Activity Based Costing (ABC) adalah sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi aktivitas dan mengalokasikan biaya berdasarkan aktivitas untuk memproduksi barang agar perhitungan biaya menjadi lebih tepat dan akurat dibandingkan metode konvensional. ABC direkomendasikan untuk perusahaan di Indonesia.
Metode activity based costing (ABC) merupakan pendekatan penentuan biaya produk berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Biaya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan cost driver, kemudian biaya aktivitas dialokasikan ke produk berdasarkan volume aktivitas yang dikonsumsinya."
Dokumen tersebut membahas tentang anggaran biaya overhead pabrik, yang merupakan biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi. Dokumen menjelaskan pengertian, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, serta rumus dan contoh perhitungan untuk menghitung biaya overhead netto setiap departemen dan menghitung tarif biaya overhead.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
Sistem activity-based costing (ABC) mengalokasikan biaya ke produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi. ABC melibatkan identifikasi cost pool aktivitas dan pemicu aktivitas untuk mengalokasikan biaya ke produk secara lebih akurat. Contoh menunjukkan penggunaan ABC untuk menghitung biaya produk istimewa dan reguler lebih akurat daripada sistem konvensional.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini menggunakan dasar pemikiran bahwa produk atau jasa perusahaan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Setelah sumber daya dibebankan ke aktivitas, aktivitas kemudian dibebankan ke obyek biaya sesuai dengan penggunaannya. ABC mengakui hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivias.
Tes tengah semester mata kuliah akuntansi manajemen membahas konsep biaya produk, identifikasi biaya per unit, dan analisis biaya desain berdasarkan unit produksi untuk menentukan biaya variabel dan tetap serta fungsi biaya. Metode ABC juga digunakan untuk menghitung biaya overhead per unit produk.
Metode activity based costing (ABC) merupakan pendekatan penentuan biaya produk berdasarkan konsumsi sumber daya oleh aktivitas. Biaya dialokasikan ke aktivitas berdasarkan cost driver, kemudian biaya aktivitas dialokasikan ke produk berdasarkan volume aktivitas yang dikonsumsinya."
Dokumen tersebut membahas tentang anggaran biaya overhead pabrik, yang merupakan biaya-biaya tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan selama proses produksi. Dokumen menjelaskan pengertian, tujuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, serta rumus dan contoh perhitungan untuk menghitung biaya overhead netto setiap departemen dan menghitung tarif biaya overhead.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
Sistem activity-based costing (ABC) mengalokasikan biaya ke produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi. ABC melibatkan identifikasi cost pool aktivitas dan pemicu aktivitas untuk mengalokasikan biaya ke produk secara lebih akurat. Contoh menunjukkan penggunaan ABC untuk menghitung biaya produk istimewa dan reguler lebih akurat daripada sistem konvensional.
Penentuan biaya produk berdasarkan aktivitas20ianpratama
Activity-based costing (ABC) membebankan biaya ke produk atau jasa berdasarkan konsumsi terhadap aktivitas. Sistem ini menggunakan dasar pemikiran bahwa produk atau jasa perusahaan diperoleh melalui pelaksanaan aktivitas dan aktivitas tersebut membutuhkan biaya. Setelah sumber daya dibebankan ke aktivitas, aktivitas kemudian dibebankan ke obyek biaya sesuai dengan penggunaannya. ABC mengakui hubungan sebab akibat antara cost driver dengan aktivias.
Tes tengah semester mata kuliah akuntansi manajemen membahas konsep biaya produk, identifikasi biaya per unit, dan analisis biaya desain berdasarkan unit produksi untuk menentukan biaya variabel dan tetap serta fungsi biaya. Metode ABC juga digunakan untuk menghitung biaya overhead per unit produk.
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok proses untuk menghitung biaya produksi per satuan. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang berproduksi massal melalui satu atau lebih departemen produksi. Dokumen ini juga menjelaskan cara menghitung harga pokok produk jadi dan persediaan serta pengaruh produk hilang terhadap perhitungan biaya produksi.
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
Anggaran komprehensif merupakan anggaran lengkap yang disusun sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran komprehensif terdiri dari rencana substantif, rencana keuangan jangka panjang dan tahunan, anggaran variabel, dan data statistik pendukung seperti analisis break-even dan standar biaya.
Dokumen tersebut menjelaskan kasus perhitungan biaya produk menggunakan metode activity based costing (ABC) pada perusahaan PT Baju. PT Baju memproduksi dua jenis produk yaitu polos dan bercorak dengan jumlah yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan perhitungan biaya overhead untuk setiap aktivitas berdasarkan tarif overhead, kemudian menghitung total biaya dan biaya per unit untuk setiap produk menggunakan metode ABC.
