SlideShare a Scribd company logo
Laporan Kasus

Kematian Akibat Trauma
Listrik
Azilla Balqis
Khairunnisa Usman
Vicca Ramayani
Tuti Gusra

07923043
07923087
0910311007
0910311002
PENDAHULUAN
Trauma akibat sengatan listrik  kerusakan
yang disebabkan oleh adanya aliran arus listrik
yang melewati tubuh manusia dan membakar
jaringan terganggunya fungsi organ dalam 
terjadi saat seorang menjadi bagian dari sebuah
perputaran aliran listrik atau disebabkan oleh
terkenanya pada saat berada dekat dengan
sumber listrik.


Luka listrik  salah satu jenis luka karena
peristiwa fisika.



Kulit dengan luka bakar akan mengalami
kerusakan pada epidermis, dermis,
maupun jaringan subkutis.



Tingkatan trauma listrik sangan luas dari
trauma minimal sampai melibatkan
kerusakan multiorgan  dapat
menyebabkan kematian.
TINJAUAN PUSTAKA
Trauma listrik  kekerasan atas jaringan karena
adanya aliran arus listrik yang melewati tubuh
dan membakar jaringan ataupun menyebabkan
terganggunya fungsi organ dalam dan jaringan
lunak, aritmia jantung, gagal nafas, sampai
kematian.
Trauma listrik dapat menyebabkan trauma dalam 3
cara :
 Cardiac arrest (efek listrik terhadap jantung)
 Otot, saraf, kerusakan jaringan (efek listrik yang
melewati tubuh)

Faktor – faktor yang mempengaruhi
Trauma Listrik
Tegangan (V)  tegangan rendah (600 V atau
< 600V), tegangan tinggi (>600 V)
 Kuat arus (Ampere)  makin besar arus,
makin berbahaya bagi kehidupan
 Jenis arus listrik, arus searah (DC) kurang
berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC);
arus dari 50-80 mA AC  mematikan dalam
detik.
Pada 250 mA DC dalam waktu yang sama
dapat selamat  arus AC empat sampai



Tahanan (resistensi) listrik, merupakan
kemampuan untuk menghalangi arus listrik.
Berdasarkan besarnya resistensinya terhadap
listrik tubuh dibagi menjadi tiga bagian :
a. Tahanan rendah : saraf, darah, membran
mukosa, otot
b. Tahanan menengah : kulit kering, jaringan
lemak, tendon
c. Tahanan tinggi : tulang
Faktor yang lebih potensial adalah kekeringan
atau kelembaban kulit  berefek sangat besar
terhadap tahanan.
Kulit kering  tahanan 1 juta ohm
Kulit basah  turun menjadi 1200 ohm
Arah aliran listrik mematikan bila melintasi
otak atau jantung
 Luas permukaan kontak, luas 50 cm2 dapat
mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik.




Lama kontak  menentukan kecepatan
datangnya kematian
Keadaan korban :
Kesadaran korban saat mendapatkan trauma
listrik
Riwayat penyakit korban sebelumnya
Pekerjaan
Etiologi


Petir
 pelepasan energi potensial atmosfir
diantara awan dan awan. Sedangkan
serangan petir (lightning stroke) adalah
pelepasan energi potensial antara awan dan
benda bumi.
Efek langsung  tak dapat dielakkan dari
kematian
Efek tidak langsung  apabila korban berada
ditempat aliran listrik  korban dapat
meninggal
Temuan postmortem:
• “Fern patter” ( bentuk paku )  akan pudar
secara cepat dalam beberapa jam
“Arborecent mark“ (menyerupai pohon) 
adanya peredaran vasodilatasi atau jejas
jaringan oleh hemoglobin dari sel darah
merah yang polanya ditentukan oleh aliran
arus listriknya.
lesi yang dianggap sebagai tanda khas  luka
“menjalar” atau seperti gambaran pakis pada
kulit





Listrik tegangan Tinggi AC
 tegangan listrik >600V. Luka listrik sering
terjadi saat terdapat objek yang bersifat
konduktif disentuh yang tersambung dengan
sumber listrik bertegangan tinggi.
Listrik tegangan rendah AC
 Tegangan rendah 600V atau <600 V.
Arus searah (DC)
 biasanya terjadi saat laki-laki usia muda
secara tidak sengaja menyentuh rel kereta dari
sebuah kereta listrik yang sedang berjalan
Patofisiologi

Semua objek bisa bersifat konduktor atau resistor.
Kulit berperan sebagai resistor yang alami dari
sebuah aliran listrik.
Kulit kering memiliki resistensi 40.000-100.000
ohm
Kulit basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm
Kulit tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm.

