SlideShare a Scribd company logo
HUTANG DAN SAHAM PREFEREN
Nama : Kartika Aji Lukitasari
NIM : 135020201111085
A. Instrumen-Instrumen Pembiayaan
Hutang Jangka Panjang
1. Obligasi (bond)  Surat promes jangka panjang yang simpel.
2. Hipotek (mortagage)  Pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tak bergerak.
3. Debenture (obligasi tanpa jaminan)  Obligasi jangka panjang yang tidak dijamin
dengan harga tak bergerak tertentu.
4. Indenture  Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor dari sebuah
promes jangka panjang ditetapkan dalam suatu dokumen.
5. Wali (trustee)  untuk memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para
pemegang obligasi yang kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan
struktur perwalian (trusteeship) untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi.
6. Persyaratan opsi tarik (call provision)  Perusahaan emiten diberikan hak ntuk
menebus kembali obligasinya. Persyaratan ini secara umum menetapkan bahwa
perusahaan harus membayar jumlah tebusan di atas nilai nominal obligasi, jumlah
lebih ini didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call premium).
7. Dana cadangan pelunasan hutang (sinking fund)  Fasilitas yang secara berkala
ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan.
8. Hutang berdana (funded debt)  Hutang berdana tidak lain hanyalah isitilah bidang
keuangan, yang artinya hutang jangka panjang.
B. Obligasi Dengan Jaminan (Secured
Bonds)
• Prioritas klaim  Hipotik senior memiliki klaim yang didahulukan
atas aktiva dan laba perusahaan. Misalnya hipotik senior dari
perusahaan kereta api, kalimnya atas tanah dan aktiva perusahaan
kereta api menduduki urutan pertama.
• Hak untuk mengemisikan surat berharga tambahan  Obligasi
hipotik dapat diklasifikasikan dalam kaitannya dengan hak untuk
menerbitkan obligasi tambahan, yang dijamin dengan aktiva
perusahaan yang sama. Yaitu hipotik tertutup, terbuka, dan terbuka
yang terbatas.
• Lingkup hak-gadai (scope of the lien)  Hak gadai ditetapkan
terhadap aktiva perusahaan tertentu. Untuk hak gaddai khusus,
jaminan hipotik pertama dan hipotik kedua merupakan aktiva
perusahaan yang ditentukan secara khusus pula. Sebaliknya, jenis
hipotik lain, yaitu hipotik umum (blanket mortagage) dijamin oleh
seluruh aktiva tak bergerak yang dimiliki oleh perusahaan.
C. Obligasi Tanpa Jaminan (Unsecured
Bonds)
1. Debenture  Debenture merupakan salah satu bentuk utama hutang tanpa jaminan, dimana
tidak ada hak gadai yang diikatkan ke aktiva tertentu perusahan emiten obligasi. Penggunaan
debenture tergantung pada jenis dari perusahaan yang ada dan kekuatan kredit perusahaan secara
umum. Sebuah perusahaan yang memiliki posisi kredit sangat kuat mempunyai kemampuan untuk
menerbitkan debenture. Sebaliknya jika posisi kreditnya sangat lemah, sehingga tak ada aktiva
yang tersisa untuk ditanggungkan, perusahaan tidak mempunyai pilihan lainnya selain debenture,
semua aktivanya telah dibebani.
2. Debenture yang disubordinasi (subordinated debentures)  Hutang bersubordinasi memiliki klaim
yang prioritasnya nomor dua setelah hutang bukan subordinasi manakala perusahaan itu
dilikuidasi. Debentrure dapat disubordinasi di bawah wesel bayar biasanyapinjaman bank atau
dibawah hutang lainnya.
3. Obligasi pendapatan (income bonds)  Diterbitkan pada saat suatu perusahaan mengalami
kesulitan keuangan dan dari sejarah perkembangannya, tidak mungkin mampu memenuhi biaya
tetap diwaktu akan datang, secara lebih umum, obligasi pendapatan ini merupakan alat hutang
yang memberi kelonggaran pada saat laba perusahaan tidak cukup untuk membayar hutangnya.
4. FRN (floating rate notes-suku bungan mengambang)  FRN adalah suatu alat yang dikembangkan
untuk mengurangi risiko suku bunga yang tinggi tetapi mudah berubah. Suku bunga FRN ini akan
bervariasi di atas suku bunga jangka panjang atau jangka pendek yang ditetapka departemen
keuangan AS. Suku bunga FRN biasanya tetap atau dijamin melebihi jumlah minimum yang
ditetapkan untuk pertama kalinya, dan kemudian disediakan cara berkala dengan perkembangan
tingkat bungan dari departemen keuangan AS.
D. Nilai Obligasi Dan Fluktuasinya
• Bahwa kepekaan harga obligasi terhadap suku bunga bukan tergantung pada
periode jatuh temponya saja, tetapi juga pada pola yang pasti dari arus kas yang
dijanjikan kepada para investor.
 Tenggang waktu (duration)
 Secara formal adalah sebagai persentase perubahan dari harga sebuah obligasi
dalam kaitannya dengan persentase perubahan dari suku bunga, jadi tenggang
waktu dapat dikatakan sebagai ukuran elastisitas harga.
Dimana,
 Duri = ukuran tenggang waktu untuk obligasi ke-i
 B = nilai sekarang dari obligasi
 Kb = tingkat hasil pengembalian pasar dari obligasi dengan
risiko yang sama.
 Implikasi tentang waktu bagi para manajer keuangan adalah, mereka perlu
memperhatikan tidak hanya saat jatuh tempo obligasi tetapi juga pola arus kas
obligasi agar diperoleh penilaian yang akurat dari kepekaan terhadap fluktuasi
suku bunga.
E. Biaya Hutang Jangka Panjang
• Dalam menghitung nilai obligasi, tarif diskonto
yang kita gunakan adalah tingkat hasil
pengembalian atas obligasi, yang bagi
penerbit obligasi merupakan biaya hutang
jangka panjang.
F. Karakteristik Hutang Jangka Panjang
• Dalam segi risiko, hutang dipandang lebih menguntungkan
dibangding saham biasa atau saham preferen karena
hutang memberi prioritas dalam hal laba dan juga dalam
hal likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang
pasti dan dilindungi oleh akat (covenants) dari indenture.
• Dalam segi laba, para pemegang obligasi memiliki hasil
pengembalian tetap, kecuali dalam kasus obligasi
pendapatan (income bonds) atau surat hutang dengan suku
bunga mengambang. Pembayaran bungan tidak tergantung
pada tingkat laba perusahaan atau suku bunga pasar yang
sedang berlaku.
• Dalam segi kendali, pemegang obligasi biasanya tidak
memiliki hak suara.
G. Keputusan Dalam Penggunaan
Hutang Jangka Panjang
• Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keputusan tentang penggunaan hutang
modal sebagai berikut.
1. Berapa rasio optimal dari total hutang terhadap total aktiva? 
mempertimbangkan penggalian modal eksternal yang baru dan harus memilih
antara hutang atau saham
2. Berapa bauran terbaik antara hutang jangka pendek dengan hutang jangka
panjang?  hutang jangka pendek merupakan strategi dengan risiko rendah
karena baik laba operasi maupun suku bunga pasar cenderung naik jika keadaan
perekonomian membaik dan turun jika terjadi resesi. penggunaan hutang jangka
panjang dan berbungan tetap akan lebih agresif karena laba akan lebih tinggi
dalam perekonomian yang baik dan menurun tajam dalam perekonomian resesi.
3. Apakah suku bunga harus tetap atau bervariasi?  Hutang dengan suku bunga
bervariasi lebih merupakan alat yang konservatif sepanjang suku bunganya
berkorelasi positif dengan kondisi-kondisi pasar secara umum. Jika sampai
mengalami korelasi negatif antara suku bunga dan laba perusahaan, hutang
dengan suku bunga bervariasi akan menjadi strategi hutang yang lebih berisiko.
