diperuntukkan bagi teman teman yang akan menghadapi ujian atau sidang untuk mempertahankan tesis. khusus untuk format presentasi, saya lampirkan contoh PPT nya. semoga bermanfaat
diperuntukkan bagi teman teman yang akan menghadapi ujian atau sidang untuk mempertahankan tesis. khusus untuk format presentasi, saya lampirkan contoh PPT nya. semoga bermanfaat
Power Point Sidang Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan Keterampilan Menarasikan Teks Wawancara Melalui Metode Cooperative Script Siswa Kelas VII E SMP Negeri 3 Sumani
Power Point Sidang Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Penelitian Tindakan Kelas
Peningkatan Keterampilan Menarasikan Teks Wawancara Melalui Metode Cooperative Script Siswa Kelas VII E SMP Negeri 3 Sumani
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional Dan Pemahaman Aplikati...Dedy Wiranto
Istilah model diartikan dalam prosedur kerja yang teratur atau sistematis, tampilan grafis, dan terdapat pemikiran yang bersifat penjelasan serta saran. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa sebuah model desain pembelajaran menyajikan bagaimana pembelajaran disajikan berdasarkan teori-teori seperti pembelajaran, psikologi, komunikasi, sistem dan sebagainya.
Ada berbagai model perancangan pembelajaran, serta setiap model pengembangan desain pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dengan adanya beraneka ragam jenis model pengembangan desain pembelajaran memberikan kesempatan yang luas bagi para pengajar untuk dapat memilih model pengembangan desain pembelajaran yang sesuai dengan ilmu atau pengetahuan yang mereka bina. Pada hal ini pendidik mendapat kesempatan untuk dapat mengembangkan model-model desain pembelajaran yang sudah ada dengan menciptakan model-model turunan dari model pengembangan desain yang sudah ada. Dengan berkembangannya model-model desain dapat memberikan jawaban atas perkembangan zaman.
Makalah Pemahaman Teoritis Dan Aplikatif Model Desain Instruksional Dick and ...Dedy Wiranto
Model pembelajaran Dick dan Carey adalah model pembelajaran yang dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Pendekatan yang mempertimbangkan tahapan tahapan pemecahan masalah yang setiap langkah di pahami dan menghasilkan sebuah solusi alternatif dan solusi yang di pilih dapat di terapkan. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan oleh Dick dkk yang terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Terhadap komponen-komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi. Dick dan Carey memasukan unsure kognitif dan behavioristik yang menekankan pada respon siswa terhadap stimulus yang dihadirkan. Unsur kognitif yang mengutamakan daya kognitif atau daya pemikiran dari peserta didik dan unsur behavioristik yang mengedepankan tingkah laku peserta didik dalam pembelajaran.
Makalah Asumsi Dasar Dan Definisi Desain Instruksional (Project Minerva Instr...Dedy Wiranto
Sebelum membahas model pengembangan instruksional, perlu dipahami dulu apa itu pengembangan instruksional. Pengembangan instruksional merupakan terminalogi yang berkembang sejak tahun 1970, dimana Indonesia mulai popular menggunakan PPSI
( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional).
Merangkum dan mengkaji pendapat Clarence Schauer (1971), Hamreus (1971), Buhl (1975), Twelker, Urbach dan Buck (1972), Reigeluth (1978) dan AT&T pengertian pengembangan instruksional adalah proses yang sistematis dalam mencapai tujuan instruksional secara efektif dan efisien melalui pengidentifikasian masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta pengevaluasian terhadap strategi dan bahan instruksional tersebut untuk menentukan apanya yang harus dievaluasi.
Pengembangan instruksional dan desain instruksional secara konseptual dapat dipilah bidang garapannya. Proses desain dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan indentifikasi bahan dan strategi instruksional. Sedangkan proses pengembangan dimulai dengan memilih atau mengembangkan bahan instruksional dan menuangkannya ke dalam strategi instruksional yang telah didesain kemudian diakhiri dengan mengevaluasi strategi berikut bahan instruksional tersebut untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensinya.
Makalah Kegiatan Instruksional Berbasis KompetensiDedy Wiranto
Teknologi pendidikan berarti suatu proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide, alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah yang berkaitan dengan segala aspek belajar (AECT, 1971). Teknologi instruksional juga berpengertian seperti itu, tetapi dibatasi hanya pada situasi belajar yang terkontrol dan bertujuan. Jadi, penggarapan pada teknologi instruksional tidak untuk seluruh aspek belajar seperti halnya pada teknologi pendidikan.
