SlideShare a Scribd company logo
STANDARDISASI
NAJMAH, SKM, MPH
FACULTY OF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY
Website:
www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email :
najem240783@yahoo.com
Facebook:
Najmah Usman
EDISI EPIDEMIOLOGI
 MAPPING LESSON PLAN
KOMPETENSI
TERCAPAI
STANDARDIZED
MORBIDITY
RATIO (SMRs)
STANDARDIZED
INCIDENCE
RATIO (SIRs)
STANDARDISAS
I TIDAK
LANGSUNG
STANDARDISAS
I LANGSUNG
LATIHAN DAN
PEMAHAMAN
KASUS
Kompetensi Dasar
Mahasiswa Mampu Memahami konsep standardisasi dalam
bidang epidemiologi, baik langsung dan tidak langsung.
Mahasiswa mampu
menjelaskan kegunaan
standardsasi dan perbedaan
standardisasi langsung dan
tidak langsung
Mampu menghitung &
menginterpretasi 'age-sex
standardized rate' pada
standardisasi langsung
Mampu menghitung dan
menginterpretasi
'standardized mortality
ratio, standardized
morbidity ratio (SMRs)
Mampu menghitung dan
menginterpretasikan
Standardized incidence ratios
(SIRs) pada standardisasi
tidak langsung
STANDARDISA
SI
WHAT FOR
WHY
BENEFIT
Studi Kasus
Negara
Crude Ischemic Heart
Disease (IHD) rate per
105 per year
Jerman 211
Australia 168
Kanada 160
Singapura 118
Spanyol 116
Jepang 50
Brazil 47
Angka Kematian Kasar Penyakit Jantung Iskemik Pada Lelaki Pada
Beberapa Negara, 1995-1998(2)
STANDARDISASI
STANDARDISA
SI TIDAK
LANGSUNG
STANDARDISASI
LANGSUNG
Standardisasi
Menurut Webb et al (2005),
 Standardisasi merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara
atau komparabel antara beberapa populasi atau
sub-grup, dengan memperhitungkan konfounding
utama, seperti perbedaan umur dan sex pada
komposisi populasi atau sub grop yang berbeda
[2].
Sedangkan, menurut Rothman
(2002), standardisasi adalah sebuah
metode dengan menggabungkan
angka rata-rata kategori spesifik ke
dalam nilai kesimpulan tunggal
dengan mengambil rata-rata yang
telah ditakar [3].
Standardisasi Langsung
DIRECT STANDARDIZATION
Standardisasi Langsung
AGE/SEX STANDARDISED RATE
Langkah-Langkah Standardisasi Langsung
Data-Data yang dibutuhkan !
Direct Standardization
Method
Study rates applied to
standard population
Data Required
Study population(s) Age-sex specific rates
Standard population Age-sex composition
Result Age-sex adjusted rate
Studi Case 1
Menstandardisasi angka rata-rata penyakit
jantuk Iskemik (Ischemic Hearth
Disease/IHD) pada laki-laki di Jerman
terhadap populasi studi; populasi standar
dunia.
A B C D E F
Number
Age group
Number of
IHD Deaths
(males) in Jermany
Number of
males
in Germany
Mortality
rate in
Germany
(per 100000)
World
Health
Organization
Case expected
in Standard
Population
0-4 0 2032000 12000
5-9. 0 2296000 10000
10-14. 0 2362000 9000
15-19. 11 2353000 9000
20-24. 15 2283000 8000
25-29. 42 2990000 8000
30-34. 142 3722000 6000
35-39. 407 3548000 6000
40-44. 839 3061000 6000
45-49. 1484 2801000 6000
50-54. 2396 2295000 5000
55-59. 5352 2903000 4000
60-64. 8080 2505000 4000
65-69. 11562 1844000 3000
70-74. 12605 1350000 2000
75-79. 12700 869000 1000
80-84. 12727 403000 500
85+ 16213 376000 500
Total 84575 39993000 100000
Studi Case 1
1
• Hitung angka
rata-rata pada
setiap stratum
(strata/kelompok
umur) ** KOLOM
D
2
• Pilih Standar
populasi yanga
akan
digunakan
sebagai acuan
standar, misal
populasi
standar dunia**
KOLOM E
3
• Kalikan rata-rata
spesifik umurpada
populasi studi
dengan populasi
standar pada setiap
kelompok umur
untuk mendapatkan
jumlah
kasus/kejadian
yang diharapkan**
• KOLOM F
4
• Jumlahkan semua
hasil pada semua
strata dari
kasus/kejadian
yang diharapkan
• Bagi jumlah total
kasus yang
diharapkan dengan
jumlah populasi
standar
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi
angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi
standar dunia
B C D E F
Number
Age group
Number of
IHD Deaths
(males) in Jermany
Number of
Males
in Jermany
Mortality
rate in
Jermany
(per 100000)
(B:C)
World
Health
Organization
Case expected
in Standard
Population
(D X E)
0-4 0 2032000 0,00 12000 0,00
5-9. 0 2296000 0,00 10000 0,00
10-14. 0 2362000 0,00 9000 0,00
15-19. 11 2353000 0,47 9000 0,04
20-24. 15 2283000 0,66 8000 0,05
25-29. 42 2990000 1,40 8000 0,11
30-34. 142 3722000 3,82 6000 0,23
Dst.........85+ 407 3548000 11,47 6000 0,69
Total 84575 39993000 211,47 100000 120,89
1 2 3
4
Final Result
121 per 100000
populasi
211 per 100000
populasi
Angka Kematian yang sudah
terstandardisasi
(STANDARDIZED MORTALITY
RATE (SMR))
= (Total Angka Kematian yang
diharapkan/ jumlah standar
populasi)*100000
= (120,89/10000) * 100000
=120,89
Angka kematian sebelum
terstandardisasi (angka kematian
umum)
Total Kematian/Total Populasi *
100000
= 84575/39993000 *100000
Angka kematian karena penyakit Jantung Iskemik
di Jerman menurun hingga 50 % setelah
distandardisasi dengan populasi dunia (211 versus
121 per 100000 populasi).
KESIMPULAN
KASUS BARU
Hi epidemiologist,we have a new case.
What is that ?
New messages from WHO
Klik here for read next conversation
“Hitunglah angka kematian kasar laki-laki di
Jerman karena penyakit jantung dan angka
kematian laki-laki di Jerman yang distandardisi
oleh populasi standar Afrika, Jelaskan hasil yang
anda dapatkan?”
Your message:
 123
Option Send to Exit
A B C D E F
Age Group Number of
IHD Deaths
(males) in
Germany
2004
Number of
males
in Germany
2004
Mortality
rate in
Germany
(per
100000)
2004
African
Standard
Case
expected
in Standard
Population
(D X E)
Standardized
Mortality
Rate
(∑F/∑E*10000)
Crude
Mortality
Rate
in Germany
0-4 0 2032000 0.00 10000
5-9. 0 2296000 0.00 10000
10-14. 0 2362000 0.00 10000
15-19. 11 2353000 0.47 10000
20-24. 15 2283000 0.66 10000
25-29. 42 2990000 1.40 10000
30-34. 142 3722000 3.82 10000
35-39. 407 3548000 11.47 10000
40-44. 839 3061000 27.41 5000
45-49. 1484 2801000 52.98 5000
50-54. 2396 2295000 104.40 3000
55-59. 5352 2903000 184.36 2000
60-64. 8080 2505000 322.55 2000
65-69. 11562 1844000 627.01 1000
70-74. 12605 1350000 933.70 1000
75-79. 12700 869000 1461.45 500
80-84. 12727 403000 3158.06 300
85+ 16213 376000 4311.97 200
Total 84575 39993000 211.47 100000
What’s the result ?
20 minutes
countdown from now !!!!!
Go go go !
Present in the next class
Next
Homework
Standardisasi Tidak Langsung
Indirect standardization
Perbedaan Direct dan Indirect
 Angka rata-rata spesifik
umur/jenis kelamin per kelompok
di populasi didalam study
diaplikasikan ke populasi
standar.
 Hasilnya merupakan paket
angka rata-rata yang
terstandardisasi (standardized
rates).
 Angka rata-rata spesifik
umur/jenis kelamin per kelompok
dari populasi standar
diaplikasikan pada setiap
kelompok dalam populasi studi.
 Hasil dari STD adalah rasio
angka kematian atau kesakitan
yang terstandardisasi
(standardised mortality/morbidiy
ratios/ SMR)[2].
Standardisasi Langsung