4. Apakah hutang harus diberi jaminan atau tidak?  Jika aktiva dapat dilikuidasi
mendekati nilai pasarnya atau perusahaan tidak terlalu merugi, sebaiknya
perusahaan memakai bentuk hutang dengan jaminan. Tetapi jika aktiva hanya
dinilai tidak melebihi nilai residunya, maka hutang tetap dalam bentuk hutang
tanpa jaminan.
H. Hakikat Saham Preferen
• Saham preferen memiliki klaim dan hak di atas hak
dan klaim saham biasa, tetapi di bawah obligasi.
• Keistimewaan saham ini terletak dalam klaim atas
laba perusahaan, klaim atas aktiva juka perusahaan
mengalami likuidasi, atau posisi yang lebih istimewa
dalam hal laba dan aktiva perusahaan.
• Arus deviden dari saham preferen.
I. Persyaratan Utama Emisi Saham
Preferen
• Prioritas terhadap aktiva dan laba  Saham preferen,
biasanya memiliki prioritas yang berkaitan denganlaba dan
aktiva perusahaan. Pertama bahwa tanpa persetujuan
pemegang saham preferen tidak boleh diterbitkan surat-surat
berharga yang mempunyai hak kalim yang lebih besar atau
sama. Yang kedua adalah adanya laba yang ditahan.
Perusahaan harus memiliki jumlah minimum laba ditahan
sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan.
• Nilai nominal  Saham preferen biasanya memiliki nilai
nominal yang secara kualitas mempunyai arti tersendiri,
pertama, nilai nominal itu merupakan jumlah uang yang akan
diterima pemegang saham preferen jika perusahaan
mengalami likuidasi. Kedua, dividen saham preferen seringkali
dinyatakan dalam suatu persentase dari nilai nominal.
• Dividen kumulatif  Dividen kumulatif artinya bahwa seluruh dividen
saham preferen yang belum terlunasi harus diselesaikan sebelum
perusahaan membayar dividen saham biasa. Seandanya saham preferen
tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen sahamnya mungkin saja tidak
dibayarkan selama beberapa tahun.
• Masalah pertukaran  Sekitar 40 persen dari jumlah keseluruhan saham
prefern yang diemisikan selama beberapa tahun terakhir dapat ditukar
menjadi saham biasa.
• Beberapa ketentuan yang kurang umum.  Hak suara, Berpartisipasi, Dana
cadangan perlunasan hutang, Jatuh tempo, Fasilitas opsi tarik, Tingkat
dividen yang luwes.
• Pengambilan keputusan untuk penggunaan saham preferen  Sebagai
surat berharga campuran, saham preferen ini berada dalam posisi yang
menguntungkan antara posisi saham biasa dengan posisi hutang. Saham
preferen dapat memberikan suatu kompromi yang baik. Penggunaan saham
ini akan sangat menguntungkan jika perusahaan telah memiliki rasio hutang
yang cukup tinggi dinilai dari standar rasio industri yang maksimal. Saham
preferen juga dapat merupakan bentuk pembiayaan yang disengangi
walaupun pembiayaan melalui jenis hutang ternyata penuh risiko.
• Evaluasi saham preferen
Keunggulan saham preferen bagi
investor
 Saham preferen memberikan
hasil yang relatif stabil.
 Dalam kasus likuidasi,
pemegang saham preferen
lebih diprioritaskan dibanding
pemegang saham biasa.
 Banyak perusahaan lebih
senang menginvestasikan uang
ke dalam saham preferen,
karena 85 persen dividen yang
dihasilkan tidak terkena pajak.
Kelemahannya
 Meskipun para pemegang saham
preferen kurang terpengaruh oleh
risiko kepemilikan perusahaan.
 Fluktuasi harga saham preferen
lebih besar dibanding harga
obligasi.
 Para pemegeang saham preferen
tidak mempunyai hak paksa atas
dividen.
 Jumlah akumulatif dividen yang
tertunggak, yang diselesaikan
dengan pembayaran kas tidak
sebanding dengan jumlah yang
terhutang.
• Alasan adanya berbagai jenis surat berharga  Karena investor yang beragam
minat serta kepentingannya akan mempunyai preferensi yang berbeda pula, dan
surat berharga perusahaan dapat memasuki pasar secara luas. Jika dikelola dengan
baik, emisi surat berharga yang beranekaragam itu akan memperkecil biaya
keseluruhan modal di bawah biaya modal seharusnya yang diperlukan seandainya
perusahaan hanya mengemisikan satu jenis surat hutang dan saham biasa saja.
• Penarikan kembali hutang atau saham preferen  Hampir seluruh emisi obligasi
publik dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika
diperlukan dapat dilakukan “pakasaan” untuk menarik kembali surat berharga
mereka dengan premi opsi tarik. Namun ada dua masalah tambahan yang esensial.
Pertama, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa penarikan kembali hutang
akan sedikit mengubah struktur modal perusahaan karena nilai pasar dari emisi
hutang baru melebihi nilai pasar dari hutang yang ada. Masalah yang kedua yaitu
hutang yang dapat ditarik sebaiknya tidak dijual dengan harga yang melebihi harga
opsi tarik ditambah premi yang kurang lebih sama dengan biaya penerbitan
sewaktu memanfaatkan fasilitas opsi tarik.
J. Keputusan Pendanaan Kembali
(Refunding Decisions)
 Memilih tingkat diskonto untuk pendanaan
kembali obligasi
 Pendanaan kembali pada waktu suku bungan
naik
 Memilih Tingkat Diskonto Untuk
Pendanaan Kembali Obligasi
• Pendanaan kembali obligasi yang sering dilakukan pada saat terjadi
fluktuasi dalam suku bunga, mungkin akan memberikan manfaat dalam
arus kas bagi perusahaan di waktu yang akan datang, karena menurunnya
bunga obligasi yang harus dibayar.
• NPV dari pendanaan kembali obligasi dapat dinyatakan:
Dimana,
• T= tarif pajak penghasilan badan usaha
• RC = biaya pendanaan kembali
• r1 = suku bunga dari obligasi lama
• r2 = suku bunga dari obligasi baru
• D = nilai pari hutang
• n = sisa umur dari masa jatuh tempo dari obligasi lama
• AD = hutang tambahan yang dibutuhkan untuk membayar biaya dari
pendanaan kembali
 Pendanaan Kembali Pada Waktu
Suku Bungan Naik
• Pada waktu suku bunga rendah, kita berpeluang untuk menghemat bunga.
• Jika suku bunga naik, kita berpeluang membeli obligasi dengan diskonto.
Dimana,
• T= tarif pajak penghasilan badan usaha
• RC = biaya pendanaan kembali
• r1 = suku bunga dari obligasi lama
• r2 = suku bunga dari obligasi baru
• D = nilai pari hutang
• n = sisa umur dari masa jatuh tempo dari obligasi lama
• AD = hutang tambahan yang dibutuhkan untuk membayar biaya dari pendanaan
kembali
• p = harga dari obligasi dengan diskonto yang dinyatakan sebagai rasio desimal dari nilai
parinya
• M = jumlah tahun yang dapat dipakai sebagai dasar amortisasi dari keuntungan kena
pajak
K. Obligasi dan Valuasinya
• Obligasi adalah kontrak jangka panjang
dimana peminjam dana setuju untuk
membayar bunga dan pokok pinjaman pada
tanggal tertentu kepada pemegang obligasi
tersebut.
• Jenis obligasi utama ada 4, obligasi
pemerintah, obligasi perusahaan, obligasi
pemerintah daerah, obligasi luar negeri.
 Karakteristik Utama Obligasi
1. Nilai pari (nilai nominal dari suatu obligasi)
2. Tingkat bunga kupon. Ada pembayaran kupon (jumlah bunga yang ditentukan untuk
dibayar setiap periodenya, umumnya setiap 6 bulan), dan tingkat bunga kupon
(tingkat bunga tahunan yang dinyatakan dalam suatu obligasi), obligasi denga tingkat
bunga mengambang (obligasi yang tingkat suku bunganya berfluktuasi sesuai dengan
perubahan yang terjadi pada tingkat suku bunga secara umum), obligasi dengan
kupon nol (obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan tetapi dijual dengan
