SlideShare a Scribd company logo
HIPOTENSI
TERKENDALI
PRESCIL
Raymond
• Teknik hipotensi terkendali adalah suatu
teknik anestesi umum dengan
menggunakan agen hipotensi kerja cepat
untuk menurunkan tekanan sistolik
sampai 80-90 mmHg atau MAP (tekanan
arteri rata-rata) sampai 50-60 mmHg
pada pasien normotensi.
Definisi
• Tekanan Darah Sistolik 80 – 90 mmHg
• MAP 50 – 65 mmHg
• Pada pasien hipertensi penurunan 20 – 30
% dari MAP
Target
Tujuan
• Mengurangi perdarahan
• Mengoptimalkan lapangan operasi
• Mempercepat durasi operasi
• Mengurangi kebutuhan tranfusi darah
Indikasi
• Bedah saraf dan bedah mikroskopik
• Prosedur ortopedik besar seperti total hip artroplasti
atau operasi tulang belakang yang rumit
• Pembedahan tumor yang besar
• Pembedahan daerah kepala dan leher
• Beberapa prosedur bedah plastik
Kontraindikasi
Anaesthetist
limitation
Kurang mengerti tentang
teknik dan pengalaman
Ketidakmampuan untuk
memonitor pasien dengan
adekuat
Patient
limitation
oPenyakit yang
mempengaruhi perfusi,
oksigenasi dan fungsi organ
seperti: DM dengan
komplikasi, penyakit
serebrovaskular, disfungsi
ginjal dan hepar, hipertensi
tidak terkontrol, PJK, gagal
jantung kongestif,
peningkatan TIK
Hipovolemia & anemia berat
Usia tua sekali dimana telah
terjadi penurunan fungsi
organ atau usia muda sekali
dimana fungsi organ belum
sempurna.
Resiko
• Angka mortalitas 1:291
• Penyebab tersering  menurunnya sirkulasi ke organ vital
• Tekanan darah sistolik < 80 mmHg, meningkatkan resiko
mortalitas dan morbiditas
 Penurunan cardiac output bukan merupakan metode terbaik sebab menjaga
cardiac output tetap stabil adalah penting untuk mempertahankan aliran
darah ke jaringan
Hipotensi = SVR
CO
SVR + CO
Metode untuk menurunkan
Cardiac Output (CO)
Dilatasi dari pembuluh darah dengan menggunakan
nitrogliserine untuk mengurangi preload
Penurunan kontraktilitas kardiak menggunakan
agen inhalasi atau ß-bloker
Penurunan heart rate dengan menggunakan agen
inhalasi atau betabloker
Metode untuk menurunkan resistensi
vascular perifer (SVR)
Blok dari reseptor alfa adrenergic seperti labetalol dan
phentolamine
Relaksasi dari otot halus seperti direct acting vasodilator
(nitroprusside), calcium channel blockers, agen inhalasi,
purine (adenosine), prostaglandin E1.
Manuver posisi untuk memperpanjang aksi dari agen
Hipotensi
Manajemen Anestesi dan Monitoring
Sebelum operasi
• Seorang ahli anestesi harus menguasai teknik hipotensi secara
keseluruhan
• Evaluasi pasien
• Studi menunjukkan bahwa pasien dengan Hb minimal 10 gr/dl aman
untuk dilakukan teknik hipotensi
• Analisa gas darah sebelum dan sesudah operasi dibutuhkan sebagai
acuan selama operasi dan sesudah operasi berlangsung.
• Premedikasi meliputi anxiolitik, analgesic, alpha blocker, beta blocker
dan obat anti hipertensi dapat membantu selama melakukan anestesi
dengan teknik hipotensi.
Selama operasi
• Mengurangi stress selama fase induksi
• Jika menggunakan obat hipotensi intravena, line kedua harus terpasang.
• Monitoring sangat penting
Monitoring tekanan darah dengan prosedur invasive sering di
rekomendasikan karena dapat memonitor tekanan darah denyut demi
denyut, dan juga dapat mempermudah akses untuk pemeriksaan analisa
gas darah dan hemoglobin.
EKG : terutama lead V5 dan segmen ST untuk mendeteksi adanya anemia.
Saturasi Oksigen  risiko hipoksemia akibat ketidak sesuaian antara
ventilasi dan perfusi.
End Tidal CO2 : Untuk mencegah hipercarbia dan hipokapnia. Oleh karena
itu analisa gas darah harus diperiksa secara intermiten untuk memastikan
PaCO2 dalam batas yang diinginkan.
Suhu : suhu tubuh cepat menurun jika terjadi vasodilatasi pembuluh
darah. Hipotermia dapat menurunkan tingkat efektivitas dari vasodilator
sehingga membutuhkan dosis yang lebih banyak akibat kompensasi
timbulnya vasokonstriksi.
Kehilangan darah: Respon fisiologis terhadap kehilangan darah dapat
hilang pada kondisi anestesi dengan teknik hipotensi.
Setelah operasi.
• Penanganan post operasi yang adekuat dengan fasilitas resusitasi sangat
