rangkaian penala ini ditunjukkan pada trafo ITF1, IFT2 dan IFT2.
Pengaturan berlapis-lapis ini dimaksudkan untuk mendapatkan penguat IF
yang mempunyai respon frekuensi yaitu band width yang cukup sempit untuk
dapat mengeluarkan hanya satu sinyal siaran tidak terjadi tumpah tindih lebih
dari satu siaran. Namun juga bandwidth yang cukup lebar dalam pengertian
mampu menampung semua informasi yang dipancarkan oelh stasiun
pemancar.
5. DetektorAudio
Bagian detektor berfungsi untuk mengambil salah satu sisi dari gelombang
siaran yang dipancarkan dengan menggunakan teknik modulasi Double Side
Band (DSB). Pada sisi mana diambil tergantung jenis transistor atau polaritas
ground yang digunakan.
6
Setelah melewati
dioda
Setelah difilter
Input
Gambar 6-4. Rangkaian Detektor AM
6. Penguat Audio
Penguat audio berfungsi memperkuat sinyal audio karena keluaran dari detektor
lemah agar mempunyai amplitudo yang cukup kuat untuk menggerakkan speaker
sehingga dapat direspon telinga manusia secara jelas. Keluaran dari detektor audio sinyal
dimasukkan ke penguat depan Audio Amplifier untuk diteruskan ke penguat akhir melalui
trafo. Keluaran penguat AF dilanjutkan ke speaker melalui kopling trafo. Speaker
berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara yang dapat didengar telinga
manusia.
Output
Input
Gambar 6-5. Penguat Audio Push Pull
7
1. Melokalisir Kerusakan dan Mengganti komponen
a. Pasangkan masukan sinyal termodulasi pada bagian penala, ukur
tegangan pada titik keluaran dan masukan dari masing-masing blok.
Berfungsi baik jika CRO menghasilkan bentuk gelombang pada masing-
masing blok sebagai berikut.
Gambar 6-6. Radio AM Transistor
b. Bila pada salah satu terminal bentuk gelombang tidak sesuai,
lakukan lokalisir gangguan dengan malakukan pengukuran lebih intensif
dengan multimeter.
c. Q1, Q2, Q3 dan Q4 bekerja pada klas A sehingga transistor berfungsi
dengan baik jika tegangan VCE mendekati ½ VCC.
d. Q5 dan Q6 bekerja pada klas AB, trasistor bekerja dengan baik jika VCE
berada pada1/3 atau 2/3 VCC tergantung klas AB mendekati daerah
saturasi atau cut off.
D. Penerima Radio FM
Lebar band masing-masing stasiun FM cukup lebar untuk menyiarkan
fidelitas tinggi. Frekuensi senter secara langsung dimodulasi dijumlahkan dari
sinyal audio kanal kiri dan kanan. Sinyal subpembawa 38 kHz dimodulasikan
dengan pembawa dan sinyal sub pembawa dimodulasi untuk membedakan
8
sinyal audio kiri dan kanan. FM tuner mengkodekan sinyal dan memisahkan
kanal audio kiri dan kanan. Radio FM menggunakan penggambaran listrik dari
sumber suara untuk memodulasi frekuensi gelombang pembawa.Pada
penerima berakhir dalam proses pendeteksian gambaran dilepaskan dari
pembawa dan dikembalikan ke dalam suara oleh speaker.
Pada saat informasi siaran dari stasiun radio FM, gambaran listrik suara (yang
diambil dari mikrophon atau sumber program lain) digunakan untuk
memodulasi frekuensi pembawa yang dipancarkan dari antena pemancar
stasiun radio. Ini sangat berbeda dengan radio AM dimana sinyal
digunakan untuk memodulasi amplitudo sinyal pembawa.
Band FM spektrum elektromagnetik berada diantara 88 MHz dan 108 MHz,
gelombang pembawa untuk stasiun secara individu dipisahkan 200 kHz
maksmimum untuk 100 stasiun. Stasiun FM mempunyai deviasi
maksmimum 75 kHz dari frekuensi senter, yang berada 25 kHz di atas dan
dibawah band pemandu untuk untuk meminimkan interaksi dengan bidang
frekuensi yang bersebelahan.
Pemisahan stasiun FM lebih lebar dari pada untuk stasiun AM,
memungkinkan band frekuensi siaran lebih lebar untuk menyiarkan musik
fidelitas lebih tinggi. Ini juga mengijinkan penggunaan sub pembawa yang
memungkinkan sinyal siaran FM stereo
1. Penerima FM Superheterodyne
Ini alat sangat sederhana, yang [itu] tidak bisa melaksanakan penyetelan
yang tidak bersuara, peraturan frekwensi osilator otomatis dan fitur lain
memastikan kualitas reproduksi sangat tinggi, diharapkan dari penerima FM
UHF. Solusi yang benar adalah penerima FM heterodyne yang blok
diagramnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini
9
Gambar 6-7. Radio Penerima FM Superheterodin
Sinyal stasiun diperoleh dari antena dipole dan diteruskan melalui kabel khusus ke
dalam rangkaian masukan (UK). Didalamnya dilakukan pemilihan sinyal dari
stasiun yang mempunyai frekuensi fs, sinyal dikuatkan dalam penguat HF dan
diteruskan ke mixer. Seperti pada penerima AM, frekuensi menengah diperoleh
pada keluaran mixer, frekuensi sinyal menengah fm=10,7 MHz (nilai standar yang
digunakan semua penerima siaran stasiun FM). Sinyal IF dikuatkan dalam IF
amplIfier dan diteruskan ke pembatas amplitudo. Untuk selanjutnya diperkuat dan
diubah ke dalam bentuk sinyal audio pada penguat audio dan speaker
10
D. Reproduksi Suara Audio
1. Tape Recorder
Gagasan dasar meliputi sebuah elektromagnetik yang diaplikasikan sebuah fluksi
magnetic pada oxide di atas tape. Oxide secara permanen mengingat perubahan
fluksi. Head perekam tape sangat kecil, dikelilingi elektromagnetik dengan celah
kecil di dalamnya, ditunjukkan pada gambar. Elektromagnetik ini sangat kecil,
Elektromagnetik terdiri dari sebuah inti besi yang dibelit dengan kawat, seperti
ditunjukkan pada gambar. Selama merekam, sinyal audio dikirim melalui kumparan
kawat untuk menciptakan medan magnit dalam inti. Pada celah fluksi magnet
membentuk suatu pola menjembatani celah (ditunjukkan warna merah), fluksi ini
merupakan apa yang dimagnetkan oxide pada tape. Selama playback, gerakan tape
menarik medan magnet bervariasi melintasi celah. Ini menciptakan suatu medan
magnet yang bervariasi dalam inti dan oleh karena itu terdapat sinyal dalam
kumparan. Sinyal ini dikuatkan untuk mengendalikan speaker.
Gambar 6-8. Head perekam tape
11
Dalam cassette player pada umumnya, benar-benar terdapat dua elektromagnetik
kecil selebar sekitar separuh lebar hasil rekaman. Dua head merekam dua kanal dari
program stereo seperti gambar 6-9.
Gambar 6-9. Posisi Head
Jalur magnetik pada tape, pada saat tape diputar, akan membariskan separoh tape
hasil rekaman yang lain dengan dua elektromagnetik. Jika dilihat didalam tape
perekam, pada umumnya akan terlihat seperti gambar 6-9.
a. Bagian Tape Perekam
Pada gambar bagian atas tedapat dua gigi yang melibatkan kumparan didalam kaset. Gigi
ini memutar salah satu kumparan untuk mengambil tape selama rekaman, playback, maju
dan mundur cepat. Dibawah dua gigi terdapat dua buah head. Head pada sisi kiri berupa
batangan head penghapus untuk menyapu sinyal pada tape hingga bersih, sebelum
perekaman. Head yang berada ditengah adalah untuk rekam danplayback berisi dua
elektromagnetik tipis. Pada sisi kanan capstan yang berfungsi mengangkat dan berputar
serta pinch roller (jepitan penggulung) dapat dilihat pada gambar 6-10. Posisi
capstan,pita dan pinch roller Capstan berputar pada kecepatan yang sangat presisi untuk
menarik tape melintasi head pada kecepatan yang tepat. Standar kecepatan adalah 1 875
inchi perdetik (4,76 cm perdetik). Roller sederhana menerapkan tekanan sedemikian
sehingga tape ketat terhadap capstan.
12
Gambar 6-10. Posisi capstan, head dan Pinch roller.
b. Cara Tape Recorder Bekerja
Blok diagram di bawah ini menunjukkan skema rangkaian radio dan tape recorder.
Pada saat sklar fungsi a dan b pada posisi radio Perekaman magnetis adalah proses
perekaman ke dalam piringan yang paling mudah sebab dapat diubah dengan mudah. Tape
dapat dipotong dan disambung dengan mudah. Sebagai tambahan, tape dapat digunakan
kembali dengan tak terbatas meskipun telah digunakan dan mengalami proses
penghapusan maupun perekaman berkali- kali. Dalam melakukan rekaman tape, langkah
pertama adalah menghapus isi rekaman sebelumnya. Untuk memenuhi ini,
membangkitkan arus yang digunakan untuk mengumpan head hapus. Tujuannya adalah
menetralkan kemagnetan yang mungkin masih ada pada tape
.
13
Gambar 6-11. Skema tape recorder
Langkah berikutnya tergantung pada mesin perekam stereo atau mono. Sebuah perekam
mono akan merekam dengan dua track, satu untuk masingmasing sisi tape. Perekam stereo
menggunakan 4 track, satu untuk setiap kanal dari masing-masing sisi. Head perekaman
dan playback ditempatkan sedemikian jalan sisi satu menggunakan track pertama dan
ketiga, sementara sisi dua menggunakan track kedua dan keempat. Bila tape dikembalikan
melalui sisi lain, dua track berlawanan digunakan untuk merekam dan playback. Proses
rekaman relatif sederhana.
Suara atau musik diumpankan ke dalam mikrophon, kemudian diubah ke arus listrik
dan dikuatkan sebagai piringan rekaman. Sinyal kemudian diumpankan ke dalam suatu
elektromagnetik yang dinamakan head perekam. Variasi arus listrik menghasilkan
derajat variasi dan pola magnetisasi, seperti yang dilewatkan pada head playback,
menginduksi arus listrik dalam elektromagnetik. Sinyal ini kemudian dikuatkan dan
direproduksi melalui speaker. Penting disadari bahwa penempatan magnet dekat tape akan
menyebabkan penghapusan. Proses perekaman ini dapat dilihat pada gambar 6-11.
c. Fitur Kaset
Kaset merupakan suatu langkah kemajuan besar kenyamanan dari reel-to- reel tape
Audio rekaman, meskipun demikian ukuran dan kecepatan kaset terbatas, pada
Awalnya kualitas kurang baik. Tidak seperti format stereo 4 track reel terbuka, dua
track stereo dari setiap sisi berada bersebelahan satu sama lain bukan saling tumpang
14
Berkenaan dengan cassette player mono untuk play rekaman stereo akan dijumlahkan
seperti track mono dan mengijinkan player stereo untuk play rekaman mono melalui
kedua speaker. Tape
mempunyai lebar
3,81 mm(0,15 inchi),
dengan masing-
masing track stereo
lebar 0,6 mm dan
jalur pemandu antar
track tidak direkam.
Gambar 12. Jenis-jenis Kaset recorder
Tape bergerak dari kiri ke kanan 4,76 cm/detik. Sebagai perbandingan, pelanggan format
riil terbuka umumnya menggunakan lebar ¼ inchi (6,35 mm), masing-masing track stereo
nominal 1/16 inchi (1,59 mm), dan running pada salah satu 9,5 atau 19 cm/detik (3,75
atau 7,5 inchi/detik). Pita kaset umumnya terbuat dari polyester tipe plastik film dengan
lapisan magnet. Bahan megnetik yang asli tersusun dari ferric oxide (Fe2O3). Sekitar
tahun 1970, perusahaan 3M mengembangkan cobalt dengan proses dopping volume yang
menghasilkan lapisan ganda untuk meningkatkan kekuatan pita. Label yang diberikan
adalah “low niose” tetapi umumnya memiliki respon frekuensi kurang bagus pada daerah
frekuensi tinggi. Pada saat yang bersamaan chromium dioxide (CrO2) dikenalkan oleh
BASF dan lapisan magnet magnetite (Fe3O4) untuk menghasilkan suara dengan kualitas
sedang.
d. Panjang dan durasi playback Kaset
Panjang kaset umumnya diukur dalam satuan menit dari total waktu playback. Jenis yang
paling populer adalah C46 (dengan durasi 23 menit per side), C60 (durasi 30 menit
per side), C90, dan C120. untuk C46 dan C60 umumnya memiliki ketebalan 16 tetapi
15
C90s ketebalannya 10–11 μm dan C120s ketebalannya hanya 9 μm, menyebabkan jenis
ini mudah mengalami kerusakan. Beberapa merk lebih panjang dibanding dengan yang
lain, menyediakan panjang 132 meter atau 135 meter lebih panjang daripada 129 meter
untuk kaset jenis C90.
Pita kaset C180 dan C240 tersedia pertama kali, tetapi pita-pita ini sangat rapuh dan tipis
serta mudah mengalami kerusakan seperti tembus cetak sehingga membuatnya jarang
digunakan. Ukuran Panjangnya kaset juga tersedia dalam beberapa seri, termasuk C10
dan C15 (bermanfaat untuk menyimpan atau mengamankan data pada komputer rumah),
C30, C50, C54, C64, C70, C74, C80, C84, C100, C105, dan C110.
2. Perawatan Tape Reracorder
a. Baca dan pahami cara pengoperasian dengan benar
b. Ikuti peringatan yang tertera pada player.
c. Jangan didekatkan dengan air atau benda cair.
d. Cabut kabel adaptor sebelum melakukan pembersihan. Gunakan kain kering dan
halus untuk membersihkannya
e. Jangan menaruh Cassete recorder ini di tempat yang panas misalnya seperti
terkena sinar matahari langsung
f. Jangan memasukkan benda atau yang lain ke dalam VersaCorder ketika terbuka.
g. Benda ini dapat tersentuh dan menyebabkan aliran arus yang akhirnya terjadi
hubung singkat.
h. Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, lepas batere dan beserta adaptor dari
listrik jala-jala.
3. Kerusakan umum Tape Recorder
Bagian-bagian tape recorder yang sering mangalami kerusakan antara lain sebagai
berikut.
a. Mati total karena power supply tidaksampai pada sistem rangkaian. Kerusakan
kemungkian fuse mati atau transformator rusak. Fuse dites dengan multimeter posisi
ohmeter, fuse yang baik mempunyai resistansi rendah.
b. Power ada ditunjukkan LED indikator tetapi tidak suara. Kemungkinan kerusakan
pada IC power amplifier. Kemungkinan lain speaker yang rusak untuk
memastikan ukur resistansi sepaker, speaker yang baik mempunyai hambatan
rendah.
16
c. Suara asli kalah dengan kadar noise yang besar, kemungkinan disebabkan kualitas
head yang sudah tidak baik. Pertama bersihkan head bila tidak membawa perbaikan
ganti head dengan yang baru.
d. Suara tidak stabil, kemungkinan disebabkan oleh karet dalam roda motor DC
sudah mengendur. Bila karet diganti tidak membawa perbaikan motor DC perlu
diganti.
e. Hasil rekaman tidak jelas, mengandung banyak noise, kemungkinan
disebabkan kualitas mic yang kurang baik.
E. Compact Disc
Pemakaian Compact Disc (CD) sekarang ini sangat beragam dapat digunakan untuk
menyimpan musik, data atau perangkat lunak. Compact Disc (CD) diimplementasikan
lebih mudah dan murah. Track data
pada CD dibuat dalam lintasan spiral
melingkar dari tengah dengan ke luar
CD, jika diinginkan CD dapat dibuat
lebih kecil dari pada 4,8 inchi (12 cm)
dan faktanya sekarang terdapat plastic
kartu baseball dan kartu bisnis yang dapat
diambil datanya dengan menggunakan
CD player. Jalur data dibuat dalam ukuran
lebar kira-kira 0.5 mikron dengan jalur
satu sama lain
dipisahkan jarak 1.6 mikron.
Gambar 6-13. Lintasan CD
http://electronics.howstuffworks.com/cd2.htm
Panjang gelombang berkas laser hamper 780 nm difokuskan pada sisi data dari disk ke
dalam suatu titik dengan diameter sekitar 1 mikron. Laser bergerak dalam arah radial
melampaui kecepatan putaran disk dan scan lajur data untuk intensitas dari cahaya yang
direfleksikan. Sistem pembacaan data dan konversi ke dalam data digital ditunjukkan
dalam gambar di bawah ini.
17
Gambar 6-14. Digitalisasi CD
Kedalaman pit atau juga dikenal dengan nama bump data sekitar 0,125 mikron (125
nanometer) dan lebar sekitar 0,6 mikron. Jarak antar lajur lilitan berdekatan sekitar
1,6 mikron. Penyebaran berkas laser terjadi pada saat scan pit, yang diterjemahkan ke
dalam berkas sempit dalam
intensitas berkas yang
direfleksikan. Sebegai bahan
pelindung digunakan acrylic dan
bahan reflektif aluminum.
Perubahan intensitas cahaya yang
direfleksikan terjadi setiap saat titik
laser berpindah dari pit ke dalam
land dan sebaliknya.
Gambar 6-15. Pembacaan pada pit
Sinyal modulasi frekuensi tinggi dihasilkan oleh perubahan intensitas cahaya
menunjukkan data yang disimpan dalam CD. Alasan CD realiabilitas tinggi merupakan
proteksi data yang baik dari kedua kerusakan di dalam dan di luar CD drive. Di luar,
lapisan data dilindungan dengan lapisan kuat setebal 1,2 mm dari polycarbonate
pada satu sisi dan 10-20 mikron pelindung dari lapisan lak pada sisi lain. Sedikit
goresan pada permukaan CD tidak secara langsung meghapus data, namun membuat area
tambahan pemendaran cahaya. Ini dapat mengacaukan drive elektronik, yang juga sangat
18
sensitip terhadap goresan radial. Lapisan lembut dari goresan (dalam banyak kasus)
dapat membuat membuat CD dapat dibaca kembali, ini sangat membantu besarnya
ukuran titik laser pada permukaan lapisan PC sekitar 1 mm. Diamater titik sebesar ini
mema- membuat sistem sangat kurang sensitip terhadap kotor dan guratan pada
permukaan disk. Didalam drive, disk dan drive optic dipisahkan oleh jarak sekitar
1mm, membuat interaksi mekanis, disc berombak, terpotong tidak sempurna hampir
mustahil.
Perkembangan CD Blue-Ray
CD Blue ray merupakan perkembangan perkembangan format disk, yang dirancang dengan
format high definition (HD) dengan berbagai kemampuan seperti HD video playback,
menulis (writing), dan merekam (recording)
Kelebihan blue ray
• Dapat mendukung video resolusi tinggi(HD)
• Kapasitas penyimpanan besar hingga 50 Gb
• Dapat melakuan pengcopyan data pada blue ray
• Kecepatan rekan cakram Blue-ray berkisar antara 72 hingga 288 megabyte per detik.
Komponen CD Player
CD player mempunyai tugas menemukan dan membaca data yang disimpan sebagai
bump/pit pada CD. Dengan mempertimbangkan bagaimana kecilnya bump, CD player
merupakan peralatan yang presisi. CD player terdiri dari tiga komponen dasar meliputi di
bawah ini.
 Motor pengendali putaran cakram (disc). Motor pengarah ini dikendalikan secara
tepat untuk berputar antara 200 dan 500 rpm tergantung pada jalur yang dibaca.
 Laser dan sistem lensa pemfokus dan baca bump
 Mekanik penjejak gerakan susunan laser sehingga berkas laser dapat mengikuti jalur
spiral. Sistem penjejak harus mampu menggerakkan laser pada resolusi micron. CD
player mempunyai tugas menemukan dan membaca data yang disimpan sebagai
bump dalam CD. Pikirkan bagaimana bump ukuran kecil ini, kecuali CD player
merupakan alat yang dapat memotong secara tepat.
19
Drive terdiri dari tiga komponen dasar meliputi di bawah ini.
 Motor driver memutar disc. Motor driver secara akurat dikendalikan pada putaran
antara 200 dan 500 rpm tergantung pada track mana yang dibaca.
 Sistem laser dan lensa pemfokus pembaca bump.
 Sebuah mekanisme penjejak alur menggerakkan susunan laser sehingga berkas laser
dapat mengikuti alur spiral sistem penjejakan harus mampu menggerakkan laser
pada resolusi micron.
Gambar 6-15. Bagian-bagian CD player
http://electronics.howstuffworks.com/cd4.htm
CD player, mempunyai teknologi bit komputer yang baik meliputi pembentuk data hingga
blok data dikirim ke salah satu DAC (kasus CD audio) atau ke komputer (dalam kasus CD
ROM). Dasar kerja CD player adalah memusatkan laser pada jalur bump. Berkas laser
dilewatkan melalui lapisan polikarbonat, dipantulkan lapisan alumunium dan dikenakan
pada perangkat opto elektronik pendeteksi.
20