Standardisasi Tidak
Langsung
 Walaupun demikian, perhitungan angka rata-rata
yang distandardisasi , langsung ataupun tidak
langsung, pada dasarnya sama[3].
 Kedua metode ini bisa digunakan untuk
mempertimbangkan faktor lain selain umur dan jenis
kelamin, seperti perbedaan komposisi ras/suku dalam
kelompok studi[2]
Menghitung SMR untuk penyakit
jantung Ischemik pada laki-laki di
Brazil dibandingkan dengan Jerman
A B C D E F
Number
Age group
Male
population
in Brazil(x1000)
Number of
IHD Deaths
(males) in
Jermany
Number of
males
in German
Mortality
rate in
German
(per 100000)
(C:D)
Expected
Deaths
in Brazils
( BXE)/100
0-4 9025 0 2032000 0,00
5-9. 8703 0 2296000 0,00
10-14. 8604 0 2362000 0,00
15-19. 8109 11 2353000 0,47
20-24. 7360 15 2283000 0,66
25-29. 6841 42 2990000 1,40
30-34. 6642 142 3722000 3,82
35-39. 5622 407 3548000 11,47
40-44. 4707 839 3061000 27,41
45-49. 3745 1484 2801000 52,98
50-54. 2912 2396 2295000 104,40
55-59. 2454 5352 2903000 184,36
60-64. 1957 8080 2505000 322,55
65-69. 1583 11562 1844000 627,01
70-74. 1138 12605 1350000 933,70
75-79. 721 12700 869000 1461,45
80+ 583 28940 779000 3715,02
Total 80706,00 84575 39993000 211,47
A B C D E F
Number
Age group
Male population
in Brazil(x1000)
Number of
IHD Deaths
(males) in
Jermany
Number of
males
in German
Mortality
rate in
German
(per 100000)
(C:D)
Expected
Deaths
in Brazils
( BXE)/100
0-4 9025 0 2032000
5-9. 8703 0 2296000
10-14. 8604 0 2362000
15-19. 8109 11 2353000
20-24. 7360 15 2283000
25-29. 6841 42 2990000
30-34. 6642 142 3722000
35-39. 5622 407 3548000
40-44. 4707 839 3061000
45-49. 3745 1484 2801000
50-54. 2912 2396 2295000
55-59. 2454 5352 2903000
60-64. 1957 8080 2505000
65-69. 1583 11562 1844000
70-74. 1138 12605 1350000
75-79. 721 12700 869000
80+ 583 28940 779000
Total 80706,00 84575 39993000
Total jumlah kematian yang diamati (Observed number of deaths) di Brazil =39437
1
3
2
Langkah-langkah dalam melakukan standardisasi tidak
langsung adalah sebagai berikut :
1
• Tersedianya data
populasi studi per
kelompok umur pada
laki-laki di negara
Brazil (populasi
studi )dan data
kasus dan populasi
per kelompok umur
pada populasi
standar, Jerman
2
• Tentukan dan
hitung angka
rata-rata
kematian
karena
penyakit
Jantung
Ischemik per
kelompok umur
pada populasi
Jerman --
• Kolom E
3
• Hitunglah
angka rata-rata
yang diharapan
(Expected
rate=study
population for
each stratum *
standard rate) -
- Kolom F
4
• Jumlahkan total
observed cases
pada populasi
Brazil dan total
expected cases
pada populasi
Jerman
• Bagi total
observed cases
dengan total
expected cases
A B C D E F
Number
Age group
Male
population
in Brazil(x1000)
Number of
IHD Deaths
(males) in
Jermany
Number of
males
in German
Mortality
rate in
German
(per 100000)
(C:D)
Expected
Deaths
in Brazils
( BXE)/100
0-4 9025 0 2032000 0,00 0,00
5-9. 8703 0 2296000 0,00 0,00
10-14. 8604 0 2362000 0,00 0,00
15-19. 8109 11 2353000 0,47 37,91
20-24. 7360 15 2283000 0,66 48,36
25-29. 6841 42 2990000 1,40 96,09
30-34. 6642 142 3722000 3,82 253,40
35-39. 5622 407 3548000 11,47 644,91
40-44. 4707 839 3061000 27,41 1290,16
45-49. 3745 1484 2801000 52,98 1984,14
50-54. 2912 2396 2295000 104,40 3040,15
55-59. 2454 5352 2903000 184,36 4524,22
60-64. 1957 8080 2505000 322,55 6312,40
65-69. 1583 11562 1844000 627,01 9925,51
70-74. 1138 12605 1350000 933,70 10625,55
75-79. 721 12700 869000 1461,45 10537,05
80+ 583 28940 779000 3715,02 21658,56
Total 80706,00 84575 39993000 211,47 70978,42
Rasio Kematian yang terstandardisasi
(Standardized mortality ratio/SMR)
 Total jumlah kematian yang diamati (Observed
number of deaths/ ∑ O) di Brazil =39437
 Jumlah kematian yang diharapkan (Expected
number/ ∑E) jika Brazil mempunyai angka rata-
rata kematian sama seperti Jerman =70.979
 Rasio Kematian yang terstandardisasi
(Standardized mortality ratio/SMR)
 SMR =∑ O/∑E= 39.437 :70.979=0.56
KESIMPULAN
 Angka kematian kasar dari penyakit Jantung Iskemik pada laki-laki
Brazil kurang dari ¼ dari angka kematian kasar karena penyakit
Jantung Iskemik pada laki-laki Jerman (47 versus 211 per 100.000
penduduk pertahun), tetapi umur rata-rata dari populasi Brazil
sangat lebih rendah dari populasi Brazil daripada Jerman.
 Ketika kita standardisasi dengan umur, Rasio Kematian yang
distandardisasi (SMR) bernilai 0.56 yang mengindikasi bahwa
angka kematian karena Penyakit Jantung Iskemik di Brazil adalah
setengah dari angka kematian penyakit yang sama di Jerman.
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
 Membutuhkan data : 1) komposisi umur/sex dan total
kematian/kasus, dan rata-rata spesifik berdasarkan
umur/sex dan total rata-rata pada populasi standar, 2) total
angka kematian/kesakitan pada populasi studi dan jumlah
populasi pada setiap strata pada populasi studi.
 Hasil : Angka Kematian/Kesakitan yang sudah
distandardisasi + Rata-rata yang telah distandardissi
dengan umur/sex (Standardised mortality ratio (SMR) atau
Standardised incidence ratio (SIR)
Proses perhitungan pada Standardisasi
Tidak Langsung
Age
Kematian
/kasus
pada
populasi
Studi (a)
Jumlah
Populasi
Studi (b)
Expected
cases
(b*c)
Angka
Rata-rata
pada
populasi
standar
(c)
Standardised
Mortality
Ratio (SMR)/
Standardised
Incidence
Ratio (SIR)
Point A
Point B
Point C
Total ∑ O ∑ B ∑ E
ẋ =∑ O/∑E
Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized
mortality ratio/SMR)
SMR =∑ O/∑E
 ∑ O= Observed cases pada populasi studi
 ∑E= Expected cases (∑ (populasi studi tiap level
* Angka rata-rata pada populasi standar)
Age Community A Community B
Populatio
n in 1980
New cases
of Disease
Z in 1980
Populatio
n in 1980
New cases
of Disease Z
in 1980
18-50 years 8,000 55 6,000 48
> 50 years 11,000 115 3,000 60
Total 19,000 170 9,000 108
Tabel 9. The numbers of new cases of disease Z in two
communities, A and B
Pertanyaan
Hitunglah dan Jelaskan:
1. Apa yang anda bisa jelaskan dari data pada populasi A
dan B?
2. Angka insidens penyakit Z pada Populasi A dan B?
3. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B
terhadap Populasi A?
4. Angka rata-rata insidens penyakit Z pada Populasi B
yang telah distandardisasi terhadap Populasi A ?
Termasuk jenis standardisasi apa kasus ini?
5. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B yang
telah terstandardisasi terhadap Populasi A ? Termasuk
jenis standardisasi apa kasus ini?
6. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B
terhadap insidens penyakit Z pada populasi standar A?
Homework
THANK YOU!FOR YOUR
ATTENTION
Website:
www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email :
najem240783@yahoo.com
Facebook:
Najmah Usman
SALAM CERDAS, TIADA BATAS UNTUK MENJADI CERDAS
Design by
Harun Al Rasyid
Lets check our website !
http://metopidfkmunsri.blogspot.com/