Teknologi instruksional dirumuskan sebagai proses yang kompleks dan terpadu yang meliputi manusia, prosedur, ide alat, dan organisasi untuk menganalisis masalah serta merancang, melaksanakan, menilai, dan mengelola usaha pemecahan masalah dalam situasi belajar yang bertujuan dan terkendali. Di sini perlu digaris bawahi ke dalam situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendaliâ yang berarti tidak menggarap semua aspek belajar. Situasi belajar yang bertujuan dan yang terkendali di sini berarti banyak berkaitan dengan kegiatan instruksional, kegiatan membelajarkan sasaran dengan segala komponen yang diperlukannya. komponen-komponen instruksional yaitu pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan adalah bidang-bidang yang digarap untuk kepentingan instruksional. Komponen-komponen tersebut, baik sebagian maupun seluruhnya, dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan hasil belajar sasaran secara terkendali sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...Dedy Wiranto
Dewasa ini kegiatan proses pembelajaran diselenggarakan sebagai suatu usaha sadar dan terencana sebagai suatu upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga dapat menjangkau ranah hasil pembelajaran, baik secara peningkatan dalam ranah kognisi, afeksi dan ranah psikomotorik dalam bentuk perubahan sikap dan prilaku. Sehingga setiap lembaga pendidikan perlu dikelola oleh mereka yang memiliki kompetensi dalam membuat desain atau pola pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perubahan dan penyesuaian dan adanya inovasi dalam proses pembelajaran.
Makalah Terminologi dan Implementasi Desain IntruksionalDedy Wiranto
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Kurikulum dijadikan pedoman seorang guru dalam melaksanakan suatu pembelajaran didalam kelas disuatu instansi pendidikan. Seorang guru harus mengetahui dan memahami secara utuh tentang implementasi kurikulum. Karena kuikulum juga berisi tentang tujuan tujuan yang hendak dicapai didalam pendidikan. Tujuan ini lah yang akan atau ingin digapai oleh seorang guru. Karena sukses atau tidaknya suatu pembelajaran yang telah dilaksanakan bergantung tujuan yang telah dibuat guna dicapai. Jika tujuan ini belum bisa dicapai berarti pembelajaran yang selama ini telah dilaksanakan belum bisa dikatakan ekektif dan efisien.
Analisis Dimensi Sosial “Metode Numbered Head Together (NHT)"Dedy Wiranto
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa (Hamalik, 2002) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai perangkat belajar yang ada. Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik. Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan tepat kepada peserta didik, sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi belajar dan intelegensi pada siswa.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan diarahkan untuk
mencapaitujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar melakukan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.
Makalah Pendidikan Karakter Untuk Memajukan Negara IndonesiaDedy Wiranto
Pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dengan perkembangan fisik, kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut. Lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pesatnya perubahan zaman dewasa ini yang sangat berpengaruh terhadap anak-anak didik dalam berfikir, bersikap dan berperilaku, khususnya terhadap mereka yang masih dalam tahap perkembangan dalam transisi yang mencari identitas diri.
Makalah Teori Pembelajaran Menurut Edwin Ray GuthrieDedy Wiranto
Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku Individu. Belajar merupakan hal yang sangat penting dan harus di jalani oleh setiap manusia. Dengan Pendidikan sesorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, dengan pendidikan seseorang bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, dan dengan Pendidikan juga seseorang bisa merumuskan tujuan hidup.
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan,kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74).
Makalah Aliran-aliran Dalam PendidikanDedy Wiranto
Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam perkembangan itulah muncul berbagai pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan pendidikan atau yang disebut dengan aliran-aliran dalam pendidikan. Adanya aliran-aliran dalam pendidikan dan pemikiran-pemikiran pendidikan dimulai sejak awal hidup manusia karena setiap manusia selalu dihadapkan dengan generasi penerus (generasi muda). Pemikiran-pemikiran dalam pendidikan selalu berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yang akan selalu menimbulkan pro dan kontra, bermula dari pro dan kontra inilah bermunculan suatu pemikiran-pemikiran yang baru. Pemikiran-pemikiran baru tersebut muncul karena pemikiran-pemikiran lama yang mengalami perkembangan dan pembaharuan dari masa ke masa. Hal ini disebabkan pemikiran dari generasi sebelumnya di jadikan bahan diskusi oleh generasi penerusnya.
Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin, bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan pengertian moral, yang dari segi substantif materiilnya tidak ada perbedaan, akan tetapi bentuk formalnya berbeda.
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Makalah Layanan Terhadap Anak Berkesulitan Kognitif/Akademik.docxDedy Wiranto
Kesulitan belajar kognitif adalah salah satu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembangan (development learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning disabilities). Kesulitan belajar jenis ini perlu mendapat perhatian karena sebagian besar dari belajar akademik terkait dengan ranah kognitif. Kognitif merupakan suatu yang berhubungan dengan proses berpikir guna untuk mengetahui atau memahami sesuatu. Wujud dari penggunaan fungsi kemampuan kognitif seseorang dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan matematika (Wienman. 1981: 142).
Makalah Model Pengembangan Kurikulum Adaptif Pada Pendidikan Kelas KhususDedy Wiranto
Pendidikan untuk semua adalah satu konsep yang seharusnya diwujudkan dalam kehidupan kita. Hal ini terkait dengan berbagai upaya untuk mencipatakan kondisi kehidupan yang lebih baik dan kondusif. Pendidikan menjadi satu jembatan untuk menciptakan kehidupan sebagai upaya mengubah kondisi sulit menjadi kondisi yang mudah dijalani, Saroni (2012 : 19). Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuhkembngkan potensi-potensi kemanusiaannya. Tirtarahardja & La Sulo (2005 : 1).
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Pendidikan khusus merupakan pendidikan yang diperuntukan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena memiliki kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Oleh karena itu, untuk mendorong kemampuan pembelajaran mereka dibutuhkan lingkungan belajar yang kondusif, baik tempat belajar, metoda, sistem penilaian, sarana dan prasarana serta yang tidak kalah pentingnya adalah tersedianya media pendidikan yang memadai sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Makalah Standar Kompetensi Pendidikan Kelas Khusus dan Komponen KurikulumDedy Wiranto
Menurut permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 Pasal 1, pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Inclusive Education untuk siswa dengan Special Education Need di sekolah umum adalah menjadi salah satu reformasi seperti dalam sistem pendidikan saat ini. Dan ia juga menuliskan bahwa IE mengacu pada semua yang dihargai, diterima, dan dihormati terlepas dari latar belakang etnis dan budaya, social ekonomi, keadaan, kemampuan, jenis kelamin, usia, agama, keyakinan, dan perilaku.
Makalah Penyebab Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak normal pada umumnya. Kebutuhan akan pendidikan adalah milik semua orang, tidak terkecuali anak berkebutuhan khusus atau ABK. Keterbatasan yang dialami menjadikan anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak.
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. TUGAS IMPLEMETASI PENGEMBANGAN KURIKULUM
“Anotasi Bibliografi”
Disusun Oleh :
Dedy Wiranto (1102415010)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
2. Hamalik, O. (2010) Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Buku ini merupakan buku ajar pada SPS Universitas Pendidikan Indonesia
yang tidak hanya menjadi buku daras di Program Magister UPI tetapi juga menjadi
rujukan bagi mahasiswa, peneliti, dan masyarakat yang ingin mempelajari studi
tentang kurikulum di Indonesia.
Secara garis besar buku ini dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama,
pendahuluan. Membahas tentang konsep dan sistem manajemen, administrasi, dan
supervisi. Bagian kedua, menerangkan proses manajemen pengembangan
kurikulum, mulai dari dasar-dasar, pengembangan komponen, prosedur, dan
manajemen perencanaan kurikulum. Untuk bagian ketiga membahas pelaksanaan
kurikulum, baik dari segi administrasi maupun supervisinya. Sedangkan bagian ke-
empat membicarakan pemantauan dan penilaian kurikulum. Pemantauan dan
evaluasi ini menurut Hamalik perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas
kurikulum agar tidak keluar dari jalur. Pemantauan (monitoring) kurikulum
bertujuan memberi umpan balik terhadap pelaksanaan kurikulum dengan
memantau aspek-aspek yang mempengaruhinya. Sedangkan penilaian kurikulum
dilakukan untuk memperoleh informasi akurat sebagai bahan pertimbangan untuk
membuat keputusan tentang kurikulum. Asas penilaian kurikulum adalah 1)
rasional, 2) spesifikasi, 3) manfaat, 4) efektivitas, 5) kondisi, 6) praktis, 7)
desiminasi. Penilaian tersebut dilakukan dengan mengacu pada kriteria yang telah
ditetapkan.
Bagian terakhir dari buku ini menjelaskan perbaikan kurikulum dengan
memfokuskan pada landasan dan sistem perbaikan kurikulum. Bahasa yang runtut
dan contoh yang disajikan secara gamblang menjadikan buku ini buku berbahasa
Indonesia yang menarik untuk dibaca.
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum Dan pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Dalam buku ini menerangkan kurikulum beberapa pengertian "Kurikulum",
bahwa secara garis besar, kurikulum adalah Program yang harus di tempuh siswa
3. adanya rencana, pengaturan untuk memperoleh pengetahuan dalam serangkaian
pengalaman belajar. Kemudian landasan pengembangan kurikulum dalam buku ini
menerangkan bahwa kurikulum harus adanya filsafat pendidikan yang mengandung
nilai-nilai dan cita-cita masyarakat tentang manusia yang ideal, kemudian
lingkungan juga adanya suatu ekosistem yang meliputi lingkungan manusiawi,
lingkungan sosio kultural, lingkungan biologis Dan lingkungan geografis, Dan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berada dalam keseimbangan yang
dinamis dan efektif.
Kurikulum 2013 lebih menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap peserta didik serta holistik, yang haruss diimplementasikan
dalam pembelajaran dan ditagih dalam rapor, serta sebagai penentuan kenaikan
kelas dan kelulusan peserta didik. Manajemen pengembangan kurikulumnya
bersifat sentralistik-desentralistik.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Didalam buku ini dijelaskan dan dijabarkan secara rinci mengenai visi dan
misi kurikulum 2013, pengembangan kurikulum 2013, implementasi kurikulum
2013, penataan penilaian dalam implementasi kurikulum 2013, dan inovasi
kurikulum 2013 serta optimalisasi implementasi kurikulum 2013.
Pada buku ini dipaparkan bagaimana perbedaan yang esensial mengenai
kurikulum SD, SMP, SMA/SMK pada kurikulum 2013 dengan kurikulum
sebelumnya. Kurikulum 2013 ini juga memberikan ruang kreativitas bagi para
peserta didik. Peserta didik diarahkan melakukan observasi kecil-kecilan dan
dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Kemandirian sangat penting bagi
peserta didik karena banyak diantara peserta didik yang kebingungan setelah keluar
atau menyelesaikan sekolahnya, tidak sedikit yang menjadi pengangguran bahkan
banyak yang terlibat dengan berbagai masalah di dalam masyarakat.
Pada halaman 108-109, Mulyasa secara khusus menjelaskan pembelajaran
berbasis kompetensi dalam kurikulum 2013. Disini juga disajikan berbagai
4. pendekatan-pendekatan berbagai pembelajaran yang dapat diintergrasikan dalam
kurikulum 2013, sehingga pembelajaran tidak terasa kaku dan lebih menyenangkan.
Implementasi kurikulum 2013 ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak,
terutama guru dan kepala sekolah.
Rusman. (2009) Manajemen Kurikulum (edisi kedua). Jakarta: Rajawali
Press
Buku berbahasa Indonesia ini memaparkan tentang hal-hal yang berkaitan
dengan manajeman kurikulum. Meski masih membahas kurikulum dalam konteks
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), secara keseluruhan isi buku ini
masih relevan untuk dibaca bagi praktisi di bidang pendidikan.
Penulis membagi buku ke dalam sembilan bab/bagian. Bagian pertama
sampai ke-empat, pendahuluan, konsep dasar manjemen kurikulum, dan tugas/
peran kepala sekolah dalam manajemen kurikulum, serta fungsi manjemen
kurikulum. Evaluasi kurikulum dibahas pada bab ke-empat. Penulis memaparkan
sejarah evaluasi kurikulum, mulai dari era pertama (Bobbit tahun 1918) dan
Charters (1923), era kedua Tyler, dkk (1940), daan era ketiga Sputnik (1970), serta
Cronbach (1970). Evaluasi kurikulum dilaksanakn dengan tujuan untuk 1)
perbaikan program, 2) pertanggungjawaban kepada berbagai pihak, dan 3)
penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Model yang dapat digunakan antara
lain: (1) measurement, (2) congruence, (3) illumination, (4) educational system
evaluation.
Bagian ke-lima sampai ke-tujuh membahas sumber daya pendukung
keberhasilan pelaksanaan kurikulum, mengembangkan kurikulum muatan lokal,
dan sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Bagian terakhir, bab delapan dan sembilan membahas tentang sertifikasi guru
dalam jabatan dan manajemen peningkatan mutu pendidikan.
5. Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Buku Pengembangan Kurikulum Baru memaparkan lima prinsip dasar
sebagai acuan agar kurikulum yang dihasilkan dapat memenuhi harapan
stakeholders pendidikan. Pertama, pengembangan kurikulum harus berorientasi
pada tujuan atau kompetensi. Prinsip dasar ini menegaskan bahwa tujuan atau
kompetensi harus jelas arahnya serta komprehensif dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Kedua, pengembangan kurikulum hendaknya mempunyai relevansi
dengan kehidupan nyata yang ada di sekitar siswa, baik dalam hal perkembangan
masa sekarang dan masa yang akan datang, juga dapat memenuhi tuntutan dunia
kerja. Ketiga, pengembangan kurikulum senyatanya memenuhi syarat efektivitas
dan efisiensi. Efektivitas dalam pembelajaran kaitannya dengan usaha agar kegiatan
pembelajaran membuahkan hasil yang diinginkan. Adapun efisiensi dalam
pembelajaran berkenaan dengan upaya mendayagunakan waktu, dana, dan sumber-
sumber lain secara hemat dan cermat. Keempat, pengembangan kurikulum perlu
mempertimbangkan kontinuitas dan fleksibilitas. Kontinuitas dimaksudkan supaya
saling berhubungan antara berbagai tingkat satuan pendidikan sehingga tidak terjadi
repetisi dalam penyampaian materi ajar, kecuali atas pertimbangan tertentu.
Sedangkan maksud fleksibilitas di sini ialah kebebasan pelaksana kurikulum dalam
mengambil keputusan tentang suatu kegiatan, termasuk kebebasan bagi siswa
dalam menentukan jurusan atau keterampilan tertentu. Kelima, pengembangan
kurikulum kiranya menunjukkan adanya relasi horizontal pengalaman belajar,
sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman itu dalam suatu kesatuan.
Karena itu, prinsip ini harus dirancang agar mampu mengembangkan manusia
secara utuh dan memiliki integritas.
Kelima prinsip pengembangan kurikulum di atas mengandung tiga implikasi.