Gambar 6-16. Blok Diagram CD Player
Bump memantulkan cahaya secara berbeda dibandingkan dengan lapisan alumunium,
sensor elektronik mendeteksi perubahan reflektivitas. Elektronik dalam pengarah
menginterpretasikan perubahan reflektivitas pembacaan bit. Bagian terkeras adalah
mempertahankan berkas laser yang senter pada jalur data. Pemusatan dikerjakan oleh
sistem penjejak (tracking sistem). Tracking sistem sebagai CD player harus bergerak terus
menerus mengeluarkan laser. Laser berpindah keluar dari senter disc, bump bergerak
lebih cepat ini terjadi karena linier, atau tangensial, kecepatan bump sama dengan jari-
jari kali kecepatan putaran cakram (rpm). Cara ini bump berjalan melampaui laser pada
kecepatan tetap dan data dari cakram pada kecepatan konstan.
Trouble Shooting
Pencarian kerusakan pada CD player, dengan gejala yang ditunjukkan dapat
dilakukan pelacakan kerusakan berikut ini. .
1. CD Player mati/ LED indikator dan layar tidak nyala, lakukan pengecekan
pada:
 Kabel AC (220 V) apa sudah tersambung dengan jala-jala listrik/PLN.
 Saklar on/off pada CD Player.
 Sekering/fuse pada CD Player.
 Regulator CD.
2. Terdapat gambar pada layar monitor namun tanpa suara, lakukan pengecekan:
 Kabel audio yang menuju ke TV, mungkin putus atau kurang connect.
 Bagian audio pada VCD, kemungkinan IC penguat rusak .
21
3. Suara macet-macet, lakukan pengecekan pada:
 Optik CD, bersihkan dengan kapas (cotton buds).
 Ganti kabel optiknya.
 Atur trimpot (Vr) yang ada didekat optik.
 Ganti optik.
4. CD tidak bisa keluar, lakukan pengecekan pada bagian mekanik :
 Karet-karet pada mekanik,
 Dinamo pada mekanik,
 Gigi-gigi pada mekanik,kemudian beri pelumas(grease) pada gigi mekanik tersebut,
 Gigi-gigi pada mekanik lagi,apakah ada yang sudah aus,
 Ganti gigi mekanik,
 Ganti mekanik.
22
SISTEM PENERIMA TELEVISI
A. Dasar-dasar Sinyal Video
1. Element Gambar
Elemen gambar merupakan kumpulan titik-titik yang membentuk gambar . Semakin
banyak element gambar maka gambar yang dihasilkan semakin halus, bisa
dibayangkan pada gambar keristik, semakin banyak gradasi warna dan kecilnya ukuran
kotak-kotak benang semakin halus. Pada televisi atau komputer, titik ini disebut pixel
(picture element) dengan ukuran jumlah titik horisontal x jumlah titik vertikal. Misalnya
layar dengan resolusi 1024x768 pixel, artinya ada 1024 titik horisontal untuk tiap 1 titik
vertikal. Jadi totalnya ada 786.432 titik pembentuk gambar. Karena begitu banyaknya titik
element gambar, maka gambar terlihat lebih halus. Banyaknya pixel gambar dalam
piranti video menunjukkan kualitas gambar yang dihasilkan. Misalnya laptop dalam
resolusi 1280x1024 kualitas gambar lebih baik dari pada resolusi1024 X 768.
2. Ukuran layar
Ada 2 cara mendeskripsikan ukuran dari sebuah layar yaitu aspek ratio dan ukuran
layar (screen size). Secara turun temurun, display komputer seperti TV pada umumnya
Gambar 7-1. Pengukuran Diagonal TV
mempunyai sebuah aspek rasio 4:3. Artinya perbandingan dari lebar dan tinggi layar
adalah 4:3. Untuk layar lebar (widescreen) memiliki aspek ratio 16:9 (ada beberapa
yang perbandingannya 16:10 atau 15:9). Layar ini biasanya digunakan untuk
menampilkan film DVD yang memiliki format widescreen. Sistem HDTV juga
menggunakan aspek ratio 16:9. Semua tipe dari display termasuk permukaan proyeksi
(projection surface), biasanya dikenal sebagai layar (screen). Ukuran layar secara
normal diukur dengan satuan inchi, dimulai dari satu sudut sampai sudut seberang lain
23
secara diagonal. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 5-2 dan gambar 5-3 di bawah
ini. Namun, cara yang digunakan untuk mengukur layar (screen) Monitor LCD dan CRT
ternyata berbeda. Untuk layar CRT, ukuran layar diukur secara diagonal dari tepi luar
body layar. Dengan kata lain, lapisan terluar ikut diukur seperti yang ditunjukkan pada
gambar disamping. Untuk layar LCD, Untuk layar LCD, layar diukur secara diagonal dari
sisi dalam bingkainya. Dengan kata lain, tepi luar tidak ikut diukur seperti halnya pada
CRT.
3. Sistem Pembentukan Gambar
Dalam proses pembentukan gambar, yang berasal dari sinyal video kemudian tampil
pada layar terbagi menjadi 2 proses (metode) yang berbeda yaitu:
a. Interlaced, yaitu metode untuk menampilkan image/gambar dalam raster yang
ditampilkan dalam piranti peraga seperti CRT televisi analog. Penampilan bergantian
antara garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap framenya. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, diantaranya refresh rate yang disarankan untuk metode interlaced
adalah antara 50-80Hz. Interlace digunakan pada sistem televisi analog, meliputi
3 sistem bakuan yaitu :
 PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first)
 SECAM (50 fields per second, 625 lines)
 NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first).
Gambar 7-2. Interlacing Scan
24
b. Progressive
Progressive scan, yaitu metode untuk menampilkan, menyimpan, dan memancarkan
gambar dimana setiap baris
untuk setiap framenya
digambar secara berurutan.
Metode ini biasa digunakan
pada CRT monitor
komputer.
Gambar 7-3. Progressive scan
Perbedaan hasil scanning sistem interlaced dan progressive ditunjukkan di bawah ini.
Gambar 7-4. Perbedaan hasil scan interlaced dan progressive
25
4. Metode Pengujian Sinyal Video
Setidaknya ada dua cara untuk menguji sinyal video, yaitu dengan menguji
karakteristik dari spesifikasi sinyal untuk memastikan bahwa sinyal telah sesuai
dengan kebutuhan teknis atau artistik tertentu. Atau dengan menguji karakteristik
dari setiap peralatan secara terpisah atau beberapa peralatan sekaligus di dalam alur
sinyal video untuk menentukan bahwa penyimpangan sinyal terjadi pada peralatan
tersebut. Contohnya kita melakukan monitoring terhadap keluaran sumber sinyal video
(kamera, generator karakter, dll.).
Untuk memastikan bahwa sinyal yang dihasilkan tidak melebihi batas
maksimal sinyal hitam dan putih. Contoh lainnya, yakni kita menguji penguatan sinyal
secara keseluruh-an pada proses record/playback. Caranya dengan memberikan
sinyal video dengan amplitudo sekitar, kemudian diamati pada bagian outputnya selama
playback. Untuk sinyal video positip, bentuk gambar tersebut menunjukkan amplitudo
tertinggi pada warna putih semakin gelap warna sinyal video amplitudo semakin rendah.
Sinyal video
Sinyal burst
sinkronisasi
warna
Sinyal sinkronisasi
Sinyal blanking
Gambar 7-5. Sinyal Video komposite
Sinyal video merupakan sinyal informasi yang diproses nantinya akan
ditampilkan dalam monitor. Sinyal burst merupakan sinyal sinkronisasi warna yang
akan memicu osilator warna pada bagian keominansi ketika sinyal yang diterima
berupa sinyal video yang mengandung sinyal krominansi (warna). Ketika sinyal video
yang diterima dari siaran TV hitam putih maka tidak ada sinyal burts sehingga osilator
5
warna pada bagian krominansi tidak bekerja. Sinyal sinkronisasi berfungsi untuk
menyinkronkan sinyal video yang dipancarkan agar dapat diproses serentak dalam
penerima TV. Sinyal blanking berfungsi untuk memadamkan sinyal video ketika
melakukan retrace, yaitu pelacakan gambar dari sisi kanan kembali ke sisi kiri agar
tidak tampak.
5. Tabung Monitor
Tabung monitor berfungsi untuk menampilkan sinyal informasi setelah mengalami proses
panjang dalam penerima TV. Ada tiga jennis monitor yang digunakan dalam penerima
TV yaitu tabung, plasma dan LCD.
Tabung Gambar CRT (Cathoda Ray Tube) Sinar katode merupakan suatu
berkas elektron yang keluar dari suatu pemanas katode (heater) yang berada di dalam
tabung ruang hampa, dimana berkas elektron ini akan ditarik ke anoda disebabkan adanya
beda potensial yang cukup tinggi antar katode dan anoda (tegangan ini umumnya dalam
orde Kilo volt).
Tabung sinar katode (CRT) adalah suatu tabung ruang hampa yang berisi suatu
senapan elektron (Electron guns) dan suatu elemen pemanas (heater), yang berfungsi
untuk mempercepat dan
membelokkan berkas elektron
(Electron beams). Hal ini
dikarenakan di dalam ruang
hampa yang panas, berkas
elektron mudah untuk
bergerak dari katoda menuju ke
anoda. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan bagian-bagian CRT
untuk televisi berwarna gambar 7-6 Gambar 7-6. Bagian-bagian tabung CRT
Bagian-bagian CRT
berwarna: (1) Electron guns
(2) Electron beams
(3) Focusing coils
(4) Deflection coils
6
(5) Anode
(6) Mask
(7) Phosphor layers
(8) Close-up of the phosphor.
Layar mempunyai sejumlah fosfor yang akan berpendar ketika terkena
tembakan elektron yang dihasilkan oleh senapan elektron. Berkas elektron ini akan
dibelokkan oleh medan magnet yang dikendalikan oleh kumparan vertikal dan horisontal
(kumparan yoke). Elektron yang ditembakkan dan mengenai titik pospor akan
menghasilkan cahaya yang terang yang dapat terlihat pada layar. Selain itu, tabung
juga memiliki mask color, semacam masker untuk menempatkan titik-titik pospor
sehingga berkas elektron tepat mengenai pospor tersebut. Bila dilihat secata titik-titik,
terbentuk tampilan seperti gambar 7-6. Ada 3 bulatan pospor yaitu merah, biru dan hijau.
Bila digambarkan berdasarkan urutan warnanya, maka terlihat seperti gambar 7-6.
Sumber berkas elektron adalah senapan elektron, yang menghasilkan suatu
arus elektron melalui emisi-termion, dan memusat menjadi seuah titik kecil. Senapan
ditempatkan pada leher CRT atau bagaian belakang CRT. Senapan elektron mempercepat
tidak hanya elektron tetapi juga ion hadir di ruang hampa yang tidak sempurna. Ion lebih
berat dibanding elektron, sulit untuk dibelokkan oleh medan megnet. Untuk untuk
mencegahnya, senapan elektron ini dapat diposisikan pada poros tabung sedemikian
sehingga ion akan membentur sisi CRT. Magnet tetap (perangkap ion) membelokkan
elektron sehingga elektron membentur layar/pospor. CRT menggunakan suatu tabung
yang umumnya berukuran besar, berat, dan relatif mudah pecah. Kemajuan teknologi,
CRT mulai ditinggalkan dan tergantikan oleh LCD dan plasma. Ukuran CRT sangat
bervariasi, mulai dari 6” sampai lebih dari 34”. Fisik yang besar sangat berpengaruh pada
konsumsi daya.
6. Monitor Plasma
TV Plasma adalah salah satu alternatif teknologi. Untuk menampilkan gambar warna,
teknologi plasma menggunakan kombinasi pospor merah, hijau, dan biru. Berbeda dengan
teknologi CRT, plasma memberi muatan kepada kantung-kantung yang berisi gas neon
dan xeon yang berada di antara dua panel gelas. Analogi mudahnya, jika CRT
7
hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube), maka plasma terdiri dari satu
juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil. Ketika tabung fluorescent tersebut
diberi muatan, gas neon dan xeon akan mengeluarkan foton ultraviolet. Kemudian foton
menumbuk pospor yang akan memendarkan cahaya warna. Kombinasi cahaya ini
akan menghasilkan gambar di televisi sebagaimana yang kita
lihat.
Gambar 7-7. Susunan Tabung Plasma
Masalah yang muncul di layar plasma berkisar pada kinerja pospor yang
mengeluarkan cahaya. Kinerja pospor akan menurun seiring berjalannya waktu. Jika
kinerja pospor sudah menurun, maka cahaya yang dikeluarkan saat pospor ditumbuk
foton, akan semakin berkurang dan redup. Rasio kontras akan mengalami penurunan
sebesar 50 persen dalam waktu penggunaan 4-5 tahun. Sedangkan untuk aspek brightness
(rasio terang), beberapa produsen mengklaim, penurunan sebesar 50 persen, baru akan
terjadi setelah penggunaan selama 60.000 jam (15 tahun penggunaan normal).
Display plasma, neon dan Xenon berisi ratusan ribu sel-sel kecil yang
diposisikan antara dua plat gelas/kaca. Elektroda-elektroda panjang juga disisipkan
diantara lapisan gelas/kaca, pada kedua sisi dari sel tersebut. Elektroda-elektroda terletak
dibelakang sel-sel, sepanjang kaca tersebut. Elektroda transparan melingkupi bahan
dielektrik dan ditutup oleh satu lapisan pelindung magnesium oksida.
8
Untuk mengionisasikan gas yang berada dalam sel tertentu, display plasma akan
mengaktifkan elektroda vertikal dan elektroda horisontal yang saling bertemu/
berpotongan. Hal ini dilakukan beribu-ribu kali dalam waktu yang sangat singkat,
untuk mengaktifkan setiap selnya. Jika elektroda yang berpotongan ini diaktifkan (dengan
menggunakan beda tegangan antara kedua elektroda) maka arus listrik akan mengalir
melalui gas yang ada di dalam sel tersebut. Pada saat yang bersamaan, sebuah aliran
juga terbentuk oleh pengisian partikel yang akan memicu atom-atom gas untuk
melepaskan foton ultraviolet. Foton yang dilepaskan ini berinteraksi dengan material
pospor yang dilapisi di dalam dinding sel. Pospor adalah material yang akan
menghasilkan cahaya (berpendar) jika terkena tumbukan. Ketika foton ultraviolet
mengenai atom di dalam sel, sebuah elektron pospor akan melompat ke tingkat energi
yang lebih tinggi dan atom memanas. Pada waktu elektron mundur ke keadaan
normal, maka akan dihasilkan energi dalam bentuk foton cahaya yang terlihat.
7. Monitor TV LCD
Rata-rata TV LCD memiliki rasio kontras mulai dari 400:1 hingga 800:1. TV
plasma mulai dari 600:1 sampai yang tercanggih memiliki kemampuan 1.500:1. Pada
TV LCD, layar diterangi oleh lampu belakang sehingga relatif tidak terpengaruh silau
karena pantulan cahaya dan memberikan gambar-gambar modulasi yang halus dan terang
bahkan dalam ruangan yang bercahaya terang atau dekat jendela dimana sinar matahari
masuk. TV ini ringan dan dapat dipindahkan dengan mudah, yang berarti dapat
ditempatkan hampir dimana saja yang dikehendaki si pengguna.
Ukuran rasio aspek menggambarkan perbandingan antara lebar layar dengan
tingginya. TV konvensional memakai format 4:3, sedangkan TV layar lebar
menggunakan perbandingan 16:9. Rasio ini tidak berbeda jauh dengan format yang
dipakai industri film bioskop, sehingga film DVD sangat nyaman ditonton pada layar
lebar, mengingat perbandingnya 1,85:1 tidak berbeda jauh dengan 16:9. Dalam
memilih TV sebaiknya dipertimbangkan juga aspek resolusi. Produk TV plasma dan LCD
sudah memakai teknologi fixedpixel arrays. Artinya, produk ini sudah memiliki baris
dan kolom yang tetap untuk format gambar tertentu. Secara umum kualitas TV yang
bagus digolongkan sebagai high definition, bila memiliki nilai resolusi lebih dari satu
juta, yaitu mulai dari 1280 x 720, 1366 x 768 dan 1024 x 1024.
9
B. Penerima Televisi
Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal
dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masingmasing jauh (tele) dan tampak
(vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi
disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban
dunia. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum
gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday
(1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Kemudian berturut-turut
ditemukan tabung sinar katoda (CRT), sistem televisi hitam putih, dan sistem televisi
warna.
Pada penerima TV hitam putih ketepatan gambar pada penerima dengan
gambar yang ada di pemancar dikendalikan dengan sinyal sinkronisasi. Ketepatan gambar
arah horizontal dikendalikan dengan sinyal sinkronisasi horizontal dengan frekuensi
15,625 Hz untuk system PAL. Sinkronisasi arah vertical dikendalikan oleh sinyal
sinkronisasi vertical dengan frekuensi 50 Hz. Pada penerima TV warna selain sinkronisasi
juga terdapat sinyal sinkronisasi warna yang disebut sinyal burst berfungsi untuk menjaga
ketepatan warna pada gambar agar sesuai dengan gambar yang dipancarkan.
Penemuan LCD telah membawa perubahan pada penerima TV, terlebih
setelah penemuan sistem plasma sehingga memungkinkan dibuat TV 60” dalam
ukuran yang sangat tipis dapat dipasang sebagai hiasan dinding dengan kualitas
gambar yang tak kalah bagusnya dengan TV tabung.
Bandwidth sinyal TV lengkap ditunjukkan pada Gambar. 7-8. Seluruh sinyal TV
menempati spektrum kanal dengan bandwidth 6 MHz. Ada dua pembawa, masing-
masing untuk gambar dan suara. Pembawa suara berada diujung atas spektrum.
Pengiriman sinyal suara menggunakan sistem modulasi frekuensi. Lebar band sinyal
audio dari 50 Hz sampai 15 kHz. Deviasi frekuensi maksimum yang diijinkan 25 kHz,
jauh di bawah deviasi yang diizinkan oleh penyiaran FM konvensional. Akibatnya
sinyal suara TV menempati spectrum lebar band di bawah spektrum dari standar stasiun
pemancar FM. Suara stereo juga tersedia di TV, dan metode multiplexing
10
digunakan untuk mengirimkan dua saluran informasi suara hampir identik dengan
yang digunakan di transmisi stereo untuk penyiaran FM.
Gambar 7-8. Spektrum Frekuensi TV broadcast
Video Signal. Informasi gambar ditransmisikan pada pembawa terpisah yang
terletak 4,5 MHz lebih rendah dari frekuensi dari pembawa suara ( perhatikan Gambar 7-
8). Sinyal video yang berasal dari kamera digunakan untuk memodulasi amplitudo
pembawa gambar. Metode modulasi yang digunakan untuk informasi gambar dan
suara berbeda sehingga tidak ada interferensi antara sinyal gambar dan sinyal suara.
Selanjutnya, pembawa modulasi amplitudo menempati banyak bandwidth dalam
spektrum, dan ini penting ketika muatan sinyal termodulasi yang akan dikirim
frekuensi tinggi seperti video.
Catatan pada Gambar 7-8 yang digunakan adalah vestigial sideband AM.
Sidebands atas penuh informasi gambar yang ditransmisikan, tetapi sebagian besar
dari sidebands rendah ditekan untuk menghemat ruang spektrum. Hanya sisa-sisa
sideband yang lebih rendah ditransmisikan. Informasi warna gambar ditransmisikan
dengan teknik frekuensi-division multiplexing. Dua sinyal warna berasal dari kamera yang
digunakan untuk memodulasi sub pembawa 3,85-MHz, memodulasi pembawa gambar
bersama dengan informasi utama video. Sinyal sub pembawa warna menggunakan
double-sideband pembawa ditekan (suppressed carrier) AM.Sinyal Video berisi
komponen frekuensi hingga sekitar 4,2 MHz. Karena itu, jika kedua
11
sideband ditransmisikan secara bersamaan, sinyal gambar akan menduduki 8,4 MHz.
Transmisi sideband vestigial mengurangi bandwidth yang berlebihan ini, sehingga jumlah
bandwidth seluruhnya dialokasikan untuk sinyal TV adalah 6 MHz. Itulah sebabnya
pemancar TV warna kompatibel dengan TV hitam putih atau sebaliknya. Artinya
penerima TV hitam putih dapat menrima siaran TV warna atau sebaliknya dengan tanpa
menambah komponen.
1. Spektrum Televisi (TV)
