SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
BAB 1
 PELUANG
Penerbit Erlangga
KompetensiDasar
 Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi
  dan kombinasi.
 Menghitung peluang suatu kejadian.
A. KAIDAH PENCACAHAN
Kaidah pencacahan (Counting Rules) didefinisikan
 sebagai suatu cara atau aturan untuk menghitung
 semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam
 suatu percobaan tertentu.

Beberapa metode Pencacahan
a. metode aturan pengisian tempat,
b. metode permutasi,
c. dan metode kombinasi.
1.   Aturan Pengisian Tempat (Filling Slots)
       Pada metode aturan pengisian tempat,
     semua hasil yang mungkin didaftar secara
     manual.
 Contoh
2.   Notasi Faktorial
        Perhitungan peluang suatu kejadian dapat
     dipermudah bila kita mempelajari notasi
     faktorial. Misalkan n adalah bilangan asli, maka
     n! dinamakan n faktorial yang didefinisikan
     sebagai berikut.




     Jadi n! merupakan perkalian dari n bilangan asli
     yang terurut. Perlu diperhatikan bahwa faktorial
     hanya didefinisikan pada bilangan cacah dan
     tidak terdefinisi untuk bilangan ganjil.
 Contoh
Hitunglah nilai-nilai berikut:
a. 4!
b. 2! + 3!
c. 12!
d. 9! 5!
Jawab:
a. 4! = 4 ⋅ 3 ⋅ 2 ⋅ 1 = 24
b. 2! + 3! = (2 ⋅ 1) + (3 ⋅ 2 ⋅ 1) = 2 + 6 = 8
c. 12! = 12 ⋅ 11 ⋅ 10 ⋅ 9 ⋅ 8 ⋅ 7 ⋅ 6 ⋅ 5 ⋅ 4 ⋅ 3 ⋅ 2 ⋅ 1 =
  479.001.600
3.     Permutasi
          Jika terdapat suatu himpunan dengan n unsur
     yang berlainan, maka banyaknya susunan (cara
     pengurutan) dari semua atau sebagian unsur tersebut
     dinamakan permutasi. Unsur-unsur tersebut tidak
     boleh berulang, kecuali dinyatakan secara khusus.
          Untuk lebih jelasnya, perhatikan huruf-huruf A, B,
     dan C. Dari ketiga huruf tersebut dapat disusun
     urutan sebagai berikut: ABC, ACB, BAC, BCA, CAB,
     CBA. Jadi, terdapat 6 buah cara untuk menyusun
     ketiga huruf di atas.
           Secara formal permutasi didefinisikan sebagai
     banyaknya cara untuk menyusun n unsur yang
     berbeda, dinyatakan dengan notasi nPn.
 Contoh
1. Tentukan banyaknya cara untuk menyusun huruf-huruf H,
   A, T, dan I.
Jawab:
n=4
4P4 = 4! = 4 ⋅ 3 ⋅ 2 ⋅ 1 = 24 cara
Susunan huruf-huruf tersebut adalah:
HATI ATIH TAIH ITAH
HAIT ATHI TAHI ITHA
HITA AITH THAI IAHT
HIAT AIHT THIA IATH
HTAI AHTI TIAH IHAT
HTIA AHIT TIHA IHTA
i.    Permutasi r Unsur dari n Unsur yang Berbeda


ii.   Permutasi yang Memuat Unsur yang Sama


iii. Permutasi Siklis



iv. Permutasi Berulang
              4.   dengan r ≤ n.
4.     Kombinasi
         Suatu kombinasi dari anggota suatu
     himpunan adalah sembarang pemilihan dari satu
     atau lebih anggota himpunan itu tanpa
     memperhatikan urutan. Kombinasi disimbolkan
     dengan nCn.
i.   Kombinasi k Unsur dari n Unsur yang
     Berbeda
        Misal dari n unsur yang berbeda akan
     disusun k unsur tanpa memperhatikan urutan.
     Banyaknya cara untuk menyusun k unsur
     tersebut merupakan masalah kombinasi k dari
     n ditulis nCk, yaitu




          dengan k ≤ n.
ii.     Kombinasi k Unsur dari n Unsur dengan Beberapa Unsur
        Sama

