SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
No 1/Tahun I/Desember 2012

INDONESIAN ECONOMIC
REVIEW AND OUTLOOK

Macroeconomic Dashboard
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Kata Pengantar
Indonesian Economic Review and Outlook
(IERO) merupakan buletin kuartalan yang
diterbitkan oleh Macroeconomic Dashboard,
Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika
dan Bisnis – Universitas Gadjah Mada bekerja
sama dengan PT. Bank Mandiri, Tbk.
Ketidakpastian pasar keuangan dan
ekonomi dunia yang terus membayangi
ekonomi Indonesia selama tahun 2012
menjadi tema penting dalam IERO kali ini.
Perlambatan ekonomi global diprediksi masih
akan mempengaruhi perekonomian
Indonesia di tahun 2013 sejalan dengan hasil
prediksi GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI).
GAMA LEI merupakan acuan yang dihasilkan Macroeconomic Dashboard
untuk memprediksi keadaan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.
Tujuannya adalah agar para pembuat kebijakan publik dan pengambil keputusan
bisnis dapat memantau kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan,
sehingga mereka dapat mengantisipasi keadaan ekonomi.
IERO kali ini juga mengangkat kondisi Krisis Eropa yang masih belum pulih
sebagai tema current issue. Kajian akan tema ini bertujuan memberikan gambaran
yang lebih lengkap tentang krisis Eropa dan implikasinya terhadap dunia
internasional dan Indonesia.
Penerbitan IERO dengan tema-tema aktual dan regular diharapkan dapat
membantu para pembuat kebijakan publik dan pengambil keputusan bisnis serta
kalangan akademisi dan think thank dalam mendapatkan informasi aktual dan
analisis konstekstual tentang perkembangan ekonomi di Indonesia.

Selamat membaca

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc
Head of Researcher
Macroeconomic Dashboard
Indonesian Economic Review and Outlook

I.1 Perkembangan Ekonomi Terkini
Hingga saat ini, krisis utang Eropa masih menjadi isu yang penting,
mempengaruhi ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi beberapa
negara yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi dunia
mengalami ketidakpastian. Dana Moneter Internasional
(International Monetary Fund) memprediksi bahwa pertumbuhan
ekonomi global pada tahun 2012 hanya sebesar 3,3%, terendah
sejak krisis global pada tahun 2009. Angka tersebut diprediksi IMF
akan menjadi 3,6% di tahun 2013, namun masih rendah dari
pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2011 yang mencapai 3,8%.
Ketidakpastian perekonomian global akibat krisis Eropa telah
mempengaruhi perekonomian Indonesia, melalui dua jalur yaitu jalur
perdagangan dan keuangan internasional. Sebagai negara dengan
ekonomi terbuka, Indonesia masih bergantung pada kondisi
ekonomi negara lain, terutama ekspor impor. Hal ini membuat
Indonesia rentan jika terjadi perlambatan pada negara lain. Kondisi
ini tercermin dari sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang
telah ditargetkan pemerintah, dimana pada kuartal III tahun 2012
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 6,17% secara
year on year (yoy). Angka ini menurun dibanding kuartal II 2012 yang

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
1
Perkembangan Ekonomi Terkini
Perkembangan Ekonomi Terkini

Gambar 1: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Pengeluaran, Tahun 2005 – 2012 (YoY, dalam %)
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia cenderung melemah seiring lesunya ekonomi dunia
Pengeluaran Konsumsi
(%)

Pengeluaran Pemerintah

Eskpor Barang dan Jasa

Impor Barang dan Jasa

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

PDB (RHS)

(%)

40

8

30

7
6

20

5
10

4
0

3
-10

2
-20

1

-30

0

Sumber : BPS dan CEIC

mampu mencapai 6,37%. Penurunan pertumbuhan ekonomi di
kuartal III ini merupakan dampak dari krisis Eropa yang semakin
dalam. Perlambatan perekonomian Indonesia sepertinya masih
akan berlangsung sebagaimana diumumkan IMF bahwa PDB
Indonesia diproyeksi hanya tumbuh sebesar 6% untuk 2012 dan
6,3% di tahun 2013.
Kemampuan mempertahankan capaian pertumbuhan ekonomi
positif (meskipun masih relatif rendah), selama krisis global,
terutama karena permintaan agregat dalam negeri, khususnya
permintaan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) dan
Konsumsi Rumah Tangga. Seperti yang terlihat pada Gambar 1,
pertumbuhan PDB pada kuartal III tahun 2012 dari sisi pengeluaran
ditopang oleh tingginya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto (PMTB) sebesar 10,02% (yoy) dan Konsumsi
Rumah Tangga yang tumbuh 5,68% (yoy). Sementara itu, Konsumsi
Pemerintah, Ekspor dan Impor mengalami kontraksi dibandingkan
periode yang sama tahun lalu. Apabila dibandingkan kuartal III tahun
2011, pertumbuhan konsumsi pemerintah tercatat minus 3,22% (yoy)
karena masih rendahnya penyerapan anggaran belanja.
Penyerapan belanja negara hingga 14 November 2012 baru
mencapai IDR 1.112,1 trilyun atau 71,8% dari pagu APBN-P 2012

MacroeconomicsDashboard Universitas Gadjah Mada
Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
2
Indonesian Economic Review and Outlook

sebesar IDR 1.548,3 trilyun. Ekspor barang dan jasa pada kuartal III
tahun 2012 mengalami kontraksi sebesar minus 2,78 % (yoy). Impor
juga tercatat lesu dengan tingkat pertumbuhan minus 0,54% (yoy).
Dari sisi produksi, seperti yang terlihat pada Gambar 2, sektor yang
paling tinggi laju pertumbuhannya pada kuartal III tahun 2012 adalah
sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,48% (yoy) disusul
oleh sektor Konstruksi sebesar 7,98%. Sektor ketiga yang
menyumbang cukup besar adalah Keuangan, Real Estate, dan Jasa
Perusahaan yang tumbuh menjadi 7,41%. Sementara itu, sektor
Pertambangan dan Penggalian tumbuh minus 0,09%. Menarik untuk
dicermati bahwa sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang masih
tumbuh diatas 10% sebenarnya sudah mulai mengalami laju
pertumbuhan menurun dibandingkan dengan periode-periode
sebelumnya.
Meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, kondisi
ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2012 menunjukkan
keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi
ketenagakerjaan periode sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh
tingkat pengangguran yang semakin menurun. Tingkat
pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 menurun
dibandingkan dengan tingkat pengangguran Indonesia pada bulan
Gambar 2: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005 – 2012 (YoY, dalam %)
Dari sisi produksi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia terutama didorong oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi,
sektor Konstruksi, dan sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan

(%)

Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Industri pengolahan
Konstruksi
Pengangkutan dan komunikasi

Pertambangan dan penggalian
Listrik, gas dan air bersih
Perdagangan, hotel & restoran
Keuangan, real estat dan jasa perusahaan

20

15

10

5

0

-5

Sumber : BPS dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
3
Perkembangan Moneter
Perkembangan Moneter

Gambar 3 : Tingkat Pengangguran Indonesia
Tingkat pengangguran Indonesia menurun dari tahun ke tahun.

Sumber: BPS dan CEIC

Februari 2012. Pada bulan Agustus 2012 tingkat pengangguran
Indonesia sebesar 7,24 juta atau 6,14%, sedangkan pada bulan
Februari 2012 sebesar 7,61 juta atau 6,32%. Tingkat pengangguran
Indonesia pada bulan Agustus 2012 juga lebih rendah jika
dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada tahun
sebelumnya yaitu Agustus 2011. