1. NERACA PEMBAYARAN
Wednesday, November 5, 2008
BAB I
PENDAHULUAN
Keyakinan bahwa perdagangan luar negeri akan memberikan sumbangan positif kepada
kegiatan ekonomi negara telah lama di yakini dikalangan ahli-ahli ekonomi. Mahzab Menkan Tilis,
yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup disekitar abad ke-enambelas dan ketujuh belas berpendapat bahwa
perdagangan yang lebih mengenai pentingnya peranan perdagangan luar negeri dalam perekonomian.
Teori Ricardo mengenai ke untungan yang dapat diperoleh dari melakukan spesialisasi dan
perdangangan luar negeri merupakan pandangan yang telah menjadi landasan dari teori perdagangan
luar negeri dan pengaruh dari kegiatan tersebut.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai berbagai aspek mengenai neraca pembayaran, kurs
valuta asing dan kegiatan perekonomian terbuka.
BAB II
NERACA PEMBAYARAN
A. Definisi Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang
dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara-negara lain.[1]
Pembayaran-pembayaran yang dilakukan tersebut meliputi (i) penerimaan dari ekspor dan
pembayaran untuk impor barang dan jasa; (ii) aliran masuk penanaman modal asing dan
pembayaran penanaman modal ke luar negeri; dan (iii) aliran ke luar dan lairan masuk modal
jangka pendek (seperti mendepositkan uang di luar negeri).
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca
keseluruhan. Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan di antara ekspor dan impor.
Sedangkan neraca keseluruhan menunjukkan perimbangan di antara keseluruhan aliran pembayaran
ke luar negeri dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri. Defisit neraca pembayaran
berarti pembayaran ke luar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah satu faktor penting
yang menimbulkan defisit tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa akibat buruk terhadap kegiatan
dan kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akan mengakibatkan
penurunan dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan
menyebabkan harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang
menurun mengurangi kegairahan pengusaha-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan
membangun kegiatan usaha baru.
Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit
dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan ekonomi
dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya setiap negara harus berusaha
menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.
Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengani hubungan ekonomi
di antara satu negara dengan negara-negara asing. Neraca pembayaran akan memberikan informasi
mengenai nilai dan perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu
2. dilakukan setiap negara dan sampai di mana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat
diamati dari perkembangan neraca pembayaran. Defisit dalam neraca pembayaran, yang disebabkan
oleh impor yang melebihi ekspor, mengurangi tingkat kegiatan ekonomi di dalam negeri dan
masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi. Masalah lain yang mungkin timbul adalah
kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek ekonomi negara akan mengalir ke luar dan modal
luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan seperti ini dapat memperlambat
pertumbuhan ekonomi di masa depat. Akibat-akibat buruk seperti ini menyebabkan berbagai negara
berusaha untuk menghindari masalah defisit dalam neraca pembayaran.
Infromasi penting lain yang dapat di lihat dari suatu neraca negara. Seterusnya neraca
pembayaran menunjukkan pula pertimbangan mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negaranegara lain. Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan yang negatif, dan
dinamakan defisit neraca pembayaran, berarti mutasi-mutasi keungan ke luar negeri adalah lebih
banyak dari yang diterima dari luar negeri. Disamping dapat menunjukkan besarnya defisit yang
dialami dalam suatu waktu tertentu, dari neraca pembayaran dapat juga dilihat sebab-sebab yang
menimbulkan defisit tersebut. Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor.
Disamping itu ia dapat disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.
Neraca pembayaran mengukur transaksi ekonomi yang terjadi antar-negara baik barang
maupun jasa, baik asset riil maupun reset finanisal, ataupun pembayaran transfer karena neraca ini
mencerminkan volume transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu, biasanya satu tahun,
maka neraca pembayaran mengukur aliran atau flow.[2]
Beberapa transaksi yang termasuk dalam neraca pembayaran tidak menggunakan
pembayaran dalam bentuk uang. Sebagai contoh, jika masalah Time mengirim mesin press cetak ke
cabangnya di Australia, tidak terjadi pembayaran dalam bentuk uang; tetapi karena telah terjadi
transaksi ekonomi antar negara, maka transaksi ini harus dimasukkan dalam neraca pembayaran.
Demikian juga, jika CARE mengirim makanan ke Afrika, atau jika Pentagon mengirim bantuan
militer ke Israel, transaksi ini juga harus dimasukkan dalam neraca pembayaran. Jadi ingat,
meskipun kita membicaran neraca pembayaran, istilah yang lebih tepat sebenarnya adalah neraca
transaksi ekonomi.
Neraca pembayaran disusun sesuai prinsip double entry bookkeeping, yaitu pembukuan ke
salah satu sisi neraca disebut debit, pembukuan ke sisi yang satunya disebut kredit. Seperti akan
kita lihat, neraca pembayaran tersusun atas beberapa rekening; defisit dalam satu atau beberapa
rekening harus diimbangi dengan surplus pada rekening yang lain. Jadi, debit total harus seimbang
atau sama dengan kredit total, sehingga sesuai dengan istilah balance atau neraca. Neraca
pembayaran memberikan perbandingan dalam periode waktu tertentu, satu tahun misalnya, antara
pembayaran memberikan ke luar atau outflow keluar negeri yang dibukukan sebagai debit, yang
dibukukan sebagai kredit. Bagian selanjutnya akan menggambarkan rekening utama dalam neraca
pembayaran.
B. Ciri-ciri Neraca Pembayaran
Sebagai suatu neraca pembukuan, neraca pembayaran dapat dibedakan kepada dua bagian:
passive dan aktiva. Dalam bagian passive di catat transaksi-transaksi yang menyebabkan negara itu
melakukan pembayaran ke negara-negara lain. Dan dalam bagian aktiva dicatatkan transaksitransakit yang menyebabkan negara itu menerima pembayaran dari negara lain. Selanjutnya suatu
neraca pembayaran dibedakan pula menjadi dua jenis pembukuan, yaitu transaki berjalan atau
current account dan lalu lintas modal atau capital account.
1. Transaksi berjalan. Dalam transaksi berjalan atau current account dicatat transaksi-transaksi berikut:
3. a. Ekspor dan impor barang-barang. Ia dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata.
Transaksi ini meliputi hasil-hasil sector pertanian, barang-barang produksi industri, neraca
(yaitu perbedaan di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak yaitu perdagangan
dalam barang-barang tampak dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca itu
positif berarti ekspor barang melebihi impornya. Sebaliknya apabila negatif maka impor
barang melebihi ekspornya.
b. Ekspor dan impor jasa-jasa. Transaksi ini dikenal sebagai perdagangan tak nyata. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah transaksi-transaksi dalam kegiatan pengangkutan,
kegiatan perjanalan luar negeri, pendapatan dari investasi modal, dan beberapa kegiatan jasa
lainnya.
Nilai neraca suatu negara positif bila neraca tersebut lebih banyak menjual jasa-jasanya ke
luar negeri dan membelinya dari negara-negara lain. Nilanya negatif bila negara itu lebih
banyak membeli jasa pihak-pihak luar dan menjual jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran pindahan atau transfer onilateral
Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya tidak perlu membayar dalam
bentuk uang atau jasa.
Contoh: bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Aprika.
Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak-anak bersekolah di luar negara
merupakan contoh lainnya.
2. Lalu lintas modal. Neraca lalu lintas modal atau Capital account mencatat dua golongan transaksi: (i)
aliran modal pemerintah, dan (2) aliran modal swasta.
a. Aliran modal pemerintah. Ini biasanya berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing
yang diberikan kepada pemerintah atau badan-badan pemerintah. Misalnya pinjaman untuk
membangun irigasi termasuk dalam golongan transaksi ini.
b. Aliran modal swasta Ia dibedakan dalam tiga jenis, yaitu investasi langsung, investasi
portfolio dan amortasi. Investasi langsung adalah investasi untuk mengembangkan
perusahaan-perusahaan. Investasi portfolio adalah investasi dalam bentuk membeli sahamsaham di negara lain. Amortisasi adalah pembelian kembali saham-saham atau kekayaan
lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara-negara lain.
Sementara transaksi perjalanan mencatat transaksi internasional yang berkaitan dengan
barang, jasa, dan transfer unilateral, sedangkan transaksi modal atau capital account mencatat
transaksi internasional yang berkaitan dengan aliran asset keuangan, seperti peminjaman,
pemberian pinjaman, dan investasi. Sebagai contoh, investor Amerika membeli asetluar negeri
agar mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan juga untuk mendiversifikasikan
portofolio mereka. Bila ekonomi berbicara tentang kapital atau modal, yang dimaksud biasanya
adalah sumber daya fisik dan manusiawi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Tetapi kadangkala istilah kapital atau modal digunakan sebagai istilah lain dari uang, yaitu uang
yang digunakan untuk mendapatkan aset keuangan seperti saham, obligasi, saldo bank, dan
uang yang digunakan untuk melakukan investasi langsung dalam pabrik dan peralatan luar
negeri. Aliran ke luar modal Amerika atau U.S. capital outflow terjadi bila orang Amerika
membeli aset luar negeri. Aliran modal masuk Amerika atau U.S. capital inflow terjadi bila luar
negeri membeli aset Amerika.[3]
Bentuk Suatu Neraca Pembayaran
4. (dalam triliun rupiah)
Passive (pembayaran)
Aktiva (penerimaan)
A. Transaksi berjalan (current accout)
1. Impor barang
Rp 270 1. Ekspor barang
2. Impor jasa
40 2. Ekspor Jasa
jumlah
310 Jumlah
Neraca Transaksi Berjalan
Rp 320
30
350
Rp + 40
B. Lalu lintas modal (capital account)
4. Modal pemerintah
Rp 20 4. Modal pemerintah
Rp 50
5. Modal swasta
20 5. Modal swasta
40
Jumlah
40 Jumlah
90
Neraca lalu lintas
Rp + 50
C. Gabungan neraca transaksi berjalan dan lalu lintas modal
Rp + 90
D. Selisih perhitungan
NERACA KESELURUHAN
+2
Rp - 92
C. Neraca Pembayaran Indonesia
Susunan neraca pembayaran ini dapat di bedakan menjadi 3 golongan mutasi keuangan,
yaitu transaksi berjalan, transaksi modal, dan selisih perhitungan.
a. Transaksi berjalan
Memberikan gambaran tentang nilai transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan perdagangan barang dan
jasa. Dengan demikian data yang di tunjukkan menggambarkan nilai barang (seperti karet, minyak,
hasil industri manufaktur) dan jasa (seperti pelancongan) yang di perdagangkan.
b. Transaksi modal
Transaksi ini dibedakan menjadi dua kelompok nilai neto aliran modal kepada pemerintah dan nilai
5. neto aliran swasta.
c. Selisih perhitungan
Nilai selisih perhitungan meningkat dari US$ 701 juga menjadi lebih dari US$ 3,8 milyar. Pertambahan
ini menggambarkan aliran modal yang tak dicatat semakin meningkat.
Neraca Keseluruhan
Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang di catat di ketiga kelompok transaksi,
yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan.
Sebagai contoh: Aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan ekonomi dan prospek keteguhan
sector moneter, tapi juga bergantung kepada kestabilan politik dan sosial masyarakat, seterusnya neraca
perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat.
Neraca Pembayaran Indonesia, Tahun Terpilih
Di antara 1969-1993
Jenis transaksi
A. Transaksi Berjalan
1. Barang
a. Ekspor
b. Impor
1969
1980
1985
1990
1993
995
17.489
49.901
26.807
37.186
995
9.962
14.427
29.198
10.875
425
-5.537
-7.663
-8.592
__
__
20
284
__
__
748
1.773
4.783
633
5.583
71
-1.315
1.191
4.113
3.443
1. Modal pemerintah
2. Modal swasta
C. Jumlah (A) + (B)
-70
2.478
1.823
1.506
-2.716
50
-788
247
293
-727
D. Selisih perhitungan
+20
-1.690
2. Jasa-jasa
3. Pemberian
B. Lalu lintas modal
-2.070
-2.099
Kedudukan neraca pembayaran
defisit (+)/Surplus (-)
Sumber : Bank Indonesia, Laporan Tahunan, beberapa tahun
BAB III
KURS VALUTA ASING
A. Definisi Kurs
Nilai tukar atau kurs (exchange rate) satu mata uang terhadap mata uang lainnya merupakan
6. bagian dari proses valuta asing.[4] Istilah valute asing mengacu pada mata uang asing mengacu
pada matauang asing aktual atau berbagai klaim atasnya, seperti deposto bank atau surat sanggup
bayar yang diperbedagangkan. Nilai tukar valuta asing adalah harga dimana pembelian dan
penjualan valuta asing berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang
harus dibayarkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Sebagai contoh, bila seseorang
harus menyerahkan Rp. 1.600 untuk memperoleh $1, ini berarti bahwa nilai tukarnya adalah 1.600
Kenaikan harga valuta asing (kenaikan tingkat nilai tukar) disebut depresiasi atas mata uang
dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal; ini berarti nilai relatif mata uang dalam
negeri merosot. Turunnya harga valuta asing (turunnya nilai tukar) disebut apresiasi mata uang
dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah; ini berarti nilai relatif mata uang dalam
negeri meningkat, misalnya, bila nilai dolar terhadap rupiah naik dari Rp. 1.600 mnejadi Rp 2.000,
dikatakan bahwa rupiah mengalami depresiasi dan dolar mengalami apresiasi.
B. Nilai Valuta Asing
Dalam pasar suatu baran harga ditentukan pada keadaan dimana panawaran dan permintaan
barang mencapai keseimbangan, yaitu jumlah penawaran sama dengan jumlah permintaan. Dalam
pasaran valuta asing, harga atau kurs valuta asing juga demikian.
Apabila kurs adalah Rp 3.000, untuk setiap dolra penawaran dolar melebihi permintaan, dan
ketidakseimbangan ini menurunkan harga dolar tersebut. Sebaliknya dalam keadaan kurs dimana
adalah Rp 1.000 untuk setiap dolar, permintaan dolar melebihi penawarannya. Kelebihan
permintaan ini akan menaikkan harga atau kurs pada waktu kursnya adlaha Rp 2000 untuk setiap
dolar. Maka kurs inilah yang merupakan kurs pertukran yang berlaku di antara kedua-dua mata
uang tersbut. Ini berarti pendidik Indonesia harus membayar Rp 2.000 untuk setiap dolar atau
penduduk Amerika Serikat harus membayar $1 untuk memperoleh Rp 2.000.
Dalam kenyataannya, sering terdapat berbagai tingkat kurs utuk satu valuta asing. Seperti
misalnya, kurs valuta asing di pasar Jakarta yang termuat dalam Harian Hompas Selasa 16
November 1982:
Jual (BI)
Beli (BI)
US$
Rp 685,00
Pund
Rp 1.139,69
Rp 681, 50
Rp 1.1.27,54
Aust$
Rp 648,03
Rp 639, 04
DM
Rp 265,83
Rp 263, 38
Yen
Rp 2,57
Rp 2, 35
Penjualan di Brusa Valuta Asing Bangk Indonesia Jakarta:
M.T. Rp684,50/US$ Rp681,00/US$
M.T. Rp685,00/US$ Rp681,50/US$
Perbedaan tingkat kurs ini timbul karena beberapa hal:
7. a. Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang kurs valuta asing atau bank.
b. Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya.
c. Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran.
Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs atau harga valuta asing saja, tetapi juga
pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain: eksportir-importir, bank,
pedagang perantara dan bank sentral. Secara global proses transaksi pasar valuta asing adalah
dimulai dengan eksportir dan atau importer yang hendak menjual atau membeli valuta asing
menghubungi bank. Bank berusaha mencari dan mempertemukan permintaan dan penawaran valuta
asing dari para langganannya. Kalu usaha ini ternayta tidak bisa bank tersebut akan menghubungi
bank yang lain atau pedagang perantara. Pedagang perantara ini usahanya spesialisasi dalam mata
uang tertentu. Peranan Bank sentral sangat besar, terutama dalam usahanya mempengaruhi kurs
dengan cara aktif jual beli valuta asing.
C. Perubahan Tingkat Nilai Tukar
Apa sebenarnya yang menyebabkan fluktuasi nilai tukar? Jawaban paling sederhana untuk
pertanyaan ini adalah perubahan permintaan atau penawaran dalam bursa valuta asing. Apapun
yang menggeser kurva permintaan dolar kanan atau kiri akan mengungang apresiasi dolar. Apabila
kurs valuta asing sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar maka kurs tersebut akan selalu
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Untuk menunjukkan akibat yang mungkin timbul dari
perubahan-perubahan seperti itu, dalam gambar ini akibat dari kenaikkan permintaan ke atas valuta
asing.
Di dalam grafik itu dirumuskan bahwa permintaan penduduk Indonesia ke atas dolar
bertambah dari DD menajdi DIDI. Kenaikan permintaan ke atas mata uang dolar ini menyebabkan
kenaikan nilai dolar dan kemerosotan nilai rupiah. Ini berarti kenaikkan dalam permintaan itu
menyebabkan penduduk Indonesia harus membayar lebhi mahal untuk setiap dolar yang
diperolehnya. Pada mulanya pemilik rupiah harus membayar Rp. 2.000 untuk memperoleh $1.
Sekarang mereka harus membayar Rp. 2.500 untuk $1.
Oleh karena sifatnya yang selalu mengalami perubahan tersebut. Kurs yang ditentukan oleh
mekanisme pasar dinamakan kurs pertukaran bebas atau kurs pertukaran mengambang. Beberapa
faktor penting yang mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan menurut Sadono Sukimo[5]
tersebut adalah:
1. Perubahan dalam cita masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari
negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik.
2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor dan impor. Semakin tinggi harga barang yang diekspor,
semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut. Dan semakin tinggi harga brang yang di impor,
maka makin tinggi nilai mata uang pengimpor tersebut.
3. Kenaikan harga-harga umum (influsi). Semamkin tinggi tingkat inflasi negara pengekspor semakin turun
nilai mata uang negara tersebut.
4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Aliran dana ivestasi mengakibatkan
apresiasi mata uang negara pengimpor modal dana investasi mengakibatkan apresiasi mata uang negara
pengimpor modal dan depresiasi mata uang negara pengekspor modal.
5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak produksi penemuan baru dan nilai ekspor suatu negara
semakin kuat nilai mata uang negara tersebut.
D. Memperkirakan Nilai Tukar
8. Memperkirakan nilai tukar dapat diitung menggunakan teori purchasing Power Parity
(PPP). Teori ini dikemukakan oleh ahli ekonomi ahli Swedia, yang bernama Gustav Cassel. Dasar
teorinya adalah, perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain ditentkukan oleh tenaga
beli uang tersebut (terhadap barang dan jasa) di masing-masing negara. Sebagai contoh, harga 1 kg
gandung di Amerika Serikat adalah 1$ dan di Indonesia sebesar Rp 1.000, maka kurs antara dolar
dan rupiah adalah $1= Rp 1.000. jadi, kurs pada perbandingan purchasing powernya, yakni:
PP = Rp 1.000/kg = 1000
$/kg
Apabila terjadi perubahan harga yang berbeda di kedua negara, maka kurs tersebut haruslah
mengalami perubhan pula. Misalnya, kalau harga-harga di Indonesia naik tiga kali dan di Amerika
Serikat naik dua kali, maka kursnya (kurs PPP) akan menjadi:
1.000 X 3 = Rp 1.500
$1 2 $1
E. Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat kurs valuta asing sangat bergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi jual beli valuta
asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta saing akan berubah-ubar sesuai
dengan perubahan permintaan dan penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijakan stabilitas
kurs, tetapi dengan tidak mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan berubah-ubah
di dalam batas yang kecil meskipun batas-batas ini dapat berubah-ubah dari waktu ke watku.
Pemerintah juga dapat mengawasi sepenuhnya transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran. Sistem ini disebut exchange control. Di dalam sistem
moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya berubah-ubah dalam batas-batas
yang ditentukan oleh ongkos angkut emas. Ada dua sistem kurs valuta asing yaitu:
A. Sistem Kurs Fleksibel
Dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran valuta asing. Permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi
pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan dalam transaksi debit dalam
neraca pembayaran internasional. Sedangkan penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni dari
transaksi kredit neraca pembayaran internasional.
Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar (relatif terhadap negara lain)
kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaa akan valuta asing. Kurs valuta
asing cenderung naik (harga mata uang sendiri turun). Demikian juga inflasi akan menyebabkan kurs
valuta asing naik. Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk dari luar
negeri. Kurs valuta asing akan turun (nilai mata uang sendiri relatif naik terhadap valuta asing).
B. Sistem Kurs Stabil
Sistem kurs fleksibel di atas sering menimbulkan spekulasi sebagai akibat ketidaktentuan di
dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu banyak negara yang menjalankan suatu kebijakan untuk
menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara:
1. Aktif: Pemerintah menyediakan dan untuk menstabilkan kurs
2. Pasif : negara menggunakan sistem standar emas.
Kegiatan menstabilkan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: apabila tendensi kurs
valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di pasar. Dengan tambahnya
9. permintaan dari pemerintah maka tendensi turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik
maka pemerintah akan menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing bertambah dan
kenaikkan kurs dapat di cegah. Dalm sistem standar emas kurs mata uang suatu negara terhadap negara
lain di tentukan dengan dasar emas. Misalnya Amerika menetukan bahwa US$4= 0,5 gram emas dan
Inggris menetapkan bahwa £1 = 0,5 gram emas, maka kurs antara dolar dan poundsterling adalah £ =
US$4. Kurs ini akan stabil selama syarat-syarat di atas dipenuhi dan lalu lintas emas bebas.
Satu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan sistem kurs tetap adalah tindakan menurunkan
atau menaikan nilai mata uang suatu negara kalau dibandingkan dengan mata uang asing. Langkah
pemerintah yang menyebabkan nilai mata uang negara itu turun terhadap mata uang negara lain
dinamakan devaluasi. Kebalikannya, yaitu tindakan yang menyebabkan mata uang negara itu naik
nilanya terhadap mata uang asing dinamakan revaluasi.
Fungsi Pasar Valuta Asing
Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu kelancaran lalulintas pembayaran internasional[6]
1. Mempermudah penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain.
2. Pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian untuk kontrak jual beli
dengan kredit.
3. Memungkinkannya dilakukan hedging.
BAB IV
KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA
A. Definisi Perekonomian Terbuka
Ekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor dinamakan perekonomian empat
sector atau perekonomian terbuka. Dalam model ini akan wujud dua aliran baru di dalam sirkulasi
aliran pendapatan: (i) aliran pendapatan yang diterima dari mengekspor yang merupakan suntikan
kepada aliran pendapatan, dan (ii) aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari
negera-negara lain yang merupakan bocoran kepada aliran pendapatan. Kedua aliran ini akan
mempengaruhi keseimbangan perekonomian Negara. Ekspor akan meningkatkan ekonomi. Akan
tetapi sebaliknya, impor menurunkan pendapatan nasional pada keseimbangan dan merumitkan
masalah ekonomi yang dihadapi Negara.
Perdagangan internasional dapat terjadi karena beberapa alasan[7]
• Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi
produksi di setiap Negara. Misalnya Negara A karena beriklim tropis dapat berspesialisasi
memproduksi pisang, kopo: untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa dari Negara lain.
• Penghematan biaya. Alas an kedua adalah timbulnya increasing returns to scale (penurunan biaya pada
skala produksi yang besar). Banyak proses produksi menikmati skala ekonomis, artinya proses
produksi tersebut cenderung memiliki biaya produksi rata-rata yang lebih rendah ketika volume
produksi ditingkatkan. Cara apa yang lebih baik untuk meningkatkan produksi selain menjualnya ke
pasar global?
• Perbedaan selera. Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap Negara mungkin akan
melakukan perdagangan jika selera mereka berbeda. Conothnya, Negara A dan B menghasilkan daging
sapid an daging ayam dalam jumlah yang hampir sama, tetapi karena masyarakat Negara A tidak
menyukai daging sapi, sedang Negara B tidak menyukai daging ayam, dengan demikian ekspor yang
10. saling menguntungkan dapat terjadi di antara kedua Negara tersebut, yaitu bila Negara A mengimpor
daging ayam dan mengekspor daging sapi, sebaliknya Negara B mengimpor daging sapid an
mengekspor daging ayam.
• Prinsip keunggulan kompratif (comparative advantage). Prinsip ini mengatakan bahwa setiap Negara
akan berspesialisasi dalam produksi dan mengekspor barang dan jasa yang biayanya realatif lebih
rendah (artinya lebih efisien disbanding Negara lain); sebaliknya setiap negara akan mengimpor barang
dan jasa yang biaya produksinya relative tinggi (artinya kurang efisien disbanding Negara lain).
