Bidang garapan kurikulum adalah semua bidang yang di garap kurikulum untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan terkendali. contoh bidang yang di garap oleh atministrasi kurikulum yaitu penyusunan Silabus, penyusunan RPP, penyusunan Program semester dan program tahunan dan semua bidang yang dapat di garap oleh administrasi kurikulum.
Bidang Garapan (Ruang Lingkup) Kurikulum. oleh : Bayu muhammad gibran/PAI3G/1...BayuGibran218
Bidang Garapan Kurikulum merupakan bagian pokok dari administrasi pendidikan, salah satu substansi penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan pengelolaan kurikulum yang baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan dengan efektik dan efisien.
Bidang garapan kurikulum adalah semua bidang yang di garap kurikulum untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran tertentu, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan terkendali. contoh bidang yang di garap oleh atministrasi kurikulum yaitu penyusunan Silabus, penyusunan RPP, penyusunan Program semester dan program tahunan dan semua bidang yang dapat di garap oleh administrasi kurikulum.
Bidang Garapan (Ruang Lingkup) Kurikulum. oleh : Bayu muhammad gibran/PAI3G/1...BayuGibran218
Bidang Garapan Kurikulum merupakan bagian pokok dari administrasi pendidikan, salah satu substansi penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan adalah dengan pengelolaan kurikulum yang baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan tujuan pendidikan dengan efektik dan efisien.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapi tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapi tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Makalah pengembangan kurikulum (power point) kholikul anwar iii b staim taKholikul Anwar
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah upaya sadar dan terancana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungnya dengan kerukunan antar umat beragama, sehingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.Pengertian tersebut, menunjukkan jika peranan PAI dalam membentuk karakter siswa memang besar sekali dan perlu perhatian serius. Namun, hingga saat ini keberadaan PAI seakan hanya menjadi formalitas saja. Hal ini karena pembelajarannya hanya seputar pada ranah kecerdasan kognitif siswa. Sehingga, dalam praktiknya siswa belum bisa mengamalkan nilai-nilai islam secara benar dan menyeluruh sesuai yang di ajarakan oleh baginda Nabi S.A.W.
2. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa yunani, yaitu curir yang artinya pelari, dan curare yang
berarti tempat berpacu. Sedangkan kurikulum pendidikan dalam kamus tarbiyah adalah seperangkat
perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan.
Definisi yang telah dikemukakan oleh J.Galen Saylor dan William M. Alexander dalam
buku Curriculum planning for Better teaching and learning (1956). Kedua ahli ini
menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut: “the curriculum is the sum total of school’s
efforts to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of
schools.” Jadi kurikulum adalah segala usaha sekolah untuk memengaruhi anak yang
sedang belajar,tidak terikat pada tempat karena dapat terjadi di ruang kelas, di halaman
sekolah, atau di luar sekolah. Hal itu pun disetuju Harold B. Alberty (1965) yang
memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the
school).
Jadi, dapat disimpulkan kurikulum adalah sebagai sebuah dokumen perencanaan yang
berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus
dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari
dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Dengan demikian, pengembangan
kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen serta evaluasi
dokumen yang telah disusun.
3. Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara
terus-menerus terhadap situasi pembelajaran secara
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Pada tingkat sekolah
apapun, yang menjadi tugas utama pemimpin lembaga
pendidikan, yakni menjamin adanya program pengajaran
yang baik bagi peserta didik. Karena pada dasarnya
pengelolaan atau manajemen pendidikan fokus segala
usahanya adalah terletak pada proses pembelajaran. Hal
ini nampak jelas bahwa pada hakikatnya segala upaya dan
kegiatan yang dilaksanakan di dalam sekolah atau
lembaga pendidikan senantiasa diarahkan pada suksesnya
proses pembelajaran.