            Misalkan 4 bola akan diambil dari dalam kotak yang berisi
      4 bola merah, 3 bola putih, dan 2 bola hijau. Empat bola yang
      diambil harus terdiri dari 2 bola merah, 1 bola putih, dan 1 bola
      hijau. Cara pengambilan ini merupakan masalah kombinasi k
      unsur dari n unsur dengan beberapa unsur sama. Untuk
      menyelesaikannya perlu beberapa tahap, yaitu:

      1. menentukan banyak cara memilih 2 bola merah dari 4 bola
      merah yaitu 4C2,
      2. menentukan banyak cara memilih 1 bola putih dari 3 bola
      putih yaitu 3C1,
      3. menentukan banyak cara memilih 1 bola hijau dari 2 bola hijau
      yaitu 2C1.
Misal terdapat n unsur yang terdiri dari q1, q2, q3, …, qe. Unsur q1
   ada sebanyak n1, unsur q2 ada sebanyak n2, unsur
q3 ada sebanyak n3, …, unsur qe ada sebanyak ne, sehingga n1 +
   n2 + n3 + … + ne = n. Dari n unsur tersebut akan diambil k unsur
   yang terdiri dari k1 unsur q1, k2 unsur q2, k3 unsur q3, …, ke
   unsur qe dengan k1 + k2 + k3 + … + ke = k. Banyak cara
   pengambilan adalah
B. PERCOBAAN, RUANG SAMPEL,
DAN PELUANG SUATU KEJADIAN
1.   Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian
     Percobaan atau eksperimen adalah suatu kegiatan
     yang dapat memberikan beberapa kemungkinan.

     Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang
     mungkin dari suatu percobaan, dan dilambangkan
     dengan huruf S

     Anggota dari ruang sampel disebut titik sampel dan
     banyak titik sampel dilambangkan dengan n(S).

     Himpunan bagian dari ruang sampel disebut
     dengan kejadian atau peristiwa dan dinotasikan
     dengan E.
Contoh
1. Sebuah uang logam dilemparkan sekali, tentukan:
   a. ruang sampel,
   b. titik sampel,
   c. contoh kejadian yang mustahil,
   d. kejadian yang pasti.

  Jawab:
  Uang logam terdiri atas dua sisi yaitu sisi angka (A) dan gambar
  (G).
  a. ruang sampel S = {A, G},
  b. titik sampelnya yaitu A dan G,
  c. kejadian mustahilnya adalah munculnya angka dan gambar
     secara bersamaan,
  d. kejadian pastinya adalah munculnya angka atau gambar.
2.    Peluang suatu Kejadian
          Misalkan suatu percobaan mempunyai ruang sampel
      yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel
      mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka
      peluang kejadian A dinyatakan dengan:




     P(A) = peluang kejadian A,
     n(A) = banyaknya anggota dalam kejadian A,
     (S) = banyaknya titik sampel.

Peluang suatu kejadian nilainya berkisar antara 0 dan 1,
  ditulis 0 ≤ P(A) ≤ 1. Peluang bear kejadian bernilai 0 untuk
  suatu kejadian mustahil dan bernilai 1 untuk suatu
  kejadian yang pasti.
  Contoh
1. Dalam pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang:
   a. muncul mata dadu 2,
   b. muncul mata dadu genap,
   c. muncul mata dadu prima.
Jawab:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6
   a. Misal A = kejadian muncul mata dadu 2, maka A = {2} dan n(A) = 1.
           Peluang munculnya mata dadu 2 adalah:



    b. Misal B = kejadian muncul mata dadu genap, maka B = {2, 4, 6} dan
           n(B) = 3. Peluang munculnya mata dadu genap adalah:



