Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2].
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
ukuran asosiasi epidemiologi merupakan suatu hal yang menceritakan tentang kondisi lingkungan yang ada disekitar kita dan bagaimana cara memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok dari populasi standar diaplikasikan pada setiap kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio angka kematian atau kesakitan yang terstandardisasi (standardised mortality/morbidiy ratios/ SMR)[2].
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
ukuran asosiasi epidemiologi merupakan suatu hal yang menceritakan tentang kondisi lingkungan yang ada disekitar kita dan bagaimana cara memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya.
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
kita akan mempelajari tentang Surveilans Epidemiologi.
Pada bab awal telah dijelaskan bahwa Epidemiologi merupakan suatu studi tentang distribusi dan determinan terkait permasalahan kesehatan di daerah tertentu atau kejadian yang spesifik dalam suatu populasi dan aplikasi penelitian ini yakni sebagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan permasalahan kesehatan (4) Ahli epidemiologi tidak hanya berfokus pada permasalahan yang terkait dengan kematian, penyakit dan kecacatan saja, tetapi juga pada isu kesehatan positif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan pada suatu negara. Salah satunya adalah surveilans epidemiologi,
Lalu, apa yang dimaksud dengan surveilans ? Dan apa kaitannya dengan pencegahan penyakit ? Kita akan memahaminya pada sesi ini.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Surveilans merupakan suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pemeriksaan, analisis data serta diseminasi informasi pada waktu dan orang yang tepat sehingga dapat dilakukan tindakan lanjutan.
menurut WHO, surveilans merupakan ciri penting dalam praktik epidemiologi. Keutamaan dari kegiatan monitoring terhadap fakta adalah merupakan suatu proses dan berkelanjutan dimana monitoring merupakan kegiatan berselang dan tidak disengaja.
Bab ii perhitungan dalam epidemiologi (part 2)NajMah Usman
Prevalensi adalah proporsi orang yang berpenyakit dari suatu populasi pada satu titik waktu atau periode waktu. Prevalensi juga dapat menunjukkanmasalah kesehatan lainnya atau kondisi tertentu misalnya prevalensi perilaku merokok. Prevalensi dapat dirumuskan sebagai berikut (2, 6, 8):
Prevalensi terbagi menjadi 2 jenis yaitu prevalens titik (point prevalence) dan prevalens periodik (periodic prevalance). Prevalens titik adalah Prevalensi yang menunjukkan proporsi individu yang sakit pada satu titik waktu tertentu. Sedangkan prevalens periodik adalah prevalens yang memuat prevalensi titik dan juga kasus baru (insidensi).
Prevalensi titik menggambarkan jumlah kasus (individu yang sakit) dibandingkan dengan populasi berisiko pada satu titik waktu tertentu(5, 8).
Misalnya hasil riset kesehatan dasar tahun 2007, menunjukkan prevalensi penderita hipertensi usia 18 sampai dengan 24 tahun berdasarkan hasil pengukuran pada riset ini adalah 12,2(9). Dari contoh ini terlihat bahwa numerator prevalensi titik adalah orang yang menderita hipertensi pada saat riset ini dilakukan. Titik waktu tidak hanya terbatas pada waktu berdasarkan kalender yang sama tetapi dapat juga berdasarkan peristiwa yang penting.Misalnya waktu hamil anak terakhir, saat diimunisasi, dan lain sebagainya.
Contoh prevalensi periode adalah prevalensi periode penyakit TB Paru yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan pada kelompok masyarakat yang tinggal di pedesaan pada tahun 2010 adalah 0,75 %(10). Numerator pada contoh ini merupakan orang yang sakit TB Paru selama tahun 2010 baik kasus lama maupun kasus baru.
Insidensi menunjukkan kasus baru yang ada dalam populasi. Insidensi juga merupakan kejadian (kasus) yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah penyakit. Insiden juga terbagi menjadi dua yaitu indensi kumulatif dan laju insidensi. Adapun rumus insiden adalah jumlah kejadian baru dibagi jumlah populasi berisiko dikali 1000.
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab II Perhitungan dalam epidemiologi(part 1)NajMah Usman
Mahasiswa mampu menjelaskan perhitungan angka kematian dan interpretasi hasil perhitungan
�
Mampu menjelaskan perbedaan prevalensi dan insidensi
�
Mampu menjelaskan perhitungan odd rasio, risk rasio dan prevalensi rasio.
�
REFERENSI
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu memahami konsep faktor perancu dalam bidang Epidemiologi.
Indikator keberhasilan pembelajaran bab ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan beberapa poin penting dalam definisi faktro perancu, menjelaskan kriteria faktor perancu, menjelaskan penilaian dan kuantifikasi faktor perancu serta bagaimana strategi pengendalian faktor perancu.
Faktor perancu berasal dari bahasa Latin, ‘confundere’ yang berarti bergabung atau tercampur secara bersama-sama (‘mix together’).
