3. Bilamana anda bekerja dengan alat bertenaga listrik atau
instalasinya terdapat bahaya, terutama sengatan arus
listrik.
Seseorang dapat terkena bahaya listrik di rumah, pekerja
terkena sengatan arus listrik di tempat kerja yang
disebabkan oleh peralatan, bahan kerja, dan tergesa-gesa.
Resiko besar juga diderita karena pekerjaan menggunakan
peralatan bertenaga listrik.
1.2
Bahaya Listrik
Penyebab kematian karena listrik menduduki ketiga di
tempat kerja pada usia antara 16 dan 17 tahun,
setelah kecelakaan karena kendaraan bermotor.
Kematian arus listrik 12% di semua tempat kerja, satu
diantaranya adalah pekerja muda.
4. Bagaimana Sengatan Listrik Dapat Terjadi
1.3
Sengatan listrik dapat terjadi apabila terdapat
arus yang mengalir pada tubuh manusia. Arus akan
melewati tubuh dengan berbagai situasi.
Jaringan Penghantar Listrik :
1. Jaringan Konduktor
• Pembuluh darah
• Otot
2. Jaringan Isolator
• Tulang
• Kulit kering
• Syaraf tepi
6. Bahaya Listrik
1.5
Sentuhan tidak langsung
Adalah bahaya sentuhan pada bagian konduktif
yang secara normal tidak bertegangan, menjadi
bertegangan karena terjadi kegagalan isolasi
Sentuhan langsung
Adalah bahaya sentuhan pada bagian
konduktif yang secara normal bertegangan.
7. Bahaya Listrik
1.6
1. Listrik dapat berguna atau bermanfaat jika ada
rangkaian instalasi listrik tertutup, contoh: motor
listrik pompa air jika dihidupkan dapat berputar dan
memompa air.
2. Arus listrik dapat berbahaya bagi semua manusia jika
ada RANGKAIAN TERTUTUP yang melewati anggota
badan manusia ke bumi atau fasa dengan nol atau fasa
dengan fasa.
3. Arus listrik TIDAK AKAN MENGALIR lewat anggota
badan jika memakai bahan isolasi (APD) atau lantai
berisolasi sesuai dengan tegangan kerjanya.
8. Terjadinya Kejut Listrik
1.7
1. SENTUHAN LANGSUNG adalah persentuhan manusia
dengan bagian aktif instalasi listrik.
a. Arus listrik mengalir dari bagian aktif ke bagian nol
yang melewati tangan kanan ke tangan kiri.
10. Faktor yang mempengaruhi Tingkat
Keparahan Cidera Akibat Listrik
1.9
Voltase/Tegangan/Kekuatan listrik (beda potensial)
Ampere (arus listrik)
Tipe arus/jenis aliram (searah/bolak-balik)
Lama kontak == banyaknya energi yang terserap
Daerah/bagian tubuh yang kontal (tahanan)
Jalan arus
Banyaknya jaringan resistansi
Kandungan air dalam jaringan
Kondisi fisik dan kejiwaan (perubahan tahanan)
11. Arus/Tegangan AC/DC Mana yang lebih
berbahaya??
1.10
Bahaya sengatan arus AC ada pada frekuensinya. Arus AC umumnya
memiliki frekuensi 50 - 60 hertz sehingga terdapat 50 atau 60 kali
efek gelombang dalam satu detiknya apabila kesetrum. Sehingga
apabila mengalami sengatan atau kesetrum listrik AC maka otot
akan berkontraksi sehingga kesulitan untuk bergerak dan membuat
korban tidak dapat melepaskan genggamannya dari sumber listrik.
Efek lain yang ditimbulkan apabila kesetrum lsitrik AC adalah
korban akan hangus terbakar dan membuat jantung berhenti
berdetak karena mendapatkan frekuensi lain.
Berbeda dengan arus listrik DC yang memberikan sengatan listrik
konstan yang meskipun menyebabkan kontraksi otot namun
membuat korban terlempar / terdorong sehingga genggaman
terlepas dari sumber listrik.
13. Contoh menghitung besar arus yang mengalir?
1.12
Tahanan kontak kulit bervariasi dari 1000 k ohm (kulit
kering), sampai 100 ohm (kulit basah). Tahanan dalam (internal)
tubuh sendiri antara 100– 500 ohm.
Contoh :
ika tegangan sistem yang digunakan adalah 220 V, berapakah
kemungkinan arus yang mengalir ke dalam tubuh manusia?
o Kondisi Terburuk :
• Tahanan tubuh adalah tahanan kontak kulit di tambah
tahanan internal tubuh, (Rk) =100 ohm+100 ohm = 200 ohm
• Arus yang mengalir ke tubuh: I = V/R = 220 V/200 ohm = 1,1
A
o Kondisi terbaik :
• Tahanan Tubuh Rk= 1000 k ohm
• I = 220 V/1000 k ohm = 0,22 mA.
14. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.13
Tujuan K3 Listrik :
1. Menjamin kehandalan instalasi listrik sesuai
tujuan penggunaannya.
2. Mencegah timbulna bahaya akibat listrik
o Bahaya sentuhan langsung
o Bahaya sentuhan tidak langsung
o Bahaya kebakaran
17. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.16
Persyaratan Umum Instalasi Listrik
PUILL 2000
Terbaru
SNI 04-0225-2000
Peluncuran perdana 24-10-2001
Ditetapkan Sebagai Standar Wajib
Kep Menteri Energi & Sumber Daya Mineral
No : 2046 K/40/MEN/2001
Tanggal 28 Agustus 2001
18. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.17
Pengertian
PUIL 2000
SNI 04-0225-2000
Instalasi listrik adalah instalasi mulai dari
pembangkit tenaga sampai titik penggunaan
akhir.
Peralatan listrik adalah setiap alat pemakai
listrik.
Perlengkapan listrik adalah komponen-
komponen yang diperlukan pada jaringan
instalasi.
19. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.18
Prinsip proteksi bahaya listik
Mencegah mengalirnya arus listrik
melalui tubuh manusia.
Membatasi nilai arus listrik dibawah
arus kejut listrik.
Memutuskan suplai secara otomatis
pada saat terjadi gangguan.
20. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.19
Pemakaian Warna dan Diameter Kabel
• Umumnya kabel instalasi rumah 220 volt (satu
fase) warna kabel yang digunakan adalah
Hitam (fase), biru (netral), kuning
(ground/arde).
• Berdasarkan Persyaratan Umum Instalasi
Listrik (PUILL) 2000 terdapat 5 warna kabel
yakni Merah = fase R, Kuning = fase S, Hitam
= fase T, Biru = netral, Kuning strip hijau =
ground (3 fase).
21. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.20
Kabel Hitam (fase), dipakai untuk mengalirkan listrik positif, listrik
positif memiliki ciri yaitu apabila di tes dengan taspen maka taspen
tersebut akan menyala. Pada pemasangan sakalar maka kabel inilah
yang diputus oleh saklar sebelum sampai dari jalur utama ke beban
misalnya : lampu, kabel ini nyetrum apabila bersentuhan dengan kulit.
Kabel Biru (netral), umumnya listrik yang dialirkan pada kabel ini
adalah negatif, kebalikan dari kabel hitam yang nyetrum, kabel biru
yang dialiri listrik negatif tidak nyetrum bila tersentuh kulit dan
taspen tidak menyala.
Kabel Kuning (ground), kabel ini sering dijumpai pada stopkontak
sebagai pengaman bila terjadi loncatan/percikan api liar, pemasangan
di stopkontak terhubung dengan sasi stopkontak. Selain itu umumnya
pegawai instalasi memasang kabel kuning ini pada meteran listrik
(KwH).
22. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.20
Pemakaian Warna dan Diameter Kabel
Selain warna kabel yang tidak boleh tertukar, ukuran diameter kabel
juga harus sesuai dengan SNI dan PUILL. pemakaian ukuran diameter
tersebut harus sesuai dengan kebutuhannya.
Menurut PUILL besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan
kuat hantar arus atau KHA.
Pilih ukuran kabel yang sesuai dengan daya listrik yang ada, arus listrik
yang melebihi KHA dari kabel akan menyebabkan kabel tersebut panas,
bila panasya melebihi batas ketahanan isolasi kabel maka kabel tersebut
akan terbakar yang dapat menyebabkan kebakaran.
Kebel yang dipasan pada jalur utama tentu berbeda dengan kabel untuk
percabangan, berikut beberapa penggunaan kabel menurut ukuran :
o Diameter 4 mm dipakai untuk jalur kabel dari meteran ke MCB.
o Diameter 2,5 mm dipakai untuk jalur utama instalasi.
o Diameter 1,5 mm dipakai untuk percabangan ke saklar dan lampu.
23. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.21
Proteksi Bahaya pada Sentuhan Langsung Berdasarkan PUILL 2000
Jarak aman atau diluar jangkauan
Tegangan (kV) Jarak (cm)
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
24. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.22
Kebakaran Karena Listrik
Pembebanan berlebih
Sambungan tidak sempurna
Perlengkapan tidak standar
Pembatas arus tidak sesuai
Kebocoran isolasi
Sambara petir
25. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik
1.23
Intalasi Listrik Sederhana (sistem satu fasa dengan 3 kawat)