dibutuhkan. Perhatian setelah operasi diberikan pada airway, oksigenasi,
analgesi, monitoring , posisi, perdarahan dan keseimbangan cairan.
Komplikasi
Gangguan perfusi organ utama:
• thrombosis Cerebral
• Hemiplegia
• Nekrosis hepar masif
• kebutaan
• Retinal artery thrombosis
• Ischemic optic neuropathy
Komplikasi operasi
• Reactionary hemorrhage
• Hematoma formation
Teknik Hipotensi Terkendali
Manuver Posisi
Kontrol
Ventilasi
Farmakologi
Manuver Posisi
 Setiap menaikan 2,5 cm ketinggian
vertikal, tekanan darah akan turun
2 mmHg.
 Untuk operasi daerah kepala dan
leher kepala ditinggikan 15 – 20
derajat dan menghindari
bendungan vena karena leher
tertekuk.
Nilai PaCO2 harus dikontrol dan dipertahankan mendekati nilai normal
Hipoventilasi
PaCO2
meningkat
Pelepasan
katekolamin
Tekanan
darah
meningkat
Agen hipotensif
Gas inhalasi (isoflurane, sevoflurane)
Vasodilator (Na nitroprusside, nitrogliserin)
Beta-adrenoreceptor antagonist (labetalol, esmolol)
Alpha-2 adrenergic agonist (clonidine, dexmedetomidine)
CCB (nicardipine, nifedipine, diltiazem, verapamil)
Opioid (remifentanil)
Agen anesthesia volatile
Sevofluran
• Umumnya untuk anak-anak: induksinya cepat, nyaman dan toleransi
terhadap jalan nafas lebih baik dibandingkan inhalasi yang lain
Isoflurane
• Onset kerja cepat, mudah dikontrol dan efek kardiovaskuler cepat
pulih setelah obat dihentikan.
• Memiliki efek minimal terhadap kontraktilitas otot jantung pada
konsentrasi inspirasi yang rendah.
• Keuntungannya adalah meningkatkan dosis isofluran tidak hanya
menghasilkan efek vasodilatasi dan hipotensi, tetapi juga menekan
sistim saraf pusat sehingga meminimalkan reflek vasokonstriksi atau
takikardi akibat stimulasi baroreseptor
Nitroglicerin
( Direct vasodilator/
nitric oxide release )
Keuntungan Kerugian
Sodium Nitroprusside
( Direct vasodilator/ nitric oxide release )
 Acute cyanide toxicity: metabolic acidosis, cardiac
arrhythmias, peningkatan oksigen dalam vena, tachyphylaxis
 Akumulasi thiocyanate disfungsi tiroid, kelemahan otot,
mual, hipoksia, dan akut psikosis toksik.
 Akumulasi methemoglobinemia ditatalaksana dengan
methylene blue (1-2 mg/kg pada 1% solution selama 5 menit)
mengubah methemoglobin menjadi hemoglobin
 Tatalaksana:
 ventilasi 100% oksigen
 Na thiosulfate 150 mg/kg dalam 15’
 3% Na sitrat 5 mg/kg dalam 5’
Sodium Nitroprusside
( Direct vasodilator/ nitric oxide release )
1. Dilatasi vascular beds vena dan arteriolar
 Penurunan preload dan afterload
 Penurunan resistensi vaskuler perifer
 Dapat menyebabkan intra-coronary steal
2. Dilatasi pembuluh darah cerebral  peningkatan cerebral blood volume 
peningkatan TIK
3. Dilatasi arteri pulmoner  menurunkan perfusi alveoli normal 
meningkakan dead space fisiologis  V/Q mismatch  menurunkan
oksigenasi arterial
Sodium
Nitroprusside
( Direct vasodilator/ nitric oxide
release )
Keuntungan Kerugian
Meningkatkan TIK
Meningkatkan
pulmonary shunt
Stimulasi simpatis
Rebound hypertension
Onset cepat
Mudah untuk dititrasi
Meningkatkan cardiac
output
Dosis : 0,25 – 0,5
mcg/kgBB/menit IV
dapat dititrasi setiap 1-
2 menit , maksimal 10
mcg/kgBB/menit
Alfa-adrenergic blocker (Clonidine)
Vasodilatasi melalui mekanisme hambatan kompetitif reseptor
adrenergik post-sinaps dalam sistim simpatis
•menempati reseptor a2 di susunan saraf pusat  penurunan
kerja simpatis  penurunan resistensi jantung  penurunan TD.
•Bolus IV 1-2mcg/kgBB, Durasi 3-7 jam
•Spinal 1-2mcg/kgBB
•Epidural 2-4 mcg/kgBB
•Oral 2-4 mcg/kgBB
Clonidin
Calcium channel blocker (nicardipine)
•  efek ke konduksi jantung dan kontraktilitas
ventrikel minimal.
Vasodilator arterial selektif
Efek terhadap preload minimal, jika
dibandingkan dengan nitrat
Peningkatan cardiac output
Calcium channel blocker (nicardipine)
Vasodilator arterial selektif  efek ke konduksi
jantung dan kontraktilitas ventrikel minimal.
Efek terhadap preload minimal, jika
dibandingkan dengan nitrat
Peningkatan cardiac output
PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx

More Related Content

What's hot

Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCCVentricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Imelda Wijaya
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
Kharima SD
 
Anestesi pediatrik
Anestesi pediatrikAnestesi pediatrik
Anestesi pediatrik
Deady Nurdianto
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
Septyne Rahayuni Putri
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
ADam Raeyoo
 
SPIROMETRI LENGKAP.ppt
SPIROMETRI LENGKAP.pptSPIROMETRI LENGKAP.ppt
SPIROMETRI LENGKAP.ppt
NissaKhairun
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Seascape Surveys
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
fikri asyura
 
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri YanuarVentilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
fikri asyura
 
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptxPenggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Dokterdiaphragma
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Robertus Arian Datusanantyo
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
Eri Yanuar Akhmad B Sunaryo
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
Andika August
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
Fais PPT
 
Ii. obat otonom
Ii. obat otonomIi. obat otonom
Ii. obat otonom
Syifa Dhila
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
DwiKartikaRukmi
 

What's hot (20)

Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCCVentricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
Ventricular aritmia (VT) Afdhalun Hakim, MD, FIHA, FAsCC
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Elektrolit
ElektrolitElektrolit
Elektrolit
 
Anestesi pediatrik
Anestesi pediatrikAnestesi pediatrik
Anestesi pediatrik
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011Guideline stroke-2011
Guideline stroke-2011
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
SPIROMETRI LENGKAP.ppt
SPIROMETRI LENGKAP.pptSPIROMETRI LENGKAP.ppt
SPIROMETRI LENGKAP.ppt
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNGMEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
MEKANISME KOMPENSASI JANTUNG
 
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri YanuarVentilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
Ventilasi Mekanik (Mechanical Ventilator) Eri Yanuar
 
Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptxPenggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
Penggunaan Ca Gluconas pada Transfusi Darah.pptx
 
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan SistematisMembaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
Membaca Elektrokardiografi dengan Mudah dan Sistematis
 
Pengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasarPengenalan ekg dasar
Pengenalan ekg dasar
 
Cairan infus
Cairan infusCairan infus
Cairan infus
 
Ulkus peptikum
Ulkus peptikum Ulkus peptikum
Ulkus peptikum
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Ii. obat otonom
Ii. obat otonomIi. obat otonom
Ii. obat otonom
 
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
Assesment, interpretation n management of cranial nerve dysfunction
 

Similar to PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx

ppt hipotensi anestesi.pptx
ppt hipotensi anestesi.pptxppt hipotensi anestesi.pptx
ppt hipotensi anestesi.pptx
AparimintaHerning1
 
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptxAnestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
VisckaRazzaq
 
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.pptManajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
FirstiafinaTiffany1
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
Nur Hajriya
 
Hipertensi Sistemik (1).pptx
Hipertensi Sistemik (1).pptxHipertensi Sistemik (1).pptx
Hipertensi Sistemik (1).pptx
MutiaAgustria
 
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Ners Syamsi
 
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptBahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
FajrianAulia
 
SYOK.pptx
SYOK.pptxSYOK.pptx
SYOK.pptx
MahruriSaputra
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
AnggitaFatwa1
 
Nursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndromeNursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndromeHendra Kurnia Rakhma
 
menkas Stroke iskemik [Autosaved].pdf
menkas Stroke iskemik [Autosaved].pdfmenkas Stroke iskemik [Autosaved].pdf
menkas Stroke iskemik [Autosaved].pdf
ZahraRizqikaAliyyaSa1
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
Sulistia Rini
 
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptxncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
OpiRofidin1
 
PPT SYOK.pptx
PPT SYOK.pptxPPT SYOK.pptx
PPT SYOK.pptx
ellynsari
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorMulkan Fadhli
 
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
An Ita
 
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordisAsuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis
DidikSusetiyanto
 
TBI.pptx
TBI.pptxTBI.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
ssuser225f491
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
SulthanSalsabilNezaW
 

Similar to PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx (20)

ppt hipotensi anestesi.pptx
ppt hipotensi anestesi.pptxppt hipotensi anestesi.pptx
ppt hipotensi anestesi.pptx
 
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptxAnestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
Anestesi Bedah Saraf , PAA 2015.pptx
 
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.pptManajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
Manajemen Peningkatan TEKANAN INTRAKRANIAL.ppt
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
 
Hipertensi Sistemik (1).pptx
Hipertensi Sistemik (1).pptxHipertensi Sistemik (1).pptx
Hipertensi Sistemik (1).pptx
 
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
Syndrome resection transuretral (tur syndrom)
 
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.pptBahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
Bahan Ajar 1 Hipertensi.ppt
 
SYOK.pptx
SYOK.pptxSYOK.pptx
SYOK.pptx
 
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care UnitpptxStandard of Post Anesthesia Care Unitpptx
Standard of Post Anesthesia Care Unitpptx
 
Nursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndromeNursing care process (askep) turp syndrome
Nursing care process (askep) turp syndrome
 
menkas Stroke iskemik [Autosaved].pdf
menkas Stroke iskemik [Autosaved].pdfmenkas Stroke iskemik [Autosaved].pdf
menkas Stroke iskemik [Autosaved].pdf
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
 
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptxncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
ncp dysrhythmias ReKD 2021.pptx
 
PPT SYOK.pptx
PPT SYOK.pptxPPT SYOK.pptx
PPT SYOK.pptx
 
Acei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektorAcei sebagai reno protektor
Acei sebagai reno protektor
 
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
119076398 tatalaksana-hipertensi-pada-stroke-akut
 
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordisAsuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis
Asuhan Keperawatan Klien dengan decompensasi kordis
 
TBI.pptx
TBI.pptxTBI.pptx
TBI.pptx
 
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
[KP 2.2.4.2] Hemoptisis Masif, Emboli Paru, Infark Paru.pptx
 