diskon dibawah nilai pari, sehingga memberiikan kompensasi kepada para
investornya dalam bentuk apresiasi modal, obligasi dengan diskon penerbitan awal
(semua obligasi yang pada awalnya ditawarkan dengan harga dibawah nilai parinya).
3. Tanggal jatuh tempo (tanggal tertentu dimana nilai pari dari suatu obligasi harus
dibayar kembali), waktu jatuh tempo awal (jumlah tahun hingga tanggal jatuh tempo
sejak obligasi diterbitkan).
4. Provisi penebusan (provisi dalam kontrak obligasi yang memberi pihak penerbitnya
hak untuk menebus obligasi dengan syarat-syarat tertentu sebelum tanggal jatuh
tempo normal).
5. Dana pelunasan (provisi dalam sebuah kontrak obligasi yang mengharuskan emiten
setiap tahun membayar kembali sebagaian dari obligasi yang diterbitkan).
6. Fitur lain. Obligasi yang dapat dikonversi, waran, obligasi yang dapat dijual, obligasi
pendapatan, obligasi indeks.
 Valuasi Obligasi
• Nilai dari setiap aktiva keuangan-saham, obligasi, sewa guna usaha, gedung, apartemen,
mesin, hanyalah nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akan dapat dihasilkan
oleh aktiva tersebut.
Dimana,
• INT = jumlah bunga yang dibayarkan tiap tahunnya.
• N = jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempo.
• Kd = tingkat suku bunga pasar obligasi,
• M = nilai pari
• Perubahan nilai obligasi dari waktu ke waktu  Pada saat kupon obligasi diterbitkan,
pada umumnya kupon tersebut akan ditentukan pada suatu tingkat yang akan
menyebabkan harga pasar obligasi menjadi sama dengan parinya. Suatu obligasi yang
baru saja diterbitkan dikenal dengan sebutan penerbitan baru. Setelah berada selama
beberapa waktu di pasar , obligasi tersebut akan diklasifikasikan sebagai obligasi yang
beredar, atau obligasi juga penerbitan lama. Obligasi yang baru saja diterbitkan umunya
dijual sangat mendekati nilai parinya. Kecuali untuk obligasi dengan tingkat bunga
mengambang, pembayan kupon berjalan secara konstan. Pemegang obligasi dapat
mengalami kerugian modal atau menghasilkan modal, tergantung pada apakah tingkat
suku bunga mengalami kenaikan atau penurunan setelah obligasi dibeli.
 Imbal Hasil Obligasi
• Imbal hasil obligasi akan bervariasi dari hari ke hari
tergantung pada kondisi pasar saat ini. Menghitung
imbal hasil tersebut dapat dengan 3 cara yang berbeda.
a. Imbal hasil saat jatuh tempo  Tingkat pengembalian
yang diperoleh dari suatu obligasi jika obligasi
tersebut dimiliki hingga jatuh tempo.
b. Imbal hasil saat penebusan  Tingkat pengembalian
yang diperoleh dari suatu obligasi jika ditebus
sebelum tanggal jatuh temponya.
c. Imbal hasil saat ini  Pembayaran bunga tahunan
suatu obligasi dibagi dengan harga obligasi saat ini.
 Obligasi Dengan Kupon Setengah
Tahunan
• Meskipun beberapa obligasi membayarkan
bungan secara tahunan, mayoritas sebenarnya
membayarkan bungan secara setengah
tahunan. Untuk mengevaluasi obligasi
setengah tahunan, kita harus memodifikasi
model valuasi menjadi sebagai berikut.
 Menilai Tingkat Risiko Suatu Obligasi
• Risiko tingkat suku bunga  Risiko terjadinya penurunan harga
suatu obligasi akibat adanya kenaikan tingkat suku bunga.
• Risiko tingkat investasi kembali  Risiko bahwa adanya penurunan
pada tingkat suku bunga akan mengarah pada terjadinya penurunan
pendapatan dari suatu portofolio obligasi.
• Membandingkan risiko tingkat suku bunga dan risiko tingkat
investasi kembali  Cakrawala investasi adalah jangka waktu yang
direncanakan oleh investor untuk memiliki suatu investasi tertentu.
Perubahan yang kecil sekalipun pada tingkat suku bunga dapat
memberikan dampak yang besar pada harga-harga sekuritas jangka
panjang. Konsekuensinya, investor dengan cakrawala investasi yang
lebih singkat akan melihat obligasi jangka panjang sebagai investasi
berisiko. Sebaliknya, obligasi jangka pendek cenderung lebih
berisiko daripada obligasi jangka panjang untuk investor yang
memiliki cakrawala investasi lebih lama.
L. Risiko Gagal Bayar
• Suatu risiko penting lainnya yang dihubungkan dengan obligasi adalah risiko gagal
bayar. Jika emiten mengalami gagal bayar, investor akan menerima jumlah yang
lebih kecil daripada pengembalian obligasi yang sebelumnya dijanjikan. Oleh
karena itu, investor perlu menilai risiko gagal bayar obligasi terlebih dahulu
sebelum melakukan pembelian.
 Berbagai jenis obligasi perusahaan.
1. Obligasi hipotek  Obligasi yang dijamin oleh aktiva tetap. Obligasi hipotek
pertama memiliki pritoritas yang lebih tinggi/senior daripada klaim obligasi
hipotek kedua.
2. Obligasi tanpan jaminan subordinasi  Suatu obligasi yang memiliki klaim atas
aktiva hanya setelah utang senior telah dibayar penuh ketika terjadi likuidasi.
 Peringkat obligasi
1. Obligasi layak investasi  Obligasi-obligasi yang berperingkat triple-B atau lebih
tinggi. Kebanyakan bank dan investor institusional hanya diizinkan oleh hokum
untuk memiliki obligasi layak investasi
2. Obligasi sampah  Obligasi risiko tinggi, imbal hasil tinggi.
 Kriteria peringkat obligasi  Perusahaan dengan rasio utang yang lebih rendah,
rasio arus kas bebas terhadap utang yang lebih tinggi, tingkat pengembalian dari
modal diinvestasikan yang lebih tinggi, rasio cakupan EBITDA yang lebih tinggi, dan
rasio kelipatan pembayaran bunga (TIE) yang lebih tinggi umumnya akan memiliki
peringkat obligasi yang juga lebih tinggi.
 Pentingnya peringkat obligasi  Pertama karena peringkat obligasi adalah indicator
dari risiko gagal bayarnya. Yang kedua, kebanyakan obligasi dibeli oleh investor
institusional daripada individual, dan banyak institusi dibatasi hanya beriventasi pada
sekuritas yang layak investasi.
 Perubahan dalam peringkat  Perubahan dalam peringkat obligasi suatu perusahaan
akan mempengaruhi pada baik kemampunannya untuk meminjam modal jangka
panjang maupun biaya modal tersebut. Agen-agen pemeringkat akan meninjau
obligasi yang beredar secara berkala, dimana kadang-kadang agen tersebut
meningkatkan atau menurunkan peringkat suatu obligasi sebagai hasil dari
perubahan kondisi yang dialami oleh emitennya.
 Kepailitan dan reorganisasi  Ketika suatu bisnis menjadi bangkrut, maka artinya
bisnis itu tidak lagi memiliki cukup uang untuk memenuhi kewajiban pembayaran
bunga dan pokok pinjamannya. Harus diambil keputusan mengenai apakah akan
menutup perusahaan melalui likuidasi atau mengizinkannya melakukan reorganisasi
sehingga dapat terus bertahan hidup.
Kedua keputusan itu bergantung pada apakah nilai perusahaan setelah reorganisasi
kemungkinan akan lebih besar dibandingkan dengan nilai dari berbagai aktiva
perusahaan jika aktiva tersebut dijual secara per bagian. Dalam suatu reorganisasi,
kreditor perusahaan akan melakukan negoisasi dengan manajemen mengenai
persyaratan-persyaratan dari potensi reorganisasi. Sedangkan likuidasi terjadi jika
perusahaan dipandang telah sulit untuk diselamatkan. Jika perusahaan terlihat lebih
berharga dalam keadaan mati daripada hidup. Apabila pengadilan kepailitan telah
memerintahkan dilakukannya likuidasi, maka semua aktiva perusahaan akan dijual
dank as yang diterima akan didistribusikan sebagaimana telah dinyatakan dalam bab
7 undang-undang kepailitan.

