Jurnal ini disusun oleh saya Annisa Khotima Rismanda dengan Nim 202041047 untuk memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) dosen dari Bapak Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom. Pada mata kuliah Komunikasi Kelompok di Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama. Selain itu, saya juga berharap agar jurnal ini dapat menambah wawasan tentang “Komunikasi Kelompok”.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena Ujian Akhir Semester (UAS) yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan menyadari jurnal ini masih jauh dari kata sempurna.
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PENERAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA YANG TERBATAS PADA SEKOLAH PEDESAAN DI MTSN 1 NGAWI SAAT PANDEMI
1. PENERAPAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA YANG TERBATAS PADA
SEKOLAH PEDESAAN DI MTSN 1 NGAWI SAAT PANDEMI
Dosen pengajar komunikasi kelompok:
Bapak Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom.
Disusun oleh:
Annisa Khotima Rismanda – 202041047
Kelas (A)
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO BERAGAMA
2021
2. Penerapan pembelajaran tatap muka yang terbatas pada sekolah pedesaan di MTsN 1
NGAWI saat pandemi
Annisa Khotima Rismanda – 202041047
Dosen: Bapak Novalia Agung Wardjito Ardhoyo, ST. M. Ikom.
Rismandaannisa@gmail.com
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dapat menyebabkan negara Indonesia
mengenaikan dampaknya dalam bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Bidang
pendidikan sangat mengalami perubahan sangat besar dari pembelajaran yang dilakukan
secara langsung namun dengan adanya virus Covid-19 sampai adanya Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ), dengan melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) merupakan satu hal untuk
pencegahaan pada Covid-19 sehingga ada wilayah yang termasuk zona hijau yaitu rendah dan
aman dari virus. Ngawi, Jawa Timur termasuk wilayah zona hijau sehingga dapat
menjalankan aktivitas secara normal tetapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Pendidikan sekolah pada pedesaan, mungkin masih banyak pemikiran masyarakat desa yang
berpola pikir bahwa pendidikan tidak penting karena suskesnya seseorang tergantung dari
orang tersebut yang menjalankan hidupnya. Namun masyarakat dari desa Ngawi mayoritas
memiliki pola pikir yang berbeda karena adanya suksus seseorang dapat mengerti
pengetahuan atau ilmu secara baik dan dapat mengerti dalam kehidupan sehari-hari pada ilmu
tersebut, dapat terkena dampaknya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari orang tua yang tidak
mengerti gatged, jaringan internet yang kurang stabil, murid yang kurang paham dalam
mengerti materi membelajaran, dll. Hal tersebut dapat mendukung adanya Pertemuan Tatap
Muka (PTM) yang terbatas supaya tidak ada satu siswa yang tertinggalan pelajaran. Dengan
menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada sekolah pedesaan MTsN Ngawi disaat
pandemi dapat adanya pelaturan yang buat dari pihak sekolah agar dapat mematuhi protokol
kesehatan selama berjalannya (PTM).
3. Dalam hal tersebut (Kemendikbud) dalam satuan pendidikan yang menerapkan pembelajaran
tatap muka dan jarak jauh pada 23 Maret 2021, jumlahnya mencapai 78% dari total 183.566
satuan pendidikan yang melapor. Sementara, 22% sekolah sudah menerapkan pembelajaran
tatap muka (PTM), dengan adanya edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) membuat menyakinkan MTsN 1 Ngawi dalam menerpakan Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) agar dapat membantu orang tua siswa dan guru yang kurang mengeri
dengan pembelajaran online dan dapat membantu para siswa fokus dalam memahami materi.
Pertemuan Tatap Muka merupakan termasuk dari teori perbandingan sosial sebab, muncul
adanya kebutuhan para siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan paham dan
mengerti yang dapat meyakinkan pada para guru supaya menjalankan Pembelajaran Tatap
Muka (PTM) yang terbatas dengan mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut membuat para
siswa dan guru bersedia untuk bergabung dalam Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang
terbatas dikarenakan tidak ingin ada seorang siswa tertinggalan materi pembelajaran, namun
dengan mengikuti Pertemuan Tatap Muka (PTM) yang terbatas ada beberapa hal yang tidak
menjalankan sekolah dengan maksimal dengan tidak adanya ekstrakurikuler, praktek
penjaskes dilapangan, dan tidak bukanya kantin merupakan upaya pencegahan virus Covid-
19 dalam bidang pendidikan.