Pertama, kurikulum harus memiliki rencana. Kedua, di dalam kurikulum terdapat
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Ketiga, kurikulum harus ada hasil yang sejalan dengan tujuan
pendidikan, baik berbentuk pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
6. Yani, Ahmad. 2014. Mindset Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta.
Buku ini terdapat tiga bagian. Bagian yang pertama, berisi tentang seputar
kurikulum. Pada bagian ini memaparkan tentang landasan teori perubahan
kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013. Selain itu, bagian ini juga mengkaji
posisi kurikulum dalam sistem pendidikan, komponen kurikulum, landasan, dan
prinsip pengembangan kurikulum. Landasan kurikulum ini ada empat dimensi yaitu
landasan filosofis, psikologis, sosiologis, dan organisatoris dalam pertimbangan
pengembangan kurikulum. Pada bagian kedua membahas tentang berbagai aspek
perubahan kurikulum 2013 yaitu standar kompetensi kelulusan (SKL), standar isi,
standar proses, dan standar penilaian yang ada di kurikulum 2013 dan
perubahannya dari KTSP. Pada bagian ketiga membahas tentang kelengkapan
implementasi kurikulum 2013 yang mengkaji tentang pengembangan dan evaluasi
kurikulum yang memuat tentang pengembangan KTSP yang lebih bermakna,
penerapan sistem kredit semester, bimbingan konseling yang banyak dibutuhkan
dalam pendidikan, pengembangn kurikulum muatan lokal dan manajemen evaluasi
kurikulum dalam pendidikan.
Buku tulisan Dr. Ahmad Yani, M. Si ini tidak hanya memberikan
pengetahuan dan informasi untuk memahami kurikulum 2013 tetapi juga terdapat
kritik dan saran yang ditujukan kepada pemerintah terutama untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di negara ini. Di dalam buku ini juga terdapat ulasan tentang
kurikulum 2013 dan buku ini juga memberikan pengetahuan kepada guru-guru di
Indonesia tentang kurikulum 2013 agar mindset guru terbuka dan bisa menerima
dan menjalankan kurikulum 2013 di kelas.
Hasan, S.H. (2008). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Secara garis besar buku ini mengkaji tentang evaluasi kurikulum. Menurut
penulis evaluasi kurikulum merupakan suatu aktifitas ilmiah yang memiliki
keterkaitan erat dengan proses pengembangan kurikulum. Jadi, evaluasi kurikulum
tanpa kurikulum tidak punya arti dan sebaliknya kurikulum tanpa evaluasi tidak
akan berhasil dengan maksimal.
7. Buku ini terdiri dari 9 Bab, yang dimulai dengan delineasi bidang evaluasi
kurikulum; defenisi, tujuan dan fungsi evaluasi kurikulum; landasan evaluasi
kurikulum; kriteria evaluasi kurikulum; ruang lingkup evaluasi kurikulum; jenis
evaluasi kurikulum; prosedur evaluasi kurikulum; model-model evaluasi kurikulum
dan terakhir standar dalam pelaksanaan evaluasi kurikulum.
Pada Bab 8 membahas tentang model-model evaluasi kurikulum dan salah
satu model yang dibahasa adalah model Countenance Stake’s. model ini merupakan
model yang pertama kali dikembangkan oleh Stake yang disesuaikan dengan judul
artikel yang ditulis yaitu “Countenance”. Stake mengemukakan bahwa keseluruhan
kegiatan evaluasi harus dilakukan dan cara yang diinginkan bagaimana evaluasi
tersebut dilakukan.
Kurniasih, Imas. Sani, Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013. Jakarta: Kata Pena.
Didalam buku ini dijelaskan banyak tentang cara implemetasi Kurikulum
2013. Berbagai cara untuk menyukseskan Kurikulum 2013, dalam penerapannya
harus melalui perencaan yang matang. Di dalam kurikulum ini siswa dituntut aktif,
kreatif dan inovatif dalam setiap pemecahan masalah yang mereka hadapi di
sekolah. Kelemahan dari kurikulum itu sendiri yaitu banyak sekali guru yang belum
siap secara mental dengan kurikulum 2013 ini. Di dalam buku ini juga dilaskan
bagaimana guru yang harus lebih kreatif guna menyukseskan kurikulum 2013
Selanjutnya di dalam buku ini dibahas tentang pembelajaran dengan
pendekatan saintifik yang diyakini sebagai titian emas perkembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik, dalam pembahasan pendekatan
saintifik terdapat metode untuk mengembangan pengetahuan, keterampilan dan
kreatifitas peserta didik dan langkah pembelajaran dengan pendekatan saitifik,
dengan dapat melakukan langkah itu dapat menerapkan dan melakukan teknik
penilaian pembelajaran dengan pendekatan saintifik tersebut. Buku ini pun
membahas metode yang sejalan dengan kurikulum 2013 yaitu dengan pembelajaran
penemuan, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, dan
pembelajaran kaloboratif.