Dengan adanya perekonomain terbuka dan setiap Negara berkonsentrasi pada bidang yang
memiliki keunggulan komperatif, maka kehidupan semua orang akan menjadi lebih baik. Pekerja di
setiap Negara dapat memperoleh konsumsi dalam jumlah yang meningkat untuk jumlah jam kerja
yang sama.
B. Sirkulasi Aliran Pendapatan
Dalam perekonomian terbuka, seperti ditunjukkan dalam Gambar sector-sektor ekonomi
dibedakan kepada 4 golongan: perusahaan, rumahtangga, pemerintah dan luar negeri. Penggunaan
faktor-faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector
rumahtangga, yang berupa gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan – yaitu seperti ditunjukkan
oleh aliran 1. Aliran pendapatan ini telah dikurangi oleh pajak keuntungan perusahaan (Aliran 2),
tetapi belum dikurangi oleh pajak pendapatan rumahtangga (Aliran 3). Rumahtangga-rumahtangga
dalam perekonomian akan menggunakan pendapatan mereka untuk transaksi yang berikut:
i. Membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi sector perusahaan dan pengeluaran
konsumsi ini akan dinamakan sebagai konsumsi ke atas barang dan jasa yang
diproduksikan di dalam negerai atau Cdn (Aliran 4).
ii. Membayar pajak pendapatan kepada pemerintah, yaitu seperti ditunjukkan oleh aliran 3.
iii. Mengimpor, yaitu membeli barang-barang yang diproduksikan di Negara lain, yang
ditunjukkan oleh Aliran 5.
iv. Menabung sisa pendapatan yang diperoleh ke dalam lembaga keuangan, dan ini
digambarkan oleh aliran 6.
Di samping oleh adanya aliran uang ke luar untuk membayar impor, perekonomian terbuka
mewujudkan pula aliran pengeluaran ke sector perusahan, yaitu aliran yang diakibatkan oleh
pembayaran ke atas ekspor sector perusahaan. Aliran pengeluaran yang diperoleh dari Negaranegara luar ditunjukkan oleh Aliran 10.
Aliran 8 adalah perbelanjaan (pengeluaran) penanam modal (investor) untuk membeli
barang modal dan peralatan modal dari sector perusahaan. Sedangkan Aliran 9 adalah pengeluaran
pemerintah ke sector perusahaan untuk membeli barang-barang kebutuhan administrasi pemerintah
dan barang modal untuk investasi pemerintah.
Dari aliran-aliran pengeluaran dari berbagai sector ke atas sector perusahaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dapatlah disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka komponen
pengeluaran agregat ke atas pendapatan nasional adalah:
i. Pengeluaran konsumsi rumahtangga ke atas barang-barang konsumsi dan jasa-jasa yang
diproduksikan di dalam negeri (Cdn).
ii. Investasi perusahaan, yaitu perbelanjaan penanaman modal ke atas barang-barang modal
yang diproduksikan di dalam negeri.
11. iii. Pengeluaran pemerintah (pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah).
iv. Ekspor, yaitu pengeluaran Negara-negara lain ke atas barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sektor perusahaan.
KESEIMBANGAN PENDAPATAN NASIONAL
Sebelum menerangkan secara grafik keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian
terbuka, terlebih dahulu akan diterangkan secara aljabar persamaan keseimbangan dalam
perekonomian tersebut, dan ciri-ciri fungsi ekspor dan impor.
PERSAMAAN KESEIMBANGAN Dalam perekonomian terbuka barang-barang jasa-jasa yang
diperjualbelikan terdiri dari yang diproduksikan di dalam negeri – yaitu pendapatan nasioanl, dan
yang diimpor dari Negara-negara lain. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran
agregat (AS) terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M). dalam persamaan:
AS = Y + M
C. Penentu Ekspor dan Impor
Faktor yang penting adalah kemampuan dari Negara tersebut untuk memproduksikan
barang-barang yang dapat bersaing di pasaran luar negeri. Maksudnya, mutu dan harga barang
produksi dalam negeri itu haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjualbelikan dalam
pasaran luar negeri. Makin banyak jenis barang yang mempunyai keistimewaan yang demikian.