Beberapa definisi faktor perancu atau confounding dari kamus epidemiology adalah sebagai berikut:
Situasi dimana ukuran suatu efek dari faktor resiko terdistorsi atau dirancu karena adanya hubungan faktor paparan dengan faktor lainnya yang mempengaruhi hasil diluar studi.
Asosiasi sebenarnya tidak tampak atau ditutupi oleh faktor lainnya. Sehingga. pengaruh faktor perancu bisa memperbesar atau memperkecil hubungan sebenarnya.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Hari ini kita akan mempelajari/menentukan faktor perancu dengan cara lainnya yaitu dengan cara Mantel-Haenszel .
Perhitungan rasio Mantel-Haenszel menyediakan rasio odds yang telah terkontrol sebagai estimasi resiko relatif yang didapat dari kumpulan data yang telah dikelompokkan dan dipasangkan. Perhitungan statistiknya dengan mempertimbangkan angka rata-rata dari rasio odds individu yang berasal dari stratifikasi sampel ke dalam beberapa level yang secara internal sama (homogen) dengan mempertimbangkan faktor perancu[2].
Caranya yaitu Melakukan perbandingan Rasio kasar dan Rasio setelah dikontrol oleh faktor perancu (crude and adjusted ratio)
Jika perbedaan mencapai minimal 10 %, maka dapat disimpulkan variabel tersebut merancu asosiasi yang ada. Namun jika tidak ada perbedaan kedua nilai rasio, maka variabel tersebut bukan faktor perancu atau faktor konfounding
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN MIGRAIN DI POLIKLINIK SARAF RSUD DR MOEWARDI SURAKARTAKharima SD
Latar belakang: Obesitas dapat diartikan sebagai akumulasi lemak tubuh yang berlebihan dan berisiko menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, salah satunya migrain. Obesitas dihubungkan dengan sindrom metabolik, kondisi pro-inflamasi dan pro-trombotik yang dapat mengarah pada perkembangan dan progresivitas sakit kepala. Stimulasi oleh nosiseptor ganglion trigeminal menginduksi pelepasan zat proinflamasi terutama calsitonin-gene related peptide (CGRP) dan substansi P. Zat tersebut diketahui meningkat baik pada indivu migrain maupun obesitas. Inflamasi neurogenik tersebut yang diduga berperan penting dalam timbulnya nyeri kepala migrain.
Tujuan: Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara obesitas dengan migrain pada pasien di Poliklinik Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Metode: Analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 30 diambil berdasarkan teknik purposive sampling. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan Uji Chi Square
Hasil: Hasil penelitian dari 30 sampel didapatkan 15 pasien migrain, 12 sampel mengalami obesitas (80%) sedangkan pada pasien tidak migrain sebanyak 15 sampel didapatkan 3 sampel mengalami obesitas (80%) (p 0,001, OR=16,000, 95% CI:[2,674-95,754]).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara obesitas dengan migrain
Pengantar Metode Penelitian Kualitatif (Qualitative Research-An Introduction)NajMah Usman
Belajar apa itu metodologi Penelitian Kualitatif
Mengenal istilah-istilah Ontologi, Epistomologi, Methodologi, Metode dll
Happy Learning
Video:
https://www.youtube.com/watch?v=TaPugvOnCRQ
Bab 3 aplikasi stata pada perhitungan epidemiologiNajMah Usman
Introduksi Konsep RR, OR, dan PR
Aplikasi STATA pada perhitungan Risk Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Odds Rasio serta interpretasi
Aplikasi STATA pada perhitungan Prevalens Rasio serta interpretasi
BUKU STATISTIKA KESEHATAN
APLIKASI STATA DAN SPSS
NAJMAH
EDITOR DR BESRAL, SKM, MSI
PENERBIT SALEMBA MEDIKA
http://najmah-buku.blogspot.co.nz/
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) 🡪PJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
UNTUK MENDAPATKAN OBAT ASLI : 087776558899
__Cara Menggugurkan Janin Dalam Kandungan 3 Jam Bersih Tuntas Tanpa Kuret Secara Aman Dari Usia Kehamilan 1 – 7 Bulan.
Obat Penggugur Kandungan BPOM yang dijual di Apotik Cytotec dan Gastrul yaitu obat penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.__
#UNTUK MENDAPATKAN OBAT ABORSI ASLI 087776558899
__Cara gugurkan kandungan awal kehamilan di luar nikah, cara menggugurkan kandungan usia 5 bulan dengan alkohol, anak luar nikah, secara alami dan cepat dalam 1 hari, cara menggugurkan janin di luar kandungan secara alami, Cara menggugurkan kandungan dengan paramex, feminax, cara menggugurkan kandungan dengan cepat selesai dalam 24 jam secara alami buah buahan yang masih gumpalah darah, hitungan hari.__
Selain itu, ini juga dapat dikerjakan jika memang benar-benar ada abnormalitas janin yang menyebabkan janin lepas dari kandungan. Dan di posting ini kali kami akan menjelaskan 4 cara menggugurkan kandungan dan percepat haid, Dengan Paramex, Dengan Paracetamol, Dengan Alkohol dan berikut penuturannya.