More Related Content

What's hot

Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
NunungSetiani
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Devy Sylvia Silaban
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Ryan Gamof
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Ellysa Putri
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
iyandri tiluk wahyono
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Perum Perumnas
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCAR
Nurul Qamar
 
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjangMakalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Pascasarjana POLITEKNIK NEGERI JEMBER
 
Analisis common size
Analisis common sizeAnalisis common size
Analisis common size
mas karebet
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Ibas Ibnu Patriandana
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Futurum2
 
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditManajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Judianto Nugroho
 
Non Current Liabilities
Non Current LiabilitiesNon Current Liabilities
Non Current Liabilities
Nico Iswaraputra
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaAjeng Pipit
 
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariahAkad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Edwin Irwanto
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
Arthik Davianti
 

What's hot (20)

Materi kuliah Saham
Materi kuliah SahamMateri kuliah Saham
Materi kuliah Saham
 
Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1Materi akm2-investasi-bagian 1
Materi akm2-investasi-bagian 1
 
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
Akad mudharabah (Pengelola Dana). kel 5
 
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangManajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Manajemen keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Analisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasiAnalisis aktivitas operasi
Analisis aktivitas operasi
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Kewajiban Lancar
Kewajiban LancarKewajiban Lancar
Kewajiban Lancar
 
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fixPpt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
Ppt akl 2 kel 8 ( konsolidasi perubahan kepemilikan ) fix
 
PPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCARPPT UTANG LANCAR
PPT UTANG LANCAR
 
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjangMakalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
Makalah Sumber sumber pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang
 
Analisis common size
Analisis common sizeAnalisis common size
Analisis common size
 
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliringMateri Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
Materi Akuntansi Perbankan tentang Akuntansi kliring
 
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.Anjak piutang (factoring)  mengenal, mencatat, dan menghitung.
Anjak piutang (factoring) mengenal, mencatat, dan menghitung.
 
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kreditManajemen Risiko 10 Risiko kredit
Manajemen Risiko 10 Risiko kredit
 
Mk07 obligasi
Mk07 obligasiMk07 obligasi
Mk07 obligasi
 
Non Current Liabilities
Non Current LiabilitiesNon Current Liabilities
Non Current Liabilities
 
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usahaHubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
Hubungan kantor pusat dan cabang dan penggabungan badan usaha
 
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariahAkad musyarakah akuntansi keuangan syariah
Akad musyarakah akuntansi keuangan syariah
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 

Viewers also liked

Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
Kartika Lukitasari
 
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatanPelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Kartika Lukitasari
 
Introduction to cost volume
Introduction to cost volumeIntroduction to cost volume
Introduction to cost volume
Kartika Lukitasari
 
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
Tqm 9   patok duga (benchmarking)Tqm 9   patok duga (benchmarking)
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
Kartika Lukitasari
 
Obligasi dan reksadana
Obligasi dan reksadanaObligasi dan reksadana
Obligasi dan reksadana
Kartika Lukitasari
 
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saingBab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
Kartika Lukitasari
 
Teknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modalTeknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modal
Kartika Lukitasari
 
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawanBab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Kartika Lukitasari
 
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelangganBab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
Kartika Lukitasari
 
Tqm bab 7 pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Tqm bab 7   pengambilan keputusan dan pemecahan masalahTqm bab 7   pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Tqm bab 7 pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Kartika Lukitasari
 
Keputusan Membeli
Keputusan MembeliKeputusan Membeli
Keputusan Membeli
Kartika Lukitasari
 
Permintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaranPermintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaran
Kartika Lukitasari
 
Bab 8 pelatihan
Bab 8   pelatihanBab 8   pelatihan
Bab 8 pelatihan
Kartika Lukitasari
 
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantaraPkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Kartika Lukitasari
 
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Kartika Lukitasari
 
Basic management accounting concepts
Basic management accounting conceptsBasic management accounting concepts
Basic management accounting concepts
Kartika Lukitasari
 
HUTANG JANGKA PANJANG
HUTANG JANGKA PANJANGHUTANG JANGKA PANJANG
HUTANG JANGKA PANJANG
Yaya Suryana
 
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGANRUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
Kartika Lukitasari
 
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Kartika Lukitasari
 
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaInformasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Kartika Lukitasari
 

Viewers also liked (20)

Pembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadiPembiayaan dengan lease jadi
Pembiayaan dengan lease jadi
 
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatanPelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
Pelaporan yang disegmen dan penentuan harga pokok pendekatan
 
Introduction to cost volume
Introduction to cost volumeIntroduction to cost volume
Introduction to cost volume
 
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
Tqm 9   patok duga (benchmarking)Tqm 9   patok duga (benchmarking)
Tqm 9 patok duga (benchmarking)
 
Obligasi dan reksadana
Obligasi dan reksadanaObligasi dan reksadana
Obligasi dan reksadana
 