More Related Content

What's hot

Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
NajMah Usman
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Muh Saleh
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
rickygunawan84
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
Nurindah Laili Maghfirati
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
Zakiah dr
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
NajMah Usman
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
Sukistinah
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
Basid Baidowi Fisio
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
Yurie Arsyad Temenggung
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
NajMah Usman
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
Anggita Dewi
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
Syahrum Syuib
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7tristyanto
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
HMRojali
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanSariana Csg
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanCsii M'py
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
Anggita Dewi
 

What's hot (20)

Bab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epidBab viii surveilans epid
Bab viii surveilans epid
 
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten KotaHasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
Hasil Survey Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat Kabupaten Kota
 
Langkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabahLangkah langkah investigasi klb wabah
Langkah langkah investigasi klb wabah
 
Presentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptifPresentasi epid. studi deskriptif
Presentasi epid. studi deskriptif
 
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
SISTEM KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2012
 
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)
 
Metode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatanMetode promosi kesehatan
Metode promosi kesehatan
 
Materi case control
Materi case controlMateri case control
Materi case control
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioBAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasio
 
Konsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologiKonsep dasar epidemiologi
Konsep dasar epidemiologi
 
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
08. ukuran ukuran dasar dalam epidemiologi
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi KesehatanKonsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
Konsep Sehat dan Sakit dalam Epidemiologi Kesehatan
 
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan KesehatanPelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Komunikasi risiko
Komunikasi risikoKomunikasi risiko
Komunikasi risiko
 
Dasar surveilans
Dasar surveilansDasar surveilans
Dasar surveilans
 

Viewers also liked

Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
NajMah Usman
 
Bab iv faktor perancu (part 1)
Bab iv faktor perancu (part 1)Bab iv faktor perancu (part 1)
Bab iv faktor perancu (part 1)
NajMah Usman
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
NajMah Usman
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
NajMah Usman
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
NajMah Usman
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
NajMah Usman
 
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKMETODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
Husna Sholihah
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
CTie Lupy
 
Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]
Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]
Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]
Nindina Jatiningtyas
 
Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)
NajMah Usman
 
INTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSS
INTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSSINTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSS
INTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSS
NajMah Usman
 
MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA
NajMah Usman
 
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exactMAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
NajMah Usman
 
BAB 4 POLIO
BAB 4 POLIOBAB 4 POLIO
BAB 4 POLIO
NajMah Usman
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
NajMah Usman
 
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan dataMetode pengumpulan data
Metode pengumpulan data
Zamhari Hadi
 
Jenis Penelitian
Jenis PenelitianJenis Penelitian
Jenis Penelitian
Mawadah Warohmah
 
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSSMAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
NajMah Usman
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Wulung Gono
 

Viewers also liked (20)

Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)
 