Banyaknya pemikiran kuno dari orang desa dengan tidak mementingkan pendidikan pada
anak-anaknya atau keturunannya, tetapi masih ada pemikiran masyarakat dari desa Ngawi
yang berpola pikir untuk masa depan anaknya supaya dapat menjadi generasi bangsa yang
sukses. Dengan itu tujuan artikel ini ada supaya pola pikir masyarakat desa tidak pada
pandangan yang buruk saja, muncul adanya virus Covid-19 dapat membuktikan bahwa
dengan mengadakan Pertemuan Tatap Muka (PTM) yang terbatas pada pedesaan merupakan
dorongan dari pemerintah dalam bidang pendidikan.
Kata kunci : Pertemuan Tatap Muka (PTM), sekolah pedesaan MTsN 1 Ngawi
4. I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia termasuk salah satu negara yang terkena dampak Covid-19 sehingga
melakukan kegiatan belajar mengajar secara online dirumah saja. Biasanya kegiatan belajar
mengajar dilakukan secara tatap muka atau langsung, namun sudah hampir 1 tahun lebih ini
dilakukan melalui belajar mengajar (daring) online.
Munculnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Indonesia terjadi adanya perubahan
dalam bidang pendidikan diperdesaan dapat menyebabkan konflik dengan pembelajaran jarak
jauh menggunakan jaringan internet, terdapat kuota pendidikan dari Kemendikbud kurang
mewadahi sebab jaringan internet yang kurang stabil pada daerah tertentu dan tidak semua
siswa mendapatkan kouta pendidikan tersebut. Orang tua siswa yang berada atau mampu
dapat memberi jaringan internet yang stabil dengan memakai internet tambahan (wifi) untuk
anaknya sekolah dalam hal tersebut orang tua siswa kurang setuju dengan adanya PTM
karena dengan belajar dari rumah dapat berproses dengan baik dan terhindar dari virus, tetapi
berbeda dengan orang tua yang kurang mampu karena sulit dengan jaringan internet yang
kurang stabil didaerahnya dan membagi waktu untuk bekerja dan mengajarkan anaknya
sekolah dirumah dengan itu orang tua murid yang kurang mampu sangat setuju dengan
adanya pertemuan tatap muka (PTM) yang terbatas sebab dapat membantu proses
pembalajaran agar anaknya tidak tertinggalan pembelajaran.
Mayoritas sekolah di Indonesia masih memprioritaskan pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat
pandemi virus corona Covid-19. Adanya data dari (Jayani, 78% Sekolah di Indonesia Masih
Belajar Jarak Jauh, 2021) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam
satuan pendidikan yang menerapkan pembelajaran tatap muka dan jarak jauh pada 23 Maret
2021, jumlahnya mencapai 78% dari total 183.566 satuan pendidikan yang melapor.
Sementara, 22% sekolah sudah menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM), MTsN 1
Ngawi termasuk dari persentase sekolah yang sudah menerapkan membelajaran tatap muka
yang terbatas dikarena wilayah MTsN 1 Ngawi di Randusongo, Kec. Gerih, Kab. Ngawi,
Jawa Timur. Termasuk zona hijau yaitu daerah yang rendah dari virus corona, dengan hal
tersebut kepala sekolah MTsN 1 ngawi yaitu bapak Drs.Maryudianto yang bertanggung
jawab juga selama berjalannya pembelajaran tatap muka yang terbatas dan
5. Kemendikbudristek yang mengambil kebijakan PTM terbatas untuk menjaga kualitas
pembelajaran di masa pandemi.
B. PENGERTIAN DESA
Menurut pendapat dari Bintarto (1983:11-12) memberi batasan pengertian desa
sebagai suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya.
Hasil per-paduan itu ialah suatu wujud atau ketampakan di muka bumi yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang saling berinteraksi antar
unsur-unsur tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah lain. Dalam arti umum
desa merupakan unit pemusatan penduduk yang bercorak agraris dan terletak jauh dari kota.
Adapun menurut Roucek dan Waren mengemukakan ciri-ciri pedesaan sebagai berikut:
a. Masyarakat desa bersifat homogen, dalam hal mata pencaharian, nilai-nilai dalam
kebudayaan, serta dalam sikap dan tingkah laku.
b. Kehidupan desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi.
c. Faktor geografis besar pengaruhnya terhadap kehidupan.
d. Hubungan antara sesama anggota masyarakat lebih intim/akrab dari pada di kota.
Namun berbeda dengan pendapat menurut dari V.C. Finch yang mengatakan bahwa
desa merupakan suatu tempat tinggal dan bukan merupakan pusat perdagangan.
Berdasarkan pendapat dari tiga para ahli tersebut dari (Sedesa, 2020), dari definisi
pedesaan diatas banyak pemikiran masyarakat desa yang lebih mementingkan kegitan sehari-
hari seperti berkebun, menternak hewan-hewan, dan menjadi-kan tempat tinggal di hari tua.
Untuk pemikiran pendidikan dalam perdesaan banyak anak-anak yang hanya sekolah sampai
SMP (Sekolah Menengah Pertama), atau SMA (Sekolah Menengah Atas) sebab adanya
kekurangan biaya dan lain hal. Meskipun orang-orang desa sedikit yang mementingkan
pendidikan dibandingkan kegiatan sehari-harinya, sehingga masih ada pola pikir masyarakat
perdesaan yang masih mementingkan pendidikan.
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PENTINGNYA PENDIDIKAN DI DESA
6. Banyaknya pemikiran masyarakat desa yang tidak mementingkan pendidikan,
dikarenakan berpola pikir semua orang dapat sukses tergantung pada takdir dan keadaan.
Tetapi disisi lain masih ada masyarakat yang mementingkan pendidikan untuk anaknya agar
dapat menjadi orang pintar yang mengerti pengetahuan yang pasti.
Berdasarkan wawancara pada 26 Desember 2021, dengan orang tua siswa MTsN 1
Ngawi yang bernama Rusmiati. Orang tua dari siswa beliau memikirkan pendidikan anaknya,
seperti “apakah anaknya bisa menjadi manusia yang sukses?”, Jika adanya lintasan
pertanyaan tersebut ingin tercapai, maka muliakan hidup ini dengan ilmu dan berpendidikan.
Dengan hal tersebut adanya kutipan dari (Ardiansah, 2018) sebuah petuah bijak dari mantan
menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI yaitu bapak Prof. Dr Daoed joesoef mengatakan :
“Ketahanan dan kekuatan suatu bangsa terletak pada bidang pendidikan. Pendidikan
merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang maju, yang tidak didukung
pendidikan yang kuat, jika ingin menjadi negara yang kuat maju dan disegani dunia
internasional, maka Indonesia harus menjadikan pendidikan sebagai bidang unggulan.
Indonesia perlu belajar dari kesadaran bangsa Jepang terhadap pentingnya pendidikan.
Baik pimipinan maupun rakyat Jepang, memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya
pendidikan. Saat Hirosima dan Nagasaki dibumihanguskan, yang pertama ditanyakan oleh
kaisar Jepang adalah, berapa jumlah guru yang tewas dan masih selamat, bukan berapa
jumlah negara atau jenderal. Ini menunjukkan betapa tingginya kesadaran bangsa Jepang
terhadap pendidikan, Indonesia perlu memperkuatkan kesadaran akan pendidikan.
Penelitian dan pengembangan yang dilakukan Kemendikbud, diarahkan untuk menjawab
tantangan-tantangan dan kebutuhan masa depan. Paradigma pendidikan harus dibangun
jauh ke depan, harus mampu mengamati dan memecahkan persoalan dan tantangan yang
akan dihadapi ke depan.”
