SlideShare a Scribd company logo
HAND OUT
SURVEI DAN EVALUASI LAHAN
BAB. 4. KEMAMPUAN LAHAN

P U R W A N D A R U W I D YA S U N U
L A B O R ATO R I U M TA N A H /
M A N A J E M E N S U M B E R D AYA L A H A N
FA P E R TA U N S O E D
2014
3.1. Pengertian dan Klasifikasi
Kemampuan (capability):
“Kemampuan sesuatu benda untuk
digunakan atau
memproduksi/menghasilkan”.

Kemampuan Lahan:
Kemampuan lahan untuk memproduksi
biomassa vegetasi dan tanaman tanpa
menimbulkan kerusakan biofisik lahan
Menurut USDA  ada 3 kategori yaitu
KELAS, SUB-KELAS, dan UNIT.
Sifat-sifat tanah yang dilakuan sebagai PEMBEDA meliputi sifat
FISIK/MORFOLOGI tanah dan lahan yang langsung diamati di lapangan 
PRAKTIS DAN DITENTUKAN LANGSUNG DI LAPANGAN
A. Kemampuan Lahan Tingkat Kelas:
 Tanah dikelompokkan ke dalam Kelas I s/d VIII yaitu
semakin tinggi kelasnya maka KUALITAS LAHAN
semakin jelek  alasan: RESIKO KERUSAKAN DAN
BESARNYA FAKTOR PENGHAMBAT BERTAMBAH.

Kelas I – IV  sesuai untuk usaha pertanian
Kelas V – VIII  tidak sesuai atau diperlukan biaya
tinggi untuk pengelolaannya.

Sejarah Indonesia atas pengelolaan lahan
banyak kasus pelanggaran atas Kelas
Kemampuan Lahan  mempercepat
degradasi tanah dan lahan.
Lahan Kelas I
 Sesuai untuk segala jenis penggunaan
pertanian tanpa memerlukan tindakan KTA
termasuk teknik ameliorasi , reklamasi dan
rehabilitasi yang khusus.
 Ciri lahan: datar, solum tanah dalam, tekstur
agak halus s/d sedang, drainase baik, mudah
diolah, responsif terhadap pemupukan.
Pemupukan apa???
 Tidak mempunyai faktor penghambat.

Untuk mengetahui standar batas ciri tanah/lahan
yang baik LIHAT HARKAT SIFAT FISIKA, KIMIA,
BIOLOGI TANAH (Puslitannak, USDA, FAO) atau
10 Paramater Kerusakan Tanah KNLH (PP 150 tahun
2001). ATAU PARAMETER KUALITAS TANAH/LAHAN.
Lahan Kelas II
 Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan sedikit
HAMBATAN dan ANCAMAN KERUSAKAN.
 Faktor penghambat adalah salah satu atau lebih dari
sifat/faktor berikut: (i) lereng melandai,(ii) kepekaan erosi
sedang, (iii) kedalaman tanah kurang ideal, (iv) struktur
tanah kurang baik, (v) sedikit gangguan salinitas (Na), (vi)
kadang-kadang tergenang banjir, (vii) drainase buruk, (viii)
iklim sedikit menghambat.
 Jika dikelola sebagai usaha pertanian tanaman semusim
perlu tindaan pengawetan tanah yang sedang. Misal: (i)
pengolahan tanah menurut kontur, (ii) pembuatan guludan,
(iii) pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah dan
pupuk hijau dan (iv) tindakan pemupukan.
Lahan Kelas III
 Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan hambatan yang
AGAK BERAT  shg. tidak semua jenis tanaman dapat
diusahakan.
 Faktor penghambat salah satu atau kombinasi beberapa
sifat tanah atau lahan sbb: (i) lereng agak curam, (ii)
kepekaan erosi tinggi  terjadi erosi berat, (iii) sering
tergenang banjir, (iv) permeabilitas lambat, (v) SOLUM
DANGKAL, (vi) daya menahan air rendah, (vii) kesuburan
rendah, (viii) salinitas/Na sedang, (ix) penghambat iklim
sedang.
 Memerlukan tindakan pengawetan khusus. Misal:
penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran
tanaman dengan vegetasi penutup tanah, pemupukan
sintetik untuk meningatkan kesuburan kimiawi

tanah; organik sbg “soil ameliorant &
amendment”.
Lahan Kelas IV

 Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan
FAKTOR PENGHAMBAT BERAT  membatasi
PILIHAN TANAMAN yang diusahakan.
 Faktor penghambat salah satu atau beberapa
kombinasi sifat sbb: (i) lereng curam, (ii) kepekaan
erosi tinggi  EROSI BERAT, (iii) TANAH
DANGKAL, (iv) daya menahan air rendah, (v) sering
tergenang banjir, (vi) drainase terhambat, (vii)
salinitas/Na agak tinggi, (viii) penghambat iklim
sedang.
 Jika diusahakan untuk TANAMAN SEMUSIM perlu
TERAS atau perbaikan drainase atau pergiliran

tanaman dengan vegetasi penutup tanah selama
3-5 tahun.
Lahan Kelas V
 TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN (tanaman
reguler/lazim)  berarti cari alternatif vegetasi atau
tanaman yang sifatnya MEMELIHARA sistem KTA lahan.
 Lahan bisa datar namun mempunyai stau atau beberapa
kombinasi sifat sbb: (i) drainase sangat buruk atau
terhambat, (ii) sering kebanjiran, (iii) BERBATU, (iv)
penghambat iklim cukup besar; lahan bisa curam bisa
cekung/lembah dengan kriteria sulit mengelola lahan
untuk tanaman pertanian reguler terutama tanaman
pangan.
LOKASI PENAMBANGAN BATU GUNUNG TUGEL 
Lahan Kelas ?? (sumber: P. Widyasunu, 2009)
Lokasi CUNIL Desa PEGALONGAN 

lahan kelas berapa ??

