Dokumen tersebut membahas analisis neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2012-2014. Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit pada April 2012 akibat penurunan ekspor ke beberapa negara tujuan utama. Dokumen ini juga membandingkan neraca perdagangan antara Indonesia dan Malaysia.
Eksternalitas Ekspor ke Jepang dan Amerika Serikat - Ady soejoto
NERACA INDONESIA
1. ANALISIS NERACA PERDAGANGAN INDONESIA
by goendzchan on January 9, 2014
ANALISIS NERACA PERDAGANGAN INDONESIA
Tugas makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas matah kuliah Perdagangan
Internasional juga sebagai penambah wawasan ilmu pengetahuan
Disusun oleh:
ANGGUN ANGGRAENI
113401013
EP-A
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2014
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATA BELAKANG
Neraca perdagangan merupakan catatan yang berisi nilai barang-barang yang
diekspor maupun diimpor oleh suatu negara. Kegiatan ekspor suatu negara
menimbulkan hak yang berupa penerimaan pembayaran atau piutang, sedangkan
impor barang dari luar negeri menimbulkan kewajiban membayar ke luar negeri
atau utang negeri. Neraca perdagangan dibuat agar suatu negara dapat mengetahui
perkembangan perdagangan internasional yang dilakukan.
Keadaan neraca perdagangan suatu negara ada tiga kemungkinan yaitu surplus,
defisit, atau seimbang. Neraca perdagangan disebut surplus jika nilai ekspor lebih
besar daripada nilai impor. Sebaliknya, neraca perdagangan disebut defisit jika nilai
ekspor lebih kecil daripada nilai impor. Neraca perdagangan disebut seimbang jika
nilai ekspor yang sama dengan nilai impor.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan meliputi:
* Biaya produksi (tanah, tenaga kerja, modal, pajak insentif, dll) ekspor dalam perekonomian
vis-à-vis dalam perekonomian mengimpor;
* Harga dan ketersediaan bahan baku, barang setengah jadi dan bahan lainnya;
* Perubahan nilai tukar;
* Multilateral, bilateral dan unilateral pajak atau pembatasan perdagangan;
* Non-tarif barriers, seperti lingkungan, kesehatan atau standar keselamatan;
Efektivitas devisa yang memadai untuk membayar impor, dan
* Harga barang yang diproduksi di rumah (tergantung pada kecepatan suplai)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Neraca Perdagangan Indonesia 2012
2. Kinerja perdagangan Indonesia tahun 2011-2012 mengalami penurunan, seiring dengan laju
pertumbuhan perdagangan dunia yang diperkirakan terus menurun. Penurunan kinerja
perdagangan dunia tersebut, mulai berdampak terhadap ekspor Indonesia yang ditandai dengan
melemahnya laju ekspor nasional yang mulai dirasakan sejak November 2011.
Menurut data dari organisasi perdagangan dunia ( WTO), laju pertumbuhan perdagangan dunia
pada 2011 hanya mencapai 5,0% atau menurun tajam dibanding 2010 yang mencapai 13,8%.
Sedangkan pada 2012, laju pertumbuhan menjadi 3,7% atau berada dibawah rata-rata
pertumbuhan selama 20 tahun terakhir yang mencapai 5,4% pertahun. Penurunan tersebut
disebabkan oleh persoalan global seperti krisis utang Eropa, bencana alam di berbagai negara,
seperti tsunami di Jepang, banjir Thailand dan bencana di China, serta ketidakstabilan politik dan
keamanan di Libya, Mesir dan Tunisia yang mengganggu pasokan minyak dunia.
Pertumbuhan nilai atau volume ekspor-impor rata-rata pertahun atau tren pertumbuhan jangka
panjangnya menjadi indikator utama untuk mengukur kinerja perdagangan Indonesia. Kinerja
ekspor Indonesia yang positif dapat dilihat dari laju pertumbuhan rata-rata pertahunnya yang
relatif tinggi dibandingkan negara-negara pesaingnya, atau oleh tren pertumbuhan jangka
panjangnya yang meningkat. Tren pertumbuhan jangka panjang yang meningkat mencerminkan
perubahan jangka panjang yang positif dari tingkat daya saing produk tersebut didalam
perdagangan global.
Necara perdagangan non migas Indonesia pada Januari-April 2012 surplus US$ 3.288,7 juta,
atau menurun 62% dibanding periode yang sama 2011 yang mencapai US$ 8.688,5 juta. Ekspor
non migas Indonesia Januari- April 2012 mencapai US$ 51.151,9 juta, atau meningkat 2,25%
dibanding periode yang sama 2011 sebesar US$ 50,024 juta. Sementara, nilai impor Indonesia
pada Januari – April 2012 mencapai US$ 47.863,1 juta, atau meningkat 15% dibanding periode
yang sama 2011 sebesar US$ 41.335,6 juta.