Dari kesimpulan yang kutip diatas merupakan bahwa pendidikan itu sangat penting,
dengan itu pendidikan memiliki peran penting untuk kemajuan bangsa dan negara namun
pendidikan tinggi menjadi suatu hal yang terkadang yang dianggap mewah di desa suatu hal
yang dianggap mahal bagi sebagian orang-orang di desa sehingga tak jarang setiap siswa
yang lulus pun menjadi tumbal dari opini publik tersebut.
7. B. PEMBELAJARAN TATAP MUKA (PTM) YANG TERBATAS PADA
SEKOLAH MTsN 1 NGAWI.
Ngawi termasuk wilayah yang sulit untuk mendapatkan jaringan internet yang stabil
dan mayoritas penduduk desa jarang ada yang mengerti menggunakan gatged, tetapi karena
adanya virus corona masyarakat perdesaan harus mengerti menggunakan gatged untuk
mengajarkan anaknya sekolah dari rumah. Memulai dari mengaktifkan handphone, men-
dapatkan informasi materi pelajaran anaknya, mengirimkan tugas kepada guru, dan mengisi
data internet untuk sekolah anakanya. Orang tua siswa harus mampu membelikan kouta
belajar untuk anaknya sekolah lalu harus dapat memahami dan mengerti proses mendapatkan
materi sampai pengiriman tugas anaknya.
Dikutip pada (kemdikbud, 2021) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur,
Wahid Wahyudi mengapresiasi langkah Kemendikbudristek yang mengambil kebijakan PTM
terbatas untuk menjaga kualitas pembelajaran di masa pandemi. Dengan adanya MTsN 1
Ngawi termasuk sekolah yang sudah di bolehkan untuk penerapkan pembelajaran tatap muka
yang terbatas sebab sekolah merupakan dai zona hijau (daerah yang rendah dan aman dari
virus Covid-19) dan sudah memenuhi verifikasi Pertemuan Tatap Muka (PTM), dari edaran
tersebut bapak kepala sekolah Drs.Maryudianto menurutnya kebijakan ini sangat mendukung
keadaan pendidikan di MTsN 1 ngawi dengan banyaknya kendala dari guru, murid, dan
orang tua murid. Namun dengan adanya edaran tersebut sebagai kepala sekolah tidak
memaksa bahwa jika ada orang tua siswa yang belum memperbolehkan anaknya untuk
mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang terbatas.
Pada daerah perdesaan di MTsN 1 Ngawi di Kendal, Randusongo, Kec. Gerih, Kab.
Ngawi, Jawa Timur. Masih banyaknya para siswa dan guru kesulitan dengan penerapan
pembelajaran secara daring (online) oleh karena itu adanya :
a) Belum meratanya akses jaringan internet, diperdesaan belum adanya jaringan internet
yang stabil.
b) Gawai (gadget) yang belum memadai, tidak semua siswa dan guru memiliki
handphone yang berteknologi canggih (android).
8. c) Mahalnya biaya kuota internet untuk pembelajaran, tidak semua siswa dan guru
mendapatkan kuota internet (pendidikan) dari kemendikbud yang merata.
d) Belum adanya meratanya penguasaan iptek di kalangan pendidikan atau guru dan
adanya kesulitan orang tua dalam mendampingi anak-anaknya melakukan kegiatan
belajar mengajar menjadi kendala yang ditemui selama proses pembelajaran jarak
jauh.
Dengan banyaknya kendala pembelajaran daring (online) dan orang tua murid tidak ingin
anaknya tertinggalan pelajaran disaat pandemi Covid-19. Pada Senin, 10 Mei 2021
pembelajaran di sekolah MTSN 1 Ngawi masuknya siswa dan guru secara shift (bergilir)
kepada seluruh siswa dan guru, agar menghindarkan kerumuhan. Bapak Drs.Maryudianto
dapat bertanggung jawab selama berjalannya pembelajaran tatap muka dan Kemendikbud
yang mengambil kebijakan PTM terbatas untuk menjaga kualitas pembelajaran di masa
pandemi Covid-19.