(Sumber: P. Widyasunu, 2009).

Petani perlu diajari
membuat kompos untuk
REKLAMASI LAHAN
Lahan bekas penambangan batu di Sunyalangu, Kec. Karanglewas. Mau
diapakan lagi?? Reklamasi?? (Sumber: P. Widyasunu, 2009).
Lahan Kelas
VI

Apa yang berbeda dengan kelas
sebelumnya ??

 TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN
PERTANIAN.
 Lahan mempunyai faktor penghambat yang sulit
diperbaiki: (i) lereng sangat curam, (ii) erosi yang
terjadi sangat berat, (iii) berbatu-batu, (iv) SOLUM
DANGKAL, (v) drainase sangat buruk, (vi) daya
menahan air randah, (vii) penghambat iklim besar.
 Sesuai hanya untuk vegetasi rumput (harus dijaga
agar rumput selalu menutup permukaan tanah.
 Bila dihutankan  penebangan kayu harus
selektif atau untuk Agroforestry.
Lahan
Kelas VII

Apa yang berbeda dengan kelas
sebelumnya ??

 SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK
TANAMAN SEMUSIM.
 Lahan mempunyai faktor pembatas yang lebih
berat dari kelas VI: (i) lereng terjal, (ii) erosi
sangat berat (gully erosion/erosi parit), (iii) tanah
dangkal, (iv) lahan berbatu-batu, (v) drainase
sangat terhambat  sebabnya apa??, (vi) iklim
sangat menghambat  contohnya
apa/bagaimana??.
Lahan Kelas
VIII
 SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK PRODUKSI
PERTANIAN.
 Lahan mempunyai faktor penghambat lebih berat dari Kelas VII:
(i) lereng sangat terjal, (ii) erosi sangat berat, (iii)
permukaan tanah ditutupi oleh batuan lepas atau singkapan, (iv)
iklim sangat tidak mendukung (kejadian cuaca ekstrim
pendek/panjang sangat sering), (v) selalu tergenang,
(vi) kapasitas menahan air rendah.
 Lahan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau TETAP
MENJADI FUNGSI HUTAN SEBAGAI ZONA RESAPAN AIR
 CAGAR ALAM, HUTAN REKREASI, HUTAN LINDUNG.
B. Kemampuan Lahan Tingkat Sub
KelasFAKTOR PENGHAMBAT:
JENIS

 Sub Kelas bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi
merupakan masalah utama.
 Sub Kelas genangan air (w)  kelebihan air merupakan
problem utama, drainase buruk, air tanah dangkal, daerah
banjir.
 Sub Kelas perakaran tanaman (s)  tanah dangkal, banyak
batuan permukaan/singkapan, kemampuan memegang air
rendah.
 Sub Kelas iklim (c)  iklim yaitu suhu dan curah hujan
merupakan masalah utama  saat ini kaitannya dengan
perubahan iklim dengan fenomena CUACA EKSTRIM sebagai
dampak pemanasan global  contoh (i) CH esktrim tinggi
dalam watu singkat, (ii) MK yang ada beberapa kali CH
tinggi, (iii) MK panjang lebih awal; MH panjang, (iv) air laut

pasang naik ke daratan 0,5 m sepanjang pantai
utara Jawa..
JENIS-JENIS FAKTOR PENGHAMBAT DITULISKAN
DI BELAKANG ANGKA KELAS
Misal:
III w  Lahan Kelas III dengan faktor
penghambat genangan air sehingga
terjadinya kelebihan air merupakan
problem utama, selain itu uumumnya
drainase buruk, air tanah dangkal, daerah
banjir.
IV e  bahaya erosi (e)  pada lahan dimana
erosi merupakan masalah utama.
C. Kemampuan Lahan Tingkat Unit (Satuan
Pengelolaan)
TINGKAT UNIT memberikan keterangan yang lebih
spesifik dan detil daripada SUB KELAS.
Dalam tingkat unit kemampuan lahan diberikan SIMBOL
dengan penambahan angka-angka Arab di belakang simbol
sub kelas  angka menunjukkan besarnya
tingkat dari faktor penghambat.
Contoh:
II w-1  penghambat genangan air (kadang-

kadang : banjir menutupi tanah
>24 jam, tidak
teratur dalam periode <1 bln); d1 = drainase baik,
tanah mempunyai peredaran udara baik, profil
tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat
bercak.

III e-3 

e3 = erosi agak berat, >75% lap.atas sampai
<25% lap. bawah hilang.

IV k-3  solum tanah

k3 = <25 cm (sangat dangkal).
3.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan
Modifikasi Menurut Sitanala Arsyad
Latar Belakang:
Kelas kemampuan Lahan USDA istilah-istilah sifat
tanah tidak KUANTITATIF (tidak dinyatakan dengan
angka-angka)  SULIT DIINTERPRETASIKAN.
Contoh: lereng landai, kedalaman tanah kurang,
erosi berat.

ARSYAD (1979)  mengadakan modifikasi
terhadap sistem USDA tsb. dan
mengemukakan KRITERIA yang lebih
definitif yang diharapkan dapat
diterapkan di Indonesia.

MENJADI KUANTITATIF.
No.

Faktor

KELAS KEMAMPUAN LAHAN
I

1.

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

Tekstur
tanah (t)
a) Lap atas
(40 cm)
b) Lap bwh

t2/t3

t1/t4

*

*

*

*

*

t5

t2/t4

t1/t4

*

*

*

*

*

t5

2.

Lereng (%)

i0

i1

i2

i3

*

i4

i5

i6

3.

Drainase

d0/d1

d2

d3

d4

**

*

*

*

4.

Kedalaman
efektif

k0

0

k1

k2

*

k3

*

*

5.

Keadaan
erosi

e0

e1

e1

e2

*

e3

e4

*

6.

Kerikil/batu

b0

b0

b0

b1

b2

*

*

b3

7.