Karena sinyal TV menempati begitu banyak bandwidth, itu harus ditransmisikan
dalam porsi spektrum frekuensi sangat tinggi. Sinyal TV berada dalam cakupan frekuensi
VHF dan UHF. Di Amerika Serikat, stasiun TV menggunakan frekuensi berkisar
antara 54 dan 806 MHz. Bagian dari spektrum dibagi menjadi enam puluh delapan kanal
6-MHz pembagian frekuensi ditunjukkan pada (Gambar. 7-9). Saluran 2 sampai 7
menempati rentang frekuensi 54-88 MHz. Standar FM radio siaran Band menempati
kisaran 88- 108-MHz. Layanan radio komunikasi aircraft, radio amatir, kelautan dan
komunikasi radio menempati spektrum frekuensi sekitar 118-173 MHz. Kanal TV
tambahan menempati ruang antara 470 dan 806 MHz. Gambar 7-9 menunjukkan rentang
frekuensi masing-masing saluran TV.
Contoh:
Hitung frekuensi sinyal pembawa gambar dan suara untuk TV UHF kanal 39.
Penyelesaian
 Dari gambar 7-9 kanal 39 berada pada cakupan frekuensi dari 620 sampai 626 MHz.
 Sinyal pembawa gambar adalah 1,25 MHz diatas batas band terendah atau
1,25 + 620 = 621,25 MHz.
 Pembawa suara adalah 4,5 MHz di atas pembawa gambar:
4,5 + 621,25 = 625,75 MHz.
12
2. Bakuan Sistem
Gambar 7-9. Frekuensi Kanal TV UHF dan VHF
PAL (Phase Alternating Line)
Adalah sebuah encoding warna yang digunakan dalam sistem televisi
broadcast, digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika, beberapa di
Asia Timur menggunakan NTSC, sebagian Timur Tengah dan Eropa Timur, dan Prancis
(menggunakan SECAM, walaupun kebanyakan dari mereka telah memulai proses
menggunakan PAL). Perbedaan ketiganya ditunjukkan dalam tabel berikut.
13
Tabel 7-1. Bakuan Sistem Penerima TV
a. Prinsip Kerja Televisi
Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek
gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih
(monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih
dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi warna, semua warna alamiah yang telah
dipisah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali
pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di
tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran televisi sebenarnya menyerupai suara
sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan dengan
modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar
yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem
pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo
sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan
pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara
untuk meminimalisasi atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara
FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM, tetapi ayunan
frekuensi maksimumnya bukan 75 Khz melainkan 25 Khz. Saluran dan standar
pemancar televisi kelompok frekuensi telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar
untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (kanal). Masing-masing mempunyai lebar
14
saluran 6 Mhz, dalam salah satu bidang frekuensi yang dialokasikan untuk penyiaran
televisi komersial. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ
sampai 88 MHZ. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai
216 MHZ. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ.
b. Bagian – bagian Televisi dan Fungsinya
1) Rangkaian Penala (Tuner)
Contohnya dapat dilihat pada gambar 6-6. Rangkaian penala berfungsi untuk
menerima sinyal masukanj (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi
sinyal frekuensi IF. Tuner mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut: (1)
RF Amplifier, berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena; (2) lokal
Osilator, berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi
osilator dibuat selalu lebih besar dibandingkan frekuensi RF yang diterima antena
(sebesar frekuensi-RF+IF); dan (3) mixer, oleh mixer sinyal RF dan sinyal osilator
dicampur sehingga menghasilkan frekuensi menengah atau IF. PAL tuner umumnya
mempunyai frekuensi IF 38,9MHz, tetapi ada yang mempunyai frekuensi 38MHz,
sedangkan NTSC tuner mempunyai frekuensi IF 42,75MHz.
2) Mixer
Berfungsi sebagai pencampur frekuensi tinggi dari pemancar dan osilator lokal
menjadi frekuensi menengah (Intermediet Frequency /IF). Gelombang TV yang
diterima TV dicampur dengan output osilator lokal dengan menggunakan pencampur
(mixer) dan diubah menjadi sinyal IF (Intermediate) gambar yang mempunyai
frekuensi sama dengan selisih kedua frekuensi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar
adalah 38,9 Mhz dan frekuensi pembawa sinyal suara adalah 33,4MHz. Berfungsi
untuk memisahkan sinyal informasi suara dari signal pembawa frekuensi menengah
suara sehingga menjadi sinyal audio dan dapat didengar oleh manusia.
3) Sound IF (Intermediate Frequency) Amplifier
Berfungsi sebagai penguat sinyal suara yang termodulasi gelombang FM 5,5
MHz yang kemudian diumpankan ke detector dimana sebelum masuk ke begian
detector terlebih dahulu difilter dengan frekuensi kerja 5,5 MHz, sehingga selain
frekuensi gelombang 5,5 FM, maka akan ditahan dan melewatkan sinyal suara saja.
15
4) FM (Frequency Modulation) Detector
Berfungsi sebagai pemisah frekuensi suara dari pembawanya (carrier
frequency) yang termodulasi FM.
5) Loudspeaker
Berfungsi sebagai alat pengolah sinyal suara agar dapat didengar oleh
manusia, yaitu dengan mengubah sinyal suara menjadi suara.
3. Pemrosesan Video
a. Penguat IF (Intermediate Frequency)
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal output yang dihasilkan Tuner
hingga 1.000 kali. Karena output Tuner merupakan sinyal yang lemah dan sangat
tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini
juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam
interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.
Dalam penguat IF gambar, untuk mencegah sinyal-sinyal pengganggu yang
tidak diperlukan, dipergunakan dua buah penjebak (trap), yaitu penjebak pembawa
suara kanal rendah yang berdekatan, dan perangkap bembawa gambar kanal tinggi
yang berdekatan, dan juga pelayangan (beat) antar pembawa-pembawa itu,
dihilangkan. Pada waktu menerima gelombang TV warna interfrensi pelayangan dari
pembawa suara dengan sub pembawa warna merusak gambar yag dihasilkan. Untuk
menghilangkan interfrensi pelayangan pembawa suara, maka pembawa suara diredam
sekitar 54dB dalam penguat IF gambar dan pula dalam detector video berikutnya.
Maka penerima TV warna berbeda dengan penerima TV hitam putih. Pembawa suara
pada TV warna dikeluarkan sebelum tingkat detektor video dan diberikan ke detektor
IF suara yang dipasang terpisah denga detector video.
b. b. Rangkaian DetektorVideo
Sinyal video komposit dideteksi oleh detektor video dari sinyal IF gambar.
Biasanya untuk rangkaian detektor video digunakan detector dioda. Rangkaian ini
berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF
16
gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam dari sinyal yang
mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya
kualitas gambar.
Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara. Ada dua macam metode
deteksi, pertama menggunakan detektor dioda dan yang lain digunakan detector
pulsa sinkronisasi, ini diproduksi berkat perkembangan teknologi IC. Pada metode
deektor sinkronisasi, pulsa sinkronisasi diambil dari pembawa IF gambar dan diberikan
ke detector sinkronisasi. Sinyal output hasil deteksi akan keluar hanya bila diberikan pulsa
sinkronisasi.
c. c. Video Amplifier
Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari
detektor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Di
dalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightnees level)
atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan
tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada
layar kaca.
17
Gambar 7-10. Video Amplifier
d. d. Diagram blok penguat video
Sebuah jaringan penunda (delay line) dipasang pada kedua penguat depan
untuk menunda memperlambat sinyal luminan. Pada penguat tingkat kedua dan
tingkat ketiga, penguatan atau kontras gambar dapat diatur. Dan untuk menghilangkan
komponen krominan sub pembawa, dipasang penjebak 4,43 MHz. Lebih lanjut sebuah
rangkaian pengoreksi respon frekuensi tinggi gambar juga dipasang. Pada tingkat akir
18
penguat, dipasang rangkaian rangkaian penyetel kuat cahaya, rangkaian penghilang
garis flyback, ABL (Automatic Brightness Limiter) dan rangkaian pembangkit
komponen DC untuk gambar.
e. e. AGC (Automatic Gain Control)
Penguatan penerima TV warna dikontrol secara otomatis dengan rangkain AGC
yang tergantung pada kuat medang gelombang TV yang diterima, sehingga output
detector video dapat dibuat selalu konstan. Gambar di bawah ini menunjukan diagram
AGC. Dengan mendeteksi perubahan output detector video dapat dibuat tegangan
AGC yang diumpan balikkan ke penguat HF dan penguat IF gambar.
Gambar 7-11. Diagram blok rangkaian
AGC
f. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi
Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu: rangkaian sinkronisasi, rangkaian
defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit
tegangan tinggi. Bagian-bagian dari rangkaian horisontal meliputi :
 Osilator Horisontal, Sebagai pembangkit pulsa frekuensi horisontal. Pada sistem
CIR
 frekuensi horisontalnya adalah 15.625 Hz, dan pada sistem FCC frekuensi
horisontalnya adalah 16.750Hz.
 Horisontal Driver, dipakai untuk memperkuat frekuensi horisontal dari osilator
guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transistor horisontal
output (HOT), sehingga transistor HOT berlaku sebagai saklar.
 Horisontal Output (HOT), output berfungsi untuk menyediakan power arus
gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi horisontal. Dari transistor
19
HOT kemudian dikopel secara kapasitip ke kumparan defleksi yoke. Pada
umumnya transistor HOT TV warna mendapat tegangan DC sekitar 110 V. Trafo
plyback (FBT,HVT) dipasang pada bagian HOT, dengan memanfaatkan arus gigi
gergaji saat horisontal retrace yang dapat menginduksikan tegangan sangat tinggi.
g. Defleksi Yoke Horizontal,
Defleksi Yoke Horisontal mempunyai fungsi berikut.
 Menghasilkan arus defleksi yang cukup untuk Deflection Yoke untuk
scanning electric beam dalam arah horizontal.
 Membangkitkan tegangan tinggi melalui gulungan skunder fly back, dan
tegangan ini diumpankan ke elektroda anoda CRT dan elektroda fokus.
h. High Voltage Supply (Fly Back)
Berfungsi sebagai penghasil tegangan tinggi untuk dapat mencatu
(mengaktifkan) layer CRT agar dapat menghasilkan elektron-elektron yang dapat
menampilkan gambar. Tegangan input yang diolah berasal dari tegangan VCC dengan
dipengaruhi adanya kerja transistor horizontal output dengan frekuensi tinggi.
Tegangan tinggi ini digunakan untuk mencatu anoda CRT, sedangkan tegangan
menengah digunakan untuk mencatu rangkaian video output serta katoda dan grid
CRT.
i. Rangkaian Catu Daya (Power Supply)
Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang
selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar di bawah, rangkaian
catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCBdan daerah di dalam kotak merah. Daerah
di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi
(live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya
yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV.
4. Perkembangan Penerima TV
a. TV Satelit
Satelit digunakan pada transmisi sinyal televisi, yang berbentuk elliptical (lonjong,
dengan kemiringan +/- 63.4 derajat dengan periode orbit sekitar 12 jam) atau orbit
geostationary 37,000 km di atas katulistiwa.
20
b. TV Kabel (CATV)
Merupakan sebuah sistem jaringan yang terhubung langsung dari pusat
penyedia jasa layanan Audio dan Video. TV Kabel ini biasanya digunakan
untuk kebutuhan layanan Hotel atau bahkan masyarakat umum. Booster, fungsi
sebenarnya menerima dan menyaring noise sinyal Audio dan Video yang berasal dari
sinyal RF (radio frekuency) Receiver,Video Beta,VCD, DVD player dll kemudian
mentransfer kembali hasil olahanya ke sebuah Tuner TV.
Kecepatan modem kabel itu sangat variatif, tergantung pada sistem yang
diterapkan pada modem itu sendiri, arsitektur kabel jaringan, dan tingkat kesibukan jalur
data. Masalahnya, komunikasi jaringan TV kabel belum mempunyai standar komunikasi
yang baku. Karena itu, sebaiknya modem kabel disediakan oleh operator TV kabel. Pada
umumnya kabel modem tidak dapat dibeli secara terpisah, hal ini disebabkan karena
apabila perusahaan penyedia jaringan kabel tersebut mempergunakan peralatan jaringan
dari merek tertentu, maka hanya kabel modem merek tersebut yang dapat digunakan.
Karena alasan inilah pada umumnya pengguna dari jasa modem kabel ini dapat menyewa
peralatannya, sehingga tidak perlu menghadapi resiko dari produk yang ketinggalan
jaman.
c. TV Digital
Televisi analog konvensional, gangguan dan distorsi mengakibatkan sulitnya
menikmati siaran Televisi ketika kendaraan sedang bergerak. Siaran Televisi digital
terestrial menawarkan citra gambar Hi-Vision (standar definisi tinggi dari Jepang) yang
dapat dinikmati pemirsanya di dalam lingkungan yang bergerak. Perbedaan tampilan layar
monitor TV analog dan digital ditujukkan gambar 7-12.
(a). Siaran TV analog (b) Siaran TV digital
Gambar 7-12. Siaran TV
21
Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan
modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke
pesawat televisi. Pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan:
o Perubahan lingkungan eksternal
Pasar TV analog yang sudah jenuh
Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
o Perkembangan teknologi
Teknologi pemrosesan sinyal digital
Teknologi transmisi digital
Teknologi semikonduktor
Teknologi peralatan yang beresolusi tingggi.
5. Kelebihan Frekuensi TV Digital
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan
suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan
penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan
televisi digital. Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus
menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi
terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat
menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang
penyelenggaraan televisi digital.
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami
perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada
pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang
saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai
enam program sekaligus.
Manfaat Penyiaran TV Digital
• TV Digital digunakan untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif).
• Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif
seperti layanan komunikasi dua arah. Televisi digital dapat digunakan seperti [internet]
• Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak
bergerak dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih
22
kecil dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi
jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat).
d. IPTV
IPTV atau Internet Protocol TV adalah sistem dimana televisi digital layanan
digital televisi dikirimkan menggunakan Internet Protocol melalui jaringan infrastruktur
diantaranya termasuk koneksi yang berkecepatan tinggi. Sistem ini adalah pengembangan
baru dalam software komunikasi client-server yang mem-broadcast video yang
berkualitas tinggi (setara real time full motion video secara simultan ) ke user melalui
jaringan data.
Teknologi IPTV mendukung transmisi standar televisi program video melalui
internet dan Internet Protocol (IP). IPTV memungkinkan layanan televisi yang
terintegrasi dengan layanan internet berkecepatan tinggi dan membagi koneksi dengan
sesama pengguna. Syarat untuk menggunakan layanan IPTV adalah internet yang
berkecepatan tinggi yang menggunakan bandwidth (pita lebar) pada digital video.
Jasa layanan ini menjalankan juga layanan dengan fasilitas video on demand.
Sebagai tambahan terhadap layanan ini, termasuk pengadaan layanan internet seperti
akses ke web dan Voice Over Internet Protocol (VoIP). Perlu diingat bahwa layanan
IPTV tidak seperti program televisi biasa, jasa layanan ini dipancarkan melalui jaringan
internet. Dengan berbasis platform IP address, memiliki keuntungan membuat
tampilan TV menjadi lebih interaktif.
C. Perawatan Televisi
 Tempatkan kira-kira 3 meter sampai 7.5 meter dan sejauh mungkin langsung
didepan televisi.
 Selalu putuskan aliran listrik sebelum membersihkan, jangan
menggunakan pembersih cair.
 Jangan menumpahkan atau memasukkan benda-benda apapun kedalam kotak
televisi,
23
 Jika temperatur udara meningkat tiba-tiba, kondensasi bisa terjadi pada layar. Hal ini
membuat gambar terdistorsi atau warna tampak buram. Jika ini terjadi matikan
televisi selama enam sampai tujuh jam agar kondensasi menguap.
 Untuk perlindungan tambahan dari petir atau lonjakan listrik cabutlah steker dan
putuskan antenna dari televisi jika kamu meninggalkan televisi untuk waktu yang
lama.
 Jangan pernah mengatur konstras hingga 100%.
D. Pelacakan Kerusakan (Trouble Shooting)
Teknik termudah dan cukup dapat diandalkan untuk melacak kerusakan
sebuah TV warna adalah menggunakan Teknik gejala fungsi (symptom-function),
karena dapat dilihat dengan jelas gejala kerusakan gambar yang terjadi pada layar/CRT
maupun gejala kerusakan suara pada speaker.
Contoh: asumsikan bahwa transistor driver penguat video (penerimaan
gambar TV) rusak. Ini berarti tidak akan ada gambar pada CRT. Apakah ini juga berarti
tidak ada raster?, tentu tidak. Karena raster diproduksi oleh rangkaian defleksi vertikal
dan horisontal, kebutuhan tegangan tinggi terpenuhi dari output horisontal trafo. Jadi CRT
akan menyala terlihat sebuah layar kosong. Apakah mempunyai efek pada audio?, tentu
tidak. Karena sinyal audio dikeluarkan sebelum rangkaian drive video. Jika TV
mempunyai gejala kerusakan tidak ada gambar pada CRT, tetapi ada suara dan raster, hal
yang sudah pasti untuk dicurigai salah satu dari drive video atau video tingkat output. Di
bawah ini tabel bermacam-macam gejala kerusakan pada TV warna dan perkiraan
ketidakfungsian rangkaian penyebab kerusakan. Tabel 7-2 di bawah ini dapat digunakan
untuk melakukan trouble shooting.
24
Tabel 7-2. Trouble shooting