Obat MENGGUGURKAN kehamilan Kuat dengan cepat selesai dalam waktu 24 jam secara alami – Cara Menggugurkan Kandungan Usia Janin 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 Bulan Dengan Cepat Dalam Hitungan jam Secara Alami.
Obat Penggugur Kandungan untuk Ibu Menyusui di Apotik dan Harganya Cara Menggugurkan Kandungan atau Aborsi Medis Dengan Pil Cytotec 200mg Misoprostol adalah salah satu Obat Penggugur Kandungan Di Apotik Paling Ampuh yang tidak dijual secara Umum, ( Tips dan Cara Gugurkan Kehamilan Kuat 1-8 Bulan dengan Cepat Dalam Hitungan Jam secara Alami ) dari Janin usia 1 Bulan, 2 Bulan, 3 Bulan, 4 Bulan, 5 Bulan, 6 Bulan, 7 Bulan, 8 Bulan sangat mudah diatasi dengan Obat Aborsi Cytotec Misoprostol Asli 100% Berhasil TUNTAS.
Cara Menggugurkan Kandungan dan Percepat Haid, Cara Menggugurkan Kandungan Dan Percepat Haid yang Aman Secara Klinis. Menggugurkan kandungan ialah satu tindakan yang nista karena dipandang hilangkan nyawa calon bayi. Tetapi demikian, menggugurkan kandungan dapat menjadi legal atau dibolehkan bila terjadi beberapa kasus tertentu yang mewajibkannyauntuk digugurkan karena argumen klinis.Mirip contoh: si ibu yang mempunyai penyakitkronis yang bila dipaksa melanjutkan kehamilan maka mencelakakan nyawa si ibu.Cara menggugurkan kandungan adalah suatu hal tindakan yang sudah dilakukan untuk akhiri kehamilan yang tidak di harap (aborsi).
Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kehamilan Atau Obat Aborsi Cara Menggugurkan Kandungan Dengan Obat Penggugur Kandungan Adalah mungkin salah satu cara yang di anggap seseorang tepat, karena beberapa faktor alasan tertentu. Padahal Gugurkan kehamilan memiliki tingkat resiko yang lumayan tinggi apabila penggunaan Obat Aborsi atau yang sering di kenal dengan obat Cytotec
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
Bab iii konsep standardisasi (part 1)
1. STANDARDISASI
NAJMAH, SKM, MPH
FACULTY OF PUBLIC HEALTH | SRIWIJAYA UNIVERSITY
Website:
www.metopidfkmunsri.blogspot.com
Email :
najem240783@yahoo.com
Facebook:
Najmah Usman
EDISI EPIDEMIOLOGI
2. MAPPING LESSON PLAN
KOMPETENSI
TERCAPAI
STANDARDIZED
MORBIDITY
RATIO (SMRs)
STANDARDIZED
INCIDENCE
RATIO (SIRs)
STANDARDISAS
I TIDAK
LANGSUNG
STANDARDISAS
I LANGSUNG
LATIHAN DAN
PEMAHAMAN
KASUS
3. Kompetensi Dasar
Mahasiswa Mampu Memahami konsep standardisasi dalam
bidang epidemiologi, baik langsung dan tidak langsung.
Mahasiswa mampu
menjelaskan kegunaan
standardsasi dan perbedaan
standardisasi langsung dan
tidak langsung
Mampu menghitung &
menginterpretasi 'age-sex
standardized rate' pada
standardisasi langsung
Mampu menghitung dan
menginterpretasi
'standardized mortality
ratio, standardized
morbidity ratio (SMRs)
Mampu menghitung dan
menginterpretasikan
Standardized incidence ratios
(SIRs) pada standardisasi
tidak langsung
5. Studi Kasus
Negara
Crude Ischemic Heart
Disease (IHD) rate per
105 per year
Jerman 211
Australia 168
Kanada 160
Singapura 118
Spanyol 116
Jepang 50
Brazil 47
Angka Kematian Kasar Penyakit Jantung Iskemik Pada Lelaki Pada
Beberapa Negara, 1995-1998(2)
8. Standardisasi
Menurut Webb et al (2005),
Standardisasi merupakan suatu metode yang
digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara
atau komparabel antara beberapa populasi atau
sub-grup, dengan memperhitungkan konfounding
utama, seperti perbedaan umur dan sex pada
komposisi populasi atau sub grop yang berbeda
[2].
9. Sedangkan, menurut Rothman
(2002), standardisasi adalah sebuah
metode dengan menggabungkan
angka rata-rata kategori spesifik ke
dalam nilai kesimpulan tunggal
dengan mengambil rata-rata yang
telah ditakar [3].
13. Data-Data yang dibutuhkan !
Direct Standardization
Method
Study rates applied to
standard population
Data Required
Study population(s) Age-sex specific rates
Standard population Age-sex composition
Result Age-sex adjusted rate
14. Studi Case 1
Menstandardisasi angka rata-rata penyakit
jantuk Iskemik (Ischemic Hearth
Disease/IHD) pada laki-laki di Jerman
terhadap populasi studi; populasi standar
dunia.
15. A B C D E F
Number
Age group
Number of
IHD Deaths
(males) in Jermany
Number of
males
in Germany
Mortality
rate in
Germany
(per 100000)
World
Health
Organization
Case expected
in Standard
Population
0-4 0 2032000 12000
5-9. 0 2296000 10000
10-14. 0 2362000 9000
15-19. 11 2353000 9000
20-24. 15 2283000 8000
25-29. 42 2990000 8000
30-34. 142 3722000 6000
35-39. 407 3548000 6000
40-44. 839 3061000 6000
45-49. 1484 2801000 6000
50-54. 2396 2295000 5000
55-59. 5352 2903000 4000
60-64. 8080 2505000 4000
65-69. 11562 1844000 3000
70-74. 12605 1350000 2000
75-79. 12700 869000 1000
80-84. 12727 403000 500
85+ 16213 376000 500
Total 84575 39993000 100000
Studi Case 1
16. 1
• Hitung angka
rata-rata pada
setiap stratum
(strata/kelompok
umur) ** KOLOM
D
2
• Pilih Standar
populasi yanga
akan
digunakan
sebagai acuan
standar, misal
populasi
standar dunia**
KOLOM E
3
• Kalikan rata-rata
spesifik umurpada
populasi studi
dengan populasi
standar pada setiap
kelompok umur
untuk mendapatkan
jumlah
kasus/kejadian
yang diharapkan**
• KOLOM F
4
• Jumlahkan semua
hasil pada semua
strata dari
kasus/kejadian
yang diharapkan
• Bagi jumlah total
kasus yang
diharapkan dengan
jumlah populasi
standar
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi
angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi
standar dunia
17. B C D E F
Number
Age group
Number of
IHD Deaths
(males) in Jermany
Number of
Males
in Jermany
Mortality
rate in
Jermany
(per 100000)
(B:C)
World
Health
Organization
Case expected
in Standard
Population
(D X E)
0-4 0 2032000 0,00 12000 0,00
5-9. 0 2296000 0,00 10000 0,00
10-14. 0 2362000 0,00 9000 0,00
15-19. 11 2353000 0,47 9000 0,04
20-24. 15 2283000 0,66 8000 0,05
25-29. 42 2990000 1,40 8000 0,11
30-34. 142 3722000 3,82 6000 0,23
Dst.........85+ 407 3548000 11,47 6000 0,69
Total 84575 39993000 211,47 100000 120,89
1 2 3
4
18. Final Result
121 per 100000
populasi
211 per 100000
populasi
Angka Kematian yang sudah
terstandardisasi
(STANDARDIZED MORTALITY
RATE (SMR))
= (Total Angka Kematian yang
diharapkan/ jumlah standar
populasi)*100000
= (120,89/10000) * 100000
=120,89
Angka kematian sebelum
terstandardisasi (angka kematian
umum)
Total Kematian/Total Populasi *
100000
= 84575/39993000 *100000
19. Angka kematian karena penyakit Jantung Iskemik
di Jerman menurun hingga 50 % setelah
distandardisasi dengan populasi dunia (211 versus
121 per 100000 populasi).
KESIMPULAN
21. “Hitunglah angka kematian kasar laki-laki di
Jerman karena penyakit jantung dan angka
kematian laki-laki di Jerman yang distandardisi
oleh populasi standar Afrika, Jelaskan hasil yang
anda dapatkan?”
Your message:
123
Option Send to Exit
22. A B C D E F
Age Group Number of
IHD Deaths
(males) in
Germany
2004
Number of
males
in Germany
2004
Mortality
rate in
Germany
(per
100000)
2004
African
Standard
Case
expected
in Standard
Population
(D X E)
Standardized
Mortality
Rate
(∑F/∑E*10000)
Crude
Mortality
Rate
in Germany
0-4 0 2032000 0.00 10000
5-9. 0 2296000 0.00 10000
10-14. 0 2362000 0.00 10000
15-19. 11 2353000 0.47 10000
20-24. 15 2283000 0.66 10000
25-29. 42 2990000 1.40 10000
30-34. 142 3722000 3.82 10000
35-39. 407 3548000 11.47 10000
40-44. 839 3061000 27.41 5000
45-49. 1484 2801000 52.98 5000
50-54. 2396 2295000 104.40 3000
55-59. 5352 2903000 184.36 2000
60-64. 8080 2505000 322.55 2000
65-69. 11562 1844000 627.01 1000
70-74. 12605 1350000 933.70 1000
75-79. 12700 869000 1461.45 500
80-84. 12727 403000 3158.06 300
85+ 16213 376000 4311.97 200
Total 84575 39993000 211.47 100000
26. Perbedaan Direct dan Indirect
Angka rata-rata spesifik
umur/jenis kelamin per kelompok
di populasi didalam study
diaplikasikan ke populasi
standar.