    c. Misal C = kejadian muncul mata dadu prima, maka C = {2, 3, 5} dan
           n(C) = 3 peluang munculnya mata dadu prima adalah:
3.   Frekuensi Harapan
        Banyaknya kemunculan yang diharapkan dalam
     suatu percobaan tersebut dinamakan frekuensi
     harapan
        Frekuensi harapan suatu kejadian, dinotasikan
     dengan Fr, pada percobaan yang dilakukan n kali
     adalah hasil kali peluang kejadian tersebut dengan
     banyaknya percobaan.
 Contoh
C. KEJADIAN MAJEMUK
           Beberapa kejadian dapat dikombinasikan untuk
     menghasilkan suatu kejadian baru, kejadian baru ini disebut
     kejadian majemuk. Dua notasi yang biasa digunakan untuk
     mengkombinasikan beberapa kejadian adalah notasi “∩” dan
     “∪”. Misal terdapat kejadian A dan kejadian B, maka:

a.      A ∩ B adalah kejadian A dan B
           Misalkan dua dadu dilempar bersama-sama sekali. Misal
       kejadian A adalah kejadian munculnya mata dadu satu pada dadu
       pertama dan kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu
       tiga pada dadu kedua, maka A ∩ B adalah kejadian munculnya
       mata dadu satu pada dadu pertama dan mata dadu tiga pada
       dadu kedua.
b.      A ∪ B adalah kejadian A atau kejadian B, atau kedua-duanya.
           Misalnya, sebuah koin dan sebuah dadu dilempar secara
       bersamaan satu kali. Misal kejadian A adalah kejadian munculnya
       angka pada koin dan kejadian B adalah kejadian munculnya mata
       dadu 5 pada dadu. Maka A ∪ B menyatakan munculnya angka
       pada koin atau mata dadu C pada dadu, atau keduanya.
1.     Kejadian Saling Lepas
          Bila dua kejadian tidak dapat terjadi secara
     bersamaan maka dua buah kejadian itu dikatakan
     saling lepas (mutually exclusive) atau saling asing
     (disjoint). Dua kejadian A dan B saling lepas jika
     A dan B tidak memiliki titik sampel yang sama
     (Gambar 1.2).
          Contohnya pada pelemparan sekali sebuah
     uang logam, kejadian munculnya gambar dan
     kejadian munculnya angka tidak dapat terjadi
     secara bersamaan, maka kejadian tersebut saling
     lepas. Peluang kejadian A dan B pada percobaan
     yang sama dirumuskan sebagai berikut.
Pada dua kejadian yang saling lepas (A ∩ B)
= Ø. Sehingga, peluang dua kejadian A atau B
yang saling lepas adalah
 Contoh
1. Dalam pelemparan dua dadu, tentukan peluang
  munculnya mata dadu berjumlah 4 atau 10.
Jawab:
  Perhatikan tabel penjumlahan dua mata dadu
  berikut.
Diketahui: n(S) = 36
Misalkan A = kejadian munculnya mata dadu yang berjumlah 4.
A = {(1, 3), (2, 2), (3, 1)}, maka n(A) = 3.
Jadi,

Misalkan B = kejadian munculnya mata dadu
yang berjumlah 10.
B = {(4, 6), (5, 5), (6, 4)}, maka n(B) = 3.
Jadi,

Jika kedua mata dadu berjumlah 4, maka tidak mungkin sekaligus
   berjumlah 10. Sehingga A ∩ B = Ø, berarti A dan B adalah
   kejadian saling lepas.