Pembuluh darah, sel saraf, membran mukosa,
dan otot  penghantar listrik yang baik.
Sayatan melintang pada luka listrik
memperlihatkan kerusakan jaringan.
Elektron mengalir secara abnormal melewati
tubuh  perlukaan ataupun kematian dengan
cara depolarisasi otot dan saraf, menggangu
irama jantung dan otak, atau produksi energi
listrik menyebabkan luka listrik dengan cara
pemanasan  nekrosis dan membentuk porasi
Aliran sel melewati otak  penurunan
kesadaran dan langsung menyebabkan
depolarisasi sel-sel saraf otak
Arus bolak balik menyebabkan fibrilasi ventrikel
jika aliran listrik melewati daerah dada 
terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke
tangan, tangan ke kaki, atau dari kepala ke
tangan/kaki
Mekanisme Kerusakan Kulit Akibat
Sengatan Listrik
Secara umum, luka bakar listrik dapat
diklasifikasikan menjadi 2 tipe:
a. Kontak langsung (direct contact)

 terjadi pada tegangan tinggi menyebabkan
kerusakan jaringan parah, nekrosis jaringan lunak
dan tulang, kerusakan otot, dan gagal ginjal
b. Kontak tidak langsung (indirect contact)
 hanya menyebabkan luka bakar superfisial pada
kulit, wajah, dan tangan
Empat mekanisme yang menyebabkan
timbulnya luka bakar pada kulit akibat listrik:
a. Pemanasan electrothermal (electrothermal
burn) merupakan pola klasik akibat kontak
langsung dengan konduktor, luka bakar
terlihat pada titik masuk dan titik keluar
arus listrik
b. Lengkung elektrik  suatu percikan arus
listrik yang timbul diantara dua permukaan
objek yang tidak bersentuhan memiliki
beda potensial yang sangat besar,
biasanya pada sumber arus tegangan
tinggi dengan ground
c. Nyala api karena percikan api yang
dihasilkan oleh listrik mengenai pakaian
d. Arus listrk akibat Petir

 Dari keempat mekanisme diatas dapat
dilihat bahwa penyebab kerusakan kulit
adalah perubahan energi listrik menjadi
panas
Gambaran Makroskopis Kerusakan Kulit
tergantung

pada beberapa hal:
a. Kelembaban dan luas permukaan kulit yang
kontak dengan konduktor.
Semakin lembab kulit  tahanannya menjadi
semakin kecil.
Makin tinggi tahanan  jumlah energi yang
dikeluarkan pada permukaan kulit sebagai panas
luka bakar pada kulit, tetapi kerusakan organ
internal yang minimal.
Kerusakan organ internal akan lebih parah jika
konduktor kontak langsung dengan kulit yang
lembab.
b. Ketebalan kulit
Gambaran kerusakan  telapak tangan dan telapak
kaki  mempunyai lapisan tanduk yang tebal dan
kandungan fibroblas yang tinggi.
c. Tegangan konduktor listrik
Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat
menimbulkan luka bakar akibat berubahnya energi
listrik menjadi panas.
Luka yang disebabkan dari listrik bertegangan
rendah (<1000)  luka bakar derajat 1 dan 2 
electrical mark biasanya ditemukan pada tempat
arus listrik masuk .
Listrik dengan tegangan tinggi ( >1000 V )  luka
bakar derajat 3 – 4  exogenous burn dimana
selain arus listriknya juga karena energi panas 
Tubuh korban akan hangus terbakar.
Klasifikasi luka bakar menurut forensik:
 a) Derajat I : Eritema => hanya mengenai lapisan
epidermis
 b) Derajat II : Vesikel atau bulla => luka bakar
parsial  mengenai epidermis dan sebagian
dermis Terjadi reaksi eksudasi dengan
terbentuknya vesikel atau bulla.
 c) Derajat III : Nekrosis koagulatif => mengenai
epidermis dan dermis
 d) Derajat IV : Karbonisasi
d. Lama Kontak dengan konduktor listrik
Bila kontak dengan sumber listrik dalam
waktu cukup lama Joule burn atau
endogenous burn, daerah yang tadinya
pucat pada electrical mark menjadi hitam
hangus terbakar.
Gambaran Mikroskopis Kerusakan Kulit




Gambaran pada kulit  rongga-rongga pada
lapisan epidermis, dan kadang pada dermis. 
karena adanya ruang udara yang berasal dari
pemisahan jaringan panas dari sel-sel tersebut.
Bagian terluar epidermis dapat terlepas.
Pada beberapa luka trauma listrik ditemukan
vakuola – vakuola kecil pada stratum korneum
 berasal dari kelenjar keringat di tempat
masuk dan keluarnya arus listrik, sebagai
akibat produksi uap panas berlebih yang
mengakibatkan pelebaran kelenjar keringat
tersebut, dikenal sebagai ”honeycomb atau
Swiss cheese-like apparance.
Penyebab Kematian Karena Listrik


Fibrilasi ventrikel
◦ Menurut Dalziel (1961) memperkirakan pada
manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA
dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan
menyebabkan fibrilasi.
◦ Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik
masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar
melalui kaki yang berlawanan atau kanan. Kalau
arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang
satu dan keluar melalui tangan yang lain maka
60% yang meninggal dunia.


Paralisis respiratorik
 Akibat spasme dari otot-otot
pernafasan, sehingga korban
meninggal karena asfiksia,
Terjadi bila arus listrik yang
memasuki tubuh korban di atas nilai
ambang yang membahayakan, tetapi
masih di batas bawah yang dapat
menimbulkan fibrilasi ventrikel.


Paralisis pusat nafas
Jika arus listrik masuk melalui pusat di
batang otak, disebabkan juga oleh
trauma pada pusat-pusat vital di otak.
Pemeriksaan korban
1.




Pemeriksaan korban di tempat
kejadian perkara
Pertama kali yang perlu dilakukan adalah
mematikan arus listrik atau menjauhkan
kawat listrik dengan kayu kering,
korban diperiksa apakah masih hidup
atau sudah meninggal dunia.
Pemeriksaan jenazah

Pemeriksaan luar
Pada pemeriksaan luar harus dicari tandatanda trauma listrik, antara lain :

1.


◦

Electric Mark
 dijumpai pada tempat dimana listrik masuk ke
dalam tubuh.
 berbentuk bundar atau oval dengan bagian
yang datar dan rendah di tengah, dikeliilingi oleh
kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya
pucat dan kulit diluar elektrik mark akan
menunjukkan hiperemis.
Gambar Electrik mark
◦ Joule burn (endogenous burn)
 Dapat terjadi bila kontak antara tubuh dengan
benda yang mengandung arus listrik cukup lama,
 bagian tengah yang dangkal dan pucat pada
electric mark dapat menjadi hitam hangus
terbakar.
◦ Exogenous burn
 dapat terjadi bila tubuh manusia terkena
benda yang berarus listrik dengan tegangan
tinggi, mengandung panas, ex : tegangan di
atas 330 volt. Tubuh korban hangus terbakar
dengan kerusakan yang sangat berat, kadang
disertai patah tulang.


Pemeriksaan Dalam
 tidak ditemukan kelainan yang khas.
◦ Otak (ventrikel III dan IV)  dapat terjadi
perdarahan kecil-kecil
◦ Pemeriksaan jantung  terjadi fibrilasi bila
dilalui aliran listrik dan berhenti pada fase
diastole  terjadi dilatasi jantung kanan.
◦ Paru  edema dan kongesti.
organ viscera  terjadi
kongesti yang merata.
 Mukosa Traktus Gastrointestinal  Pteki /
perdarahan (1 dari 100 kasus).
 Hati  lesi yang tidak khas.
 Tulang  tulang menjadi leleh  terbentuk
butiran-butiran calcium phosphat yang
menyerupai mutiara atau pearl like bodies.
 Pemeriksaan



Pemeriksaan Tambahan :
pemeriksaan PA pada current mark :
◦ Ada bagian sel yang memipih, pengecatan dengan
metoxy lineosin akan berwarna lebih gelap dari
yang normal.
◦ Sel-sel stratum corneum menggelembung dan
vacuum
◦ Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong
dan tersusun secara palisade
◦ Ada sel yg mengalami karbonisasi dan ada pula
bagian sel-sel yang rusak dari stratum Corneum
LAPORAN KASUS
DISKUSI
Telah dilaporkan kasus mayat seorang korban laki
– laki berumur lebih kurang 31 tahun masuk ke bagian
Ilmu kedikteran Forensik RSUP dr. M. Djamil padang
pada tanggal 29 Desember 2013.
Pada pemeriksaan luar mayat ini ditemukan
korban memakai celana tanpa baju. Selain itu
ditemukan kaku mayat pada jari kaki, leher dan sukar
dilawan. Lebam mayat ditemukan pada daerah
punggung, berwarna merah keunguan, hilang pada
penekanan. Hal ini menandakan korban meninggal
kurang dari 8- 12 jam.
Pada pemeriksaan ini juga ditemukan luka lecet
pada jari manis dan kelingking tangan kanan, memar
Berdasarkan dari temuan tersebut
kemungkinan penyebab kematian adalah
trauma luka bakar listrik. Berdasarkan
pemeriksaan dan lokasi luka pada korban
kemungkinan cedera yang dialami korban
merupakan jenis trauma listrik yang disebabkan
oleh arus listrik. Akan tetapi, berdasarkan teori,
pada trauma listrik akan ditemukan Electric
mark , Joule burn (endogenous burn), atau
Exogenous burn, jadi terdapat ketimpangan
antara teori dan kasus ini. Pada kasus ini
hanya ditemukan luka lecet dibeberapa bagian
tubuh yang kemungkinan merupakan luka
sekunder akibat trauma benda – benda

More Related Content

What's hot

Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Aulia Amani
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
fikri asyura
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
Kharima SD
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
AditAditya19
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
mataharitimoer MT
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Dayu Agung Dewi Sawitri
 
Vulnus degloving
Vulnus  deglovingVulnus  degloving
Vulnus degloving
Azis Aimaduddin
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
Wahyu Purnama
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
Maria Haryanthi Butar-Butar
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
Rizal_mz
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Aris Rahmanda
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataSK Sulistyaningrum
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
fikri asyura
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
Zulfikar Fikar
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Aris Rahmanda
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 

What's hot (20)

Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Proses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan frakturProses penyembuhan fraktur
Proses penyembuhan fraktur
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran ManajemenDiagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
Diagnosa Banding Penurunan Kesadaran Manajemen
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Vulnus degloving
Vulnus  deglovingVulnus  degloving
Vulnus degloving
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Pemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thoraxPemeriksaan fisik thorax
Pemeriksaan fisik thorax
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt119920864 hernia-inguinalis-ppt
119920864 hernia-inguinalis-ppt
 
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala BeratTrauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
Trauma Kapitis / Cedera Kepala Berat
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 

Similar to Bab i

Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptxKeamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
srisetyanie91
 
Prosedur Keselamatan Kerja Listrik.pptx
Prosedur Keselamatan Kerja Listrik.pptxProsedur Keselamatan Kerja Listrik.pptx
Prosedur Keselamatan Kerja Listrik.pptx
Permadi12
 
Microsoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-mode
Microsoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-modeMicrosoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-mode
Microsoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-modewindaayuningtyas
 
Biolistrik 02
Biolistrik 02Biolistrik 02
Biolistrik 02
hammad hammad
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1
SunuAP2
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - KelistrikkanKeselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
LontongSport
 
Asas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya Elektrik
Asas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya ElektrikAsas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya Elektrik
Asas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya Elektrik
Norrazman Zaiha Zainol
 
EFEK KEJUTAN LISTRIK.pptx
EFEK KEJUTAN LISTRIK.pptxEFEK KEJUTAN LISTRIK.pptx
EFEK KEJUTAN LISTRIK.pptx
rikarifin
 
Biolistrik
BiolistrikBiolistrik
Biolistrik
Cahya
 
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptxKeselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
kurniadilisman1
 
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
Jack132330
 
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdfadoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
FathanAbiYahya
 
Biolistrik_PPT_kel_7.ppt
Biolistrik_PPT_kel_7.pptBiolistrik_PPT_kel_7.ppt
Biolistrik_PPT_kel_7.ppt
MaulanaIlham25
 
proteksi radiasi - sinar x
proteksi radiasi - sinar xproteksi radiasi - sinar x
proteksi radiasi - sinar x
Celyna Meytha
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & Safety
Yusrizal Azmi
 
01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt
RIYADIzubair
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
Selly Noviyanty Yunus
 
k3-kelistrikan-2019.pptx
k3-kelistrikan-2019.pptxk3-kelistrikan-2019.pptx
k3-kelistrikan-2019.pptx
Muhammadwahyu760698
 
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
ebenayomi1
 

Similar to Bab i (20)

Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptxKeamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
Keamanan dan Kesehatan Kerja (Keamanan Kelistrikan).pptx
 
Prosedur Keselamatan Kerja Listrik.pptx
Prosedur Keselamatan Kerja Listrik.pptxProsedur Keselamatan Kerja Listrik.pptx
Prosedur Keselamatan Kerja Listrik.pptx
 
Microsoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-mode
Microsoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-modeMicrosoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-mode
Microsoft powerpoint-biolistrik2-internet-read-only-compatibility-mode
 
Biolistrik 02
Biolistrik 02Biolistrik 02
Biolistrik 02
 
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik Part 1
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - KelistrikkanKeselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja - Kelistrikkan
 
Asas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya Elektrik
Asas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya ElektrikAsas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya Elektrik
Asas Keselamatan dalam Kerja Elektrik: Modul 3 - Bahaya Elektrik
 
Bioelektromagnetik
BioelektromagnetikBioelektromagnetik
Bioelektromagnetik
 
EFEK KEJUTAN LISTRIK.pptx
EFEK KEJUTAN LISTRIK.pptxEFEK KEJUTAN LISTRIK.pptx
EFEK KEJUTAN LISTRIK.pptx
 
Biolistrik
BiolistrikBiolistrik
Biolistrik
 
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptxKeselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_K3_Kelis.pptx
 
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
08_Bengkel-Instalasi-Catu-Daya-dan-Perangkat-Pendukung_DNN_Sistem-Proteksi-da...
 
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdfadoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
adoc.pub_keselamatan-dan-kesehatan-kerja-k3-kelistrikan.pdf
 
Biolistrik_PPT_kel_7.ppt
Biolistrik_PPT_kel_7.pptBiolistrik_PPT_kel_7.ppt
Biolistrik_PPT_kel_7.ppt
 
proteksi radiasi - sinar x
proteksi radiasi - sinar xproteksi radiasi - sinar x
proteksi radiasi - sinar x
 
Electrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & SafetyElectrical Hazard & Safety
Electrical Hazard & Safety
 
01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt01. K3 Kelistrikan..ppt
01. K3 Kelistrikan..ppt
 
Makalah Biolistrik
Makalah BiolistrikMakalah Biolistrik
Makalah Biolistrik
 
k3-kelistrikan-2019.pptx
k3-kelistrikan-2019.pptxk3-kelistrikan-2019.pptx
k3-kelistrikan-2019.pptx
 
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan danperubahan
11.-Bio-Listrik.ppt bio Ilmu fisika yang mempelajari gerakan dan perubahan
 

