SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rotasi waktu banyak memberikan perubahan dalam realita kehidupan sehari-hari.
Perubahan mengharuskan adanya adaptasi dan perubahan pola pikir. Seiring dengan adanya
perubahan itu, tak sedikit yang bermindset bahwa semua perkembangan dan perubahan harus
diikuti dan diterapkan. Padahal mindset mereka salah besar. Perubahan merupakan suatu
tantangan bagi proses pendewasaan pola pikir, yakni mampu memilah dan memilih mana yang
bernilai positif dan negatif. Kesalahan dalam mindset, sehingga mengabaikan hak dan atau pun
kewajiban, Na’udzubillahi min dzalik.
Hal tersebut misalnya tercermin dalam sikap seorang istri atas suaminya, pada pemenuhan hak
dan kewajibannya yang lebih mengedepankan salah satunya, tidak seimbang antara keduanya.
Problematika muncul dari perilaku tersebut. Berawal dari percekcokan kecil, pisah ranjang,
kekerasan dalam rumah tangga, dan berakhir pada jatuhnya thalak.
Bertolak dari wacana di atas, kami mencoba mengemas dan memaparkan secara rici tentang hak
dan kewajiban istri atas suami yang semestinya, dari berbagai sudut pandang. Bertujuan agar
tidak ada pihak yang merasa dirugikan karena tidak terpenuhinya salah satu dari hak dan
kewajibannya. Dengan tolak ukur yakni berkurangnya angka thalak di kancah Negara Republik
Indonesia
B. Rumusan Masalah
1. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kompilasi Hukum Islam?
2. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata?
3. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974?
4. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Syariat Islam?
5. Bagaimana realita di lapangan tentang Aplikasi Hak dan Kewajiban Istri atas Suami?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kompilasi Hukum Islam
2. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kitab Undang-undang Hukum
Perdata
3. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974
4. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Syariat Islam
5. Mengetahui realita di lapangan tentang Aplikasi Hak dan Kewajiban Istri atas Suami
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kompilasi Hukum Islam
Dalam kompilasi hukum islam, kewjiban istri atas suami dijelaskan sebagai berikut:
Pasal 83
Kewajiban istri
1. Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas-
batas yang dibenarkan oleh hukum islam.
2. Istri yang menyelenggaraka dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-
baiknya.
Pasal 84
1. Istri dapat dianggap Nusyus jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban,
sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1), kecuali dengan alasan yang sah.
2. Selama istri dalam nusyus, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada pasal 80 ayat (4)
huruf a dan b tidak beraku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.
3. Kewajiban suami tersebut pada ayat 2 di atas berlaku kembali sesudah istri tidak nusyus.
4. ketentuan ada atau tidak adanya nusyus dari istri harus didasarkan atas bukti yang sah.
B. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kitab Undan-undang Hukum Perdata
Bab kelima
Tentang hak dan kewajiban suami istri
(tak berlaku bagi golongan timur asing, lain daripada tiong hoa, berlaku bagi golongan tiong hoa)
103. suami dan istri, mereka harus setia-mensetiai, tolong menolong dan bantu membantu.
104. suami dan istri, dengan mengikat diri dalam suatu perkawinan, dan hanya karena itu pun,
terikatlah mereka dalam suatu perjanjian bertimbal balik, akan memelihara dan mendidik
sekalian anak mereka.
105. setiap suami adalah kepala dalam persatuan suami istri.
Sebagai kepala berwajiblah ia, dengan tak mengurangi beberapa pengecualian teratur di bawah
ini, akan memberi bantuan kepada istrinya, atau menghadap untuknya di muka hakim.
Setiap suami harus mengemudikan urusan harta kekayaan milik pribadi istrinya, kecuali kiranya
tentang hal ini telah diperjanjikan sebaliknya.
Ia harus mengurus harta kekayaan itu laksana seorang bapak rumah yang baik, dan karenanya
pun bertanggung jawab atas segala kealpaan dalam pengurusan itu.
Ia tak diperbolehkan memindahtangankan, atau membebani harta kekayaan tak bergerak milik
istrinya, tanpa persetujuan si istri.
106. setiap istri harus tunduk patuh kepada suaminya.
Ia berwajib tinggal bersama dengan si suami dalam satu rumah, dan berwajib pula mengikutinya,
barang dimanapun suami memandang berguna, memusatkan tempat kediamannya.
107. setiap suami berwajib menerima diri si istrinya dalam rumah yang ia diami.
Berwajiblah ia pula, melindunginya dan member padanya segala apa yang perlu dan berpatutan
dengan kedudukan dan kemampuannya.
108. seorang istri, biar ia kawin diluar persatuan harta kekayaan, atau telah berpisahan dalam hal
itu sekali pun, namun tak bolehlah ia mengibahkan barang sesuatu atau memidahtangankannya,
atau memperolehnya, baik dengan Cuma-Cuma maupun atas beban, melainkan dengan bantuan
dalam akta, atau dengan izin tertulis dari suaminya.
Seorang istri, biar ia telah dikuasakan oleh suaminya, untuk membuat sesuatu akta, atau untuk
mengangkat sesuatu perjanjian sekalipun, namun tidaklah ia karena itu berhak, menerima sesuatu
pembayaran, atau memberi perluasan atas itu, tanpa izin yang tegas dari suaminya.
109. tehadap segala perbuatan atau perjanjian yang dilakukan atau diangkat setiap istri guna
keperluan segala sesuatu berkenaan dengan perbelanjaan rumah tangga yang biasa dan sehari-
hari, seperti pun terhadap segala perjanjian kerja yang diangkatnya sebagai pihak majikan dan
untuk keperluan rumah tangga pula, terhadap kesemuanya itu undang-undang menganggap,
bahwa sudahlah si istri memperoleh izin yang dimaksudkan di atas dari suaminya.
110. seorang istri, biar ia kawin diluar persatuan harta kekayaan, atau telah berpisahan dalam hal
itu, biar ia melakukan sesuatu mata pencaharian atas usaha sendiri sekalipun, namun tak bolehlah
ia menghadap di muka hakim tanpa bantuan suaminya.
111. bantuan si suami kepada istrinya taklah perlu:
1e. apabila si istri dituntut di muka hakim karena sesuatu perkara pidana;
2e. dalam sesuatu tuntutan akan perceraian perkawinan, akan pemisahan meja dan ranjang atau
akan pemisahan harta kekayaan.
112. jika si suami menolak member kuasa kepada istrinyam untuk membuat suatu akta, atau
menolak menghadap di muka hakim, maka bolehlah si istri meminta kepada pengadilan negeri
tempat tinggal mereka bersama, supaya dikuasakan untuk itu.
113. seorang istri yang mana dengan izin yang tegas, atau izin secara diam-diam dari suaminya,
atas usaha sendiri melakukan sesuatu mata pencaharian, boleh mengikat dirinya, dalam segala
perjanjian berkenaan dengan usaha itu, tanpa bantuan si suami.
Jika istri itu kawin denagn suaminya dengan persatuan harta kekayaan, maka si suami pun
terikatlah karena perjanjian-perjanjian itu.
Apabila si suami menarik kembali izinnya, maka ia harus terang-terangan mengumumkan
penarikan kembali itu.
114. jika si suami, disebabkan keadaan tak hadir, atau karena alasan-alasan lain terhalang
member bantuan kepada istrinya, atau terhalang menguasakannya, atau jika ia mempunyai
kepentingan yang bertentangan, maka pengadilan negeri tempat timggal suamu istri boleh
mengizinkan kepada istri itu, untuk menghadap di muka hakim, mengangkat perjanjian-
perjanjian, menyelenggarakan pengurusan dan membuat segala akta lainnya.
115. suatu pemberian kuasa umum, pun jika ini dicantumkan dalam perjanjian kawin, tak akan
berlaku lebih daripada suatu penguasaan untuk menyelenggarakan pengurusan atas harta
kekayaan si istri sendiri.
116. kebatalan suatu perbuatan disebabkan ketiadaan kuasa, hanya dapat dituntut oleh si istri, si
suami atau para ahli waris mereka.
117. apabila seorang istri, setelah perkawinannya dibubarkan, telah melaksanakan seluruhnya,
atau untuk sebagian, akan suatu perjanjian, atau perbuatan yang telah ia angkat atau ia lakukan
tanpa penguasaan yang diharuskan, maka ia tak lagi berhak menuntut pembatalan perjanjian atau
perbuatan itu.
118. setiap istri berhak membuat surat wasiat tanpa izin suaminya.
C. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974
Pelaksanaan perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tata Cara Melaksanakan
Perkawinan
Hak-hak dan keawjiban suami istri
Pada waktu atau sebelum dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat
mengadakan perjanjian tertukis yang disahkan oleh pegawai pencatat pernikahan.
Setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang pihak ketiga itu tersebut
didalamnya.
Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum, agama dan
kesusilaan.
Perjanjian mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan dan tidak dapat diubah, kecuali bila
dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengadakan perubahan dan perubahan itu tidak
merugikan pihak ketiga. Sumia istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah
tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.
Suami isrti mempunyai kedudukan yang seimbang dalam kedudukan hukum terhadap harta
bersama dan dalam pergaulan hidup bermasyarakat.
Suami sebagai kapala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga dan masing-masing pihak
berhak untuk melakukan perbuatan hukum.
Suami istri harus mempunyai tempat tinggal bersama yang tetap yang ditentukan oleh kedua
belah pihak.
Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala keperluan hidup berumah tangga sesuai
dengan kempuannya sedangkan istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya.
Andaikan suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing pihak suami atau istri
mengajukan gugatan kepada pengadilan. Bilamana cara mengajukan gugatan dan sampai di
mana batas-batas tanggung jawab suami dan istri yang dapat dituntut pelaksanaannya belum
diatur dalam PP Nomor 9 Tahun 1975.
Demikian ditentukan dalam Bab VI Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan.
D. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Syariat Islam
Apabila akad nikah telah berlangsung dan sah memenuhi syarat rukunnya, maka akan
menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian, akan menimbulkan pula hak dan kewajibannya
selaku suami istri dalam keluarga. Jika suami istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya
masing-masing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangam hati, sehingga
sempurnalah kebahagian hidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga
akan terwujud sesuai dengan tuntutan agama, yaitu sakinah mawaddah wa rahmah.
Sesudah terjadi pernikahan, suami dan istri mempunyai tanggung jawab dalam membina rumah
tangga. Apabila salah seorang suami istri mengabaikan tanggung jawabnya, maka situasi dalam
rumah tangga itu dari hari ke hari akan bertambah suram, tidak becahaya lagi. Rumah tangga
akan rusak, tidak harmonis lagi.Suami istri sebenarnya mempunyai tanggung jawab moril
maupun materiil. Masing-masing suami istri harus mengetahui kewajibannya di samping haknya.
Sebab, banyak manusia yang hanya tahu haknya saja, tetapi mengabaikan kewajibannya.
Masing-masing suami istri mempunyai atas yang lainnya. Hal ini berarti, bila istri mempunyai
hak dari suaminya, maka suaminya mempunyai kewajiban atas istrinya. Demikian juga
sebaliknya suami mempunyai hak dari istrinya, dan istrinya mempunyai kewajiban atas
suaminya. Hak tidak dapat dipenuhi, apabila tidak ada yang menunaikan kewajiban.
Dalam al-Qur’an Allah berfirman:
Qs. Al-Baqarah:228
Suami sebagai kepala keluarga mempunyai kelebihan dari istrinya dalam pemimpin rumah
tangga dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda-beda membangun rumah tangganya