Ekspor adalah satu komponen pengeluaran agregat, oleh sebab itu ekspor dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai. Apabila ekspor bertambah,
pengeluaran agregat bertambah tinggi dan selanjutnya akan menaikkan pendapatan nasional. Akan
tetapi sebaliknya pendapatan nasional tidak dapat mempengaruhi ekspor. Ekspor belum tentu
bertambah apabila pendapatan nasional bertambah, atau ekspor dapat mengalami perubahan
walaupun pendapatan nasional tetap. Dengan demikian fungsi ekspor mempunyai bentuk yang
sama dengan fungsi investasi dan fungsi pengeluaran pemerintah.
Penentu impor besarnya impor yang dilakukan sesuatu Negara antara lain ditentukan oleh
sampai di mana kesanggunpan barang-barang yang diproduksikan di Negara-negara lain untuk
beaing dengan barang-barang yang dihasilkan di Negara itu. Apabila barang-barang dari luar negeri
mutunya lebih baik, atau harga-harganya lebih murah, daripada barang-barang yang sama yang
dihasilkan di dalam negeri, maka akan terdapat kecenderungan bahwa Negara tersebut akan
mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Akan tetapi apakah kecenderungan tersebut akan
terwujud atau tidak, masih tergantung kepada kesanggupan penduduk Negara itu membayar impor.
Ini berarti bahwa besarnya impor lebih dipengaruhi oleh besarnya pendapatan nasional daripada
oleh kemampuan barang-barang luar negeri untuk bersaing dengan barang-barang produksi dalam
negeri oleh sebab itu dalama analisis makroekonomi dianggap impor mempunyai ciri-ciri, yaitu
makin besar tingkat pendapatan nasioanl, makin besar pula nilai impor.
D. Peranan Perekonomian Terbuka
1. Mempertinggi efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi.
2. Memperluas pasar produksi dalam negeri dan teknologi modern.
3. Mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi.
BAB V
KESIMPULAN
1. Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi
12. perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu Negara dengan Negara lain dalam
suatu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat di bedakan pada dua bagian utama, yaitu neraca
berjalan dan neraca modal.
2. Neraca pembayaran selalu seimbang
Neraca pembayaran akan selalu seimbang, yaitu aliran uang dan modal ke luar negeri adalah sama
dengan aliran uang dan modal yang masuk ke Negara tersebut. Yang menyebabkan neraca
pembayaran selalu seimbang adalah ketidakseimbangan dalam neraca berjalan dan neraca modal
dan akan di seimbangankan oleh perubahan cadangan valuta asing yang dimiliki oleh bank sentral.
3. Nilai tukar baluta asing adalah harga dimana-dimana pembelian dan penjualan valuta asing
berlangsung; nilai tukar merupakan jumlah mata uang dalam negeri yang harus dibayarkan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing.
4. Tingkat nilai tukar ditentukan oleh perubahan dalam cita rasa masyakarat, perubahan harga barang
barang ekspor-ekspor, inflasi, aliran modal, perkembangan ekonomi serta faktor politis dan
psycologi.
5. Model perekonomian yang meliputi kegiatan ekspor dan impor di namakan perekonomian empat
sektor atau perekonomian terbuka.
6. Setiap perubahan ekspor atau impor akan secara otomatis menyebabkan perubahan dalam
pendapatan nasional dan tingkat kegiatan ekonomi Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono, Pengantar Teori Makroekonomi, ed. 2. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.
Eachern. MA. Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer, PT. Salemba Empat Jakarta. 2000.
Prayitno, Soediyono, Ekonomi Makro, BPFE. Yogyakarta. 2000.
Syahril, Ekonomi Internasional. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1996.
http://m?isc.Swoullege.com
org.organisasi komunitas perpustakaan Indonesia. Com
[1]Sadono
sukirno, Pengantar Makro Ekonomi, hlm.17.
[2]Lihat http://www.brook.edu/pol/review/oldtoc.htm.
[3]Lihat org.
[4]Sadono
Sukarno. Pengantar Teori Makro Eknomi, hlm. 362.
[5]Nopirin,
[6]Mc.
organisasi komunitas perpustakaan Indonesia. com
Ekonomi Internasional, hlm. 97.
Eachern, Ekonomi Makro. Hlm. 177.
[7]Lihat.
http://mcisl.swollege.com