Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 1 Madapangga didapatkan data sebagai berikut: (1) Hanya 60% guru yang menyusun silabus dan RPP, (2) Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervise akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DI SMAN 1 MADAPANGGA
TAHUN 2014/2015
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Asep Supriatna
model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif tentang evaluasi implementasi standar mutu pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Cimahi
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
1. Bincangkan TIGA permasalahan yang dihadapi dalam sistem Pendidikan Islam. Cadangkan langkah penyelesaian yang boleh diambil bagi menangani permasalahn tersebut.
2. Terkini, banyak diperkata dan dipersoalkan tentang Penilaian Berasaskan Sekolah (PBS). Pada pandangan anda, bersertakan hujah-hujah yang kukuh, apakah kelemahan dan kekuatan PBS? Sejauhmanakah langkah yang diambil oleh kerajaan dapat menyelesaikan kekalutan yang timbul?.
3. Bincangkan transformasi yang berlaku ke atas kurikulum Pendidikan Islam apabila Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) diperkenalkan. Sejauhmanakah ia dapat dilaksanakan di sekolah?
MINAT & MOTIVASI MURID TERHADAP PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMSyaza Mohd Sabri
Pendidikan Islam merupakan tunjang dalam diri setiap manusia yang bergelar muslim. Minat yang mendalam perlu hadir dalam diri bagi melahirkan rasa kecintaan serta memantapkan tahap pemahaman dan penghayatannya di dalam kehidupan seharian. Namun matapelajaran Pendidikan Islam ini dianggap matapelajaran yang remeh dan senang oleh kebanyakan murid. Oleh yang demikian, mereka kurang berminat serta tidak memberi tumpuan semasa proses pengajaran dan pembelajaran. Faktor guru juga menyebabkan murid tidak berminat serta kurang motivasi terhadap matapelajaran ini.
Tugas guru adalah mendiagnosis kebutuhan belajar, merencanakan pelajaran, memberikan presentasi, mengajukan pertanyaan, dan mengevaluasi pengajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat yang kritis bagi kegiatan intruksional yang efektif agar seorang guru berhasil mengelola kelas hendaklah ia mampu mengantisipasi tingkah laku siswa yang salah dan mencegah tingkah laku demikian agar tidak terjadi.
Berdasarkan hal di atas sudah seharusnya dalam proses belajar mengajar seorang guru mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien sesuai tujuan yang diharapkan. Peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran sangatlah penting, sehingga guru hanya sebagai fasilitator saja. Kondisi tersebut tentu menjadi keprihatinan tersendiri bagi kepala sekolah. Oleh karena itu, pada tahap awal peneliti yang sekaligus kepala sekolah di SMAN 1 Madapangga berupaya melakukan upaya pendekatan dengan sesama guru melalui perbincangan untuk mengetahui hal-hal yang menjadi kendala oleh guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pembelajaran.
Dari hasil wawancara tersebut, dihasilkan suatu kesimpulan bahwa kesulitan guru dalam memilih didasari oleh sulitnya menentukan materi dengan kegiatan pembelajaran yang tepat. Selain itu kondisi siswa yang motivasinya rendah menjadi kendala tersendiri dalam mengaplikasikan metode pembelajaran tertentu pembelajaran yang belum memenuhi semua kebutuhan pembelajaran.
Mengacu pada hasil di atas, maka guru dan peneliti melakukan kesepakatan untuk memperbaiki kondisi yang ada melalui kegiatan supervisi yaitu supervisi klinis. Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkat laku mengajar tersebut (John J. Bolla dalam Ngalim Purwanto 2009: 91). Dengan adanya pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan member dampak terhadap terbentuknya sikap professional guru.
Bertitik tolak dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Penggunaan Metode Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SMAN 1 Madapangga Tahun Pelajaran 2016/2017”.
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
Perencanaan program berfungsi untuk memberikan arah pelaksanaan pembelajaran sehingga menjadi terarah dan efisien. Salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran yang sangat penting dibuat oleh guru sebagai pengarah pembelajaran adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Silabus memberikan arah tentang apa saja yang harus dicapai guna menggapai tujuan pembelajaran dan cara seperti apa yang akan digunakan. Selain itu silabus juga memuat teknik penilaian seperti apa untuk menguji sejauh mana keberhasilan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah instrument perencanaan yang lebih spesifik dari silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ini dibuat untuk memandu guru dalam mengajar agar tidak melebar jauh dari tujuan pembelajaran.
Dengan melihat pentingnya penyusunan perencanaan pembelajaran ini, guru semestinya tidak mengajar tanpa adanya rencana. Namun sayang perencanaan pembelajaran yang mestinya dapat diukur oleh kepala sekolah ini, tidak dapat diukur oleh kepala sekolah karena hanya direncanakan dalam pikiran sang guru saja. Akibatnya kepala sekolah sebagai pembuat kebijakan di sekolah tidak dapat mengevaluasi kinerja guru secara akademik. Kinerja yang dapat dilihat oleh kepala sekolah hanyalah kehadiran tatap muka, tanpa mengetahui apakah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan atau belum, atau sudahkah kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa terkuasai dengan benar.
Hasil pengamatan di tahun pelajaran 2015/2016 di SMAN 1 Madapangga didapatkan data sebagai berikut: (1) Hanya 60% guru yang menyusun silabus dan RPP, (2) Secara kualitas, silabus dan RPP yang baik baru mencapai angka 30% dari silabus dan RPP yang dibuat oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti yang berkedudukan sebagai kepala sekolah di atas merencanakan untuk melakukan supervise akademik yang berkelanjutan. Dengan metode tersebut diharapkan setelah kegiatan, guru yang menyusun silabus dan RPP meningkat menjadi 90% dan kualitas silabus dan RPP yang baik menjadi 80%.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MELAKSANAKAN PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIK BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DI SMAN 1 MADAPANGGA
TAHUN 2014/2015
Presentasi sidang thesis implementasi mutu pendidikan Asep Supriatna
model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product dengan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif tentang evaluasi implementasi standar mutu pendidikan di SMK Negeri 1 Kota Cimahi
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
1. Bincangkan TIGA permasalahan yang dihadapi dalam sistem Pendidikan Islam. Cadangkan langkah penyelesaian yang boleh diambil bagi menangani permasalahn tersebut.
2. Terkini, banyak diperkata dan dipersoalkan tentang Penilaian Berasaskan Sekolah (PBS). Pada pandangan anda, bersertakan hujah-hujah yang kukuh, apakah kelemahan dan kekuatan PBS? Sejauhmanakah langkah yang diambil oleh kerajaan dapat menyelesaikan kekalutan yang timbul?.
3. Bincangkan transformasi yang berlaku ke atas kurikulum Pendidikan Islam apabila Kurikulum Standard Sekolah Rendah (KSSR) diperkenalkan. Sejauhmanakah ia dapat dilaksanakan di sekolah?
MINAT & MOTIVASI MURID TERHADAP PENGAJARAN PENDIDIKAN ISLAMSyaza Mohd Sabri
Pendidikan Islam merupakan tunjang dalam diri setiap manusia yang bergelar muslim. Minat yang mendalam perlu hadir dalam diri bagi melahirkan rasa kecintaan serta memantapkan tahap pemahaman dan penghayatannya di dalam kehidupan seharian. Namun matapelajaran Pendidikan Islam ini dianggap matapelajaran yang remeh dan senang oleh kebanyakan murid. Oleh yang demikian, mereka kurang berminat serta tidak memberi tumpuan semasa proses pengajaran dan pembelajaran. Faktor guru juga menyebabkan murid tidak berminat serta kurang motivasi terhadap matapelajaran ini.