More Related Content

What's hot

Ampifier & Op-Amp
Ampifier & Op-AmpAmpifier & Op-Amp
Ampifier & Op-Amp
achmad_fahmi
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
Polytechnic State Semarang
 
Gain dan Op-amp
Gain dan Op-ampGain dan Op-amp
Gain dan Op-amp
laurensius08
 
PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)
Syauqina Idzni Adzhani
 
Tugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PMTugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PM
Information and Technology
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiEko Supriyadi
 
Filter
FilterFilter
6 frekuensi sinyal
6  frekuensi sinyal6  frekuensi sinyal
6 frekuensi sinyal
Simon Patabang
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameter
ampas03
 
Bab 4 propagasi gelombang radio
Bab 4 propagasi gelombang radioBab 4 propagasi gelombang radio
Bab 4 propagasi gelombang radio
EKO SUPRIYADI
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
Risdawati Hutabarat
 
Kuliah 5 multipleks
Kuliah 5 multipleksKuliah 5 multipleks
Kuliah 5 multipleks
sitelunhas
 
Dasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audioDasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audio
Punia Sastra Foundation
 
1 sinyal
1  sinyal1  sinyal
1 sinyal
Simon Patabang
 
01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf
01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf
01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf
FarhanCahyapratama
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
ahmad haidaroh
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
Simon Patabang
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
Ibnu Hakim
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Furwadi Rider
 
Siskom pcm
Siskom pcmSiskom pcm

What's hot (20)

Ampifier & Op-Amp
Ampifier & Op-AmpAmpifier & Op-Amp
Ampifier & Op-Amp
 
Percobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi FrequensiPercobaan Modulasi Frequensi
Percobaan Modulasi Frequensi
 
Gain dan Op-amp
Gain dan Op-ampGain dan Op-amp
Gain dan Op-amp
 
PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation)
 
Tugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PMTugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PM
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisi
 
Filter
FilterFilter
Filter
 
6 frekuensi sinyal
6  frekuensi sinyal6  frekuensi sinyal
6 frekuensi sinyal
 
Materi s-parameter
Materi s-parameterMateri s-parameter
Materi s-parameter
 
Bab 4 propagasi gelombang radio
Bab 4 propagasi gelombang radioBab 4 propagasi gelombang radio
Bab 4 propagasi gelombang radio
 
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
QAM (Quadratur Amplitude Modulation)
 
Kuliah 5 multipleks
Kuliah 5 multipleksKuliah 5 multipleks
Kuliah 5 multipleks
 
Dasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audioDasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audio
 
1 sinyal
1  sinyal1  sinyal
1 sinyal
 
01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf
01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf
01. PENGUAT SINYAL KECIL.pdf
 
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
Multiplekser - Demultiplekser - Pertemuan 7
 
8 kuantisasi
8 kuantisasi8 kuantisasi
8 kuantisasi
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, amModul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
Modul 02 konsep modulasi, modulasi analog, am
 
Siskom pcm
Siskom pcmSiskom pcm
Siskom pcm
 

Similar to Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1

Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
Polytechnic State Semarang
 
Bab iv produksi sinyal audio
Bab iv produksi sinyal audioBab iv produksi sinyal audio
Bab iv produksi sinyal audio
Ramlah Muhtar Dgnurung
 
Modulasi amplitudo
Modulasi amplitudoModulasi amplitudo
Modulasi amplitudo
Guntoro Nur Sa Dewo
 
Il agus sistem radio
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radio
agus saefudin
 
Prinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerimaPrinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerima
Dienoadam
 
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima TelevisiModul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Muhammad Hendra
 
PERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptxPERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptx
HengrainiPutri1
 
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
Bagusdepok
 
Pengertian FM dan PM
Pengertian FM dan PMPengertian FM dan PM
Pengertian FM dan PM
idharagil
 
Pengertian fm dan pm
Pengertian fm dan pmPengertian fm dan pm
Pengertian fm dan pmidharagil
 
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Della Trivia Yuniar
 
Presentasi Radio FM
Presentasi Radio FMPresentasi Radio FM
Presentasi Radio FM
Nur Fitryah
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
Rizki Nugroho
 
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdfPerangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
iwayan suta
 
Modulasi 1
Modulasi 1Modulasi 1
Modulasi 1
Dedi Supardi
 
Paper penerima-am-dan-fm
Paper penerima-am-dan-fmPaper penerima-am-dan-fm
Paper penerima-am-dan-fm
Laeasek Dielgmc
 
Slide week 4 terminal suara
Slide week 4   terminal suaraSlide week 4   terminal suara
Slide week 4 terminal suaraBeny Nugraha
 
about Telecommunications System
about Telecommunications Systemabout Telecommunications System
about Telecommunications System
S N M P Simamora
 
Iht dasar transmisi
Iht dasar transmisiIht dasar transmisi
Iht dasar transmisipramukajabar
 

Similar to Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1 (20)

Gelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AMGelombang FM dan AM
Gelombang FM dan AM
 
Bab iv produksi sinyal audio
Bab iv produksi sinyal audioBab iv produksi sinyal audio
Bab iv produksi sinyal audio
 
Modulasi amplitudo
Modulasi amplitudoModulasi amplitudo
Modulasi amplitudo
 
Il agus sistem radio
Il agus sistem radioIl agus sistem radio
Il agus sistem radio
 
Prinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerimaPrinsip kerja penerima
Prinsip kerja penerima
 
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima TelevisiModul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
 
PERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptxPERTEMUAN 6.pptx
PERTEMUAN 6.pptx
 
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
 
Pengertian FM dan PM
Pengertian FM dan PMPengertian FM dan PM
Pengertian FM dan PM
 
Pengertian fm dan pm
Pengertian fm dan pmPengertian fm dan pm
Pengertian fm dan pm
 
Teknik radio
Teknik radioTeknik radio
Teknik radio
 
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM Pemodulasian Gelombang AM dan FM
Pemodulasian Gelombang AM dan FM
 
Presentasi Radio FM
Presentasi Radio FMPresentasi Radio FM
Presentasi Radio FM
 
Pengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FMPengertian PM dan FM
Pengertian PM dan FM
 