Keputusan kepala sekolah dengan mengadakan pertemuan tatap muka secara terbatas ini
merupakan sebuah kebijakan yang sangat beresiko, sebab jika ada seseorang yang terpapar
virus Covid-19 maka semua pertanggung jawaban berada padanya. Terdapat orang tua yang
masih kurang setuju dengan adanya penerapan pembelajaran tatap muka secara terbatas ini,
namun disisi lain banyak juga siswa yang kurang menangkap materi membelajaran dengan
fokus. Maka dari itu rata-rata orang tua siswa yang membolehkan anak-anaknya melakukan
PTM yang terbatas ini dengan melakukan adanya pelaturan protokol kesehatan yang sudah di
buat oleh pihak sekolah.
Adanya pelaturan penerapan pembelajaran tatap muka yang terbatas pada sekolah MTsN
1 Ngawi saat pandemi :
1) Menjaga jarak 1,5 meter, antar siswa satu sama lain dan guru.
2) Isi dalam kelas tidak lebih dari 50 persen.
3) Rutin cuci tangan pakai sabun Sehat agar tidak bergejala Covid-19.
4) Tidak ada aktivitas selain pembelajaran, mulai dari kegiatan di kantin, kegiatan
olaharaga dan ekstrakurikuler juga belum bisa dilaksanakan.
5) Memakai seragam dengan rapih, baik siswa maupun guru.
6) Memakai sepatu, baik siswa maupun guru.
7) Memakai Masker, baik siswa maupun guru
9. 8) Membawa mukena (Putri), baik siswa maupun guru.
9) Hadir minimal 15 menit sebelum masuk, baik siswa maupun guru.
10) Membawa makan/minum dari rumah
11) Bagi murid dan guru yang membawa kendaraan dapat parkir di halaman madrasah
Selama berjalannya penerapan pembelajaran tatap muka yang terbatas di MTsN 1 sangat
berjalan konsisten dengan adanya pelaturan penerapan pembelajaran tatap muka yang
terbatas pada sekolahan tersebut, dibuat bapak Drs.Maryudianto yaitu selaku kepala sekolah
MTsN 1 dan dapat disepakati oleh guru-guru atas kebijakan adanya pelaturan penerapan
pembelajaran tatap muka yang terbatas pada sekolah MTsN 1 Ngawi saat pandemi.
Berdasarkan adanya wawancara dengan guru bimbingan konseling MTsN 1 Ngawi yaitu
Ibu Endang, pada 3 Januari 2022 dengan adanya pelaturan penerapan pembelajaran tatap
muka yang terbatas pada sekolah MTsN 1 NGAWI saat pandemi sangat terpantau berjalan
secara tertib dengan berdirinya ia sendiri sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK) berdiri
dilapangan sekolah untuk memantau guru dan siswa, supaya menerapkan pelaturan selama
penerapan pembelajaran tatap muka yang terbatas pada sekolah perdesaan di MTsN 1.
C. PERUBAHAN PELATURAN SEKOLAH PADA PEMBELAJARAN TATAP
MUKA YANG TERBATAS MTsN 1 NGAWI
Proses pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) yang terbatas dibeberapa wilayah di
Jawa Timur dilakukan secara bergantian (shift), adanya pembagian masuk dengan sesi pagi
dan sesi siang. Hal tersebut dilakukan supaya pembelajaran tetap efektif dan efisien.
Pembelajaran tatap muka (PTM) yang terjadi memiliki kendala yaitu adanya keterbatasan
waktu, sedangkan dilain sisi materi yang banyak harus disampaikan secara pendekatan
setelah pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan tidak setengah-setengah. Meskipun proses
pembelajaran berlangsung normal, namun siswa juga mengalami hambatan tersendiri
misalnya dalam kasus penyelesaian tugas dirasa masih kurang karena mereka dituntut untuk
belajar dengan cepat dan banyak materi harus dipelajari.
Dengan hal tersebut banyaknya perubahan disaat menerapkan pembelajaran tatap
muka yang terbatas MTsN 1 Ngawi dari masuknya siswa dan guru dalam mematuhkan
10. protokol kesehatan untuk dirinya sendiri dan orang lain hinga pulangnya mereka. Dari segi
sekolah menggunakan masker, kantin tidak ada yang buka, tidak adanya ekstrakurikuler, dan
masuk secara giliran (shift).
Selain mewawancarakan dengan salah satu orang tua siswa, dilakukan juga
wawancara dengan guru penjaskes sekaligus menjadi pelatih ekstrakurikuler bola voli di
MTsN 1 Ngawi yang di wawancarakan pada 4 Januari 2022 yang bernama pak fiki, sangat
merasakan perubahan dalam menjalankan pembelajaran tatap muka (PTM) yang terbatas dari
segi tidak adanya olahraga dilapangan sekolah dan tidak adanya ekstrakurikuler voli,
walaupun ia merasakan adanya perubahan yang sangat drastis tetapi ia masih merasa
bersyukur sekali sebab masih bisa memberi materi penjaskes dikelas langsung dengan anak-
anak muridnya, karena selama pembelajaran jarak jauh secara online yang sudah dijalakan
saat itu ia merasa khawatir dengan materi yang disampaikan dapat diterima oleh siswa
dengan baik memahaminya atau hanya menerima materi saja tetapi tidak memahami materi
yang disampaikan.
Bukan hanya ekstrakurikuler saja yang tidak dilakukan pada saat pembelajar tatp
muka (PTM) yang terbatas tetapi dengan tidak bukanya warung atau kantin sekolah membuat
adanya rasa yang berbeda saat mewawancarakan salah satu seorang siswa MTsN 1 Ngawi
pada 4 Januari 2022 yaitu Elok Aulia Marchella, ia merasa selama menjalankan petemuan
tatap muka (PTM) yang terbatas ini justru ia merasakan sedang sekolah dibulan ramadhan
yang melakukan berpuasa sebab tidak ada yang jualan di sekitar MTsN 1 Ngawi, namun
disisilain ia tidak merasa lapar selama disekolah sebab sudah membawa bekal makanan dan
minuman dari rumah.
Dengan tidak menerapkan olahraga dilapangan, tidak adanya ekstrakurikuler, dan
tidak bukanya warung atau kantin sekolah. Hal tersebut diterapkan karena mengikuti perintah
dari Kemendikbudristek dan menjaga kesehatan baik untuk para guru maupun seluruh siswa
MTsN 1 Ngawi.
Ketiga narasumber yang diwawancarkan merupakan warga sekolah MTsN 1 ngawi
baik dari orang tua siswa, guru, dan siswa yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka
(PTM) yang terbatas ini dapat membantu proses membelajaran sacara normal dengan
mematuhi protokol kesehatan.
11. D. KAITAN DENGAN KOMUNIKASI KELOMPOK DAN TEORI
KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN BERDASARKAN DARI KASUS DI
ATAS
Komunikasi Menurut Wahlstrom (1992) komunikasi adalah proses dimana terjadi
pemberian informasi, gagasart dan perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan
tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain di
sekelilingnya yang memperjelas sebuah makna. Bahasa tubuh banyak yang bilang tidak bisa
mengelabuhi orang lain. Meskipun seseorang berbicara bohong, tetapi mata seseorang tidak
bisa membohonginya. Selain itu, gaya atau tampilan pribadi seseorang juga sangat
mencerminkan bagaimana orang tersebut. Meskipun ada yang mengatakan bahwa janganlah
melihat seseorang hanya dari tampilannya saja, bisa jadi orang yang penampilannya kurang
baik ternyata perilakuknya baik. Itu hanya untuk kasus khusus saja, tetapi secara keseluruhan
orang akan menilai seseorang dari penampilannya. Orang akan merasa ketakutan apabila mau
bertanya kepada seseorang yang memiliki anting besar khas anak punk, miliki tato di sekujur
tubuhnya atau menggunakan pakaian yang lusuh dan robekrobek, tidak dipungkiri kita semua
juga akan melakukan hal yang sama. Maka dari itu dalam sebuah komunikasi penampilan
sangatlah penting, karena lawan bicara akan melihat terlebih dahulu apa yang tampak
dihadapannya yaitu apa yang dikenakan oleh lawan bicaranya. (Dyatmika, 2021)
Komunikasi kelompok menurut Simon (1975) adalah dua orang atau lebih yang
berinteraksi satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan memiliki sedikitnya satu tujuan.