4. Lingkup administrasi kurikulum meliputi
perencanaan, pengorganisasian, dan evaluasi
kurikulum. Pada tingkat satuan pendidikan
kegiatan kurikulum lebih mengutamakan
untuk merealisasikan dan merelevansikan
antara kurikulum nasional (kompetensi dasar)
dengan kebutuhan daerah dan kondisi
sekolah yang bersangkutan, sehingga
kurikulum tersebut merupakan kurikulum
yang integritas dengan peserta didik maupun
dengan lingkungan sekitar.
5. Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
administrasi kurikulum sebagai berikut:
Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam administrasi
kurikulum. Pertimbangan bagaimana peserta didik dapat mencapai
hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran
dalam administrasi kurikulum.
Demokratisasi, pelaksanaan administrasi kurikulum harus
berasaskan demokrasi yang menepatkan pengelola, pelaksanan dan
subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan
tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan
kurikulum.
Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam
kegiatan administrasi kurikulum perlu adanya kerja sama yang
positif dari berbagai pihak yang terlibat.
Efektifitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan administrasi kurikulum
harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum sehingga kegiatan administrasi kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu
yang relatif singkat.
Mengarahkan visi, misi, dan tujuan yang ditetapkan dalam
kurikulum, proses administrasi kurikulum harus dapat memperkuat
dan mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum.
6. Perencanaan kurikulum adalah fase pre-eliminer dari pengembangan
kurikulum. Pada tahap ini perancang kurikulum membuat keputusan dan
berkegiatan untuk menetapkan rencana yang akan dilaksanakan oleh
pendidik dan peserta didikmerupakan . Yang dilakukan oleh perancang
kurikulum nasional ditingkat pusat meliputi hal-hal berikut ini: (1)
penyusunan, program, dan pengembangan kurikulum, berupa: (a) landasan
program dan pengembangan kurikulum, (b) silabus, yang dalam K13 telah
disiapkan oleh pemerintah, (c) pedoman pelaksanaan kurikulum. (2)
penyusunan pedoman teknis pelaksanaan kurikulum seperti pedoman
penyusunan kalender pendidikan, pembagian tugas pendidik, penyusunan
jadwal, pelajaran, penyusunan program pengajaran dan pedoman
penyusunan persiapan(satuan) acara pengajaran.
Akan tetapi sekolah juga sebagai agen perubahan (agent of change)
diharapkan dapat memperbaiki dan mengkonstruksi masyarakat, mengubah
tata sosial dan mengatur perubahan sosial yang tetap berlandaskan kepada
filsafat masyarakat yang dianutnya. Di sinilah maka, sekolah yang
didalamnya terjadi proses pendidikan adalah manajemen dan kontrol atas
perubahan sosial dan rekayasa sosial (social engineering). Perencanaan
pendidkan juga merencanakan agar dapat menata kehidupan sosial dalam
masyarakat, agar menjadikan peserta didik menjadi manusia yang
diharapkan menjadi peserta didik yang cerdas, terampil, mandiri, kreatif, dan
dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat.
7. Penguasaan konsep dasar yang baik memudahkan siswa mengaplikasi ilmunya
kepada situasi dan kondisi yang lebih berkembang. Menurut Jeromke S. Bruner,
konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan merupakan ide-ide pokok (basic idea)
yang ada pada setiap disiplin ilmu. Setiap disiplin ilmu mempunyai struktur
pengetahuan tertentu yang menyajikan ide-ide pokok tersebut. Bila struktur
dikuasai, maka banyak hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu itu akan dapat
dipahami maknanya.
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam
pendidikan yang sangat berperan dalam kegunaannya. Fungsi kurikulum adalah:
Fungsi penyesuaian, yakni kurikulum sebagai penyesuaian adalah kemampuan
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya karena
lingkungan bersifat dinamis atau dapat berubah-ubah.
Fungsi Integrasi, yakni kurikulum sebagai penyesuaian mengandung makna bahwa
kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu menghasilkan pribadi-pribadi
yang utuh yang dibutuhkan dan berintegrasi di masyarakat.
Fungsi diferiensasi, yakni kurikulum sebagai diferiensasi dalam hal ini kurikulum
sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan di setiap
peserta didik yang harus dihargai dan dilayani.