Dokumen tersebut membahas tentang metode harga pokok proses. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang homogen secara berkelanjutan. Metode ini mencatat biaya produksi setiap periode berdasarkan unit setara yang mempertimbangkan tingkat penyelesaian produk dalam proses.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi biaya tenaga kerja yang mencakup pendefinisian biaya tenaga kerja, perhitungan upah kotor, penetapan tarif biaya overhead pabrik, distribusi biaya upah dan gaji, serta perhitungan harga pokok produksi.
Anggaran komprehensif merupakan jaringan kerja yang terdiri dari beberapa anggaran terpisah yang saling bergantungan satu sama lain seperti anggaran penjualan, produksi, pembelian bahan baku, upah, biaya overhead, harga pokok produksi, laba rugi, dan arus kas.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep Activity Based Costing (ABC), Activity Based Management (ABM), Just In Time (JIT), dan Activity Based Budgeting (ABB). Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, keunggulan, dan komponen-komponen dari konsep-konsep tersebut serta perbandingan antara sistem tradisional dengan sistem ABC dan JIT.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang harga pokok proses (process costing) dan contoh
penyelesaian kasus penghitungan harga pokok produksi dan laporan laba rugi untuk dua perusahaan
yang memproduksi melalui beberapa departemen dengan menggunakan metode harga pokok proses.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Metode harga pokok proses digunakan untuk menghitung biaya produksi per satuan bagi perusahaan yang memproduksi produk standar secara berkelanjutan. Biaya ditentukan berdasarkan total biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi dibagi jumlah produk yang dihasilkan. Metode ini menghitung harga pokok produk jadi dan persediaan dalam proses pada akhir periode.
Dokumen tersebut membahas tentang penganggaran biaya overhead pabrik perusahaan yang mencakup pengertian budget biaya overhead pabrik, jenis biaya overhead pabrik, bagian-bagian produksi perusahaan, metode alokasi biaya, satuan kegiatan bagian produksi dan pembantu, alokasi dan pembebanan biaya overhead pabrik.
Sistem biaya taksiran digunakan untuk mencatat biaya produksi yang dialokasikan ke produk. Dokumen menjelaskan prosedur akuntansi dan contoh pencatatan transaksi biaya taksiran, termasuk jurnal entri untuk mencatat biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, dan harga pokok taksiran produk antar departemen dan yang dijual. Selisih antara biaya sesungguhnya dengan taksiran dibagikan ke akun-
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses Activity Based Costing System (ABC) untuk mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan aktivitas. ABC mengidentifikasi aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya, mengalokasikan biaya ke aktivitas tersebut, lalu mengalokasikan biaya aktivitas ke produk berdasarkan cost driver masing-masing aktivitas. Diberikan ilustrasi penerapan ABC pada perusahaan PT. KFC untuk menghitung biaya produksi dua jenis produknya
Dokumen tersebut membahas metode harga pokok proses untuk menghitung biaya produksi per satuan. Metode ini digunakan untuk perusahaan yang berproduksi massal melalui satu atau lebih departemen produksi. Dokumen ini juga menjelaskan cara menghitung harga pokok produk jadi dan persediaan serta pengaruh produk hilang terhadap perhitungan biaya produksi.
Tugas anggaran komprehensif (arki rusmana 0211 u276)arkirusmana
Anggaran komprehensif merupakan anggaran lengkap yang disusun sebagai alat bantu manajemen dalam mengembangkan perencanaan terpadu di seluruh kegiatan perusahaan. Anggaran komprehensif terdiri dari rencana substantif, rencana keuangan jangka panjang dan tahunan, anggaran variabel, dan data statistik pendukung seperti analisis break-even dan standar biaya.
Dokumen tersebut menjelaskan kasus perhitungan biaya produk menggunakan metode activity based costing (ABC) pada perusahaan PT Baju. PT Baju memproduksi dua jenis produk yaitu polos dan bercorak dengan jumlah yang berbeda. Dokumen ini menjelaskan perhitungan biaya overhead untuk setiap aktivitas berdasarkan tarif overhead, kemudian menghitung total biaya dan biaya per unit untuk setiap produk menggunakan metode ABC.
Dokumen tersebut membahas tentang metode harga pokok proses. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang homogen secara berkelanjutan. Metode ini mencatat biaya produksi setiap periode berdasarkan unit setara yang mempertimbangkan tingkat penyelesaian produk dalam proses.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi biaya tenaga kerja yang mencakup pendefinisian biaya tenaga kerja, perhitungan upah kotor, penetapan tarif biaya overhead pabrik, distribusi biaya upah dan gaji, serta perhitungan harga pokok produksi.