Bab i

  • 1. Laporan Kasus Kematian Akibat Trauma Listrik Azilla Balqis Khairunnisa Usman Vicca Ramayani Tuti Gusra 07923043 07923087 0910311007 0910311002
  • 2. PENDAHULUAN Trauma akibat sengatan listrik  kerusakan yang disebabkan oleh adanya aliran arus listrik yang melewati tubuh manusia dan membakar jaringan terganggunya fungsi organ dalam  terjadi saat seorang menjadi bagian dari sebuah perputaran aliran listrik atau disebabkan oleh terkenanya pada saat berada dekat dengan sumber listrik.
  • 3.  Luka listrik  salah satu jenis luka karena peristiwa fisika.  Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan subkutis.  Tingkatan trauma listrik sangan luas dari trauma minimal sampai melibatkan kerusakan multiorgan  dapat menyebabkan kematian.
  • 4. TINJAUAN PUSTAKA Trauma listrik  kekerasan atas jaringan karena adanya aliran arus listrik yang melewati tubuh dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi organ dalam dan jaringan lunak, aritmia jantung, gagal nafas, sampai kematian. Trauma listrik dapat menyebabkan trauma dalam 3 cara :  Cardiac arrest (efek listrik terhadap jantung)  Otot, saraf, kerusakan jaringan (efek listrik yang melewati tubuh) 
  • 5. Faktor – faktor yang mempengaruhi Trauma Listrik Tegangan (V)  tegangan rendah (600 V atau < 600V), tegangan tinggi (>600 V)  Kuat arus (Ampere)  makin besar arus, makin berbahaya bagi kehidupan  Jenis arus listrik, arus searah (DC) kurang berbahaya dibanding arus bolak-balik (AC); arus dari 50-80 mA AC  mematikan dalam detik. Pada 250 mA DC dalam waktu yang sama dapat selamat  arus AC empat sampai 
  • 6.  Tahanan (resistensi) listrik, merupakan kemampuan untuk menghalangi arus listrik. Berdasarkan besarnya resistensinya terhadap listrik tubuh dibagi menjadi tiga bagian : a. Tahanan rendah : saraf, darah, membran mukosa, otot b. Tahanan menengah : kulit kering, jaringan lemak, tendon c. Tahanan tinggi : tulang
  • 7. Faktor yang lebih potensial adalah kekeringan atau kelembaban kulit  berefek sangat besar terhadap tahanan. Kulit kering  tahanan 1 juta ohm Kulit basah  turun menjadi 1200 ohm Arah aliran listrik mematikan bila melintasi otak atau jantung  Luas permukaan kontak, luas 50 cm2 dapat mematikan tanpa menimbulkan jejas listrik. 
  • 8.   Lama kontak  menentukan kecepatan datangnya kematian Keadaan korban : Kesadaran korban saat mendapatkan trauma listrik Riwayat penyakit korban sebelumnya Pekerjaan
  • 9. Etiologi  Petir  pelepasan energi potensial atmosfir diantara awan dan awan. Sedangkan serangan petir (lightning stroke) adalah pelepasan energi potensial antara awan dan benda bumi. Efek langsung  tak dapat dielakkan dari kematian Efek tidak langsung  apabila korban berada ditempat aliran listrik  korban dapat meninggal
  • 10. Temuan postmortem: • “Fern patter” ( bentuk paku )  akan pudar secara cepat dalam beberapa jam “Arborecent mark“ (menyerupai pohon)  adanya peredaran vasodilatasi atau jejas jaringan oleh hemoglobin dari sel darah merah yang polanya ditentukan oleh aliran arus listriknya. lesi yang dianggap sebagai tanda khas  luka “menjalar” atau seperti gambaran pakis pada kulit
  • 11.    Listrik tegangan Tinggi AC  tegangan listrik >600V. Luka listrik sering terjadi saat terdapat objek yang bersifat konduktif disentuh yang tersambung dengan sumber listrik bertegangan tinggi. Listrik tegangan rendah AC  Tegangan rendah 600V atau <600 V. Arus searah (DC)  biasanya terjadi saat laki-laki usia muda secara tidak sengaja menyentuh rel kereta dari sebuah kereta listrik yang sedang berjalan
  • 12. Patofisiologi Semua objek bisa bersifat konduktor atau resistor. Kulit berperan sebagai resistor yang alami dari sebuah aliran listrik. Kulit kering memiliki resistensi 40.000-100.000 ohm Kulit basah memiliki resistensi sekitar 1000 ohm Kulit tebal kira-kira sebesar 2.000.000 ohm. Pembuluh darah, sel saraf, membran mukosa, dan otot  penghantar listrik yang baik. Sayatan melintang pada luka listrik memperlihatkan kerusakan jaringan.