Pengelolaan kurikulum sekolah merupakan tugas dari mata kuliah pengelolaan pendidikan .
tugas ini adalah mewawancarai salah satu sekolah dan kemudian mengaitkan dengan undang undang dan kuikulum yang ada
1. IMPLEMENTASI DAN DAN
EVALUASI KURIKULUM 2013
Mata Kuliah :
Manajemen Pengembangan Kurikulum
Dosen Pembimbing :
Dr. Hj. Ihsana El Khuluqo, M.Pd
Kelompok 3 :
1. Desi
2. Dyah
3. Teje
2. 2
IMPLEMENTASI DAN DAN EVALUASI KURIKULUM 2013
Indonesia telah mengalami pergantian kurikulu
sebanyak 11 kali. Mulau dari tahun 1947, 1964, 1968, 1974,
1984, 1997, 2004, 2006, dan saat ini 2013. Kurikulum 2013
diterapkan sejak 15 juli lalu oleh Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan do 6.326 sekolah. Untuk melaksanakan kurikulum
baru itu, pemerintah mengucurkan anggaran sebesar Rp 829
miliar, sebagaian diantaranya dipakai untuk mencetak buku
pelajaran. Dalam perubahan ini banyak memunculkan dilema,
mulai dari pro dan yang kontra. Mereka yang menerima
perubahan ini berpendapat bahwa K-13 bisa memberikan solusi
terhadap problematika yang ada di Indonesia. Karena dalam K-
13 tidak hanya menekankan aspek kognitif saja tetapi juga
aspek sikap. Hal ini bisa dilihat dengan munculnya KI-1 dan KI-2
yang menekankan kepada sikap. Pendekatan scientific yang
dipakai dalam K-13 diharapkan mampu menginternalisasikan
nilai-nilai yang lebih banyak kepada diri peserta didik, karena
peserta didik dituntut untuk aktif dan guru hanya sebagai
fasilitator.
3. 3
PEMBAHASAN IMPELEMENTASI KURIKULUM 2013
Pengertian kurikulum Menurut Para Ahli :
Undang-Undang No.20 Tahun 2003
“Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”
Prof. Dr. S. Nasution, M.A
Dalam bukunya yang bertajuk Kurikulum dan Pengajaran, beliau menyatakan
bahwa kurikulum adalah serangkaian rencana yang disusun demi melancarkan
proses belajar-mengajar.
Rencana tersebut dilakukan di bawah bimbingan dan tanggung jawab lembaga
pendidikan dan para pengajar di lembaga tersebut.
Dr. H. Nana Sudjana
Dalam bukunya yang berjudul Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah, beliau berpendapat bahwa kurikulum merupakan kumpulan niat dan
harapan yang teertuang dalam bentuk program pendidikan yang mana
dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum juga merupakan alat atau saran yang
dirumuskan demi tercapainya tujuan pendidikan melalui proses pengajaran.
4. TUJUAN IMPELENTASI
Adapun tujuan proses implementasi adalah sebagai berikut:
1. Untuk menciptakan rancangan ketetapan sambil menganalisa dan
meneliti.
2. Memuat sebuah uji coba untuk peraturan yang akan ditetapkan,
tahan uji coba ini bergina untuk melihat bagaimana sistem
terintegrasi pada penggunanya.
3. Untuk menyempurnkaan sistem yang telah disetujui, untuk
memahami kisi-kisi dalam rancangan sistem implementasi
sangatlah dibutuhkan, dengan harapan mucul sebuah petunjuk
baru yang lebih bermanfaat terhadap sistem yang akan
diterapkan.
4. Untuk mempredeksi kebutuhan pengguna terkati sistem yang
ingin diterapkan, jika sebuaah sistem diterapkan tanpa adanya
impelementasi, ada kemungkinan timbul sebuah gesekan jika
termyata sistem tersebut kurang sesuai.
5. “
5
PENGERTIAN DAN TUJUAN EVALUSASI
Evalusi merupakan salah satu proses identifikasi untuk
mengiukur atau menilai apakah suatu kegiatan atau program yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin
dicapai.