Banjir

o0

o1

o2

o3

o4

*

*

*

*

dapat mempunyai sembarang faktor penghambat
dari kelas yang lebih berat.
** permukaan tanah selalu tergenang air.
Faktor Iklim
Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur
dan hujan.
Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan
1oC setiap 100 m naik di atas permukaan laut. Namun
di Jawa sebesar 0,61 oC. Sehingga besarnya
temperatur di suatu tempat dapat diduga dengan
persamaan berikut:
T = 26,3oC – 0,61 h
Dimana T : tempertur (oC), 26,3 oC : temperatur ratarata pada permukaan laut, h:ketinggian (m).
Penyediaan air alami (curah hujan) mempengaruhi
kemampuan tanah. Sehingga pengaruh interaksi
antara iklim-tanah harus diperhitungkan.
Faktor Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang
telah terjadi

a.
b.

c.
d.
e.
f.
g.

Kerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan
tanah. Cara pengelolaan tanah disebabkan karena alasan:
Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar
produktivitas tanaman sedang-tinggi.
Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil
tanaman.
Kehilangan unsur hara oleh tanaman.
Kehilangan lapisan permukaan tanah.
Kehilangan tanah oleh erosi
Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh
sedimen yang berasal dari erosi.
Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit
pemulihan tanah untuk menjadi produktif kembali.
Faktor Tekstur tanah (t)
Penting dalam mempengaruhi kapasitas
tanah untuk menahan air dan
permeabilitas tanah serta berbagai sifat
fisik dan kimia tanah lainnya.
Klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan
atas dan lapisan bawah:
t1 = tekstur halus : berdebu; liat.
t2 = tekstur agak halus : liat berdebu; lempung
liat berpasir; lempung berliat; lempung
berpasir.
t3 = tekstur sedang: debu; lempung berdebu;
lempung.
t4 = tekstur aga kasar: lempung berpasir.
t5 = testur kasar: pasir; pasir berlempung.
KLASIFIKASI TEKSTUR TANAH
Faktor lereng lahan dikelompokkan sbb:
i0 (A) = 0 – 3% (datar)
i1 (B) = 3 - 8% (landai atau berombak)
i3 (C) = 8 - 15% (agak miring atau bergelombang)
i4 (D) = 15 - 30% (miring atau berbukit)
i5 (E) = 30 - 45% (agak curam atau bergunung)
i6 (F) = 45 - 65% (curam)
i7 (G) = >65% (sangat curam)
Drainase
Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut :
d0 = baik
Tanah mempunyai peredaran udara baik seluruh profil
tanah berwarna terang seragam dan tidak ada bercakbercak.
d1 = agak baik
Peredaran udara baik, tidak terdapat, berca-berca
warna kuning/coklat/kelabu pada lapisan atas dan
bagian atas lapisan bawah.
d2 = agak buruk
Lapisan atas tanah peredaran udara baik-tidak terdapat
berca-bercak; bercak-bercak terdpt pada seluruh
lapisan bawah.
d3 = buruk
Lapisan tanah atas dekat permukaan
terdapat bercak-bercak kelabu/coklat/
kekuningan.
d4 = sangat buruk
Seluruh lapisan permukaan kelabu; tanah
bagian bawah terdapat bercak-bercak
kelabu/coklat/kekuningan.
Faktor Kedalaman tanah (kedalaman
efektif)
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman
tanah yang baik bagi pertumbuhan akar
tanaman. Klasifikasi kedalaman tanah yang
efektif:

ko = >90 cm (dalam)
k1 = 90 – 50 cm (sedang)
k2 = 50 – 25 cm (dangkal)
k3 = <25 cm (sangat dangkal)
Keadaan erosi
(kerusakan erosi yang telah terjadi)
dikelompokkan sebagai berikut:

e0 = tidak ada erosi
e1 = ringan, <25% lapisan atas tnh hilang.
e2 = sedang, 25-75% lapisan atas tnh
hilang.
e3 = berat, >75% lap.atas hilang
< 25% lap. bawah hilang.
e4 = sangat berat, >75% lap.atas hilang
>25% lap.bawah hilang.
Bisa juga digunakan niai “Kepekaan erosi
tanah” (K); dikelompokkan sebagai berikut:
KE1 = 0,00 – 0,10 (sangat rendah)
KE2 = 0,11 – 0,20 (rendah)
KE3 = 0,21 – 0,32 (sedang)
KE4 = 0,33 – 0,43 (agak tinggi)
KE5 = 0,44 – 0,55 (tinggi)
KE6 = 0,56 – 0,64 (sangat tinggi)
Faktor-faktor khusus
Faktor-faktor penghambat lain yang
mungkin terdapat adalah batu-batuan dan
kerikil, bahaya banjir dan salinitas.
6. Kerikil/batu (sampai kedalaman 20
cm???)

a) Kerikil (2 mm – 7,5 cm)
b0 = tidak ada/sedikit : 0 – 15%
volume tanah.
b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah.
b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah.
b3 = sangat banyak >90% volume tanah.
b) Batu kecil (7,5 cm – 25 cm; bulat); sumbu panjang
15 – 40cm
b0 = tidak ada/sedikit : 0 – 15% volume tanah.
b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah pengolahan
tanah mulai agak sulit, pertumbuhan tanaman
agak terganggu.
b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah, pengolahan
tanah sangat sulit, pertumbuhan tanaman
terganggu.
b3 = sangat banyak >90% volume tanah,
pengolahan tanah tidak mungkin dilakukan,
pertumbuhan tanaman terganggu.
Stone: batuan bebas/lepas yang terletak/berserakan di atas
permukaan tanah diameter > 25 cm (bulat) atau
sumbu > 40 cm (gepeng).
b0 = tidak ada : < 0,01 % luas areal.
b1 = sedikit : 0,01-3% permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dengan mesin agak terganggu, tidak
mengganggu pertumbuhan tanaman.
b2 = sedang : 3-15 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah mulai agak sulit.
b3 = banyak : 15-90 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dan penanaman menjadi sulit.
b4 = sangat banyak: > 90% permukaan tanah tertutup,
sama sekali tidak dapat digunakan untuk tanaman.
ROCK: batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah dan
merupakan bagian dari batu besar yang terpendam.
bo = tidak ada: < 2 % permukaan tanah tertutup.
b1 = sedikit: 2-10 % permukaan tanah tertutup, pengolahan
tanah dan penanaman agak terganggu.
b2 = sedang: 10-50 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dan penanaman terganggu.
b3 = banyak: 50-90 % permukaan tanah tertutup,
pengolahan tanah dan penanaman sangat terganggu.
b4 = sangat banyak: > 90 % permukaan tanah tertutup,
tidak dapat diusahaakan untuk pertanian.
Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O)
O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak
pernah
tertutup banjir untuk waktu >24 jam.
O1 = jarang : banjir menutupi tanah
>24 jam, tidak
teratur dalam periode <1 bln.
O2 = kadang-kadang: selama 1 bln dalam 1 th tanah
secara teratur tertutupi banjir yang >24 jam.
O3 = sering: selama 2-5 bulan dalam 1 th, secara
teratur selalu banjir yang lamanya > 24 jam.
O4 = sangat sering: selama waktu > 6 bln tanah selalu
dilanda banjir yang teratur yang lamanya >24 jam
 future PIG pantai utara Jawa terendam air laut  air laut pasang.
Permeabilitas
Dikelompokkan sebagai berikut:
P1 = lambat
: 0,5 cm/jam
P2 = agak lambat
: 0,5 – 2 cm/jam
P3 = sedang
: 2 – 6,25 cm/jam
P4 = agak cepat
: 6,25 – 12,5 cm/jam
P5 = cepat
: >12,5 cm/jam
Klasifikasi Salinitas
Salinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam
terlarut atau hambatan listrik ekstrak tanah sbb:
g0 = bebas = 0 – 0,15% garam larut; 0 – 4 (EC
x 103)
mmhos/cm pada suhu 250C.
g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 – 0,35% garam larut; 4
– 8 (EC x 103) mmhos/cm pada
suhu 250C.
g2 = terpengaruh sedang = 0,35 – 0,65% garam larut; 8
– 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut;
lebih dari 15 (EC x 103)
mmhos/cm pada suhu
250C.
Pagerejo, Kertek, Wonosobo: peruntukan lahan untuk apa?? (P. Widyasunu, 2008

)
Pagerejo, Kertek, Wonosobo: kerusakan tubuh tanah, struktur batuan  kerusakan
hidrologis dan biodiversitas akibat penambangan batu dan pasir fisiografi vulkan.
Lereng selatan Gunung Sindoro. Penggunaan lahan pertanian VERSUS pertambangan.
Mau dimenangkan mana? (P.Widyasunu, 2008).
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014

More Related Content

What's hot

Bahan organik tanah
Bahan organik tanah Bahan organik tanah
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
EDIS BLOG
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
Boaz Salosa
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
Astrijyt
 
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
AldiSlabaco1
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
Alfian Nopara Saifudin
 
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Purwandaru Widyasunu
 
Lahan Kritis
Lahan KritisLahan Kritis
Lahan Kritis
Nur Rachmawati
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & airdenotsudiana
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
Nurul Aulia
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
Riyadi Joe
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Kering
ptkartika
 
Teknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjanTeknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjan
saniaronauli99
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruPurwandaru Widyasunu
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Ferli Dian SAputra
 
Metode konservasi tanah secara vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatifMetode konservasi tanah secara vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatif
AndryAdmajaTarigan
 
Bulk_density
Bulk_densityBulk_density
Bulk_density
Iqrimha Lairung
 

What's hot (20)

Bahan organik tanah
Bahan organik tanah Bahan organik tanah
Bahan organik tanah
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2Ppt lahan kering kel.2
Ppt lahan kering kel.2
 
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
12. Klasifikasi Tanah -DIT.ppt
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
Bab 2. Teknik Survei Tanah dan Lahan 2014
 
Lahan Kritis
Lahan KritisLahan Kritis
Lahan Kritis
 
4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air4. metode konservasi tanah & air
4. metode konservasi tanah & air
 
Ekologi tumbuhan
Ekologi tumbuhanEkologi tumbuhan
Ekologi tumbuhan
 
Konservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimiaKonservasi mekanik dan kimia
Konservasi mekanik dan kimia
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
Agroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan KeringAgroteknologi Lahan Kering
Agroteknologi Lahan Kering
 
Teknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjanTeknologi pengembangan sistem surjan
Teknologi pengembangan sistem surjan
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaruBab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan s1 agrotek by ndaru
 
Laporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkapLaporan produksi tanaman industri lengkap
Laporan produksi tanaman industri lengkap
 
Metode konservasi tanah secara vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatifMetode konservasi tanah secara vegetatif
Metode konservasi tanah secara vegetatif
 
Presentasi gita
Presentasi gitaPresentasi gita
Presentasi gita
 
Bulk_density
Bulk_densityBulk_density
Bulk_density
 

Similar to Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014

Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Helmas Tanjung
 
03 evaluasi kemampuan_lahan
03 evaluasi kemampuan_lahan03 evaluasi kemampuan_lahan
03 evaluasi kemampuan_lahanKhairu Din
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
muhammadzain158
 
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
ricky235411101008
 
Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx
Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptxDefinisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx
Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx
andreapriharyandi
 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Muhammad Zhabri Gaffari Darmawan
 
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2  evaluasi lahan d3 pslBagian 2  evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
Purwandaru Widyasunu
 
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutTeknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
dianaeureka1
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
Yuwan Kilmi
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)rizky hadi
 
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)BMKG
 
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
Riyadi Davit
 
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasMK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
Purwandaru Widyasunu
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
sobarputra
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
Relly Ermando
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
Relly Ermando
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
Fadhel Hizham
 
Ppt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambangPpt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambang
anisasptiany
 
Ppt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambangPpt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambang
anisasptiany
 

Similar to Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014 (20)

Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
 
03 evaluasi kemampuan_lahan
03 evaluasi kemampuan_lahan03 evaluasi kemampuan_lahan
03 evaluasi kemampuan_lahan
 
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuanEvaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
Evaluasi lahan dan_klasifikasi_kemampuan
 
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.pptPertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt
 
Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx
Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptxDefinisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx
Definisi Degradasi dan Remidiasi1.pptx
 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
 
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2  evaluasi lahan d3 pslBagian 2  evaluasi lahan d3 psl
Bagian 2 evaluasi lahan d3 psl
 
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surutTeknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
Teknologi produksi padi pada lahan rawa pasang surut
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
 
Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)Pertanian pd lahan lebak (3)
Pertanian pd lahan lebak (3)
 
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
 
Makalah erosi
Makalah erosiMakalah erosi
Makalah erosi
 
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugasMK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
MK Irigasi dan Drainase Bab 5 pemberian air dan efisiensi plus tugas
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Lahan pasang surut
Lahan pasang surutLahan pasang surut
Lahan pasang surut
 
Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Ppt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambangPpt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambang
 
Ppt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambangPpt konservasi lahan bekas tambang
Ppt konservasi lahan bekas tambang
 

More from Purwandaru Widyasunu

Soil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOM
Soil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOMSoil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOM
Soil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOM
Purwandaru Widyasunu
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
Purwandaru Widyasunu
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Purwandaru Widyasunu
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...
Purwandaru Widyasunu
 
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Purwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan agroklimatologi
Bab 1. pendahuluan agroklimatologiBab 1. pendahuluan agroklimatologi
Bab 1. pendahuluan agroklimatologi
Purwandaru Widyasunu
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Purwandaru Widyasunu
 
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Purwandaru Widyasunu
 

More from Purwandaru Widyasunu (8)

Soil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOM
Soil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOMSoil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOM
Soil Fertility, Fertilizer, and Fertiizization. Chapter 5 THE OM AND SOM
 
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padiHAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN D3-PSL UNSOED Bab 3 budidaya padi
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL UNSOED Bab 2 teknik budidaya t...
 
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...
Hand-Out Kuliah Budidaya Tanaman Pangan D3-PSL Unsoed Bab 1 pendahuluan budid...
 
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
 
Bab 1. pendahuluan agroklimatologi
Bab 1. pendahuluan agroklimatologiBab 1. pendahuluan agroklimatologi
Bab 1. pendahuluan agroklimatologi
 
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
Bab 1. pendahuluan evaluasi lahan agroteknologi 2014
 
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
KotogadangKependuduk
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 

Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014

  • 1. HAND OUT SURVEI DAN EVALUASI LAHAN BAB. 4. KEMAMPUAN LAHAN P U R W A N D A R U W I D YA S U N U L A B O R ATO R I U M TA N A H / M A N A J E M E N S U M B E R D AYA L A H A N FA P E R TA U N S O E D 2014
  • 2. 3.1. Pengertian dan Klasifikasi Kemampuan (capability): “Kemampuan sesuatu benda untuk digunakan atau memproduksi/menghasilkan”. Kemampuan Lahan: Kemampuan lahan untuk memproduksi biomassa vegetasi dan tanaman tanpa menimbulkan kerusakan biofisik lahan Menurut USDA  ada 3 kategori yaitu KELAS, SUB-KELAS, dan UNIT. Sifat-sifat tanah yang dilakuan sebagai PEMBEDA meliputi sifat FISIK/MORFOLOGI tanah dan lahan yang langsung diamati di lapangan  PRAKTIS DAN DITENTUKAN LANGSUNG DI LAPANGAN
  • 3. A. Kemampuan Lahan Tingkat Kelas:  Tanah dikelompokkan ke dalam Kelas I s/d VIII yaitu semakin tinggi kelasnya maka KUALITAS LAHAN semakin jelek  alasan: RESIKO KERUSAKAN DAN BESARNYA FAKTOR PENGHAMBAT BERTAMBAH. Kelas I – IV  sesuai untuk usaha pertanian Kelas V – VIII  tidak sesuai atau diperlukan biaya tinggi untuk pengelolaannya. Sejarah Indonesia atas pengelolaan lahan banyak kasus pelanggaran atas Kelas Kemampuan Lahan  mempercepat degradasi tanah dan lahan.
  • 4. Lahan Kelas I  Sesuai untuk segala jenis penggunaan pertanian tanpa memerlukan tindakan KTA termasuk teknik ameliorasi , reklamasi dan rehabilitasi yang khusus.  Ciri lahan: datar, solum tanah dalam, tekstur agak halus s/d sedang, drainase baik, mudah diolah, responsif terhadap pemupukan. Pemupukan apa???  Tidak mempunyai faktor penghambat. Untuk mengetahui standar batas ciri tanah/lahan yang baik LIHAT HARKAT SIFAT FISIKA, KIMIA, BIOLOGI TANAH (Puslitannak, USDA, FAO) atau 10 Paramater Kerusakan Tanah KNLH (PP 150 tahun 2001). ATAU PARAMETER KUALITAS TANAH/LAHAN.
  • 5. Lahan Kelas II  Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan sedikit HAMBATAN dan ANCAMAN KERUSAKAN.  Faktor penghambat adalah salah satu atau lebih dari sifat/faktor berikut: (i) lereng melandai,(ii) kepekaan erosi sedang, (iii) kedalaman tanah kurang ideal, (iv) struktur tanah kurang baik, (v) sedikit gangguan salinitas (Na), (vi) kadang-kadang tergenang banjir, (vii) drainase buruk, (viii) iklim sedikit menghambat.  Jika dikelola sebagai usaha pertanian tanaman semusim perlu tindaan pengawetan tanah yang sedang. Misal: (i) pengolahan tanah menurut kontur, (ii) pembuatan guludan, (iii) pergiliran tanaman dengan tanaman penutup tanah dan pupuk hijau dan (iv) tindakan pemupukan.
  • 6. Lahan Kelas III  Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan hambatan yang AGAK BERAT  shg. tidak semua jenis tanaman dapat diusahakan.  Faktor penghambat salah satu atau kombinasi beberapa sifat tanah atau lahan sbb: (i) lereng agak curam, (ii) kepekaan erosi tinggi  terjadi erosi berat, (iii) sering tergenang banjir, (iv) permeabilitas lambat, (v) SOLUM DANGKAL, (vi) daya menahan air rendah, (vii) kesuburan rendah, (viii) salinitas/Na sedang, (ix) penghambat iklim sedang.  Memerlukan tindakan pengawetan khusus. Misal: penanaman dalam strip, pembuatan teras, pergiliran tanaman dengan vegetasi penutup tanah, pemupukan sintetik untuk meningatkan kesuburan kimiawi tanah; organik sbg “soil ameliorant & amendment”.
  • 7. Lahan Kelas IV  Sesuai untuk penggunaan pertanian dengan FAKTOR PENGHAMBAT BERAT  membatasi PILIHAN TANAMAN yang diusahakan.  Faktor penghambat salah satu atau beberapa kombinasi sifat sbb: (i) lereng curam, (ii) kepekaan erosi tinggi  EROSI BERAT, (iii) TANAH DANGKAL, (iv) daya menahan air rendah, (v) sering tergenang banjir, (vi) drainase terhambat, (vii) salinitas/Na agak tinggi, (viii) penghambat iklim sedang.  Jika diusahakan untuk TANAMAN SEMUSIM perlu TERAS atau perbaikan drainase atau pergiliran tanaman dengan vegetasi penutup tanah selama 3-5 tahun.
  • 8. Lahan Kelas V  TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN (tanaman reguler/lazim)  berarti cari alternatif vegetasi atau tanaman yang sifatnya MEMELIHARA sistem KTA lahan.  Lahan bisa datar namun mempunyai stau atau beberapa kombinasi sifat sbb: (i) drainase sangat buruk atau terhambat, (ii) sering kebanjiran, (iii) BERBATU, (iv) penghambat iklim cukup besar; lahan bisa curam bisa cekung/lembah dengan kriteria sulit mengelola lahan untuk tanaman pertanian reguler terutama tanaman pangan.
  • 9. LOKASI PENAMBANGAN BATU GUNUNG TUGEL  Lahan Kelas ?? (sumber: P. Widyasunu, 2009)
  • 10. Lokasi CUNIL Desa PEGALONGAN  lahan kelas berapa ?? (Sumber: P. Widyasunu, 2009). Petani perlu diajari membuat kompos untuk REKLAMASI LAHAN
  • 11. Lahan bekas penambangan batu di Sunyalangu, Kec. Karanglewas. Mau diapakan lagi?? Reklamasi?? (Sumber: P. Widyasunu, 2009).
  • 12. Lahan Kelas VI Apa yang berbeda dengan kelas sebelumnya ??  TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN PERTANIAN.  Lahan mempunyai faktor penghambat yang sulit diperbaiki: (i) lereng sangat curam, (ii) erosi yang terjadi sangat berat, (iii) berbatu-batu, (iv) SOLUM DANGKAL, (v) drainase sangat buruk, (vi) daya menahan air randah, (vii) penghambat iklim besar.  Sesuai hanya untuk vegetasi rumput (harus dijaga agar rumput selalu menutup permukaan tanah.  Bila dihutankan  penebangan kayu harus selektif atau untuk Agroforestry.