  • 13. Elektron mengalir secara abnormal melewati tubuh  perlukaan ataupun kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menggangu irama jantung dan otak, atau produksi energi listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan  nekrosis dan membentuk porasi Aliran sel melewati otak  penurunan kesadaran dan langsung menyebabkan depolarisasi sel-sel saraf otak Arus bolak balik menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati daerah dada  terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan, tangan ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki
  • 14. Mekanisme Kerusakan Kulit Akibat Sengatan Listrik Secara umum, luka bakar listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe: a. Kontak langsung (direct contact)  terjadi pada tegangan tinggi menyebabkan kerusakan jaringan parah, nekrosis jaringan lunak dan tulang, kerusakan otot, dan gagal ginjal b. Kontak tidak langsung (indirect contact)  hanya menyebabkan luka bakar superfisial pada kulit, wajah, dan tangan
  • 15. Empat mekanisme yang menyebabkan timbulnya luka bakar pada kulit akibat listrik: a. Pemanasan electrothermal (electrothermal burn) merupakan pola klasik akibat kontak langsung dengan konduktor, luka bakar terlihat pada titik masuk dan titik keluar arus listrik b. Lengkung elektrik  suatu percikan arus listrik yang timbul diantara dua permukaan objek yang tidak bersentuhan memiliki beda potensial yang sangat besar, biasanya pada sumber arus tegangan tinggi dengan ground
  • 16. c. Nyala api karena percikan api yang dihasilkan oleh listrik mengenai pakaian d. Arus listrk akibat Petir  Dari keempat mekanisme diatas dapat dilihat bahwa penyebab kerusakan kulit adalah perubahan energi listrik menjadi panas
  • 17. Gambaran Makroskopis Kerusakan Kulit tergantung pada beberapa hal: a. Kelembaban dan luas permukaan kulit yang kontak dengan konduktor. Semakin lembab kulit  tahanannya menjadi semakin kecil. Makin tinggi tahanan  jumlah energi yang dikeluarkan pada permukaan kulit sebagai panas luka bakar pada kulit, tetapi kerusakan organ internal yang minimal. Kerusakan organ internal akan lebih parah jika konduktor kontak langsung dengan kulit yang lembab.
  • 18. b. Ketebalan kulit Gambaran kerusakan  telapak tangan dan telapak kaki  mempunyai lapisan tanduk yang tebal dan kandungan fibroblas yang tinggi. c. Tegangan konduktor listrik Sengatan oleh benda bermuatan listrik dapat menimbulkan luka bakar akibat berubahnya energi listrik menjadi panas. Luka yang disebabkan dari listrik bertegangan rendah (<1000)  luka bakar derajat 1 dan 2  electrical mark biasanya ditemukan pada tempat arus listrik masuk . Listrik dengan tegangan tinggi ( >1000 V )  luka bakar derajat 3 – 4  exogenous burn dimana selain arus listriknya juga karena energi panas  Tubuh korban akan hangus terbakar.
  • 19. Klasifikasi luka bakar menurut forensik:  a) Derajat I : Eritema => hanya mengenai lapisan epidermis  b) Derajat II : Vesikel atau bulla => luka bakar parsial  mengenai epidermis dan sebagian dermis Terjadi reaksi eksudasi dengan terbentuknya vesikel atau bulla.  c) Derajat III : Nekrosis koagulatif => mengenai epidermis dan dermis  d) Derajat IV : Karbonisasi
  • 20. d. Lama Kontak dengan konduktor listrik Bila kontak dengan sumber listrik dalam waktu cukup lama Joule burn atau endogenous burn, daerah yang tadinya pucat pada electrical mark menjadi hitam hangus terbakar.
  • 21. Gambaran Mikroskopis Kerusakan Kulit   Gambaran pada kulit  rongga-rongga pada lapisan epidermis, dan kadang pada dermis.  karena adanya ruang udara yang berasal dari pemisahan jaringan panas dari sel-sel tersebut. Bagian terluar epidermis dapat terlepas. Pada beberapa luka trauma listrik ditemukan vakuola – vakuola kecil pada stratum korneum  berasal dari kelenjar keringat di tempat masuk dan keluarnya arus listrik, sebagai akibat produksi uap panas berlebih yang mengakibatkan pelebaran kelenjar keringat tersebut, dikenal sebagai ”honeycomb atau Swiss cheese-like apparance.