Anggaran komprehensif merupakan jaringan kerja yang terdiri dari beberapa anggaran terpisah yang saling bergantungan satu sama lain seperti anggaran penjualan, produksi, pembelian bahan baku, upah, biaya overhead, harga pokok produksi, laba rugi, dan arus kas.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep Activity Based Costing (ABC), Activity Based Management (ABM), Just In Time (JIT), dan Activity Based Budgeting (ABB). Dokumen tersebut menjelaskan pengertian, keunggulan, dan komponen-komponen dari konsep-konsep tersebut serta perbandingan antara sistem tradisional dengan sistem ABC dan JIT.
Dokumen ini memberikan penjelasan tentang harga pokok proses (process costing) dan contoh
penyelesaian kasus penghitungan harga pokok produksi dan laporan laba rugi untuk dua perusahaan
yang memproduksi melalui beberapa departemen dengan menggunakan metode harga pokok proses.
Bagi Perusahaan yang membutuhkan Pelatihan ini dapat menghubungi Kami HARD-Hi SMART CONSULTING di Hotline : 0878-7063-5053 (Fast Response) dengan Bpk. M. Shobrie H.W., SE, CFA, CLA, CPHR, CPTr.
Metode harga pokok proses digunakan untuk menghitung biaya produksi per satuan bagi perusahaan yang memproduksi produk standar secara berkelanjutan. Biaya ditentukan berdasarkan total biaya yang dikeluarkan selama periode akuntansi dibagi jumlah produk yang dihasilkan. Metode ini menghitung harga pokok produk jadi dan persediaan dalam proses pada akhir periode.
Dokumen tersebut membahas tentang penganggaran biaya overhead pabrik perusahaan yang mencakup pengertian budget biaya overhead pabrik, jenis biaya overhead pabrik, bagian-bagian produksi perusahaan, metode alokasi biaya, satuan kegiatan bagian produksi dan pembantu, alokasi dan pembebanan biaya overhead pabrik.
Sistem biaya taksiran digunakan untuk mencatat biaya produksi yang dialokasikan ke produk. Dokumen menjelaskan prosedur akuntansi dan contoh pencatatan transaksi biaya taksiran, termasuk jurnal entri untuk mencatat biaya bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, dan harga pokok taksiran produk antar departemen dan yang dijual. Selisih antara biaya sesungguhnya dengan taksiran dibagikan ke akun-
Dokumen tersebut membahas konsep dan proses Activity Based Costing System (ABC) untuk mengalokasikan biaya overhead ke produk berdasarkan aktivitas. ABC mengidentifikasi aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya, mengalokasikan biaya ke aktivitas tersebut, lalu mengalokasikan biaya aktivitas ke produk berdasarkan cost driver masing-masing aktivitas. Diberikan ilustrasi penerapan ABC pada perusahaan PT. KFC untuk menghitung biaya produksi dua jenis produknya
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
3. Activity Based Costing (ABC) adalah salah satu
cara menghitung setiap biaya yang dikeluarkan
pada masing-masing aktivitas dengan alokasi yang
berbeda-beda pada setiap aktivitasnya.
Apa itu Activity Based Costing ?
4. Tujuan Activity Based Costing:
Tujuan Activity Based Costing adalah
untuk menglokasikan biaya ke transaksi dari
aktivitas yang dilaksanakan dalam suatu
organisasi dan kemudian mengalokasikan
biaya tersebut secara tepat ke produk sesuai
dengan pemakaian aktivitas setiap produk.
5. Klasifikasi Activity Based Costing
01 Unit Level Activites ( Tingkat Unit )
Berupa aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan sekali untuk setiap unit
sehingga biaya produk yang berhubungan
dengan aktivitas yang dibebankan
berdasarkan jumlah unit yang diproduksi.
Bacth Level Activity (tingkat bacth)
03
Yaitu berupa ativitas atau kegiatan yang
dilakukan untuk mendukung produksi sejumlah
order tertentu (batch).
Product Sustaining Activities
02
Berupa aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan untuk mempertahankan
eksistensi suatu produk, pemeliharaan
produk, pengembangan produkdan
inovasi produk.
Facility Sustaining Activities
04Berupa aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan untuk mempertahankan
eksistensi perusahaan, seperti
pemasaran, sumber daya manusia,
pengembangan sistem, pemeliharaan
fasilitas dan lain-lain.