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdfPerangkat Produksi Penyiaran.pdf
Perangkat Produksi Penyiaran.pdf
 
Modulasi 1
Modulasi 1Modulasi 1
Modulasi 1
 
Paper penerima-am-dan-fm
Paper penerima-am-dan-fmPaper penerima-am-dan-fm
Paper penerima-am-dan-fm
 
Slide week 4 terminal suara
Slide week 4   terminal suaraSlide week 4   terminal suara
Slide week 4 terminal suara
 
about Telecommunications System
about Telecommunications Systemabout Telecommunications System
about Telecommunications System
 
Iht dasar transmisi
Iht dasar transmisiIht dasar transmisi
Iht dasar transmisi
 

Bab vi sistem radio dan reproduksi suara1

  • 1. 1 SISTEM PENERIMA RADIO DAN PLAYER AUDIO A. Radio Frekuensi AM dan FM Terdapat 2 jenis radio penerima yaitu radio AM dan FM. Radio AM (amplitudo mudulasi) yaitu sistem modulasi yang menghasilkan sinyal keluaran amplitunya bervariasi mengikuti variasi amplitudo sinyal informasi (yang dibawa). Radio FM adalah radio yang menggunakan sistem modulasi FM (Frekuensi Modulasi) yaitu sistem modulasi yang menghasilkan sinyal keluaran frekuensinya bervariasi mengikuti variasi. Frekuensi pembawa radio modulasi amplitudo (AM) mempunyai cakupan 535 sampai 1605 kHz. Pembawa frekuensi dari 540 sampai 1600 kHz ditandai dengan interval 10 kHz. Radio FM mempunyai band dari 88 sampai 108 MHz antara televisi kanal 6 dan 7 VHF. Stasiun FM ditandai dengan frekuensi senter pada 200 kHz pemisahan dimulai pada 88,1 MHz untuk maksimum 100 stasiun. Stasiun FM ini mempunyai deviasi maksimum 75 kHz dari frekuensi senter upper 25 kHz dan lower “jalur pemandu’ untuk meminimkan interaksi dengan pengaturan band frekuensi. Sinyal informasi audio Sinyal informasi audio Frekuensi tinggi pembawa Frekuensi tinggi sinyal pembawa Sinyal termodulasi AM Sinyal termodulasi FM Gambar 6-1. Gelombang Termodulasi
  • 2. 2 1. Radio Penerima AM Heterodyne Heterodyne merupakan metode pemindahan sinyal siaran dari pembawanya pada frekuensi menengah. Radio penerima AM dirancang dengan harga murah karena: (1) sederhana menggunakan 3 trafo, merah sebagai inti dan yang lain kuning dan hitam atau putih; (2) di dalamnya terdapat batere, speaker kecil, papan rangkaian yang tampak komponennya, tombol pengatur volume, serta pemindahan gelombang. Hampir semua radio AM dibuat dengan diagram rangkaian sebagai berikut. Gambar 6-2. Penerima Radio AM Heterodin 2. Prinsip kerjanya dapat dijelaskan berikut ini. a. Rangkaian Penala terdiri dari kumparan dan kapasitor variabel. Resonansi rangkaian penala dapat divariasi melalui pengaturan kapasitor variabel. Radio AM yang mempunyai frkuensi pembawa sama dengan frekuensi resonansi rangkaian penala akan mempunyai hambatan nol untuk masuk ke bagian penala. Penguat frekuensi tinggi sekaligus sebagai mixer dilakukan oleh transistor Q1. Terdapat osilator lokal yang frekeunsi osilasinya dapat divariasi melalui pengaturan kapasitor variabel yang dibuat seporos dengan kapasitor variabel pada rangkaian penala. Hal ini
  • 3. 3 dimaksudkan agar berapapun frekuensi resonansi yang dihasilkan rangkaian penala akan selalu memberi frekuensi selisih (frekuensi menengah) yang tetap. Setelah sinyal masukan diperkuat dicampur dengan sinyal frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian osilator lokal. Terdapat empat sinyal keluaran rangkaian mixer yaitu (fs), (fo), (fs-fo) dan (fo-fs) selain harmonisasinya. b. Penguat IF untuk diperkuat. Penguat IF merupakan penguat tertala yaitu penguat yang dilengkapi dengan rangkaian penala, akan mempunyai penguatan terbesar pada frekeunsi (fo-fs). Jadi dari keempat sinyal keluaran mixer dipilih hanya satu (fo-fs) yang dapat diproses dalam penguat IF, untuk mencapai frekuensi tertentu tersebut disediakan rangkaian penala L variable, C berupa trafo IFT2, IFT3 dan kapasitor. c. Detektor atau demodulator. Rangkaian demodulator berfungsi untuk memisahkan frekeunsi tinggi (pembawa) dengan sinyal audio (informasi). d. Sinyal keluaran dari rangkaian detektor berupa sinyal audio dengan amplitudo yang lemah. Sebelum sinyal ini diubah ke dalam bentuk suara pada bagian speaker, sinyal dikuatkan terlebih dahulu pada rangkaian penguat Audio. 3. Rangkaian Konverter Konverter terdiri dari rangkaian penala, osilator lokal dan mixer berfungsi untuk menurunkan frekuensi pembawa RF menjadi frekuensi menengah, dengan cara mencampurkan frekuensi tinggi sinyal masukan (fs) dan frekuensi osilator lokal (fo). Keluaran Mixer terdiri dari (fo+fs), (fo-fs), (fo)2, (fs)2 dan frekuensi harmonisasinya. Keluaran Mixer sebagai masukan tingkat berikutnya yaitu penguat frekueni menengah (IF) yang berupa penguat tertala. Artinya penguat yang dapat ditrim untuk memberikan penguatan maksimum pada frekuensi tertentu dalam hal ini frekuensi menengah 455 KHz merupakan selisih dari frekuensi osilator dan frekuensi sinyal masukan (fo-fs). Frekuensi
  • 4. 4 osilator (fo) dapat dibuat lebih besar dari pada frekeunsi sinyal masukan (fs) dengan alasan dapat dijelaskan dalam contoh permasalahan di bawah ini. IF = fs – fo Jika fo lebih besar maka IF = fo –fs. Gambar 6-3. Mixer Permasalahan: Hitunglah cakupan penalaan kapasitor dalam sebuah penerima superheterodyne yang bekerja pada cakupan sinyal dari 500 kHz sampai 1600 kHz, frekuensi IF sebesar 455 kHz jika: a. fo lebih besar dari fs b. fo lebih kecil dari fs Penyelesaian: Besarnya frekuensi osilator sehingga a. Untuk fo > fs cakupan: fo adalah
  • 5. 5 Ini memberikan perbandingan frekuensi b. Untuk fo < fs cakupan frekuensi fs-fo = 465 sehingga cakupan fo adalah sehingga perbandingan Dengan fo > fs cakupan penalaan kapasitor lebih kecil mudah dicapai dengan kapasitor variabel, itulah mengapa dalam rangkaian converter digunakan fo>fs. 4. Penguat Frekuensi MenengahIF Penguat frekuensi menengah berfungsi untuk menseleksi keluaran dari rangkaian Mixer, hanya melewatkan frekeunsi selisih dari fo dan fs (fo-fs). Pada penguat ini biasanya berisi tiga rangkaian penala berupa lilitan dalam trafo kecil yang dapat diatur nilai induktansinya paralel dengan kapasitor. Pada gambar rangkaian penala ini ditunjukkan pada trafo ITF1, IFT2 dan IFT2. Pengaturan berlapis-lapis ini dimaksudkan untuk mendapatkan penguat IF yang mempunyai respon frekuensi yaitu band width yang cukup sempit untuk dapat mengeluarkan hanya satu sinyal siaran tidak terjadi tumpah tindih lebih dari satu siaran. Namun juga bandwidth yang cukup lebar dalam pengertian mampu menampung semua informasi yang dipancarkan oelh stasiun pemancar. 5. DetektorAudio Bagian detektor berfungsi untuk mengambil salah satu sisi dari gelombang siaran yang dipancarkan dengan menggunakan teknik modulasi Double Side Band (DSB). Pada sisi mana diambil tergantung jenis transistor atau polaritas ground yang digunakan.
  • 6. 6 Setelah melewati dioda Setelah difilter Input Gambar 6-4. Rangkaian Detektor AM 6. Penguat Audio Penguat audio berfungsi memperkuat sinyal audio karena keluaran dari detektor lemah agar mempunyai amplitudo yang cukup kuat untuk menggerakkan speaker sehingga dapat direspon telinga manusia secara jelas. Keluaran dari detektor audio sinyal dimasukkan ke penguat depan Audio Amplifier untuk diteruskan ke penguat akhir melalui trafo. Keluaran penguat AF dilanjutkan ke speaker melalui kopling trafo. Speaker berfungsi mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara yang dapat didengar telinga manusia. Output Input Gambar 6-5. Penguat Audio Push Pull
  • 7. 7 1. Melokalisir Kerusakan dan Mengganti komponen a. Pasangkan masukan sinyal termodulasi pada bagian penala, ukur tegangan pada titik keluaran dan masukan dari masing-masing blok. Berfungsi baik jika CRO menghasilkan bentuk gelombang pada masing- masing blok sebagai berikut. Gambar 6-6. Radio AM Transistor b. Bila pada salah satu terminal bentuk gelombang tidak sesuai, lakukan lokalisir gangguan dengan malakukan pengukuran lebih intensif dengan multimeter. c. Q1, Q2, Q3 dan Q4 bekerja pada klas A sehingga transistor berfungsi dengan baik jika tegangan VCE mendekati ½ VCC. d. Q5 dan Q6 bekerja pada klas AB, trasistor bekerja dengan baik jika VCE berada pada1/3 atau 2/3 VCC tergantung klas AB mendekati daerah saturasi atau cut off. D. Penerima Radio FM Lebar band masing-masing stasiun FM cukup lebar untuk menyiarkan fidelitas tinggi. Frekuensi senter secara langsung dimodulasi dijumlahkan dari sinyal audio kanal kiri dan kanan. Sinyal subpembawa 38 kHz dimodulasikan dengan pembawa dan sinyal sub pembawa dimodulasi untuk membedakan
  • 8. 8 sinyal audio kiri dan kanan. FM tuner mengkodekan sinyal dan memisahkan kanal audio kiri dan kanan. Radio FM menggunakan penggambaran listrik dari sumber suara untuk memodulasi frekuensi gelombang pembawa.Pada penerima berakhir dalam proses pendeteksian gambaran dilepaskan dari pembawa dan dikembalikan ke dalam suara oleh speaker. Pada saat informasi siaran dari stasiun radio FM, gambaran listrik suara (yang diambil dari mikrophon atau sumber program lain) digunakan untuk memodulasi frekuensi pembawa yang dipancarkan dari antena pemancar stasiun radio. Ini sangat berbeda dengan radio AM dimana sinyal digunakan untuk memodulasi amplitudo sinyal pembawa. Band FM spektrum elektromagnetik berada diantara 88 MHz dan 108 MHz, gelombang pembawa untuk stasiun secara individu dipisahkan 200 kHz maksmimum untuk 100 stasiun. Stasiun FM mempunyai deviasi maksmimum 75 kHz dari frekuensi senter, yang berada 25 kHz di atas dan dibawah band pemandu untuk untuk meminimkan interaksi dengan bidang frekuensi yang bersebelahan. Pemisahan stasiun FM lebih lebar dari pada untuk stasiun AM, memungkinkan band frekuensi siaran lebih lebar untuk menyiarkan musik fidelitas lebih tinggi. Ini juga mengijinkan penggunaan sub pembawa yang memungkinkan sinyal siaran FM stereo 1. Penerima FM Superheterodyne Ini alat sangat sederhana, yang [itu] tidak bisa melaksanakan penyetelan yang tidak bersuara, peraturan frekwensi osilator otomatis dan fitur lain memastikan kualitas reproduksi sangat tinggi, diharapkan dari penerima FM UHF. Solusi yang benar adalah penerima FM heterodyne yang blok diagramnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini
  • 9. 9 Gambar 6-7. Radio Penerima FM Superheterodin Sinyal stasiun diperoleh dari antena dipole dan diteruskan melalui kabel khusus ke dalam rangkaian masukan (UK). Didalamnya dilakukan pemilihan sinyal dari stasiun yang mempunyai frekuensi fs, sinyal dikuatkan dalam penguat HF dan diteruskan ke mixer. Seperti pada penerima AM, frekuensi menengah diperoleh pada keluaran mixer, frekuensi sinyal menengah fm=10,7 MHz (nilai standar yang digunakan semua penerima siaran stasiun FM). Sinyal IF dikuatkan dalam IF amplIfier dan diteruskan ke pembatas amplitudo. Untuk selanjutnya diperkuat dan diubah ke dalam bentuk sinyal audio pada penguat audio dan speaker
  • 10. 10 D. Reproduksi Suara Audio 1. Tape Recorder Gagasan dasar meliputi sebuah elektromagnetik yang diaplikasikan sebuah fluksi magnetic pada oxide di atas tape. Oxide secara permanen mengingat perubahan fluksi. Head perekam tape sangat kecil, dikelilingi elektromagnetik dengan celah kecil di dalamnya, ditunjukkan pada gambar. Elektromagnetik ini sangat kecil, Elektromagnetik terdiri dari sebuah inti besi yang dibelit dengan kawat, seperti ditunjukkan pada gambar. Selama merekam, sinyal audio dikirim melalui kumparan kawat untuk menciptakan medan magnit dalam inti. Pada celah fluksi magnet membentuk suatu pola menjembatani celah (ditunjukkan warna merah), fluksi ini merupakan apa yang dimagnetkan oxide pada tape. Selama playback, gerakan tape menarik medan magnet bervariasi melintasi celah. Ini menciptakan suatu medan magnet yang bervariasi dalam inti dan oleh karena itu terdapat sinyal dalam kumparan. Sinyal ini dikuatkan untuk mengendalikan speaker. Gambar 6-8. Head perekam tape
  • 11. 11 Dalam cassette player pada umumnya, benar-benar terdapat dua elektromagnetik kecil selebar sekitar separuh lebar hasil rekaman. Dua head merekam dua kanal dari program stereo seperti gambar 6-9. Gambar 6-9. Posisi Head Jalur magnetik pada tape, pada saat tape diputar, akan membariskan separoh tape hasil rekaman yang lain dengan dua elektromagnetik. Jika dilihat didalam tape perekam, pada umumnya akan terlihat seperti gambar 6-9. a. Bagian Tape Perekam Pada gambar bagian atas tedapat dua gigi yang melibatkan kumparan didalam kaset. Gigi ini memutar salah satu kumparan untuk mengambil tape selama rekaman, playback, maju dan mundur cepat. Dibawah dua gigi terdapat dua buah head. Head pada sisi kiri berupa batangan head penghapus untuk menyapu sinyal pada tape hingga bersih, sebelum perekaman. Head yang berada ditengah adalah untuk rekam danplayback berisi dua elektromagnetik tipis. Pada sisi kanan capstan yang berfungsi mengangkat dan berputar serta pinch roller (jepitan penggulung) dapat dilihat pada gambar 6-10. Posisi capstan,pita dan pinch roller Capstan berputar pada kecepatan yang sangat presisi untuk menarik tape melintasi head pada kecepatan yang tepat. Standar kecepatan adalah 1 875 inchi perdetik (4,76 cm perdetik). Roller sederhana menerapkan tekanan sedemikian sehingga tape ketat terhadap capstan.
  • 12. 12 Gambar 6-10. Posisi capstan, head dan Pinch roller. b. Cara Tape Recorder Bekerja Blok diagram di bawah ini menunjukkan skema rangkaian radio dan tape recorder. Pada saat sklar fungsi a dan b pada posisi radio Perekaman magnetis adalah proses perekaman ke dalam piringan yang paling mudah sebab dapat diubah dengan mudah. Tape dapat dipotong dan disambung dengan mudah. Sebagai tambahan, tape dapat digunakan kembali dengan tak terbatas meskipun telah digunakan dan mengalami proses penghapusan maupun perekaman berkali- kali. Dalam melakukan rekaman tape, langkah pertama adalah menghapus isi rekaman sebelumnya. Untuk memenuhi ini, membangkitkan arus yang digunakan untuk mengumpan head hapus. Tujuannya adalah menetralkan kemagnetan yang mungkin masih ada pada tape .
  • 13. 13 Gambar 6-11. Skema tape recorder Langkah berikutnya tergantung pada mesin perekam stereo atau mono. Sebuah perekam mono akan merekam dengan dua track, satu untuk masingmasing sisi tape. Perekam stereo menggunakan 4 track, satu untuk setiap kanal dari masing-masing sisi. Head perekaman dan playback ditempatkan sedemikian jalan sisi satu menggunakan track pertama dan ketiga, sementara sisi dua menggunakan track kedua dan keempat. Bila tape dikembalikan melalui sisi lain, dua track berlawanan digunakan untuk merekam dan playback. Proses rekaman relatif sederhana. Suara atau musik diumpankan ke dalam mikrophon, kemudian diubah ke arus listrik dan dikuatkan sebagai piringan rekaman. Sinyal kemudian diumpankan ke dalam suatu elektromagnetik yang dinamakan head perekam. Variasi arus listrik menghasilkan derajat variasi dan pola magnetisasi, seperti yang dilewatkan pada head playback, menginduksi arus listrik dalam elektromagnetik. Sinyal ini kemudian dikuatkan dan direproduksi melalui speaker. Penting disadari bahwa penempatan magnet dekat tape akan menyebabkan penghapusan. Proses perekaman ini dapat dilihat pada gambar 6-11. c. Fitur Kaset Kaset merupakan suatu langkah kemajuan besar kenyamanan dari reel-to- reel tape Audio rekaman, meskipun demikian ukuran dan kecepatan kaset terbatas, pada Awalnya kualitas kurang baik. Tidak seperti format stereo 4 track reel terbuka, dua track stereo dari setiap sisi berada bersebelahan satu sama lain bukan saling tumpang