  • 22. Penyebab Kematian Karena Listrik  Fibrilasi ventrikel ◦ Menurut Dalziel (1961) memperkirakan pada manusia arus yang mengalir sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan fibrilasi. ◦ Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan atau kanan. Kalau arus listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan keluar melalui tangan yang lain maka 60% yang meninggal dunia.
  • 23.  Paralisis respiratorik  Akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena asfiksia, Terjadi bila arus listrik yang memasuki tubuh korban di atas nilai ambang yang membahayakan, tetapi masih di batas bawah yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel.
  • 24.  Paralisis pusat nafas Jika arus listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh trauma pada pusat-pusat vital di otak.
  • 25. Pemeriksaan korban 1.   Pemeriksaan korban di tempat kejadian perkara Pertama kali yang perlu dilakukan adalah mematikan arus listrik atau menjauhkan kawat listrik dengan kayu kering, korban diperiksa apakah masih hidup atau sudah meninggal dunia.
  • 26. Pemeriksaan jenazah Pemeriksaan luar Pada pemeriksaan luar harus dicari tandatanda trauma listrik, antara lain : 1.  ◦ Electric Mark  dijumpai pada tempat dimana listrik masuk ke dalam tubuh.  berbentuk bundar atau oval dengan bagian yang datar dan rendah di tengah, dikeliilingi oleh kulit yang menimbul. Bagian tersebut biasanya pucat dan kulit diluar elektrik mark akan menunjukkan hiperemis.
  • 28. ◦ Joule burn (endogenous burn)  Dapat terjadi bila kontak antara tubuh dengan benda yang mengandung arus listrik cukup lama,  bagian tengah yang dangkal dan pucat pada electric mark dapat menjadi hitam hangus terbakar.
  • 29. ◦ Exogenous burn  dapat terjadi bila tubuh manusia terkena benda yang berarus listrik dengan tegangan tinggi, mengandung panas, ex : tegangan di atas 330 volt. Tubuh korban hangus terbakar dengan kerusakan yang sangat berat, kadang disertai patah tulang.
  • 30.  Pemeriksaan Dalam  tidak ditemukan kelainan yang khas. ◦ Otak (ventrikel III dan IV)  dapat terjadi perdarahan kecil-kecil ◦ Pemeriksaan jantung  terjadi fibrilasi bila dilalui aliran listrik dan berhenti pada fase diastole  terjadi dilatasi jantung kanan. ◦ Paru  edema dan kongesti.
  • 31. organ viscera  terjadi kongesti yang merata.  Mukosa Traktus Gastrointestinal  Pteki / perdarahan (1 dari 100 kasus).  Hati  lesi yang tidak khas.  Tulang  tulang menjadi leleh  terbentuk butiran-butiran calcium phosphat yang menyerupai mutiara atau pearl like bodies.  Pemeriksaan
  • 32.   Pemeriksaan Tambahan : pemeriksaan PA pada current mark : ◦ Ada bagian sel yang memipih, pengecatan dengan metoxy lineosin akan berwarna lebih gelap dari yang normal. ◦ Sel-sel stratum corneum menggelembung dan vacuum ◦ Sel dan intinya dari stratum basalis menjadi lonjong dan tersusun secara palisade ◦ Ada sel yg mengalami karbonisasi dan ada pula bagian sel-sel yang rusak dari stratum Corneum
  • 34. DISKUSI Telah dilaporkan kasus mayat seorang korban laki – laki berumur lebih kurang 31 tahun masuk ke bagian Ilmu kedikteran Forensik RSUP dr. M. Djamil padang pada tanggal 29 Desember 2013. Pada pemeriksaan luar mayat ini ditemukan korban memakai celana tanpa baju. Selain itu ditemukan kaku mayat pada jari kaki, leher dan sukar dilawan. Lebam mayat ditemukan pada daerah punggung, berwarna merah keunguan, hilang pada penekanan. Hal ini menandakan korban meninggal kurang dari 8- 12 jam. Pada pemeriksaan ini juga ditemukan luka lecet pada jari manis dan kelingking tangan kanan, memar
  • 35. Berdasarkan dari temuan tersebut kemungkinan penyebab kematian adalah trauma luka bakar listrik. Berdasarkan pemeriksaan dan lokasi luka pada korban kemungkinan cedera yang dialami korban merupakan jenis trauma listrik yang disebabkan oleh arus listrik. Akan tetapi, berdasarkan teori, pada trauma listrik akan ditemukan Electric mark , Joule burn (endogenous burn), atau Exogenous burn, jadi terdapat ketimpangan antara teori dan kasus ini. Pada kasus ini hanya ditemukan luka lecet dibeberapa bagian tubuh yang kemungkinan merupakan luka sekunder akibat trauma benda – benda