Komunikasi kelompok juga dapat diartikan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang
sama, berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tersebut, mengenal satu sama lain
dan memandang, diri sebagai bagian dari kelompok. Masing-masing anggota kelompok
biasanya mengisi peran-peran dan mentaati peraturan-peraturan dan norma-norma yang
secara inplisit atau eksplisit disetujui para anggotanya. (Purba, 2020)
Dalam definisi terkait dengan kasus yang ada dengan penerapan pembelajaran tatp muka
(PTM) pada MTsN 1 Ngawi dapat memunculkan komunikasi kelompok dengan pembagian
masuk secara shift pagi dan siang yang dibagi kelompok shift dengan dari nomer absen
siswa.
12. Pendidikan termasuk dari learning grup (kelompok belajar), pasti seseorang hanya
berpikiran ke pendidikan yang terkait ke sekolah, namun sekolah bukan satu-satunya
kelompok belajar dalam rangka memberikan pelajaran ada juga tempat-tempar kursus (les)
dengan berbagai jenis. Dengan tujuan meningkatkan pengetahuan kemampuan para
anggotanya baik pendidikan di dalam sekolah maupun diluar sekolah.
Teori komunikasi kelompok yang terjadi ialah teori perbandingan sosial, muncul akibat
minat Festinger terhadap pengembangan opini dan beberapa hipotesis menentukan perbedaan
yang diharapkan antara pengaruh pada pendapat versus kemampuan. Sebagian besar
penelitian yang didasarkan pada teori ini berkonsentrasi pada perbandingan kemampuan,
emosi, atau ciri kepribadian, dan sangat sedikit yang terkait dengan perbandingan pendapat.
Pergeseran ini mungkin terjadi karena Festinger sendiri tidak bertahan lama dengan teorinya
tentang proses perbandingan sosial namun dengan cepat beralih untuk merumuskan teori
disonansi kognitif (Corcoran, dkk, 2011). Dikutip oleh (Ambar, 2017)
Teori ini sesuai dengan kasus diatas sebab, proses teori yang sama dengan prosos
penerapan pembelajaran tatap muka (PTM) yang terbatas yaitu dengan adanya orang tua
memiliki pendapat dengan menetapkan anaknya sekolah melalui daring saja karena khawatir
penyebaran virus di sekolah dan bapak kepada sekolah yang memiliki pendapat agar tidak
ada siswa yang tertinggalan pelajaran maka berani bertanggung jawab dalam menerapkan
pembelajaran tatap muka (PTM) yang terbatas pada sekolah perdesaan di MTsN 1 Ngawi
disaat pandemi.
Pendapat dari beberapa orang tua tersebut terkiat dengan teori perbandingan sosial yang
merupakan dapat muncul dikarenakan adanya kebutuhan anaknya untuk mendapatkan materi
pembelajaran, dengan itu adanya pendapat dari kepala sekolah dan guru-guru yang
mengkhawatirkan adanya siswa yang tertinggalan materi pembelajaran. Namun hal tersebut
dapat memunculkan keyakinan dari pihak sekolah agar menjalankan pembelajaran tatap
muka yang terbatas di MTsN 1 Ngawi. Para siswa dan guru bersedia untuk menjalani
pembelajaran tatap muka yang terbatas agar dapat mengikuti Pertemuan Tatap Muka (PTM)
yang terbatas tidak ada satupun siswa yang tertinggalan materi pembelajaran dan dapat
meningkatkan pengetahuan dengan baik, dikarenakan pertemuan tatap muka yang terbatas
adanya beberapa kegiatan sekolah MTsN 1 Ngawi seperti praktek pelajaran penjaskes
dilapangan dan ekstrakurikuler merupakan penerapan sekolah yang kurang maksimal
13. III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perubahan dari pembelajaran sekolah yang normal, lalu menjalani pembelajaran jarak
jauh (PJJ), dan harus sekolah dengan pembelajaran tatap muka (PTM) yang terbatas, yang
disebabkan banyak kondisi dari guru, murid, dan orang tua murid mengalami kesulitan
melakukan pembelajaran jarah jauh (PJJ).
