Dokumen tersebut membahas tentang peranan karantina pertanian dalam kegiatan ekspor impor. Karantina bertujuan mencegah masuk dan penyebaran organisme pengganggu seperti hama penyakit hewan dan tumbuhan serta mencegah keluarnya organisme tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai persyaratan karantina untuk hewan, tumbuhan, serta contoh organisme pengganggu yang perlu dicegah masuk ke Indonesia.
Peranan karantina dalam mendukung pemasaran antar wilayahWahono Diphayana
Dokumen tersebut membahas tentang peranan karantina pertanian dalam mendukung pemasaran antar wilayah. Karantina bertujuan untuk mencegah masuk dan penyebaran organisme pengganggu seperti hama penyakit tanaman dan hewan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai persyaratan umum karantina tumbuhan dan hewan baik untuk impor, ekspor, maupun antar wilayah.
Dokumen tersebut membahas tentang peranan karantina pertanian dalam kegiatan ekspor impor. Karantina bertujuan mencegah masuk dan penyebaran organisme pengganggu seperti hama penyakit hewan dan tumbuhan serta mencegah keluarnya organisme tertentu. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai persyaratan karantina untuk hewan, tumbuhan, serta contoh organisme pengganggu yang perlu dicegah masuk ke Indonesia.
Peranan karantina dalam mendukung pemasaran antar wilayahWahono Diphayana
Dokumen tersebut membahas tentang peranan karantina pertanian dalam mendukung pemasaran antar wilayah. Karantina bertujuan untuk mencegah masuk dan penyebaran organisme pengganggu seperti hama penyakit tanaman dan hewan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai persyaratan umum karantina tumbuhan dan hewan baik untuk impor, ekspor, maupun antar wilayah.
Ringkasan:
Dokumen ini membahas tentang pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif (OMKABA) di pelabuhan, bandara dan perbatasan. Tujuannya adalah mencegah penyebaran penyakit internasional dengan mengawasi OMKABA yang masuk dan keluar wilayah Indonesia. Kantor Kesehatan Pelabuhan bertugas melakukan pemeriksaan dokumen dan sampel fisik untuk menerbitkan sertifikat kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan tugas KKP dalam pencegahan penyakit di bandara, pelabuhan, dan perbatasan, serta struktur organisasi KKP Kelas I yang terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi, Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan, dan Bidang Upaya Kesehatan
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas peraturan terkait biota laut yang dilindungi di Indonesia, termasuk jenis-jenis biota laut yang dilindungi seperti mamalia, reptilia, pisces, crustacea, bivalvia, serta larangan dan sanksi yang berlaku.
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan PariDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas mengenai sosialisasi dan konsultasi publik terkait pemanfaatan sumber daya ikan hiu dan pari secara berkelanjutan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang regulasi yang berlaku baik secara nasional maupun internasional terkait perikanan hiu dan pari, serta rencana program konservasi untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan hiu dan pari di Indonesia.
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Baru satu jenis hiu yang telah memiliki status dilindungi yang berarti penangkapan, pemanfaatan, dan perdagangannya diatur secara khusus. demikian juga, ada 5 jenis hiu indonesia yang masuk dalam daftar apendiks CITES dimana perdagangan internasionalnya harus mengikuti ketentuan CITES yang berlaku
Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek RegulasinyaDidi Sadili
Hiu martil dan hiu koboy berstatus dilarang diekspor berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, No. 59 tahun 2014. dan bagaimana aspek kebijakan serta regulasinya?
Tantangan dan Upaya Konservasi Ikan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Ikan hiu sebagai predator puncak dalam rantai makanannya menjadi penyeimbang dalam suatu ekosistem perairan namun populasinya kini kian menurun akibat penangkapan berlebihan. Untuk itu perlu adanya regulasi nasional untuk membatasi penangkapannya
Penyusunan NDF dan KUOTA Perdagangan HIU apendiks II CITESDidi Sadili
Mekanisme kuota digunakan untuk kontrol pemanfaatan terutama perdagangan HIU. mekanisme kuota digunakan sebagai salah satu alternatif implementasi ketentuan CITES. dimana jumlah yang dimanfaatkan tidak akan merusak populasi hiu di perairan alam-nya
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis dan golongan OPT/OPTK, sistem ekonomi perdagangan bebas dan risiko masuknya OPTK, serta pengertian umum terkait analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) seperti definisi area, komoditas, area bebas OPT, dan tata cara pelaksanaan AROPT.
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
COP18 CITES memutuskan untuk memasukkan beberapa spesies ikan dan teripang ke dalam Appendiks II, termasuk pari, hiu, dan teripang dari Indonesia. Hal ini menuntut pemerintah Indonesia mengambil tindakan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti pemantauan perdagangan, penyusunan NDF, dan peningkatan penegakan hukum. Selain itu, diperlukan up
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Dokumen tersebut membahas latar belakang perikanan hiu di Indonesia yang telah berlangsung lama sebagai sumber pendapatan namun kini mendapat perhatian internasional karena tingginya tingkat penangkapan dan pembuangan bagian tubuh hiu lainnya. Beberapa spesies hiu di Indonesia dianggap terancam punah akibat penangkapan berlebihan tanpa data yang memadai.
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiAdi Pujakesuma
Dokumen tersebut membahas pendekatan hukum dalam pengelolaan satwa liar di Sulawesi. Terdapat beberapa poin penting yaitu: (1) peraturan terkait konservasi satwa liar seperti UU No. 5/1990 dan PP No. 7/1999, (2) kriteria satwa yang dilindungi, (3) larangan dan sanksi pidana terhadap pelanggaran perlindungan satwa liar dan ekosistemnya. Dokumen ini juga menjelaskan upaya penegakan huk
1. Modul ini membahas hukum bisnis dan lingkungan hidup khususnya hukum lingkungan. Terdapat pengertian lingkungan hidup, dasar-dasar hukum lingkungan, jenis pengadilan lingkungan dan kewajiban perusahaan terkait lingkungan.
Ringkasan:
Dokumen ini membahas tentang pengawasan obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif (OMKABA) di pelabuhan, bandara dan perbatasan. Tujuannya adalah mencegah penyebaran penyakit internasional dengan mengawasi OMKABA yang masuk dan keluar wilayah Indonesia. Kantor Kesehatan Pelabuhan bertugas melakukan pemeriksaan dokumen dan sampel fisik untuk menerbitkan sertifikat kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang organisasi dan tata kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan tugas KKP dalam pencegahan penyakit di bandara, pelabuhan, dan perbatasan, serta struktur organisasi KKP Kelas I yang terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi, Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan, dan Bidang Upaya Kesehatan
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas peraturan terkait biota laut yang dilindungi di Indonesia, termasuk jenis-jenis biota laut yang dilindungi seperti mamalia, reptilia, pisces, crustacea, bivalvia, serta larangan dan sanksi yang berlaku.
Sosialisasi dan Konsultasi Publik Status Perlindungan Ikan Hiu dan PariDidi Sadili
Dokumen tersebut membahas mengenai sosialisasi dan konsultasi publik terkait pemanfaatan sumber daya ikan hiu dan pari secara berkelanjutan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang regulasi yang berlaku baik secara nasional maupun internasional terkait perikanan hiu dan pari, serta rencana program konservasi untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan hiu dan pari di Indonesia.
Aturan, Regulasi: Perlindungan dan Pemanfaatan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Baru satu jenis hiu yang telah memiliki status dilindungi yang berarti penangkapan, pemanfaatan, dan perdagangannya diatur secara khusus. demikian juga, ada 5 jenis hiu indonesia yang masuk dalam daftar apendiks CITES dimana perdagangan internasionalnya harus mengikuti ketentuan CITES yang berlaku
Kebijakan Konservasi Hiu dan Pari serta Aspek RegulasinyaDidi Sadili
Hiu martil dan hiu koboy berstatus dilarang diekspor berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan, No. 59 tahun 2014. dan bagaimana aspek kebijakan serta regulasinya?
Tantangan dan Upaya Konservasi Ikan Hiu di IndonesiaDidi Sadili
Ikan hiu sebagai predator puncak dalam rantai makanannya menjadi penyeimbang dalam suatu ekosistem perairan namun populasinya kini kian menurun akibat penangkapan berlebihan. Untuk itu perlu adanya regulasi nasional untuk membatasi penangkapannya
Penyusunan NDF dan KUOTA Perdagangan HIU apendiks II CITESDidi Sadili
Mekanisme kuota digunakan untuk kontrol pemanfaatan terutama perdagangan HIU. mekanisme kuota digunakan sebagai salah satu alternatif implementasi ketentuan CITES. dimana jumlah yang dimanfaatkan tidak akan merusak populasi hiu di perairan alam-nya
Teks tersebut membahas tentang jenis-jenis dan golongan OPT/OPTK, sistem ekonomi perdagangan bebas dan risiko masuknya OPTK, serta pengertian umum terkait analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan (AROPT) seperti definisi area, komoditas, area bebas OPT, dan tata cara pelaksanaan AROPT.
Lagi, 2 Jenis Hiu Mako, 7 Jenis Pari, dan Teripang Telah Masuk Daftar /Listin...Didi Sadili
COP18 CITES memutuskan untuk memasukkan beberapa spesies ikan dan teripang ke dalam Appendiks II, termasuk pari, hiu, dan teripang dari Indonesia. Hal ini menuntut pemerintah Indonesia mengambil tindakan perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti pemantauan perdagangan, penyusunan NDF, dan peningkatan penegakan hukum. Selain itu, diperlukan up
Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan Terancam Punah (penyu, hiu, pari, dan...Didi Sadili
Populasi penyu, hiu, pari, dan mamalia laut di perairan Indonesia kian menyusut, untuk itu perlu aksi nyata dalam perlindungan dan pelestariannya. Salah satu bentuk konservasinya adalah pemasangan lampu pendar pada jaring ikan yang digunakan nelayan. Namun demikian, perlu pertimbangan masak-masak untuk menerapkan lampu pendar tersebut
Dokumen tersebut membahas latar belakang perikanan hiu di Indonesia yang telah berlangsung lama sebagai sumber pendapatan namun kini mendapat perhatian internasional karena tingginya tingkat penangkapan dan pembuangan bagian tubuh hiu lainnya. Beberapa spesies hiu di Indonesia dianggap terancam punah akibat penangkapan berlebihan tanpa data yang memadai.
Pendekatan Legal Kelola Satwa Liar di SulawesiAdi Pujakesuma
Dokumen tersebut membahas pendekatan hukum dalam pengelolaan satwa liar di Sulawesi. Terdapat beberapa poin penting yaitu: (1) peraturan terkait konservasi satwa liar seperti UU No. 5/1990 dan PP No. 7/1999, (2) kriteria satwa yang dilindungi, (3) larangan dan sanksi pidana terhadap pelanggaran perlindungan satwa liar dan ekosistemnya. Dokumen ini juga menjelaskan upaya penegakan huk
1. Modul ini membahas hukum bisnis dan lingkungan hidup khususnya hukum lingkungan. Terdapat pengertian lingkungan hidup, dasar-dasar hukum lingkungan, jenis pengadilan lingkungan dan kewajiban perusahaan terkait lingkungan.
ID IGF 2016 - Hukum 2 - HAM dan Cybersecurity + resilienceIGF Indonesia
Presented by Edmon Makarim (Fakultas Hukum UI)
ID IGF 2016
Sesi Hukum 2 - Mengintegrasikan Hak Asasi Manusia dalam Pelembagaan Kebijakan Keamanan Dunia Maya: Tawaran Bagi Indonesia
Jakarta, 15 November 2016
Pp 25 th 2014 pemberian fasilitas dan insentif usaha hortikulturaWinarto Winartoap
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pemberian fasilitas dan insentif untuk usaha hortikultura di Indonesia. Fasilitas yang diberikan antara lain kemudahan perizinan, pemanfaatan lahan, akses permodalan, dan pemasaran, sedangkan insentif berupa stimulan untuk meningkatkan kinerja usaha hortikultura. Usaha-usaha hortikultura yang mendapat prioritas fasilitas dan insentif adalah usaha mikro dan kecil, ramah lingkun
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamwalhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam. Kawasan suaka alam terdiri dari kawasan cagar alam dan kawasan suaka margasatwa, yang ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu setelah ditunjuk dan dilakukan penataan batas. Kawasan ini dikelola berdasarkan rencana pengelolaan dengan melakukan upaya pengawetan dan pembinaan habitat dan populasi satwa untuk melestarikan keanekar
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang sumber daya genetik hewan dan perbibitan ternak. Sumber daya genetik hewan dikuasai negara dan dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat melalui pengelolaan yang dilakukan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Pengelolaan sumber daya genetik hewan dilakukan melalui pemanfaatan yang mencakup pembudidayaan dan pemuliaan hewan dengan mengoptimalkan keanek
Undang-undang ini mengatur tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di Indonesia dengan tujuan menjaga kelestarian sumber daya alam dan keseimbangan ekosistem untuk kesejahteraan masyarakat. Undang-undang ini mengatur tentang perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan sumber daya alam secara lestari melalui pengelolaan kawasan suaka
Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 26 Tahun 2008 mengatur tentang pemasukan dan pengeluaran hewan/ternak, bahan asal hewan/ternak dan hasil bahan asal hewan/ternak di provinsi Kalimantan Barat. Peraturan ini mengatur definisi, ketentuan umum, dan pengaturan impor dan ekspor hewan serta produk hewannya.
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdMedan Comonity
Peraturan Daerah ini mengatur tentang pengakuan dan perlindungan hak-hak masyarakat adat di Kabupaten Malinau. Dokumen ini menjelaskan definisi masyarakat adat, wilayah adat, hak-hak masyarakat adat, serta lembaga-lembaga yang dibentuk untuk mengelola urusan adat dan menyelesaikan sengketa secara adat.
Dokumen tersebut membahas beberapa isu strategis dalam revisi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, termasuk masalah pembentukan daerah otonom, pemilihan kepala daerah, dan pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah pusat dan daerah."
Bank Indonesia has internal procedures to support good governance principles, including decision making processes, delegation of authority, transparent information sharing, and accountability. An independent internal audit function provides assurance and recommendations on governance, risk management, and controls. The internal audit aims to be a professional unit with national and international reputation.
Bank Indonesia may only participate in equity of other entities if necessary for its tasks and approved by the House of Representatives, using funds from statutory reserves. It must conduct feasibility analyses considering legal, financial, and risk aspects before an equity participation plan is discussed and approved by the Board of Governors and House of Representatives. Bank Indonesia's equity positions are reported in its annual financial report and other publications.
The document summarizes the history and organization of Bank Indonesia, the central bank of Indonesia. It discusses how Bank Indonesia originated from earlier Dutch colonial banks in the 18th century. It became the central bank of Indonesia in 1953. The document also describes Bank Indonesia's organizational structure, including its Board of Governors and departments. Finally, it lists some of Bank Indonesia's international collaborations with organizations like the IMF, World Bank, ASEAN, and others.
Bank Indonesia is Indonesia's central bank. Its vision is to be a credible and leading central bank in the region through maintaining low and stable inflation and exchange rates. Its missions include achieving exchange rate stability, fostering a resilient financial system, ensuring a secure payment system, and building competent human resources. To realize these, its strategic objectives are strengthening inflation control, maintaining exchange rate stability, and fostering efficient financial markets. The bank has three main pillars - monetary, payment system and financial system - which must be integrated to achieve its single objective of maintaining rupiah stability. It is held accountable through transparency of its policies, budgets and regular reporting.
Central banks play a key role in maintaining financial and economic stability within a country. They regulate other banks, control inflation, and formulate economic policies. Central banks have two main functions: as the government's bank and as the banker's bank. As the government's bank, central banks issue currency, control credit levels, manage foreign exchange and public debt, and develop other financial institutions. As the banker's bank, central banks serve as the lender of last resort, facilitate check clearing between banks, set reserve requirements, and provide advisory services to other banks. There are various methods for central banks to issue currency, with the proportional reserve system now being the most widely adopted internationally.
Bank Indonesia's Position as a State InstitutionWahono Diphayana
Bank Indonesia has a special independent status as a state institution separate from the government to effectively perform its role as the central bank of Indonesia. While independent, it maintains close coordination with government bodies like the House of Representatives and provides regular reporting. It also collaborates with other institutions through agreements to coordinate on economic, banking and financial issues. Bank Indonesia implements corporate social responsibility programs focused on supporting small and medium enterprises, education, and the environment to benefit communities and fulfill its ethical responsibilities.
Dokumen tersebut membahas tentang model keunggulan kompetitif dalam memahami daya saing internasional suatu negara menurut beberapa teori. Teori pertama menurut Porter menyatakan empat faktor utama yang menentukan keberhasilan industri suatu negara secara internasional. Teori kedua menurut Dong-Sung Cho mengembangkan model sembilan faktor dengan menambahkan empat faktor lain di luar model Porter.
Dokumen tersebut membahas mengenai pembiayaan, penjaminan, dan kemitraan untuk UMKM oleh pemerintah dan dunia usaha besar serta upaya peningkatan akses sumber pembiayaan dan kemitraan UMKM."
Dokumen tersebut membahas tentang peran pemerintah dalam memberdayakan UMKM di Indonesia. Secara garis besar, pemerintah bertanggung jawab untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan UMKM, memberikan fasilitasi dan dukungan berupa pembiayaan, pelatihan, akses pasar, serta mengatur kerja sama antar pelaku usaha untuk meningkatkan daya saing UMKM. Hal ini diatur lebih lanjut dalam Undang-Und
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah dalam menumbuhkan iklim usaha UMKM dengan mengatur peraturan di berbagai aspek seperti pendanaan, sarana prasarana, informasi, kemitraan, perizinan, kesempatan berusaha, promosi, dan dukungan lembaga. Tujuannya adalah memfasilitasi akses UMKM terhadap berbagai sumber daya untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan usaha UMKM, meliputi pengertian, manfaat, tingkatan, unsur-unsur, fasilitasi pemerintah, dan permasalahan dalam pengembangan usaha.
Dokumen tersebut menjelaskan kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah berdasarkan kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan, serta asas dan tujuan dari usaha-usaha tersebut yang mencakup kekeluargaan, demokrasi ekonomi, kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, keseimbangan kemajuan, dan kesatuan ekonomi nasional untuk memb
1. Dokumen tersebut membahas tentang pasar valuta asing (valas) termasuk pengertian valas dan kurs valas, sistem moneter internasional, sistem nilai tukar, pengertian pasar valas, transaksi di pasar valas, para pelaku pasar valas, dan faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valas.
Pasar uang adalah tempat pertemuan pemilik dana jangka pendek dan calon pemakai dana untuk melakukan transaksi secara langsung atau melalui perantara. Pasar uang berfungsi untuk memudahkan masyarakat memperoleh dana jangka pendek, pengendalian moneter, dan memungkinkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Instrumen pasar uang meliputi interbank call money, treasury bills, sertifikat bank Indonesia, surat berh
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025Redis Manik
Buku administrasi guru kelas SD adalah serangkaian dokumen dan catatan yang digunakan oleh guru untuk mengelola kegiatan pembelajaran dan administrasi kelas secara efektif. Buku-buku ini membantu guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran serta memastikan kelancaran operasional kelas. Berikut adalah beberapa jenis buku administrasi yang umumnya digunakan oleh guru kelas SD:
Buku Induk Siswa: Berisi data pribadi siswa, seperti nama, tanggal lahir, alamat, nomor induk siswa, dan informasi penting lainnya.
Buku Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Dokumen perencanaan yang berisi rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru setiap hari atau setiap minggu.
Buku Program Tahunan (Prota): Dokumen yang berisi rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran.
Buku Program Semester (Promes): Dokumen yang berisi rencana kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu semester.
Buku Agenda Harian: Catatan harian tentang kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap hari, termasuk materi yang diajarkan dan kegiatan siswa.
Buku Absensi Siswa: Catatan kehadiran siswa setiap hari, termasuk alasan ketidakhadiran jika ada.
Buku Nilai: Catatan penilaian hasil belajar siswa, termasuk nilai ulangan harian, tugas, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
Buku Catatan Prestasi dan Pelanggaran Siswa: Berisi catatan tentang prestasi yang diraih siswa serta pelanggaran yang dilakukan dan tindakan yang diambil.
Buku Inventaris Kelas: Catatan inventaris barang-barang yang ada di kelas, seperti peralatan belajar, alat peraga, dan buku-buku.
Buku Kas Kelas: Catatan tentang keuangan kelas, termasuk pemasukan dan pengeluaran dana kelas.
Buku Laporan Harian dan Bulanan: Laporan tentang kegiatan dan perkembangan siswa serta kondisi kelas yang dibuat setiap hari atau setiap bulan.
Buku Piket Guru: Catatan tentang tugas piket harian guru untuk mengawasi kegiatan di sekolah dan kelas.
Buku administrasi ini membantu guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih terorganisir dan efisien, serta memudahkan dalam pelaporan dan evaluasi kegiatan pembelajaran.
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...perusahaan704
Info Perusahaan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Pendaftaran PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Tempat PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Lokasi PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Jadwal PKL Jurusan TKJ Temanggung
2. I. Latar Belakang
Tanah Air Indonesia sebgai karunia Tuhan YME kaya
akan sumber daya alam hayati berupa aneka ragam
jenis hewan, ikan dan tumbuhan merupakan modal
dasar pembangunan nasional yang sangat penting
dalam rangka peningkatantaraf hidup, kemakmuran
serta kesejahteraan rakyat.
Upaya mencegah masuk dan keluarnya ke dan dari
wilayah RI, serta tersebarnya dari suatu area ke ara
lain di dalam wilayah negara RI hama penyakit hewan
karantina (HPHK), hama dan penyakit ikan karantina
(HPIK), dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK) yang memiliki potensi merusak
kelestarian sumber daya alam hayati, dilakukan
tindakan karantina.
3. II. Pemetaan Kewenangan Pemerintah
1. Kewenangan dalam bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan
dan Keamanan, Peradilan, Moneter dan Fiskal, Agama,
serta kewenangan bidang lain.
(Pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 2 ayat (1)
PP No. 25 Tahun 2000)
2. Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang
perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan
nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem
administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan SDM,
pendayagunaan SDA serta teknologi yang strategis,
konservasi dan standardisasi nasional.
(Pasal 10 ayat (5) UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 2 ayat(2)
PP No. 25 Tahun 2000)
3. Kewenangan bidang lain meliputi pengaturan eksport
import, dan pelaksanaan perkarantinaan
(Pasal 2 ayat (4) huruf k PP No. 25 Tahun 2000)
4. 4. Pelaksanaan kegiatan di pelabuhan umum terdiri dari instansi
pemerintah, penyelenggara pelabuhan dan badan hukum Indonesia
yang memberikan pelayanan jasa di pelabuhan yang berkaitan
dengan kelancaran arus lalu lintas kapal, penumpang dan barang.
Instansi pemerintah merupakan pemegang fungsi:
a. Keselamatan pelayaran
b. Bea dan Cukai
c. Imigrasi
d. Karantina
e. Keamanan dan Ketertiban
Penetapan UPT/Satker instansi Pemerintah Bea dan Cukai,
Imigrasi dan Karantina, dilakukan sesuai dengan ketentuan.
(Pasal 33 ayat (1) dan (2) PP Nomor 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuhanan, sebagai peraturan pelaksanaan dari UU No. 21
tahun 1992 tentang pelayaran)
Pelaksanaan fungsi Karantina, melakukan penilikan atas orang,
tumbuh-tumbuhan, hewan dan ikan yang berkaitan dengan
kekarantinaan.
(Pasal 34 ayat (1) huruf d PP No. 69 Tahun 2001 tentang
Kepelabuhanan)
5. Januari 2005 Bagian Hukum,Org.dan Humas - Barantan
5. Pelaksanaan kegiatan di Bandar Udara Umum terdiri dari :
Pelaksanaan Fungsi Pemerintah, Penyelenggara Bandar Udara dan
Badan Hukum Indonesia, yang memberikan pelayanan jasa
kebandarudaraan berkaitan dengan lalu lintas pesawat udara,
penumpang, kargo, dan pos.
Pelaksanaan fungsi pemerintah merupakan pemegang fungsi :
a. Keamanan dan keselamatan serta keselamatan penerbangan
b. Bea dan Cukai
c. Imigrasi
d. Keamanan dan ketertiban di bandar udara
e. Karantina
(Pasal 16 ayat (1) dan (2) PP No. 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan, sebagai peraturan pelaksanaan dari UU No. 15
Tahun 1992 tentang Penerbangan)
Ketentuan lebih lanjut mengenai koordinasi pelaksanaan kegiatan
di bandar udara umum diatur dengan Keputusan Menteri.
(Pasal 17 ayat (5) PP No. 70 Tahun 2001 tentang
Kebandarudaraan)
6. Januari 2005 Bagian Hukum,Org.dan Humas - Barantan
6. Peranan Ditjen Bea dan Cukai dalam pengawasan barang
larangan dan pembatasan, untuk kepentingan pengawasan
terhadap pelaksanaan ketentuan, larangan dan pembatasan,
instansi teknis yang menetapkan peraturan larangan dan/atau
pembatasan atas impor dan ekspor barang tertentu wajib
memberitahukan kepada Menteri Keuangan.
(Pasal 53 ayat (1) UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan)
7. Sesuai dengan Pasal 2 ayat (4) huruf k PP No. 25 Tahun 2000,
fungsi Perkarantinaan (Hewan, Ikan dan Tumbuhan) yang selama
ini dilaksanakan adalah fungsi Pemerintah Pusat yang tidak
diserahkan kepada Pemerintah Daerah, baik dalam rangka
desentralisasi maupun dekonsentrasi.
(Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara kepada
Menteri Pertanian dan Kehutanan No. 49 /M.PAN/10/2000
tanggal 11 Oktober 2000 perihal Anggaran Belanja Rutin)
7. 8. Fasilitas yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan tindakan-
tindakan kesehatan masyarakat, bantuan medis darurat, serta
karantina hewan dan tumbuhan.
Rekomendasi, negara anggota bekerja sama dengan penguasa
bandara, harus menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan
masyarakat termasuk karantina manusia, hewan dan tumbuhan di
bandara-bandara internasional.
Rekomendasi, bandara-bandara internasional hendaknya memiliki
fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan tindakan-tindakan
kesehatan masyarakat, serta karantina hewan dan tumbuhan
yang dapat dikenakan terhadap pesawat udara, awak pesawat
udara, penumpang, bagasi, kargo, dan barang pos.
(Standar dan Rekomendasi Internasional “ Fasilitasi” Aneks 9
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional Edisi Ke-9 Juli 1990,
Bab VI huruf c)
8. III. Dasar Hukum Karantina Pertanian
1. Undang Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 Tanggal 8 Juni 1992
tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. ( LN-RI Tahun
1992 Nomor 56, Tambahan LN Nomor 3482);
2. Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) tanggal 23 Mei 1997. ( LN-RI Tahun
1997 Nomor 43, Tambahan LN Nomor 3687);
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1997, tentang Jenis
dan Penyetoran PNBP tanggal 7 Juli 1997. (LN-RI Tahun 1997
Nomor 57 Tambahan LN Nomor 3694);
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 52 Tahun 1998 tanggal 20 April
1998 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang
Jenis dan Penyetoran PNBP (LN-RI Tahun 1998 Nomor 85,
Tambahan LN Nomor 3760);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 1999 tanggal 10
Agustus 1999 tentang Tata Cara Penggunaan PNBP yang
Bersumber dari Kegiatan Tertentu (LN-RI Tahun 1999 Nomor
136, Tambahan LN Nomor 3871);
9. 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2000 Tanggal 19
September 2000 tentang Karantina Hewan (LN-RI Tahun 2000
Nomor 161, Tambahan LN Nomor 4002);
7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2002 Tanggal 23
April 2000 tentang Karantina Tumbuhan (LN-RI Tahun 2002
Nomor 35, Tambahan LN Nomor 4196);
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2002 Tanggal 23
April 2000 tentang Karantina Ikan (LN-RI Tahun 2002 Nomor
36, Tambahan LN Nomor 4197);
9. Berbagai Kepmentan tentang Perkarantinaan dalam kaitan
perlindungan budidaya, dan pengamanan sumber daya, meliputi
keputusan yang menyangkut : Karantina Tumbuhan
Domestik;Syarat dan Tindakan Karantina Hewan; Syarat dan
Tindakan Karantina Tumbuhan ; Syarat dan Tindakan Karantina
Ikan Hidup; Penetapan Jenis Penyakit Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan; Penetapan Tempat-tempat Pemasukan /
Pengeluaran Hewan, Ikan dan Tumbuhan;
10. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanan dalam berbagai
materi muatan sebagai Petunjuk pelaksanaan dan Teknis.
10. Materi muatan hukum Karantina Pertanian (Karantina Hewan,Ikan,
dan Tumbuhan) berazaskan kelestarian sumber daya alam hayati
hewan, ikan, dan tumbuhan, ruang lingkup pengaturannya meliputi :
a. Persyaratan karantina;
b. Tindakan karantina;
c. Kawasan Karantina;
d. Jenis-jenis hama dan penyakit, organisme pengganggu, dan
media pembawa;
e. Tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran.
Tugas Pokok dan Fungsi Penyelenggaraan Karantina Pertanian
adalah:
1. Mencegah masuknya HPHK,HPIK, dan OPTK dari luar negeri ke
dalam wilayah RI;
2. Mencegah tersebarnya HPHK, HPIK, dan OPTK dari suatu area
ke area lain di dalam wilayah RI;
3. Mencegah keluarnya HPHK dari wilayah RI;
4. Mencegah keluarnya HPIK, dan OPTK tertentu dari wilayah RI
apabila negara tujuan menghendaki.