Dokumen tersebut membahas tentang pelibatan dan pemberdayaan karyawan perusahaan dengan memberikan penjelasan mengenai konsep, tujuan, metode, dan implementasinya. Dibahas pula faktor-faktor penghambat dan cara mengatasinya, serta penghargaan yang diberikan kepada karyawan.
Tugas Paper ini menjelaskan bagaimana Nike, Inc menggunakan strategi pemasaran holistik dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader produk perlengkapan olah raga.
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Â
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
Tugas Paper ini menjelaskan bagaimana Nike, Inc menggunakan strategi pemasaran holistik dalam mempertahankan posisinya sebagai market leader produk perlengkapan olah raga.
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Â
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
This is a PowerPoint Document Total Quality Management about "Involvement of Employee Empowerment". I hope this can to helping you guys!
Check the other my uploaded documents and don't forget to follow me guys! Thanks...
This is a PowerPoint Document Total Quality Management about "Involvement of Employee Empowerment". I hope this can to helping you guys!
Check the other my uploaded documents and don't forget to follow me guys! Thanks...
Evaluasi alternatif dan pembelian
Perilaku setelah pembelian
Jenis keputusan membeli konsumen dan keterlibatannya
Implikasi pemasaran atas keterlibatan
2. Konsep Pelibatan dan
Pemberdayaan Karyawan
ï‚— Pelibatan karyawan adalah suatu proses untuk
mengikutsertakan para karyawan pada semua
level organisasi dalam pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah.
ï‚— Tujuan pelibatan dan pemberdayaan adalah
untuk meningkatan kemampuan organisasi untuk
memberikan customer value.
ï‚— Manajemen partisipatif adalah cara kerja di mana
manajer dan penyelia selalu meminta bantuan
para karyawannya untuk melakukan tugas.
Sedangkan PPK mengarahkan kara karyawan
untuk membantu dirinya sendiri, saling
membantu, dan membantu perusahaan.
3. Usaha Pemberdayaan Karyawan
Dimulai Dengan
ï‚— Keinginan manajer dan penyelia untuk
memberi tanggung jawab kepada
karyawan
ï‚— Melatih penyelia dan karyawan
mengenai bagaimana cara untuk
melakukan delegasi dan menerima
tanggung jawab
ï‚— Komunikasi dan umpan balik perlu
diberikan oleh manajer dan penyelia
kepada karyawan
ï‚— Penghargaan dan pengakuan sebagai
hasil dari evaluasi perlu diberian kepada
karyawan sebagai tanda penghargaan
4. Faktor – Faktor Penghambat
PPK
ï‚— Penolakan dari manajemen:
1. Ketidakamanan
2. Nilai-nilai pribadi
3. Ego
4. Pelatihan manajemen
5. Karakteristik kepribadian para
manajer
6. Ketidakterlibatan manajer
7. Struktur organisasi dan praktik
manajemen
5. Lanjutan
ï‚— Penolakan dari karyawan dan serikat
kerja
Sindrom WOHCAO (watch out, here
comes another one) pada karyawan
yang telah mengalami berbagai strategi
manajemen yang silih berganti dan tidak
berjalan atau tidak dilaksanakan, akan
menyebabkan mereka menjadi skeptis.
Hubungan berlawanan tradisional antara
serikat pekerja dan manajemen dapat
saja menimbulkan kecurigaan serikat
pekerja dan manajemen untuk
6. Implementasi PPK
ï‚— 3 fungsi PKK: komitmen, kepemimpinan, dan
kemudahan. ïƒ untuk mengatasi hambatan dan
penolakan terhadap pelaksanaan PPK atau
perubahan pokok lainnya dalam budaya
perusahaan.
ï‚— Peranan manajer dalam PPK:
1. Menunjukkan sikap yang mendukung
2. Menjadi model peran
3. Menjadi pelatih
4. Menjadi fasilitator
5. Mempraktikan management by walking around
(MBWA)
6. Mengambil tindakan dengan segera atas
rekomendasi
7. Menghargai prestasi karyawan
7. Tahap Implementasi PPK
1. Menciptakan lingkungan yang
mendukung
2. Menentukan dan mengatasi
penghambat
3. Menerapkan dan menggunakan
sarana pendukung
4. Menilai, menyesuaikan, dan
memperbaikinya
8. Hal yang Perlu Dilakukan
Manajer untuk Memicu Inisiatif
Karyawan
1. Mempercayai kemampuan karyawan untuk mencapai
keberhasilan.
2. Bersifat sabar dan memberikan karyawan waktu untuk
belajar.
3. Memberikan bimbingan dan strutur.
4. Mengajarkan keterampilan baru kepada karyawan dalam
langkah kecil dan incremental.
5. Mengajukan pertanyaan yang menantang karyawan untuk
berpikir dengan cara baru.