Hasilnya merupakan paket
angka rata-rata yang
terstandardisasi (standardized
rates).
Angka rata-rata spesifik
umur/jenis kelamin per kelompok
dari populasi standar
diaplikasikan pada setiap
kelompok dalam populasi studi.
Hasil dari STD adalah rasio
angka kematian atau kesakitan
yang terstandardisasi
(standardised mortality/morbidiy
ratios/ SMR)[2].
Standardisasi Langsung
Standardisasi Tidak
Langsung
27. Walaupun demikian, perhitungan angka rata-rata
yang distandardisasi , langsung ataupun tidak
langsung, pada dasarnya sama[3].
Kedua metode ini bisa digunakan untuk
mempertimbangkan faktor lain selain umur dan jenis
kelamin, seperti perbedaan komposisi ras/suku dalam
kelompok studi[2]
28. Menghitung SMR untuk penyakit
jantung Ischemik pada laki-laki di
Brazil dibandingkan dengan Jerman
29. A B C D E F
Number
Age group
Male
population
in Brazil(x1000)
Number of
IHD Deaths
(males) in
Jermany
Number of
males
in German
Mortality
rate in
German
(per 100000)
(C:D)
Expected
Deaths
in Brazils
( BXE)/100
0-4 9025 0 2032000 0,00
5-9. 8703 0 2296000 0,00
10-14. 8604 0 2362000 0,00
15-19. 8109 11 2353000 0,47
20-24. 7360 15 2283000 0,66
25-29. 6841 42 2990000 1,40
30-34. 6642 142 3722000 3,82
35-39. 5622 407 3548000 11,47
40-44. 4707 839 3061000 27,41
45-49. 3745 1484 2801000 52,98
50-54. 2912 2396 2295000 104,40
55-59. 2454 5352 2903000 184,36
60-64. 1957 8080 2505000 322,55
65-69. 1583 11562 1844000 627,01
70-74. 1138 12605 1350000 933,70
75-79. 721 12700 869000 1461,45
80+ 583 28940 779000 3715,02
Total 80706,00 84575 39993000 211,47
30. A B C D E F
Number
Age group
Male population
in Brazil(x1000)
Number of
IHD Deaths
(males) in
Jermany
Number of
males
in German
Mortality
rate in
German
(per 100000)
(C:D)
Expected
Deaths
in Brazils
( BXE)/100
0-4 9025 0 2032000
5-9. 8703 0 2296000
10-14. 8604 0 2362000
15-19. 8109 11 2353000
20-24. 7360 15 2283000
25-29. 6841 42 2990000
30-34. 6642 142 3722000
35-39. 5622 407 3548000
40-44. 4707 839 3061000
45-49. 3745 1484 2801000
50-54. 2912 2396 2295000
55-59. 2454 5352 2903000
60-64. 1957 8080 2505000
65-69. 1583 11562 1844000
70-74. 1138 12605 1350000
75-79. 721 12700 869000
80+ 583 28940 779000
Total 80706,00 84575 39993000
Total jumlah kematian yang diamati (Observed number of deaths) di Brazil =39437
1
3
2
31. Langkah-langkah dalam melakukan standardisasi tidak
langsung adalah sebagai berikut :
1
• Tersedianya data
populasi studi per
kelompok umur pada
laki-laki di negara
Brazil (populasi
studi )dan data
kasus dan populasi
per kelompok umur
pada populasi
standar, Jerman
2
• Tentukan dan
hitung angka
rata-rata
kematian
karena
penyakit
Jantung
Ischemik per
kelompok umur
pada populasi
Jerman --
• Kolom E
3
• Hitunglah
angka rata-rata
yang diharapan
(Expected
rate=study
population for
each stratum *
standard rate) -
- Kolom F
4
• Jumlahkan total
observed cases
pada populasi
Brazil dan total
expected cases
pada populasi
Jerman
• Bagi total
observed cases
dengan total
expected cases
32. A B C D E F
Number
Age group
Male
population
in Brazil(x1000)
Number of
IHD Deaths
(males) in
Jermany
Number of
males
in German
Mortality
rate in
German
(per 100000)
(C:D)
Expected
Deaths
in Brazils
( BXE)/100
0-4 9025 0 2032000 0,00 0,00
5-9. 8703 0 2296000 0,00 0,00
10-14. 8604 0 2362000 0,00 0,00
15-19. 8109 11 2353000 0,47 37,91
20-24. 7360 15 2283000 0,66 48,36
25-29. 6841 42 2990000 1,40 96,09
30-34. 6642 142 3722000 3,82 253,40
35-39. 5622 407 3548000 11,47 644,91
40-44. 4707 839 3061000 27,41 1290,16
45-49. 3745 1484 2801000 52,98 1984,14
50-54. 2912 2396 2295000 104,40 3040,15
55-59. 2454 5352 2903000 184,36 4524,22
60-64. 1957 8080 2505000 322,55 6312,40
65-69. 1583 11562 1844000 627,01 9925,51
70-74. 1138 12605 1350000 933,70 10625,55
75-79. 721 12700 869000 1461,45 10537,05
80+ 583 28940 779000 3715,02 21658,56
Total 80706,00 84575 39993000 211,47 70978,42
33. Rasio Kematian yang terstandardisasi
(Standardized mortality ratio/SMR)
Total jumlah kematian yang diamati (Observed
number of deaths/ ∑ O) di Brazil =39437
Jumlah kematian yang diharapkan (Expected
number/ ∑E) jika Brazil mempunyai angka rata-
rata kematian sama seperti Jerman =70.979
Rasio Kematian yang terstandardisasi
(Standardized mortality ratio/SMR)
SMR =∑ O/∑E= 39.437 :70.979=0.56
34. KESIMPULAN
Angka kematian kasar dari penyakit Jantung Iskemik pada laki-laki
Brazil kurang dari ¼ dari angka kematian kasar karena penyakit
Jantung Iskemik pada laki-laki Jerman (47 versus 211 per 100.000
penduduk pertahun), tetapi umur rata-rata dari populasi Brazil
sangat lebih rendah dari populasi Brazil daripada Jerman.