Bab iv faktor perancu (part 1)
Bab iv faktor perancu (part 1)Bab iv faktor perancu (part 1)
Bab iv faktor perancu (part 1)
 
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burungBAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
BAB 12 Epidemiologi Penyakit Menular Flu burung
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPABAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
BAB 14 Epidemiologi Kesehatan Masyarakat ISPA
 
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULARBAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
BAB 1 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR
 
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIKMETODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
METODE PEMERIKSAAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF DALAM PSIKODIAGNOSTIK
 
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrakPengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
Pengendalian mutu-simplisia-dan-ekstrak
 
Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]
Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]
Kuis Metode Kuantitatif [Aslab Metkuan 2016]
 
Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)Bab iv faktor perancu (part 2)
Bab iv faktor perancu (part 2)
 
INTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSS
INTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSSINTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSS
INTRODUCTION OF SPSS ; PENGANTAR SPSS
 
MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA MAD UJI HIPOTESA
MAD UJI HIPOTESA
 
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exactMAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
MAD: aplikasi uji kai kuadrat dan fisher exact
 
BAB 4 POLIO
BAB 4 POLIOBAB 4 POLIO
BAB 4 POLIO
 
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular EbolaBAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
BAB 13 Epidemiologi Penyakit Menular Ebola
 
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan dataMetode pengumpulan data
Metode pengumpulan data
 
Jenis Penelitian
Jenis PenelitianJenis Penelitian
Jenis Penelitian
 
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSSMAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
MAD Analisa Deskripsi Data Kesehatan -SPSS
 
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman ObatBahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
Bahan Ajar/ Modul Pembuatan Simplisia dari Tanaman Obat
 

Similar to Bab iii konsep standardisasi (part 1)

Pertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptx
Pertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptxPertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptx
Pertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptx
055IhsanulFikri
 
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAHUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
Kharima SD
 
Analisis Regresi #2
Analisis Regresi #2Analisis Regresi #2
Analisis Regresi #2
Adhitya Akbar
 
Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014
Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014
Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014
Moh Ilham Rahmatulloh (STIKESMI)
 
Data penyakit hiv,malaria dan tb
Data penyakit hiv,malaria dan tbData penyakit hiv,malaria dan tb
Data penyakit hiv,malaria dan tb
d_musliin
 
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
WidyaWiraPutri
 
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
WidyaWiraPutri
 
KABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptx
KABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptxKABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptx
KABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptx
Irhariandi20
 
Pendahuluan Statistik untuk Sains
Pendahuluan Statistik untuk SainsPendahuluan Statistik untuk Sains
Pendahuluan Statistik untuk Sains
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Mpi.3 pokok bahasan 3
Mpi.3 pokok bahasan 3Mpi.3 pokok bahasan 3
Mpi.3 pokok bahasan 3
WiandhariEsaBBPKCilo
 
00 statistika-deskriptif
00 statistika-deskriptif00 statistika-deskriptif
00 statistika-deskriptif
Culandari Wulandari
 

Similar to Bab iii konsep standardisasi (part 1) (11)

Pertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptx
Pertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptxPertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptx
Pertemuan-12-STANDARDISASI-RATE-DALAM-EPIDEMIOLOGI_wahid.pptx
 
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAHUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA
 
Analisis Regresi #2
Analisis Regresi #2Analisis Regresi #2
Analisis Regresi #2
 
Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014
Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014
Data penyakit hiv,malaria dan tb tahun 2014
 
Data penyakit hiv,malaria dan tb
Data penyakit hiv,malaria dan tbData penyakit hiv,malaria dan tb
Data penyakit hiv,malaria dan tb
 
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
 
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
42. Widya Wira_Kesehatan Mata .docx
 
KABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptx
KABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptxKABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptx
KABID_KEBIJAKAN KANKER 23.pptx
 
Pendahuluan Statistik untuk Sains
Pendahuluan Statistik untuk SainsPendahuluan Statistik untuk Sains
Pendahuluan Statistik untuk Sains
 
Mpi.3 pokok bahasan 3
Mpi.3 pokok bahasan 3Mpi.3 pokok bahasan 3
Mpi.3 pokok bahasan 3
 
00 statistika-deskriptif
00 statistika-deskriptif00 statistika-deskriptif
00 statistika-deskriptif
 

More from NajMah Usman

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
NajMah Usman
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
NajMah Usman
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
NajMah Usman
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
NajMah Usman
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
NajMah Usman
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
NajMah Usman
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
NajMah Usman
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
NajMah Usman
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
NajMah Usman
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
NajMah Usman
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
NajMah Usman
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
NajMah Usman
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
NajMah Usman
 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
NajMah Usman
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
NajMah Usman
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
NajMah Usman
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
NajMah Usman
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
NajMah Usman
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
NajMah Usman
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
NajMah Usman
 

More from NajMah Usman (20)

Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
Pengantar Epidemiologi (An Introduction of Epidemiology)
 
Social Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of healthSocial Epidemiology: Social determinants of health
Social Epidemiology: Social determinants of health
 
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
Epidemiologi Sosial -Pengantar (Social Epidemiology-An Introduction)
 
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
Mengkode Manual pada Data Kualitatif (Coding manuals for qualitative data)
 
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)
 
Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)Analisa Tematik (Thematic analytic)
Analisa Tematik (Thematic analytic)
 
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitasBab 8 uji reliabilitas dan validitas
Bab 8 uji reliabilitas dan validitas
 
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada  SPSSBab 5 analisis deskriptif pada  SPSS
Bab 5 analisis deskriptif pada SPSS
 
Bab 13 paired t test
Bab 13 paired t testBab 13 paired t test
Bab 13 paired t test
 
Bab 12 uji anova stata dan spss
Bab 12 uji anova stata dan    spssBab 12 uji anova stata dan    spss
Bab 12 uji anova stata dan spss
 
Bab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tesBab 11 uji independent student t-tes
Bab 11 uji independent student t-tes
 
Bab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spssBab 10 uji chi square stata dan spss
Bab 10 uji chi square stata dan spss
 
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan bergandaBab 9 aplikasi uji regresi linear  sederhana dan berganda
Bab 9 aplikasi uji regresi linear sederhana dan berganda
 
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spssBab 8 analisis regresi logistik  sederhana dengan spss
Bab 8 analisis regresi logistik sederhana dengan spss
 
Bab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunderBab 7 analisis spss data sekunder
Bab 7 analisis spss data sekunder
 
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spssBab 6 analisa deskriptif ii data   kesehatan dengan spss
Bab 6 analisa deskriptif ii data kesehatan dengan spss
 