Dengan hal tersebut para siswa dibuat pelaturan dari pihak sekolah MTsN 1 Ngawi
dengan menerapkan protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka berlangsung (PTM)
yang terbatas. Banyaknya orang tua dari siswa yang kurang mengerti teknologi gatged sangat
merasa lebih tenang anaknya mendapatkan materi langsung dengan guru dari sekolahnya.
Kaitan dalam komunikasi kelompok juga sangat termasuk dari MTsN 1 Ngawi, dalam
penerapan pembelajaran tatap muka yang terbatas dengan memiliki keputusan yang baik
guna siswa menerima materi dengan baik. Dalam kasus ini menggunakan teori perbandingan
sosial yang merupakan gagasan bahwa ada drive dalam diri seseorang untuk melihat gambar
di luar dalam rangka untuk mengevaluasi pendapat mereka sendiri dan kemampuan.
B. SARAN
Pendidikan memang penting untuk masa depan generasi muda Indonesia tetapi memang
adanya desakan yang diharuskan untuk sekolah di lakukan dari rumah saja, sebab adanya
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang membahayakan untuk manusia apalagi bagi
anak sekolah, virus tersebut dapat menularkan menyebar antarmanusia secara langsung, tidak
langsung (melalui benda atau permukaan yang terkontaminasi), atau kontak erat dengan
orang yang terinfeksi melalui sekresi mulut dan hidung, dengan penyebaran tersebut maka
pemerintah menetapkan sekolah melalui jarak jauh.
Dengan Jawa Timur termasuk wilayah zona aman, MTsN 1 Ngawi lalu adanya
Kemendikbudristek yang mengambil kebijakan PTM terbatas untuk menjaga kualitas
14. pembelajaran di masa pandemi. Sangat membantu orang tua yang kesulitan dalam
mengajarkan anaknya dari rumah, tidak stabilnya jaringan internet, membagi waktu kerja
dengan mengajarkan anaknya, dll.
Namun jika ada orang tua yang masih khawatir dengan adanya virus tidak memaksa agar
tetep mengikuti pembelajaran yang terbatas di sekolah. Untuk kebaikan kedepannya MTsN 1
Ngawi agar tetap menjalankan dan menertipkan seluruh guru dan siswa dengan protokol
kesehatan supaya banyaknya siswa yang dapat mengikuti pembelajaran disekolah langsung
kembali.
15. Daftar Pustaka
Ambar. (2017). Teori Komunikasi, Teori Komunikasi Antar Pribadi. Indonesia:
PakarKomunikasi.com. Website https://pakarkomunikasi.com/teori-perbandingan-sosial
Ardiansah, I. (2018). Anak Desa Harus Sekolah. Malang: Media Nusa Creative. Website
https://sedesa.id/pengertian-desa-menurut-para-ahli-dan-undang-udang/ (E-Book)
Dyatmika, T. (2021). ILMU KOMUNIKASI. Yogyakarta: Zahir Publishing. Website
https://www.google.co.id/books/edition/ILMU_KOMUNIKASI/YmM0EAAAQBAJ?hl=id&
gbpv=1&dq=komunikasi&printsec=frontcover (E-Book)
Jayani, D. H. (2021). 78% Sekolah di Indonesia Masih Belajar Jarak Jauh. Jakarta:
databoks. Website https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/04/01/78-sekolah-di-
indonesia-masih-belajar-jarak-jauh
Kemdikbud, w. k. (2021). Serba-Serbi Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di Wilayah
PPKM Level 3 . Indonesia: kemdikbud.go.id. Website
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/09/serbaserbipembelajaran-tatap-muka-
terbatas-di-wilayah-ppkm-level-3
Purba, B. (2020). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar. Indonesia: Yayasan Kita Menulis.
Webistehttps://www.google.co.id/books/edition/Ilmu_Komunikasi_Sebuah_Pengantar/YkwC
EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=komunikasi+kelompok&printsec=frontcover (E-Book)
Sedesa, A. (2020). Pengertian Desa Menurut Ahli dan Undang-udang. jakarta:
sedesa.id. Website https://sedesa.id/pengertian-desa-menurut-para-ahli-dan-undang-udang/