Fungsi persiapan, yakni kurikulum sebagai persiapan, yaitu bahwa kurikulum
sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan peserta didik kejenjang
selanjutnya dan dibidang masyarakat.
Fungsi pemilihan, yakni memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
menentukan pilihan program belajar yang sesuia dengan minat dan bakatnya.
Funsi diagnostik, yakni kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu
mengarahkan dan memahami potensi peserta didik serta kelemahan dalam
dirinya. Diharapkan peserta didik dapat mengembangkan potensi dan
memperbaiki kelemahannya.
8. Selain itu, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain, di
antarannya:
Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujun pendidikan adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang meliputi:
Tujuan nasional(pendidikan nasional).
Tujuan institusional
Tujuan kurikuler.
Tujuan instruksional.
Fungsi kurikulum bagi peserta didik sebagai salah satu rangkaian proses pendidikan.
Disini peserta didik diharapkan mendapatkan pengalaman baru yang dapat
dikembangkan dengan perkembangannya guna melengkapi bekal hidup.
Fungsi kurikulum bagi pendidik adalah
Sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar para
peserta didik.
Sebagai pedoman dalam mengadakan evaluasi terhadap perkembangan peserta didik.
Fungsi kurikulum bagi pemimpin dan pengawas sekolah:
Sebagai pedoman dalam mengadakan supervisi.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi
belajar yang lebih baik.
Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan
kepada pendidik untuk memperbaiki situasi mengajar.
Sebagai administrator, kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk mengembangkan
kurikulum lebih lanjut.
Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan mengajar.
Pengorganisasian kurikulum.
9. Organisasi kurikulum sangat terkait dengan
pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam
kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber
bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai
budaya, nilai sosial, aspek siswa dan
masyarakat serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam pengorganisasian
kurikulum ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan, yakni ruang lingkup(scope),
urutan(squence), dan penepatan bahan (grade
placement) (Zaini 2009:62).
10. Hamalik (1993:53) berpendapat, pengorganisasian kurikulum terdapat
beberapa prosedur yang meliputi :
Prosedur pembelajaran, pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi
yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran
yang telah dipilih sebuah panitia tertentu.
Prosedur survei pendapat, pemilihan dan pengorganisasian isi kurikulum
dilakukan dengan cara mengadakan studi kesalahan, prosedur ini
dilaksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan,
kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil atau pengalaman
kurikuler.
Prosedur mempelajari kurikulum lainya, prosedur ini dapat disamakan
degan metode tambal sulam dengan memepelajari metode sekolah lain,
pendidik atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum
unutk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
Analisis kegiatan orang dewasa, melalui prosedur ini terlebih dahulu
diadakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk
menemukan sejumlah kegiatan yang diperkirakan berguna untuk
dipelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang dianalisis
adalahyang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.
Prosedur fungsi sosial, prosedur ini berkaitan dengan prosedur analisis
kegiatan masyarakat.
Prosedur minat kebutuhan, menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan
juga melibatkan persistent problem, tetapi scope dan sequence nya
didasarkan atas peserta didik dan berkenaan dengan fungsi-fungsi
personal dan sosial.
11. Sukmadinata (2007:119) menegaskan beberapa hal yang harus dimiliki oleh setiap
pendidik dalam pelaksanaan kurikulum, antara lain:
Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam kurikulum.
Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum tersebut menjadi tujuan-
tujuan yang lebih spesifik.
Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan-tujuan khusus kepada kegiatan
pembelajaran.
Disamping itu, menurut Asnawir (2004:224) seorang pendidik juga harus memilik
sepuluh kompetensi dalam mengajar yaitu:
Menguasai bahan.
Mengelola interaksi pembelajaran.
Mengelola kelas,
Menggunakan media atau sumber belajar.
Menguasai landasan kependidikan.
Mengelola interaksi pembelajaran.
Menilai prestasi pembelajaran.
Mengenal fungsi dan layanan bimbingan konseling.
Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa para pendidik harus mampu menguasai
materi pelajaran, pengetahuan cara mengajar dan pengetahua ntentang tingkah laku.
