Makalah ini membahas tentang sistem development life cycle (SDLC) dan sistem teknik dokumentasi. SDLC adalah proses pengembangan sistem informasi yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, desain, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Sedangkan sistem teknik dokumentasi berisi tentang cara mendokumentasikan input, proses, database, dan output sistem."
Bab 3 sistem development and sistem tekhnik dokumen (1)
1. TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
(DOSEN : Dr. NASRIZAL, SE, M. Si, Ak, CA)
“Sistem Development Life Cycle dan Sistem Tekhnik Dokumentasi ”
KELOMPOK 2 :
1. ALWATI 2110246869
2. MOURIIN RACHMANA 2110247051
3. DIAN TIRTA 2110246994
4. FEBRIATI RUSYDA 2110246854
5. TUMPAL PANDIANGAN 2110247008
6. RIYAN HIDAYAT 2110246760
7. RENY NOVITASARI 2110246943
PROGRAM PASCASARJANA AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2021
2. DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................................................2
Kata Pengantar...............................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................5
BAB II Pembahasan......................................................................................................................6
2.1 Sistem Development Life Cycle ......................................................................................6
2.2 Sistem Tekhnik Dokumentasi...........................................................................................10
2.3 Studi Kasus ......................................................................................................................27
BAB III Penutup............................................................................................................................33
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................37
Daftar Pustaka...............................................................................................................................38
3. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan
harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pekanbaru, Oktober 2021
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Teknik-teknik sistem merupakan alat yang digunakan dalam menganalisis, merancang,
dan mendokumentasikan sistem dan hubungan antar subsistem. Teknik-teknik sistem
penting bagi auditor intern dan ekstern dan juga para personel sistem dalam pengembangan
sistem informasi.
Dokumentasi meliputi bentuk naratif, bagan alir (flowchart), diagram, dan materi
tertulis lainnya, yang menjelaskan bagaimana sebuah sistem bekerja. Informasi ini meliputi
siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana data dimasukkan (data entry), diproses,
disimpan, menghasilkan informasi, serta bagaimana pengendalian sistemnya.
Ada beberapa alasan mengapa sistem perlu didokumentasikan.
1. Untuk merancang atau membuat sebuah sistem. Dokumentasi sistem berguna sebagai media
diskusi dan komunikasi antar perancang, analis, maupun programer.
2. Selain itu, dokumentasi juga berguna untuk mengevaluasi kelemahan dan keunggulan sebuah
sistem maupun pengendalian dalam sebuah sistem. Pihak yang berkepentingan dengan
evaluasi system adalah (1) analis sistem (pada saat dianalis sedang mengevaluasi sistem lama
yang sudah berjalan) dan (2) auditor (baik auditor internal maupun auditor eksternal). Auditor
laporan keuangan hanya dapat melakukan audit jika data laporan keuangan sebuah perusahaan
dapat dipercaya (yang berarti dihasilkan dari sistem informasi akuntansi yang memangandal).
3. Dokumentasi sistem juga berguna bagi mereka yang sedang mempelajari prosedur dalam
sebuah perusahaan. Dokumentasi sistem dapat menjadi media pelatihan karyawan baru.
Ada banyak teknik dokumentasi sistem. Secara lebih jelas, teknik dokumentasi sistem
dapat dibedakan menjadi teknik untuk mendokumentasikan input Sistem, proses sistem,
database sistem dan outputsistem.
5. Input dan output sistem biasanya didokumentasikan dalam bentuk rancangan input
(rancangan dokumen) dan rancangan output. Rancangan dokumen tidak hanya berupa
gambar dokumen, tetapi juga dilengkapi dengan penjelasan bagaimana mengisikan data ke
dalam dokumen tersebut, siapa yang bertanggung jawab untuk mengarsip dokumen serta
mengisi dokumen. Sedangkan rancangan output dapat berupa contoh-contoh laporan (output
sistem).
6. BAB II
SISTEM DEVELOPMENT DAN SISTEM TEKNIK DOKUMENTASI
2.1 SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE
SDLC adalah kependekan dari Systems development life cycle atau dalam bahasa Indonesia
disebut siklus hidup pengembangan sistem. SDLC adalah siklus yang digunakan dalam pembuatan
atau pengembangan sistem informasi yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif.
Dalam pengertian lain, SDLC adalah tahapan kerja yang bertujuan untuk menghasilkan sistem
berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan dibuatnya sistem tersebut.
SDLC menjadi kerangka yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memproses
pengembangan suatu perangkat lunak. Sistem ini berisi rencana lengkap untuk mengembangkan,
memelihara, dan menggantikan perangkat lunak tertentu.
SDLC digunakan untuk membangun suatu sistem informasi agar dapat berjalan sesuai dengan apa
yang diharapkan. SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem)
atau Systems Life Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak,
adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem komputer atau
informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak,
yang terdiri dari tahap-tahap: rencana(planning),analisis (analysis), desain (design), implementasi
(implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance).
2.1.1 Fungsi SDLC
Sangat sulit untuk membuat sebuah perangkat lunak tanpa perancangan yang maksimal. Beberapa
teknik dalam mengembangkan perangkat lunak terus dikembangkan hingga kini. Masih banyak
perdebatan mengenai metode yang paling baik dan paling sesuai untuk segala tipe perangkat lunak.
Meski demikian, ada perencanaan lebih baik daripada tidak ada perencanaan sama sekali. Dilihat dari
berbagai sisi, SDLC memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sarana komunikasi antara tim
pengembang dengan pemegang kepentingan. SDLC juga berfungsi membagi peranan dan tanggung
jawab yang jelas antara pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek. Fungsi lain dari
SDLC ialah dapat memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap
selanjutnya.
2.1.2 Tahapan SDLC
SDLC berisi tahapan-tahapan yang dikembangkan untuk tujuan tertentu. Berikut ini tujuh tahapan
yang harus dilewati.
7. 1. Tahapan Analisis Sistem
Tahapan pertama, yaitu analisis sistem. Pada tahap ini, sistem akan dianalisis bagaimana akan
dijalankan nantinya. Hasil analisis berupa kelebihan dan kekurangan sistem, fungsi sistem, hingga
pembaharuan yang dapat diterapkan. Bagian ini termasuk dalam bagian perencanaan. Bagian lain
yang termasuk dalam perencanaan ialah alokasi sumber daya, perencanaan kapasitas, penjadwalan
proyek, estimasi biaya, dan penetapan.
Dengan demikian, hasil dari tahap perencanaan ialah rencana proyek, jadwal, estimasi biaya, dan
ketentuan. Idealnya manajer proyek dan pengembang dapat bekerja maksimal pada tahap ini.
2. Tahapan Perancangan Sistem
Setelah persyaratan dipahami, perancang dan pengembang dapat mulai mendesain software.
Tahapan ini akan menghasilkan prototype dan beberapa output lain meliputi dokumen berisi desain,
pola, dan komponen yang diperlukan untuk mewujudkan proyek tersebut.
Setelah spesifikasi, kemudian dilakukan perancangan sistem sebagai tahapan kelanjutannya.
Tahap ini ialah tahap di mana seluruh hasil analisis dan pembahasan tentang spesifikasi sistem
diterapkan menjadi rancangan atau cetak biru sebuah sistem. Tahap ini disebut sebagai cetak biru, di
mana sistem sudah siap untuk dikembangkan mulai dari implementasi, analisis sistem, hingga tenaga
pendukung sistem yang akan dikembangkan.
8. 3. Tahap Pembangunan Sistem
Pengembangan sistem ialah tahap di mana rancangan mulai dikerjakan, dibuat, atau
diimplementasikan menjadi sistem yang utuh dan dapat digunakan. Jika diibaratkan bangunan, tahap
ini merupakan tahap membangun. Tahap ini memakan waktu cukup lama karena akan muncul
kendala-kendala baru yang mungkin dapat menghambat jalannya pengembangan sistem. Pada
tahapan ini, perancangan bisa saja berubah karena satu atau banyak hal.
Tahap selanjutnya ialah memproduksi perangkat lunak di bawah proses pengembangan. Menurut
metodologi yang sudah digunakan, tahap ini dapat dilakukan dengan cepat. Output yang dihasilkan
pada tahap ini ialah perangkat lunak yang telah berfungsi dan siap diuji.
4. Tahap Pengujian Sistem
Sesudah sistem selesai dikembangkan, sistem harus melalui pengujian sebelum digunakan atau
dikomersialisasikan. Tahap pengujian sistem harus dijalankan untuk mencoba apakah sistem yang
dikembangkan dapat bekerja optimal atau tidak. Pada tahap ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, seperti kemudahan penggunaan sampai pencapaian tujuan dari sistem yang sudah
disusun sejak perancangan sistem dilakukan. Jika ada kesalahan, tahap pertama hingga keempat harus
diperbarui, diulangi, atau pun dirombak total.
Tahap tes SDLC ialah bagian paling penting dalam rangkaian pembuatan sebuah perangkat lunak.
Karena sangat tidak mungkin mempublikasikan sebuah software tanpa melalui pengujian terlebih
dahulu. Beberapa pengujian yang harus dilewati, antara lain kualitas kode, tes fungsional, tes
integrasi, tes performa, dan tes keamanan. Untuk memastikan pengujian berjalan teratur dan tidak ada
bagian yang terlewati, tes dapat dilakukan menggunakan perangkat Continuous Integration seperti
Codeship. Dari tahap ini, akan dihasilkan perangkat lunak yang telah dites dan siap untuk disebarkan
ke dalam proses produksi.
5. Implementasi
Implementasi dan pemeliharaan merupakan tahap akhir dalam pembuatan SDLC. Di tahap ini
sistem sudah dibuat, diuji coba, dan dipastikan dapat bekerja optimal. Setelah tahap pembuatan
selesai, dilakukan implementasi dan pemeliharaan oleh pengguna. Pemeliharaan sangat penting untuk
memastikan sistem bekerja dengan optimal setiap saat.
Untuk implementasi, langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Melakukan survei dan penilaian terhadap kelayakan sistem yang sudah dikembangkan.
b. Menganalisis dan mempelajari sistem yang sudah ada dan sedang berjalan.
c. Melakukan pemecahan masalah dalam pengembangan sistem.
d. Menentukan penggunaan hardware dan software yang tepat.
e. Merancang dan mengembangkan sistem baru.
9. f. Memelihara dan meningkatkan sistem yang baru jika diperlukan.
Fase ini disebut juga sebagai tahap penyebaran. Pada tahap ini, software disebarkan setelah
melewati proses yang melibatkan beberapa persetujuan manual. Tahap ini dilakukan sebelum
menurunkan software ke produksi. Proses penyebaran dapat dilakukan menggunakan Application
Release Automation (ARA) sebelum masuk ke proses produksi. Output yang didapat dari tahap ini
ialah perangkat lunak yang siap untuk diproduksi secara massal.
6. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem yang sudah dibuat sangat penting untuk referensi di kemudian hari.
Pemeliharaan ialah tahap akhir yang menjadi permulaan fase yang baru yaitu penggunaan. SDLC
belum berakhir di tahap ini. Software yang dihasilkan harus terus dipantau untuk memastikan ia
berjalan sempurna. Celah dan kerusakan yang ditemukan pada proses produksi harus dilaporkan dan
diselesaikan. Jika ditemukan sebelum diproduksi massal, ini akan lebih baik daripada menyelesaikan
dengan merombak semuanya dari awal ke akhir.
2.1.3 Model Pengembangan SDLC
Dalam proses pengembangan software, terdapat beberapa model SDLC yang populer digunakan.
Berikut beberapa diantaranya:
1. Waterfall
Waterfall adalah salah satu model SDLC tertua. Kerangka kerja ini menekankan untuk terus maju
dari satu tahap ke tahap berikutnya. Jadi, Anda harus benar-benar menyelesaikan suatu tahap secara
sepenuhnya sebelum melanjutkan ke tahap berikutnya.
Kerangka kerja ini cocok untuk proyek kecil dengan hasil akhir yang mudah ditentukan dari awal.
Namun untuk pengerjaan proyek besar, sebaiknya hindari penggunaan Waterfall karena kerangka
kerja ini tidak cocok untuk proyek yang kompleks serta tidak fleksibel terhadap perubahan.
2. Agile
Agile adalah kerangka kerja untuk pengembangan software dengan proses yang ramping namun
dapat menghasilkan produk akhir berkualitas tinggi. Kerangka kerja ini akan menggunakan urutan
kerja inkremental (berkembang sedikit demi sedikit secara teratur) dan iteratif (berulang). Model
SDLC ini membutuhkan tim pengembang yang dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan
dan cocok untuk pengembangan proyek berskala besar.
Beberapa kelebihan dari kerangka kerja ini seperti memungkinkan pengembangan dan pengujian
yang cepat, masalah atau bug dapat segera terdeteksi dan diperbaiki, serta mengakomodasi perubahan
atau peningkatan produk dalam proses pengembangan.
10. 3. DevOps
DevOps merupakan gabungan dari dua kata yaitu Development dan Operations. Kerangka kerja
ini adalah kombinasi dari culture, praktik, serta tools untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
dalam proses delivery produk dengan kecepatan tinggi.
Secara garis besar, DevOps akan membentuk kolaborasi yang lebih erat antara tim
pengembangan dan tim operasi untuk pengembangan produk. Cara ini dapat membantu perusahaan
untuk menyelaraskan orang-orang, proses, dan alat yang digunakan untuk mencapai kepuasan
pelanggan
2.2 SISTEM TEKNIK DOKUMENTASI
Dokumentasi menjelaskan cara sistem bekerja, termasuksiapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan
bagaimana entri data, pengolahan data, penyimpanan data, output informasi, dan sistem
pengendalian. Arti populer pendokumentasian sistem meliputi diagram, menjelaskan cara sistem
bekerja bagan alir, tabel, dan representasi grafis lainnya dari data dan informasi. Ini dilengkapi
dengan deskripsinaratif (narrative description) dari sistem, penjelasan langkah-demi-langkah yang
tertulis dari komponen sistem dan interaksinya. Dalam bab ini, kita menjelaskan tiga alat
dokumentasi sistem yang umum: diagram data arus, baganalir, dan diagram proses bisnis.
Alat dokumentasi sangat penting dalam level berikutini:
1. Pada level minimum, Anda harus dapat membaca dokumentasi untuk menentukan cara sistem
bekerja.
2. Anda mungkin perlu untuk menemukan dokumentasi guna mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pengendalian internal, dan merekomendasikan peningkatan. Selain itu, untuk
menentukan sistem yang diajukan memenuhi kebutuhan perusahaan.
3. Lebih banyak keterampilan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan yang menunjukkan cara
beroperasi dari sistem yang sudah ada atau diajukan.
Bab ini membahas alat-alat dokumentasi sebagai berikut:
1. Diagram arus data (DAD), deskripsi grafis sumber data, data arus, proses transformasi,
penyimpanan data, dantujuan data.
2. Bagan alir, yang merupakan deskripsi sistem grafis. Ada beberapa jenis bagan alir, meliputi:
a. Bagan alir dokumen, yang menunjukkan arus dokumen dan informasi antar departemen
atau area pertanggung jawaban.
b. Bagan alir sistem, yang menunjukkan hubungan antar masukan, pancaran, dan
keluaransisteminformasi.
c. Bagan alir program, yang menunjukkan urutan operasi logistik komputer yang
menjalankan program.
11. 3. Diagram Proses Bisnis, yang merupakan deskripsi grafis dari proses bisnis yang digunakan oleh
perusahaan.
Akuntan menggunakan teknik dokumentasi secara ekstensif. Standar akuntansi mensyaratkan bahwa
auditor independen memahami prosedur pengendalian internal dan terotomatisasi yang digunakan
oleh suatu entitas. Satu cara yang baik untuk memperoleh pemahaman ini adalah menggunaakn
model proses bisnis atau bagan alir untuk mendokumentasikan sistem, karena beberapa
penggambaran grafik lebih siap mengungkapkan kelemahan dan kekuatan pengendalian internal
Sarbanas-Oxley Act (SOX) pada tahun 2002 mensyarakanlaporan pengendalian internal dalam
laporan tahunan perusahaan publik yang (1) menyatakan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk
membuat dan menjaga struktur pengendalian internal yang memadal dan (2) mengukur keefektifan
pengendalian internal perusahaan.
SOX juga merinci bahwa auditor perusahaan harus menemukan pengukuran manajemen struktur
pengendallan internal perusahaan dan menguji keakuratannya. Pengesahan auditor sebaiknya
meliputi notasi khusus mengenai kerusakan signifikan atau ketidakpatuhan material ditemukan
selama pengujian pengendalian internal. Untuk melakukannya, mereka harus dapat mempersiapkan,
berharap, dan membaca jenis dokumentasi yang berbeda, sepe model proses bisnis dan bagan alir.
Alat dokumentasi juga digunakan secara ekstensif dalam proses pengembangan sistem. Selain itu,
anggota tim yang mengembangkan aplikasi sistem informasi sering kali berubah dan alat
dokumentasi membantu anggota tim yang baru untuk dapat memulai kembali ketika paket perangkat
cepat.
Dokumentasi lebih mudah untuk mempersiapkan dan merevisi ketika paket perangkat lunak yang
digunakan. Setelah beberapa komando dasar dikuasai, pengguna dapat dengan cepat dan mudah
mempersiapkan, menyimpan, merevisi, dan mencetak dokumentasi kualitas presentasi.
Alat dokumentasi dalam bab ini digunakan di seluruh buku.
1. Diagram Arus
Data Diagram arus data (DAD-data flow diagram) menjelaskan data arus dalam organisasi
secara grafis.
Diagram ini menggunakan empat simbol pertama yang ditunjukkan dalam Gambar 3-1 untuk
merepresentasikan empat elemen dasar: sumber dan tujuan data, arus data , proses
transformasi, dan penyimpanan data.
Berikutsimbol diagram arus data (Gambar 3-1):
12. pada Gambar 3-1. Pengendalian internal diberi nomor dan tabel yang menjelaskan
pengendalian internal. Pengguna yang tidak ingin mengindikasikan pengendalian internal
dapat dengan mudah menggunakan simbol segitiga.
Berikut elemen-elemen diagram arus data dasar (Gambar 3-2) :
Gambar 3-2 menunjukkan bahwa input untuk memproses C adalah data arus B, yang datang
dari sumber data A. Output Proses C adalah data arus D dan E. Arus data E dikirim ke tujuan
data J. Proses F menggunakan data arus D dan G sebagai input dan menghasilkan data arus I
13. dan G sebagai output. Arus data G datang dari dan mengembalikan ke penyimpanan data H.
Arus data saya dikirim ke tujuan data K.
Gambar 3-3 memberikan judul spesifik untuk setiap proses yang digambarkan dalam Gambar
3-2, Gambar 3-2 dan 3-3 akan digunakan untuk menguji empat elemen dasar DAD secara
lebih mendetail.
Sumber data (data source) dan tujuan data (data destination) adalah entitas yang mengirim
atau menerima data yang digunakan atau yang dihasilkan oleh sistem. Entitas dapat
merupakan sumber atau tujuan. Baik diwakili oleh persegi, seperti yang diilustrasikan oleh
komponen A (pelanggan), J (bank), dan K (manajer kredit) dalam Gambar 3-3.
Arus data (data flow) adalah perpindahan data di antara proses, penyimpanan, sumber, dan
tujuan. Data yang melewati antara penyimpanan data dan sumber atau tujuan harus melewati
proses transformasi data. Arus data dilabeli untuk menunjukkan data apa yang mengalir.
Satu- satunya pengecualian adalah arus data antara proses dan penyimpanan data, seperti arus
data G dalam gambar 3-3, karena arus data biasaya jelas. Dalam arus data G, data dari file
piutang diambil, diperbaharui, dan disimpan kembali dalam file. Arus data lain dalam gambar
3-3 adalah B(pembayaran Pelanggan), D (Data pengiriman uang), E (Setoran) dan I (Data
Piutang)
Jika dua atau lebih arus data bergerak bersama, garis tunggal digunakan. Contohnya arus data
B B(pembayaran Pelanggan) terdiri dari pembayaran dan data pengiriman uang. Proses 1,0
(proses pembayaran)membagi keduanya dan mengirimakan kearah yang berbeda.Data
pengiriman uang (D) digunakan untuk memperbaharui catatan piutang, dan pembayaran E
(Setoran) di deposistokan pada bank. Jika dta mengalir secara terpisah,dua garis digunakan.
Contohnya gambar3-4 menunjukkan dua garis karena permintaan pelanggan
(L) tidak selalu menyertai pembayaran (B). Jika diwakili oleh arus data yang sama, elemen-
elemen yang terpisah dan tujuan keduanya yang berbeda tidak jelas, dan DAD lebih sulit
untuk diiterpretasikan.
14. Proses (processes)merepresentasikantransformasi data.Gambar 3-3 menunjukkanbahwa
proses pembayaran (C) membagipembayaranpelanggankedalam data pembayarandancek,
yang didepositokan di bank. Proses piutang yang diperbaharui (F) menggunakan data
pembayaran (D) danpiutang (H) untukmemperbaharui catatan piutang dan mengirim data
aktivitaspiutangkemanajerkredit.
Data penyimpanan (data store)adalahtempat data disimpan.DAD tidakmenunjukkan media
penyimpananfisik (sepertipenyediaataukertas) yang digunakanuntukmenyimpan data.Seperti
yang ditunjukkanpadaGambar 3-3, penyimpanan data (H) direpresentasikanolehgaris
horizontal, dengannama file yang tertulis di dalamgaris.
2. Subpembagian DAD
DAD dibagi kedalam level-level yang lebih rendah untuk memberikan jumlah detail yang
semakin meningkat, karena beberapa system dapat dibuat penuh menjadi diagram pada satu
lembar kertas. Selain itu, pengguna memiliki kebutuhan yang berbeda, dan berbagai level
dapat lebih baik untuk memenuhi permintaan yang berbeda.
Level DAD tertinggi disebut sebagai Diagram konteks (context diagram) karena
memberikan ringkasan tingkat sistem kepada pembaca. Ini menggambarkan sistem olahan
data dan entitas yang merupakan sumber dan tujuan sistem input dan output. Contohnya,
Ashton menggambarkan Figur 3-5 untuk mendokumentasikan prosedur pemrosesan
penggajian pada S&S. Sistem pemprosesan penggajian menerima data kartu waktu (time
card) dari departemen yang berbeda dan data karyawan dari sumber daya manusia.
Sistem mengolah data-data ini dan menghasilkan (1) laporan dan pembayaran pajak untuk
badan pemerintah, (2) cek pembayaran karyawan, (3) cek penggajian pada akun penggajian di
bank, dan (4) informasi penggajian untuk manajemen.
Ashton menggunakan prosedur penggajian S&S dalam Tabel 3-1 untuk menyusun diagram
konteks ke dalam level yang lebih rendah secara berurutan, masing-masing dengan angka
detail yang bertambah. Bacalah deskripsi ini dan tentukan hal berikut ini.
Seberapa banyak aktivitas pengolahan data yang terlibat?
Apa saja input dan output data dari setiap aktivitas (mengabaikan semua referensi ke
orang, departemen, dan tujuan dokumen)?
Berikut diagram konteks untuk pemrosesan penggajian S&S:
15. Narasi dalam Tabel 3-1 menjelaskan lima aktivitas pengolahan data sebagai berikut.
1. Memperbarui file induk karyawan/penggajian (paragraf pertama).
2. Menangani kompensasi karyawan (paragraf kedua, kelima, dan keenam).
Selanjutnya dalam bab ini, Anda akan melihat pembagian aktivitas ke dalam
bagian-bagian lain dalam DAD tingkat rendah.
3. Membuat laporan manajemen (paragraf ketiga).
4. Membayar pajak (paragraf keempat).
5. E Memasukkan entri ke buku besar (paragraf terakhir).
Deskripsi Naratif pemprosesan penggajian S&S
Ketika karyawan dipekerjakan, mereka melengkapi formulir karyawan baru. Ketika perubahan untuk
status penggajian terjadi, seperti meningkatnya atau berubahnya jumlah potongan, departemen
sumber daya manusia melengkapi formulir perubahan karyawan. Salinan formulir ini dikirim ke
penggajian. Formulir-formulir ini digunakan untuk membuat atau memperbaharui catatan pada file
karyawan/penggajian dan kemudian disimpan dalam file. Catatan karyawan disimpan secara alfabet.
Beberapa karyawan S&S diberi beberapa gaji, tetapi sebagian besar adalah pekerja per jam yang
mencatat waktu kerja mereka pada kartu waktu. Pada akhir setiap periode pembayaran, manajer
departemen mengirimkan kartu waktu ke departemen penggajian. Petugas penggajian menggunakan
data kartu waktu, data dari file karyawan (seperti tingkat pembayaran dan gaji tahunan), dan tabel
pajak yang sesuai untuk mempersiapkan cek dua bagian untuk setiap karyawan. Petugas juga
mempersiapkan register penggajian dua bagian yang menunjukkan pembayaran kotor, pengurangan,
dan pembayaran bersih untuk setiap karyawan. Petugas memperbaharui file karyawan untuk
merefleksikan setiap laba karyawan saat ini. Salinan asli cek pembayaran karyawan diteruskan ke
16. perusahaan. Register penggajian diteruskan kepetugas utang. Kartu waktu dan salinan duplikasi
register penggajian dan cek pembayaran disimpan berdasarkan tanggal dalam file penggajian.
setiap periode pembayaran, petugas penggajian menggunakan data dalam file karyawan/ penggajian
serta mempersiapkan laporan ringkasan penggajian untuk perusahaan sehingga dapat mengontoro l
dan mengawasi biaya tenaga kerja. Laporan ini diteruskan kepada perusahaan dengan salinan asli
pembayaran karyawan.
Setiap bulan petutgas penggajian menggunakan data dalam file karyawan/penggajian untuk
mempersiapkan laporan pajak dua bagian. Laporan asli diteruskan ke petugas utang dan salinannya
ditambahkan ke catatan pajak pada file penggajian. Petugas utang menggunakan laporan pajak untuk
mempersiapkan cek dua bagian untuk pajak dan voucher pengeluaran kas dua bagian. Laporan pajak
dan salinan asli setiap dokumen diteruskan ke perusahaan. Salinannya disimpan berdasarkan tanggal
ke file utang.
Perusahaan meninjau setiap paket informasi yang ia terima menyetujui dan menandatangani cek. Ia
meneruskan voucher pengeluarkan kas ke aston, laporan pajak dan pembayaran ke badan pemerintah
yang sesuai, cek penggajian ke bank, dan cek karyawan ke karyawan. Ia mengarsipkan laporan
penggajian secara berurutan.
Aston menggunakan voucher pengeluaran cek penggajian dan pajak penggajian untuk
memperbaharui buku besar. Ia kemudian menunda jurnal voucher dengan menandai “ di-posting” dan
mengarsipkannya secara numerik.
Kelima aktivitas dan semua data arus masuk dan keluar yang ditunjukkan dalam Tabel 3-2.
