SlideShare a Scribd company logo
DEFINISI
• Hemofilia adalah gangguan produksi faktor
pembekuan yang diturunkan, berasal dari
bahasa Yunani, yaitu haima yang artinya darah
dan philein yang artinya mencintai atau suka.
Walaupun sebenarnya maknanya tidak sesuai,
namun kata hemofilia tetap dipakai
• Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah
congenital karena anak kekurangan factor
pembekuan VIII (Hemofilia A) atau factor IX
(Hemofilia B).
• Kelainan perdarahan yang diturunkan pertama
kali didokumentasikan di abad kedua oleh
Kerajaan Babilonia.
Hemofilia merupakan penyakit genetik yang
diturunkan secara x-linked resesif berdasarkan
hukum Mendel dari orang tua kepada anaK-
anaknya. Penyakit ini terjadi akibat kelainan
sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana
pada hemofilia A terjadi kekurangan F VIII
(Antihemophilic factor), sedangkan pada
hemofilia B terjadi kekurangan F IX (Christmas
factor). Hemofilia A mencakup 80-85% dari
keseluruhan penderita hemofilia
Secara klinis hemofilia dapat dibagi menjadi
• 1. hemofilia ringan
• 2. hemofilia sedang
• 3. hemofilia berat
• berdasarkan derajat kekurangan faktor
pembekuan yang bersangkutan
1. Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi
faktor VIII dan faktor IX plasma kurang dari
1 %.
2. Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma
1 % – 5 %.
3. Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma
5 % – 25 % dari kadar normal.
Epidemiologi
• Hemofilia tersebar di seluruh ras di dunia
dengan prevalensi sekitar 1 dalam 10.000
penduduk untuk hemofilia A dan 1 dalam
50.000 penduduk untuk hemofilia B.
• Di Indonesia, terdapat 334 orang penderita
hemofilia A, 48 orang penderita hemofilia B
dan 1006 orang penderita hemofilia yang
belum ditentukan jenisnya
Pathofisiologi
• Hemofilia merupakan penyakit kongenital
yang diturunkan oleh gen resesif x-linked dari
pihak ibu.
• Faktor VIII dan faktor IX adalah protein
plasma yang merupakan komponen yang
diperlukan untuk pembekuan darah, faktor-
faktor tersebut diperlukan untuk
pembentukan bekuan fibrin pada tempat
pembuluh cidera
• Mekanisme pembekuan pada penderita
hemofili mengalami gangguan, dimana dalam
mekanisme tersebut terdapat faktor
pembekuan yang di beri nama dengan angka
romawi, I – XIII. Dapat dilihat pada tabel di
bawah:
Faktor-faktor koagulasi
Angka Internasional sinonim
I Fibrinogen
II Protrombin
III Tromboplastin
IV Kalsium
V Faktor labil, proakselerin
VI Faktor labil, akselerin
VII Faktor stabil, prokonvertin
VIII Faktor antihemofili (AHF), atau antiglobulin (AHG)
IX Faktor christmas, komponen tromboplastin plasma (plasma
thromboplastin componen / PTC)
X Faktor Stuart-Power
XI Plasma thromboplastin yang mendahului (antecedent) PTA
XII Faktor Hageman
XIII Faktor penstabil-fibrin
• Proses hemostasis tergantung pada faktor
koagulasi, trombosit dan pembuluh darah.
Mekanisme hemostasis terdiri dari respons
pembuluh darah, adesi trombosit, agregasi
trombosit, pembentukan bekuan darah,
stabilisasi bekuan darah, pembatasan bekuan
darah pada tempat cedera oleh regulasI
antikoagulan, dan pemulihan aliran darah
melalui proses fibrinolisis dan penyembuhan
pembuluh darah.
• Cedera pada pembuluh darah akan menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah dan terpaparnya darah
terhadap matriks subendotelia. Faktor Von Willebrand
(vWF) akan teraktifasi dan diikuti adesi trombosit.
Setelah proses ini, adenosine diphosphatase,
tromboxane A2 dan protein lain trombosit dilepaskan
granul yang berada di dalam trombosit dan
menyebabkan agregasi trombosit dan perekrutan
trombosit lebih lanjut. Cedera pada pembuluh darah
juga melepaskan tissue factor dan mengubah
permukaan pembuluh darah, sehingga memulai
kaskade pembekuan darah dan menghasilkan fibrin.
Selanjutnya bekuan fibrin dan trombosit ini akan
distabilkan oleh faktor XIII.
• Pada penderita hemofilia dimana terjadi defisit F
VIII atau F IX maka pembentukan terlambat dan
tidak stabil. Oleh karena itu penderita hemofilia
tidak berdarah lebih cepat, hanya perdarahan
sulit berhenti. Pada perdarahan dalam ruang
tertutup seperti dalam sendi, proses perdarahan
terhenti akibat efek amponade. Namun pada luka
yang terbuka dimana efek tamponade tidak ada,
perdarahan masif dapat terjadi. Bekuan darah
yang terbentuk tidak kuat dan perdarahan ulang
dapat terjadi akibat proses fibrinolisis alami atau
trauma ringan
• Defisit F VIII dan F IX ini disebabkan oleh
mutasi pada gen F8 dan F9. Gen F8 terletak di
bagian lengan panjang kromosom X di regio
Xq28, sedangkan gen F9 terletak di regio Xq27.
• Mutasi gen F8 dan F9 ini diturunkan secara x-
linked resesif sehingga anak laki-laki atau
kaum pria dari pihak ibu yang menderita
kelainan ini.
Manifestasi Klinis
1. Masa Bayi (untuk diagnosis)
a. Perdarahan berkepanjangan setelah
sirkumsisi
b. Ekimosis subkutan di atas tonjolan-tonjolan
tulang (saat berumur 3-4 bulan)
c. Hematoma besar setelah infeksi
d. Perdarahan dari mukosa oral.
e. Perdarahan Jaringan Lunak
2. Episode Perdarahan (selama rentang hidup)
a. Gejala awal : nyeri
b. Setelah nyeri : bengkak, hangat dan
penurunan mobilitas)
3. Sekuela Jangka Panjang
Perdarahan berkepanjangan dalam otot
menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis
otot.
Komplikasi
1. Artropati progresif, melumpuhkan
2. Kontrakfur otot
3. Paralisis
4. Perdarahan intra kranial
5. Hipertensi
6. Kerusakan ginjal
7. Splenomegali
8. Hepatitis
9. AIDS (HIV) karena terpajan produk darah yang
terkontaminasi.
10. Antibodi terbentuk sebagai antagonis terhadap faktor VIII
dan IX
11. Reaksi transfusi alergi terhadap produk darah
12. Anemia hemolitik
13. Trombosis atau tromboembolisme
Uji Laboratorium dan Diagnostik
1. Uji Laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah)
a. Jumlah trombosit (normal)
b. Masa protrombin (normal)
c. Masa trompoplastin parsial (meningkat, mengukur
keadekuatan faktor koagulasi intrinsik)
d. Masa perdarahan (normal, mengkaji pembentukan
sumbatan trombosit dalam kapiler)
e. Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX
(memastikan diagnostik)
f. Masa pembekuan trompin
2. Biapsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk
memperoleh jaringan untuk pemeriksaan
patologi dan kultur.
3. Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali,
bilirubin)
Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian sistem neurologik
a. Pemeriksaan kepala
b. Reaksi pupil
c. Tingkat kesadaran
d. Reflek tendo
e. Fungsi sensoris
2. Hematologi
a. Tampilan umum
b. Kulit : (warna pucat, petekie, memar, perdarahan
membran mukosa atau dari luka suntikan atau
pungsi vena)
c. Abdomen (pembesaran hati, limpa)
3. Kaji anak terhadap perilaku verbal dan nonverbal
yang mengindikasikan nyeri
4. Kaji tempat terkait untuk menilai luasnya tempat
perdarahan dan meluasnya kerusakan sensoris, saraf
dan motoris.
5. Kaji kemampuan anak untuk melakukan aktivitas
perawatan diri (misal : menyikat gigi)
6. Kaji tingkat perkembangan anak
7. Kaji Kesiapan anak dan keluarga untuk pemulangan
dan kemampuan menatalaksanakan program
pengobatan di rumah.
8. Kaji tanda-tanda vital (TD, N, S, Rr)
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko injuri b.d perdarahan
2. Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan
sendi
3. Risiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek
perdarahan pada sendi dan jaringan lain.
4. Perubahan proses keluarga b.d anak
menderita penyakit serius
Intervensi Keperawatan
DP I
Tujuan : Menurunkan risiko injuri
Intervensi :
1. Ciptakan lingkungan yang aman dan memungkinkan proses pengawasan
2. Beri dorongan intelektual / aktivitas kreatif
3. Dorong OR yang tidak kontak (renang) dan gunakan alat pelindung :
helm
4. Dorong orang tua anak untuk memilih aktivitas yang dapat diterima dan
aman
5. Ajarkan metode perawatan / kebersihan gigi.
6. Dorong remaja untuk menggunakan shaver hindari ROM pasif setelah
episode perdarahan akut.
7. Beri nasehat pasien untuk mengenakan identitas medis.
8. Beri nasehat pasien untuk tidak mengkonsumsi aspirin, bisa disarankan
menggunakan Asetaminofen.
DP 1
Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan
Intervensi :
1. Sediakan dan atur konsentrat faktor VIII + DDAVP
sesuai kebutuhan.
2. Berikan pendidikan kesehatan untuk pengurusan
penggantian faktor darah di rumah.
3. Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan
perdarahan
• Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15 menit.
• Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas ketinggian
jantung.
• Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.
DP II
Tujuan : Pasien tidak menderita nyeri atau menurunkan
intensitas atau skala nyeri yang dapat diterima anak.
Intervensi :
1. Tanyakan pada klien tengtang nyeri yang diderita.
2. Kaji skala nyeri.
3. Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak.
4. Rencanakan dan awasi penggunaan analgetik.
5. Jika injeksi akan dilakukan, hindari pernyataan “saya akan
memberi kamu injeksi untuk nyeri”.
6. Hindari pernyataan seperti “obat ini cukup untuk orang
nyeri”.
7. “Sekarang kamu tidak membutuhkan lebih banyak obat
nyeri lagi”.
8. Hindari penggunaan placebo saat pengkajian/
penatalaksanaan nyeri.
DP III
Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik.
Intervensi :
1. Elevasi dan immobilisasikan sendi selama episode
perdarahan.
2. Latihan pasif sendi dan otot.
3. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk program
latihan.
4. Konsultasikandengan perawat kesehatan masyarakat dan
terapi fisik untuk supervisi ke rumah.
5. Kaji kebutuhan untuk manajemen nyeri.
6. Diskusikan diet yang sesuai.
7. Support untuk ke ortopedik dalm rehabilitasi sendi.
• DP IV
Tujuan : Klien dapat menerima support
adekuat.
Intervensi :
1. Rujuk pada konseling genetik untuk
identifikasi kerier hemofilia dan beberapa
kemungkinan yang lain.
2. Rujuk kepada agen atau organisasi bagi
penderita hemofilia.

More Related Content

What's hot

Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
gustians
 
Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)
Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)
Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)Uwes Chaeruman
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Sinta Sari
 
Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
Nurse Jering
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
Fransiska Oktafiani
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhfDwi Andini
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
DiniHadianingsih
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
MeidaElliaPuspita
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
LSIM
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
Oktianasari Oktianasari
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
ﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
Yabniel Lit Jingga
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
Ade Rahman
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 
DHF pada Anak
DHF pada AnakDHF pada Anak
DHF pada AnakNs. Lutfi
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Kampus-Sakinah
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
elsaanggrahini
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
NuraWulandari
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
Warnet Raha
 

What's hot (20)

Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)
Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)
Modul 4 kb 1 3 t bencana (triase treatment-transportation)
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Lp anc benar
Lp anc benarLp anc benar
Lp anc benar
 
Patofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anakPatofisiologi diare pada anak
Patofisiologi diare pada anak
 
Patofisiologi dhf
Patofisiologi dhfPatofisiologi dhf
Patofisiologi dhf
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
format pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitasformat pengkajian keperawatan komunitas
format pengkajian keperawatan komunitas
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Lp bronkopneumonia
Lp bronkopneumoniaLp bronkopneumonia
Lp bronkopneumonia
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
DHF pada Anak
DHF pada AnakDHF pada Anak
DHF pada Anak
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Askep oksigenasi
Askep oksigenasiAskep oksigenasi
Askep oksigenasi
 
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
3. asuhan keperawatan pada batu ginjal
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 

Similar to Askep anak dengan hemofilia

Hemofilia slide
Hemofilia slideHemofilia slide
Hemofilia slide
Institution
 
Kmb kelainan pendarahan
Kmb kelainan pendarahanKmb kelainan pendarahan
Kmb kelainan pendarahan
Operator Warnet Vast Raha
 
PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx
PPT Belajar bareng_hemofilia.pptxPPT Belajar bareng_hemofilia.pptx
PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx
Reynaldo Rahima Putra
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Chintyapsari
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
rena rasyidah
 
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANMANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
Supri Adi
 
Pleno modul 4 blok 11
Pleno  modul 4 blok 11Pleno  modul 4 blok 11
Pleno modul 4 blok 11
Trysno Wijaya
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
Muhammad Nugroho
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Wulung Gono
 
Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)
Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)
Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)
Annisa Liana
 
03 HEMOFILIA.pptx
03 HEMOFILIA.pptx03 HEMOFILIA.pptx
03 HEMOFILIA.pptx
putrirahmah12
 
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakTatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Dokter Tekno
 
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptxmanagemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
zidnifatayan1
 
ppt ITP.pptx
ppt ITP.pptxppt ITP.pptx
ppt ITP.pptx
NadelaAfif
 
5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx
5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx
5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx
MaykelAvrialdo
 
Presentation perdarahan masa nifas
Presentation perdarahan masa nifasPresentation perdarahan masa nifas
Presentation perdarahan masa nifas
D3 Keperawatan Anging Mammiri Makassar
 
PPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptx
PPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptxPPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptx
PPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptx
MeliaAgustin2
 
Jurnal hpok
Jurnal hpokJurnal hpok
Jurnal hpok
gustinharun
 
Coagulation 4
Coagulation 4Coagulation 4
Coagulation 4
shaddamiano
 

Similar to Askep anak dengan hemofilia (20)

Hemofilia slide
Hemofilia slideHemofilia slide
Hemofilia slide
 
Kmb kelainan pendarahan
Kmb kelainan pendarahanKmb kelainan pendarahan
Kmb kelainan pendarahan
 
Definisi hemofilia
Definisi hemofiliaDefinisi hemofilia
Definisi hemofilia
 
PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx
PPT Belajar bareng_hemofilia.pptxPPT Belajar bareng_hemofilia.pptx
PPT Belajar bareng_hemofilia.pptx
 
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptxKel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
Kel.6 _ Gangguan Pembekuan Darah.pptx
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
 
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHANMANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
MANAJEMEN PENDERITA HEMOFILIA PADA ANAK YANG MENGALAMI PROSEDUR PEMBEDAHAN
 
Pleno modul 4 blok 11
Pleno  modul 4 blok 11Pleno  modul 4 blok 11
Pleno modul 4 blok 11
 
Hemostasis uii
Hemostasis uiiHemostasis uii
Hemostasis uii
 
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DICPerdarahan, Trombosis, dan DIC
Perdarahan, Trombosis, dan DIC
 
Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)
Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)
Kelompok 3 ( kelompok 5 & 6)
 
03 HEMOFILIA.pptx
03 HEMOFILIA.pptx03 HEMOFILIA.pptx
03 HEMOFILIA.pptx
 
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada AnakTatalaksana Perdarahan Pada Anak
Tatalaksana Perdarahan Pada Anak
 
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptxmanagemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
managemen anestesi pada pasien dengan gangguan faktor koagulasi (2).pptx
 
ppt ITP.pptx
ppt ITP.pptxppt ITP.pptx
ppt ITP.pptx
 
5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx
5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx
5_Gangguan Pembekuan pada Masa Hamil.pptx
 
Presentation perdarahan masa nifas
Presentation perdarahan masa nifasPresentation perdarahan masa nifas
Presentation perdarahan masa nifas
 
PPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptx
PPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptxPPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptx
PPT-Haemoragic-Post-Partum-melia zahra.pptx
 
Jurnal hpok
Jurnal hpokJurnal hpok
Jurnal hpok
 
Coagulation 4
Coagulation 4Coagulation 4
Coagulation 4
 

Recently uploaded

Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (20)

Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 

Askep anak dengan hemofilia

  • 1.
  • 2. DEFINISI • Hemofilia adalah gangguan produksi faktor pembekuan yang diturunkan, berasal dari bahasa Yunani, yaitu haima yang artinya darah dan philein yang artinya mencintai atau suka. Walaupun sebenarnya maknanya tidak sesuai, namun kata hemofilia tetap dipakai
  • 3. • Hemofilia adalah penyakit koagulasi darah congenital karena anak kekurangan factor pembekuan VIII (Hemofilia A) atau factor IX (Hemofilia B).
  • 4. • Kelainan perdarahan yang diturunkan pertama kali didokumentasikan di abad kedua oleh Kerajaan Babilonia.
  • 5.
  • 6. Hemofilia merupakan penyakit genetik yang diturunkan secara x-linked resesif berdasarkan hukum Mendel dari orang tua kepada anaK- anaknya. Penyakit ini terjadi akibat kelainan sintesis salah satu faktor pembekuan, dimana pada hemofilia A terjadi kekurangan F VIII (Antihemophilic factor), sedangkan pada hemofilia B terjadi kekurangan F IX (Christmas factor). Hemofilia A mencakup 80-85% dari keseluruhan penderita hemofilia
  • 7. Secara klinis hemofilia dapat dibagi menjadi • 1. hemofilia ringan • 2. hemofilia sedang • 3. hemofilia berat • berdasarkan derajat kekurangan faktor pembekuan yang bersangkutan
  • 8. 1. Hemofilia berat terjadi apabila konsentrasi faktor VIII dan faktor IX plasma kurang dari 1 %. 2. Hemofilia sedang jika konsentrasi plasma 1 % – 5 %. 3. Hemofilia ringan apabila konsentrasi plasma 5 % – 25 % dari kadar normal.
  • 9.
  • 10. Epidemiologi • Hemofilia tersebar di seluruh ras di dunia dengan prevalensi sekitar 1 dalam 10.000 penduduk untuk hemofilia A dan 1 dalam 50.000 penduduk untuk hemofilia B. • Di Indonesia, terdapat 334 orang penderita hemofilia A, 48 orang penderita hemofilia B dan 1006 orang penderita hemofilia yang belum ditentukan jenisnya
  • 11. Pathofisiologi • Hemofilia merupakan penyakit kongenital yang diturunkan oleh gen resesif x-linked dari pihak ibu. • Faktor VIII dan faktor IX adalah protein plasma yang merupakan komponen yang diperlukan untuk pembekuan darah, faktor- faktor tersebut diperlukan untuk pembentukan bekuan fibrin pada tempat pembuluh cidera
  • 12. • Mekanisme pembekuan pada penderita hemofili mengalami gangguan, dimana dalam mekanisme tersebut terdapat faktor pembekuan yang di beri nama dengan angka romawi, I – XIII. Dapat dilihat pada tabel di bawah:
  • 13. Faktor-faktor koagulasi Angka Internasional sinonim I Fibrinogen II Protrombin III Tromboplastin IV Kalsium V Faktor labil, proakselerin VI Faktor labil, akselerin VII Faktor stabil, prokonvertin VIII Faktor antihemofili (AHF), atau antiglobulin (AHG) IX Faktor christmas, komponen tromboplastin plasma (plasma thromboplastin componen / PTC) X Faktor Stuart-Power XI Plasma thromboplastin yang mendahului (antecedent) PTA XII Faktor Hageman XIII Faktor penstabil-fibrin
  • 14. • Proses hemostasis tergantung pada faktor koagulasi, trombosit dan pembuluh darah. Mekanisme hemostasis terdiri dari respons pembuluh darah, adesi trombosit, agregasi trombosit, pembentukan bekuan darah, stabilisasi bekuan darah, pembatasan bekuan darah pada tempat cedera oleh regulasI antikoagulan, dan pemulihan aliran darah melalui proses fibrinolisis dan penyembuhan pembuluh darah.
  • 15. • Cedera pada pembuluh darah akan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah dan terpaparnya darah terhadap matriks subendotelia. Faktor Von Willebrand (vWF) akan teraktifasi dan diikuti adesi trombosit. Setelah proses ini, adenosine diphosphatase, tromboxane A2 dan protein lain trombosit dilepaskan granul yang berada di dalam trombosit dan menyebabkan agregasi trombosit dan perekrutan trombosit lebih lanjut. Cedera pada pembuluh darah juga melepaskan tissue factor dan mengubah permukaan pembuluh darah, sehingga memulai kaskade pembekuan darah dan menghasilkan fibrin. Selanjutnya bekuan fibrin dan trombosit ini akan distabilkan oleh faktor XIII.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19.
  • 20. • Pada penderita hemofilia dimana terjadi defisit F VIII atau F IX maka pembentukan terlambat dan tidak stabil. Oleh karena itu penderita hemofilia tidak berdarah lebih cepat, hanya perdarahan sulit berhenti. Pada perdarahan dalam ruang tertutup seperti dalam sendi, proses perdarahan terhenti akibat efek amponade. Namun pada luka yang terbuka dimana efek tamponade tidak ada, perdarahan masif dapat terjadi. Bekuan darah yang terbentuk tidak kuat dan perdarahan ulang dapat terjadi akibat proses fibrinolisis alami atau trauma ringan
  • 21.
  • 22. • Defisit F VIII dan F IX ini disebabkan oleh mutasi pada gen F8 dan F9. Gen F8 terletak di bagian lengan panjang kromosom X di regio Xq28, sedangkan gen F9 terletak di regio Xq27. • Mutasi gen F8 dan F9 ini diturunkan secara x- linked resesif sehingga anak laki-laki atau kaum pria dari pihak ibu yang menderita kelainan ini.
  • 23. Manifestasi Klinis 1. Masa Bayi (untuk diagnosis) a. Perdarahan berkepanjangan setelah sirkumsisi b. Ekimosis subkutan di atas tonjolan-tonjolan tulang (saat berumur 3-4 bulan) c. Hematoma besar setelah infeksi d. Perdarahan dari mukosa oral. e. Perdarahan Jaringan Lunak
  • 24. 2. Episode Perdarahan (selama rentang hidup) a. Gejala awal : nyeri b. Setelah nyeri : bengkak, hangat dan penurunan mobilitas) 3. Sekuela Jangka Panjang Perdarahan berkepanjangan dalam otot menyebabkan kompresi saraf dan fibrosis otot.
  • 25.
  • 26.
  • 27. Komplikasi 1. Artropati progresif, melumpuhkan 2. Kontrakfur otot 3. Paralisis 4. Perdarahan intra kranial 5. Hipertensi 6. Kerusakan ginjal 7. Splenomegali 8. Hepatitis 9. AIDS (HIV) karena terpajan produk darah yang terkontaminasi. 10. Antibodi terbentuk sebagai antagonis terhadap faktor VIII dan IX 11. Reaksi transfusi alergi terhadap produk darah 12. Anemia hemolitik 13. Trombosis atau tromboembolisme
  • 28. Uji Laboratorium dan Diagnostik 1. Uji Laboratorium (uji skrining untuk koagulasi darah) a. Jumlah trombosit (normal) b. Masa protrombin (normal) c. Masa trompoplastin parsial (meningkat, mengukur keadekuatan faktor koagulasi intrinsik) d. Masa perdarahan (normal, mengkaji pembentukan sumbatan trombosit dalam kapiler) e. Assays fungsional terhadap faktor VIII dan IX (memastikan diagnostik) f. Masa pembekuan trompin
  • 29. 2. Biapsi hati (kadang-kadang) digunakan untuk memperoleh jaringan untuk pemeriksaan patologi dan kultur. 3. Uji fungsi hati (SGPT, SGOT, Fosfatase alkali, bilirubin)
  • 30. Pengkajian Keperawatan 1. Pengkajian sistem neurologik a. Pemeriksaan kepala b. Reaksi pupil c. Tingkat kesadaran d. Reflek tendo e. Fungsi sensoris 2. Hematologi a. Tampilan umum b. Kulit : (warna pucat, petekie, memar, perdarahan membran mukosa atau dari luka suntikan atau pungsi vena) c. Abdomen (pembesaran hati, limpa)
  • 31. 3. Kaji anak terhadap perilaku verbal dan nonverbal yang mengindikasikan nyeri 4. Kaji tempat terkait untuk menilai luasnya tempat perdarahan dan meluasnya kerusakan sensoris, saraf dan motoris. 5. Kaji kemampuan anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (misal : menyikat gigi) 6. Kaji tingkat perkembangan anak 7. Kaji Kesiapan anak dan keluarga untuk pemulangan dan kemampuan menatalaksanakan program pengobatan di rumah. 8. Kaji tanda-tanda vital (TD, N, S, Rr)
  • 32. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko injuri b.d perdarahan 2. Nyeri b.d perdarahan dalam jaringan dan sendi 3. Risiko kerusakan mobilitas fisik b.d efek perdarahan pada sendi dan jaringan lain. 4. Perubahan proses keluarga b.d anak menderita penyakit serius
  • 33. Intervensi Keperawatan DP I Tujuan : Menurunkan risiko injuri Intervensi : 1. Ciptakan lingkungan yang aman dan memungkinkan proses pengawasan 2. Beri dorongan intelektual / aktivitas kreatif 3. Dorong OR yang tidak kontak (renang) dan gunakan alat pelindung : helm 4. Dorong orang tua anak untuk memilih aktivitas yang dapat diterima dan aman 5. Ajarkan metode perawatan / kebersihan gigi. 6. Dorong remaja untuk menggunakan shaver hindari ROM pasif setelah episode perdarahan akut. 7. Beri nasehat pasien untuk mengenakan identitas medis. 8. Beri nasehat pasien untuk tidak mengkonsumsi aspirin, bisa disarankan menggunakan Asetaminofen.
  • 34. DP 1 Tujuan : Sedikit atau tidak terjadi perdarahan Intervensi : 1. Sediakan dan atur konsentrat faktor VIII + DDAVP sesuai kebutuhan. 2. Berikan pendidikan kesehatan untuk pengurusan penggantian faktor darah di rumah. 3. Lakukan tindakan suportif untuk menghentikan perdarahan • Beri tindakan pada area perdarahan 10 – 15 menit. • Mobilisasi dan elevasi area hingga diatas ketinggian jantung. • Gunakan kompres dingin untuk vasokonstriksi.
  • 35. DP II Tujuan : Pasien tidak menderita nyeri atau menurunkan intensitas atau skala nyeri yang dapat diterima anak. Intervensi : 1. Tanyakan pada klien tengtang nyeri yang diderita. 2. Kaji skala nyeri. 3. Evaluasi perubahan perilaku dan psikologi anak. 4. Rencanakan dan awasi penggunaan analgetik. 5. Jika injeksi akan dilakukan, hindari pernyataan “saya akan memberi kamu injeksi untuk nyeri”. 6. Hindari pernyataan seperti “obat ini cukup untuk orang nyeri”. 7. “Sekarang kamu tidak membutuhkan lebih banyak obat nyeri lagi”. 8. Hindari penggunaan placebo saat pengkajian/ penatalaksanaan nyeri.
  • 36. DP III Tujuan : Menurunkan resiko kerusakan mobilitas fisik. Intervensi : 1. Elevasi dan immobilisasikan sendi selama episode perdarahan. 2. Latihan pasif sendi dan otot. 3. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk program latihan. 4. Konsultasikandengan perawat kesehatan masyarakat dan terapi fisik untuk supervisi ke rumah. 5. Kaji kebutuhan untuk manajemen nyeri. 6. Diskusikan diet yang sesuai. 7. Support untuk ke ortopedik dalm rehabilitasi sendi.
  • 37. • DP IV Tujuan : Klien dapat menerima support adekuat. Intervensi : 1. Rujuk pada konseling genetik untuk identifikasi kerier hemofilia dan beberapa kemungkinan yang lain. 2. Rujuk kepada agen atau organisasi bagi penderita hemofilia.