8. Dan pembahasan yang terakhir dijelaskan kurikulum 2013 dan pendidikan
karakter yang mencakup dunia pendidikan dalam mengembangkan peserta didik
dalam kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Di dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013 yang menjelaskan tentang
pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyusunan RPP yang dikembangkan
oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada buku
pegangan guru, buku siswa atau silabus yang telah ditetapkan dan menjelaskan
prinsip pengembangan RPP Kurikulum 2013 untuk
9. Judul : Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas
Penulis : Sariono
Tahun Terbit, hal : 2013, 1-9
Nama Jurnal : E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Volume, nomor : 3
Dari jurnal ini menegaskan bahwa kurikulum mempunyai kedudukan sentral
dalam seluruh proses pendidikan. Menurut Mauritz Johnson (Nana Syaodih
Sukmadinata, 1988:4), kurikulum “prescribes (or at least anticipates) the result of
instruction”. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan demi
tercapainya tujuantujuan pendidikan. Namun demikian kurikulum bukanlah segala-
galanya, artinya tercapainya tujuan pendidikan bukan sepenuhnya dari kurikulum
itu sendiri, karena kurikulum yang baik jika dipegang oleh guru yang tidak baik
maka hasilnya tidak akan baik, pendidik (guru) juga menentukan berhasil dan
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan disekolah.
Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan
pembelajaran. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun
perencanaan dan program sekolah.
Pada intinya dalam menyikapi pemberlakuan kurikulum 2013 ini seorang
guru dituntut betul-betul meningkatkan kompetensi atau kemampuan yang dapat
menunjang dan mengantarkan peserta didik berhasil mencapai tujuan pendidikan.
Judul : Kurikulum 2013 yang Berkarakter
Penulis : Murni Eva Marlina
Tahun Terbit, hal : 2013, 27-38
Nama Jurnal : Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial
Volume, nomor : 5 (2)
Jurnal ini menerangkan bawah pendidikan yang berkarakter harus dimulai
dari guru yang berfungsi sebagai ujung tombak dalam implementasi kurikulum
2013. Guru dituntut harus mampu meramu kurikulum 2013 secara tepat yaitu
proses penilaian dan kompetensi lulusan agar mampu meningkatkan kompetensi
siswa untuk menghasilkan lulusan mampu menghadapi tantangan global.
10. Pendidikan karakter mengatur tata kelakuan manusia pada aturan khusus,
hukum, norma, adat kebiasaan dalam bidang kehidupan sosial manusia yang
memiliki pengaruh sangat kuat pada sikap mental (mental attitude) manusia secara
individu dalam aktivitasnya seharinya. Pengembangan nilai karakter bangsa
dilakukan melalui kegiatan belajar dikelas, sekolah, dan luar sekolah melalui
kegiatan ekstrakurikuler yang dirancang sekolah
Di dalam jurnal ini ada beberapa point penting yaitu: 1. Kurikulum
pendidikan yang berlaku sebenarnya telah berusaha mengadopsi semua kebutuhan
belajar siswa. 2. Suatu kurikulum harus dirancang secara komprehensif, integratif,
seimbang antara berbagai tujuan pendidikan, dan adaptif serta bervisi kedepan, dan
bukan karena kepentingan politis, 3. Kompetensi dapat diartikan sebagai kebiasaan
berpikir, bersikap sesuai dengan yang diharapkan, sebagai hasil pendidikan telah
melakukan kontekstual secara kreatif yang akan memperkaya khasanah budaya
bangsa, 4. Diperlukan kesiapan dan dukungan guru, siswa, orang tua, masyarakat
dan pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan dalam sistem persekolahan,
5. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan bebas antar-negara harus
diimbangi dengan penerapan kurikulum yang menekankan pentingnya sikap
kemandirian bangsa dalam membangun peradaban bangsa sendiri
Judul : Curriculum Evaluation
Penulis : Dr. Amrut J Bharvad
Tahun Terbit, hal : 2010, 72-74
Nama Jurnal : International Research Journal
Volume, nomor : 1 (12)
Jurnal singkat namun padat ini ditulis seorang doktor dari Gujarat, India yang
membahas tentang evaluasi kurikulum. Pada bagian pertama penulis membahas
pengertian kurikulum menurut Wheeler, Tanner and Tanner, dan Lawton.
Pada bagian kedua penulis membahas tujuan evaluasi kurikulum dan
tingkatan kurikulum. Menurut Cronbach (1963), tujuam evaluasi dibedakan
menjadi tiga jenis keputusan, yaitu; 1) peningkatan program, 2) keputusan tentang
individu, dan 3) peraturan administrasi. Evaluasi dibedakan dalam dua tingkatan,
11. yaitu formatif yang pada tahap perkembangan sebagai umpan balik dan
mempengaruhi bentuk kurikulum melalui perbaikan evaluasi, dan evaluasi sumatif
untuk melihat pentingnya penilaian kurikulum yang dilakukan ke sekolah.
Pendekatan dasar evaluasi adalah saintifik dan humanistik. Dalam pendekatan
saintifik, keputusan tentang program pendidikan dibuat berdasarkan siswa,
sedangkan pada pendekatan humanistik data diperoleh melalui deskripsi aktual
siswa.