itu, di samping ada yang sama pula.
Kewajiban Istri Terhadap Suami
Di antara beberapa kewajiban istri terhadap suami adalah sebagai berikut:
1. Taat dan patuh kepada suami.
2. Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman.
3. Mengatur rumah dengan baik.
4. Menghormati keluarga suami.
5. Bersikap sopan, penuh senyum kepada suami.
6. Tidak mempersulit suami, dan selalu mendorong suami untuk maju
7. Ridha dan syukur terhadap apa yang di berikan suami.
8. Selalu berhemat dan suka menabung.
9. Selalu berhias, bersolek untuk atau di hadapan suami.
10. Jangan selalu cemburu buta.
11. Mematuhi suami
Seorang istri harus mematuhi suaminya, Selama suaminya tidak mengajak berbuat maksiat,
seperti judi, menjadi germo, mencuri, menjual obat-obatan terlarang dan lain-lainnya yang
dilarang oleh agama. Malahan si istri harus berusaha mencegah suaminya supaya tidak
melakukan perbuatan meksiat itu.sekurang-kurangnya tidak mengikuti perintah suaminya itu.
12. Menjaga nama baik suami
Nama baik suami harus dijaga oleh istri, jangan sampai membeberkan aib atau kekurangan
suaminya kepada orang lain, sebagaimana hak istri atas suaminya sebagaimana telah dijelaskan
di atas. Seorang istri harus menjaga harta suaminya, mengurus dan mendidik anaknya dab semua
yang berhubungan dengan rumah tangga. Sebagaimana suami, istri pun harus bertanggung jawab
atas pimpinannya, tidak hanya kepada suaminya saja, tetapi juga kepada Allah
13. Dalam segala kegiatan mendapat izin suami
Seoarng istri, harus mendapat izin dari suaminya baik mengadakan kegiatan, terutama kegiatan
di luar rumah tangga, seperti bepergian, termasuk menghadiri majlis taklim. Bila kegiatan itu
sesuai dengan tuntutan agama, barang kali tidak ada suami yang berkeberatan.
14. Menjaga diri
Bila suami bepergian, baik jauh maupun dekat, maka istri harus dapat menjaga diri, supaya tidak
timbul fitnah, seperti menerima tamu yang bukan muhrimnya, terutama bila tamu itu bermalam.
Si istri tentu dapat melihat situasi di rumah tangganya itu, apakah dia sendirian atau ada keluarga
lainnya yang diperkirakan tidak menimbulkan fitnah. Kekhawatiran itu timbul bila suaminya
pergi merantau jauh, yang memakan waktu lama, ditambah lagi bagi istri yang tidak kuat
agamanya. Pada saat ini kita lihat, berapa banyak bangsa kita yang menjadi TKI (tenaga kerja
Indonesia) yang pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah. Ada kalanya suami yang pergi jauh
dan ada kalanya istri dalam keadaan seperti ini, baik yang pergi jauh maupun yang ditinggal.
Harus dapat menjaga diri, karena banyak godaan.
Sedang untuk hak istri atas suami menurut Syariat Islam di paparkan dalam beberapa literatur.
Sudah merupakan hikmah Al-khaliq, dia mengkhususkan kaum lelaki untuk memipin istrinya
secara mutak. Karena kaum wanita diciptakan dalam keadaan lemah, mudah terbawa perasaan
dan terburu-buru dalam memutuskan suatu perkara. Dan karena allah telah mengutamakan kaum
laki-laki dengan mewajibkan merka berusaha, bekerja dan beramal untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya.
Di Antara Hak-hak istri atas suaminya adalah:
1. Dipergauli secara ma’ruf :
Berdasarkan firman Allah dalam Qs.An-Nisa’:19
2. Berlaku adil terhadap mereka :
Rasulullah bersabda:
“Orang-orang yang adil pada hari kiamat berada di atas mimbar-mimbar dari cahay disebelah
kanan Ar-Rahman. Dan kedua tangan Allah adalah kanan. Yakni orang-orang yang berlaku adil
dalam hukumnya, terhadap keluarga yang diurusnya.”
Beliau menyebutkan yang umum lalu menyebutkan yang khusus. Dan mereka adalah orang-
orang yang berlaku adil dalam mengurus orang-orang yang diurusnya. Ini merupakan dalil
pentingnya menunaikan hak-hak mereka.
Dan rasulullah juga bersabda:
“ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang
dipimpinya. Seorang amir adalah pemimpin bagi rakyatnya dan akan dimintai pertanggung
jawaban atas yang dipimpinnya. Dan seorang laki-laki adalah pemimpiun bagi keluarganya dan
ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.”
Hadist yang agung ini menunjukan urgensi tanggung jawab seorang laki-laki atas istri dan
keluarganya. Kepemimpinan ini tidak akan sempurna kecuali dengan berlaku adil terhadap istri.
Terutama antara ia dan para madunya dan iantara ia dengan mertua dan ipar-iparnya.
Contoh Nabi Dalam Berlaku Adil diantara para istri :
Rasululllah telah memberikan contoh yang agung dalam masalah berlaku adil diantara
Ummahatul Mukminin. Dam tidak ada hadits yang lebih menunjukan hal itu daripada hadits
Anas bin Malik, ia berkata:
“Suatu hari Nabi berada dirumah salah seorang istri beliau. Lalu seorang dari Ummahatul
Mukminin mengirimkan sepiring makanan. Maka istri Nabi dimana beliau berada dirumahnya
memukul tangan pembantu yang membawa makanan yang tadi berda di dalamnya. Beliau
bersabda “ Ibu kalian ini cemburu”. Kemudian dia menahan pembantu itu hingga dibawakan
piring dari rumah istri Nabi dimana beliau berada dirumahnya. Lalu diserahkan piring yang utuh
kepada istri beliau yang pecah piringnya. Dan menahan pecahan piring itu dirumah istri beliau
yang memecahkannya.”
Inilah nilai keadilan nabawi diantara para istri.
3. Berlaku adil kepada mereka dalam hal pembagian :
Karena itu Nabi selalu berlaku adil diantara para istri beliau dalam hal pembagian dan bermalam
yang merupakan hak-hak mereka yang wajib ditunaikan.
Diriwayatkan dari ‘Urwah bin Az-Zubair, ia berkata: ;Aisyah berkat: “Wahai keponakanku,
Rasulullah tidak pernah melebihkan segian istri beliau dar sebagian yang lain dalam hal
pembagian dan bermalam di rumah kami.”
Bahkan wajib atas seorang suami berlaku adil diantara para istrinya dalam pembagian safar
bersamanya, yakni dengan mengundi mereka.
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘ Aisyah, ia berkata:
“Nabi biasa mengundi istri-istri beliau apabila hendak safar.”
Seorang suami juga wajib meminta izin kepada para istrinya apabila ia sakit dan ingin bermalam
dirumah salah seorang istrinya pada malam selain gilirannya. Berdasarkan Rasulullah meminta
pada saat beliau sakit yang mengakibatkan wafatnya:”dimana aku besok, dimana aku besok?”
maksudnya adalah bagian malam ‘Aisyah, maka para istri beliau mengizinkan beliau dirawat
dirumah ‘aisyah, hingga beliau wafat disisinya.
Imam Al-Bukhari telah menulis bab khusus bagi hadist ini. Bab: seorang suami meminta izin
kepada istri-istrinya agar ia dirawat di rumah salah seorang istrinya, lalu ia diberikan izin.
Al Hafiz Ibnu Hajar berkata: “maksud dan tujuannya disini adalah bahwa pembagian giliran itu
gugur apabila mereka merelakan. Jadi seolah-olah mereka telah memberikan malam mereka
kepada istri yang beliau rawat dirumahnya.”
Pembagian malam antara gadis dan janda, dan memberikan pilihan kepada janda antara tujuh dan
tiga hari :
Diantara bentuk keadilan antara istri-istri adalah berlaku adil antara mereka dalam hal pembagian
giliran seusai pesta perkawinan.
Apabila Rasulullah baru saja melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita, maka beliau
akan bermalam disisinya selama tujuh hari jika wanita itu gadis, dan tiga hari jika wanita itu
janda.
Dasarnya adalah hadist Anas bin Malik, ia berkata:
“Sunnah apabila menikahi gadis adalha bermalam disisinya selama tujuh hari. Dan apabila
menikahi janda bermalam di sisinya selama tiga hari.”
Akan tetapi boleh juga bagi suami memberikan pilihan pada istrinya, yang baru dinikahi dan
statusnya adlah janda, memberikan waktu tujuh malam untuknya dan memberikan jatah tuuh
malam bagi istri-istri yang lain dalam pembagian giliran.
Diriwayatkan dari Ummu Salamah: “Bahwasanya ketika Rasulullah menikahi Ummu Salamah,
beliau bermalam di sisinya tujuh hari. Beliau ingin keluar tetapi Ummu Salamah mengambil
pakaiannya (menahannya), lalu beliau berkata: “Jika engkau mau aku akan beri jatah tujuh
malam bagimu. Dan jika aku memberikan jatah tujuh malam bagimu, maka aku harus
memberikan jatah tujuh malam bagi istri-istriku yang lain.”
4. Bergaul dengan istri dengan baik (patut)
Dalam hidup berumah tangga banyak, hal yang harus diperhatikan oleh seorang suami. Istri
memerlukan biaya hidup untuk makan, pakaian dan rumah tempat tinggal, disamping keperluan-
keperluan lainnya. Namun, hendaknya diingat, bahwa tuntutan hak atas suami, disesuaikan
dengan kemampuan suami. Mengenai hal ini diperintahkan oleh Allah. Sebagaimana firman-
Nya: Qs. Al-Baqarah:19
Dalam masyarakat masih terdapat seorang suami yang menelantarkan istrinya, tidak diberinya
nafkah lahir dan batin. Si istri ibarat “digantung tidak bertali”, demikian kata pepatah. Lebih
berat lagi beban si istri, bila dia mempunyai anak yang harus dipenuhi segala keperluan
hidupnya.
5. Mendidik istri taat beragama
Mendidik istri beragama adalah tanggung jawab suami. Bila tidak mampu mendidiknya sendiri
disebabkan tidak punya ilmu atau tidak punya kesempatan, maka sarankan istri menghadiri
majlis taklim, atau mendatangkan guru ke rumah.
Allah memerintahkan agar istri(keluarga)benar-benar dilindungi dan diayomi, jangan sampai
jatuh ke jurang kesesatan dan menjadi penghuni neraka, sebagaimana firman Allah: Qs. Al-
Tahrim:6
Suami harus senantiasa mengingatkan istrinya dalam beribadah, mungkin karena lupa atau
melalaikannya.
6. Mendidik istri sopan santun
Seoarang suami hendaknya memperhatikan perilaku istrinya, supaya berlaku sopan santun
terutama dalam pergaulan sehari-hari, baik dalam rumah tangga dan anggota masyarakat lainnya.
Sebagai pendidik suami harus memperlihatkan sikapnya yang baik untuk dicontoh oleh istrinya.
Sebab, bagaimana mungkin seorang suami dapat mendidik istrinya sedangkan dia sendiri tidak
berlaku sopan santun dalam pergaulan sehari-hari. Sedangkan suami harus tahu betul
kedudukannya dalam rumah tangga sebagai pemimpin keluarga.
Sebagaimana firman Allah: Qs. An-Nisa’:34
Sabda Rasulullah:
“Seorang laki-laki itu menjadi pemimpin bagi keluarganya dan dia akan bertanggung jawab atas
pimpinannya.”(HR. Abu Dawud, dan Tirmidzi)
7. Mahar
Permasalahan mahar telah dijelaskandalam al-Qur‘an dan as-Sunnah. Yakni hak khusus bagi
wanita. Allah berfirman dalam surat an-Nisa ayat 4:
Dalam as-Sunnah kita ketahui bahwa Nabi SAW merestui pernikahan dengan mahar.
8. Nafkah
Nafkah adalah pemenuhan kebutuhan istri berupa makanan, tempat tinggal, bantuan, dan obat-
obatan, meskipun sang istri kaya. Hukum memeberi nafkah adalah wajib. Dalam al-Qur‘an
dijelaskan antara lain dalam firmannya surat al-Baqarah ayat 233:
Allah berfirman at-Talaq ayat 6-7 :
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, diterangkan bahwa pada saat haji wada‘,
Rasulullah menjelaskan kewajiban membari nafkah kepada istri, “ Bertakwalah kepada Allah
mengenai wanita, karena kalian mengambil mereka sebagai isteridengan kalimat Allah dan
menghalalkan kemaluannya dengan kalimat Allah pula. Kalian memiliki hak terhadap mereka
agar mereka tidak memasukkan seoranhpun yang mereka benci ketempat tidur kalian. Jika
mereka melakukan hal itu, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Mereka
memiliki hak terhadap kalian berupa rezeki, yaitu makanan yang cukup dan pakaian dengan cara
yang ma‘ruf ”.
Muawwiyah al-Khusyairi, bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Ya Rasulullah, apa hak istri
terhadap masing-masing kami?” beliau bersabda, hendaklah engkau memberinya makan jika
engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian atau mendapatkan rezki, jangan
memukul muka, jangan menjelek-jelekannya, dan jangan berpisah dengannya kecuali dirumah.”
Syariat mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istrinya, karena dengan akad nikah yang
sah, istri menjadi terbatas hanya untuk suaminya. Geraknya terbatas hanya untuk menunauikan
hak suami, agar bisa selalu bersenang-sengang dengannya. Istri juga wajib menaati suaminya,
menetap dirumah, mengurus rumah, mengasuh dan mendidik anak. Sebagai gantinya, suami
memiliki kewajiban yang sebanding dengan hal tersebut. Suami harus mencukupi kebutuhannya
dan menafkahinya selama hubungan suami istri masih terjalin, dan tidak terjadi kedurhakaan,
atau adanya sebab syariyang dapat menghapus kewajiban tersebut. Sebagaimana prinsip umum:
“ Setiap yang tebatasi karena memenuhi hak dan kemaslahatan orang lain, nafkahnya menjadi
kewajiban orang yang menyebabkan terbatasi.”
Syarat-syarat terpenuhinya nafkah:
1) Akad nikah
2) Istri menyerahkan diri sepenuhnya kepada suaminya
3) Memungkinkan bagi suami untuk bersenang-senang dengannya
4) Istri tidak menolak pindah ketempat yang diinginkan suami
5) Kedua-duanya bisa merasakan kenikmatan.
Haram hukumnya mengeluarkan nafkah dari harta suami tanpa seizinnya :
Seorang istri tidak boleh mengeluarkan harta suaminya atau menafkahkannya kecuali dengan
izin. Dasarnya adalah bsabda Rasulullah: “Janganlah seorang wanita menafkahkan sesuatu dari
rumah suaminya, kecuali atas izin suaminya.”
Diperbolehkan Mengambil Harta Suami, Apabila Suaminya itu Orang yang Bakhil dan Batasan-
Batasannya :
Dilarang mengambil harta suami tanpa izin apabila suami telah mencukupi nafakah bagi mereka.
Adapun jika suami adalah orangyang bakhil, atau tidak memberikan nafkah yang mencukupi
kehidupan mereka, maka boleh bagi mereka untuk mengambil sebagian dari harta suami untuk
mencukupi kebutuhan mereka.
Dasarnya adalah hadist Ummul Mukminin ‘Aisyah, ia berkata:
“Datang Hindun binti ‘Utbah bin Rabiah, ia berkata: “wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu
Shufyan adalha seorang laki-laki yang bakhil. Bolehkah aku mengambil hartanya untuk
keperluan keluarga kami?”
Rasulullah berkata: “boleh bagimu member makan mereka dengan cara yang ma’ruf.”
Ada beberapa faedah yang dapat di petik dari hadits ini: bahwa Rasulullah memperbolehkan para
istri unuk mengambil sebagian dari harta suaminya untuk mencukupi kebutuhannya dan
kebutuhan keluarganya. Adapun syaratnya adalah untuk mencukupi kebutuhan dengan cara
ma’ruf. Janganlah ia membuka lebar-lebar pintu ini sehingga ia merusak dan ia jatuh kepada
perbuatan tabdzir dan berlebih-lebihan. Dan apabila ia telah mengambil bagian yang cukup
untuk kebutuhannya, hendaklah ia menahan diri.
Dianjurkan untuk Menyimpan Nafkah Setahun Penuh bagi Istria tau Keluarga :
Bahkan yang dianjurkan baginya adalah menyimpan nafkah selama setahun penuh untuk istri
dan anak. Dasarnya adalah hadist Umar bin Khathab:
“Bahwasanya Rasulullah Menjual kurma Bani Nadhir, dan beliau menyimpannya untuk
kebutuhan pokok keluarganya selama setahun.”
Ibnu Daqiq Al-‘Aid berkata:
“dalam hadist ini terdapat dalil diperbolrhkannya menyimpan persiapan makanan selama setahun
untuk keluarga.”
Petunjuk Nabi ini, akan membawa manfaat yang sangat besar dan sangat sempurna. Apabila ia
telah menyimpan kebutuhan pokok selama setahun untuk istri dan keluarganya, maka ia dapat
berkonsentrasi setelah itu untuk mengurus urusannya sendiri, apa lagi misalnya ia adalah seorang
penuntut ilmu. Karena seorang penuntut ilmu sangat peduli akan waktu dan pekerjaannya.
Sehingga pikirannya tidaklah disibukan setelah itu untuk mencukupi kebutuhan nafkah keluarga,
dan tidak pula pada perkara-perkara yang mereka butuhkan.
Nafkah yang Diberikan Istri yang Berkecukupan Kepada Suaminya yang Fakir dan Keluarganya
:
Walaupun nafkah itu adalah hak istri yang wajib dipenuhi oleh suami, namun manakala
suaminya tidak mampu untuk memenuhinya, maka wajib bagi istri untuk bersabar bersamanya
diatas kesusahan, sebagaimana ia juga merasakan kesenangan bersamanya. Bahkan kalaulah ia
memiliki harta, berkecukupan dan lapang rezekinya, dianjurkan baginya agar memberikan
nafkah untuk suami dan keluarganya. Dalam hal ini dia mendapatkan dua pahala, pahala sedekah
dan pahala kekerabatan.
9. Suami dilarang membuka rahasia istrinya
Seorang suami berkewajiban menjaga nama baik istrinya. Tidak boleh menceritakan kepada
orang lain aib dan kekurangan istrinya. Harus disadari, bahwa membeberkan aib keluarga, sama
saja dengan membeberkan aib diri sendiri dalam suatu keluarga. Sama saja halnya dengan
“menepuk air didulang, akan kena ke muka sendiri.”
Malahan, seoarang suami pantas dipersalahkan, karena tidak mampu mendidik istrinya, atau
sebelum dia berkeluarga telah gegabah memilih calon istri yang tidak kuat agamanya.
Seorang suami akan hilang harga diri dan turun martabatnya, sekiranya sempat membeberkan
kekurangan istrinya kepada orang lain, apalagi melalui media massa dan media elektronik
lainnya yang sering kita lihat pada saat ini.
Ada beberapa hal yang wajib dipelajari oleh seorang wanita. Diantaranya:
a. Mengenal Allah dengan keesaannya dan sifat-sifatnya, serta membenarkan Rasulnya.
b. Mengetahui segala yang disukai dan dibenci oleh Allah
c. Mengetahui tata cara shalat, bersuci, puasa, haji dan zakat apabila memiliki harta
d. Memahami tata cara berinteraksi dengan suami, serta hal-hal yang disukai dan dibencinya.
e. Memahami kiat-kiat mendidik anak dengan benar.
Kenyataan yang terjadi saat ini, banyak pria dan wanita yang belum mengerti hukum-hukum
Allah, baik berupa perintah maupun larangan-Nya. Mereka mengenal islam baru sebatas nama
dan tulisannya saja. Ibadah yang mereka lakukan hanyalah mengikuti apa yang dilakukan oleh
ayah mereka, tanpa didasari ilmu sama sekali.
Mereka tidak memperhatikan hakikat ilmu dan manfaat yang terkandung didalammya, yang
sesungguhnya dapat mengangkat kedudukan orang berilmu ke puncak kejernihan jiwa dan
akhlak mulia. Seorang ayah tidak peduli lagi dengan penanaman agama kepada anak-anaknya
dan hai itu tidak terfikir pula oleh para ibu. Sehungga, keinginan-keinginan pemuda dan pemudi
mengarah kepada bermain-main dan bersenang-senang.
Putri mereka dibiarkan tidak mengerti hukum-hukum Allah seperti shlat, puasa, bersuci, akidah
yang benar, penjelasan halal haram. Mereka pikir, semua itu tidak penting dan menghabiskan
banykmwaktu untuk mepelajarinya sehingga biarlah suami mereka yang kelak mengajarkan
suami itu kepada mereka.
10. Suami musti menghormati, memuliakan, dan mengakui hak manusiawi istri. Istri adalah
pasangan hidupnya, pengurus rumahnya, ibu dari anak-anaknya, dan tempat menyimpan
rahasianya. Qs.An-Nahl:72, Artinya, seolah wanita itu seperti saudara perempuan bai laki-laki.
Dia memiliki kemuliaan dan kedudukan. Maka istri harus dimuliakan dan dihormati, bikan
dijadikan budak atau didholimi. Akan tetapi, dia malah musti dicintai dan dikasihi. Sebab, semua
menusia berasal dari keturunan adam dan hawa.
11. Diantara hak istri adalah hak mengelola harta pribadinya. Sebagaimana istri memiliki hak
mengelola uangnya pribadi, maka begitu pula istri memiliki hak mengatur uangnya sendiri. Istri
memiliki hak penuh mengelola uangnya sendiri dari hasil usaha atau dari warisan orang tuanya
atau yang berupa mahar dari suaminya. Semua jenis harta itu adalah milik pribadi yang tidak
boleh ntai dicampurtangani suami, melainkan dengan ridho istri. Qs. An-Nisa’ 20-21
12. Suami harus memenuhi syarat-syarat yang diajukan istri. Nabi bersabda:
“ Sesungguhnya syarat yang paling berhak dipenuhi adalah syarat yang dengannya kamu
menghalalkan kemaluan.”(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)
Hal itu seoerti syarat istri agar suaminya tidak mengajaknya ke luar negeri, atau menikahinya
bukan mendholiminya, atau mensyaratkan agar perbot rumah tangga dan ranjang tidurmya bukan
dari uang mahar, mengenai sebgian syarta tersebut, para ulama fiqh berbeda prndapat.
Sedangakan apabila dalam menikahinya calon istri mensyaratkan agar suami mentalak istrinya
yang lain, maka syarat ini tidak diperbolehkan. Ini dalah syarat haram. Beliau bersabda:”dan
janganlah seorang wanita meminta calon suaminya mentalak istri sebelumnya untuk memenuhi
perutnya atau bejananya. Namun sungguh rezekinya beradadi tangan Allah ta’ala.”
13. Tidak diperlakukan dengan keras karena pada umumnya wanita itu mudah patah hatinya dan
lekas menjadi kesal. Sabda Rasulullah Saw.:”sesungguhnya perempuan itu dijadikan dari tulang
rusuk yang bengkok. Sekali-kali tidak akan lurus perempuan itu bagimu meskipun hanya satu
jalan. Apabila engkau hendak bersenang-senang dengan dia, bersenang-senanglah. Dan
ketahuilah, di dalam dirinya ada sifat bengkok, bila engkau hendak meluruskannya ialah dengan
menceraikannya.”(HR. Muslim)
14. Tidak dipukul dan ditampar bagian badannya.
15. Tidak dicaci maki, apalagi dimuka ramai. Umpamanya menyumpah-nyumpahinya dan
sebagainya.
16. Apabila terjadi perselisihan paham, tidak dipisahkan tidur kerumah lain. Sabda Rasulullah
SAW:
“ Dari Muawiyah bin Haidar r.a ia berkata,’ pernah aku bertanya kepada Rasulullah, Apakah hak
seorang istri yang wajib kami bayarkan? Beliau menjawab, Engkau beri makan seperti yang
engkau makan, engkau beri pakaian seperti yang engkau pakai dan janganlah engkau memukul
mukanya, dan jangan pula engkau maki-maki serta jangan engkau jauhi dia, kecuali di dalam
rumah itu juga”.
Menurut pengarang kitab Bidayatul Mujtahid para ulam telah sepakat tentng wajibnya member
nafkah perempuan merdeka dan yang tidak durhaka. Adapun mengenai kewajiban member
nafkah bagi perempuan yang durhaka dan budak timbul perbedaan perdapat di kalangan ulama.
Jumhur ulama berpendapat tidak wajib memberi nafkah kepada perempuan-perempuan yang
durhaka. Begitu juga budak. akan tetapi ada segolongan ulama yang mewajibkan nafkah bagi
mereka.
17. Suami menyediakan pembantu atau pramuwisma apabila ia memerlukan pembantu menurut
keadaan dan kemampuan.
18. Suami tidak datang di waktu malam ketika pulang dari berpergian.
Hikmahnya ialah:
a. Supaya istri itu dapat berhias dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya sebelum suami
masuk. Oleh sebab itu hendaklah diberitaukan terlebih dahulu.
b. Supaya dapat menyelidikinya, terutama pada perempuan yang dapat dipercaya selama
ditinggalkan. Sebenarnya tidak ada larangan apa-apa kalau ia berbaik sangka tentang dua macam
ini.
E. Realita Aplikasi Hak dan Kewajiban Istri atas Suami
Realitanya, bisa di lihat dalam penelitian yang pemakalah lakukan terhadap istri yang berjumlah
sembilan puluh orang. Tiga puluh diantaranya adalah wanita karir, sedang enam puluh wanita
lainnya adalah ibu rumah tangga murni. Dari wanita karir itu, mayoritas hak-haknya terpenuhi,
akan tetapi terabaikan kewajibannya atas suami disebabkan kesibukan di luar rumah. Dan untuk
wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga murni hanya minoritas yang kewajibannya
terabaikan, kebalikan dari wanita karir.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shabuni,Ali M.2003.Pernikahan Islami.Solo:Mumtaza
Ghazaly,Rahman Abd.2000.Fiqh Munakahat.Jakarta:Kencana
Hasan,Ali M .2006.Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam.Jakarta:Siraja
Mas’ud,Ibnu dkk.2002.Fiqih Madzhab Syafi’i.Bandung:Pustaka Setia
Ramulyo,Idris Mohd.1996.Hukum Perkawinan Islam:Suatu Analisis dari Undang-undang Nomor
1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam.Jakarta:Bumi Aksara
Salim,Mun’im Abdul Amru.2008.Panduan Lengkap Nikah.Solo:Dar an-Naba’
Shalih,Fuad Syaikh,.2009.Menjadi Pengantin Sepanjang Masa.Solo:Aqwam
Subekti,R.2008. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Jakarta:Pradnya Paramita
Tihami,H.M.A.2009.Fikih Munakahat.Jakarta:Rajagrafindo Persada
Tentang iklan-iklan ini

More Related Content

What's hot

Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamNeyna Fazadiq
 
Pendidikan agama Islam: THALAQ
Pendidikan agama Islam: THALAQPendidikan agama Islam: THALAQ
Pendidikan agama Islam: THALAQSiti Hadiarti
 
asas perkawinan
asas perkawinanasas perkawinan
asas perkawinanFaik Fariz
 
GPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi Keluarga
GPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi KeluargaGPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi Keluarga
GPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi Keluargarosedainty
 
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
IndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaIndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaressa comunity
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adatQomaruz Zaman
 
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Fitri Amalia
 

What's hot (13)

Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga IslamTinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
Tinjauam Umum Hukum Keluarga Islam
 
Pendidikan agama Islam: THALAQ
Pendidikan agama Islam: THALAQPendidikan agama Islam: THALAQ
Pendidikan agama Islam: THALAQ
 
Materi kd 13 perkawinan pns
Materi kd 13 perkawinan pnsMateri kd 13 perkawinan pns
Materi kd 13 perkawinan pns
 
asas perkawinan
asas perkawinanasas perkawinan
asas perkawinan
 
GPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi Keluarga
GPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi KeluargaGPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi Keluarga
GPI1083 Fiqh Munakahat Peranan Wanita Dalam Institusi Keluarga
 
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
IndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaIndraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Indraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
asas asas perkawinan - perceraian adat
 asas asas perkawinan - perceraian adat asas asas perkawinan - perceraian adat
asas asas perkawinan - perceraian adat
 
poligami
 poligami poligami
poligami
 
Makalah fiqih talak
Makalah fiqih talakMakalah fiqih talak
Makalah fiqih talak
 
Bab 23
Bab 23Bab 23
Bab 23
 
Putusnya perkawinan
Putusnya perkawinanPutusnya perkawinan
Putusnya perkawinan
 
Inpres No.1 Tahun 1991 tentang KHI
Inpres No.1 Tahun 1991 tentang KHIInpres No.1 Tahun 1991 tentang KHI
Inpres No.1 Tahun 1991 tentang KHI
 
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
Kul 3 asas, rukun dan syarat perkawinan islam 1
 

Viewers also liked

Diapositivas
DiapositivasDiapositivas
Diapositivasfritacha
 
NIST - MD MEP Success Story - CHUTES International
NIST - MD MEP Success Story - CHUTES InternationalNIST - MD MEP Success Story - CHUTES International
NIST - MD MEP Success Story - CHUTES InternationalDwighd Delgado, CQE
 
Solidaridad
SolidaridadSolidaridad
Solidaridaddeborah7
 
Presentacio Naila
Presentacio NailaPresentacio Naila
Presentacio Nailanaailaa
 
Проект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФ
Проект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФПроект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФ
Проект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФIgor Surzhyk
 
Arterias del Abdomen y Miembros inferiores
Arterias del Abdomen y Miembros inferioresArterias del Abdomen y Miembros inferiores
Arterias del Abdomen y Miembros inferioresDiiana Jaramillo
 
Tecnologia Actual
Tecnologia ActualTecnologia Actual
Tecnologia Actualveronica28
 
Reflexão crítica reg. nº 1
Reflexão crítica   reg. nº 1Reflexão crítica   reg. nº 1
Reflexão crítica reg. nº 1j_sdias
 
Topografia del abdomen anatomia ii
Topografia del abdomen anatomia iiTopografia del abdomen anatomia ii
Topografia del abdomen anatomia iiMariiibeel
 
Parent teacher conferences
Parent teacher conferencesParent teacher conferences
Parent teacher conferencesCandice Davis
 
The Global Risks Report 2016
The Global Risks Report 2016The Global Risks Report 2016
The Global Risks Report 2016Peter Gold
 

Viewers also liked (15)

Diapositivas
DiapositivasDiapositivas
Diapositivas
 
NIST - MD MEP Success Story - CHUTES International
NIST - MD MEP Success Story - CHUTES InternationalNIST - MD MEP Success Story - CHUTES International
NIST - MD MEP Success Story - CHUTES International
 
Solidaridad
SolidaridadSolidaridad
Solidaridad
 
Presentacio Naila
Presentacio NailaPresentacio Naila
Presentacio Naila
 
Проект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФ
Проект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФПроект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФ
Проект распоряжения Кабмина о прекращении авиастроительного сотрудничества с РФ
 
Santander Huellas de una Ciudad
Santander   Huellas de una CiudadSantander   Huellas de una Ciudad
Santander Huellas de una Ciudad
 
Arterias del Abdomen y Miembros inferiores
Arterias del Abdomen y Miembros inferioresArterias del Abdomen y Miembros inferiores
Arterias del Abdomen y Miembros inferiores
 
Estudo da Semana - A Força do Amor
Estudo da Semana - A Força do AmorEstudo da Semana - A Força do Amor
Estudo da Semana - A Força do Amor
 
Tecnologia Actual
Tecnologia ActualTecnologia Actual
Tecnologia Actual
 
Reflexão crítica reg. nº 1
Reflexão crítica   reg. nº 1Reflexão crítica   reg. nº 1
Reflexão crítica reg. nº 1
 
garderie-dépliant-web
garderie-dépliant-webgarderie-dépliant-web
garderie-dépliant-web
 
Topografia del abdomen anatomia ii
Topografia del abdomen anatomia iiTopografia del abdomen anatomia ii
Topografia del abdomen anatomia ii
 
Slideshare
SlideshareSlideshare
Slideshare
 
Parent teacher conferences
Parent teacher conferencesParent teacher conferences
Parent teacher conferences
 
The Global Risks Report 2016
The Global Risks Report 2016The Global Risks Report 2016
The Global Risks Report 2016
 

Similar to Hak dan Kewajiban Istri

Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...Adnan Fauzi Siregar
 
Presentasi pencegahan dan pembatalan perkawinan
Presentasi pencegahan dan pembatalan perkawinanPresentasi pencegahan dan pembatalan perkawinan
Presentasi pencegahan dan pembatalan perkawinanSalim Anshori
 
Pencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinanPencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinanOnedy Ozora
 
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxtugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxSorayalia
 
Hak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami IstriHak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami IstriEeLly Lunjani
 
AIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptx
AIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptxAIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptx
AIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptxAndiniPutriEkaSari
 
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxHukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxriansaputra79
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxahmadsamsularifin
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxIsmayantiYanti
 

Similar to Hak dan Kewajiban Istri (20)

10. hukum pernikahan
10. hukum pernikahan10. hukum pernikahan
10. hukum pernikahan
 
hukum keluarga perkawainan.ppt
hukum keluarga perkawainan.ppthukum keluarga perkawainan.ppt
hukum keluarga perkawainan.ppt
 
Ketentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptxKetentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptx
 
HUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGAHUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGA
 
Pernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islamPernikahan dalam islam
Pernikahan dalam islam
 
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kompil...
 
Presentasi pencegahan dan pembatalan perkawinan
Presentasi pencegahan dan pembatalan perkawinanPresentasi pencegahan dan pembatalan perkawinan
Presentasi pencegahan dan pembatalan perkawinan
 
Pencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinanPencegahan perkawinan
Pencegahan perkawinan
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptxtugas ppt hukum Islam new (1).pptx
tugas ppt hukum Islam new (1).pptx
 
Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2
 
Hak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami IstriHak dan kewajiban Suami Istri
Hak dan kewajiban Suami Istri
 
Bab munakahat 12
Bab munakahat 12Bab munakahat 12
Bab munakahat 12
 
AIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptx
AIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptxAIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptx
AIK 6 PERSOALAN PERNIKAHAN KELOMPOK 7.pptx
 
Landasan teori
Landasan teoriLandasan teori
Landasan teori
 
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxHukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
 
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptxBAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
BAB 6 Pernikahan dalam Islam.pptx
 
p0ligami
p0ligamip0ligami
p0ligami
 

More from Warnet Raha

Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanWarnet Raha
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet Raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselWarnet Raha
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluargaWarnet Raha
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Warnet Raha
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohWarnet Raha
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaWarnet Raha
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramataWarnet Raha
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaWarnet Raha
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Warnet Raha
 

More from Warnet Raha (20)

Serune kale
Serune kaleSerune kale
Serune kale
 
Alat musik
Alat musikAlat musik
Alat musik
 
Septian
SeptianSeptian
Septian
 
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanamanPengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
Pengaruh organik terhadap tanah dan tanaman
 
Perihal
PerihalPerihal
Perihal
 
Warnet vast raha
Warnet vast rahaWarnet vast raha
Warnet vast raha
 
Surat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorselSurat tugas pls wakorsel
Surat tugas pls wakorsel
 
Silsilah keluarga
Silsilah keluargaSilsilah keluarga
Silsilah keluarga
 
Ipink
IpinkIpink
Ipink
 
Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1Silsilah keluarg1
Silsilah keluarg1
 
Makalah haji dan umroh
Makalah haji dan umrohMakalah haji dan umroh
Makalah haji dan umroh
 
Motivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerjaMotivasi dan kepuasan kerja
Motivasi dan kepuasan kerja
 
Salim 2
Salim 2Salim 2
Salim 2
 
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
Format manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”
 
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari mudaPengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
Pengaruh mediao sosial terhadap genesari muda
 
Jurnal ella
Jurnal ellaJurnal ella
Jurnal ella
 
Penelitian
PenelitianPenelitian
Penelitian
 
Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4Surat keterangan kematian 4
Surat keterangan kematian 4
 

Recently uploaded

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 

Hak dan Kewajiban Istri

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rotasi waktu banyak memberikan perubahan dalam realita kehidupan sehari-hari. Perubahan mengharuskan adanya adaptasi dan perubahan pola pikir. Seiring dengan adanya perubahan itu, tak sedikit yang bermindset bahwa semua perkembangan dan perubahan harus diikuti dan diterapkan. Padahal mindset mereka salah besar. Perubahan merupakan suatu tantangan bagi proses pendewasaan pola pikir, yakni mampu memilah dan memilih mana yang bernilai positif dan negatif. Kesalahan dalam mindset, sehingga mengabaikan hak dan atau pun kewajiban, Na’udzubillahi min dzalik. Hal tersebut misalnya tercermin dalam sikap seorang istri atas suaminya, pada pemenuhan hak dan kewajibannya yang lebih mengedepankan salah satunya, tidak seimbang antara keduanya. Problematika muncul dari perilaku tersebut. Berawal dari percekcokan kecil, pisah ranjang, kekerasan dalam rumah tangga, dan berakhir pada jatuhnya thalak. Bertolak dari wacana di atas, kami mencoba mengemas dan memaparkan secara rici tentang hak dan kewajiban istri atas suami yang semestinya, dari berbagai sudut pandang. Bertujuan agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan karena tidak terpenuhinya salah satu dari hak dan kewajibannya. Dengan tolak ukur yakni berkurangnya angka thalak di kancah Negara Republik Indonesia B. Rumusan Masalah 1. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kompilasi Hukum Islam? 2. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata? 3. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974? 4. Apa Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Syariat Islam? 5. Bagaimana realita di lapangan tentang Aplikasi Hak dan Kewajiban Istri atas Suami? C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kompilasi Hukum Islam 2. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata 3. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974 4. Mengetahui Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Syariat Islam 5. Mengetahui realita di lapangan tentang Aplikasi Hak dan Kewajiban Istri atas Suami
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kompilasi Hukum Islam Dalam kompilasi hukum islam, kewjiban istri atas suami dijelaskan sebagai berikut: Pasal 83 Kewajiban istri 1. Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas- batas yang dibenarkan oleh hukum islam. 2. Istri yang menyelenggaraka dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik- baiknya. Pasal 84 1. Istri dapat dianggap Nusyus jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban-kewajiban, sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1), kecuali dengan alasan yang sah. 2. Selama istri dalam nusyus, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak beraku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya. 3. Kewajiban suami tersebut pada ayat 2 di atas berlaku kembali sesudah istri tidak nusyus. 4. ketentuan ada atau tidak adanya nusyus dari istri harus didasarkan atas bukti yang sah. B. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Kitab Undan-undang Hukum Perdata Bab kelima Tentang hak dan kewajiban suami istri (tak berlaku bagi golongan timur asing, lain daripada tiong hoa, berlaku bagi golongan tiong hoa) 103. suami dan istri, mereka harus setia-mensetiai, tolong menolong dan bantu membantu. 104. suami dan istri, dengan mengikat diri dalam suatu perkawinan, dan hanya karena itu pun, terikatlah mereka dalam suatu perjanjian bertimbal balik, akan memelihara dan mendidik sekalian anak mereka. 105. setiap suami adalah kepala dalam persatuan suami istri. Sebagai kepala berwajiblah ia, dengan tak mengurangi beberapa pengecualian teratur di bawah ini, akan memberi bantuan kepada istrinya, atau menghadap untuknya di muka hakim. Setiap suami harus mengemudikan urusan harta kekayaan milik pribadi istrinya, kecuali kiranya tentang hal ini telah diperjanjikan sebaliknya. Ia harus mengurus harta kekayaan itu laksana seorang bapak rumah yang baik, dan karenanya pun bertanggung jawab atas segala kealpaan dalam pengurusan itu. Ia tak diperbolehkan memindahtangankan, atau membebani harta kekayaan tak bergerak milik istrinya, tanpa persetujuan si istri. 106. setiap istri harus tunduk patuh kepada suaminya. Ia berwajib tinggal bersama dengan si suami dalam satu rumah, dan berwajib pula mengikutinya, barang dimanapun suami memandang berguna, memusatkan tempat kediamannya.
  • 3. 107. setiap suami berwajib menerima diri si istrinya dalam rumah yang ia diami. Berwajiblah ia pula, melindunginya dan member padanya segala apa yang perlu dan berpatutan dengan kedudukan dan kemampuannya. 108. seorang istri, biar ia kawin diluar persatuan harta kekayaan, atau telah berpisahan dalam hal itu sekali pun, namun tak bolehlah ia mengibahkan barang sesuatu atau memidahtangankannya, atau memperolehnya, baik dengan Cuma-Cuma maupun atas beban, melainkan dengan bantuan dalam akta, atau dengan izin tertulis dari suaminya. Seorang istri, biar ia telah dikuasakan oleh suaminya, untuk membuat sesuatu akta, atau untuk mengangkat sesuatu perjanjian sekalipun, namun tidaklah ia karena itu berhak, menerima sesuatu pembayaran, atau memberi perluasan atas itu, tanpa izin yang tegas dari suaminya. 109. tehadap segala perbuatan atau perjanjian yang dilakukan atau diangkat setiap istri guna keperluan segala sesuatu berkenaan dengan perbelanjaan rumah tangga yang biasa dan sehari- hari, seperti pun terhadap segala perjanjian kerja yang diangkatnya sebagai pihak majikan dan untuk keperluan rumah tangga pula, terhadap kesemuanya itu undang-undang menganggap, bahwa sudahlah si istri memperoleh izin yang dimaksudkan di atas dari suaminya. 110. seorang istri, biar ia kawin diluar persatuan harta kekayaan, atau telah berpisahan dalam hal itu, biar ia melakukan sesuatu mata pencaharian atas usaha sendiri sekalipun, namun tak bolehlah ia menghadap di muka hakim tanpa bantuan suaminya. 111. bantuan si suami kepada istrinya taklah perlu: 1e. apabila si istri dituntut di muka hakim karena sesuatu perkara pidana; 2e. dalam sesuatu tuntutan akan perceraian perkawinan, akan pemisahan meja dan ranjang atau akan pemisahan harta kekayaan. 112. jika si suami menolak member kuasa kepada istrinyam untuk membuat suatu akta, atau menolak menghadap di muka hakim, maka bolehlah si istri meminta kepada pengadilan negeri tempat tinggal mereka bersama, supaya dikuasakan untuk itu. 113. seorang istri yang mana dengan izin yang tegas, atau izin secara diam-diam dari suaminya, atas usaha sendiri melakukan sesuatu mata pencaharian, boleh mengikat dirinya, dalam segala perjanjian berkenaan dengan usaha itu, tanpa bantuan si suami. Jika istri itu kawin denagn suaminya dengan persatuan harta kekayaan, maka si suami pun terikatlah karena perjanjian-perjanjian itu. Apabila si suami menarik kembali izinnya, maka ia harus terang-terangan mengumumkan penarikan kembali itu. 114. jika si suami, disebabkan keadaan tak hadir, atau karena alasan-alasan lain terhalang member bantuan kepada istrinya, atau terhalang menguasakannya, atau jika ia mempunyai kepentingan yang bertentangan, maka pengadilan negeri tempat timggal suamu istri boleh mengizinkan kepada istri itu, untuk menghadap di muka hakim, mengangkat perjanjian- perjanjian, menyelenggarakan pengurusan dan membuat segala akta lainnya. 115. suatu pemberian kuasa umum, pun jika ini dicantumkan dalam perjanjian kawin, tak akan
  • 4. berlaku lebih daripada suatu penguasaan untuk menyelenggarakan pengurusan atas harta kekayaan si istri sendiri. 116. kebatalan suatu perbuatan disebabkan ketiadaan kuasa, hanya dapat dituntut oleh si istri, si suami atau para ahli waris mereka. 117. apabila seorang istri, setelah perkawinannya dibubarkan, telah melaksanakan seluruhnya, atau untuk sebagian, akan suatu perjanjian, atau perbuatan yang telah ia angkat atau ia lakukan tanpa penguasaan yang diharuskan, maka ia tak lagi berhak menuntut pembatalan perjanjian atau perbuatan itu. 118. setiap istri berhak membuat surat wasiat tanpa izin suaminya. C. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974 Pelaksanaan perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 Tata Cara Melaksanakan Perkawinan Hak-hak dan keawjiban suami istri Pada waktu atau sebelum dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertukis yang disahkan oleh pegawai pencatat pernikahan. Setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga sepanjang pihak ketiga itu tersebut didalamnya. Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas-batas hukum, agama dan kesusilaan. Perjanjian mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan dan tidak dapat diubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengadakan perubahan dan perubahan itu tidak merugikan pihak ketiga. Sumia istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Suami isrti mempunyai kedudukan yang seimbang dalam kedudukan hukum terhadap harta bersama dan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Suami sebagai kapala keluarga dan istri sebagai ibu rumah tangga dan masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. Suami istri harus mempunyai tempat tinggal bersama yang tetap yang ditentukan oleh kedua belah pihak. Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kempuannya sedangkan istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya. Andaikan suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-masing pihak suami atau istri mengajukan gugatan kepada pengadilan. Bilamana cara mengajukan gugatan dan sampai di mana batas-batas tanggung jawab suami dan istri yang dapat dituntut pelaksanaannya belum diatur dalam PP Nomor 9 Tahun 1975. Demikian ditentukan dalam Bab VI Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan. D. Hak dan Kewajiban Istri atas Suami menurut Syariat Islam Apabila akad nikah telah berlangsung dan sah memenuhi syarat rukunnya, maka akan
  • 5. menimbulkan akibat hukum. Dengan demikian, akan menimbulkan pula hak dan kewajibannya selaku suami istri dalam keluarga. Jika suami istri sama-sama menjalankan tanggung jawabnya masing-masing, maka akan terwujudlah ketentraman dan ketenangam hati, sehingga sempurnalah kebahagian hidup berumah tangga. Dengan demikian, tujuan hidup berkeluarga akan terwujud sesuai dengan tuntutan agama, yaitu sakinah mawaddah wa rahmah. Sesudah terjadi pernikahan, suami dan istri mempunyai tanggung jawab dalam membina rumah tangga. Apabila salah seorang suami istri mengabaikan tanggung jawabnya, maka situasi dalam rumah tangga itu dari hari ke hari akan bertambah suram, tidak becahaya lagi. Rumah tangga akan rusak, tidak harmonis lagi.Suami istri sebenarnya mempunyai tanggung jawab moril maupun materiil. Masing-masing suami istri harus mengetahui kewajibannya di samping haknya. Sebab, banyak manusia yang hanya tahu haknya saja, tetapi mengabaikan kewajibannya. Masing-masing suami istri mempunyai atas yang lainnya. Hal ini berarti, bila istri mempunyai hak dari suaminya, maka suaminya mempunyai kewajiban atas istrinya. Demikian juga sebaliknya suami mempunyai hak dari istrinya, dan istrinya mempunyai kewajiban atas suaminya. Hak tidak dapat dipenuhi, apabila tidak ada yang menunaikan kewajiban. Dalam al-Qur’an Allah berfirman: Qs. Al-Baqarah:228 Suami sebagai kepala keluarga mempunyai kelebihan dari istrinya dalam pemimpin rumah tangga dan masing-masing mempunyai tugas yang berbeda-beda membangun rumah tangganya itu, di samping ada yang sama pula. Kewajiban Istri Terhadap Suami Di antara beberapa kewajiban istri terhadap suami adalah sebagai berikut: 1. Taat dan patuh kepada suami. 2. Pandai mengambil hati suami melalui makanan dan minuman. 3. Mengatur rumah dengan baik. 4. Menghormati keluarga suami. 5. Bersikap sopan, penuh senyum kepada suami. 6. Tidak mempersulit suami, dan selalu mendorong suami untuk maju 7. Ridha dan syukur terhadap apa yang di berikan suami. 8. Selalu berhemat dan suka menabung. 9. Selalu berhias, bersolek untuk atau di hadapan suami. 10. Jangan selalu cemburu buta. 11. Mematuhi suami Seorang istri harus mematuhi suaminya, Selama suaminya tidak mengajak berbuat maksiat, seperti judi, menjadi germo, mencuri, menjual obat-obatan terlarang dan lain-lainnya yang dilarang oleh agama. Malahan si istri harus berusaha mencegah suaminya supaya tidak melakukan perbuatan meksiat itu.sekurang-kurangnya tidak mengikuti perintah suaminya itu.
  • 6. 12. Menjaga nama baik suami Nama baik suami harus dijaga oleh istri, jangan sampai membeberkan aib atau kekurangan suaminya kepada orang lain, sebagaimana hak istri atas suaminya sebagaimana telah dijelaskan di atas. Seorang istri harus menjaga harta suaminya, mengurus dan mendidik anaknya dab semua yang berhubungan dengan rumah tangga. Sebagaimana suami, istri pun harus bertanggung jawab atas pimpinannya, tidak hanya kepada suaminya saja, tetapi juga kepada Allah 13. Dalam segala kegiatan mendapat izin suami Seoarng istri, harus mendapat izin dari suaminya baik mengadakan kegiatan, terutama kegiatan di luar rumah tangga, seperti bepergian, termasuk menghadiri majlis taklim. Bila kegiatan itu sesuai dengan tuntutan agama, barang kali tidak ada suami yang berkeberatan. 14. Menjaga diri Bila suami bepergian, baik jauh maupun dekat, maka istri harus dapat menjaga diri, supaya tidak timbul fitnah, seperti menerima tamu yang bukan muhrimnya, terutama bila tamu itu bermalam. Si istri tentu dapat melihat situasi di rumah tangganya itu, apakah dia sendirian atau ada keluarga lainnya yang diperkirakan tidak menimbulkan fitnah. Kekhawatiran itu timbul bila suaminya pergi merantau jauh, yang memakan waktu lama, ditambah lagi bagi istri yang tidak kuat agamanya. Pada saat ini kita lihat, berapa banyak bangsa kita yang menjadi TKI (tenaga kerja Indonesia) yang pergi ke luar negeri untuk mencari nafkah. Ada kalanya suami yang pergi jauh dan ada kalanya istri dalam keadaan seperti ini, baik yang pergi jauh maupun yang ditinggal. Harus dapat menjaga diri, karena banyak godaan. Sedang untuk hak istri atas suami menurut Syariat Islam di paparkan dalam beberapa literatur. Sudah merupakan hikmah Al-khaliq, dia mengkhususkan kaum lelaki untuk memipin istrinya secara mutak. Karena kaum wanita diciptakan dalam keadaan lemah, mudah terbawa perasaan dan terburu-buru dalam memutuskan suatu perkara. Dan karena allah telah mengutamakan kaum laki-laki dengan mewajibkan merka berusaha, bekerja dan beramal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Di Antara Hak-hak istri atas suaminya adalah: 1. Dipergauli secara ma’ruf : Berdasarkan firman Allah dalam Qs.An-Nisa’:19 2. Berlaku adil terhadap mereka : Rasulullah bersabda: “Orang-orang yang adil pada hari kiamat berada di atas mimbar-mimbar dari cahay disebelah kanan Ar-Rahman. Dan kedua tangan Allah adalah kanan. Yakni orang-orang yang berlaku adil dalam hukumnya, terhadap keluarga yang diurusnya.” Beliau menyebutkan yang umum lalu menyebutkan yang khusus. Dan mereka adalah orang- orang yang berlaku adil dalam mengurus orang-orang yang diurusnya. Ini merupakan dalil pentingnya menunaikan hak-hak mereka.
  • 7. Dan rasulullah juga bersabda: “ketahuilah, setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinya. Seorang amir adalah pemimpin bagi rakyatnya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Dan seorang laki-laki adalah pemimpiun bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka.” Hadist yang agung ini menunjukan urgensi tanggung jawab seorang laki-laki atas istri dan keluarganya. Kepemimpinan ini tidak akan sempurna kecuali dengan berlaku adil terhadap istri. Terutama antara ia dan para madunya dan iantara ia dengan mertua dan ipar-iparnya. Contoh Nabi Dalam Berlaku Adil diantara para istri : Rasululllah telah memberikan contoh yang agung dalam masalah berlaku adil diantara Ummahatul Mukminin. Dam tidak ada hadits yang lebih menunjukan hal itu daripada hadits Anas bin Malik, ia berkata: “Suatu hari Nabi berada dirumah salah seorang istri beliau. Lalu seorang dari Ummahatul Mukminin mengirimkan sepiring makanan. Maka istri Nabi dimana beliau berada dirumahnya memukul tangan pembantu yang membawa makanan yang tadi berda di dalamnya. Beliau bersabda “ Ibu kalian ini cemburu”. Kemudian dia menahan pembantu itu hingga dibawakan piring dari rumah istri Nabi dimana beliau berada dirumahnya. Lalu diserahkan piring yang utuh kepada istri beliau yang pecah piringnya. Dan menahan pecahan piring itu dirumah istri beliau yang memecahkannya.” Inilah nilai keadilan nabawi diantara para istri. 3. Berlaku adil kepada mereka dalam hal pembagian : Karena itu Nabi selalu berlaku adil diantara para istri beliau dalam hal pembagian dan bermalam yang merupakan hak-hak mereka yang wajib ditunaikan. Diriwayatkan dari ‘Urwah bin Az-Zubair, ia berkata: ;Aisyah berkat: “Wahai keponakanku, Rasulullah tidak pernah melebihkan segian istri beliau dar sebagian yang lain dalam hal pembagian dan bermalam di rumah kami.” Bahkan wajib atas seorang suami berlaku adil diantara para istrinya dalam pembagian safar bersamanya, yakni dengan mengundi mereka. Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘ Aisyah, ia berkata: “Nabi biasa mengundi istri-istri beliau apabila hendak safar.” Seorang suami juga wajib meminta izin kepada para istrinya apabila ia sakit dan ingin bermalam dirumah salah seorang istrinya pada malam selain gilirannya. Berdasarkan Rasulullah meminta pada saat beliau sakit yang mengakibatkan wafatnya:”dimana aku besok, dimana aku besok?” maksudnya adalah bagian malam ‘Aisyah, maka para istri beliau mengizinkan beliau dirawat dirumah ‘aisyah, hingga beliau wafat disisinya. Imam Al-Bukhari telah menulis bab khusus bagi hadist ini. Bab: seorang suami meminta izin kepada istri-istrinya agar ia dirawat di rumah salah seorang istrinya, lalu ia diberikan izin. Al Hafiz Ibnu Hajar berkata: “maksud dan tujuannya disini adalah bahwa pembagian giliran itu
  • 8. gugur apabila mereka merelakan. Jadi seolah-olah mereka telah memberikan malam mereka kepada istri yang beliau rawat dirumahnya.” Pembagian malam antara gadis dan janda, dan memberikan pilihan kepada janda antara tujuh dan tiga hari : Diantara bentuk keadilan antara istri-istri adalah berlaku adil antara mereka dalam hal pembagian giliran seusai pesta perkawinan. Apabila Rasulullah baru saja melangsungkan pernikahan dengan seorang wanita, maka beliau akan bermalam disisinya selama tujuh hari jika wanita itu gadis, dan tiga hari jika wanita itu janda. Dasarnya adalah hadist Anas bin Malik, ia berkata: “Sunnah apabila menikahi gadis adalha bermalam disisinya selama tujuh hari. Dan apabila menikahi janda bermalam di sisinya selama tiga hari.” Akan tetapi boleh juga bagi suami memberikan pilihan pada istrinya, yang baru dinikahi dan statusnya adlah janda, memberikan waktu tujuh malam untuknya dan memberikan jatah tuuh malam bagi istri-istri yang lain dalam pembagian giliran. Diriwayatkan dari Ummu Salamah: “Bahwasanya ketika Rasulullah menikahi Ummu Salamah, beliau bermalam di sisinya tujuh hari. Beliau ingin keluar tetapi Ummu Salamah mengambil pakaiannya (menahannya), lalu beliau berkata: “Jika engkau mau aku akan beri jatah tujuh malam bagimu. Dan jika aku memberikan jatah tujuh malam bagimu, maka aku harus memberikan jatah tujuh malam bagi istri-istriku yang lain.” 4. Bergaul dengan istri dengan baik (patut) Dalam hidup berumah tangga banyak, hal yang harus diperhatikan oleh seorang suami. Istri memerlukan biaya hidup untuk makan, pakaian dan rumah tempat tinggal, disamping keperluan- keperluan lainnya. Namun, hendaknya diingat, bahwa tuntutan hak atas suami, disesuaikan dengan kemampuan suami. Mengenai hal ini diperintahkan oleh Allah. Sebagaimana firman- Nya: Qs. Al-Baqarah:19 Dalam masyarakat masih terdapat seorang suami yang menelantarkan istrinya, tidak diberinya nafkah lahir dan batin. Si istri ibarat “digantung tidak bertali”, demikian kata pepatah. Lebih berat lagi beban si istri, bila dia mempunyai anak yang harus dipenuhi segala keperluan hidupnya. 5. Mendidik istri taat beragama Mendidik istri beragama adalah tanggung jawab suami. Bila tidak mampu mendidiknya sendiri disebabkan tidak punya ilmu atau tidak punya kesempatan, maka sarankan istri menghadiri majlis taklim, atau mendatangkan guru ke rumah. Allah memerintahkan agar istri(keluarga)benar-benar dilindungi dan diayomi, jangan sampai jatuh ke jurang kesesatan dan menjadi penghuni neraka, sebagaimana firman Allah: Qs. Al- Tahrim:6
  • 9. Suami harus senantiasa mengingatkan istrinya dalam beribadah, mungkin karena lupa atau melalaikannya. 6. Mendidik istri sopan santun Seoarang suami hendaknya memperhatikan perilaku istrinya, supaya berlaku sopan santun terutama dalam pergaulan sehari-hari, baik dalam rumah tangga dan anggota masyarakat lainnya. Sebagai pendidik suami harus memperlihatkan sikapnya yang baik untuk dicontoh oleh istrinya. Sebab, bagaimana mungkin seorang suami dapat mendidik istrinya sedangkan dia sendiri tidak berlaku sopan santun dalam pergaulan sehari-hari. Sedangkan suami harus tahu betul kedudukannya dalam rumah tangga sebagai pemimpin keluarga. Sebagaimana firman Allah: Qs. An-Nisa’:34 Sabda Rasulullah: “Seorang laki-laki itu menjadi pemimpin bagi keluarganya dan dia akan bertanggung jawab atas pimpinannya.”(HR. Abu Dawud, dan Tirmidzi) 7. Mahar Permasalahan mahar telah dijelaskandalam al-Qur‘an dan as-Sunnah. Yakni hak khusus bagi wanita. Allah berfirman dalam surat an-Nisa ayat 4: Dalam as-Sunnah kita ketahui bahwa Nabi SAW merestui pernikahan dengan mahar. 8. Nafkah Nafkah adalah pemenuhan kebutuhan istri berupa makanan, tempat tinggal, bantuan, dan obat- obatan, meskipun sang istri kaya. Hukum memeberi nafkah adalah wajib. Dalam al-Qur‘an dijelaskan antara lain dalam firmannya surat al-Baqarah ayat 233: Allah berfirman at-Talaq ayat 6-7 : Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, diterangkan bahwa pada saat haji wada‘, Rasulullah menjelaskan kewajiban membari nafkah kepada istri, “ Bertakwalah kepada Allah mengenai wanita, karena kalian mengambil mereka sebagai isteridengan kalimat Allah dan menghalalkan kemaluannya dengan kalimat Allah pula. Kalian memiliki hak terhadap mereka agar mereka tidak memasukkan seoranhpun yang mereka benci ketempat tidur kalian. Jika mereka melakukan hal itu, pukullah mereka dengan pukulan yang tidak membahayakan. Mereka memiliki hak terhadap kalian berupa rezeki, yaitu makanan yang cukup dan pakaian dengan cara yang ma‘ruf ”. Muawwiyah al-Khusyairi, bertanya kepada Rasulullah SAW, “ Ya Rasulullah, apa hak istri terhadap masing-masing kami?” beliau bersabda, hendaklah engkau memberinya makan jika engkau makan, memberinya pakaian jika engkau berpakaian atau mendapatkan rezki, jangan memukul muka, jangan menjelek-jelekannya, dan jangan berpisah dengannya kecuali dirumah.” Syariat mewajibkan suami memberikan nafkah kepada istrinya, karena dengan akad nikah yang sah, istri menjadi terbatas hanya untuk suaminya. Geraknya terbatas hanya untuk menunauikan hak suami, agar bisa selalu bersenang-sengang dengannya. Istri juga wajib menaati suaminya,
  • 10. menetap dirumah, mengurus rumah, mengasuh dan mendidik anak. Sebagai gantinya, suami memiliki kewajiban yang sebanding dengan hal tersebut. Suami harus mencukupi kebutuhannya dan menafkahinya selama hubungan suami istri masih terjalin, dan tidak terjadi kedurhakaan, atau adanya sebab syariyang dapat menghapus kewajiban tersebut. Sebagaimana prinsip umum: “ Setiap yang tebatasi karena memenuhi hak dan kemaslahatan orang lain, nafkahnya menjadi kewajiban orang yang menyebabkan terbatasi.” Syarat-syarat terpenuhinya nafkah: 1) Akad nikah 2) Istri menyerahkan diri sepenuhnya kepada suaminya 3) Memungkinkan bagi suami untuk bersenang-senang dengannya 4) Istri tidak menolak pindah ketempat yang diinginkan suami 5) Kedua-duanya bisa merasakan kenikmatan. Haram hukumnya mengeluarkan nafkah dari harta suami tanpa seizinnya : Seorang istri tidak boleh mengeluarkan harta suaminya atau menafkahkannya kecuali dengan izin. Dasarnya adalah bsabda Rasulullah: “Janganlah seorang wanita menafkahkan sesuatu dari rumah suaminya, kecuali atas izin suaminya.” Diperbolehkan Mengambil Harta Suami, Apabila Suaminya itu Orang yang Bakhil dan Batasan- Batasannya : Dilarang mengambil harta suami tanpa izin apabila suami telah mencukupi nafakah bagi mereka. Adapun jika suami adalah orangyang bakhil, atau tidak memberikan nafkah yang mencukupi kehidupan mereka, maka boleh bagi mereka untuk mengambil sebagian dari harta suami untuk mencukupi kebutuhan mereka. Dasarnya adalah hadist Ummul Mukminin ‘Aisyah, ia berkata: “Datang Hindun binti ‘Utbah bin Rabiah, ia berkata: “wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Shufyan adalha seorang laki-laki yang bakhil. Bolehkah aku mengambil hartanya untuk keperluan keluarga kami?” Rasulullah berkata: “boleh bagimu member makan mereka dengan cara yang ma’ruf.” Ada beberapa faedah yang dapat di petik dari hadits ini: bahwa Rasulullah memperbolehkan para istri unuk mengambil sebagian dari harta suaminya untuk mencukupi kebutuhannya dan kebutuhan keluarganya. Adapun syaratnya adalah untuk mencukupi kebutuhan dengan cara ma’ruf. Janganlah ia membuka lebar-lebar pintu ini sehingga ia merusak dan ia jatuh kepada perbuatan tabdzir dan berlebih-lebihan. Dan apabila ia telah mengambil bagian yang cukup untuk kebutuhannya, hendaklah ia menahan diri. Dianjurkan untuk Menyimpan Nafkah Setahun Penuh bagi Istria tau Keluarga : Bahkan yang dianjurkan baginya adalah menyimpan nafkah selama setahun penuh untuk istri dan anak. Dasarnya adalah hadist Umar bin Khathab: “Bahwasanya Rasulullah Menjual kurma Bani Nadhir, dan beliau menyimpannya untuk kebutuhan pokok keluarganya selama setahun.”
  • 11. Ibnu Daqiq Al-‘Aid berkata: “dalam hadist ini terdapat dalil diperbolrhkannya menyimpan persiapan makanan selama setahun untuk keluarga.” Petunjuk Nabi ini, akan membawa manfaat yang sangat besar dan sangat sempurna. Apabila ia telah menyimpan kebutuhan pokok selama setahun untuk istri dan keluarganya, maka ia dapat berkonsentrasi setelah itu untuk mengurus urusannya sendiri, apa lagi misalnya ia adalah seorang penuntut ilmu. Karena seorang penuntut ilmu sangat peduli akan waktu dan pekerjaannya. Sehingga pikirannya tidaklah disibukan setelah itu untuk mencukupi kebutuhan nafkah keluarga, dan tidak pula pada perkara-perkara yang mereka butuhkan. Nafkah yang Diberikan Istri yang Berkecukupan Kepada Suaminya yang Fakir dan Keluarganya : Walaupun nafkah itu adalah hak istri yang wajib dipenuhi oleh suami, namun manakala suaminya tidak mampu untuk memenuhinya, maka wajib bagi istri untuk bersabar bersamanya diatas kesusahan, sebagaimana ia juga merasakan kesenangan bersamanya. Bahkan kalaulah ia memiliki harta, berkecukupan dan lapang rezekinya, dianjurkan baginya agar memberikan nafkah untuk suami dan keluarganya. Dalam hal ini dia mendapatkan dua pahala, pahala sedekah dan pahala kekerabatan. 9. Suami dilarang membuka rahasia istrinya Seorang suami berkewajiban menjaga nama baik istrinya. Tidak boleh menceritakan kepada orang lain aib dan kekurangan istrinya. Harus disadari, bahwa membeberkan aib keluarga, sama saja dengan membeberkan aib diri sendiri dalam suatu keluarga. Sama saja halnya dengan “menepuk air didulang, akan kena ke muka sendiri.” Malahan, seoarang suami pantas dipersalahkan, karena tidak mampu mendidik istrinya, atau sebelum dia berkeluarga telah gegabah memilih calon istri yang tidak kuat agamanya. Seorang suami akan hilang harga diri dan turun martabatnya, sekiranya sempat membeberkan kekurangan istrinya kepada orang lain, apalagi melalui media massa dan media elektronik lainnya yang sering kita lihat pada saat ini. Ada beberapa hal yang wajib dipelajari oleh seorang wanita. Diantaranya: a. Mengenal Allah dengan keesaannya dan sifat-sifatnya, serta membenarkan Rasulnya. b. Mengetahui segala yang disukai dan dibenci oleh Allah c. Mengetahui tata cara shalat, bersuci, puasa, haji dan zakat apabila memiliki harta d. Memahami tata cara berinteraksi dengan suami, serta hal-hal yang disukai dan dibencinya. e. Memahami kiat-kiat mendidik anak dengan benar. Kenyataan yang terjadi saat ini, banyak pria dan wanita yang belum mengerti hukum-hukum Allah, baik berupa perintah maupun larangan-Nya. Mereka mengenal islam baru sebatas nama dan tulisannya saja. Ibadah yang mereka lakukan hanyalah mengikuti apa yang dilakukan oleh ayah mereka, tanpa didasari ilmu sama sekali. Mereka tidak memperhatikan hakikat ilmu dan manfaat yang terkandung didalammya, yang
  • 12. sesungguhnya dapat mengangkat kedudukan orang berilmu ke puncak kejernihan jiwa dan akhlak mulia. Seorang ayah tidak peduli lagi dengan penanaman agama kepada anak-anaknya dan hai itu tidak terfikir pula oleh para ibu. Sehungga, keinginan-keinginan pemuda dan pemudi mengarah kepada bermain-main dan bersenang-senang. Putri mereka dibiarkan tidak mengerti hukum-hukum Allah seperti shlat, puasa, bersuci, akidah yang benar, penjelasan halal haram. Mereka pikir, semua itu tidak penting dan menghabiskan banykmwaktu untuk mepelajarinya sehingga biarlah suami mereka yang kelak mengajarkan suami itu kepada mereka. 10. Suami musti menghormati, memuliakan, dan mengakui hak manusiawi istri. Istri adalah pasangan hidupnya, pengurus rumahnya, ibu dari anak-anaknya, dan tempat menyimpan rahasianya. Qs.An-Nahl:72, Artinya, seolah wanita itu seperti saudara perempuan bai laki-laki. Dia memiliki kemuliaan dan kedudukan. Maka istri harus dimuliakan dan dihormati, bikan dijadikan budak atau didholimi. Akan tetapi, dia malah musti dicintai dan dikasihi. Sebab, semua menusia berasal dari keturunan adam dan hawa. 11. Diantara hak istri adalah hak mengelola harta pribadinya. Sebagaimana istri memiliki hak mengelola uangnya pribadi, maka begitu pula istri memiliki hak mengatur uangnya sendiri. Istri memiliki hak penuh mengelola uangnya sendiri dari hasil usaha atau dari warisan orang tuanya atau yang berupa mahar dari suaminya. Semua jenis harta itu adalah milik pribadi yang tidak boleh ntai dicampurtangani suami, melainkan dengan ridho istri. Qs. An-Nisa’ 20-21 12. Suami harus memenuhi syarat-syarat yang diajukan istri. Nabi bersabda: “ Sesungguhnya syarat yang paling berhak dipenuhi adalah syarat yang dengannya kamu menghalalkan kemaluan.”(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi) Hal itu seoerti syarat istri agar suaminya tidak mengajaknya ke luar negeri, atau menikahinya bukan mendholiminya, atau mensyaratkan agar perbot rumah tangga dan ranjang tidurmya bukan dari uang mahar, mengenai sebgian syarta tersebut, para ulama fiqh berbeda prndapat. Sedangakan apabila dalam menikahinya calon istri mensyaratkan agar suami mentalak istrinya yang lain, maka syarat ini tidak diperbolehkan. Ini dalah syarat haram. Beliau bersabda:”dan janganlah seorang wanita meminta calon suaminya mentalak istri sebelumnya untuk memenuhi perutnya atau bejananya. Namun sungguh rezekinya beradadi tangan Allah ta’ala.” 13. Tidak diperlakukan dengan keras karena pada umumnya wanita itu mudah patah hatinya dan lekas menjadi kesal. Sabda Rasulullah Saw.:”sesungguhnya perempuan itu dijadikan dari tulang rusuk yang bengkok. Sekali-kali tidak akan lurus perempuan itu bagimu meskipun hanya satu jalan. Apabila engkau hendak bersenang-senang dengan dia, bersenang-senanglah. Dan ketahuilah, di dalam dirinya ada sifat bengkok, bila engkau hendak meluruskannya ialah dengan menceraikannya.”(HR. Muslim) 14. Tidak dipukul dan ditampar bagian badannya. 15. Tidak dicaci maki, apalagi dimuka ramai. Umpamanya menyumpah-nyumpahinya dan sebagainya.
  • 13. 16. Apabila terjadi perselisihan paham, tidak dipisahkan tidur kerumah lain. Sabda Rasulullah SAW: “ Dari Muawiyah bin Haidar r.a ia berkata,’ pernah aku bertanya kepada Rasulullah, Apakah hak seorang istri yang wajib kami bayarkan? Beliau menjawab, Engkau beri makan seperti yang engkau makan, engkau beri pakaian seperti yang engkau pakai dan janganlah engkau memukul mukanya, dan jangan pula engkau maki-maki serta jangan engkau jauhi dia, kecuali di dalam rumah itu juga”. Menurut pengarang kitab Bidayatul Mujtahid para ulam telah sepakat tentng wajibnya member nafkah perempuan merdeka dan yang tidak durhaka. Adapun mengenai kewajiban member nafkah bagi perempuan yang durhaka dan budak timbul perbedaan perdapat di kalangan ulama. Jumhur ulama berpendapat tidak wajib memberi nafkah kepada perempuan-perempuan yang durhaka. Begitu juga budak. akan tetapi ada segolongan ulama yang mewajibkan nafkah bagi mereka. 17. Suami menyediakan pembantu atau pramuwisma apabila ia memerlukan pembantu menurut keadaan dan kemampuan. 18. Suami tidak datang di waktu malam ketika pulang dari berpergian. Hikmahnya ialah: a. Supaya istri itu dapat berhias dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangganya sebelum suami masuk. Oleh sebab itu hendaklah diberitaukan terlebih dahulu. b. Supaya dapat menyelidikinya, terutama pada perempuan yang dapat dipercaya selama ditinggalkan. Sebenarnya tidak ada larangan apa-apa kalau ia berbaik sangka tentang dua macam ini. E. Realita Aplikasi Hak dan Kewajiban Istri atas Suami Realitanya, bisa di lihat dalam penelitian yang pemakalah lakukan terhadap istri yang berjumlah sembilan puluh orang. Tiga puluh diantaranya adalah wanita karir, sedang enam puluh wanita lainnya adalah ibu rumah tangga murni. Dari wanita karir itu, mayoritas hak-haknya terpenuhi, akan tetapi terabaikan kewajibannya atas suami disebabkan kesibukan di luar rumah. Dan untuk wanita yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga murni hanya minoritas yang kewajibannya terabaikan, kebalikan dari wanita karir.
  • 14. BAB III PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Ash-Shabuni,Ali M.2003.Pernikahan Islami.Solo:Mumtaza Ghazaly,Rahman Abd.2000.Fiqh Munakahat.Jakarta:Kencana Hasan,Ali M .2006.Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam.Jakarta:Siraja Mas’ud,Ibnu dkk.2002.Fiqih Madzhab Syafi’i.Bandung:Pustaka Setia Ramulyo,Idris Mohd.1996.Hukum Perkawinan Islam:Suatu Analisis dari Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam.Jakarta:Bumi Aksara Salim,Mun’im Abdul Amru.2008.Panduan Lengkap Nikah.Solo:Dar an-Naba’ Shalih,Fuad Syaikh,.2009.Menjadi Pengantin Sepanjang Masa.Solo:Aqwam Subekti,R.2008. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.Jakarta:Pradnya Paramita Tihami,H.M.A.2009.Fikih Munakahat.Jakarta:Rajagrafindo Persada Tentang iklan-iklan ini