Jadi, peluang A atau B adalah
2.     Kejadian Saling Bebas
          Dua kejadian dikatakan saling bebas jika
     kejadian yang satu tidak mempengaruhi kejadian
     yang lain.
          Misalnya sekeping uang logam dan sebuah
     dadu dilempar sekali. Kejadian munculnya sisi
     angka pada uang logam dan kejadian munculnya
     mata 3 pada dadu adalah dua kejadian yang
     tidak saling mempengaruhi. Peluang dua
     kejadian A dan B yang saling bebas adalah
 Contoh
1. Sebuah dadu dilempar dua kali. Berapa peluang munculnya
   mata dadu 3 pada pelemparan pertama dan mata dadu 5 pada
   pelemparan kedua?
Jawab:
n(S) = 6
Misalkan A = kejadian munculnya mata dadu 3 pada pelemparan
   pertama,
⇒ n(A) = 1, maka

Misalkan B = kejadian munculnya mata dadu 5 pada pelemparan
  kedua,
⇒ n(B) = 1, maka

Karena kejadian munculnya mata dadu 3 pada pelemparan
  pertama dan munculnya mata dadu 5 pada pelemparan kedua
  tidak saling mempengaruhi kejadian satu dengan lainnya, maka
  kejadian itu saling bebas.

More Related Content

What's hot

Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)guest6ea51d
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Kalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilanganKalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilanganGusti Rahman
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupKabhi Na Kehna
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERMella Imelda
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSholiha Nurwulan
 
Rotasi Transformasi Geometri
Rotasi Transformasi GeometriRotasi Transformasi Geometri
Rotasi Transformasi GeometriKristalina Dewi
 
bag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptx
bag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptxbag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptx
bag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptxRizkyDianaS
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2radar radius
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika unesa
 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Aisyah Turidho
 
ITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengah
ITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengahITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengah
ITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengahFransiska Puteri
 
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...evansugianto
 

What's hot (20)

Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
Ruang Hasil kali Dalam ( Aljabar Linear Elementer )
 
Kalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilanganKalkulus sistem bilangan
Kalkulus sistem bilangan
 
6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL6 Divergensi dan CURL
6 Divergensi dan CURL
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTERALJABAR LINEAR ELEMENTER
ALJABAR LINEAR ELEMENTER
 
Subgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktorSubgrup normal dan grup faktor
Subgrup normal dan grup faktor
 
Rotasi Transformasi Geometri
Rotasi Transformasi GeometriRotasi Transformasi Geometri
Rotasi Transformasi Geometri
 
bag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptx
bag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptxbag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptx
bag 3 PDLHON, METODE KOEFISIEN TAK TENTU, VARIASI PARAMETER.pptx
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
 
Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2Matematika Diskrit part 2
Matematika Diskrit part 2
 
1001 soal pembahasan kalkulus
1001 soal pembahasan kalkulus1001 soal pembahasan kalkulus
1001 soal pembahasan kalkulus
 
Matematika diskret kombinatorika
Matematika diskret  kombinatorika Matematika diskret  kombinatorika
Matematika diskret kombinatorika
 
Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi Matriks, relasi dan fungsi
Matriks, relasi dan fungsi
 
ITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengah
ITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengahITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengah
ITP UNS SEMESTER 2 Pendugaan nilai tengah
 
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
Statistik matematika BEBERAPA TEKNIK PEMBILANG DAN ATURAN PERKALIAN PERMUTASI...
 
TURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGITURUNAN TINGKAT TINGGI
TURUNAN TINGKAT TINGGI
 
Analisis vektor
Analisis vektorAnalisis vektor
Analisis vektor
 

Similar to Bab 1 peluang

Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02Wayan Sudiarta
 
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluangMa ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluangD'Fajar 'Bäck Tö NäTure'
 
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGMatematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGnissayyo
 
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.pptbahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.pptKholidYusuf4
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_StatistikaAhmadTeguh
 
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptxBab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptxAriPuspitaSari2
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaAmnil Wardiah
 
Ppt matematika tentang peluang
Ppt matematika tentang peluang Ppt matematika tentang peluang
Ppt matematika tentang peluang MelizaCahya
 
Penjelasan peluang
Penjelasan peluangPenjelasan peluang
Penjelasan peluangAckiel Khan
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian Dindi2
 
Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4Ferdi Pratama
 

Similar to Bab 1 peluang (20)

Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02
 
peluang matematika
 peluang matematika peluang matematika
peluang matematika
 
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluangMa ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
Ma ka lah frtty65 peluant544ge5e 6y5tuk8uo;y0 peluang
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGMatematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
 
peluang.pptx
peluang.pptxpeluang.pptx
peluang.pptx
 
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.pptbahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
bahan-ajar-pe-l-u-a-n-g.ppt
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_Statistika
 
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptxBab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
Bab 2 materi peluang (materi kelas XII).pptx
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran MatematikaMakalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
Makalah Peluang Dalam Pelajaran Matematika
 
Ppt matematika tentang peluang
Ppt matematika tentang peluang Ppt matematika tentang peluang
Ppt matematika tentang peluang
 
Penjelasan peluang
Penjelasan peluangPenjelasan peluang
Penjelasan peluang
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
PELUANG
PELUANGPELUANG
PELUANG
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
 
Aksioma peluang
Aksioma peluangAksioma peluang
Aksioma peluang
 
Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4Peluang XMIA1 Kelompok 4
Peluang XMIA1 Kelompok 4
 
Peluang SUPM.pptx
Peluang SUPM.pptxPeluang SUPM.pptx
Peluang SUPM.pptx
 

More from Eko Supriyadi

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Eko Supriyadi
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2Eko Supriyadi
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalEko Supriyadi
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Eko Supriyadi
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokEko Supriyadi
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Eko Supriyadi
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airEko Supriyadi
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Eko Supriyadi
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkapEko Supriyadi
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017Eko Supriyadi
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019Eko Supriyadi
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viEko Supriyadi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viEko Supriyadi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapEko Supriyadi
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabEko Supriyadi
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatEko Supriyadi
 

More from Eko Supriyadi (20)

Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
Bahan tayang dupak terbaru ( DUPAK )
 
Bahan evaluasi pembelajarann 2
Bahan evaluasi pembelajarann   2Bahan evaluasi pembelajarann   2
Bahan evaluasi pembelajarann 2
 
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data TunggalPenyajian dan Penafsiran Data Tunggal
Penyajian dan Penafsiran Data Tunggal
 
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
Jaring jaring Bangun Ruang Kelas 5
 
Volume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan BalokVolume Kubus dan Balok
Volume Kubus dan Balok
 
Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5Denah dan Skala Kelas 5
Denah dan Skala Kelas 5
 
Kecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit airKecepatan dan Debit air
Kecepatan dan Debit air
 
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
Perkalian dan Pembagian Pecahan Kelas 5
 
Penilaian hots sd
Penilaian hots sdPenilaian hots sd
Penilaian hots sd
 
2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap2. model pembelajaran lengkap
2. model pembelajaran lengkap
 
2. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 20172. model pembelajaran 2013 2017
2. model pembelajaran 2013 2017
 
Rpp smk agustus 2019
Rpp  smk agustus  2019Rpp  smk agustus  2019
Rpp smk agustus 2019
 
Ppt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas viPpt metamorfosis kelas vi
Ppt metamorfosis kelas vi
 
Ppt darah kelas vi
Ppt darah kelas viPpt darah kelas vi
Ppt darah kelas vi
 
Ppt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas viPpt bumi bulan kelas vi
Ppt bumi bulan kelas vi
 
Penilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkapPenilaian sd 2018 lengkap
Penilaian sd 2018 lengkap
 
Soal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi PrajabSoal pretest revisi Prajab
Soal pretest revisi Prajab
 
Soal pretest revisi
Soal pretest revisiSoal pretest revisi
Soal pretest revisi
 
Pre tes prajab
Pre tes prajabPre tes prajab
Pre tes prajab
 
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakatPola pikir asn sbg pelayan masyarakat
Pola pikir asn sbg pelayan masyarakat
 

Bab 1 peluang

  • 2. KompetensiDasar  Mendeskripsikan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi.  Menghitung peluang suatu kejadian.
  • 3. A. KAIDAH PENCACAHAN Kaidah pencacahan (Counting Rules) didefinisikan sebagai suatu cara atau aturan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan tertentu. Beberapa metode Pencacahan a. metode aturan pengisian tempat, b. metode permutasi, c. dan metode kombinasi.
  • 4. 1. Aturan Pengisian Tempat (Filling Slots) Pada metode aturan pengisian tempat, semua hasil yang mungkin didaftar secara manual.
  • 6.
  • 7. 2. Notasi Faktorial Perhitungan peluang suatu kejadian dapat dipermudah bila kita mempelajari notasi faktorial. Misalkan n adalah bilangan asli, maka n! dinamakan n faktorial yang didefinisikan sebagai berikut. Jadi n! merupakan perkalian dari n bilangan asli yang terurut. Perlu diperhatikan bahwa faktorial hanya didefinisikan pada bilangan cacah dan tidak terdefinisi untuk bilangan ganjil.
  • 8.  Contoh Hitunglah nilai-nilai berikut: a. 4! b. 2! + 3! c. 12! d. 9! 5! Jawab: a. 4! = 4 ⋅ 3 ⋅ 2 ⋅ 1 = 24 b. 2! + 3! = (2 ⋅ 1) + (3 ⋅ 2 ⋅ 1) = 2 + 6 = 8 c. 12! = 12 ⋅ 11 ⋅ 10 ⋅ 9 ⋅ 8 ⋅ 7 ⋅ 6 ⋅ 5 ⋅ 4 ⋅ 3 ⋅ 2 ⋅ 1 = 479.001.600
  • 9. 3. Permutasi Jika terdapat suatu himpunan dengan n unsur yang berlainan, maka banyaknya susunan (cara pengurutan) dari semua atau sebagian unsur tersebut dinamakan permutasi. Unsur-unsur tersebut tidak boleh berulang, kecuali dinyatakan secara khusus. Untuk lebih jelasnya, perhatikan huruf-huruf A, B, dan C. Dari ketiga huruf tersebut dapat disusun urutan sebagai berikut: ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, CBA. Jadi, terdapat 6 buah cara untuk menyusun ketiga huruf di atas. Secara formal permutasi didefinisikan sebagai banyaknya cara untuk menyusun n unsur yang berbeda, dinyatakan dengan notasi nPn.
  • 10.  Contoh 1. Tentukan banyaknya cara untuk menyusun huruf-huruf H, A, T, dan I. Jawab: n=4 4P4 = 4! = 4 ⋅ 3 ⋅ 2 ⋅ 1 = 24 cara Susunan huruf-huruf tersebut adalah: HATI ATIH TAIH ITAH HAIT ATHI TAHI ITHA HITA AITH THAI IAHT HIAT AIHT THIA IATH HTAI AHTI TIAH IHAT HTIA AHIT TIHA IHTA
  • 11. i. Permutasi r Unsur dari n Unsur yang Berbeda ii. Permutasi yang Memuat Unsur yang Sama iii. Permutasi Siklis iv. Permutasi Berulang 4. dengan r ≤ n.
  • 12. 4. Kombinasi Suatu kombinasi dari anggota suatu himpunan adalah sembarang pemilihan dari satu atau lebih anggota himpunan itu tanpa memperhatikan urutan. Kombinasi disimbolkan dengan nCn.
  • 13. i. Kombinasi k Unsur dari n Unsur yang Berbeda Misal dari n unsur yang berbeda akan disusun k unsur tanpa memperhatikan urutan. Banyaknya cara untuk menyusun k unsur tersebut merupakan masalah kombinasi k dari n ditulis nCk, yaitu dengan k ≤ n.
  • 14. ii. Kombinasi k Unsur dari n Unsur dengan Beberapa Unsur Sama Misalkan 4 bola akan diambil dari dalam kotak yang berisi 4 bola merah, 3 bola putih, dan 2 bola hijau. Empat bola yang diambil harus terdiri dari 2 bola merah, 1 bola putih, dan 1 bola hijau. Cara pengambilan ini merupakan masalah kombinasi k unsur dari n unsur dengan beberapa unsur sama. Untuk menyelesaikannya perlu beberapa tahap, yaitu: 1. menentukan banyak cara memilih 2 bola merah dari 4 bola merah yaitu 4C2, 2. menentukan banyak cara memilih 1 bola putih dari 3 bola putih yaitu 3C1, 3. menentukan banyak cara memilih 1 bola hijau dari 2 bola hijau yaitu 2C1.