18. DAD Level 1 untuk proses 2,0 pada pemrosesan penggajian S&S
Ashton membuat diagram konteksnya dan menciptakan Level 0 DFD (disebut level 0 karena ada nol
poin desimal bermakna-1,0, 2.0, dll) yang ditunjukkan pada Gambar 3-6. Perhatikan bahwa beberapa
input dan output data telah dikeluarkan dari DFD ini. Untuk contoh, dalam proses 2.0, arus masuk
dan keluar data yang tidak terkait dengan entitas eksternal atau ke proses lain tidak digambarkan
(tabel pajak dan daftar gaji). Alur data ini internal untuk aktivitas "karyawan yang dibayar" dan
ditampilkan pada tingkat DFD berikutnya.
Ashton membumimngkan proses 2.0 (membayar karyawan) untuk membuat DFD Level 1 (memiliki
satu tempat desimal bermakna -2. I, 2.2, dll.). Gambar 3-7 memberikan detail lebih lanjut tentang
proses data yang terlibat dalam membayar karyawan, dan itu termasuk tabel tarif pajak dan aliran
data daftar gaji dihilangkan dari Gambar 3-6. Dengan cara yang serupa, setiap proses Gambar 3-6
dapat diledakkan, menggunakan DFD Tingkat I, untuk menunjukkan tingkat detail yang lebih besar.
Beberapa pedoman untuk menggambarkan DAD adalah:
1. Memahami sistem
2. Mengabaikan aspek tertentu dari sistem.
3. Menentukan batasan sistem.
4. Mengembangkan diagram konteks.
19. 5. Mengidentifikasi arus data.
6. Mengelompokkan arus data.
7. Mengidentifikasi proses transformasi.
8. Mengelompokkan proses transformasi.
9. Mengidentifikasi semua file atau penyimpanan data.
10. Mengidentifikasi semua sumber dan tujuan data.
11. Memberi nama semua elemen DAD.
12. Membagi (subbagian) DAD.
13. Berikan nomor yang berurutan pada setiap proses.
14. Menyempurnakan DAD.
15. Mempersiapkan salinan akhir
3. Bagan Alir (flowchart)
Flowchart : teknik analitis yang menggunakan seperangkat simbol standar untuk
menjelaskan gambar beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.
Flowchart menggunakan seperangkat simbol standar untuk menjelaskan gambaran prosedur
pemrosesan transaksi yang digunakan oleh perusahaan dan arus data melaluisistem.
Tujuan Membuat Flowchart
Menggambarkan urutan atau tahapan dari penyelesaianmasalah
Menggambarkan permasalahan secara sederhana, terurai, rapi danjelas
Simbol-simbol tersebut diantaranya adalah:
1. Simbol input/output menunjukkan input ke atau output dari sistem.
2. Simbol pemrosesan menunjukkan pengolahan data, baik secara elektronik atau
dengantangan.
3. Simbol penyimpanan menunjukkan tempat datadisimpan.
4. Simbol arus dan lain-lain menunjukkan arus data, di mana bagan alir dimulai dan
berakhir, keputusan dibuat, dan cara menambah catatan penjelas untuk bagan alir.
21. Bagan Alir Dokumen (Documen Flowchart) dikembangkan untuk mengilustrasikan arus
dokumen dan data antar area pertanggung jawaban dalam organisasi. Bagan ini menelusuri
dokumen dari awal hingga akhir, menunjukan setiap dokumen dimulai, distribusi, tujuan,
22. disposisi, dan semua hal yang terjadi saat mengalir melewati system. Jenis khusus bagan alir,
yang disebut bagan alir pengendalian internal (internal Control Flowchart) digunakan untuk
menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi pengendalian internal. Bagan tersebut digunakan
untuk mengidentifikasi kelemahan atau inefisiensi system, seperti arus komunikasi yang
tidak memadai, pemisahan tugas yang tidak memadai, kompleksitas yang tidak dibutuhkan
pada arus dokumen, atau prosedur tanggung jawab yang menyebabkan penundaan
pemborosan.
Aston memutuskan memproses penggajian di S&S secara manual, yang ditunjukkan pada
gambar berikut :
23. Pedoman untuk mempersiapkan Bagan Alir ,
1. Memahami sistem
2. Mengidentifikasi entitas untuk dibuat bagan alir
3. Mengelola bagan alir
4. Melabeli semua simbol
5. Konektor halaman
6. Gambar sketsa kasar bagan alir
7. Gambar salinan akhir bagan alir.
Bagan alir system (system flowchart): menggambarkan hubungan antarinput, pemrosesan,
penyimpanan, dan output system. Berikut bagan alir system pemrosesan penjualan di S&S:
24. Bagan alir program (program flowchart): mengilustrasikan urutan operasi logis yang
dilakuakn oleh computer dalam melakukan program. Berikut ini hubungan antara bagan alir
system dan program:
25. 4. Diagram proses bisnis (DPB-business process diagram)
Diagram Proses Bisnis adalah cara visual untuk menjelaskan langkah-langkah atau aktivitas-
aktivitas dalam proses bisnis. Sebagai contoh ada beberapa aktivitas dalam siklus pengeluaran
yaitu mengirim barang pesanan, menagis pelanggan, dan mengumpulkan pembayaran. Semua
aktivitas tersebut akan digambarkan dalam DPB sehingga pembaca akan mendapatkan
gambaran yang terjadi dalam proses bisnis lebih mudah. Dalam DPB terdapat simbol standart
yang dipakai Simbol-simbol diagram proses bisnis yaitu:
26. Beberapa pedoman untuk mempersiapkan diagram proses bisnis:
1. Mengidentifikasidanmemahami prosesbisnis.
2. Mengabaikankomponen-komponentertentu.
3. Memutuskanseberapamendetail yangdimasukkan.
4. Mengelolabaganalir.
5. Memasukkansetiap proses bisnisdalamdiagram.
6. Menggambarsketsakasar DPB.
7. Menggambarsalinan finalDPB.
27. Berikut diagram proses bisnis pemrosesan penggajian S&S:
2.3 STUDI CASE
Softdata merupakan sebuah vendor, mengirimkan faktur kpd Accuflow untuk alat pendukung
penyimpanan data. Faktur dikirim langsung ke Megan, yang merupakan petugas utang, yang
secara manual mencatat faktur dalam buku besar pembantu utang. Setelah faktur dicatat,
kemudian diteruskan ke Phillips, yang merupakan petugas pengeluaran kas, untuk pemrosesan,
dengan mempersiapkan cek untuk membayar faktur, dan mengirim cek dan faktur ke John, yang
merupakan bendahara/kasir perusahaan. John menerima dan menandatangani cek dan
membatalkan faktur ke Phillips untuk dicatat dalam jurnal pengeluaran kas dan diarsipkan.
Seminggu sekali, Megan secara manual memasukkan pengeluaran kas dari jurnal pengeluaran
kas ke buku besar pembantu utang.
Buatlah bagan alir dokumen DPB, Diagram konteks, diagram arus data level 0 dan DAD level 1
untuk proses pengeluaran kas accuflow! Untuk memaksimalkan pembelajaran dari permasalahan
ini, lakukanlah yang terbaik untuk menyelesaikannya sebelum melihat solusi pada akhir bab ini.