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saingBab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
Bab 3 kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing
 
Teknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modalTeknik penganggaran modal
Teknik penganggaran modal
 
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawanBab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
Bab 5 pelibatan dan pemberdayaan karyawan
 
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelangganBab 4 tqm fokus pada pelanggan
Bab 4 tqm fokus pada pelanggan
 
Tqm bab 7 pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Tqm bab 7   pengambilan keputusan dan pemecahan masalahTqm bab 7   pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Tqm bab 7 pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
 
Keputusan Membeli
Keputusan MembeliKeputusan Membeli
Keputusan Membeli
 
Permintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaranPermintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaran
 
Bab 8 pelatihan
Bab 8   pelatihanBab 8   pelatihan
Bab 8 pelatihan
 
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantaraPkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
Pkn hakikat dan unsur dasar wawasan nusantara
 
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
Bab 7 manajemen strategis perusahaan (pengantar manajemen)
 
Basic management accounting concepts
Basic management accounting conceptsBasic management accounting concepts
Basic management accounting concepts
 
HUTANG JANGKA PANJANG
HUTANG JANGKA PANJANGHUTANG JANGKA PANJANG
HUTANG JANGKA PANJANG
 
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGANRUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN KEUANGAN
 
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
Ketentuan Umum dan Tata cara perpajakan PPh 4 ayat 2 PPh 21 PPh 22 PPh 23
 
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannyaInformasi biaya penuh dan kegunaannya
Informasi biaya penuh dan kegunaannya
 

Similar to Hutang dan saham preferen

Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Devy Sylvia Silaban
 
Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2
tuti handayani
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Lia Ivvana
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1
lilietawahyuni
 
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
ismailumar17
 
Tugas kuliah
Tugas kuliahTugas kuliah
Tugas kuliah
nongsa
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MishakiIccha
 
Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 mene
wardahmega
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalInal Ypyn
 
pertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuangan
pertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuanganpertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuangan
pertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuangan
MadeNP1
 
PPT_Tactical Financing Decisions.pptx
PPT_Tactical Financing Decisions.pptxPPT_Tactical Financing Decisions.pptx
PPT_Tactical Financing Decisions.pptx
SagitaCharolinaSihom
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
TasyaNabila18
 
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docxPemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
ChelseaAng2
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
RehanOgie
 
PPT PART 12 MK'.ppt
PPT PART 12 MK'.pptPPT PART 12 MK'.ppt
PPT PART 12 MK'.ppt
AulyaRositaDewi
 
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
BanuSyahar
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
sitiaristiantyholiza1
 
Bab8 100208132938 Phpapp02
Bab8 100208132938 Phpapp02Bab8 100208132938 Phpapp02
Bab8 100208132938 Phpapp02RILFA DIRWANTO
 

Similar to Hutang dan saham preferen (20)

Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjangMene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
Mene keuangan bab 20 pendanaan jangka panjang
 
Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2Ppt managemen keuangan 2
Ppt managemen keuangan 2
 
Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18Manajemen keuangan bab 18
Manajemen keuangan bab 18
 
Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1Pasar modal obligasi 1
Pasar modal obligasi 1
 
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx036_ISMAIL UMAR-1.pptx
036_ISMAIL UMAR-1.pptx
 
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGANANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Tugas kuliah
Tugas kuliahTugas kuliah
Tugas kuliah
 
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYAMAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
MAKALAH TENTANG MATERI OBLIGASI DAN VALUASINYA
 
Artikel 2 mene
Artikel 2 meneArtikel 2 mene
Artikel 2 mene
 
Bab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modalBab 8 jenis_jenis_modal
Bab 8 jenis_jenis_modal
 
pertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuangan
pertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuanganpertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuangan
pertemuan 13 penilaian obligasi analisi keuangan
 
PPT_Tactical Financing Decisions.pptx
PPT_Tactical Financing Decisions.pptxPPT_Tactical Financing Decisions.pptx
PPT_Tactical Financing Decisions.pptx
 
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdfTasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
Tasya nabila 2003101010346 Makalah Obligasi & Pasar Modal.pdf
 
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docxPemilihan Sumber Pembiayaan.docx
Pemilihan Sumber Pembiayaan.docx
 
Ppt wesel
Ppt weselPpt wesel
Ppt wesel
 
pptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdfpptwesel-180612000802 (2).pdf
pptwesel-180612000802 (2).pdf
 
PPT PART 12 MK'.ppt
PPT PART 12 MK'.pptPPT PART 12 MK'.ppt
PPT PART 12 MK'.ppt
 
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptxBab 11 (Syahar Banu).pptx
Bab 11 (Syahar Banu).pptx
 
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptxPPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
PPT MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Bab8 100208132938 Phpapp02
Bab8 100208132938 Phpapp02Bab8 100208132938 Phpapp02
Bab8 100208132938 Phpapp02
 

Recently uploaded

Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (18)

Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 

Hutang dan saham preferen

  • 1. HUTANG DAN SAHAM PREFEREN Nama : Kartika Aji Lukitasari NIM : 135020201111085
  • 2. A. Instrumen-Instrumen Pembiayaan Hutang Jangka Panjang 1. Obligasi (bond)  Surat promes jangka panjang yang simpel. 2. Hipotek (mortagage)  Pinjaman jangka panjang dengan jaminan harta tak bergerak. 3. Debenture (obligasi tanpa jaminan)  Obligasi jangka panjang yang tidak dijamin dengan harga tak bergerak tertentu. 4. Indenture  Hubungan jangka panjang antara kreditor dan debitor dari sebuah promes jangka panjang ditetapkan dalam suatu dokumen. 5. Wali (trustee)  untuk memperlancar komunikasi antara pihak emiten dan para pemegang obligasi yang kadang-kadang bisa berjumlah ribuan orang, diciptakan struktur perwalian (trusteeship) untuk mewakili kepentingan para pemegang obligasi. 6. Persyaratan opsi tarik (call provision)  Perusahaan emiten diberikan hak ntuk menebus kembali obligasinya. Persyaratan ini secara umum menetapkan bahwa perusahaan harus membayar jumlah tebusan di atas nilai nominal obligasi, jumlah lebih ini didefinisikan sebagai premi opsi tarik (call premium). 7. Dana cadangan pelunasan hutang (sinking fund)  Fasilitas yang secara berkala ditujukan untuk menebus obligasi perusahaan. 8. Hutang berdana (funded debt)  Hutang berdana tidak lain hanyalah isitilah bidang keuangan, yang artinya hutang jangka panjang.
  • 3. B. Obligasi Dengan Jaminan (Secured Bonds) • Prioritas klaim  Hipotik senior memiliki klaim yang didahulukan atas aktiva dan laba perusahaan. Misalnya hipotik senior dari perusahaan kereta api, kalimnya atas tanah dan aktiva perusahaan kereta api menduduki urutan pertama. • Hak untuk mengemisikan surat berharga tambahan  Obligasi hipotik dapat diklasifikasikan dalam kaitannya dengan hak untuk menerbitkan obligasi tambahan, yang dijamin dengan aktiva perusahaan yang sama. Yaitu hipotik tertutup, terbuka, dan terbuka yang terbatas. • Lingkup hak-gadai (scope of the lien)  Hak gadai ditetapkan terhadap aktiva perusahaan tertentu. Untuk hak gaddai khusus, jaminan hipotik pertama dan hipotik kedua merupakan aktiva perusahaan yang ditentukan secara khusus pula. Sebaliknya, jenis hipotik lain, yaitu hipotik umum (blanket mortagage) dijamin oleh seluruh aktiva tak bergerak yang dimiliki oleh perusahaan.
  • 4. C. Obligasi Tanpa Jaminan (Unsecured Bonds) 1. Debenture  Debenture merupakan salah satu bentuk utama hutang tanpa jaminan, dimana tidak ada hak gadai yang diikatkan ke aktiva tertentu perusahan emiten obligasi. Penggunaan debenture tergantung pada jenis dari perusahaan yang ada dan kekuatan kredit perusahaan secara umum. Sebuah perusahaan yang memiliki posisi kredit sangat kuat mempunyai kemampuan untuk menerbitkan debenture. Sebaliknya jika posisi kreditnya sangat lemah, sehingga tak ada aktiva yang tersisa untuk ditanggungkan, perusahaan tidak mempunyai pilihan lainnya selain debenture, semua aktivanya telah dibebani. 2. Debenture yang disubordinasi (subordinated debentures)  Hutang bersubordinasi memiliki klaim yang prioritasnya nomor dua setelah hutang bukan subordinasi manakala perusahaan itu dilikuidasi. Debentrure dapat disubordinasi di bawah wesel bayar biasanyapinjaman bank atau dibawah hutang lainnya. 3. Obligasi pendapatan (income bonds)  Diterbitkan pada saat suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan dari sejarah perkembangannya, tidak mungkin mampu memenuhi biaya tetap diwaktu akan datang, secara lebih umum, obligasi pendapatan ini merupakan alat hutang yang memberi kelonggaran pada saat laba perusahaan tidak cukup untuk membayar hutangnya. 4. FRN (floating rate notes-suku bungan mengambang)  FRN adalah suatu alat yang dikembangkan untuk mengurangi risiko suku bunga yang tinggi tetapi mudah berubah. Suku bunga FRN ini akan bervariasi di atas suku bunga jangka panjang atau jangka pendek yang ditetapka departemen keuangan AS. Suku bunga FRN biasanya tetap atau dijamin melebihi jumlah minimum yang ditetapkan untuk pertama kalinya, dan kemudian disediakan cara berkala dengan perkembangan tingkat bungan dari departemen keuangan AS.
  • 5. D. Nilai Obligasi Dan Fluktuasinya • Bahwa kepekaan harga obligasi terhadap suku bunga bukan tergantung pada periode jatuh temponya saja, tetapi juga pada pola yang pasti dari arus kas yang dijanjikan kepada para investor.  Tenggang waktu (duration)  Secara formal adalah sebagai persentase perubahan dari harga sebuah obligasi dalam kaitannya dengan persentase perubahan dari suku bunga, jadi tenggang waktu dapat dikatakan sebagai ukuran elastisitas harga. Dimana,  Duri = ukuran tenggang waktu untuk obligasi ke-i  B = nilai sekarang dari obligasi  Kb = tingkat hasil pengembalian pasar dari obligasi dengan risiko yang sama.  Implikasi tentang waktu bagi para manajer keuangan adalah, mereka perlu memperhatikan tidak hanya saat jatuh tempo obligasi tetapi juga pola arus kas obligasi agar diperoleh penilaian yang akurat dari kepekaan terhadap fluktuasi suku bunga.
  • 6. E. Biaya Hutang Jangka Panjang • Dalam menghitung nilai obligasi, tarif diskonto yang kita gunakan adalah tingkat hasil pengembalian atas obligasi, yang bagi penerbit obligasi merupakan biaya hutang jangka panjang.
  • 7. F. Karakteristik Hutang Jangka Panjang • Dalam segi risiko, hutang dipandang lebih menguntungkan dibangding saham biasa atau saham preferen karena hutang memberi prioritas dalam hal laba dan juga dalam hal likuidasi. Hutang juga memiliki masa jatuh tempo yang pasti dan dilindungi oleh akat (covenants) dari indenture. • Dalam segi laba, para pemegang obligasi memiliki hasil pengembalian tetap, kecuali dalam kasus obligasi pendapatan (income bonds) atau surat hutang dengan suku bunga mengambang. Pembayaran bungan tidak tergantung pada tingkat laba perusahaan atau suku bunga pasar yang sedang berlaku. • Dalam segi kendali, pemegang obligasi biasanya tidak memiliki hak suara.
  • 8. G. Keputusan Dalam Penggunaan Hutang Jangka Panjang • Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut keputusan tentang penggunaan hutang modal sebagai berikut. 1. Berapa rasio optimal dari total hutang terhadap total aktiva?  mempertimbangkan penggalian modal eksternal yang baru dan harus memilih antara hutang atau saham 2. Berapa bauran terbaik antara hutang jangka pendek dengan hutang jangka panjang?  hutang jangka pendek merupakan strategi dengan risiko rendah karena baik laba operasi maupun suku bunga pasar cenderung naik jika keadaan perekonomian membaik dan turun jika terjadi resesi. penggunaan hutang jangka panjang dan berbungan tetap akan lebih agresif karena laba akan lebih tinggi dalam perekonomian yang baik dan menurun tajam dalam perekonomian resesi. 3. Apakah suku bunga harus tetap atau bervariasi?  Hutang dengan suku bunga bervariasi lebih merupakan alat yang konservatif sepanjang suku bunganya berkorelasi positif dengan kondisi-kondisi pasar secara umum. Jika sampai mengalami korelasi negatif antara suku bunga dan laba perusahaan, hutang dengan suku bunga bervariasi akan menjadi strategi hutang yang lebih berisiko. 4. Apakah hutang harus diberi jaminan atau tidak?  Jika aktiva dapat dilikuidasi mendekati nilai pasarnya atau perusahaan tidak terlalu merugi, sebaiknya perusahaan memakai bentuk hutang dengan jaminan. Tetapi jika aktiva hanya dinilai tidak melebihi nilai residunya, maka hutang tetap dalam bentuk hutang tanpa jaminan.