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
Bab 5 analisis deskriptif pada  spssBab 5 analisis deskriptif pada  spss
Bab 5 analisis deskriptif pada spss
 
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)Bab 4 aplikasi stata pada regresi   cox (STATA)
Bab 4 aplikasi stata pada regresi cox (STATA)
 
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATABab 2 univariat, logistik sederhana  dan berganda pada STATA
Bab 2 univariat, logistik sederhana dan berganda pada STATA
 
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologiBab 3 aplikasi stata pada   perhitungan epidemiologi
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologi
 

Recently uploaded

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
AshriNurIstiqomah1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 

Recently uploaded (20)

Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 

Bab iii konsep standardisasi (part 1)

  • 1. STANDARDISASI NAJMAH, SKM, MPH FACULTY OF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY Website: www.metopidfkmunsri.blogspot.com Email : najem240783@yahoo.com Facebook: Najmah Usman EDISI EPIDEMIOLOGI
  • 2.  MAPPING LESSON PLAN KOMPETENSI TERCAPAI STANDARDIZED MORBIDITY RATIO (SMRs) STANDARDIZED INCIDENCE RATIO (SIRs) STANDARDISAS I TIDAK LANGSUNG STANDARDISAS I LANGSUNG LATIHAN DAN PEMAHAMAN KASUS
  • 3. Kompetensi Dasar Mahasiswa Mampu Memahami konsep standardisasi dalam bidang epidemiologi, baik langsung dan tidak langsung. Mahasiswa mampu menjelaskan kegunaan standardsasi dan perbedaan standardisasi langsung dan tidak langsung Mampu menghitung & menginterpretasi 'age-sex standardized rate' pada standardisasi langsung Mampu menghitung dan menginterpretasi 'standardized mortality ratio, standardized morbidity ratio (SMRs) Mampu menghitung dan menginterpretasikan Standardized incidence ratios (SIRs) pada standardisasi tidak langsung
  • 5. Studi Kasus Negara Crude Ischemic Heart Disease (IHD) rate per 105 per year Jerman 211 Australia 168 Kanada 160 Singapura 118 Spanyol 116 Jepang 50 Brazil 47 Angka Kematian Kasar Penyakit Jantung Iskemik Pada Lelaki Pada Beberapa Negara, 1995-1998(2)
  • 6.
  • 8. Standardisasi Menurut Webb et al (2005),  Standardisasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel antara beberapa populasi atau sub-grup, dengan memperhitungkan konfounding utama, seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub grop yang berbeda [2].
  • 9. Sedangkan, menurut Rothman (2002), standardisasi adalah sebuah metode dengan menggabungkan angka rata-rata kategori spesifik ke dalam nilai kesimpulan tunggal dengan mengambil rata-rata yang telah ditakar [3].
  • 13. Data-Data yang dibutuhkan ! Direct Standardization Method Study rates applied to standard population Data Required Study population(s) Age-sex specific rates Standard population Age-sex composition Result Age-sex adjusted rate
  • 14. Studi Case 1 Menstandardisasi angka rata-rata penyakit jantuk Iskemik (Ischemic Hearth Disease/IHD) pada laki-laki di Jerman terhadap populasi studi; populasi standar dunia.
  • 15. A B C D E F Number Age group Number of IHD Deaths (males) in Jermany Number of males in Germany Mortality rate in Germany (per 100000) World Health Organization Case expected in Standard Population 0-4 0 2032000 12000 5-9. 0 2296000 10000 10-14. 0 2362000 9000 15-19. 11 2353000 9000 20-24. 15 2283000 8000 25-29. 42 2990000 8000 30-34. 142 3722000 6000 35-39. 407 3548000 6000 40-44. 839 3061000 6000 45-49. 1484 2801000 6000 50-54. 2396 2295000 5000 55-59. 5352 2903000 4000 60-64. 8080 2505000 4000 65-69. 11562 1844000 3000 70-74. 12605 1350000 2000 75-79. 12700 869000 1000 80-84. 12727 403000 500 85+ 16213 376000 500 Total 84575 39993000 100000 Studi Case 1
  • 16. 1 • Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur) ** KOLOM D 2 • Pilih Standar populasi yanga akan digunakan sebagai acuan standar, misal populasi standar dunia** KOLOM E 3 • Kalikan rata-rata spesifik umurpada populasi studi dengan populasi standar pada setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang diharapkan** • KOLOM F 4 • Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan • Bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi standar dunia
  • 17. B C D E F Number Age group Number of IHD Deaths (males) in Jermany Number of Males in Jermany Mortality rate in Jermany (per 100000) (B:C) World Health Organization Case expected in Standard Population (D X E) 0-4 0 2032000 0,00 12000 0,00 5-9. 0 2296000 0,00 10000 0,00 10-14. 0 2362000 0,00 9000 0,00 15-19. 11 2353000 0,47 9000 0,04 20-24. 15 2283000 0,66 8000 0,05 25-29. 42 2990000 1,40 8000 0,11 30-34. 142 3722000 3,82 6000 0,23 Dst.........85+ 407 3548000 11,47 6000 0,69 Total 84575 39993000 211,47 100000 120,89 1 2 3 4
  • 18. Final Result 121 per 100000 populasi 211 per 100000 populasi Angka Kematian yang sudah terstandardisasi (STANDARDIZED MORTALITY RATE (SMR)) = (Total Angka Kematian yang diharapkan/ jumlah standar populasi)*100000 = (120,89/10000) * 100000 =120,89 Angka kematian sebelum terstandardisasi (angka kematian umum) Total Kematian/Total Populasi * 100000 = 84575/39993000 *100000
  • 19. Angka kematian karena penyakit Jantung Iskemik di Jerman menurun hingga 50 % setelah distandardisasi dengan populasi dunia (211 versus 121 per 100000 populasi). KESIMPULAN
  • 20. KASUS BARU Hi epidemiologist,we have a new case. What is that ? New messages from WHO Klik here for read next conversation
  • 21. “Hitunglah angka kematian kasar laki-laki di Jerman karena penyakit jantung dan angka kematian laki-laki di Jerman yang distandardisi oleh populasi standar Afrika, Jelaskan hasil yang anda dapatkan?” Your message:  123 Option Send to Exit
  • 22. A B C D E F Age Group Number of IHD Deaths (males) in Germany 2004 Number of males in Germany 2004 Mortality rate in Germany (per 100000) 2004 African Standard Case expected in Standard Population (D X E) Standardized Mortality Rate (∑F/∑E*10000) Crude Mortality Rate in Germany 0-4 0 2032000 0.00 10000 5-9. 0 2296000 0.00 10000 10-14. 0 2362000 0.00 10000 15-19. 11 2353000 0.47 10000 20-24. 15 2283000 0.66 10000 25-29. 42 2990000 1.40 10000 30-34. 142 3722000 3.82 10000 35-39. 407 3548000 11.47 10000 40-44. 839 3061000 27.41 5000 45-49. 1484 2801000 52.98 5000 50-54. 2396 2295000 104.40 3000 55-59. 5352 2903000 184.36 2000 60-64. 8080 2505000 322.55 2000 65-69. 11562 1844000 627.01 1000 70-74. 12605 1350000 933.70 1000 75-79. 12700 869000 1461.45 500 80-84. 12727 403000 3158.06 300 85+ 16213 376000 4311.97 200 Total 84575 39993000 211.47 100000
  • 23. What’s the result ? 20 minutes countdown from now !!!!! Go go go !
  • 24. Present in the next class Next Homework
  • 26. Perbedaan Direct dan Indirect  Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.  Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).  Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.  Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2]. Standardisasi Langsung Standardisasi Tidak Langsung