Ketika kita standardisasi dengan umur, Rasio Kematian yang
distandardisasi (SMR) bernilai 0.56 yang mengindikasi bahwa
angka kematian karena Penyakit Jantung Iskemik di Brazil adalah
setengah dari angka kematian penyakit yang sama di Jerman.
35. STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG
Membutuhkan data : 1) komposisi umur/sex dan total
kematian/kasus, dan rata-rata spesifik berdasarkan
umur/sex dan total rata-rata pada populasi standar, 2) total
angka kematian/kesakitan pada populasi studi dan jumlah
populasi pada setiap strata pada populasi studi.
Hasil : Angka Kematian/Kesakitan yang sudah
distandardisasi + Rata-rata yang telah distandardissi
dengan umur/sex (Standardised mortality ratio (SMR) atau
Standardised incidence ratio (SIR)
36. Proses perhitungan pada Standardisasi
Tidak Langsung
Age
Kematian
/kasus
pada
populasi
Studi (a)
Jumlah
Populasi
Studi (b)
Expected
cases
(b*c)
Angka
Rata-rata
pada
populasi
standar
(c)
Standardised
Mortality
Ratio (SMR)/
Standardised
Incidence
Ratio (SIR)
Point A
Point B
Point C
Total ∑ O ∑ B ∑ E
ẋ =∑ O/∑E
37. Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized
mortality ratio/SMR)
SMR =∑ O/∑E
∑ O= Observed cases pada populasi studi
∑E= Expected cases (∑ (populasi studi tiap level
* Angka rata-rata pada populasi standar)
38. Age Community A Community B
Populatio
n in 1980
New cases
of Disease
Z in 1980
Populatio
n in 1980
New cases
of Disease Z
in 1980
18-50 years 8,000 55 6,000 48
> 50 years 11,000 115 3,000 60
Total 19,000 170 9,000 108
Tabel 9. The numbers of new cases of disease Z in two
communities, A and B
39. Pertanyaan
Hitunglah dan Jelaskan:
1. Apa yang anda bisa jelaskan dari data pada populasi A
dan B?
2. Angka insidens penyakit Z pada Populasi A dan B?
3. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B
terhadap Populasi A?
4. Angka rata-rata insidens penyakit Z pada Populasi B
yang telah distandardisasi terhadap Populasi A ?
Termasuk jenis standardisasi apa kasus ini?
5. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B yang
telah terstandardisasi terhadap Populasi A ? Termasuk
jenis standardisasi apa kasus ini?
6. Angka Rasio Insidens penyakit Z pada Populasi B
terhadap insidens penyakit Z pada populasi standar A?
Homework
Pada pertemuan e-learning hari ini, kita akan membahas dan mempelajari tentang STANDARDISASI dalam Epidemiologi. Standardisasi akan membantu kita dalam menganalisis permasalahan kesehatan komunitas dan memberikan makna dari angka-angka kesakitan dan kematian serta memberikan perbandingan yang apple to apple dalam permasalahan epidemiologi.