Pada bagian ketiga, penulis menjelaskan model evaluasi kurikulum, yaitu
evaluasi produk dan evaluasi program kurikulum. Model lain yang bisa digunakan
adalah Stuluebeam’s CIPP, dengan bagian penting, konteks, input, dan proses, serta
produk. Model berikutnya stake’s congruence-contingely, model yang menekankan
pada deskripsi lengkap dari program pendidikan dan proses. Model ini meliputi: 1)
anteseden, mengacu pada kondisi yang ada sebelum proses belajar mengajar, 2)
transaksi, tatap muka dalam proses pembelajaran, dan 3) out-come, ertimbangan
yang terjadi saat proses evaluasi.
Pada bagian akhir artikel dibahas berbagai teknik evaluasi seperti angket,
ceklist, wawancara, diskusi kelompok, lokakarya, dan teknik Delphi.
Judul : Curriculum Evaluation Models: Practical Applications
For Teachers
Penulis : J Woods
Tahun Terbit, hal : 1988
Nama Jurnal : Australia: Australian Journal of Teacher Education
Volume, nomor : 13
Jurnal ini menjelaskan bahwa kekuatan model Countenance Stake adalah cara
dan tindakan yang dilakukan dalam mengevaluasi sangat pasti, serta antara standart
dan judgment dapat diamati secara bersamaan. Model Countenance Stake dikatakan
bahwa titik awalnya dalam menentukan “intens” yang dijelaskan dalam
Antecedents, Transactions, dan Outcomes. Dimana, Antecendent terkait dengan
kondisi sebelum dimulainya kurikulum yang termasuk latarbelakang siswa dan
guru. Transaksi merupakan prosedur dan peristiwa yang diharapkan akan terjadi
12. didalam kelas. Sedangkan Outcome merupakan prestasi siswa. Dalam melakukan
evaluasi model Countenance Stake sebelum melakukan pengumpulan data, maka
para evaluator harus bertemu terlebih dahulu untuk membuat kerangka acuan yang
berhubungan dengan Antecedents, Transactions, dan Outcomes. Hal tersebut
dilakukan tidak hanya untuk memperjelas tujuan evaluasi tetapi juga untuk melihat
apakah model Countenance Stake konsisten terhadap transactions yang dimaksud
dengan antecendent dan outcome. Dengan cara yang sama, standar yang akan
digunakan untuk melihat kesesuaian kurikulum juga didiskusikan dan
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, kuesioner, maupun tes
psikomotorik.
Judul : Implementing Technology in the School Curriculum: A
Case Study Involving Six Secondary School
Penulis : David & Rennie
Tahun Terbit, hal : 1993,
Nama Jurnal : Australia: Journal of Technology Education
Volume, nomor : 5 (1)
Jurnal ini merupakan penelitian dari kedua penulis yang melakukan evaluasi
dengan menggunakan model Countenance Stake terhadap enam sekolah yang telah
diberikan dana oleh pemerintah dalam mengembangkan teknologi pendidikan yang
dinyatakan sebagai sekolah teknologi pada tahun 1988 dan 1989. Model
Countenance Stake yang dilakukan bertujuan untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan program sekolah berdasarkan kesesuaian tujuan dari
program dan pengamatan terhadap implementasi di sekolah. Efektivitas proses
pelaksanaan evaluasi dalam segi: kurikulum yang dimaksud dalam silabus dan
metode mengajar; kurikulum yang diterapkan oleh masing-masing sekolah;
ketercapaian kurikulum. Penekanan model Countenance Stake merupakan
deskripsi dari program masing-masing sekolah dalam konteks Antecedent,
Transaction, dan bukan pada hasil siswa.
13. Judul : Evaluation Approaches and Results in Curriculum
Research and Development in the Netherlands
Penulis : Van den Akker, J. Verloop, Nico
Tahun Terbit, hal : 1994, 421-436
Nama Jurnal : Studies in Educational Evaluation
Volume, nomor : 20
Jurnal ini membicarakan tentang gambaran penelitian tentang evaluasi
kurikulum di Belanda beberapa dekade sebelumnya. Tujuan evaluasi kurikulum
menurut mereka selain bersifat formatif (melakukan perbaikan dalam
pengembangan kurikulum) juga bersifat sumatif (mempelajari kualitas kurikulum
guna mendapatkan informasi terkait pengambilan kebijakan. Pengembangan
kurikulum di Belanda dilakukan oleh lembaga nasional pengembangan kurikulum
(SLO). Didirikan pada tahun 1976 SLO bertugas menyusun proposal kurikulum
bersama pusat-pusat penelitian dan pengembangan kurikulum di universitas.
Temuan dalam penelitian ini mengkritik kurikulum SLO yang setelah
dievaluasi menunjukkan variasi pertanyaan, desain penelitian lebih menonjol
dibandingkan ruang lingkup kedalaman materi, sehingga menyulitkan rincinya
pengambilan kesimpulan. Selain itu banyaknya metodologi yang digunakan dan
lambannya hasil penelitian yang bersifat formatif perlu dikoreksi. Pola khas dari
proyek SLO yaitu, pertama kegiatan evaluasi formatif dilakukan oleh pengembang
SLO sendiri. Kedua fokus utama dalam menggali informasi dan metode
pengumpulan data yang paling sering digunakan adalah diskusi dengan para guru
dalam suatu kegiatan kurang terencana dengan baik.