6. Pemicu Biaya (Cost Driver)
dalam sistem ABC
“FAKTOR YANG MENYEBABKAN PERUBAHAN
BIAYA AKTIVITAS, DAPAT DIUKUR,
DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR
MEMBEBANKAN BIAYA AKTIVITAS KE COST
POOL TERTENTU. TERDAPAT DUA COST
DRIVER YAITU RESOURCES DRIVER AND
ACTIVITY DRIVER.”
7. Terdapat dua jenis cost driver, yaitu:
Merupakan ukuran kuantitas
sumber daya yang dikonsumsi oleh
aktivitas. Driver sumber daya
digunakan untuk membebankan
biaya sumber daya yang dikonsumsi
oleh aktivitas ke Cost Pool tertentu.
Ex : dari driver sumber daya adalah
persentase dari luas total yang
digunakan oleh suatu aktivitas.
Driver sumber daya
(resources driver)
Merupakan ukuran frekuensi dan
intensitas permintaan terhadap suatu
aktivitas terhadap objek biaya. Driver
aktivitas digunakan untuk membebankan
biaya dari Cost Pool ke objek biaya. Ex :
dari driver aktivitas adalah jumlah suku
cadang yang berbeda yang digunakan
dalam produk akhir untuk mengukur
konsumsi aktivitas penanganan bahan
untuk setiap produk.
Driver aktivitas
(activity driver)
9. MENGIDENTIFIKASI
BIAYA SUMBER DAYA
DAN AKTIVITAS
Tahap
01
Tahap pertama dalam merancang
sistem ABC adalah
mengidentifikasikan biaya sumber
daya dan melakukan analisis
aktivitas.
Anggota tim proyek ABC biasanya
menanyakan beberapa hal kepada
karyawan atau manajer kunci:
Apa pekerjaan/aktivitas yang
Anda lakukan? Berapa waktu
yang dibutuhkan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut?
Apa sumber daya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan
aktivitas tersebut? Nilai apa yang
dimiliki oleh aktivitas tersebut
bagi perusahaan?
10. Aktivitas menimbulkan biaya
sumber daya. Driver sumber daya
(Resources driver) digunakan
untuk membebankan biaya sumber
daya ke aktivitas. Driver sumber
daya biasanya meliputi: Meter
untuk utilitas, Jumlah tenaga
kerja untuk aktivitas yang
berkaitan dengan penggajian.
Tahap
02
Membebankan Biaya
Sumber Daya ke Aktivitas
11. Membebankan Biaya ke
Objek Biaya
Tahap
03
Jika aktivitas sudah diketahui,
selanjutnya perlu untuk
mengukur biaya aktivitas per
unit. Hal ini dilakukan dengan
cara mengukur biaya per unit
untuk output yang diproduksi
oleh aktivitas tersebut.
12. Manfaat Activity Based Costing
1. ABC menyajikan
biaya produk yang
lebih akurat dan
informative 2. ABC memberikan
pengukuran yang lebih akurat
atas biaya-biaya pemacu
aktivitas
3. ABC membantu manajer
lebih mudah mengakses
informasi tentang biaya-
biaya yang relevan dalam
membuat keputusan bisnis.