Berikut adalah mapping lesson plan untuk bab kali ini, mahasiswa akan mempelajari aspek-aspek yang terkait dengan standardisasi dalam epidemiologi. Mahasiswa akan mempelajari jenis standardisasi dalam epidemiologi yang meliputi standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung. Selain itu, mahasiswa akan belajar menghitung dan menginterpretasikan angka rata-rata kematian/kesakitan yang telah distandardisasi atau'age standardized rate' pada standardisasi langsung dan menghitung dan menginterpretasi rasio kematian/kesakitan yang telah distandardisasi atau 'standardized mortality/morbidity ratio (SMRs) dan standardized incidence ratios (SIRs) pada iStandardisasi tidak langsung
Di akhir pembelajaran, mahasiswa akan berlatih melakukan kalkulasi perhitungan-perhitungan beberapa kasus sehingga dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Diharapkan Mahasiswa Mampu Memahami konsep standardisasi dalam bidang epidemiologi, baik langsung dan tidak langsung. Kompetensi yang ingin dicapai adalah/
Pertama Mahasiswa mampu menjelaskan kegunaan standardsasi dan perbedaan standardisasi langsung dan tidak langsung pada bidang epidemiologi/
Mampu menghitung dan menginterpretasi 'age-sex standardized rate' pada standardisasi langsung/
Mampu menghitung dan menginterpretasi 'standardized mortality ratio, standardized morbidity ratio (SMRs)/
Mampu menghitung dan menginterpretasikan Standardized incidence ratios (SIRs) pada standardisasi tidak langsung/
Kali ini dalam epidemiologi ,khususnya dalam perhitungan epidemiologi kita akan mengenal istilah STANDARDISASI.
Apa itu standardisasi ?/
Kemudian mengapa perlu dilakukan standardisasi sebelum membandingkan data kematian atau kesakitan suatu penyakit pada beberapa lokasi/daerah/negara?
Dan Apa keuntungan menggunakan standardisasi, akan kita bahas dalam pertemuan kali ini..
Sebelum kita masuk pada pokok pembahasan, kita akan memecahkan kasus berikut terlebih dahulu./
Tabel berikut merupakan tabel angka kematian kasar penyakit jantung iskemik pada populasi laki-laki di beberapa negara./
Untuk mengetahui apakah angka kematian atau kesakitan satu jenis penyakit di suatu negara lebih tinggi atau lebih rendah dari negara lain, biasanya kita membandingkan angka kematian/kesakitan kasar pada penyakit tertentu./
Sehingga kita bisa mengukur apakah tingkat kematian/kesakitan di suatu negara dapat menjadi tolak ukur tingkat kesehatan pada suatu negara dibandingkan di negara lain./
Misalnya, pada tabel tersebut, angka kematian kasar atau crude rate ratio dari penyakit jantung iskemik pada negara maju seperti, Jerman, Australia, Kanada, 4 kali lebih tinggi daripada negara Jepang dan Brazil. Hal yang patut dianalisa yaitu ‘apakah perbandingan ini tepat dan adil?’ melihat kemungkinan perbedaan sebaran populasi pada setiap negara dan jumlah kasus yang ada (2)
Bisa kita amati bahwa kelemahan utama dari membandingkan angka rata-rata kasar (‘crude rates’) adalah angka rata-rata ini tidak memperhitungkan fakta bahwa perbedaan populasi memiliki perbedaan struktur umur dan resiko menjadi sakit atau kematian bervariasi terhadap umur.
Pada grafik jumlah penduduk di Jerman dan Brazil, dapat kita lihat bahwa, proporsi penduduk tua itu lebih banyak di negara Jerman, sedangkan, proporsi penduduk muda lebih banyak terdapat di Brazil. Oleh karena itu, jika kita bandingkan kesehatan jantung pada dua negara ini tidak memiliki makna yang tidak berarti secara signifikan.
Dengan kata lain, umur dapat menjadi faktor perancu (confounding factors) utama yang mempengaruhi angka rata-rata kasar kematian dari populasi dengan penyakit jantung iskemik pada kedua negara. Salah satu cara untuk melakukan perbandingan angka kesakitan atau kematian pada dua negara atau lebih adalah dengan menggunakan teknik standardisasi.
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
Menurut Webb et al (2005), Standardisasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghasilkan ukuran yang setara atau komparabel antara beberapa populasi atau sub-grup, dengan memperhitungkan konfounding utama, seperti perbedaan umur dan sex pada komposisi populasi atau sub grop yang berbeda [2].
Sedangkan, menurut Rothman (2002), standardisasi adalah sebuah metode dengan menggabungkan angka rata-rata kategori spesifik ke dalam nilai kesimpulan tunggal dengan mengambil rata-rata yang telah ditakar [3].
Dengan kata lain, standardisasi merupakan proses penakaran dari angka rata-rata dari dua atau lebih kategori dengan susunan spesifik dari populasi yang menjadi takaran atau perbandingan (4).
Oke, sekarang kita akan masuk paa pembahasan standardisasi langsung.
Standardisasi langsung memberikan hasil yang lebih akurat ketika jumlah dari angka kasus kecil pada setiap kelompuk umur/jenis kelamin pada populasi studi.
Metode langsung bisa digunakan untuk menghitung angka rata-rata yang terstandadrisasi, seperti rata-rata tekanan darah yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin pada kelompok pekerjaan yang berbeda.
Pada standardisasi langsung, angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin pada kelompok di populasi studi diaplikasikan ke populasi standar(2-4).
Data yang dbutuhkan adalah angka rata-rata spesifik berdasarkan umur atau jenis kelamin pada populasi studi, dan komposisi populasi per strata pada populasi standar. Hasil perhitungan pada standardisasi langsung adalah berupa rata-rata yang telah terstandar oleh umur/jenis kelamin atau dikenal dengan age/sex standardised rate.
