Dokumen tersebut membahas gangguan keamanan negara Indonesia selama tahun 1950-1959 yang disebabkan oleh berbagai pemberontakan seperti APRA, RMS, DI/TII, dan lainnya. Pemberontakan-pemberontakan ini umumnya disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap proses integrasi wilayah-wilayah yang sebelumnya merupakan negara bagian ke dalam negara kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah melakukan berbagai upaya, baik damai
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Khansha Hanak
Sejarah pemberontakan DI/TII di berbagai daerah dengan latar belakang terjadinya pemberontakan dan tokoh-tokoh utama di balik peristiwa pemberontakan beserta upaya pemerintah dalam menghadapi pemberontakan.
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal annisa berliana
Kehidupan Sosial
dan Ekonomi
Masa Demokrasi Liberal
Antara tahun 1950-1959, bangsa Indonesia menerapkan sistem pemerintahan dengan Demokrasi Liberal.
Pada periode ini di Indonesia dengan menerapkan sistem pemerintahan liberal mengalami kesulitan-kesulitan, bahkan mengakibatkan korupsi merajalela, persatuan dan kesatuan bangsa terancam dan banyak harapan revolusi kemerdekaan yang belum bisa terwujud.
Produksi pangan mengalami peningkatan, tetapi tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk.
Disebabkan bangsa Indonesia belum mempunyai pengalaman dan tradisi demokratis
Sejarah Pemberontakan DI/TII (Sejarah Kelas XII Semester 1)Khansha Hanak
Sejarah pemberontakan DI/TII di berbagai daerah dengan latar belakang terjadinya pemberontakan dan tokoh-tokoh utama di balik peristiwa pemberontakan beserta upaya pemerintah dalam menghadapi pemberontakan.
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal annisa berliana
Kehidupan Sosial
dan Ekonomi
Masa Demokrasi Liberal
Antara tahun 1950-1959, bangsa Indonesia menerapkan sistem pemerintahan dengan Demokrasi Liberal.
Pada periode ini di Indonesia dengan menerapkan sistem pemerintahan liberal mengalami kesulitan-kesulitan, bahkan mengakibatkan korupsi merajalela, persatuan dan kesatuan bangsa terancam dan banyak harapan revolusi kemerdekaan yang belum bisa terwujud.
Produksi pangan mengalami peningkatan, tetapi tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk.
Disebabkan bangsa Indonesia belum mempunyai pengalaman dan tradisi demokratis
Agresi militer Belanda I terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dari perj...Arij Asfari
Agresi militer Belanda I terjadi karena adanya perbedaan penafsiran dari perjanjian Linggarjati antara Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia mengakui kedaulatan Belanda pada masa peralihan tetapi menolak pelaksanaan keamanan dan ketertiban yang dilakukan bersama pihak Belanda. Sedangkan pihak Belanda menyatakan bahwa Indonesia akan dijadikan sebagai negara anggota persemakmuran dan berbentuk federasi.
DISINTEGRASI YANG BERKAITAN DENGAN KEPENTINGAN PRIBADI DAN GOLONGANSMK Negeri 1 Palopo
Hello Guys Kali Ini saya Mengupload Tugas Sejarah Disintegrasi yang berkepentingan Pribadi
Jika Ingin Download File Ini Tinggal Download Aja Dan Ini Gratis Untuk Kalian
Jangan Lupa LIke And Share Follow
Mari Bersama-sama Kita Bertukar Pikiran...
Hidup Itu Harus Berbagi...
KONFLIK IDEOLOGI PADA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA.pptxAhsanuz Zikri
KONFLIK IDEOLOGI PADA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA: Pemberontakan PKI Madiun 1948, Pemberontakan DI/TII/NII, Pemberontakan PKI Gerakan 30 September 1965.
Presentasi Mata Pelajaran Sejarah Indonesia Kelas XII Semester 1 Sekolah Menengah Atas (SMA) Kurikulum 2013 Indonesia
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mempelajari bab III ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya pemberontakan di
Indonesia selama tahun 1950-1959
2. Menerangkan berbagai pemberontakan dalam mengacaukan
keamanan Indonesia (1950-1959)
3. Menunjukan hubungan antar gerakan pemberontakan di
Indonesia
4. Menguraikan berbagai macam pemberontakan yang terjadi di
Indonesia selama tahun 1950-1959
4. Selain itu sering terjadi miskomunikasi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, membuat rakyat yang ada di
daerah–daerah melakukan aksi protes sendiri dalam
menghadapi tekanan Belanda, bahkan dalam menentang
pemerintahan Indonesia sendiri.
Banyak tuntutan dari rakyat Indonesia yang tidak setuju
dengan pembentukan RIS tersebut membuat pemerintah
kemudian berinisiatif untuk kembali pada bentuk negara
kesatuan
Serangkaian tekanan–tekanan lewat negara-
negara federal yang dilakukan Belanda pada
Indonesia membuat Indonesa sedikit
kewalahan.
5. Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Kelompok ini dikomandoi oleh Kapten Raymond
Westerling seorang anggota militer Belanda
Saat itu, Kapten Westerling
ditugaskan oleh Belanda ke
negara bagian Pasundan, untuk
memadamkan aksi yang
dilakukan oleh kaum teroris di
Jawa Barat . Namun, aksi
Westerling tersebut dinilai
terlalu kejam sehingga Belanda
melakukan pemecatan
terhadapnya.Kapten Raymond Westerling
6. Pada Januari 1950, APRA mengajukan
ultimatum kepada pemerintah Indonesia agar
APRA diakui sebagai tentara resmi Pasundan
menggantikan posisi TNI, selain itu APRA
menolak untuk dibubarkannya bentuk negara
federal.
Menanggapi kasus penyerangan yang dlakukan
APRA, Mohammad Hatta, mengadakan
pertemuan dengan pihak Belanda untuk
membahas penyerangan yang dilakukan oleh
Westerling. Hasil dari pertemuan Hatta dan
Komisaris Tinggi Belanda menyebutkan bahwa
Westerling harus keluar dari kota Bandung.
Westerling memainkan perannya dan menghasut rakyat
Pasundan dengan isu – isu mengenai telah datangnya ratu adil
yang didambakan oleh rakyat selama ini. Westerling kemudian
mengumpulkan 8000 simpatisan dan mendirikan APRA
7. gerakan ini diketahui melibatkan Sultan Hamid II.
Sultan Hamid II kemudian berhasil ditangkap pada 4
April 1950.
Penangkapan Sultan Hamid dan gagalnya kudeta yang
telah direncanakan tersebut membuat kedudukan
Westerling di Pasundan semakin terdesak.
Ia memutuskan untuk
meninggalkan Kota Bandung dan
melarikan diri ke Jakarta. Dari
Jakarta Westerling kembali berhasil
keluar dari Indonesia menuju
Singapura. Pelarian Westerling
tersebut dicurigai mendapat
bantuan dari Angkatan Laut
Belanda
Sultan Hamid II
8. Terjadi pada tanggal 5 April 1950 di Makassar
Pemberontakan ini terjadi karena sering terjadi
demonstrasi kelompok masyarakat yang anti-federal untuk
mendesak NIT untuk segera menggabungkan diri dengan
Republik Indonesia.
Pemerintah pun mengeluarkan instruksi bahwa dalam
waktu 2 x 24 jam Andi Aziz melaporkan diri ke Jakarta
untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pada
tanggal 15 April 1950 Andi Aziz telah berangkat ke Jakarta
setelah didesak oleh presiden NIT, namun karena Andi Aziz
terlambat melapor ke Jakarta maka ia ditangkap dan diadili
9. Sayangnya keadaan aman di Sulawesi Selatan tidak
berlangsung lama. Hal itu disebabkan keberadaan pasukan
KL-KNIL yang sedang menunggu penarikan pasukan APRIS
keluar dari Makassar
Dalam pertempuran itu APRIS berhasil memukul mundur
pasukan lawan.
Pada tanggal 8 Agustus 1950 pihak KL-KNIL meminta untuk
berunding. Perundingan yang dilakukan oleh Kolonel A. E.
Kawilarang dari pihak RI dan Mayor Jenderal Scheffelaar
dari KL-KNIL.
Hasilnya kedua belah pihak setuju untuk menghentikan
tembak-menembak dan dalam waktu dua hari pasukan KL-
KNIL harus meninggalkan Makassar
10. Pendiri Republik Maluku Selatan (RMS) adalah Dr. Christian
Robert Steven Soumokil yang merupakan mantan Jaksa Agung
NIT.
Persoalan pemicu pemberontakan RMS ini
awalnya merupakan pemikiran dari
beberapa orang Ambon yang berkuasa
pada masa NIT.
Gerakan tersebut tidak hanya bertujuan
untuk memisahkan diri dari NIT melainkan
bertujuan juga untuk membentuk sebuah
Negara sendiri terpisah dari RIS.
11. Panglima: Sersan Mayor D.J. Samson
Kepala Staf: Sersan Mayor Pattiwael
Deputy:
Sersan Mayor Kastanya
Sersan Mayor Pieter
Sersan Mayor Aipassa
Pada tanggal 9 mei 1950 dibentuklah angkatan perang
RMS yang mayoritas merupakan eks tentara KNIL
dengan staf pimpinan sebagai berikut:
12. Pada tanggal 25 mei 1950 dibuatlah undang-undang dasar
sementara. Disamping itu dibacakan pula sebuah
proklamasi dimana isi dari teks proklamasi ini memiliki dua
alasan pokok mengapa RMS ada, yaitu:
Yang pertama ialah: NIT sudah tidak sanggup
mempertahankan kedudukannya sebagai Negara Bagian
selaras dengan peraturan-peraturan Konferensi Denpasar
yang masih sah berlaku.
Yang kedua ialah: RIS sudah bertindak bertentangan
dengan keputusan-keputusan KMB dan undang-undang
dasarnya sendiri.
13. Pemerintah RIS berupaya untuk mengatasi masalah ini
secara damai, yaitu dengan mengirimkan misi damai yang
dipimpin oleh tokoh asli Maluku, dr. Leimena. Namun misi
ini ditolak oleh Soumokil
Akibatnya pemerintah melakukan operasi militer. Ekspedisi
militerPada tanggal 14 Juli 1950, pasukan APRIS mendarat
di Pulau Buru. Pasukan APRIS berhasil menguasai pos-pos
penting di pulau ini. Selanjutnya, pada tanggal 19 juli 1950
pasukan APRIS menuju Pulau Seram. Pada hari itu juga
Seram Barat dapat dikuasai dengan mudah oleh pasukan
APRIS.
14. Pada tanggal 3 November 1950 serangan dimulai
kemudiandilanjutkan ke Teluk Poso. Grup I yang
didaratkan di Ambon berusaha untuk dapat merebut
Benteng Nieuw Victoria. Pada hari itulah Kota Ambon
dapat dikuasai.
Dengan jatuhnya Ambon, maka perlawanan dari RMS
dapat dipatahkan dan dikalahkan. Sisa-sisa kekuatan
RMS banyak yang melarikan diri ke Pulau Seram.
15. Pemberontakan Westerling, Andi Aziz, dan
pemberontakan Soumokil memiliki kesamaan yaitu
ketidakpuasan mereka terhadap proses kembalinya RIS
ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pemberontakan-pemberontakan ini menggunakan
kekuatan dari unsur KNIL yang merasa bahwa status
mereka tidak pasti setelah KMB.
16. Pemimpin pemberontakan ini adalah SM. Kartosuwiryo
Melalui konsep dan pemikirannya
yang hendak mendirikan Negara
Islam Indonesia, Kartoswiryo
berhasil mempengaruhi tokoh-
tokoh dengan afiliasi Islam
lainnya di berbagai daerah untuk
bergabung dengan DI/TII
bentukannya.
17. Pada tanggal 14 Agustus 1947 setelah Militer Belanda I,
Kartosuwiryo menyatakan “perang suci” melawan Belanda.
Gerakan Kartosuwiryo semakin tidak sejalan dengan
pemerintahan RI ketika terjadi perundingan Renville yang
dianggap merugikan pihak Indonesia. Salah satu isi
persetujuan itu menyatakan bahwa semua pasukan TNI di
daerah kantong-kantong gerilya sehingga harus hijrah ke
wilayah yang dikuasai oleh RI. Penolakan terhadap
perjanjian Renville diwujudkannya dengan sikap menolak
melakukan hijrah ke wilayah RI bersama 4.000 orang
pengikutnya ia memilih tetap tinggal di Jawa Barat.
18. Upaya damai dilakukan oleh Pemerintah RI melalui
Moh. Natsir (pemimpin Masyumi) lewat sepucuk surat,
namun tidak berhasil. Upaya kedua dilakukan dengan
membentuk sebuah komite dipimpin oleh Moh. Natsir
pada bulan september 1949. Akan tetapi, usaha itu
pun gagal mengajak Kartosuwiryo untuk kembali ke RI
Pada tanggal 25 Januari 1949 terjadi kontak senjata
pertama kali antara TNI dan DI/TII, ketika pasukan
Divisi Siliwangi melakukan hijrah (long march) dari
Jawa Barat ke Jawa Tengah. Bahkan kemudian
terjadi perang segitiga antara TNI-DI/TII-Tentara
Belanda
19. Pemberontakan ini
berakhir pada 4 juni
1962 ketika Kartosuwiryo
berhasil ditangkap di
Gunung Geber oleh
pasukan Siliwangi.