  • 27.  Walaupun demikian, perhitungan angka rata-rata yang distandardisasi , langsung ataupun tidak langsung, pada dasarnya sama[3].  Kedua metode ini bisa digunakan untuk mempertimbangkan faktor lain selain umur dan jenis kelamin, seperti perbedaan komposisi ras/suku dalam kelompok studi[2]
  • 28. Menghitung SMR untuk penyakit jantung Ischemik pada laki-laki di Brazil dibandingkan dengan Jerman
  • 29. A B C D E F Number Age group Male population in Brazil(x1000) Number of IHD Deaths (males) in Jermany Number of males in German Mortality rate in German (per 100000) (C:D) Expected Deaths in Brazils ( BXE)/100 0-4 9025 0 2032000 0,00 5-9. 8703 0 2296000 0,00 10-14. 8604 0 2362000 0,00 15-19. 8109 11 2353000 0,47 20-24. 7360 15 2283000 0,66 25-29. 6841 42 2990000 1,40 30-34. 6642 142 3722000 3,82 35-39. 5622 407 3548000 11,47 40-44. 4707 839 3061000 27,41 45-49. 3745 1484 2801000 52,98 50-54. 2912 2396 2295000 104,40 55-59. 2454 5352 2903000 184,36 60-64. 1957 8080 2505000 322,55 65-69. 1583 11562 1844000 627,01 70-74. 1138 12605 1350000 933,70 75-79. 721 12700 869000 1461,45 80+ 583 28940 779000 3715,02 Total 80706,00 84575 39993000 211,47
  • 30. A B C D E F Number Age group Male population in Brazil(x1000) Number of IHD Deaths (males) in Jermany Number of males in German Mortality rate in German (per 100000) (C:D) Expected Deaths in Brazils ( BXE)/100 0-4 9025 0 2032000 5-9. 8703 0 2296000 10-14. 8604 0 2362000 15-19. 8109 11 2353000 20-24. 7360 15 2283000 25-29. 6841 42 2990000 30-34. 6642 142 3722000 35-39. 5622 407 3548000 40-44. 4707 839 3061000 45-49. 3745 1484 2801000 50-54. 2912 2396 2295000 55-59. 2454 5352 2903000 60-64. 1957 8080 2505000 65-69. 1583 11562 1844000 70-74. 1138 12605 1350000 75-79. 721 12700 869000 80+ 583 28940 779000 Total 80706,00 84575 39993000 Total jumlah kematian yang diamati (Observed number of deaths) di Brazil =39437 1 3 2
  • 31. Langkah-langkah dalam melakukan standardisasi tidak langsung adalah sebagai berikut : 1 • Tersedianya data populasi studi per kelompok umur pada laki-laki di negara Brazil (populasi studi )dan data kasus dan populasi per kelompok umur pada populasi standar, Jerman 2 • Tentukan dan hitung angka rata-rata kematian karena penyakit Jantung Ischemik per kelompok umur pada populasi Jerman -- • Kolom E 3 • Hitunglah angka rata-rata yang diharapan (Expected rate=study population for each stratum * standard rate) - - Kolom F 4 • Jumlahkan total observed cases pada populasi Brazil dan total expected cases pada populasi Jerman • Bagi total observed cases dengan total expected cases
  • 32. A B C D E F Number Age group Male population in Brazil(x1000) Number of IHD Deaths (males) in Jermany Number of males in German Mortality rate in German (per 100000) (C:D) Expected Deaths in Brazils ( BXE)/100 0-4 9025 0 2032000 0,00 0,00 5-9. 8703 0 2296000 0,00 0,00 10-14. 8604 0 2362000 0,00 0,00 15-19. 8109 11 2353000 0,47 37,91 20-24. 7360 15 2283000 0,66 48,36 25-29. 6841 42 2990000 1,40 96,09 30-34. 6642 142 3722000 3,82 253,40 35-39. 5622 407 3548000 11,47 644,91 40-44. 4707 839 3061000 27,41 1290,16 45-49. 3745 1484 2801000 52,98 1984,14 50-54. 2912 2396 2295000 104,40 3040,15 55-59. 2454 5352 2903000 184,36 4524,22 60-64. 1957 8080 2505000 322,55 6312,40 65-69. 1583 11562 1844000 627,01 9925,51 70-74. 1138 12605 1350000 933,70 10625,55 75-79. 721 12700 869000 1461,45 10537,05 80+ 583 28940 779000 3715,02 21658,56 Total 80706,00 84575 39993000 211,47 70978,42
  • 33. Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized mortality ratio/SMR)  Total jumlah kematian yang diamati (Observed number of deaths/ ∑ O) di Brazil =39437  Jumlah kematian yang diharapkan (Expected number/ ∑E) jika Brazil mempunyai angka rata- rata kematian sama seperti Jerman =70.979  Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized mortality ratio/SMR)  SMR =∑ O/∑E= 39.437 :70.979=0.56
  • 34. KESIMPULAN  Angka kematian kasar dari penyakit Jantung Iskemik pada laki-laki Brazil kurang dari ¼ dari angka kematian kasar karena penyakit Jantung Iskemik pada laki-laki Jerman (47 versus 211 per 100.000 penduduk pertahun), tetapi umur rata-rata dari populasi Brazil sangat lebih rendah dari populasi Brazil daripada Jerman.  Ketika kita standardisasi dengan umur, Rasio Kematian yang distandardisasi (SMR) bernilai 0.56 yang mengindikasi bahwa angka kematian karena Penyakit Jantung Iskemik di Brazil adalah setengah dari angka kematian penyakit yang sama di Jerman.
  • 35. STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG  Membutuhkan data : 1) komposisi umur/sex dan total kematian/kasus, dan rata-rata spesifik berdasarkan umur/sex dan total rata-rata pada populasi standar, 2) total angka kematian/kesakitan pada populasi studi dan jumlah populasi pada setiap strata pada populasi studi.  Hasil : Angka Kematian/Kesakitan yang sudah distandardisasi + Rata-rata yang telah distandardissi dengan umur/sex (Standardised mortality ratio (SMR) atau Standardised incidence ratio (SIR)
  • 36. Proses perhitungan pada Standardisasi Tidak Langsung Age Kematian /kasus pada populasi Studi (a) Jumlah Populasi Studi (b) Expected cases (b*c) Angka Rata-rata pada populasi standar (c) Standardised Mortality Ratio (SMR)/ Standardised Incidence Ratio (SIR) Point A Point B Point C Total ∑ O ∑ B ∑ E ẋ =∑ O/∑E
  • 37. Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized mortality ratio/SMR) SMR =∑ O/∑E  ∑ O= Observed cases pada populasi studi  ∑E= Expected cases (∑ (populasi studi tiap level * Angka rata-rata pada populasi standar)
  • 38. Age Community A Community B Populatio n in 1980 New cases of Disease Z in 1980 Populatio n in 1980 New cases of Disease Z in 1980 18-50 years 8,000 55 6,000 48 > 50 years 11,000 115 3,000 60 Total 19,000 170 9,000 108 Tabel 9. The numbers of new cases of disease Z in two communities, A and B
  • 39. Pertanyaan Hitunglah dan Jelaskan: 1. Apa yang anda bisa jelaskan dari data pada populasi A dan B? 2. Angka insidens penyakit Z pada Populasi A dan B? 3. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B terhadap Populasi A? 4. Angka rata-rata insidens penyakit Z pada Populasi B yang telah distandardisasi terhadap Populasi A ? Termasuk jenis standardisasi apa kasus ini? 5. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B yang telah terstandardisasi terhadap Populasi A ? Termasuk jenis standardisasi apa kasus ini? 6. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B terhadap insidens penyakit Z pada populasi standar A? Homework
  • 40. THANK YOU!FOR YOUR ATTENTION Website: www.metopidfkmunsri.blogspot.com Email : najem240783@yahoo.com Facebook: Najmah Usman SALAM CERDAS, TIADA BATAS UNTUK MENJADI CERDAS Design by Harun Al Rasyid
  • 41. Lets check our website ! http://metopidfkmunsri.blogspot.com/