Tabel 1 : NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TOTAL (Nilai : Juta US$)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
Keterangan:
*) Angka sementara
**) Impor Termasuk Kawasan Berikat
Sementara itu, data World Economic Forum (WEF), dalam Global Competitive Index (GCI)
2011/2012, menempatkan daya saing global Indonesia pada peringkat ke-46, menurun 2 poin
dari 2010/2011. Peringkat tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat ke-5 di ASEAN
setelah Singapura yang berada pada peringkat ke-2 dunia, Malaysia peringkat ke-21, Brunei
Darussalam peringkat ke-28 dan Thailand pada peringkat ke-39. Khusus dengan China, neraca
perdagangan non migas Indonesia periode Januari-Maret 2012 mengalami defisit sebesar US$
1,65 juta.
Table 2 : Neraca Perdagngan RI – China
Sumber : Badan Pusat Satistik, diolah Kementeraian Perdagangan
3. Pada April 2012 neraca perdagangan non-migas Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 17,9
juta. Jika penurunan kinerja ekspor tersebut terus berlanjut, dikhawatirkan akan berdampak
terhadap perekonomian Indonesia, mengingat kontribusi ekspor terhadap pembentukan Produk
Domestik Bruto cukup signifikan yakni sekitar 25%. Selain itu, penurunan ekspor juga akan
menimbulkan persoalan bagi perekonomian Indonesia, seperti berkurangnya cadangan devisa,
terjadinya gejolak nilai tukar rupiah, kolapnya industry, dan meningkatnya pengangguran di
dalam negeri. Oleh karenLISISNYA:a itu perlu adanya kebijakan fiskal dan moneter yang positif
dan diimbangi dengan stabilitas politik dan keamanan.
ANALISISNYA:
Neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar US$641,1 juta pada April 2012, seiring penurunan
ekspor ke sejumlah negara yang menjadi pasar tradisional Indonesia. Badan Pusat Statistik
mencatat ekspor Indonesia pada April hanya US$15,98 miliar atau turun 7,36% dari Maret,
sedangkan impor mencapai US$16,62 miliar atau naik 1,82% dari Maret. Namun, Kepala BPS
Suryamin mengatakan defisit itu bukan yang pertama kali terjadi karena Indonesia pernah
mengalami defisit pada April dan Juli 2008 serta Juli 2009. Bahkan pada April 2008, defisit
neraca perdagangan mencapai US$724,9 juta karena dampak krisis Amerika Serikat. Ekspor
nonmigas ke ASEAN pada April turun 11,65% menjadi US$2,45 miliar. Begitu pula ke Uni
Eropa yang turun 5,28% menjadi US$1,46 miliar. Ekspor ke negara utama lain pun turun,
misalnya China 0,02%; Jepang 15,16%; AS 12,8%; Korsel 28,5% dan Taiwan 10,44%. India
menurun. Ekspor bahan bakar mineral pada April turun 6,82% menjadi US$2,41 miliar,
sementara lemak dan minyak hewan/nabati turun 19,23% menjadi US$1,76 miliar.
Dengan terjadinya surplus perdagangan berarti jumlah ekspor yang dilakukan oleh sebuah negera
lebih banyak dibandingkan impor. Kondisi ini berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi negara tersebut. Kondisi ini telah mengakibatkan ketegangan perdagangan antar negara
yang mengalami defisit dengan egara yang mengalami surplus, seperti yang ditunjukkan oleh
hubungan perdagangan antara AS dan China. Perdagangan Amerika Serikat Amerika Serikat
telah mengalami defisit sejak tahun 1960. Defisit perdagangan ini pada akhirnya memaksa AS
untuk menghentikan standar emas pada tahun 1971. Sejak tahun 1997 defisit perdagangan AS
telah mengalami peningkatan eksponensial. Kali terakhir AS mengalami surplus perdagangan
adalah pada tahun 1975 lalu. Tercatat bahwa pada bulan April lalu defisit perdagangan di AS
mencapai angka 40.3 miliar dolar AS. Defisit perdagangan di bulan April ini mengalami
kenaikan dibandingkan defisit perdagangan yang terjadi pada bulan Maret, yaitu hanya sebesar
40.0 miliar dolar. Defisit perdagangan AS yang terbesar terjadi dengan China.
Pada bulan April defisit perdagangan AS dengan China mencapai angka 19.3 miliar dolar atau
nyaris 50% dari defisit perdagangan total AS. Perdagangan Indonesia Membaik Setelah Sempat
Terhantam Kondisi sektor perdagangan internasional Indonesia tampak mengalami peningkatan
yang cukup baik pada tahun 2010 ini. Surplus perdagangan Indonesia sempat mengalami
hantaman serius pada tahun 2008 lalu.
Seiring dengan krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 tersebut perdagangan
internasional Indonesia mengalami penurunan tajam pada surplus perdagangan total. Sejak tahun
2005 – 2007 perkembangan surplus perdagangan Indonesia selalu positif. Dari posisi 27.9 miliar
dolar di tahun 2005, pada tahun 2007 surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 39.6
miliar dolar AS. Akan tetapi pada tahun 2008 surplus perdagangan tersebut anjlok hingga hanya
sebesar 7.8 miliar dolar AS.
Di tahun 2009 terjadi peningkatan surplus dan membaik ke level 19.7 miliar dolar AS.
4. Sementara itu di tahun 2010 ini kembali terjadi peningkatan. Pada periode Januari hingga April
2010 surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 8.8 miliar dolar, mengalami kenaikan
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009, yaitu sebesar 7.2 miliar dolar.
B. NERACA PERDAGANGAN ( indonesia dan Malaysia)
Total Perdagangan bilateral Indonesia-Malaysia tahun 2008 mencapai nilai US$ 14,03 milyar,
atau meningkat 28,29% dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu sebesar US$ 11,5 milyar. Nilai
perdagangan bilateral ini telah menempatkan Indonesia sebagai mitra dagang Malaysia terbesar
ke-7 setelah Singapura, Jepang, Amerika Serikat, China, Thailand dan Korea Selatan. Trend
selama 5 tahun (2003-2008) tercatat positif 17,88%. Pada kuartal ke dua tahun 2009 (Januari-
Juni 2009) total perdagangan Indonesia-Malaysia mencatat jumlah US$ 5,13 milyar, atau turun
15,60% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008 (US$ 6,08 milyar). Hal ini
merupakan dampak dari krisis ekonomi global yang menyebabkan jatuhnya ekspor dan impor
Malaysia dari seluruh dunia termasuk dari Indonesia.
Ekspor Indonesia ke Malaysia pada tahun 2008 tercatat sebesar US$ 7,55 milyar, meningkat
25,86% dibandingkan dengan tahun 2007 (US$ 6,28 milyar). Trend selama 5 tahun (2003-2008)
positif 15,74%. Pada periode Januari – Juni 2009 ekspor Indonesia ke Malaysia mencapai jumlah
US$ 2,90 milyar, atau turun 11,13% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2008
sebesar US$ 3,27 milyar. Penurunan ekspor ini terlihat pada produk minyak sawit, karet alam,
parts and components, makanan laut, kertas, serta tekstil dan produk tekstil.
Impor Indonesia dari Malaysia pada tahun 2008 berjumlah sebesar US$ 6,48 milyar, meningkat
31,25% jika dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar US$ 5,22 milyar. Trend selama 5 tahun
(2003-2008) positif 20,65%. Pada periode Januari – Juni 2009 impor Indonesia dari Malaysia
membukukan angka US$ 2,22 milyar, atau menurun 20,81% jika dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2008 sebesar US$ 2,81 milyar.
Penurunan impor ini tercatat pada refined petroleum products, Electronics&Electrical products,
crude petroleum, manufactures of metal dan chemicals and chemical products. Neraca
Perdagangan Indonesia – Malaysia pada tahun 2008 menunjukkan posisi defisit untuk Malaysia
sebesar US$ 1,07 milyar, atau meningkat dibandingkan dengan defisit tahun 2007 (US$ 1,06
milyar). Selama 5 tahun terakhir (2003-2008), neraca perdagangan menunjukkan posisi surplus
bagi Indonesia. Pada periode Januari – Juni 2009, neraca perdagangan menunjukkan posisi
défisit bagi Malaysia sebesar US$ 679,14 juta. Defisit ini meningkat 48,42% dibandingkan
defisit Malaysia pada periode yang sama tahun 2008 sebesar US$ 457,59 juta. Sepuluh Besar
Komoditi Ekspor Indonesia ke Malaysia adalah: mineral fuel (nilai US$ 1,4 milyar), fats and oils
(US$ 1,0 milyar), cocoa (US$ 789,7 juta), electrical machinery (US$ 471,8 juta), copper (US$
460,4 juta), paper, paperboard (US$ 274,9 juta), machinery (US$ 263,0 juta), vehicles (US$
243,2 juta), organic chemicals (US$ 211,0 juta) dan plastic (US$ 136,0 juta).
Besar Komoditi Impor Indonesia dari Malaysia adalah: mineral fuel (US$ 1,6 milyar), machinery
(US$ 534,2 juta), organic chemicals (US$ 480,5 juta), electrical machinery (US$ 471,4 juta),
plastic (US$ 395,9 juta), iron and steel (US$ 278,5 juta), vehicles (US$ 143,4 juta), fertilizers
(US$ 139,0 juta), iron/steel products (US$ 129,9 juta), dan baking related (US$ 119,9 juta).
KESIMPULANNYA :
Untuk neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit disebabkan karena dampak krisis
Amerika serikat.
• Uni Eropa yang turun 5,28% menjadi US$1,46 miliar.
5. • China 0,02%;
• Jepang 15,16%;
• AS 12,8%;
• Korsel 28,5% dan
• Taiwan 10,44%. India menurun.
• Permasalahan di bidang perdagangan. Krisis ekonomi global telah mampu menurunkan kinerja
perdagangan bilateral kuartal kedua tahun 2009 dengan turunnya ekspor dan impor di kisaran
angka 20%. Gambaran ini akan semakin suram apabila kondisi bisnis dikeruhkan oleh situasi
non-ekonomis (politik, keamanan, sosial dan budaya) yang terjadi belakangan ini antara ke dua
negara. Kalangan pelaku usaha pada umumnya masih merasakan ketidakpastian sehingga masih
menunggu perkembangan (bersikap “wait and see”) dalam melakukan kerjasama di bidang
perdagangan.