12. Menurut Stufflebeam, dkk (1971), tujuan utama evaluasi kurikulum
adalah memberi informasi terhadap pembuat keputusan, atau untuk
penggunaannya dalam proses meggambarkan hasil, dan memeberikan
informasi yang berguna untuk membuat pertimbangan baerbagai
alternatif keputusan. Lima fungsi penting evaluasi pendidkan menurut
Eisner (1979), yaitu: (1) untuk mendiagnosis; (2) untuk merevisi
kurikulum; (3) untuk membandingkan; (4) untuk mengantisipasi
kebutuhan pendidikan; dan (5) untuk menentukan apakah tujuan
pembelajaran sudah tercapai.
Tujuan-tujuan ini dapat ditetapkan terhadap kurikulum, pembelajaran
dan siswa. Menurut Eisner, evaluasi kurikulum mempunyai tujuan
formatif: “penggunaan evaluasi untuk merevisi kurikulum adalah salah
satu fungsi untuk evaluasi.”. jadi, pada hakikatnya evaluasi digunakan
untuk menilai efektivitas program. Kedua, evaluasi dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam implementasi kurikulum atau pembelajaran .
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum
secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang
dievaluasi adalah efektivitas, efisiensi, Dan kelayakan program.
13. Latar belakang pengembangan kurikulum berdasarkan
pada :
Perubahan itu penting karena melalui perubahan bentuk
kehidupan tumbuh dan berkembang.
Kurikulum itu sebagai produk dari masyarakat.
Perubahan yang terjadi secara bersamaan dan ada
perubahan setelah ada kurikulum baru.
Perubahan kurikulum terjadi karena ada perubahan di
masyarakat.
Perubahan kurikulum karena kerja sama semua kelompok.
Perubahan kurikulum merupakan proses pengambilan
keputusan
Perubahan kurikulum berkelanjutan dan tiada akhir.
Perubahan kurikulum meupakan proses yang komrehensif.
Perubahan kurikulum dilaksanakan secara sistematis.
14. Pengembangan kurikulum meliputi emapat langkah, yaitu merumuskan tujuan
pembelajaran, menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar, mengorganisasi
pengalaman-pengalan belajar, dan mengevaluasi.
Merumuskan tujuan pembelajaran.
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan pembelajaran. Tahap yang pertama yang
harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber,
yaitu peserta didik, masyarakat, dan isi. Tahap kedua adalah merumuskan
tentative general objective dengan memperhatikan landasan sosiologi, kemudian
disaring melalui landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan
filosofi pendidikan dan psikologi belajar dan tahap terakhir adalah merumuskan
kompetensi dasar.
Merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar.
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan
landasan psikologi belajar. Pengalaman belajar merupakan bentuk interaksi yang
dialami atau dilakukan oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Mengorganisasi pengalaman-pengalaman belajar.
Pengorganisasian atau desai kurikulum diperlukan untuk memudahkan peserta
didik untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa
hal penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pamdangan tentang
pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat.
Evaluasi.
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan
dibuat pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang saksama
adalah sangat penting dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi merupakan
suatu proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan
data sebagai dasar pengambilan keputusan.
15. Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih
mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan
antara kurikulum nasional (kompetensi dasar) dengan
kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,
sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang
integritas dengan peserta didik maupun dengan lingkungan
sekitar. Yang kita alami sekarang banyaknya pemikiran-
pemikiran masyarakat di desa yang mengira sekolah itu tidak
terlalu penting karena tidak bisa memenuhi kebutuhan
mereka sehari-hari. Menurut saudara/I calon pendidik dan
calon pengamat kurikulum ,bagaimana cara kalian untuk
mengubah pemikiran-pemikiran masyarakat desa diatas, dan
apa yang harus kita lakukan supaya masyarakat percaya
bahwa pemerintah sudah berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan merealisasikan dan merelevansikan
antara kurikulum kompetensi dasar dengan kebutuhan
daerah(masyarakat)?
16. THANK’S FOR YOUR ATTENTION
وبركاته هللا ورحمة عليكم والسالم