Tujuan Evaluasi sebagai berikut :
Untuk bisa mengetahui seberapa baik tingkat pengusaaan
seserorang terhadap kompetensi yang telah ditetapkan
Untuk dapat mengetahui apa saja kesulitan yang dialami
seseorang dalam kegiatannya sehingga bisa dilakukan diagnosis
dan kemungkinan memberikan remedial teaching.
Untuk mengetahui suatu tingkat efiseiensi dan efektivitas suatu
metode, media dan sumber daya lainnya dalam melaksanakan
suatu kegiatan.
Sebagai salah satu umpan balik dan informasi penting bagi
pelaksana evaluasi utnuk memperbaiaki kekurangan yang ada
dimana hal tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam
mengambil keputusan di masa mendatang.
6. 6
TAHAPAN EVALUASI
1. MENENTUKAN TOPIK EVALUASI
2. MERANCANG KEGIATAN EVALUASI
3. PENGUMPULAN DATA
4. PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA
5. PELAPORAN HASIL EVALUASI
ADAPUN FUNGSINYA SEBAGAI BERIKUT :
1. FUNGSI SELEKTIF
2. FUNGSI DIAGNOSA
3. FUNGSI PENENPATAN
4. FUNGSI PENGUKURAN KEBERHASILAN
7. 7
TUJUAN KURIKULUM
Setiap negara memahami betapa pentingnya pendidikan
bagi masa depan bangsa. Maka dari itu, setiap negara merumuskan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai melalui kurikulum.
Di Indonesia, tujuan pendidikan dirumuskan antara lain sebagai
berikut.
• Tujuan pendidikan dasar yang meletakkan fondasi dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan agar peserta didik dapat hidup mandiri dan siap
mengikuti jenjang pendidikan lebih lanjut.
• Tujuan pendidikan menengah, yaitu pendidikan yang meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan agar peserta didik dapat hidup mandiri dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
• Tujuan pendidikan menengah kejuruan, yaitu pendidikan yang
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan sehingga dapat hidup mandiri dan dapat
mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
9. 9
PELAKSANAAN IMPLEMENTASI KURIKULUM
Pelaksanaan implementasi kurikulum sesuai dengan permen No 61 tahun
2004, setiap sekolah harus mengimplementasikan yang berlaku dalam
bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), implementasi
kurikulum proses pembelajaran tertuang dalam permen pendidikan
nasional. Pada dasarnya, tujuan dari KTSP adalah bagaimana siswa dan
guru lebih aktif dalam pembelajaran. Selain Siswa harus aktif dalam
kegiatan belajar dan mengajar, guru juga harus aktif dalam memotivasi
kreativitas siswanya agar terjadi diskusi yang dinamis. Kelebihan dari pada
KTSP adalah memberikan alokasi waktu pada kegiatan pengembangan
diri siswa. Siswa tidak hanya diajarkan teori tetapi diajak untuk terlibat
dalam sebuah proses pengalaman belajar.
Perinsip dalam implementasi kurikulum :
1. Memperoleh kesempatan yang sama
2. Berpusat pada anak
3. Pendekatan dan kemitraan
4. Kesatuan dalam kebijakan dan kenberagaman dalam pelaksanaan
10. 10
Pada dasarnya, ketiga model pembelajaran
yang diharapkan terlaksana dalam kurikulum 2013
tersebut, sudah dijalankan sebagian guru dalam
pembelajaran selama ini. Model kurikulum tersebut
pun bukan lagi model lama yang mesti dipelajari
guru. Kemudian muncul anggapan bahwa
pembelajaran yang terjadi tidak bisa menghadirkan
suasana nyaman pada siswa, hak itu kembali pada
proses pembelajaran. Siswa punya tingkat tersendiri
dalam diri mereka, ada yang diam ,aktif dan bandel
juga malas. Bodoh hanya milik orang –orang malas
belajar dan membuang waktu percuma dengan
berbagai masalah yang semakin terlarut dalam
waktu. Pelaksanaan kurikulum 2013 akan mengalami
hal yang serupa di kurikulum terdahalu jika
paradigma kita khususnya pelajar masih
beranggapan bahwa guru adalah segalanya.
KESIMPULAN