  • 14. 14 Berkenaan dengan cassette player mono untuk play rekaman stereo akan dijumlahkan seperti track mono dan mengijinkan player stereo untuk play rekaman mono melalui kedua speaker. Tape mempunyai lebar 3,81 mm(0,15 inchi), dengan masing- masing track stereo lebar 0,6 mm dan jalur pemandu antar track tidak direkam. Gambar 12. Jenis-jenis Kaset recorder Tape bergerak dari kiri ke kanan 4,76 cm/detik. Sebagai perbandingan, pelanggan format riil terbuka umumnya menggunakan lebar ¼ inchi (6,35 mm), masing-masing track stereo nominal 1/16 inchi (1,59 mm), dan running pada salah satu 9,5 atau 19 cm/detik (3,75 atau 7,5 inchi/detik). Pita kaset umumnya terbuat dari polyester tipe plastik film dengan lapisan magnet. Bahan megnetik yang asli tersusun dari ferric oxide (Fe2O3). Sekitar tahun 1970, perusahaan 3M mengembangkan cobalt dengan proses dopping volume yang menghasilkan lapisan ganda untuk meningkatkan kekuatan pita. Label yang diberikan adalah “low niose” tetapi umumnya memiliki respon frekuensi kurang bagus pada daerah frekuensi tinggi. Pada saat yang bersamaan chromium dioxide (CrO2) dikenalkan oleh BASF dan lapisan magnet magnetite (Fe3O4) untuk menghasilkan suara dengan kualitas sedang. d. Panjang dan durasi playback Kaset Panjang kaset umumnya diukur dalam satuan menit dari total waktu playback. Jenis yang paling populer adalah C46 (dengan durasi 23 menit per side), C60 (durasi 30 menit per side), C90, dan C120. untuk C46 dan C60 umumnya memiliki ketebalan 16 tetapi
  • 15. 15 C90s ketebalannya 10–11 μm dan C120s ketebalannya hanya 9 μm, menyebabkan jenis ini mudah mengalami kerusakan. Beberapa merk lebih panjang dibanding dengan yang lain, menyediakan panjang 132 meter atau 135 meter lebih panjang daripada 129 meter untuk kaset jenis C90. Pita kaset C180 dan C240 tersedia pertama kali, tetapi pita-pita ini sangat rapuh dan tipis serta mudah mengalami kerusakan seperti tembus cetak sehingga membuatnya jarang digunakan. Ukuran Panjangnya kaset juga tersedia dalam beberapa seri, termasuk C10 dan C15 (bermanfaat untuk menyimpan atau mengamankan data pada komputer rumah), C30, C50, C54, C64, C70, C74, C80, C84, C100, C105, dan C110. 2. Perawatan Tape Reracorder a. Baca dan pahami cara pengoperasian dengan benar b. Ikuti peringatan yang tertera pada player. c. Jangan didekatkan dengan air atau benda cair. d. Cabut kabel adaptor sebelum melakukan pembersihan. Gunakan kain kering dan halus untuk membersihkannya e. Jangan menaruh Cassete recorder ini di tempat yang panas misalnya seperti terkena sinar matahari langsung f. Jangan memasukkan benda atau yang lain ke dalam VersaCorder ketika terbuka. g. Benda ini dapat tersentuh dan menyebabkan aliran arus yang akhirnya terjadi hubung singkat. h. Jika tidak digunakan dalam waktu yang lama, lepas batere dan beserta adaptor dari listrik jala-jala. 3. Kerusakan umum Tape Recorder Bagian-bagian tape recorder yang sering mangalami kerusakan antara lain sebagai berikut. a. Mati total karena power supply tidaksampai pada sistem rangkaian. Kerusakan kemungkian fuse mati atau transformator rusak. Fuse dites dengan multimeter posisi ohmeter, fuse yang baik mempunyai resistansi rendah. b. Power ada ditunjukkan LED indikator tetapi tidak suara. Kemungkinan kerusakan pada IC power amplifier. Kemungkinan lain speaker yang rusak untuk memastikan ukur resistansi sepaker, speaker yang baik mempunyai hambatan rendah.
  • 16. 16 c. Suara asli kalah dengan kadar noise yang besar, kemungkinan disebabkan kualitas head yang sudah tidak baik. Pertama bersihkan head bila tidak membawa perbaikan ganti head dengan yang baru. d. Suara tidak stabil, kemungkinan disebabkan oleh karet dalam roda motor DC sudah mengendur. Bila karet diganti tidak membawa perbaikan motor DC perlu diganti. e. Hasil rekaman tidak jelas, mengandung banyak noise, kemungkinan disebabkan kualitas mic yang kurang baik. E. Compact Disc Pemakaian Compact Disc (CD) sekarang ini sangat beragam dapat digunakan untuk menyimpan musik, data atau perangkat lunak. Compact Disc (CD) diimplementasikan lebih mudah dan murah. Track data pada CD dibuat dalam lintasan spiral melingkar dari tengah dengan ke luar CD, jika diinginkan CD dapat dibuat lebih kecil dari pada 4,8 inchi (12 cm) dan faktanya sekarang terdapat plastic kartu baseball dan kartu bisnis yang dapat diambil datanya dengan menggunakan CD player. Jalur data dibuat dalam ukuran lebar kira-kira 0.5 mikron dengan jalur satu sama lain dipisahkan jarak 1.6 mikron. Gambar 6-13. Lintasan CD http://electronics.howstuffworks.com/cd2.htm Panjang gelombang berkas laser hamper 780 nm difokuskan pada sisi data dari disk ke dalam suatu titik dengan diameter sekitar 1 mikron. Laser bergerak dalam arah radial melampaui kecepatan putaran disk dan scan lajur data untuk intensitas dari cahaya yang direfleksikan. Sistem pembacaan data dan konversi ke dalam data digital ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
  • 17. 17 Gambar 6-14. Digitalisasi CD Kedalaman pit atau juga dikenal dengan nama bump data sekitar 0,125 mikron (125 nanometer) dan lebar sekitar 0,6 mikron. Jarak antar lajur lilitan berdekatan sekitar 1,6 mikron. Penyebaran berkas laser terjadi pada saat scan pit, yang diterjemahkan ke dalam berkas sempit dalam intensitas berkas yang direfleksikan. Sebegai bahan pelindung digunakan acrylic dan bahan reflektif aluminum. Perubahan intensitas cahaya yang direfleksikan terjadi setiap saat titik laser berpindah dari pit ke dalam land dan sebaliknya. Gambar 6-15. Pembacaan pada pit Sinyal modulasi frekuensi tinggi dihasilkan oleh perubahan intensitas cahaya menunjukkan data yang disimpan dalam CD. Alasan CD realiabilitas tinggi merupakan proteksi data yang baik dari kedua kerusakan di dalam dan di luar CD drive. Di luar, lapisan data dilindungan dengan lapisan kuat setebal 1,2 mm dari polycarbonate pada satu sisi dan 10-20 mikron pelindung dari lapisan lak pada sisi lain. Sedikit goresan pada permukaan CD tidak secara langsung meghapus data, namun membuat area tambahan pemendaran cahaya. Ini dapat mengacaukan drive elektronik, yang juga sangat
  • 18. 18 sensitip terhadap goresan radial. Lapisan lembut dari goresan (dalam banyak kasus) dapat membuat membuat CD dapat dibaca kembali, ini sangat membantu besarnya ukuran titik laser pada permukaan lapisan PC sekitar 1 mm. Diamater titik sebesar ini mema- membuat sistem sangat kurang sensitip terhadap kotor dan guratan pada permukaan disk. Didalam drive, disk dan drive optic dipisahkan oleh jarak sekitar 1mm, membuat interaksi mekanis, disc berombak, terpotong tidak sempurna hampir mustahil. Perkembangan CD Blue-Ray CD Blue ray merupakan perkembangan perkembangan format disk, yang dirancang dengan format high definition (HD) dengan berbagai kemampuan seperti HD video playback, menulis (writing), dan merekam (recording) Kelebihan blue ray • Dapat mendukung video resolusi tinggi(HD) • Kapasitas penyimpanan besar hingga 50 Gb • Dapat melakuan pengcopyan data pada blue ray • Kecepatan rekan cakram Blue-ray berkisar antara 72 hingga 288 megabyte per detik. Komponen CD Player CD player mempunyai tugas menemukan dan membaca data yang disimpan sebagai bump/pit pada CD. Dengan mempertimbangkan bagaimana kecilnya bump, CD player merupakan peralatan yang presisi. CD player terdiri dari tiga komponen dasar meliputi di bawah ini.  Motor pengendali putaran cakram (disc). Motor pengarah ini dikendalikan secara tepat untuk berputar antara 200 dan 500 rpm tergantung pada jalur yang dibaca.  Laser dan sistem lensa pemfokus dan baca bump  Mekanik penjejak gerakan susunan laser sehingga berkas laser dapat mengikuti jalur spiral. Sistem penjejak harus mampu menggerakkan laser pada resolusi micron. CD player mempunyai tugas menemukan dan membaca data yang disimpan sebagai bump dalam CD. Pikirkan bagaimana bump ukuran kecil ini, kecuali CD player merupakan alat yang dapat memotong secara tepat.
  • 19. 19 Drive terdiri dari tiga komponen dasar meliputi di bawah ini.  Motor driver memutar disc. Motor driver secara akurat dikendalikan pada putaran antara 200 dan 500 rpm tergantung pada track mana yang dibaca.  Sistem laser dan lensa pemfokus pembaca bump.  Sebuah mekanisme penjejak alur menggerakkan susunan laser sehingga berkas laser dapat mengikuti alur spiral sistem penjejakan harus mampu menggerakkan laser pada resolusi micron. Gambar 6-15. Bagian-bagian CD player http://electronics.howstuffworks.com/cd4.htm CD player, mempunyai teknologi bit komputer yang baik meliputi pembentuk data hingga blok data dikirim ke salah satu DAC (kasus CD audio) atau ke komputer (dalam kasus CD ROM). Dasar kerja CD player adalah memusatkan laser pada jalur bump. Berkas laser dilewatkan melalui lapisan polikarbonat, dipantulkan lapisan alumunium dan dikenakan pada perangkat opto elektronik pendeteksi.
  • 20. 20 Gambar 6-16. Blok Diagram CD Player Bump memantulkan cahaya secara berbeda dibandingkan dengan lapisan alumunium, sensor elektronik mendeteksi perubahan reflektivitas. Elektronik dalam pengarah menginterpretasikan perubahan reflektivitas pembacaan bit. Bagian terkeras adalah mempertahankan berkas laser yang senter pada jalur data. Pemusatan dikerjakan oleh sistem penjejak (tracking sistem). Tracking sistem sebagai CD player harus bergerak terus menerus mengeluarkan laser. Laser berpindah keluar dari senter disc, bump bergerak lebih cepat ini terjadi karena linier, atau tangensial, kecepatan bump sama dengan jari- jari kali kecepatan putaran cakram (rpm). Cara ini bump berjalan melampaui laser pada kecepatan tetap dan data dari cakram pada kecepatan konstan. Trouble Shooting Pencarian kerusakan pada CD player, dengan gejala yang ditunjukkan dapat dilakukan pelacakan kerusakan berikut ini. . 1. CD Player mati/ LED indikator dan layar tidak nyala, lakukan pengecekan pada:  Kabel AC (220 V) apa sudah tersambung dengan jala-jala listrik/PLN.  Saklar on/off pada CD Player.  Sekering/fuse pada CD Player.  Regulator CD. 2. Terdapat gambar pada layar monitor namun tanpa suara, lakukan pengecekan:  Kabel audio yang menuju ke TV, mungkin putus atau kurang connect.  Bagian audio pada VCD, kemungkinan IC penguat rusak .
  • 21. 21 3. Suara macet-macet, lakukan pengecekan pada:  Optik CD, bersihkan dengan kapas (cotton buds).  Ganti kabel optiknya.  Atur trimpot (Vr) yang ada didekat optik.  Ganti optik. 4. CD tidak bisa keluar, lakukan pengecekan pada bagian mekanik :  Karet-karet pada mekanik,  Dinamo pada mekanik,  Gigi-gigi pada mekanik,kemudian beri pelumas(grease) pada gigi mekanik tersebut,  Gigi-gigi pada mekanik lagi,apakah ada yang sudah aus,  Ganti gigi mekanik,  Ganti mekanik.
  • 22. 22 SISTEM PENERIMA TELEVISI A. Dasar-dasar Sinyal Video 1. Element Gambar Elemen gambar merupakan kumpulan titik-titik yang membentuk gambar . Semakin banyak element gambar maka gambar yang dihasilkan semakin halus, bisa dibayangkan pada gambar keristik, semakin banyak gradasi warna dan kecilnya ukuran kotak-kotak benang semakin halus. Pada televisi atau komputer, titik ini disebut pixel (picture element) dengan ukuran jumlah titik horisontal x jumlah titik vertikal. Misalnya layar dengan resolusi 1024x768 pixel, artinya ada 1024 titik horisontal untuk tiap 1 titik vertikal. Jadi totalnya ada 786.432 titik pembentuk gambar. Karena begitu banyaknya titik element gambar, maka gambar terlihat lebih halus. Banyaknya pixel gambar dalam piranti video menunjukkan kualitas gambar yang dihasilkan. Misalnya laptop dalam resolusi 1280x1024 kualitas gambar lebih baik dari pada resolusi1024 X 768. 2. Ukuran layar Ada 2 cara mendeskripsikan ukuran dari sebuah layar yaitu aspek ratio dan ukuran layar (screen size). Secara turun temurun, display komputer seperti TV pada umumnya Gambar 7-1. Pengukuran Diagonal TV mempunyai sebuah aspek rasio 4:3. Artinya perbandingan dari lebar dan tinggi layar adalah 4:3. Untuk layar lebar (widescreen) memiliki aspek ratio 16:9 (ada beberapa yang perbandingannya 16:10 atau 15:9). Layar ini biasanya digunakan untuk menampilkan film DVD yang memiliki format widescreen. Sistem HDTV juga menggunakan aspek ratio 16:9. Semua tipe dari display termasuk permukaan proyeksi (projection surface), biasanya dikenal sebagai layar (screen). Ukuran layar secara normal diukur dengan satuan inchi, dimulai dari satu sudut sampai sudut seberang lain
  • 23. 23 secara diagonal. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 5-2 dan gambar 5-3 di bawah ini. Namun, cara yang digunakan untuk mengukur layar (screen) Monitor LCD dan CRT ternyata berbeda. Untuk layar CRT, ukuran layar diukur secara diagonal dari tepi luar body layar. Dengan kata lain, lapisan terluar ikut diukur seperti yang ditunjukkan pada gambar disamping. Untuk layar LCD, Untuk layar LCD, layar diukur secara diagonal dari sisi dalam bingkainya. Dengan kata lain, tepi luar tidak ikut diukur seperti halnya pada CRT. 3. Sistem Pembentukan Gambar Dalam proses pembentukan gambar, yang berasal dari sinyal video kemudian tampil pada layar terbagi menjadi 2 proses (metode) yang berbeda yaitu: a. Interlaced, yaitu metode untuk menampilkan image/gambar dalam raster yang ditampilkan dalam piranti peraga seperti CRT televisi analog. Penampilan bergantian antara garis ganjil dan genap secara cepat untuk setiap framenya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya refresh rate yang disarankan untuk metode interlaced adalah antara 50-80Hz. Interlace digunakan pada sistem televisi analog, meliputi 3 sistem bakuan yaitu :  PAL (50 fields per second, 625 lines, even field drawn first)  SECAM (50 fields per second, 625 lines)  NTSC (59.94 fields per second, 525 lines, even field drawn first). Gambar 7-2. Interlacing Scan
  • 24. 24 b. Progressive Progressive scan, yaitu metode untuk menampilkan, menyimpan, dan memancarkan gambar dimana setiap baris untuk setiap framenya digambar secara berurutan. Metode ini biasa digunakan pada CRT monitor komputer. Gambar 7-3. Progressive scan Perbedaan hasil scanning sistem interlaced dan progressive ditunjukkan di bawah ini. Gambar 7-4. Perbedaan hasil scan interlaced dan progressive