Editor's Notes

  1. Pada pertemuan e-learning hari ini, kita akan membahas dan mempelajari tentang STANDARDISASI dalam Epidemiologi. Standardisasi akan membantu kita dalam menganalisis permasalahan kesehatan komunitas dan memberikan makna dari angka-angka kesakitan dan kematian serta memberikan perbandingan yang apple to apple dalam permasalahan epidemiologi.
  2. Berikut adalah mapping lesson plan untuk bab kali ini, mahasiswa akan mempelajari aspek-aspek yang terkait dengan standardisasi dalam epidemiologi. Mahasiswa akan mempelajari jenis standardisasi dalam epidemiologi yang meliputi standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung. Selain itu, mahasiswa akan belajar menghitung dan menginterpretasikan angka rata-rata kematian/kesakitan yang telah distandardisasi atau'age standardized rate' pada standardisasi langsung dan menghitung dan menginterpretasi rasio kematian/kesakitan yang telah distandardisasi atau 'standardized mortality/morbidity ratio (SMRs) dan standardized incidence ratios (SIRs) pada iStandardisasi tidak langsung Di akhir pembelajaran, mahasiswa akan berlatih melakukan kalkulasi perhitungan-perhitungan beberapa kasus sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
  3. Diharapkan Mahasiswa Mampu Memahami konsep standardisasi dalam bidang epidemiologi, baik langsung dan tidak langsung. Kompetensi yang ingin dicapai adalah/ Pertama Mahasiswa mampu menjelaskan kegunaan standardsasi dan perbedaan standardisasi langsung dan tidak langsung pada bidang epidemiologi/ Mampu menghitung dan menginterpretasi 'age-sex standardized rate' pada standardisasi langsung/ Mampu menghitung dan menginterpretasi 'standardized mortality ratio, standardized morbidity ratio (SMRs)/ Mampu menghitung dan menginterpretasikan Standardized incidence ratios (SIRs) pada standardisasi tidak langsung/
  4. Kali ini dalam epidemiologi ,khususnya dalam perhitungan epidemiologi kita akan mengenal istilah STANDARDISASI. Apa itu standardisasi ?/ Kemudian mengapa perlu dilakukan standardisasi sebelum membandingkan data kematian atau kesakitan suatu penyakit pada beberapa lokasi/daerah/negara? Dan Apa keuntungan menggunakan standardisasi, akan kita bahas dalam pertemuan kali ini..
  5. Sebelum kita masuk pada pokok pembahasan, kita akan memecahkan kasus berikut terlebih dahulu./ Tabel berikut merupakan tabel angka kematian kasar penyakit jantung iskemik pada populasi laki-laki di beberapa negara./ Untuk mengetahui apakah angka kematian atau kesakitan satu jenis penyakit di suatu negara lebih tinggi atau lebih rendah dari negara lain, biasanya kita membandingkan angka kematian/kesakitan kasar pada penyakit tertentu./ Sehingga kita bisa mengukur apakah tingkat kematian/kesakitan di suatu negara dapat menjadi tolak ukur tingkat kesehatan pada suatu negara dibandingkan di negara lain./ Misalnya, pada tabel tersebut, angka kematian kasar atau crude rate ratio dari penyakit jantung iskemik pada negara maju seperti, Jerman, Australia, Kanada, 4 kali lebih tinggi daripada negara Jepang dan Brazil. Hal yang patut dianalisa yaitu ‘apakah perbandingan ini tepat dan adil?’ melihat kemungkinan perbedaan sebaran populasi pada setiap negara dan jumlah kasus yang ada (2) Bisa kita amati bahwa kelemahan utama dari membandingkan angka rata-rata kasar (‘crude rates’) adalah angka rata-rata ini tidak memperhitungkan fakta bahwa perbedaan populasi memiliki perbedaan struktur umur dan resiko menjadi sakit atau kematian bervariasi terhadap umur.
  6. Pada grafik jumlah penduduk di Jerman dan Brazil, dapat kita lihat bahwa, proporsi penduduk tua itu lebih banyak di negara Jerman, sedangkan, proporsi penduduk muda lebih banyak terdapat di Brazil. Oleh karena itu, jika kita bandingkan kesehatan jantung pada dua negara ini tidak memiliki makna yang tidak berarti secara signifikan. Dengan kata lain, umur dapat menjadi faktor perancu (confounding factors) utama yang mempengaruhi angka rata-rata kasar kematian dari populasi dengan penyakit jantung iskemik pada kedua negara. Salah satu cara untuk melakukan perbandingan angka kesakitan atau kematian pada dua negara atau lebih adalah dengan menggunakan teknik standardisasi.
  7. Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
  8. Menurut Webb et al (2005), Standardisasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel antara beberapa populasi atau sub-grup, dengan memperhitungkan konfounding utama, seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub grop yang berbeda [2].
  9. Sedangkan, menurut Rothman (2002), standardisasi adalah sebuah metode dengan menggabungkan angka rata-rata kategori spesifik ke dalam nilai kesimpulan tunggal dengan mengambil rata-rata yang telah ditakar [3]. Dengan kata lain, standardisasi merupakan proses penakaran dari angka rata-rata dari dua atau lebih kategori dengan susunan spesifik dari populasi yang menjadi takaran atau perbandingan (4).
  10. Oke, sekarang kita akan masuk paa pembahasan standardisasi langsung.