Operasi militer untuk menumpas gerakan DI/TII
yang dimulai pada tanggal 27 Agustus 1949.
Operasi ini menggunakan taktik “Pagar Betis”
yang dilakukan dengan menggunakan tenaga
rakyat untuk mengepung wilayah yang dianggap
sebagai tempat gerombolan itu bersembunyi
Eksekusi Kartosuwiryo
20. Munculnya DI/TII Jawa Tengah berawal dari Majelis
Islam yang dipimpin oleh Amir Fatah.
Pasukan Hizbullah yang berdiri sejak bulan Januari
1946, menggabungkan diri dengan TNI Batalion 52
yang dipimpin oleh Mayor Moh. Bachrin. Amir Fatah
berhasil memengaruhi Mayor Bachrin, sehingga
bersama pasukannya meninggalkan Wonosobo
kembali ke daerah Brebes-Tegal
21. Setelah mendapatkan pengikut yang cukup banyak, pada
tanggal 23 Agustus 1949 di Desa Pengarasan, Tegal, ia
memproklamasikan berdirinya Darul Islam (DI). Pasukannya
diberi nama Tentara Islam Indonesia (TII).
Untuk menghadapi pemberontakan ini, TNI melancarkan
operasi yang ditujukan terhadap DI/TII di Tembangrejo dan
pengarasan. Hal Itu mengakibatkan kekuatan dari DI/TII
menjadi melemah
Akhirnya pada tahun 1954 gerombolan itu dapat
dihancurkan dan sisanya tercerai-berai
22. Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan ini dipimpin oleh Kahar
Muzakar. Gerakan ini dimulai tahun 1951 dan dapat diselesaikan
tahun 1965.
Pada tahun 1949, Kahar Muzakar memimpin
sebuah Laskar-laskar gerilya di Sulawesi
Selatan yang kemudian tergabung dalam
Komando Grilya Sulawesi Selatan (KGSS).
Laskar ini meminta agar mereka dimasukkan
kedalam APRIS. Namun pemerintah menolak
permintaan KGSS dikarenakan pemerintah
hanya menerima anggota KGSS yang
memenuhi syarat untuk dinas militer
23. Kemudian pemerintah pun menyelesaikan masalah
geriliyawan tersebut dengan menyalurkan gerilyawan yang
tidak diterima tes dan disalurkan di Corps Tjadangan
Nasional (CTN).
Pada tanggal 24 Maret 1951 lima Batalion dilantik dan
Kahar Muzakar diangkat sebagai komandannya. Namun
saat pelantikan Kahar Muzakar melarikan diri dan
mengakibatkan kekacauan, tidak hanya itu saja pada
tanggal 7 Agustus 1953, dia menyatakan bahwa daerah
Sulawesi Selatan sebagai bagian dari Darul Islam dan nama
pasukannya pun diubah menjadi Tentara Islam Indonesia
(TII).
24. Untuk mengatasinya pemerintah RI melakukan operasi
militer dan memperluas cakupannya hingga daerah
pegunungan Sulawesi Tenggara. Pada bulan Februari
1965 operasi militer itu berakhir setelah Kahar
Muzakar tertembak mati. Dengan demikian berakhirlah
gangguan kemanan yang terjadi di Sulawesi Selatan
25. Untuk mengatasi
masalah tersebut
maka pemerintah
memberikan status
Daerah Istimewa
Di Aceh terjadi pertentangan
antara alim ulama yang
tergabung dalam organisasi
PUSA (Persatuan Ulama
Seluruh Aceh) yang dipimpin
oleh Tengku Daud Beureuh
dengan para kepala adat
(Ulebalang).
26. Namun setelah terbentuknya kembali Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tepatnya pada
bulan Agustus, maka status dari daerah Aceh yang
semula merupakan Daerah Istimewa turun menjadi
daerah keresidenan yang berada dalam lingkungan
Provinsi Sumatera Utara. Hal ini pun membuat
Tengku Daud Beureuh menjadi sangat kecewa
terutama anggota Pusat Ulama Seluruh Aceh (PUSA)
27. tanggal 20 September 1953, ia
memproklamasikan bahwa Aceh sebagai bagian
dari Negara Islam Indonesia yang berada di
bawah pimpinan Kartosuwiryo. Dengan adanya
proklamasi ini mulailah pemberontakan DI/TII di
Aceh.