  • 13. Lahan Kelas VII Apa yang berbeda dengan kelas sebelumnya ??  SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK TANAMAN SEMUSIM.  Lahan mempunyai faktor pembatas yang lebih berat dari kelas VI: (i) lereng terjal, (ii) erosi sangat berat (gully erosion/erosi parit), (iii) tanah dangkal, (iv) lahan berbatu-batu, (v) drainase sangat terhambat  sebabnya apa??, (vi) iklim sangat menghambat  contohnya apa/bagaimana??.
  • 14. Lahan Kelas VIII  SAMA SEKALI TIDAK SESUAI UNTUK PRODUKSI PERTANIAN.  Lahan mempunyai faktor penghambat lebih berat dari Kelas VII: (i) lereng sangat terjal, (ii) erosi sangat berat, (iii) permukaan tanah ditutupi oleh batuan lepas atau singkapan, (iv) iklim sangat tidak mendukung (kejadian cuaca ekstrim pendek/panjang sangat sering), (v) selalu tergenang, (vi) kapasitas menahan air rendah.  Lahan harus dibiarkan dalam keadaan alami atau TETAP MENJADI FUNGSI HUTAN SEBAGAI ZONA RESAPAN AIR  CAGAR ALAM, HUTAN REKREASI, HUTAN LINDUNG.
  • 15. B. Kemampuan Lahan Tingkat Sub KelasFAKTOR PENGHAMBAT: JENIS  Sub Kelas bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi merupakan masalah utama.  Sub Kelas genangan air (w)  kelebihan air merupakan problem utama, drainase buruk, air tanah dangkal, daerah banjir.  Sub Kelas perakaran tanaman (s)  tanah dangkal, banyak batuan permukaan/singkapan, kemampuan memegang air rendah.  Sub Kelas iklim (c)  iklim yaitu suhu dan curah hujan merupakan masalah utama  saat ini kaitannya dengan perubahan iklim dengan fenomena CUACA EKSTRIM sebagai dampak pemanasan global  contoh (i) CH esktrim tinggi dalam watu singkat, (ii) MK yang ada beberapa kali CH tinggi, (iii) MK panjang lebih awal; MH panjang, (iv) air laut pasang naik ke daratan 0,5 m sepanjang pantai utara Jawa..
  • 16. JENIS-JENIS FAKTOR PENGHAMBAT DITULISKAN DI BELAKANG ANGKA KELAS Misal: III w  Lahan Kelas III dengan faktor penghambat genangan air sehingga terjadinya kelebihan air merupakan problem utama, selain itu uumumnya drainase buruk, air tanah dangkal, daerah banjir. IV e  bahaya erosi (e)  pada lahan dimana erosi merupakan masalah utama.
  • 17. C. Kemampuan Lahan Tingkat Unit (Satuan Pengelolaan) TINGKAT UNIT memberikan keterangan yang lebih spesifik dan detil daripada SUB KELAS. Dalam tingkat unit kemampuan lahan diberikan SIMBOL dengan penambahan angka-angka Arab di belakang simbol sub kelas  angka menunjukkan besarnya tingkat dari faktor penghambat. Contoh: II w-1  penghambat genangan air (kadang- kadang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode <1 bln); d1 = drainase baik, tanah mempunyai peredaran udara baik, profil tanah berwarna terang, seragam, tidak terdapat bercak. III e-3  e3 = erosi agak berat, >75% lap.atas sampai <25% lap. bawah hilang. IV k-3  solum tanah k3 = <25 cm (sangat dangkal).
  • 18.
  • 19. 3.2. Klasifikasi Kemampuan Lahan Modifikasi Menurut Sitanala Arsyad Latar Belakang: Kelas kemampuan Lahan USDA istilah-istilah sifat tanah tidak KUANTITATIF (tidak dinyatakan dengan angka-angka)  SULIT DIINTERPRETASIKAN. Contoh: lereng landai, kedalaman tanah kurang, erosi berat. ARSYAD (1979)  mengadakan modifikasi terhadap sistem USDA tsb. dan mengemukakan KRITERIA yang lebih definitif yang diharapkan dapat diterapkan di Indonesia. MENJADI KUANTITATIF.
  • 20. No. Faktor KELAS KEMAMPUAN LAHAN I 1. II III IV V VI VII VIII Tekstur tanah (t) a) Lap atas (40 cm) b) Lap bwh t2/t3 t1/t4 * * * * * t5 t2/t4 t1/t4 * * * * * t5 2. Lereng (%) i0 i1 i2 i3 * i4 i5 i6 3. Drainase d0/d1 d2 d3 d4 ** * * * 4. Kedalaman efektif k0 0 k1 k2 * k3 * * 5. Keadaan erosi e0 e1 e1 e2 * e3 e4 * 6. Kerikil/batu b0 b0 b0 b1 b2 * * b3 7. Banjir o0 o1 o2 o3 o4 * * * * dapat mempunyai sembarang faktor penghambat dari kelas yang lebih berat. ** permukaan tanah selalu tergenang air.
  • 21. Faktor Iklim Dua komponen yang paling berpengaruh: temperatur dan hujan. Udara bebas bergerak turun temperaturnya dengan 1oC setiap 100 m naik di atas permukaan laut. Namun di Jawa sebesar 0,61 oC. Sehingga besarnya temperatur di suatu tempat dapat diduga dengan persamaan berikut: T = 26,3oC – 0,61 h Dimana T : tempertur (oC), 26,3 oC : temperatur ratarata pada permukaan laut, h:ketinggian (m). Penyediaan air alami (curah hujan) mempengaruhi kemampuan tanah. Sehingga pengaruh interaksi antara iklim-tanah harus diperhitungkan.
  • 22. Faktor Lereng, ancaman erosi, dan erosi yang telah terjadi a. b. c. d. e. f. g. Kerusakan oleh erosi berpengaruh thd penggunaan tanah. Cara pengelolaan tanah disebabkan karena alasan: Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar produktivitas tanaman sedang-tinggi. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman. Kehilangan unsur hara oleh tanaman. Kehilangan lapisan permukaan tanah. Kehilangan tanah oleh erosi Bangunan-bangunan pengendali tanah dapat rusak oleh sedimen yang berasal dari erosi. Jika terbentuk parit/erosi gully, maka akan lebih sulit pemulihan tanah untuk menjadi produktif kembali.
  • 23. Faktor Tekstur tanah (t) Penting dalam mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan permeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya.
  • 24. Klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan atas dan lapisan bawah: t1 = tekstur halus : berdebu; liat. t2 = tekstur agak halus : liat berdebu; lempung liat berpasir; lempung berliat; lempung berpasir. t3 = tekstur sedang: debu; lempung berdebu; lempung. t4 = tekstur aga kasar: lempung berpasir. t5 = testur kasar: pasir; pasir berlempung.
  • 26. Faktor lereng lahan dikelompokkan sbb: i0 (A) = 0 – 3% (datar) i1 (B) = 3 - 8% (landai atau berombak) i3 (C) = 8 - 15% (agak miring atau bergelombang) i4 (D) = 15 - 30% (miring atau berbukit) i5 (E) = 30 - 45% (agak curam atau bergunung) i6 (F) = 45 - 65% (curam) i7 (G) = >65% (sangat curam)