  11. Standardisasi langsung memberikan hasil yang lebih akurat ketika jumlah dari angka kasus kecil pada setiap kelompuk umur/jenis kelamin pada populasi studi. Metode langsung bisa digunakan untuk menghitung angka rata-rata yang terstandadrisasi, seperti rata-rata tekanan darah yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin pada kelompok pekerjaan yang berbeda. Pada standardisasi langsung, angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin pada kelompok di populasi studi diaplikasikan ke populasi standar(2-4). Data yang dbutuhkan adalah angka rata-rata spesifik berdasarkan umur atau jenis kelamin pada populasi studi, dan komposisi populasi per strata pada populasi standar. Hasil perhitungan pada standardisasi langsung adalah berupa rata-rata yang telah terstandar oleh umur/jenis kelamin atau dikenal dengan age/sex standardised rate.
  12. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam standardisasi langsung, Silahkan perhatikan digambar dan dipahami.. PERTAMA: Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur) KEDUA : Pilih Standar populasi yanga kan digunakan sebagai acuan standar, misal populasi standar dunia KETIGA : Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan, lalu Bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar. KEEMPAT : Kalikan rata-rata spesifik umurpada populasi studi dengan populasi standar pada setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang diharapkan
  13. Kita membutuhkan data: rata-rata spesifik umur/sex pada populasi studi, dan komposisi populasi berdasarkan sex/umur pada populasi standar..
  14. Sekarang kita lihat KASUS yang pertama: Menstandardisasi angka rata-rata penyakit jantuk Iskemik (Ischemic Hearth Disease/IHD) pada laki-laki di Jerman terhadap populasi studi; populasi standar dunia
  15. Ini informasi yang kita miliki ...Coba tuliskan sejenak, Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi standar dunia .
  16. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi standar dunia adalah Pertama Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur) ** KOLOM D Kedua, Pilih Standar populasi yanga akan digunakan sebagai acuan standar, misal populasi standar dunia** KOLOM E Kemudian, Kalikan rata-rata spesifik umurpada populasi studi dengan populasi standar pada setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang diharapkan**KOLOM F Dan terakhir, Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan. Bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar
  17. Perhatikan hasil perhitungan kita tadi....
  18. Hasil perhitungannya seperti ini. Angka Kematian yang sudah terstandardisasi (STANDARDIZED MORTALITY RATE (SMR)) 121 per 100000 populasi Versus Angka kematian sebelum terstandardisasi (angka kematian umum) 211 per 100000 populasi Apa yang bisa anda simpulkan??
  19. Kesimpulannya adalah Angka kematian karena penyakit Jantung Iskemik di Jerman menurun hingga 50 % setelah distandardisasi dengan populasi dunia (211 versus 121 per 100000 populasi). Komposisi populasi per kelompok umur negara Jerman dan populasi standar dunia berbeda dengan jelas. Jerman cenderung mempunyai populasi kelompok umur tua lebih banyak dibanding dengan Populasi standar dunia. Oleh karena itu, jika kita akan membandingkan angka kematian laki-laki karena penyakit jantung terhadap populasi standar dunia, angka kematian pada populasi laki-laki di Jerman sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang setara. Sehingga kita juga bisa melakukan standardisasi beberapa negara untuk membandingkan angka kematian karena suatu penyakit dengan adil.
  20. Kita mendapatkan pesan perintah dari Kementerian Kesehatan.
  21. Isinya adalah Kemenkes meminta kita untuk menghitung angka kematian kasar laki-laki di Jerman karena penyakit jantung dan angka kematian laki-laki di Jerman yang distandardisi oleh populasi standar Afrika, Jelaskan hasil yang anda dapatkan?”  
  22. Dengan informasi yang tersedia seperti tabel berikut ini, Coba anda hitung berapa angka rata-rata kematian penyakit Jantung pada populasi Jerman jika distandardisasi dengan populasi Afrika? Lalu Interpretasikan Goodluck
  23. Bagaimana ? Apakah sudah tahu hasilnya ? Apa kesimpulan yang dapat anda tarik ?
  24. Interpretasi: Ketika kita standardisasi dengan umur, Rasio Kematian yang distandardisasi (SMR) bernilai 0.56 yang mengindikasi bahwa angka kematian karena Penyakit Jantung Iskemik di Brazil adalah setengah dari angka kematian penyakit yang sama di Jerman.
  25. Membutuhkan data : 1) komposisi umur/sex dan total kematian/kasus, dan rata-rata spesifik berdasarkan umur/sex dan total rata-rata pada populasi standar, 2) total angka kematian/kesakitan pada populasi studi dan jumlah populasi pada setiap strata pada populasi studi. Hasil : Angka Kematian/Kesakitan yang sudah distandardisasi + Rata-rata yang telah distandardissi dengan umur/sex (Standardised mortality ratio (SMR) atau Standardised incidence ratio (SIR)
  26. Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized mortality ratio/SMR) SMR =∑ O/∑E ∑ O= Observed cases pada populasi studi ∑E= Expected cases (∑ (populasi studi tiap level * Angka rata-rata pada populasi standar)
  27. Teman-teman semua bisa check website kita di http://metopidfkmunsri.blogspot.com/ Teman-teman bisa mendapatkan silabus, materi-materi pembelajaran dan gambaran mengenai mata kuliah Metode Epidemiologi termasuk BAB STANDARDISASI.