Judul : Evaluation of Curriculum Development Process
Penulis : Afzaal Hussain, Dr. Ashiq Hussain Dogar, Muhammad
Azeem, dan Azra Shakoor
Tahun Terbit, hal : 2011, 263-271
Nama Jurnal : International Journal of Humanities and Social Science
Volume, nomor : 1 (14)
14. Jurnal ini ditulis berdasarkan hasil penelitian empat orang peneliti ahli di
Lahore, Pakistan. Mereka menitikberatkan penelitian pada isu pengembangan
kurikulum untuk melihat keterlibatan secara menyeluruh dari level dasar/ akar
rumput pendidikan, yaitu; guru, siswa, dan kurikulum.
Bagian pertama dan kedua dari artikel ini membahas tentang latar belakang
penelitian, studi pustaka, dan pengembangan kurikulum. Menurut mereka,
pengembangan kurikulum haruslah mempertimbangkan berbagai faktor seperti: 1)
perubahan sosial budaya dan orang tua siswa, 2) tantangan dan harapan pada sistem
pendidikan, 3) perubahan alam, 4) sistem dukungan kepada guru sebagai
kontributor potensial dalam pendidikan, 5) Menyesuaikan dengan sumber daya
yang ada di sekolah, 6) Mengetahui bakat, skill, dan potensi siswa, 7)
Mengembangkan guru yang memiliki nilai, sikap, skill mengajar, dan pengalaman,
serta menyadari kelebihan / kelemahannya secara sosial dan berpegang pada
norma-norma., 8) struktur politis dan etos kerja sekolah, 9) sumber daya, 10)
Analisis permasalahan yang ada dalam kurikulum lama.
Bagian ketiga sampai ke-delapan artikel ini membahas evaluasi kurikulum,
model evaluasi, dan tujuan penelitian, serta urgensi penelitian. Selain itu juga
dijelaskan secara gamblang sampel populasi yang digunakan dalam penelitian.
Model evaluasi yang digunakan mengacu pada model Holt (1981), Cohen (1997),
dan Print (1993). Populasi dan sampel penelitian penelitian meliputi pemegang
kebijakan pendidikan, anggota komite peninjau kurikulum tahun 2006 di Pakistan,
dan praktisi pendidikan dasar dan menengah di lapangan. Berbasis Questioner dan
rating scale, data penelitian diolah menggunakan program SPSS.
Bagian terakhir artikel berisi hasil penelitian, diskusi, dan simpulan, serta
saran. Hasil temuan di lapangan memperlihatkan bahwa sekolah berbasis agama di
Pakistan masih butuh bantuan intens dalam pelaksanaan pengembangan kurikulum.
Kurikulum yang baru hendaknya disesuaikan dengan perubahan global. Selain itu
untuk kesuksesan pelaksanaannya, dukungan sosialisasi melalui media untuk
pembentukan opini publik yang baik mutlak dibutuhkan.
15. Judul : Lima Konsepsi Kurikulum dan Implementasinya
Penulis : Budi Hartono
Tahun Terbit, hal : 2010, 1-19
Nama Jurnal : E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya
Volume, nomor : 1
Dalam bahasa Latin kurikulum diartikan sebagai “lapangan pertandingan”
(race course) yaitu, arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai tujuan akhir.
Pada tahun 1955 istilah kurikulum baru dipakai dalam bidang pendidikan.
Kurikulum memiliki berbagai macam arti, di antaranya ialah: (a) sebagai rencana
pelajaran pengalaman belajar yang diperoleh murid dari sekolah, rencana belajar
murid, (b) merupakan seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakannya dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar (Puskur, 2007:6).
Dalam penjelasan jurnal ini kurikulum merupakan inti dari pendidikan, sebab
selain berisi rumusan tentang tujuan yang menentukan ke mana peserta didik akan
dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan tentang isi dan kegiatan belajar, yang
akan membekali peserta didik dengan pengetahuan, kecakapan, ketrampilan serta
nilai-nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas pekerjaan
di masa yang akan datang.
Dalam konsep rancangan kurikulum, ada lima model konsepsi kurikulum
dalam Conflicting Conceptions of Curriculum layak untuk diperhatikan. Lima
konsepsi yang dimaksud, yaitu (a) Proses Pendekatan Kognitif dalam Kurikulum,
(b) Pendekatan Teknologi Kurikulum, (c) Pendekatan Aktualisasi Diri, (d)
Pendekatan Rekonstruksi Relevansi Sosial, dan (e) Pendekatan Rasionalisasi
Akademik.
Sehubungan dengan hal di atas, lima konsepsi dalam kurikulum yang digagas
oleh Eisner dan Valance layak untuk dijadikan acuan bagi pengembangan dan
pembenahan kurikulum. Lima konsepsi tersebut haruslah diimplementasikan dalam
rancangan kurikulum pendidikan di Indonesia