Pemerintah RI menggunakan upaya damai untuk
menghadapi pemberontakan ini. Pada tahun
1961 Daud Beureuh pun menerima untuk
kembali lagi ke pangkuan Ibu Pertiwi, dengan
demikian keadaan Aceh pun kembali Aman.
28. Para pemimpin Masyumi dan Partai Sosialis diintimidasi oleh
kelompok pemuda yang pro-pemerintah. Akibatnya, sejumlah
tokoh seperti Mohammad Natsir, Sjarifuddin Prawiranagara,
dan Sumitro Djojohadikusumo mengungsi ke Sumatera Tengah.
Disana mereka bergabung dengan beberapa panglima yang
berada di Sumatera dan membentuk Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI).
Pada tanggal 30 November 1957 hubungan antara
pemerintah pusat dengan daerah menjadi
memburuk karena adanya usaha pembunuhan yang
gagal terhadap Presiden Soekarno yang terjadi di
Cikini saat dia akan berkunjung ke sekolah putranya
29. Proklamasi berdirinya PRRI di Sumatera mendapat respon
positif dari masyarakat Sulawesi, terutama oleh Permesta.
Panglima Somba, selaku pimpinan Permesta melalui siaran
RRI menyatakan bahwa gerakan Permesta mendukung PRRI
bahkan siap jika PRRI bekerjasama dengan Permesta untuk
meninggalkan pemerintah pusat
Menanggapi hal ini Angkatan Udara Republik Indonesia
(AURI) terbang di atas langit Manado dan menjatuhkan
bom tepat diatas studio RRI Manado yang membuat
gedung tersebut rusak.
30. Akibat insiden itu, Permesta melakukan blockade
jalan masuk bagi AURI. Permesta kemudian
melancarkan aksinya pada bulan April dengan
melakukan gerakan Ofensif militer. Mereka segera
membentuk sebuah pasukan angkatan udara yang
diberi nama AUREV (Angkatan Udara Revolusioner).
Mereka juga diketahui menyewa seorang pilot
berkebangsaan Amerika bernama Allan Poppe
31. Pada awalnya pasukan Permesta mendapatkan
kemenangan. Namun tanggal 15-23 Mei keadaan pun
berubah terbalik untuk PRRI/Permesta, kekuasaan
Permesta yang berada di udara telah dipatahkan
mendapatkan hasil yang baik
Untuk memulihkan kembali keamanan negara,
pemerintah bersama dengan KSAD memutuskan untuk
melakukan operasi gabungan AD-AL-AU terhadap PRRI
dan diberi nama dengan Operasi 17 Agustus yang
dipimpin oleh Letnan Kolonel Ahmad Yani
32. Selanjutnya, pasukan TNI membersihkan daerah-
daerah bekas kekuasaan PRRI. Banyak anggota PRRI
yang melarikan diri ke hutan-hutan. Achmad Husein
kemudian menyerahkan diri dan disusul pada
pertengahan tahun 1961 dimana tokoh-tokoh
Permesta juga menyerahkan dirinya.
33. pada tanggal 18 september 1948 penyerangan mulai
dilakukan oleh PKI
Penyerangan tersebut dipimpin oleh Muso, seorang tokoh
komunis yang baru saja kembali dari Rusia
PKI mengumumkan bahwa rakyat harus melakukan suatu
revolusi. Mereka menyebarkan isu bahwa Negara Indonesia
akan diberikan kepada Belanda oleh pemerintah Indonesia,
tujuan PKI adalah untuk merebut kekuasaan Indonesia dan
merubah ideologi bangsa dari ideologi nasionalis menjadi
komunis. Oleh karena itu PKI kemudian memprolkamirkan
Republik Soviet Indonesia.
34. Menanggapi pidato PKI di Madiun, Presiden Soekarno
kemudian mengucapkan pidatonya di RRI Yogyakarta.
Melalui pidato tersebut, Presiden Soekarno
menyatakan untuk berperang dengan PKI
Setelah melakukan konsolidasi dan kontak fisik dalam
upaya melawan PKI dan merebut kembali Madiun,
barulah pada 30 september 1948, Gubernur Militer
Surakarta-Semarang-Pati-Madiun mengumumkan
bahwa kota Madiun sudah kembali dapat dikuasai dan
PKI dipukul mundur