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam standardisasi langsung, Silahkan perhatikan digambar dan dipahami..
PERTAMA: Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur)
KEDUA : Pilih Standar populasi yanga kan digunakan sebagai acuan standar, misal populasi standar dunia
KETIGA : Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan, lalu Bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar.
KEEMPAT : Kalikan rata-rata spesifik umurpada populasi studi dengan populasi standar pada setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang diharapkan
Kita membutuhkan data: rata-rata spesifik umur/sex pada populasi studi, dan komposisi populasi berdasarkan sex/umur pada populasi standar..
Sekarang kita lihat KASUS yang pertama:
Menstandardisasi angka rata-rata penyakit jantuk Iskemik (Ischemic Hearth Disease/IHD) pada laki-laki di Jerman terhadap populasi studi; populasi standar dunia
Ini informasi yang kita miliki ...Coba tuliskan sejenak, Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi standar dunia .
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menstandardisasi angka kematian pada laki-laki di Jerman terhadap populasi standar dunia adalah
Pertama Hitung angka rata-rata pada setiap stratum (strata/kelompok umur) ** KOLOM D
Kedua, Pilih Standar populasi yanga akan digunakan sebagai acuan standar, misal populasi standar dunia** KOLOM E
Kemudian, Kalikan rata-rata spesifik umurpada populasi studi dengan populasi standar pada setiap kelompok umur untuk mendapatkan jumlah kasus/kejadian yang diharapkan**KOLOM F
Dan terakhir, Jumlahkan semua hasil pada semua strata dari kasus/kejadian yang diharapkan. Bagi jumlah total kasus yang diharapkan dengan jumlah populasi standar
Perhatikan hasil perhitungan kita tadi....
Hasil perhitungannya seperti ini.
Angka Kematian yang sudah terstandardisasi (STANDARDIZED MORTALITY RATE (SMR)) 121 per 100000 populasi Versus Angka kematian sebelum terstandardisasi (angka kematian umum) 211 per 100000 populasi
Apa yang bisa anda simpulkan??
Kesimpulannya adalah Angka kematian karena penyakit Jantung Iskemik di Jerman menurun hingga 50 % setelah distandardisasi dengan populasi dunia (211 versus 121 per 100000 populasi).
Komposisi populasi per kelompok umur negara Jerman dan populasi standar dunia berbeda dengan jelas. Jerman cenderung mempunyai populasi kelompok umur tua lebih banyak dibanding dengan Populasi standar dunia. Oleh karena itu, jika kita akan membandingkan angka kematian laki-laki karena penyakit jantung terhadap populasi standar dunia, angka kematian pada populasi laki-laki di Jerman sebaiknya distandardisasi terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang setara. Sehingga kita juga bisa melakukan standardisasi beberapa negara untuk membandingkan angka kematian karena suatu penyakit dengan adil.
Kita mendapatkan pesan perintah dari Kementerian Kesehatan.
Isinya adalah Kemenkes meminta kita untuk menghitung angka kematian kasar laki-laki di Jerman karena penyakit jantung dan angka kematian laki-laki di Jerman yang distandardisi oleh populasi standar Afrika, Jelaskan hasil yang anda dapatkan?”
Dengan informasi yang tersedia seperti tabel berikut ini, Coba anda hitung berapa angka rata-rata kematian penyakit Jantung pada populasi Jerman jika distandardisasi dengan populasi Afrika? Lalu Interpretasikan
Goodluck
Bagaimana ? Apakah sudah tahu hasilnya ? Apa kesimpulan yang dapat anda tarik ?
Interpretasi:
Ketika kita standardisasi dengan umur, Rasio Kematian yang distandardisasi (SMR) bernilai 0.56 yang mengindikasi bahwa angka kematian karena Penyakit Jantung Iskemik di Brazil adalah setengah dari angka kematian penyakit yang sama di Jerman.
Membutuhkan data : 1) komposisi umur/sex dan total kematian/kasus, dan rata-rata spesifik berdasarkan umur/sex dan total rata-rata pada populasi standar, 2) total angka kematian/kesakitan pada populasi studi dan jumlah populasi pada setiap strata pada populasi studi.
Hasil : Angka Kematian/Kesakitan yang sudah distandardisasi + Rata-rata yang telah distandardissi dengan umur/sex (Standardised mortality ratio (SMR) atau Standardised incidence ratio (SIR)
Rasio Kematian yang terstandardisasi (Standardized mortality ratio/SMR)
SMR =∑ O/∑E
∑ O= Observed cases pada populasi studi
∑E= Expected cases (∑ (populasi studi tiap level * Angka rata-rata pada populasi standar)
Teman-teman semua bisa check website kita di http://metopidfkmunsri.blogspot.com/
Teman-teman bisa mendapatkan silabus, materi-materi pembelajaran dan gambaran mengenai mata kuliah Metode Epidemiologi termasuk BAB STANDARDISASI.