  • 15. Misal terdapat n unsur yang terdiri dari q1, q2, q3, …, qe. Unsur q1 ada sebanyak n1, unsur q2 ada sebanyak n2, unsur q3 ada sebanyak n3, …, unsur qe ada sebanyak ne, sehingga n1 + n2 + n3 + … + ne = n. Dari n unsur tersebut akan diambil k unsur yang terdiri dari k1 unsur q1, k2 unsur q2, k3 unsur q3, …, ke unsur qe dengan k1 + k2 + k3 + … + ke = k. Banyak cara pengambilan adalah
  • 16. B. PERCOBAAN, RUANG SAMPEL, DAN PELUANG SUATU KEJADIAN 1. Percobaan, Ruang Sampel, dan Kejadian Percobaan atau eksperimen adalah suatu kegiatan yang dapat memberikan beberapa kemungkinan. Ruang sampel adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan, dan dilambangkan dengan huruf S Anggota dari ruang sampel disebut titik sampel dan banyak titik sampel dilambangkan dengan n(S). Himpunan bagian dari ruang sampel disebut dengan kejadian atau peristiwa dan dinotasikan dengan E.
  • 17. Contoh 1. Sebuah uang logam dilemparkan sekali, tentukan: a. ruang sampel, b. titik sampel, c. contoh kejadian yang mustahil, d. kejadian yang pasti. Jawab: Uang logam terdiri atas dua sisi yaitu sisi angka (A) dan gambar (G). a. ruang sampel S = {A, G}, b. titik sampelnya yaitu A dan G, c. kejadian mustahilnya adalah munculnya angka dan gambar secara bersamaan, d. kejadian pastinya adalah munculnya angka atau gambar.
  • 18. 2. Peluang suatu Kejadian Misalkan suatu percobaan mempunyai ruang sampel yang berhingga banyaknya dan setiap titik sampel mempunyai kesempatan yang sama untuk muncul, maka peluang kejadian A dinyatakan dengan: P(A) = peluang kejadian A, n(A) = banyaknya anggota dalam kejadian A, (S) = banyaknya titik sampel. Peluang suatu kejadian nilainya berkisar antara 0 dan 1, ditulis 0 ≤ P(A) ≤ 1. Peluang bear kejadian bernilai 0 untuk suatu kejadian mustahil dan bernilai 1 untuk suatu kejadian yang pasti.
  • 19.  Contoh 1. Dalam pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang: a. muncul mata dadu 2, b. muncul mata dadu genap, c. muncul mata dadu prima. Jawab: S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} dan n(S) = 6 a. Misal A = kejadian muncul mata dadu 2, maka A = {2} dan n(A) = 1. Peluang munculnya mata dadu 2 adalah: b. Misal B = kejadian muncul mata dadu genap, maka B = {2, 4, 6} dan n(B) = 3. Peluang munculnya mata dadu genap adalah: c. Misal C = kejadian muncul mata dadu prima, maka C = {2, 3, 5} dan n(C) = 3 peluang munculnya mata dadu prima adalah:
  • 20. 3. Frekuensi Harapan Banyaknya kemunculan yang diharapkan dalam suatu percobaan tersebut dinamakan frekuensi harapan Frekuensi harapan suatu kejadian, dinotasikan dengan Fr, pada percobaan yang dilakukan n kali adalah hasil kali peluang kejadian tersebut dengan banyaknya percobaan.