13. Keterbatasan ABC !
● Alokasi biaya yang secara praktis
mungkin sulit dilakukan, karena tidak
ditemukan aktivitas yg menyebabkan
biaya tersebut
● Mengabaikan biaya dari analisis, yaitu
biaya iklan, advertensi, promosi dan riset
● Pengeluaran dana waktu yang
dikonsumsi sistem abc sangat mahal
untuk dikembangkan & diimple
mentasikan
14. Contoh Perhitungan Sistem Konvensional dan ABC:
PT. XYZ , sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi dua macam
produk (A dan B). Produk A adalah sumber pendapatan utama yang diproduksi
setiap hari kerja dan Produk B berdasarkan pesanan khusus
Produksi Tahun 1 Tahun 2
A 2.000 2.200
B 1.000 1.000
Penjualan Tahun 1 Tahun 2
A 2.000 2.000
B 1.000 1.000
Kebutuhan BB (Per Unit Produk)
A.2 unit @ Rp. 50 = Rp. 100
B.1 unit @ Rp. 20 = Rp. 20
15. 1. Perhitungan Konvernsi
A. HPP
Produk A (Rp) Produk B (Rp)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2
BDP Awal 0 0 0 0
BBB 200.000 220.000 20.000 20.000
BTK 150.000 165.000 25.000 25.000
BOP 300.000 300.000 50.000 50.000
B. Pabrikasi 650.000 685.000 95.000 95.000
(-) BDP Akhir 0 0 0 0
Harga Pokok Produksi 650.000 685.000 95.000 95.000
(+) Pers. Produk Jadi
Awal
0 0 0 0
Pers. Siap Dijual 650.000 685.000 95.000 95.000
(-) Pers. Produk Jadi
Akhir
0 62.273 0 0
Harga Pokok Penjualan 650.000 622.727 95.000 95.000
16. Keterangan :
Laba bersih PT.XYZ meningkat pada tahun ke-2 sebesar Rp. 17.727 yang seharusnya merupakan penyimpangan,
karena :
- Nilai penjualan tidak meningkatHarga pokok penjualan
- (HPP) menurun, padahal produksi produk A meningkat dari 2000 menjadi 2200
Produk A (Rp) Produk B (Rp) Total (Rp)
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 1 Tahun 2
Penjualan 800.000 800.000 100.000 100.000 900.000 900.000
(-) HPP 650.000 622.727 95.000 95.000 745.000 717.727
Laba Kotor 150.000 177.273 5.000 5.000 155.000 182.273
Komisi
Penjualan
4.500 4.500
Administrasi 27.000 27.000
Laba
Sebelum
Pajak
123.500 150.773
Pajak 35% 43.225 52.771
Laba Bersih 80.275
98.002
b. Laba Bersih
17. Cost Pool Cost Driver Biaya
(Rp)
Jumlah Aktivitas Tarif
ABC
(Rp)
Produk
A
Produk
B
Total
Pengadaan
Bahan Baku
Jumlah
Pemesanan
60.000 25 50 75 800
Engineering Perubahan
Perintah
125.000 40 60 100 1.250
Pengemasan Jumlah
Pengiriman
100.000 12 38 50 2.000
Setup Jumlah
Setup
35.000 12 23 35 1.000
Penerimaan
Pesanan
Jumlah
Pesanan
yang
Diterima
30.000 5 15 50 1.500
Total 350.000
•Perhitungan ABC
18. Produk A (Rp) Produk B (Rp) Tahun 1
& Tahun 2
Tahun 1 Tahun 2
Pengadaan Bahan Baku 20.000 20.000 40.000
Engineering 50.000 50.000 75.000
Pengemasan 24.000 24.000 76.000
Setup 12.000 12.000 23.000
Penerimaan Pesanan 7.500 7.500 22.500
Total BOP 113.500 113.500 236.500
Unit yang Diproduksi 2.000 2.200 1.000
BOP Per Unit 56,75 51,59 236,50
BB Per Unit 100,00 100,00 20,00
BTK Per Unit 75,00 75,00 25,00
Total Biaya Per unit 231,75 231,75 281,50
•Perhitungan HPP (ABC)
19. Total (Rp)
Tahun 1 Tahun 2
Penjualan 900.000 900.000
(-) HPP 745.000 734.682
Laba Kotor 155.000 165.318
Komisi Penjualan 4.500 4.500
Administrasi 27.000 27.000
Laba Sebelum Pajak 123.500 133.818
Pajak 35% 43.225 46.836
Laba Bersih 80.275 86.982
•Perhitungan Laba Bersih (ABC)
Keterangan :
Pada tahun pertama, laba bersih setelah pajak sama untuk kedua
metodePada tahun ke-2 memberi laba bersih lebih kecil dari
konvensional sehingga bisa memungkinkan penghematan pajak.
20. Produk A (Rp) Produk B (Rp) Tahun
1 & Tahun 2
Tahun 1 Tahun 2
Konvensional 325,00 325,00 95,00
ABC 231,75 226,59 281,50
3. Perbandingan HPP
Keterangan :
Metode ABC menunjukkan bahwa selama ini alokasi BOP pada
produk A menurut metode konvensional adalah terlalu tinggi dan
terlalu rendah pada produk B
21. Activity-Based Costing (ABC) adalah suatu sistem informasi akuntansi
yang mengidentifikasi berbagai aktivitas yang dikerjakan dalam suatu
organisasi dan mengumpulkan biaya dengan dasar dan sifat yang ada
dan perluasan dari aktivitasnya. ABC memfokuskan pada biaya yang
melekat pada produk berdasarkan aktivitas untuk memproduksi,
mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan. Jadi
sebaiknya perusahaan-perusahaan di Indonesia agar segera
menggunakan metode ini, mengingat betapa bagusnya penggunaan
metode ini dibandingkan dengan metode perhitungan tradisional
dalam melakukan perhitungan biaya agar menjadi lebih tepat dan
akurat.
Kesimpulan: