Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
kajian kepustakaan (library research) terhadap buku-buku Ushul Fikih dan Fikih
Kontemporer.
Topik al-Qawaid al-Ushuliyah at-Tasyri‟iyah sebenarnyatelah banyak ditulis oleh
para sarjana. Konsep tentang Maslahah dan Maqashid al-Syariah juga merupakan satu
rangkaian pembahasan dengan al-Qawaid al-Ushuliyah. Namun, dalam tulisan ini, saya
menawarkan pembacaan yang berbeda. Secara spesifik, konsep al-Qawaid al-Ushuliyah atTasyri‟iyah yang digunakan dalam tulisan ini disusun oleh Abdul Wahhab Khallaf. Saya
berupaya mempertanyakan ulang bagaimana gagasan ini dipergunakan, apakah secara parsial
(memilih kaidah yang lebih sesuai, misalnya hanya kaidah pertama saja) ataukah secara utuh
dan bersifat hirarkis. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, saya menggunakan
Pengertian Rente dan Istilah dalam Rente.
Materi Nilai Akhir Rente Pranumerando dan Nilai Akhir Rente Posrnumerando.
Pembuktian rumus Nilai Akhir Rente Pranumerando dan Nilai Akhir Postnumerando.
Contoh soal Nilai Akhir Pranumerando dan Nilai Akhir Post Numerando.
Reference:
Dr. Abdul Halim, M.M., Ak., CA., CBV., Analisis Investasi dan Aplikasinya: Dalam Aset Keuangan dan Aset Riil, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, 2018.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
5. Perkembangan Usaha Bisnis
Rumus :
Sn = a + (n-1)b
Sn = Posisi ke-n variabel
a = posisi awal variabel
n = jangka waktu
b = selisih antar variabel/rata-rata perkembangan
konstan variabel
6. Soal :
Sebuah dealer sepeda motor baru setahun
membuka usahanya. Bulan pertama stok
persediaan sepeda motor sebanyak 10 unit.
Pada akhir tahun dievaluasi rata-rata jumlah
permintaan sepeda motor setiap bulannya
sebanyak 7 unit. Berapakah jumlah stok
persediaan pada bulan ke tujuh?
Jawab :
Sn = a + (n-1) b
S7 = 10 + (7-1) 7
= 10 + 42
= 52
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. APLIKASI DERET HITUNG DALAM
EKONOMI
• Perhitungan Perkembangan Usaha
Bisnis
• Perhitungan Penyusutan Nilai
15. Penyusutan Nilai
Disebut juga dengan depresiasi dalam akuntansi
adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya.
Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan
keuangan, termasuk pajak suatu perusahaan.
Dengan metode penyusutan garis lurus (stright line
method), penyusutan nilai dari harga beli
barang/aktiva merupakan jumlah penurunan yang
besarnya selalu tetap setiap periode. Yaitu sebesar
perkalian persentase penyusutan terhadap nilai
harga beli. Sehingga dapat menggunakan prinsip
barisan aritmetika/deret hitung.
16. Penyusutan Nilai
Misal :
Kita membeli sebuah motor dengan harga Rp.15 juta. Beberapa
tahun motor itu kita pakai, apakah harganya akan tetap Rp.15
juta, > Rp.15 juta, < Rp.15 juta ?
Jika umur ekonomisnya 5 tahun maka penyusutan per tahun
dijurnal sbb:
Tahun
ke
Biaya
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai buku akhir
tahun
0 0 0 15.000.000
1 3.000.000 3.000.000 12.000.000
2 3.000.000 6.000.000 9.000.000
3 3.000.000 9.000.000 6.000.000
4 3.000.000 12.000.000 3.000.000
5 3.000.000 15.000.000 0
17. Penyusutan Nilai
Rumus :
Sn = a (1-np)
Sn = Nilai buku akhir periode ke-n
(nilai aktiva/barang setelah terjadi penyusutan
ke-n)
a = harga beli (harga awal)
n = periode akhir ke-n
p = persentase penyusutan dengan p = i%
18. Contoh Soal :
Sebuah mesin penggilingan padi dibeli dengan
harga Rp.3juta. Hitunglah berapa nilai bukunya
pada akhir tahun ke-2 dan ke-5 jika diperkirakan
besarnya penyusutan adalah 3% per tahun dari
harga belinya!
Jawab : a = Rp 3.000.000,- p = 3% = 0,03
Sn = a (1-np)
S2 = 3.000.000 x (1-2x0,03) S5 = 3.000.000 x (1-
5x0,03)
= 3.000.000 x (1-0,06) = 3.000.000 x (1-0,15)
= 3.000.000 x 0,94 = 3.000.000 x (1-0,85)
20. Soal :
Sebuah perusahaan konveksi membeli mesin ketik
seharga Rp.2.500.000,-. Berapakah persentase
penyusutan dan besarnya penyusutan setiap tahun
menurut harga belinya jika ditaksir mesin tersebut akan
berumur 5 tahun dan bernilai sisa Rp.500.000,-
Jawab : a = 2.500.000 n = 5 S5=500.000
a. S5 = 500.000
500.000 = 2.500.000 (1-5p)
1-5p = 500.000 : 2.500.000
1-5p = 0,2
5p = 1-0,2
p = 0,8 / 5
p = 0,16 =16%
21. b. Besarnya penyusutan setiap tahun :
16% x Rp.2.500.000,- = Rp 400.000,-
Tahun
ke
Beban
Penyusutan
Akumulasi
Penyusutan
Nilai buku akhir
tahun
0 0 0 2.500.000
1 400.000 400.000 2.100.000
2 400.000 800.000 1.700.000
3 400.000 1.200.000 1.300.000
4 400.000 1.600.000 900.000
5 400.000 2.000.000 500.000
22. Latihan :
Pada awal tahun 2005 PT. Y membeli sebuah
aktiva seharga Rp 15.000.000,- Aktiva tersebut
menyusut 12,5% tiap tahun dari harga beli.
Tentukan :
a. Nilai aktiva pada awal tahun 2010
b. Akumulasi penyusutan selama 6 tahun
Jawab :
Diketahui : a = 15.000.000 p =12,5% = 0,125
23. a. Dari awal tahun 2005 sampai awal tahun
2010
5 tahun (n = 5)
Sn = a (1-np)
S5 = 15.000.000 x (1-5x0,125)
= 15.000.000 x (1-0,625)
= 15.000.000 x 0,375
= 5.625.000
Nilai/harga aktiva pada awal tahun 2010 adalah
Rp. 5.625.000,-
24. b. Untuk menghitung akumulasi (total)
penyusutan selama 6 tahun, ada 2 cara :
Cara 1 :
Penyusutan setiap tahun = 12,5% x 15.000.000 =
1.875.000
Total penyusutan 6 tahun= 6 x 1.875.000 = 11.250.000
Cara 2 :
Total persentase 6 tahun = 6 x12,5% = 75%
Total penyusutan 6 tahun= 75% x 15.000.000 =
11.250.000
Jadi total penyusutan selama 6 tahun adalah sebesar
25.
26. APLIKASI DERET HITUNG DALAM
EKONOMI
• Perhitungan Perkembangan Usaha
Bisnis
• Perhitungan Penyusutan Nilai
• Perhitungan Bunga Tunggal
27. Perhitungan bunga tunggal
Bunga tunggal disebut juga bunga flat/tetap. Yaitu
bunga yang diperoleh pada setiap jangka waktu
tertentu dengan jumlah yang tetap dihitung
berdasarkan modal awal/dana investasi.
Misal :
Indah mendepositokan uangnya di bank senilai
Rp.1juta. Setiap bulannya ia menerima bunga
Rp.100.000,-. Maka direkening tercatat :
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1.000.000 1.100.000 1.200.000
28. Perhitungan bunga tunggal
Rumus :
Sn = a (1+np)
Sn = Modal/Dana akhir periode ke-n
a = Modal awal (dana yang diinvestasikan)
n = jangka waktu
p = persentase bunga dengan p = i%
29. Contoh Soal
Suatu dana diinvestasikan sebesar Rp.1juta
dengan tingkat pengembalian flat selama 3
tahun dengan suku bunga 18% per tahun.
Tentukan jumlah dana yang diinvestasikan pada
akhir periode setelah dibungakan!
Jawab : a = 1.000.000 n = 3 p = 18% = 0,18
S3 = 1.000.000 x (1+ (3 x 0,18)
= 1.000.000 x (1+ 0,54)
= 1.000.000 x 1,54
= 1.540.000
30. Pembuktian
Bunga = a x i%
= 1.000.000 x 18%
= 180.000
Bunga 3 th = 180.000 x 3 = 540.000
Saldo akhir = Modal (Dana Awal) + bunga 3 tahun
= 1.000.000 + 540.000 = 1.540.000
Tahun ke Dana/Modal Bunga (18%) Saldo Akhir
0 0 0 1.000.000
1 1.000.000 180.000 1.180.000
2 1.180.000 180.000 1.360.000
3 1.360.000 180.000 1.540.000
31. Soal :
Budi menabung di bank A. Setelah dibungakan
dengan tingkat bunga 15% flat pa selama 2
tahun, tabungannya menjadi Rp 6.110.000,-.
Tentukan modal awal (a)!
Jawab : p = 15% = 0,15 S2 = 6.110.000 n =
2
S2 = a (1+ (2 x 0,15)
6.110.000 = a (1 + 0,3)
a = 6.110.000 : 1,3
= 4.700.000
32. Soal :
Jika suatu modal sebesar Rp.100 juta
dibungakan selama 2 tahun dengan bunga
tunggal. Ternyata setelah 2 tahun menjadi
Rp.120 juta. Berapa % suku bunganya (p) ?
Jawab : a = 100 juta S2 = 120 juta n = 2
S2 = a (1+ n p)
120 = 100 (1 + (2p)
1+2p = 120 : 100
2p = 1,2 - 1
p = 0,2 : 2 = 0,1 = 10%