  • 25. 25 4. Metode Pengujian Sinyal Video Setidaknya ada dua cara untuk menguji sinyal video, yaitu dengan menguji karakteristik dari spesifikasi sinyal untuk memastikan bahwa sinyal telah sesuai dengan kebutuhan teknis atau artistik tertentu. Atau dengan menguji karakteristik dari setiap peralatan secara terpisah atau beberapa peralatan sekaligus di dalam alur sinyal video untuk menentukan bahwa penyimpangan sinyal terjadi pada peralatan tersebut. Contohnya kita melakukan monitoring terhadap keluaran sumber sinyal video (kamera, generator karakter, dll.). Untuk memastikan bahwa sinyal yang dihasilkan tidak melebihi batas maksimal sinyal hitam dan putih. Contoh lainnya, yakni kita menguji penguatan sinyal secara keseluruh-an pada proses record/playback. Caranya dengan memberikan sinyal video dengan amplitudo sekitar, kemudian diamati pada bagian outputnya selama playback. Untuk sinyal video positip, bentuk gambar tersebut menunjukkan amplitudo tertinggi pada warna putih semakin gelap warna sinyal video amplitudo semakin rendah. Sinyal video Sinyal burst sinkronisasi warna Sinyal sinkronisasi Sinyal blanking Gambar 7-5. Sinyal Video komposite Sinyal video merupakan sinyal informasi yang diproses nantinya akan ditampilkan dalam monitor. Sinyal burst merupakan sinyal sinkronisasi warna yang akan memicu osilator warna pada bagian keominansi ketika sinyal yang diterima berupa sinyal video yang mengandung sinyal krominansi (warna). Ketika sinyal video yang diterima dari siaran TV hitam putih maka tidak ada sinyal burts sehingga osilator
  • 26. 5 warna pada bagian krominansi tidak bekerja. Sinyal sinkronisasi berfungsi untuk menyinkronkan sinyal video yang dipancarkan agar dapat diproses serentak dalam penerima TV. Sinyal blanking berfungsi untuk memadamkan sinyal video ketika melakukan retrace, yaitu pelacakan gambar dari sisi kanan kembali ke sisi kiri agar tidak tampak. 5. Tabung Monitor Tabung monitor berfungsi untuk menampilkan sinyal informasi setelah mengalami proses panjang dalam penerima TV. Ada tiga jennis monitor yang digunakan dalam penerima TV yaitu tabung, plasma dan LCD. Tabung Gambar CRT (Cathoda Ray Tube) Sinar katode merupakan suatu berkas elektron yang keluar dari suatu pemanas katode (heater) yang berada di dalam tabung ruang hampa, dimana berkas elektron ini akan ditarik ke anoda disebabkan adanya beda potensial yang cukup tinggi antar katode dan anoda (tegangan ini umumnya dalam orde Kilo volt). Tabung sinar katode (CRT) adalah suatu tabung ruang hampa yang berisi suatu senapan elektron (Electron guns) dan suatu elemen pemanas (heater), yang berfungsi untuk mempercepat dan membelokkan berkas elektron (Electron beams). Hal ini dikarenakan di dalam ruang hampa yang panas, berkas elektron mudah untuk bergerak dari katoda menuju ke anoda. Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagian-bagian CRT untuk televisi berwarna gambar 7-6 Gambar 7-6. Bagian-bagian tabung CRT Bagian-bagian CRT berwarna: (1) Electron guns (2) Electron beams (3) Focusing coils (4) Deflection coils
  • 27. 6 (5) Anode (6) Mask (7) Phosphor layers (8) Close-up of the phosphor. Layar mempunyai sejumlah fosfor yang akan berpendar ketika terkena tembakan elektron yang dihasilkan oleh senapan elektron. Berkas elektron ini akan dibelokkan oleh medan magnet yang dikendalikan oleh kumparan vertikal dan horisontal (kumparan yoke). Elektron yang ditembakkan dan mengenai titik pospor akan menghasilkan cahaya yang terang yang dapat terlihat pada layar. Selain itu, tabung juga memiliki mask color, semacam masker untuk menempatkan titik-titik pospor sehingga berkas elektron tepat mengenai pospor tersebut. Bila dilihat secata titik-titik, terbentuk tampilan seperti gambar 7-6. Ada 3 bulatan pospor yaitu merah, biru dan hijau. Bila digambarkan berdasarkan urutan warnanya, maka terlihat seperti gambar 7-6. Sumber berkas elektron adalah senapan elektron, yang menghasilkan suatu arus elektron melalui emisi-termion, dan memusat menjadi seuah titik kecil. Senapan ditempatkan pada leher CRT atau bagaian belakang CRT. Senapan elektron mempercepat tidak hanya elektron tetapi juga ion hadir di ruang hampa yang tidak sempurna. Ion lebih berat dibanding elektron, sulit untuk dibelokkan oleh medan megnet. Untuk untuk mencegahnya, senapan elektron ini dapat diposisikan pada poros tabung sedemikian sehingga ion akan membentur sisi CRT. Magnet tetap (perangkap ion) membelokkan elektron sehingga elektron membentur layar/pospor. CRT menggunakan suatu tabung yang umumnya berukuran besar, berat, dan relatif mudah pecah. Kemajuan teknologi, CRT mulai ditinggalkan dan tergantikan oleh LCD dan plasma. Ukuran CRT sangat bervariasi, mulai dari 6” sampai lebih dari 34”. Fisik yang besar sangat berpengaruh pada konsumsi daya. 6. Monitor Plasma TV Plasma adalah salah satu alternatif teknologi. Untuk menampilkan gambar warna, teknologi plasma menggunakan kombinasi pospor merah, hijau, dan biru. Berbeda dengan teknologi CRT, plasma memberi muatan kepada kantung-kantung yang berisi gas neon dan xeon yang berada di antara dua panel gelas. Analogi mudahnya, jika CRT
  • 28. 7 hanya berisi sebuah tabung sinar katoda (cathode-ray tube), maka plasma terdiri dari satu juta tabung fluorescent berukuran sangat kecil. Ketika tabung fluorescent tersebut diberi muatan, gas neon dan xeon akan mengeluarkan foton ultraviolet. Kemudian foton menumbuk pospor yang akan memendarkan cahaya warna. Kombinasi cahaya ini akan menghasilkan gambar di televisi sebagaimana yang kita lihat. Gambar 7-7. Susunan Tabung Plasma Masalah yang muncul di layar plasma berkisar pada kinerja pospor yang mengeluarkan cahaya. Kinerja pospor akan menurun seiring berjalannya waktu. Jika kinerja pospor sudah menurun, maka cahaya yang dikeluarkan saat pospor ditumbuk foton, akan semakin berkurang dan redup. Rasio kontras akan mengalami penurunan sebesar 50 persen dalam waktu penggunaan 4-5 tahun. Sedangkan untuk aspek brightness (rasio terang), beberapa produsen mengklaim, penurunan sebesar 50 persen, baru akan terjadi setelah penggunaan selama 60.000 jam (15 tahun penggunaan normal). Display plasma, neon dan Xenon berisi ratusan ribu sel-sel kecil yang diposisikan antara dua plat gelas/kaca. Elektroda-elektroda panjang juga disisipkan diantara lapisan gelas/kaca, pada kedua sisi dari sel tersebut. Elektroda-elektroda terletak dibelakang sel-sel, sepanjang kaca tersebut. Elektroda transparan melingkupi bahan dielektrik dan ditutup oleh satu lapisan pelindung magnesium oksida.
  • 29. 8 Untuk mengionisasikan gas yang berada dalam sel tertentu, display plasma akan mengaktifkan elektroda vertikal dan elektroda horisontal yang saling bertemu/ berpotongan. Hal ini dilakukan beribu-ribu kali dalam waktu yang sangat singkat, untuk mengaktifkan setiap selnya. Jika elektroda yang berpotongan ini diaktifkan (dengan menggunakan beda tegangan antara kedua elektroda) maka arus listrik akan mengalir melalui gas yang ada di dalam sel tersebut. Pada saat yang bersamaan, sebuah aliran juga terbentuk oleh pengisian partikel yang akan memicu atom-atom gas untuk melepaskan foton ultraviolet. Foton yang dilepaskan ini berinteraksi dengan material pospor yang dilapisi di dalam dinding sel. Pospor adalah material yang akan menghasilkan cahaya (berpendar) jika terkena tumbukan. Ketika foton ultraviolet mengenai atom di dalam sel, sebuah elektron pospor akan melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi dan atom memanas. Pada waktu elektron mundur ke keadaan normal, maka akan dihasilkan energi dalam bentuk foton cahaya yang terlihat. 7. Monitor TV LCD Rata-rata TV LCD memiliki rasio kontras mulai dari 400:1 hingga 800:1. TV plasma mulai dari 600:1 sampai yang tercanggih memiliki kemampuan 1.500:1. Pada TV LCD, layar diterangi oleh lampu belakang sehingga relatif tidak terpengaruh silau karena pantulan cahaya dan memberikan gambar-gambar modulasi yang halus dan terang bahkan dalam ruangan yang bercahaya terang atau dekat jendela dimana sinar matahari masuk. TV ini ringan dan dapat dipindahkan dengan mudah, yang berarti dapat ditempatkan hampir dimana saja yang dikehendaki si pengguna. Ukuran rasio aspek menggambarkan perbandingan antara lebar layar dengan tingginya. TV konvensional memakai format 4:3, sedangkan TV layar lebar menggunakan perbandingan 16:9. Rasio ini tidak berbeda jauh dengan format yang dipakai industri film bioskop, sehingga film DVD sangat nyaman ditonton pada layar lebar, mengingat perbandingnya 1,85:1 tidak berbeda jauh dengan 16:9. Dalam memilih TV sebaiknya dipertimbangkan juga aspek resolusi. Produk TV plasma dan LCD sudah memakai teknologi fixedpixel arrays. Artinya, produk ini sudah memiliki baris dan kolom yang tetap untuk format gambar tertentu. Secara umum kualitas TV yang bagus digolongkan sebagai high definition, bila memiliki nilai resolusi lebih dari satu juta, yaitu mulai dari 1280 x 720, 1366 x 768 dan 1024 x 1024.
  • 30. 9 B. Penerima Televisi Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masingmasing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Awal dari televisi tentu tidak bisa dipisahkan dari penemuan dasar, hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Kemudian berturut-turut ditemukan tabung sinar katoda (CRT), sistem televisi hitam putih, dan sistem televisi warna. Pada penerima TV hitam putih ketepatan gambar pada penerima dengan gambar yang ada di pemancar dikendalikan dengan sinyal sinkronisasi. Ketepatan gambar arah horizontal dikendalikan dengan sinyal sinkronisasi horizontal dengan frekuensi 15,625 Hz untuk system PAL. Sinkronisasi arah vertical dikendalikan oleh sinyal sinkronisasi vertical dengan frekuensi 50 Hz. Pada penerima TV warna selain sinkronisasi juga terdapat sinyal sinkronisasi warna yang disebut sinyal burst berfungsi untuk menjaga ketepatan warna pada gambar agar sesuai dengan gambar yang dipancarkan. Penemuan LCD telah membawa perubahan pada penerima TV, terlebih setelah penemuan sistem plasma sehingga memungkinkan dibuat TV 60” dalam ukuran yang sangat tipis dapat dipasang sebagai hiasan dinding dengan kualitas gambar yang tak kalah bagusnya dengan TV tabung. Bandwidth sinyal TV lengkap ditunjukkan pada Gambar. 7-8. Seluruh sinyal TV menempati spektrum kanal dengan bandwidth 6 MHz. Ada dua pembawa, masing- masing untuk gambar dan suara. Pembawa suara berada diujung atas spektrum. Pengiriman sinyal suara menggunakan sistem modulasi frekuensi. Lebar band sinyal audio dari 50 Hz sampai 15 kHz. Deviasi frekuensi maksimum yang diijinkan 25 kHz, jauh di bawah deviasi yang diizinkan oleh penyiaran FM konvensional. Akibatnya sinyal suara TV menempati spectrum lebar band di bawah spektrum dari standar stasiun pemancar FM. Suara stereo juga tersedia di TV, dan metode multiplexing
  • 31. 10 digunakan untuk mengirimkan dua saluran informasi suara hampir identik dengan yang digunakan di transmisi stereo untuk penyiaran FM. Gambar 7-8. Spektrum Frekuensi TV broadcast Video Signal. Informasi gambar ditransmisikan pada pembawa terpisah yang terletak 4,5 MHz lebih rendah dari frekuensi dari pembawa suara ( perhatikan Gambar 7- 8). Sinyal video yang berasal dari kamera digunakan untuk memodulasi amplitudo pembawa gambar. Metode modulasi yang digunakan untuk informasi gambar dan suara berbeda sehingga tidak ada interferensi antara sinyal gambar dan sinyal suara. Selanjutnya, pembawa modulasi amplitudo menempati banyak bandwidth dalam spektrum, dan ini penting ketika muatan sinyal termodulasi yang akan dikirim frekuensi tinggi seperti video. Catatan pada Gambar 7-8 yang digunakan adalah vestigial sideband AM. Sidebands atas penuh informasi gambar yang ditransmisikan, tetapi sebagian besar dari sidebands rendah ditekan untuk menghemat ruang spektrum. Hanya sisa-sisa sideband yang lebih rendah ditransmisikan. Informasi warna gambar ditransmisikan dengan teknik frekuensi-division multiplexing. Dua sinyal warna berasal dari kamera yang digunakan untuk memodulasi sub pembawa 3,85-MHz, memodulasi pembawa gambar bersama dengan informasi utama video. Sinyal sub pembawa warna menggunakan double-sideband pembawa ditekan (suppressed carrier) AM.Sinyal Video berisi komponen frekuensi hingga sekitar 4,2 MHz. Karena itu, jika kedua
  • 32. 11 sideband ditransmisikan secara bersamaan, sinyal gambar akan menduduki 8,4 MHz. Transmisi sideband vestigial mengurangi bandwidth yang berlebihan ini, sehingga jumlah bandwidth seluruhnya dialokasikan untuk sinyal TV adalah 6 MHz. Itulah sebabnya pemancar TV warna kompatibel dengan TV hitam putih atau sebaliknya. Artinya penerima TV hitam putih dapat menrima siaran TV warna atau sebaliknya dengan tanpa menambah komponen. 1. Spektrum Televisi (TV) Karena sinyal TV menempati begitu banyak bandwidth, itu harus ditransmisikan dalam porsi spektrum frekuensi sangat tinggi. Sinyal TV berada dalam cakupan frekuensi VHF dan UHF. Di Amerika Serikat, stasiun TV menggunakan frekuensi berkisar antara 54 dan 806 MHz. Bagian dari spektrum dibagi menjadi enam puluh delapan kanal 6-MHz pembagian frekuensi ditunjukkan pada (Gambar. 7-9). Saluran 2 sampai 7 menempati rentang frekuensi 54-88 MHz. Standar FM radio siaran Band menempati kisaran 88- 108-MHz. Layanan radio komunikasi aircraft, radio amatir, kelautan dan komunikasi radio menempati spektrum frekuensi sekitar 118-173 MHz. Kanal TV tambahan menempati ruang antara 470 dan 806 MHz. Gambar 7-9 menunjukkan rentang frekuensi masing-masing saluran TV. Contoh: Hitung frekuensi sinyal pembawa gambar dan suara untuk TV UHF kanal 39. Penyelesaian  Dari gambar 7-9 kanal 39 berada pada cakupan frekuensi dari 620 sampai 626 MHz.  Sinyal pembawa gambar adalah 1,25 MHz diatas batas band terendah atau 1,25 + 620 = 621,25 MHz.  Pembawa suara adalah 4,5 MHz di atas pembawa gambar: 4,5 + 621,25 = 625,75 MHz.
  • 33. 12 2. Bakuan Sistem Gambar 7-9. Frekuensi Kanal TV UHF dan VHF PAL (Phase Alternating Line) Adalah sebuah encoding warna yang digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika, beberapa di Asia Timur menggunakan NTSC, sebagian Timur Tengah dan Eropa Timur, dan Prancis (menggunakan SECAM, walaupun kebanyakan dari mereka telah memulai proses menggunakan PAL). Perbedaan ketiganya ditunjukkan dalam tabel berikut.