  • 22. C. KEJADIAN MAJEMUK Beberapa kejadian dapat dikombinasikan untuk menghasilkan suatu kejadian baru, kejadian baru ini disebut kejadian majemuk. Dua notasi yang biasa digunakan untuk mengkombinasikan beberapa kejadian adalah notasi “∩” dan “∪”. Misal terdapat kejadian A dan kejadian B, maka: a. A ∩ B adalah kejadian A dan B Misalkan dua dadu dilempar bersama-sama sekali. Misal kejadian A adalah kejadian munculnya mata dadu satu pada dadu pertama dan kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu tiga pada dadu kedua, maka A ∩ B adalah kejadian munculnya mata dadu satu pada dadu pertama dan mata dadu tiga pada dadu kedua. b. A ∪ B adalah kejadian A atau kejadian B, atau kedua-duanya. Misalnya, sebuah koin dan sebuah dadu dilempar secara bersamaan satu kali. Misal kejadian A adalah kejadian munculnya angka pada koin dan kejadian B adalah kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu. Maka A ∪ B menyatakan munculnya angka pada koin atau mata dadu C pada dadu, atau keduanya.
  • 23. 1. Kejadian Saling Lepas Bila dua kejadian tidak dapat terjadi secara bersamaan maka dua buah kejadian itu dikatakan saling lepas (mutually exclusive) atau saling asing (disjoint). Dua kejadian A dan B saling lepas jika A dan B tidak memiliki titik sampel yang sama (Gambar 1.2). Contohnya pada pelemparan sekali sebuah uang logam, kejadian munculnya gambar dan kejadian munculnya angka tidak dapat terjadi secara bersamaan, maka kejadian tersebut saling lepas. Peluang kejadian A dan B pada percobaan yang sama dirumuskan sebagai berikut.
  • 24. Pada dua kejadian yang saling lepas (A ∩ B) = Ø. Sehingga, peluang dua kejadian A atau B yang saling lepas adalah
  • 25.  Contoh 1. Dalam pelemparan dua dadu, tentukan peluang munculnya mata dadu berjumlah 4 atau 10. Jawab: Perhatikan tabel penjumlahan dua mata dadu berikut.
  • 26. Diketahui: n(S) = 36 Misalkan A = kejadian munculnya mata dadu yang berjumlah 4. A = {(1, 3), (2, 2), (3, 1)}, maka n(A) = 3. Jadi, Misalkan B = kejadian munculnya mata dadu yang berjumlah 10. B = {(4, 6), (5, 5), (6, 4)}, maka n(B) = 3. Jadi, Jika kedua mata dadu berjumlah 4, maka tidak mungkin sekaligus berjumlah 10. Sehingga A ∩ B = Ø, berarti A dan B adalah kejadian saling lepas. Jadi, peluang A atau B adalah
  • 27. 2. Kejadian Saling Bebas Dua kejadian dikatakan saling bebas jika kejadian yang satu tidak mempengaruhi kejadian yang lain. Misalnya sekeping uang logam dan sebuah dadu dilempar sekali. Kejadian munculnya sisi angka pada uang logam dan kejadian munculnya mata 3 pada dadu adalah dua kejadian yang tidak saling mempengaruhi. Peluang dua kejadian A dan B yang saling bebas adalah
  • 28.  Contoh 1. Sebuah dadu dilempar dua kali. Berapa peluang munculnya mata dadu 3 pada pelemparan pertama dan mata dadu 5 pada pelemparan kedua? Jawab: n(S) = 6 Misalkan A = kejadian munculnya mata dadu 3 pada pelemparan pertama, ⇒ n(A) = 1, maka Misalkan B = kejadian munculnya mata dadu 5 pada pelemparan kedua, ⇒ n(B) = 1, maka Karena kejadian munculnya mata dadu 3 pada pelemparan pertama dan munculnya mata dadu 5 pada pelemparan kedua tidak saling mempengaruhi kejadian satu dengan lainnya, maka kejadian itu saling bebas.