28. Untuk narasi tersebut. Langkah2 yang diperlukan : 1. Pahami flow proses bagian terkait 2.
Identifikasi nama bagian terkait 3. Identifikasi tugas/prosedur yang dilaksanakan bagian terkait
4. Identifikasi input yang digunakan 5. Identifikasi output yang dihasilkan 6. Gambar flow proses
secara keseluruhan
Langkah pertama dalam mempersiapkan bagan alir dokumen adalah menjadi familier dengan
permasalahan yang ada. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi aktor atau pemain
utamanya. Dalam permasalahan ini, ada tiga pemain utama. Megan Waters (petugas ulang), Stan
Phillips (petugas pengeluaran kas), dan John Sterling (bendahara). Sejak kami
mendokumentasikan prcses pengeluaran kas Accuflow, kami tidak tertarik dalam pekerjaan ii
jternal vendor, SoftData. Sebagai hasilnya, kami tidak memasukkan aktivitasnya dalam bagan
alir kami. Sekarang, kami telah mcngidentifikasi pemain utamanya, kami dapat membuat daftar
fungsi mereka pada Tabel 3-3. Catatlah bahwa diteruskan kepada dan diterima dari pemain
utama selanjuttiya tidak dipertimbangkan fungsi-fungsi dalam mempersiapkan bagan alir
dokumen.
Tabel fungsi accuflow
Petugas utang (wegan waters) Petugas pengeluaran kas
(steam Philips)
Bendahara (John sterling)
Menerima Faktur Mempersiapkan Cek Menyetujui dan
menandatangani cek
Mencatat Faktur Mencatat pengeluaran kas Membatalkan faktur
Memasukkan pengeluaran kas File faktur yang dibatalkan Mengirimkan cek
Sekarang, kami akan menjelaskan, langkah demi langkah, cara membuat solusi bagan alir
dokumen untuk Accuflow yang ditunjukkan dalam Figur 3-14. Untuk mendokumentasikan
fungsi-fungsi pemain utama, bagi bagan alir dokumen ke dalam tiga kolom, satu untuk setiap
pemain. Biasanya pahng baik untuk mengatur kolom berdasarkan urutan terjadinya dan
menggunakan fungsi utama pemain utama sebagai nama kolom. Oleh karena petugas utang
menerima faktur dari vendor, kami menempatkannya pada kolom pertama. Setelah petugas utang
mencatat faktur, ia mengirimkannya ke petugas pengeluaran kas, yang mempersiapkan cek dan
mengirimkannya ke bendahara. Oleh karena itu, petugas pengeluaran kas sebaiknya ada dalam
kolom kedua, dan bendahara sebaiknya ada di kolom terakhir seperti yang diilustrasikan dalam
Figur 3-14.
Oleh karena proses dimulai dengan faktur dari pihak ekternal (vendor), simbol terminal dengan
istilah "Formulir Vendor" ditempatkan pada porsi kiri atas kolom Petugas Utang.
Selanjutnya, simbol dokumen dengan kata "Faktur Vendor" yang tercetak di dalamnya
ditempatkan di bawah simbol terminal. Panah mewakili arus dokumen dan urutan operasi yang
menghubungkan dua simbol.
29. Berdasarkan pada narasi, Megan secara manual mencatat faktur dalam buku besar pembantu
utang. Oleh karena itu, simbol proses manual dengan kata "Catalan Faktur" ditempatkan di
bawah simbol dokumen faktur, dan dua simbol dihubungkan dengan panah. Kemudian, simbol
jurnal/buku besar ditempatkan pada sisi proses manual dan panah digunakan untuk
menghubungkan dua simbol. Simbol faktur vendor baru digambarkan di bawah simbol catatan
faktur.
Oleh karena faktur vendor berpindah dari petugas utang ke petugas pengeluaran kas, simbol
faktur vendor ditempatkan pada puncak kolom pengeluaran kas dengan panah yang
menghubungkan dua perwakilan dokumen yang sama. Kita menggambar ulang simbol faktur
vendor dalam kolom petugas pengeluaran kas guna membuat bagan alir lebih mudah untuk
dibaca.
Gambar 3.14 gambar document accuflow
Untuk menunjukkan bahwa petugas pengeluaran kas mempersiapkan cek untuk membayar faktur
vendor, simbol proses manual dengan "Mempersiapkan Cek" di dalamnya ditempatkan pada
faktur vendor selanjutnya. Kita dapat menempatkannya di bawah simbol faktur, tetapi diletakkan
di samping untuk menghemat jarak. Dua simbol dokumen ditempatkan di bawah proses manual
untuk faktur vendor dan cek yang baru dipersiapkan.
30. Petugas pengeluaran kas kemudian mengirimkan faktur dan cek ke bendahara. Sebagai hasiinya,
faktur vendor dan cek tanipak dalam kolom Bendahara. Simbol manual dengan "Menyetujui dan
Menandatangani Cek; Membatalkan Faktur" di dalamnya digunakan untuk menunjukkan bahwa
cek ditandatangani dan faktur dibatalkan. Dokumen kembali ditunjukkan dalam bagan alir, saat
ini dengan nama baru (Faktur yang Dibatalkan dan Cek yang Ditandatangani) untuk
menunjukkan sifat perubahan dokumen. Bendahara mengirim cek yang ditandatangai ke vendor,
yang diilustrasikan menggunakan simbol terminal dengan kata "Ke Vendor" yang tertulis di
dalamnya.
Faktur yang dibatalkan digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas,
sehingga ia dikirim kembali ke kolom tengah (Pengeluaran Kas). Simbol proses manual dengan
"Mencatat Pembayaran" di dalamnya dan sebaah panah digunakan untuk menunjukkan bahwa
pengeluaran dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, yang diwakili oleh simbol jurnal/buku besar.
Untuk mengilustrasikan bahwa faktur yang dibatalkan telah diajukan berdasarkan tanggal,
ditunjukkan menggunakan panah yang sesuai, seperti yang ada dalam proses manual
pembayaran dan memasukkanfile. "D" ditempatkan dalamfile simbol untuk mengindikasikan
bahwa dokumen telah diajukan berdasarkan tanggal.
Setiap minggunya, petugas utang secara manual mem-posting entri dari jurnal pengeluaran kas
ke buku besar pembantu utang. Untuk menunjukkan hal ini, simbol jurnal pengeluaran kas
direproduksi dalam kolom petugas utang, dan simbol proses manual dengan kata-kala "Mem-
posting Pengeluaran Kas (Mingguan)" ditempatkan di bawahnya. Panah yang menunjukkan
data dari jurnal ini dimasukkan ke dalam buku besar pembantu uang.
Ini melengkapi bagan alir dokumen untuk proses pengeluaran Accuflow Company
DIAGRAM KONTEKS
Diagram konteks adalah tinjauan pengqiahan data yang didokumentasikan. Seperti, diagram
konteks tertentu meiiputi proses transformasi tunggal (lingkaran atau gelembu ng) serta sumber
data dan tujuan data yang mengirim data ke atau menerima data dari proses transformasi. Oleh
karena itu, langkah pertama dalam mempersiapkan diagram konteks adalah menggambar
lingkaran atau gelemhung tunggal dan kemudian melabelinya dengan nama yang paling baik
mendeskripsikan proses yang didokumentasikan. Dalam kasus ini, "Sistem Pengeluaran Kas"
secara efektif menjelaskan proses, (lihat Figur 3-15).
31. Langkah selanjutnya adalah menggambar dan memberikan label untuk entitas pada persegi yang
mengirim data ke proses pengeluaran kas atau menerima data dari proses pengeluaran kas.
Dalam contoh ini, ada entitas tunggal—vendor yang bertindak sebagai sumber dan tujuan data
ke/dari proses pengeluaran kas. Dalam proses lain, entitas luar dapat berupa hanya sumber atau
tujuan data dan bisa ada lebih dari satu sumber atau tujuan data.
Langkah terakhir adaalh menghubungkan proses (lingkaran) dengan sumber/tujuan dengan
panah yang merepresentasika arus data. Kita memiliki dua panah yang mereprentasikan faktor
yang mengirim proses pengeluaran kas accuflow dan cek dikirim ke vendor dari accuflow.
DIAGRAM ARUS DATA LEVEL 0
dalam diagram konteks, kita melihat keseluruhan proses pengeluaran kas dalam satu gelembung.
Dalam DAD Level 0, kita membagi proses pengeluaran kas ke dalam fungsi utamanya. Dalam
membaca narasi ini, kita menemukan lima langkah utama dalam proses pengeluaran kas berikut
ini.
1. Menerima faktur vendor dan mencatat utang.
2. balasan cek.
3. Menandatangani dan mengirimkan cek dan faktur faktur.
4. Mencatat kontes kas.
5. Memasukkan kontes kas ke buku besar utang.
Setiap proses ini direpresentasikan oleh lingkaran atau gelembung pada Gambar 3-16. Oleh
karena ini adalah DAD level 0, kita memberikan setiap proses angka sebenarnnya, dengan angka
pertama setelah titik desimal menjadi nol. Kita juga menempatkan lingkaran dengan tujuan agar
data mengalir dalam proses ini. Sebagai hasilnya, "Menerima dan Mencatat Faktur" diberikan
proses 1,0; "Mempersiapkan cek" diberikan proses 2.0. "Menyetujui raja dan cek" diberi nomor
3,0; "Mencatat Pengeluaran Kas" diberi nomor 4,0 dan "Memasukkan Pengeluaran Kas ke Buku
Besar Utang" diberi 5,0. Sistem penomoran ini memungkinkan kita untuk melakukan
dekomposisi pada proses ini ke dalam subproses yang lebih mendetail dan masih menjaga
konsistensi sistem penomoran. Oleh karena itu, jika kita perlu untuk melakukan dekomposisi
pada proses 3,0 ke level yang lebih mendetail, kita dapat memberiikan lingkaran sub proses 3,1,
3.2; 3.3; dan seterusnya. Kita bahkan dapat memberikan detail lebih dengan melakukan
dekomposisi pada proses 3.1 ke dalam sub proses 3,1, 3.2; 3.3; dan seterusnya.
Selanjutnya, kita menempatkan sumber dan data DAD level 0. Oleh karena hanya memiliki satu
sumber dan tujuan data vendor), kita menggambar persegi dan menamakannya “Vendor”. Ini
32. sangat penting bahwa kita dapat merekonsiliasi kembali ke diagaram konteks ketika kita
mempersiapkan level DAD yang berbeda. Oleh karena itu, sumber dan tujuan yang sama yang
tampak dalam diagram konteks harus juga tampak pada DAD Level 0, Jika, ketika
mempersiapkan DAD Level 0, Anda menemukan bahwa bahwa sumber/tujuan data dibutuhkan
untuk mendokumentasikan sistem secara sesuai, anda kemudian harus merevisi diagram konteks
dengan sumber/tujuan data yang baru, karena diagram konteks sebaiknya mereprentasikan
keseluruhan proses.
Setelah sumber/tujuan data dan proses digambarkan, kita kemudian menghubungkannya dengan
menggambar panah diantara simbol-simbol yang sesuai. Panah-panah ini mempresentasikan
data yang bergerak dari satu proses ke proses lain dan dari satu sumber atau tujuan ke proses
tertentu. Kita juga memiliki faktur vendor yang berpindah dari vendor ke proses “menerima dan
mencatat faktur” dan dari proses itu ke proses “mempersiapkan cek”. Faktur vendor dan cek
berpindah dari proses “mempersiapkan cek” ke proses “menyetujui dan menandatangani cek”.
Kita memiliki panah yang meninggalkan proses 3.0 untuk mepresentasikan cek yang ditanda
tangani dan dikirim ke vendor dan faktur yang dibatalkan keproses 4.0 “mencatat pengeluaran
kas”.
Beberapa proses mensyaratkan data tersebut disimpan. Sebagai hasilnya, kami juga
menggambar beberapa file atau data penyimpanan yang diminta. DAD Level 0 adalah
penyimpanan data pertama yang tampak dalam rangkaian DAD. (Catatan: data penyimpanan
sebaiknya tidak direpresentasikan dalam diagram). Label penyimpanan data sebaiknya
mengidentifikasi data yang dikirim kepada atau dari sana. Sebagai hasilnya, melabeli data
terkini atau dari penyimpanan data normalnya tidak diperlukan. Penyimpanan data dirancang
dengan menggambarkan dua garis paralel dan memasukkan nama penyimpanan data antara garis
paralel.
33. Dalam Gambar 3-16 terdapat penyimpanan data: jurnal pengeluaran kas, buku besar pembantu
utang, dan penyimpanan data faktur yang dibatalkan. Oleh karena jurnal pengeluaran kas
diperbaharui dalam proses 4.0; arus data dikirim dari proses lingkaran 4,0 ke penyimpanan data
jurnal pengeluaran kas. Untuk menunjukkan bahwa buku besar utang diperbaharui ketika faktur
yang diterima (proses 1,0), panah digambarkan dari proses tersebut ke buku besar utang. Untuk
menunjukkan bahwa utang dengan data dari jurnal pengeluaran kas (proses 5,0), panah arus data
yang digambarkan dari penyimpanan data pengeluaran kas ke proses 5.0. dan panah data arus
lainnya yang digambarkan dari proses 5,0 ke penyimpanan data buku besar pembantu utang 5,0.
Pembaruan ini memakan waktu berminggu-minggu tidak seperti bagan alir dokumen, DAD tidak
mengindikasikan waktu arus data.
DIAGRAM ARUS DATA LEVEL 1
Ketika detail tambahan dibutuhkan untuk mendokumentasikan data arus, lingkaran kemungkinan
diuraikan selanjutnya. Seperti yang ditunjukkan dalam Fokus 3-1, agar menjadi jelas, dapat
dipahami dan mudah mudah dibaca, DAD sebaiknya berisi tidak lebih dari tujuh lingkaran
proses. Dalam contoh accuflow, kita membagi arus data perusahaan ke dalam lima proses utama.
Setiap lima proses ini kemudian dapat diuraikan. Untuk mengilustrasikan ini, kita akan
34. menguraikan proses 3.0. Narasi tersebut menunjukkan bahwa bendahara menyetujui dan
menandatangani cek yang dipersiapkan, mengirimkannya ke vendor, dan membatalkan faktur
untuk mencegah duplikasi pembayaran. Lebih lanjut lagi, kita akan membagi proses 3,0 ke
dalam proses 3.1 (menyetujui dan cek kode), 3,2 (mengirim cek ke vendor) dan 3,3
(membatalkan faktur). Untuk menampilkan tiga proses ini, kita menggambar tiga lingkaran dan
menamainya seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3-17. Kita juga menggambarkan data arus
dan imelabelinya. Perhatikan bahwa sumber/tujuan data tidak diperlukan pada DAD Level 1
karena telah ditunjukkan pada Level 0. Oleh karena itu akan mengumpulkan DAD, dan karena
kita menunjukkan detail lebih pada Level 1 dibandingkan Level 0 untuk satu proses khasus, kita
tidak mereplikasi semua proses dan penyimpanan data dalam DAD Level 0.
DIAGRAM PROSES BISNIS
Langkah pertama dalam mempersiapkan diagram proses adalah mengidentifikasi dan memahami
proses bisnis untuk membuat diagram. Ini termasuk identifikasi pemain utama dalam proses
pengeluaran kas Accuflow: Megan Waters (petugas utang), Stan Phillips (petugas pengeluaran
kas), dan John Sterling (bendahara). Oleh karena kita mendokumentasikan proses pengeluaran
kas Accuflow, kita tidak memasukkan vendor, SoftData, sebagai salah satu pemain utama kita.
Tabel 3-3 berisi daftar fungsi-fungsi yang dilakukan oleh tiga orang yang terlibat dalam kontes
kas.
Kita akan menjelaskan setiap langkah dalam membuat solusi DPB untuk Accuflow yang
ditunjukkan dalam Gambar 3-18. Langkah pertama adalah dengan membuat dua kolom untuk
menunjukkan karyawan yang terlibat dan aktivitas yang mereka lakukan. Selanjutnya, kita
membuat baris yang sering kali disebut "swim lanes" untuk menunjukkan tiga karyawan dan
aktivitas masing-masing yang dilakukan dalam proses pengeluaran kas.
Oleh karena proses dimulai ketika Megan Waters menerima faktur dari vendor, ditempatkan di
bagian kiri atas kolom Petugas Utang untuk menunjukkan proses pengeluaran kas dimulai (Lihat
Gambar 3-12 untuk simbol DPB). Aktivitas pertama (yang ditunjukkan dalam persegi DPB)
memasuki faktur vendor dalam buku besar pembantu utang. Panah merepresentasikan arus
dokumen dan urutan operasi yang terhubung ke awalproses
35. FIGUR 3-17 Diagram Arus Data
(lingkaran) dan aktivitas pertama (persegi melingkar). Oleh karena kita mendapatkan faktur dari
seseorang yang tidak digambarkan dalam swim lane, kita menulis "Dari Vendor" di atas persegi.
Aktivitas selanjutnya adalah mempersiapkan cek untuk membayar faktur. Oleh karena dilakukan
oleh Stan Phillips, petugas pameran ka5, kita menggambarkan persegi yang sesuai dalam jalur
renang ini dan menghubungkan dua persegi dengan panah untuk menunjukkan proses arus.
Catatlah bahwa, tidak seperti bagan alir, dalam DPB kita tidak menunjukkan dokumen yang
dibuat, arusnya atau di mana disimpan. Dasarnya adalah dari aktivitas yang dilakukan dan
proses arus.
Akivitas ketiga dalam proses kontes adalah John Sterling, sang bendahara, yang memuji dan cek
dan mengalahkan (menandainya sudah dibayar). Persegi tersebut digambarkan, penjelasan yang
sesuai ditempatkan di dalamnya, dan sebuah panah yang digambarkan untuk menunjukkan
proses arus.
Aktivitas keempat adalah sang bendahara mengirimkan cek yang ditandatangani kembali ke
vendor. Tidak ada baris atau swim lane untuk vendor; yang ada adalah persegi dengan "cek
kontes vendor" yang menyampaikan bahwa cek dikirim ke pihak eksternal. Pengendalian
internal dapat digarisbawahi pada DPB dengan menjelaskannya dan menggambarkan panah
bertitik ke aktivitas yang sesuai. Dalam DPB Accuflow, simbol anotasi (lihat Gambar 3-8)
digunakan, dengan penjelasan pengendalian internal yang tertulis dalam tiga sisi.
John mengirimkan faktur yang dibatalkan ke Stan yang jurnal kontes kas, yang diwakili oleh
persegi lain dalam swim lane Stan dan menghubungkan panah antara dua swim lane. Accuflow
36. menerima dan membayar faktur setiap hari dan pengeluaran kas adalah akhir dari aktivitas harian
dalam proses bisnis tersebut. Oleh karena itu, lingkaran yang bergaris tebal ke bagian kanan
persegi untuk menunjukkan akhir proses.
Ada satu lagi aktivitas dalam proses-Megan menggunakan pengeluaran kas untuk jurnal utang.
Oleh karena waktu aktivitas berbeda (mingguan dan bukan harian), ini ditunjukkan sebagai
aktivitas terpisah dengan awal dan akhir. Garis bertitik menghubungkan persegi dalam jalur
renang Megan dan Stan untuk menunjukkan bahwa arusnya berbeda dibandingkan arus lain.
Kata "mingguan" ditempatkan di atas aktivitas persegi untuk menunjukkan waktu yang berbeda.
Hal ini menyelesaikan diagram proses bisnis untuk proses pengeluaran kas Accuflow.
37. BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
a. Pengertian SDLC adalah siklus atau tahapan yang digunakan dalam
pembuatan/pengembangan suatu sistem informasi agar pengerjaan sistem berjalan
secara terstruktur, efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
b. Dokumentasi berguna untuk mengevaluasi kelemahan dan keunggulan sebuah sistem
maupun pengendalian dalam sebuah system. Teknik dokumentasi sistem dapat
dibedakan menjadi teknik untuk mendokumentasikan input Sistem, proses sistem,
database sistem dan output sistem.
c. Tiga alat dokumentasi sistem yang umum: diagram data arus, baganalir, dan diagram
proses bisnis.
38. DAFTAR PUSTAKA
Romney, Marshall B. dan Paul J.Steinbart. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 13.
Jakarta: Salemba Empat
2017. Pengertian dan Tahapan – Tahapan SDLC ( System Development Life Cycle ).
Gunadarma University Staff Site.
2018. Macam-Macam Metode SDLC. wordpress.com
2020. SDLC: Fungsi, Metode dan Tahapan SDLC. Salamadian.com.