Manajemen Nyeri
Manajemen NyeriManajemen Nyeri
Manajemen Nyeri
 

PRESCIL HIPOTENSI TERKENDALI.pptx

  • 2. • Teknik hipotensi terkendali adalah suatu teknik anestesi umum dengan menggunakan agen hipotensi kerja cepat untuk menurunkan tekanan sistolik sampai 80-90 mmHg atau MAP (tekanan arteri rata-rata) sampai 50-60 mmHg pada pasien normotensi. Definisi • Tekanan Darah Sistolik 80 – 90 mmHg • MAP 50 – 65 mmHg • Pada pasien hipertensi penurunan 20 – 30 % dari MAP Target
  • 3. Tujuan • Mengurangi perdarahan • Mengoptimalkan lapangan operasi • Mempercepat durasi operasi • Mengurangi kebutuhan tranfusi darah Indikasi • Bedah saraf dan bedah mikroskopik • Prosedur ortopedik besar seperti total hip artroplasti atau operasi tulang belakang yang rumit • Pembedahan tumor yang besar • Pembedahan daerah kepala dan leher • Beberapa prosedur bedah plastik
  • 4. Kontraindikasi Anaesthetist limitation Kurang mengerti tentang teknik dan pengalaman Ketidakmampuan untuk memonitor pasien dengan adekuat Patient limitation oPenyakit yang mempengaruhi perfusi, oksigenasi dan fungsi organ seperti: DM dengan komplikasi, penyakit serebrovaskular, disfungsi ginjal dan hepar, hipertensi tidak terkontrol, PJK, gagal jantung kongestif, peningkatan TIK Hipovolemia & anemia berat Usia tua sekali dimana telah terjadi penurunan fungsi organ atau usia muda sekali dimana fungsi organ belum sempurna.
  • 5. Resiko • Angka mortalitas 1:291 • Penyebab tersering  menurunnya sirkulasi ke organ vital • Tekanan darah sistolik < 80 mmHg, meningkatkan resiko mortalitas dan morbiditas
  • 6.  Penurunan cardiac output bukan merupakan metode terbaik sebab menjaga cardiac output tetap stabil adalah penting untuk mempertahankan aliran darah ke jaringan Hipotensi = SVR CO SVR + CO
  • 7. Metode untuk menurunkan Cardiac Output (CO) Dilatasi dari pembuluh darah dengan menggunakan nitrogliserine untuk mengurangi preload Penurunan kontraktilitas kardiak menggunakan agen inhalasi atau ß-bloker Penurunan heart rate dengan menggunakan agen inhalasi atau betabloker
  • 8. Metode untuk menurunkan resistensi vascular perifer (SVR) Blok dari reseptor alfa adrenergic seperti labetalol dan phentolamine Relaksasi dari otot halus seperti direct acting vasodilator (nitroprusside), calcium channel blockers, agen inhalasi, purine (adenosine), prostaglandin E1. Manuver posisi untuk memperpanjang aksi dari agen Hipotensi
  • 9. Manajemen Anestesi dan Monitoring Sebelum operasi • Seorang ahli anestesi harus menguasai teknik hipotensi secara keseluruhan • Evaluasi pasien • Studi menunjukkan bahwa pasien dengan Hb minimal 10 gr/dl aman untuk dilakukan teknik hipotensi • Analisa gas darah sebelum dan sesudah operasi dibutuhkan sebagai acuan selama operasi dan sesudah operasi berlangsung. • Premedikasi meliputi anxiolitik, analgesic, alpha blocker, beta blocker dan obat anti hipertensi dapat membantu selama melakukan anestesi dengan teknik hipotensi.
  • 10. Selama operasi • Mengurangi stress selama fase induksi • Jika menggunakan obat hipotensi intravena, line kedua harus terpasang. • Monitoring sangat penting Monitoring tekanan darah dengan prosedur invasive sering di rekomendasikan karena dapat memonitor tekanan darah denyut demi denyut, dan juga dapat mempermudah akses untuk pemeriksaan analisa gas darah dan hemoglobin. EKG : terutama lead V5 dan segmen ST untuk mendeteksi adanya anemia. Saturasi Oksigen  risiko hipoksemia akibat ketidak sesuaian antara ventilasi dan perfusi. End Tidal CO2 : Untuk mencegah hipercarbia dan hipokapnia. Oleh karena itu analisa gas darah harus diperiksa secara intermiten untuk memastikan PaCO2 dalam batas yang diinginkan. Suhu : suhu tubuh cepat menurun jika terjadi vasodilatasi pembuluh darah. Hipotermia dapat menurunkan tingkat efektivitas dari vasodilator sehingga membutuhkan dosis yang lebih banyak akibat kompensasi timbulnya vasokonstriksi. Kehilangan darah: Respon fisiologis terhadap kehilangan darah dapat hilang pada kondisi anestesi dengan teknik hipotensi.