  • 9. H. Hakikat Saham Preferen • Saham preferen memiliki klaim dan hak di atas hak dan klaim saham biasa, tetapi di bawah obligasi. • Keistimewaan saham ini terletak dalam klaim atas laba perusahaan, klaim atas aktiva juka perusahaan mengalami likuidasi, atau posisi yang lebih istimewa dalam hal laba dan aktiva perusahaan. • Arus deviden dari saham preferen.
  • 10. I. Persyaratan Utama Emisi Saham Preferen • Prioritas terhadap aktiva dan laba  Saham preferen, biasanya memiliki prioritas yang berkaitan denganlaba dan aktiva perusahaan. Pertama bahwa tanpa persetujuan pemegang saham preferen tidak boleh diterbitkan surat-surat berharga yang mempunyai hak kalim yang lebih besar atau sama. Yang kedua adalah adanya laba yang ditahan. Perusahaan harus memiliki jumlah minimum laba ditahan sebelum dividen saham biasa boleh dibagikan. • Nilai nominal  Saham preferen biasanya memiliki nilai nominal yang secara kualitas mempunyai arti tersendiri, pertama, nilai nominal itu merupakan jumlah uang yang akan diterima pemegang saham preferen jika perusahaan mengalami likuidasi. Kedua, dividen saham preferen seringkali dinyatakan dalam suatu persentase dari nilai nominal.
  • 11. • Dividen kumulatif  Dividen kumulatif artinya bahwa seluruh dividen saham preferen yang belum terlunasi harus diselesaikan sebelum perusahaan membayar dividen saham biasa. Seandanya saham preferen tidak memiliki fasilitas kumulatif, dividen sahamnya mungkin saja tidak dibayarkan selama beberapa tahun. • Masalah pertukaran  Sekitar 40 persen dari jumlah keseluruhan saham prefern yang diemisikan selama beberapa tahun terakhir dapat ditukar menjadi saham biasa. • Beberapa ketentuan yang kurang umum.  Hak suara, Berpartisipasi, Dana cadangan perlunasan hutang, Jatuh tempo, Fasilitas opsi tarik, Tingkat dividen yang luwes. • Pengambilan keputusan untuk penggunaan saham preferen  Sebagai surat berharga campuran, saham preferen ini berada dalam posisi yang menguntungkan antara posisi saham biasa dengan posisi hutang. Saham preferen dapat memberikan suatu kompromi yang baik. Penggunaan saham ini akan sangat menguntungkan jika perusahaan telah memiliki rasio hutang yang cukup tinggi dinilai dari standar rasio industri yang maksimal. Saham preferen juga dapat merupakan bentuk pembiayaan yang disengangi walaupun pembiayaan melalui jenis hutang ternyata penuh risiko.
  • 12. • Evaluasi saham preferen Keunggulan saham preferen bagi investor  Saham preferen memberikan hasil yang relatif stabil.  Dalam kasus likuidasi, pemegang saham preferen lebih diprioritaskan dibanding pemegang saham biasa.  Banyak perusahaan lebih senang menginvestasikan uang ke dalam saham preferen, karena 85 persen dividen yang dihasilkan tidak terkena pajak. Kelemahannya  Meskipun para pemegang saham preferen kurang terpengaruh oleh risiko kepemilikan perusahaan.  Fluktuasi harga saham preferen lebih besar dibanding harga obligasi.  Para pemegeang saham preferen tidak mempunyai hak paksa atas dividen.  Jumlah akumulatif dividen yang tertunggak, yang diselesaikan dengan pembayaran kas tidak sebanding dengan jumlah yang terhutang.
  • 13. • Alasan adanya berbagai jenis surat berharga  Karena investor yang beragam minat serta kepentingannya akan mempunyai preferensi yang berbeda pula, dan surat berharga perusahaan dapat memasuki pasar secara luas. Jika dikelola dengan baik, emisi surat berharga yang beranekaragam itu akan memperkecil biaya keseluruhan modal di bawah biaya modal seharusnya yang diperlukan seandainya perusahaan hanya mengemisikan satu jenis surat hutang dan saham biasa saja. • Penarikan kembali hutang atau saham preferen  Hampir seluruh emisi obligasi publik dan emisi saham preferen memiliki fasilitas opsi tarik sehingga, jika diperlukan dapat dilakukan “pakasaan” untuk menarik kembali surat berharga mereka dengan premi opsi tarik. Namun ada dua masalah tambahan yang esensial. Pertama, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa penarikan kembali hutang akan sedikit mengubah struktur modal perusahaan karena nilai pasar dari emisi hutang baru melebihi nilai pasar dari hutang yang ada. Masalah yang kedua yaitu hutang yang dapat ditarik sebaiknya tidak dijual dengan harga yang melebihi harga opsi tarik ditambah premi yang kurang lebih sama dengan biaya penerbitan sewaktu memanfaatkan fasilitas opsi tarik.
  • 14. J. Keputusan Pendanaan Kembali (Refunding Decisions)  Memilih tingkat diskonto untuk pendanaan kembali obligasi  Pendanaan kembali pada waktu suku bungan naik
  • 15.  Memilih Tingkat Diskonto Untuk Pendanaan Kembali Obligasi • Pendanaan kembali obligasi yang sering dilakukan pada saat terjadi fluktuasi dalam suku bunga, mungkin akan memberikan manfaat dalam arus kas bagi perusahaan di waktu yang akan datang, karena menurunnya bunga obligasi yang harus dibayar. • NPV dari pendanaan kembali obligasi dapat dinyatakan: Dimana, • T= tarif pajak penghasilan badan usaha • RC = biaya pendanaan kembali • r1 = suku bunga dari obligasi lama • r2 = suku bunga dari obligasi baru • D = nilai pari hutang • n = sisa umur dari masa jatuh tempo dari obligasi lama • AD = hutang tambahan yang dibutuhkan untuk membayar biaya dari pendanaan kembali
  • 16.  Pendanaan Kembali Pada Waktu Suku Bungan Naik • Pada waktu suku bunga rendah, kita berpeluang untuk menghemat bunga. • Jika suku bunga naik, kita berpeluang membeli obligasi dengan diskonto. Dimana, • T= tarif pajak penghasilan badan usaha • RC = biaya pendanaan kembali • r1 = suku bunga dari obligasi lama • r2 = suku bunga dari obligasi baru • D = nilai pari hutang • n = sisa umur dari masa jatuh tempo dari obligasi lama • AD = hutang tambahan yang dibutuhkan untuk membayar biaya dari pendanaan kembali • p = harga dari obligasi dengan diskonto yang dinyatakan sebagai rasio desimal dari nilai parinya • M = jumlah tahun yang dapat dipakai sebagai dasar amortisasi dari keuntungan kena pajak
  • 17. K. Obligasi dan Valuasinya • Obligasi adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman pada tanggal tertentu kepada pemegang obligasi tersebut. • Jenis obligasi utama ada 4, obligasi pemerintah, obligasi perusahaan, obligasi pemerintah daerah, obligasi luar negeri.
  • 18.  Karakteristik Utama Obligasi 1. Nilai pari (nilai nominal dari suatu obligasi) 2. Tingkat bunga kupon. Ada pembayaran kupon (jumlah bunga yang ditentukan untuk dibayar setiap periodenya, umumnya setiap 6 bulan), dan tingkat bunga kupon (tingkat bunga tahunan yang dinyatakan dalam suatu obligasi), obligasi denga tingkat bunga mengambang (obligasi yang tingkat suku bunganya berfluktuasi sesuai dengan perubahan yang terjadi pada tingkat suku bunga secara umum), obligasi dengan kupon nol (obligasi yang tidak membayarkan bunga tahunan tetapi dijual dengan diskon dibawah nilai pari, sehingga memberiikan kompensasi kepada para investornya dalam bentuk apresiasi modal, obligasi dengan diskon penerbitan awal (semua obligasi yang pada awalnya ditawarkan dengan harga dibawah nilai parinya). 3. Tanggal jatuh tempo (tanggal tertentu dimana nilai pari dari suatu obligasi harus dibayar kembali), waktu jatuh tempo awal (jumlah tahun hingga tanggal jatuh tempo sejak obligasi diterbitkan). 4. Provisi penebusan (provisi dalam kontrak obligasi yang memberi pihak penerbitnya hak untuk menebus obligasi dengan syarat-syarat tertentu sebelum tanggal jatuh tempo normal). 5. Dana pelunasan (provisi dalam sebuah kontrak obligasi yang mengharuskan emiten setiap tahun membayar kembali sebagaian dari obligasi yang diterbitkan). 6. Fitur lain. Obligasi yang dapat dikonversi, waran, obligasi yang dapat dijual, obligasi pendapatan, obligasi indeks.
  • 19.  Valuasi Obligasi • Nilai dari setiap aktiva keuangan-saham, obligasi, sewa guna usaha, gedung, apartemen, mesin, hanyalah nilai sekarang dari arus kas yang diperkirakan akan dapat dihasilkan oleh aktiva tersebut. Dimana, • INT = jumlah bunga yang dibayarkan tiap tahunnya. • N = jumlah tahun sebelum obligasi jatuh tempo. • Kd = tingkat suku bunga pasar obligasi, • M = nilai pari • Perubahan nilai obligasi dari waktu ke waktu  Pada saat kupon obligasi diterbitkan, pada umumnya kupon tersebut akan ditentukan pada suatu tingkat yang akan menyebabkan harga pasar obligasi menjadi sama dengan parinya. Suatu obligasi yang baru saja diterbitkan dikenal dengan sebutan penerbitan baru. Setelah berada selama beberapa waktu di pasar , obligasi tersebut akan diklasifikasikan sebagai obligasi yang beredar, atau obligasi juga penerbitan lama. Obligasi yang baru saja diterbitkan umunya dijual sangat mendekati nilai parinya. Kecuali untuk obligasi dengan tingkat bunga mengambang, pembayan kupon berjalan secara konstan. Pemegang obligasi dapat mengalami kerugian modal atau menghasilkan modal, tergantung pada apakah tingkat suku bunga mengalami kenaikan atau penurunan setelah obligasi dibeli.
  • 20.  Imbal Hasil Obligasi • Imbal hasil obligasi akan bervariasi dari hari ke hari tergantung pada kondisi pasar saat ini. Menghitung imbal hasil tersebut dapat dengan 3 cara yang berbeda. a. Imbal hasil saat jatuh tempo  Tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu obligasi jika obligasi tersebut dimiliki hingga jatuh tempo. b. Imbal hasil saat penebusan  Tingkat pengembalian yang diperoleh dari suatu obligasi jika ditebus sebelum tanggal jatuh temponya. c. Imbal hasil saat ini  Pembayaran bunga tahunan suatu obligasi dibagi dengan harga obligasi saat ini.
  • 21.  Obligasi Dengan Kupon Setengah Tahunan • Meskipun beberapa obligasi membayarkan bungan secara tahunan, mayoritas sebenarnya membayarkan bungan secara setengah tahunan. Untuk mengevaluasi obligasi setengah tahunan, kita harus memodifikasi model valuasi menjadi sebagai berikut.
  • 22.  Menilai Tingkat Risiko Suatu Obligasi • Risiko tingkat suku bunga  Risiko terjadinya penurunan harga suatu obligasi akibat adanya kenaikan tingkat suku bunga. • Risiko tingkat investasi kembali  Risiko bahwa adanya penurunan pada tingkat suku bunga akan mengarah pada terjadinya penurunan pendapatan dari suatu portofolio obligasi. • Membandingkan risiko tingkat suku bunga dan risiko tingkat investasi kembali  Cakrawala investasi adalah jangka waktu yang direncanakan oleh investor untuk memiliki suatu investasi tertentu. Perubahan yang kecil sekalipun pada tingkat suku bunga dapat memberikan dampak yang besar pada harga-harga sekuritas jangka panjang. Konsekuensinya, investor dengan cakrawala investasi yang lebih singkat akan melihat obligasi jangka panjang sebagai investasi berisiko. Sebaliknya, obligasi jangka pendek cenderung lebih berisiko daripada obligasi jangka panjang untuk investor yang memiliki cakrawala investasi lebih lama.
  • 23. L. Risiko Gagal Bayar • Suatu risiko penting lainnya yang dihubungkan dengan obligasi adalah risiko gagal bayar. Jika emiten mengalami gagal bayar, investor akan menerima jumlah yang lebih kecil daripada pengembalian obligasi yang sebelumnya dijanjikan. Oleh karena itu, investor perlu menilai risiko gagal bayar obligasi terlebih dahulu sebelum melakukan pembelian.  Berbagai jenis obligasi perusahaan. 1. Obligasi hipotek  Obligasi yang dijamin oleh aktiva tetap. Obligasi hipotek pertama memiliki pritoritas yang lebih tinggi/senior daripada klaim obligasi hipotek kedua. 2. Obligasi tanpan jaminan subordinasi  Suatu obligasi yang memiliki klaim atas aktiva hanya setelah utang senior telah dibayar penuh ketika terjadi likuidasi.  Peringkat obligasi 1. Obligasi layak investasi  Obligasi-obligasi yang berperingkat triple-B atau lebih tinggi. Kebanyakan bank dan investor institusional hanya diizinkan oleh hokum untuk memiliki obligasi layak investasi 2. Obligasi sampah  Obligasi risiko tinggi, imbal hasil tinggi.  Kriteria peringkat obligasi  Perusahaan dengan rasio utang yang lebih rendah, rasio arus kas bebas terhadap utang yang lebih tinggi, tingkat pengembalian dari modal diinvestasikan yang lebih tinggi, rasio cakupan EBITDA yang lebih tinggi, dan rasio kelipatan pembayaran bunga (TIE) yang lebih tinggi umumnya akan memiliki peringkat obligasi yang juga lebih tinggi.
  • 24.  Pentingnya peringkat obligasi  Pertama karena peringkat obligasi adalah indicator dari risiko gagal bayarnya. Yang kedua, kebanyakan obligasi dibeli oleh investor institusional daripada individual, dan banyak institusi dibatasi hanya beriventasi pada sekuritas yang layak investasi.  Perubahan dalam peringkat  Perubahan dalam peringkat obligasi suatu perusahaan akan mempengaruhi pada baik kemampunannya untuk meminjam modal jangka panjang maupun biaya modal tersebut. Agen-agen pemeringkat akan meninjau obligasi yang beredar secara berkala, dimana kadang-kadang agen tersebut meningkatkan atau menurunkan peringkat suatu obligasi sebagai hasil dari perubahan kondisi yang dialami oleh emitennya.  Kepailitan dan reorganisasi  Ketika suatu bisnis menjadi bangkrut, maka artinya bisnis itu tidak lagi memiliki cukup uang untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjamannya. Harus diambil keputusan mengenai apakah akan menutup perusahaan melalui likuidasi atau mengizinkannya melakukan reorganisasi sehingga dapat terus bertahan hidup. Kedua keputusan itu bergantung pada apakah nilai perusahaan setelah reorganisasi kemungkinan akan lebih besar dibandingkan dengan nilai dari berbagai aktiva perusahaan jika aktiva tersebut dijual secara per bagian. Dalam suatu reorganisasi, kreditor perusahaan akan melakukan negoisasi dengan manajemen mengenai persyaratan-persyaratan dari potensi reorganisasi. Sedangkan likuidasi terjadi jika perusahaan dipandang telah sulit untuk diselamatkan. Jika perusahaan terlihat lebih berharga dalam keadaan mati daripada hidup. Apabila pengadilan kepailitan telah memerintahkan dilakukannya likuidasi, maka semua aktiva perusahaan akan dijual dank as yang diterima akan didistribusikan sebagaimana telah dinyatakan dalam bab 7 undang-undang kepailitan.