  • 27. Drainase Drainase tanah diklasifikasikan sebagai berikut : d0 = baik Tanah mempunyai peredaran udara baik seluruh profil tanah berwarna terang seragam dan tidak ada bercakbercak. d1 = agak baik Peredaran udara baik, tidak terdapat, berca-berca warna kuning/coklat/kelabu pada lapisan atas dan bagian atas lapisan bawah. d2 = agak buruk Lapisan atas tanah peredaran udara baik-tidak terdapat berca-bercak; bercak-bercak terdpt pada seluruh lapisan bawah.
  • 28. d3 = buruk Lapisan tanah atas dekat permukaan terdapat bercak-bercak kelabu/coklat/ kekuningan. d4 = sangat buruk Seluruh lapisan permukaan kelabu; tanah bagian bawah terdapat bercak-bercak kelabu/coklat/kekuningan.
  • 29. Faktor Kedalaman tanah (kedalaman efektif) Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman. Klasifikasi kedalaman tanah yang efektif: ko = >90 cm (dalam) k1 = 90 – 50 cm (sedang) k2 = 50 – 25 cm (dangkal) k3 = <25 cm (sangat dangkal)
  • 30. Keadaan erosi (kerusakan erosi yang telah terjadi) dikelompokkan sebagai berikut: e0 = tidak ada erosi e1 = ringan, <25% lapisan atas tnh hilang. e2 = sedang, 25-75% lapisan atas tnh hilang. e3 = berat, >75% lap.atas hilang < 25% lap. bawah hilang. e4 = sangat berat, >75% lap.atas hilang >25% lap.bawah hilang.
  • 31. Bisa juga digunakan niai “Kepekaan erosi tanah” (K); dikelompokkan sebagai berikut: KE1 = 0,00 – 0,10 (sangat rendah) KE2 = 0,11 – 0,20 (rendah) KE3 = 0,21 – 0,32 (sedang) KE4 = 0,33 – 0,43 (agak tinggi) KE5 = 0,44 – 0,55 (tinggi) KE6 = 0,56 – 0,64 (sangat tinggi)
  • 32. Faktor-faktor khusus Faktor-faktor penghambat lain yang mungkin terdapat adalah batu-batuan dan kerikil, bahaya banjir dan salinitas. 6. Kerikil/batu (sampai kedalaman 20 cm???) a) Kerikil (2 mm – 7,5 cm) b0 = tidak ada/sedikit : 0 – 15% volume tanah. b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah. b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah. b3 = sangat banyak >90% volume tanah.
  • 33. b) Batu kecil (7,5 cm – 25 cm; bulat); sumbu panjang 15 – 40cm b0 = tidak ada/sedikit : 0 – 15% volume tanah. b1 = sedang 15 – 50 % volume tanah pengolahan tanah mulai agak sulit, pertumbuhan tanaman agak terganggu. b2 = banyak 50 – 90 % volume tanah, pengolahan tanah sangat sulit, pertumbuhan tanaman terganggu. b3 = sangat banyak >90% volume tanah, pengolahan tanah tidak mungkin dilakukan, pertumbuhan tanaman terganggu.
  • 34. Stone: batuan bebas/lepas yang terletak/berserakan di atas permukaan tanah diameter > 25 cm (bulat) atau sumbu > 40 cm (gepeng). b0 = tidak ada : < 0,01 % luas areal. b1 = sedikit : 0,01-3% permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah dengan mesin agak terganggu, tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. b2 = sedang : 3-15 % permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah mulai agak sulit. b3 = banyak : 15-90 % permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah dan penanaman menjadi sulit. b4 = sangat banyak: > 90% permukaan tanah tertutup, sama sekali tidak dapat digunakan untuk tanaman.
  • 35. ROCK: batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah dan merupakan bagian dari batu besar yang terpendam. bo = tidak ada: < 2 % permukaan tanah tertutup. b1 = sedikit: 2-10 % permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah dan penanaman agak terganggu. b2 = sedang: 10-50 % permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah dan penanaman terganggu. b3 = banyak: 50-90 % permukaan tanah tertutup, pengolahan tanah dan penanaman sangat terganggu. b4 = sangat banyak: > 90 % permukaan tanah tertutup, tidak dapat diusahaakan untuk pertanian.
  • 36. Klasifikasi ancaman banjir/genangan (O) O0 = tidak pernah : dalam 1 th tanah tidak pernah tertutup banjir untuk waktu >24 jam. O1 = jarang : banjir menutupi tanah >24 jam, tidak teratur dalam periode <1 bln. O2 = kadang-kadang: selama 1 bln dalam 1 th tanah secara teratur tertutupi banjir yang >24 jam. O3 = sering: selama 2-5 bulan dalam 1 th, secara teratur selalu banjir yang lamanya > 24 jam. O4 = sangat sering: selama waktu > 6 bln tanah selalu dilanda banjir yang teratur yang lamanya >24 jam  future PIG pantai utara Jawa terendam air laut  air laut pasang.
  • 37. Permeabilitas Dikelompokkan sebagai berikut: P1 = lambat : 0,5 cm/jam P2 = agak lambat : 0,5 – 2 cm/jam P3 = sedang : 2 – 6,25 cm/jam P4 = agak cepat : 6,25 – 12,5 cm/jam P5 = cepat : >12,5 cm/jam
  • 38. Klasifikasi Salinitas Salinitas tanah dinyatakan dalam kandungan garam terlarut atau hambatan listrik ekstrak tanah sbb: g0 = bebas = 0 – 0,15% garam larut; 0 – 4 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C. g1 = terpengaruh sedikit = 0,15 – 0,35% garam larut; 4 – 8 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C. g2 = terpengaruh sedang = 0,35 – 0,65% garam larut; 8 – 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C. g3 = terpengaruh hebat = lebih dari 0,65% garam larut; lebih dari 15 (EC x 103) mmhos/cm pada suhu 250C.
  • 39. Pagerejo, Kertek, Wonosobo: peruntukan lahan untuk apa?? (P. Widyasunu, 2008 )
  • 40. Pagerejo, Kertek, Wonosobo: kerusakan tubuh tanah, struktur batuan  kerusakan hidrologis dan biodiversitas akibat penambangan batu dan pasir fisiografi vulkan. Lereng selatan Gunung Sindoro. Penggunaan lahan pertanian VERSUS pertambangan. Mau dimenangkan mana? (P.Widyasunu, 2008).