  • 11. Setelah operasi. • Penanganan post operasi yang adekuat dengan fasilitas resusitasi sangat dibutuhkan. Perhatian setelah operasi diberikan pada airway, oksigenasi, analgesi, monitoring , posisi, perdarahan dan keseimbangan cairan. Komplikasi Gangguan perfusi organ utama: • thrombosis Cerebral • Hemiplegia • Nekrosis hepar masif • kebutaan • Retinal artery thrombosis • Ischemic optic neuropathy Komplikasi operasi • Reactionary hemorrhage • Hematoma formation
  • 12. Teknik Hipotensi Terkendali Manuver Posisi Kontrol Ventilasi Farmakologi
  • 13. Manuver Posisi  Setiap menaikan 2,5 cm ketinggian vertikal, tekanan darah akan turun 2 mmHg.  Untuk operasi daerah kepala dan leher kepala ditinggikan 15 – 20 derajat dan menghindari bendungan vena karena leher tertekuk.
  • 14. Nilai PaCO2 harus dikontrol dan dipertahankan mendekati nilai normal Hipoventilasi PaCO2 meningkat Pelepasan katekolamin Tekanan darah meningkat
  • 15. Agen hipotensif Gas inhalasi (isoflurane, sevoflurane) Vasodilator (Na nitroprusside, nitrogliserin) Beta-adrenoreceptor antagonist (labetalol, esmolol) Alpha-2 adrenergic agonist (clonidine, dexmedetomidine) CCB (nicardipine, nifedipine, diltiazem, verapamil) Opioid (remifentanil)
  • 16. Agen anesthesia volatile Sevofluran • Umumnya untuk anak-anak: induksinya cepat, nyaman dan toleransi terhadap jalan nafas lebih baik dibandingkan inhalasi yang lain Isoflurane • Onset kerja cepat, mudah dikontrol dan efek kardiovaskuler cepat pulih setelah obat dihentikan. • Memiliki efek minimal terhadap kontraktilitas otot jantung pada konsentrasi inspirasi yang rendah. • Keuntungannya adalah meningkatkan dosis isofluran tidak hanya menghasilkan efek vasodilatasi dan hipotensi, tetapi juga menekan sistim saraf pusat sehingga meminimalkan reflek vasokonstriksi atau takikardi akibat stimulasi baroreseptor
  • 17. Nitroglicerin ( Direct vasodilator/ nitric oxide release ) Keuntungan Kerugian
  • 18. Sodium Nitroprusside ( Direct vasodilator/ nitric oxide release )  Acute cyanide toxicity: metabolic acidosis, cardiac arrhythmias, peningkatan oksigen dalam vena, tachyphylaxis  Akumulasi thiocyanate disfungsi tiroid, kelemahan otot, mual, hipoksia, dan akut psikosis toksik.  Akumulasi methemoglobinemia ditatalaksana dengan methylene blue (1-2 mg/kg pada 1% solution selama 5 menit) mengubah methemoglobin menjadi hemoglobin  Tatalaksana:  ventilasi 100% oksigen  Na thiosulfate 150 mg/kg dalam 15’  3% Na sitrat 5 mg/kg dalam 5’
  • 19. Sodium Nitroprusside ( Direct vasodilator/ nitric oxide release ) 1. Dilatasi vascular beds vena dan arteriolar  Penurunan preload dan afterload  Penurunan resistensi vaskuler perifer  Dapat menyebabkan intra-coronary steal 2. Dilatasi pembuluh darah cerebral  peningkatan cerebral blood volume  peningkatan TIK 3. Dilatasi arteri pulmoner  menurunkan perfusi alveoli normal  meningkakan dead space fisiologis  V/Q mismatch  menurunkan oksigenasi arterial
  • 20. Sodium Nitroprusside ( Direct vasodilator/ nitric oxide release ) Keuntungan Kerugian Meningkatkan TIK Meningkatkan pulmonary shunt Stimulasi simpatis Rebound hypertension Onset cepat Mudah untuk dititrasi Meningkatkan cardiac output Dosis : 0,25 – 0,5 mcg/kgBB/menit IV dapat dititrasi setiap 1- 2 menit , maksimal 10 mcg/kgBB/menit
  • 21. Alfa-adrenergic blocker (Clonidine) Vasodilatasi melalui mekanisme hambatan kompetitif reseptor adrenergik post-sinaps dalam sistim simpatis •menempati reseptor a2 di susunan saraf pusat  penurunan kerja simpatis  penurunan resistensi jantung  penurunan TD. •Bolus IV 1-2mcg/kgBB, Durasi 3-7 jam •Spinal 1-2mcg/kgBB •Epidural 2-4 mcg/kgBB •Oral 2-4 mcg/kgBB Clonidin
  • 22. Calcium channel blocker (nicardipine) •  efek ke konduksi jantung dan kontraktilitas ventrikel minimal. Vasodilator arterial selektif Efek terhadap preload minimal, jika dibandingkan dengan nitrat Peningkatan cardiac output
  • 23. Calcium channel blocker (nicardipine) Vasodilator arterial selektif  efek ke konduksi jantung dan kontraktilitas ventrikel minimal. Efek terhadap preload minimal, jika dibandingkan dengan nitrat Peningkatan cardiac output