6. Membagi informasi dengan karyawan untuk menjalin
hubungan
7. Memberikan umpan balik yang tepat waktu dan dapat
dipahami dan membantu karyawan selama proses belajar.
8. Menawarkan cara alternatif untuk melaksanakan tugas.
9. Metode untuk Mendorong
Karyawan Agar Memberikan
Masukan dan Menyalurkannya
1. Brainstorming
2. Nominal Group Technique
3. Gugus Kualitas (quality circle)
4. Kotak Saran
5. Manajemen by Walking Around
10. 1. Brainstorming
ï‚— Peserta didorong untuk mengungkapkan setiap ide,
dan setiap ide dianggap sahih.
ï‚— Setelah semua saran terkumpul, maka dimulailah
proses evaluasi. Kemudian dipilih beberapa saran
yang dianggap paling sesuai.
ï‚— Konsep yang dapat mengurangi efektivitas
brainstorming:
1. Groupthink ïƒ ketika anggota dalam suatu
kelompok lebih banyak berfokus pada usaha untuk
mencapai suatu keputusan daripada upaya
menghasilkan suatu keputusan yang baik.
2. Groupshift ïƒ ketika anggota kelompok melebih-
lebihkan eadaan awal dan berharap bahwa
akhirnya keputusan akan sesuai dengan apa yang
11. Cara mengatasi Groupthink dan
Groupshift
ï‚— Groupthink:
1. Mendorong disampaikannya kritik-kritik.
2. Mendorong pengembangan berbagai alternatif.
3. Menugaskan salah seorang atau beberapa orang
untuk memainkan peranan sebagai penentang ide
atau saran yang diajukan.
4. Melibatkan orang yang tidak familiar dengan isu
yang dibahas.
5. Menyelenggarakan pertemuan tindak lanjut
ï‚— Groupshift:
1. Mengurangi penguatan terhadap sudut pandang
awal
2. Menugaskan anggota kelompok untuk bertindak
12. 2. Nominal Group Technique
ï‚— Merupakan salah satu bentuk dari
brainstorming
ï‚— Teknik ini terdiri dari 5 langkah:
1. Merumuskan permasalahan
2. Mencatat ide masing-masing
3. Mencatat ide kelompok
4. Memperjelas ide-ide
5. Masing-masing anggota kelompok
memilih ide yang dianggapnya sesuai
13. 3. Gugus Kualitas (Quality
Circle)
ï‚— Adalah kelompok karyawan yang
mengadakan pertemuan secara teratur untuk
mengidentifikasi, menganjurkan, dan
membuat perbaikan lingkungan kerja.
ï‚— Anggota gugus kualitas adalah para
sukarelawan yang melaksanakan pertemuan
sendiri.
ï‚— Gugus kualitas bertemu secara teratur
sebelum, selama, dan setelah suatu
perubahan untuk mendiskusikan pekerjaan
mereka, mengantisipasi masalah,
menawarkan perbaikan lingkungan kerja,
menetapkan tujuan, dan membuat rencana.
14. 4. Kotak Saran
ï‚— Menyediakan suatu wadah atau kotak
tertentu di tempat-tempat yang sesuai
dan mudah didatangi agar karyawan
dapat meletakkan saran-saran
tertulisnya.
15. 5. Manajemen by Walking
Around
ï‚— Untuk mengumpulkan masukan, yang
dilakukan adalah dengan jalan-jalan di
tempat kerja dan berbicara dengan para
karyawan .
ï‚— Dengan melihat sendiri di lapangan
apakah para karyawan benar-benar
memahami apa yang mereka kerjakan,
maka manajer dapat mengetahui
berbagai kendala yang dihadapi.
ï‚— Dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang terbuka dan tida kbias,
maka manajer memperoleh banyak
16. Penghargaan dan Pengakuan
Prestasi
ï‚— Tujuan penilaian kerja adalah sebagai alat
diagnostik dan proses oenilaian terhadap
perkembangan individu, tim, dan organisasi.
ï‚— Di dalam TQM, peranan penghargaan dan
pengakuan terhadap prestasi karyawan,
seperti penilaian kinerja, kompensasi,
program pengakuan prestasi, dan sistem
promosi, merupakan motivasi untuk
mencapai sasaran perusahaan.
ï‚— Penghargaan biasanya dalam bentuk
moneter ïƒ bonus, uang, liburan, dll
ï‚— Pengakuan tindakan dalam bentuk
nonmoneter ïƒ ucapan terimakasih, award
dari perusahaan, dll.
17. Sistem Kompensasi yang Baik
harus Memenuhi Prinsip-Prinsip
Kunci Manajemen Kualitas
ï‚— Kompensasi harus berorientasi pada
pelanggan
ï‚— Kompensasi harus berorientasi pada
tim
ï‚— Kompensasi harus dapat diukur
ï‚— Sistem kompensasi harus
mengikutsertakan partisipasi seluruh
karyawan
18. Penilaian Kinerja dapat
Mendukung Perbaikan Kualitas
Bila Keadaan Ini dapat Terpenuhi
ï‚— Penilaian kinerja harus dipisahkan dari
sistem kompensasi
ï‚— Penilaian kinerja harus didasarkan
pada observasi, pengukuran perilaku,
dan hasil.
ï‚— Penilaian kinerja harus mendorong
partisipasi karyawan
19. Kriteria Program Pengakuan yang
Baik
ï‚— Konsisten, diberikan dengan cara yang sam adari waktu ke
waktu
ï‚— Memerlukan biaya
ï‚— Sering dilakukan
ï‚— Orang yang diberikan pengakuan menggunakan keterampilan
interpersonal untuk memberikan informasi mengenai
pencapaian prestasi.
ï‚— Pengakuan yang berasal dari rekan sejawat
ï‚— Public display
ï‚— Pengakuan harus didasarkan pada kepercayaan dan
penghormatan
ï‚— Umpan balik spesifik diberikan untuk menunjukkan bahwa
seseorang melakukan sesuatu yang bernilai
ï‚— Semakin banyak orang dilibatkan dalam proses seleksi,
semakin subjektif pendapat yang diberikan.
20. Sistem Saran: Konsep dan
Implementasi
ï‚— Segi positif dari sistem saran adalah bahwa
setiap saran yang berasal dari karyawan pasti
akan dipatuhi oleh mereka.
ï‚— Tahap peranan manajemen dalam implementasi
dan operasi sistem saran:
1. Membuat kebijakan
2. Mengadakan sistem saran
3. Mempromosikan sistem saran
4. Evaluasi saran dan sistem saran
5. Melaksanakan saran
6. Menghargai karyawan
7. Memperbaiki sistem saran
21. Kriteria Perbaikan Pemrosesan
Saran
ï‚— Semua saran mendapatkan tanggapan
formal
ï‚— Semua saran ditanggapi dengan segera
ï‚— Prestasi setiap departemen dalam
memberikan dan menanggapi saran
dipantau oleh manajemen
ï‚— Biaya dan penghematan sistem
dilaporkan
ï‚— Penghargaan dan pengakuan ditangani
dengan segera
ï‚— Ide-ide yang bagus dilaksanakan
ï‚— Konflik kepribadian diminumumkan
22. Perbaikan Setiap Saran
ï‚— Agar dapat membuat saran yang baik, setiap
karyawan harus memahami:
1. Identifikasi masalah dan perumusan ide untuk
perbaikan
2. Menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan
jelas dalam bentuk tulisan
ï‚— 3 tahap dalam perumusan ide untuk perbaikan
lingungan kerja dalam meningkatan jumlah dan
kualitas ide yang dihasilkan karyawan:
1. Identifikasi masalah
2. Oenelitian
3. Pengembangan ide
23. Manajer dapat membantu para karyawan
untuk memperbaiki saranya masing-
masing dengan melatih mereka dalam hal
berikut:
ï‚— Menjelaskan situasi saat ini yang
menciptakan masalah secara singkat dan
jelas
ï‚— Menyampaikan perubahan yang diusulkan
secara langsung dan spesifik
ï‚— Mempersiapkan penjelasan atau uraian
untuk memperjelas perubahan yang
diusulkan
ï‚— Menjelaskan manfaat-manfaat yang
diharapkan dengan menggunakan ukuran
24. Pengupayaan Partisipasi Aktif
dari Semua Karyawan
ï‚— Menghilangkan hambatan
tersembunyi
ï‚— Mendorong karyawan baru agar
terlibat
ï‚— Melatih karyawan yang segan
berpartisipasi
26. Mendorong Karyawan Baru Agar
Terlihat
ï‚— Menjelaskan kepada karyawan baru
mengenai pentingnya saran-saran (misalnya
perbaikan kualitas, efisiensi, pengurangan
biaya, peningkatan produtivitas, peningkatan
keamanan, dll)
ï‚— Melakukan suatu perbaikan kecil pada tugas
karyawan baru, kemudian ditulis sebagai
contoh suatu saran, dan contoh tersebut
digunakan untuk menggambarkan
bagaimana proses kerjanya.
ï‚— Menugaskan karyawan baru untuk bekerja
sama dengan karyawan yang
berpengalaman untuk mengembangkan
berapa saran.
ï‚— Memberian umpan balik positif atas beberapa
27. Melatih Karyawan Uang Segan
Berpartisipasi
ï‚— Menilai
ï‚— Memeriksa atau meneliti
ï‚— Mencocokkan
ï‚— Memilih
ï‚— Mengelola