  • 34. 13 Tabel 7-1. Bakuan Sistem Penerima TV a. Prinsip Kerja Televisi Pesawat televisi akan mengubah sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Pada pesawat televisi warna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi. Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran televisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan suara. Sinyal suara di pancarkan dengan modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band). Modulasi frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasi atau menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM, tetapi ayunan frekuensi maksimumnya bukan 75 Khz melainkan 25 Khz. Saluran dan standar pemancar televisi kelompok frekuensi telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (kanal). Masing-masing mempunyai lebar
  • 35. 14 saluran 6 Mhz, dalam salah satu bidang frekuensi yang dialokasikan untuk penyiaran televisi komersial. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88 MHZ. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216 MHZ. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ. b. Bagian – bagian Televisi dan Fungsinya 1) Rangkaian Penala (Tuner) Contohnya dapat dilihat pada gambar 6-6. Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masukanj (gelombang TV) dari antena dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF. Tuner mempunyai tiga bagian utama sebagai berikut: (1) RF Amplifier, berfungsi untuk memperkuat sinyal yang diterima antena; (2) lokal Osilator, berfungsi untuk membangkitkan sinyal frekuensi tinggi. Besar frekuensi osilator dibuat selalu lebih besar dibandingkan frekuensi RF yang diterima antena (sebesar frekuensi-RF+IF); dan (3) mixer, oleh mixer sinyal RF dan sinyal osilator dicampur sehingga menghasilkan frekuensi menengah atau IF. PAL tuner umumnya mempunyai frekuensi IF 38,9MHz, tetapi ada yang mempunyai frekuensi 38MHz, sedangkan NTSC tuner mempunyai frekuensi IF 42,75MHz. 2) Mixer Berfungsi sebagai pencampur frekuensi tinggi dari pemancar dan osilator lokal menjadi frekuensi menengah (Intermediet Frequency /IF). Gelombang TV yang diterima TV dicampur dengan output osilator lokal dengan menggunakan pencampur (mixer) dan diubah menjadi sinyal IF (Intermediate) gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih kedua frekuensi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 Mhz dan frekuensi pembawa sinyal suara adalah 33,4MHz. Berfungsi untuk memisahkan sinyal informasi suara dari signal pembawa frekuensi menengah suara sehingga menjadi sinyal audio dan dapat didengar oleh manusia. 3) Sound IF (Intermediate Frequency) Amplifier Berfungsi sebagai penguat sinyal suara yang termodulasi gelombang FM 5,5 MHz yang kemudian diumpankan ke detector dimana sebelum masuk ke begian detector terlebih dahulu difilter dengan frekuensi kerja 5,5 MHz, sehingga selain frekuensi gelombang 5,5 FM, maka akan ditahan dan melewatkan sinyal suara saja.
  • 36. 15 4) FM (Frequency Modulation) Detector Berfungsi sebagai pemisah frekuensi suara dari pembawanya (carrier frequency) yang termodulasi FM. 5) Loudspeaker Berfungsi sebagai alat pengolah sinyal suara agar dapat didengar oleh manusia, yaitu dengan mengubah sinyal suara menjadi suara. 3. Pemrosesan Video a. Penguat IF (Intermediate Frequency) Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal output yang dihasilkan Tuner hingga 1.000 kali. Karena output Tuner merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar. Dalam penguat IF gambar, untuk mencegah sinyal-sinyal pengganggu yang tidak diperlukan, dipergunakan dua buah penjebak (trap), yaitu penjebak pembawa suara kanal rendah yang berdekatan, dan perangkap bembawa gambar kanal tinggi yang berdekatan, dan juga pelayangan (beat) antar pembawa-pembawa itu, dihilangkan. Pada waktu menerima gelombang TV warna interfrensi pelayangan dari pembawa suara dengan sub pembawa warna merusak gambar yag dihasilkan. Untuk menghilangkan interfrensi pelayangan pembawa suara, maka pembawa suara diredam sekitar 54dB dalam penguat IF gambar dan pula dalam detector video berikutnya. Maka penerima TV warna berbeda dengan penerima TV hitam putih. Pembawa suara pada TV warna dikeluarkan sebelum tingkat detektor video dan diberikan ke detektor IF suara yang dipasang terpisah denga detector video. b. b. Rangkaian DetektorVideo Sinyal video komposit dideteksi oleh detektor video dari sinyal IF gambar. Biasanya untuk rangkaian detektor video digunakan detector dioda. Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF
  • 37. 16 gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam dari sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara. Ada dua macam metode deteksi, pertama menggunakan detektor dioda dan yang lain digunakan detector pulsa sinkronisasi, ini diproduksi berkat perkembangan teknologi IC. Pada metode deektor sinkronisasi, pulsa sinkronisasi diambil dari pembawa IF gambar dan diberikan ke detector sinkronisasi. Sinyal output hasil deteksi akan keluar hanya bila diberikan pulsa sinkronisasi. c. c. Video Amplifier Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detektor video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (catode ray tube). Di dalam rangkaian penguat video terdapat pula rangkaian ABL (automatic brightnees level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca.
  • 38. 17 Gambar 7-10. Video Amplifier d. d. Diagram blok penguat video Sebuah jaringan penunda (delay line) dipasang pada kedua penguat depan untuk menunda memperlambat sinyal luminan. Pada penguat tingkat kedua dan tingkat ketiga, penguatan atau kontras gambar dapat diatur. Dan untuk menghilangkan komponen krominan sub pembawa, dipasang penjebak 4,43 MHz. Lebih lanjut sebuah rangkaian pengoreksi respon frekuensi tinggi gambar juga dipasang. Pada tingkat akir
  • 39. 18 penguat, dipasang rangkaian rangkaian penyetel kuat cahaya, rangkaian penghilang garis flyback, ABL (Automatic Brightness Limiter) dan rangkaian pembangkit komponen DC untuk gambar. e. e. AGC (Automatic Gain Control) Penguatan penerima TV warna dikontrol secara otomatis dengan rangkain AGC yang tergantung pada kuat medang gelombang TV yang diterima, sehingga output detector video dapat dibuat selalu konstan. Gambar di bawah ini menunjukan diagram AGC. Dengan mendeteksi perubahan output detector video dapat dibuat tegangan AGC yang diumpan balikkan ke penguat HF dan penguat IF gambar. Gambar 7-11. Diagram blok rangkaian AGC f. Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu: rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi. Bagian-bagian dari rangkaian horisontal meliputi :  Osilator Horisontal, Sebagai pembangkit pulsa frekuensi horisontal. Pada sistem CIR  frekuensi horisontalnya adalah 15.625 Hz, dan pada sistem FCC frekuensi horisontalnya adalah 16.750Hz.  Horisontal Driver, dipakai untuk memperkuat frekuensi horisontal dari osilator guna menyediakan arus yang cukup untuk mendriver transistor horisontal output (HOT), sehingga transistor HOT berlaku sebagai saklar.  Horisontal Output (HOT), output berfungsi untuk menyediakan power arus gigi gergaji untuk diumpankan ke kumparan defleksi horisontal. Dari transistor
  • 40. 19 HOT kemudian dikopel secara kapasitip ke kumparan defleksi yoke. Pada umumnya transistor HOT TV warna mendapat tegangan DC sekitar 110 V. Trafo plyback (FBT,HVT) dipasang pada bagian HOT, dengan memanfaatkan arus gigi gergaji saat horisontal retrace yang dapat menginduksikan tegangan sangat tinggi. g. Defleksi Yoke Horizontal, Defleksi Yoke Horisontal mempunyai fungsi berikut.  Menghasilkan arus defleksi yang cukup untuk Deflection Yoke untuk scanning electric beam dalam arah horizontal.  Membangkitkan tegangan tinggi melalui gulungan skunder fly back, dan tegangan ini diumpankan ke elektroda anoda CRT dan elektroda fokus. h. High Voltage Supply (Fly Back) Berfungsi sebagai penghasil tegangan tinggi untuk dapat mencatu (mengaktifkan) layer CRT agar dapat menghasilkan elektron-elektron yang dapat menampilkan gambar. Tegangan input yang diolah berasal dari tegangan VCC dengan dipengaruhi adanya kerja transistor horizontal output dengan frekuensi tinggi. Tegangan tinggi ini digunakan untuk mencatu anoda CRT, sedangkan tegangan menengah digunakan untuk mencatu rangkaian video output serta katoda dan grid CRT. i. Rangkaian Catu Daya (Power Supply) Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah tegangan AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian. Pada gambar di bawah, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCBdan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah di dalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV. 4. Perkembangan Penerima TV a. TV Satelit Satelit digunakan pada transmisi sinyal televisi, yang berbentuk elliptical (lonjong, dengan kemiringan +/- 63.4 derajat dengan periode orbit sekitar 12 jam) atau orbit geostationary 37,000 km di atas katulistiwa.
  • 41. 20 b. TV Kabel (CATV) Merupakan sebuah sistem jaringan yang terhubung langsung dari pusat penyedia jasa layanan Audio dan Video. TV Kabel ini biasanya digunakan untuk kebutuhan layanan Hotel atau bahkan masyarakat umum. Booster, fungsi sebenarnya menerima dan menyaring noise sinyal Audio dan Video yang berasal dari sinyal RF (radio frekuency) Receiver,Video Beta,VCD, DVD player dll kemudian mentransfer kembali hasil olahanya ke sebuah Tuner TV. Kecepatan modem kabel itu sangat variatif, tergantung pada sistem yang diterapkan pada modem itu sendiri, arsitektur kabel jaringan, dan tingkat kesibukan jalur data. Masalahnya, komunikasi jaringan TV kabel belum mempunyai standar komunikasi yang baku. Karena itu, sebaiknya modem kabel disediakan oleh operator TV kabel. Pada umumnya kabel modem tidak dapat dibeli secara terpisah, hal ini disebabkan karena apabila perusahaan penyedia jaringan kabel tersebut mempergunakan peralatan jaringan dari merek tertentu, maka hanya kabel modem merek tersebut yang dapat digunakan. Karena alasan inilah pada umumnya pengguna dari jasa modem kabel ini dapat menyewa peralatannya, sehingga tidak perlu menghadapi resiko dari produk yang ketinggalan jaman. c. TV Digital Televisi analog konvensional, gangguan dan distorsi mengakibatkan sulitnya menikmati siaran Televisi ketika kendaraan sedang bergerak. Siaran Televisi digital terestrial menawarkan citra gambar Hi-Vision (standar definisi tinggi dari Jepang) yang dapat dinikmati pemirsanya di dalam lingkungan yang bergerak. Perbedaan tampilan layar monitor TV analog dan digital ditujukkan gambar 7-12. (a). Siaran TV analog (b) Siaran TV digital Gambar 7-12. Siaran TV
  • 42. 21 Televisi digital atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi. Pengembangan televisi digital antara lain dikarenakan: o Perubahan lingkungan eksternal Pasar TV analog yang sudah jenuh Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel o Perkembangan teknologi Teknologi pemrosesan sinyal digital Teknologi transmisi digital Teknologi semikonduktor Teknologi peralatan yang beresolusi tingggi. 5. Kelebihan Frekuensi TV Digital Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital. Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital. Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Manfaat Penyiaran TV Digital • TV Digital digunakan untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). • Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif seperti layanan komunikasi dua arah. Televisi digital dapat digunakan seperti [internet] • Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV Bergerak. Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih
  • 43. 22 kecil dan kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada di atas mobil yang berjalan cepat). d. IPTV IPTV atau Internet Protocol TV adalah sistem dimana televisi digital layanan digital televisi dikirimkan menggunakan Internet Protocol melalui jaringan infrastruktur diantaranya termasuk koneksi yang berkecepatan tinggi. Sistem ini adalah pengembangan baru dalam software komunikasi client-server yang mem-broadcast video yang berkualitas tinggi (setara real time full motion video secara simultan ) ke user melalui jaringan data. Teknologi IPTV mendukung transmisi standar televisi program video melalui internet dan Internet Protocol (IP). IPTV memungkinkan layanan televisi yang terintegrasi dengan layanan internet berkecepatan tinggi dan membagi koneksi dengan sesama pengguna. Syarat untuk menggunakan layanan IPTV adalah internet yang berkecepatan tinggi yang menggunakan bandwidth (pita lebar) pada digital video. Jasa layanan ini menjalankan juga layanan dengan fasilitas video on demand. Sebagai tambahan terhadap layanan ini, termasuk pengadaan layanan internet seperti akses ke web dan Voice Over Internet Protocol (VoIP). Perlu diingat bahwa layanan IPTV tidak seperti program televisi biasa, jasa layanan ini dipancarkan melalui jaringan internet. Dengan berbasis platform IP address, memiliki keuntungan membuat tampilan TV menjadi lebih interaktif. C. Perawatan Televisi  Tempatkan kira-kira 3 meter sampai 7.5 meter dan sejauh mungkin langsung didepan televisi.  Selalu putuskan aliran listrik sebelum membersihkan, jangan menggunakan pembersih cair.  Jangan menumpahkan atau memasukkan benda-benda apapun kedalam kotak televisi,
  • 44. 23  Jika temperatur udara meningkat tiba-tiba, kondensasi bisa terjadi pada layar. Hal ini membuat gambar terdistorsi atau warna tampak buram. Jika ini terjadi matikan televisi selama enam sampai tujuh jam agar kondensasi menguap.  Untuk perlindungan tambahan dari petir atau lonjakan listrik cabutlah steker dan putuskan antenna dari televisi jika kamu meninggalkan televisi untuk waktu yang lama.  Jangan pernah mengatur konstras hingga 100%. D. Pelacakan Kerusakan (Trouble Shooting) Teknik termudah dan cukup dapat diandalkan untuk melacak kerusakan sebuah TV warna adalah menggunakan Teknik gejala fungsi (symptom-function), karena dapat dilihat dengan jelas gejala kerusakan gambar yang terjadi pada layar/CRT maupun gejala kerusakan suara pada speaker. Contoh: asumsikan bahwa transistor driver penguat video (penerimaan gambar TV) rusak. Ini berarti tidak akan ada gambar pada CRT. Apakah ini juga berarti tidak ada raster?, tentu tidak. Karena raster diproduksi oleh rangkaian defleksi vertikal dan horisontal, kebutuhan tegangan tinggi terpenuhi dari output horisontal trafo. Jadi CRT akan menyala terlihat sebuah layar kosong. Apakah mempunyai efek pada audio?, tentu tidak. Karena sinyal audio dikeluarkan sebelum rangkaian drive video. Jika TV mempunyai gejala kerusakan tidak ada gambar pada CRT, tetapi ada suara dan raster, hal yang sudah pasti untuk dicurigai salah satu dari drive video atau video tingkat output. Di bawah ini tabel bermacam-macam gejala kerusakan pada TV warna dan perkiraan ketidakfungsian rangkaian penyebab kerusakan. Tabel 7-2 di bawah ini dapat digunakan untuk melakukan trouble shooting.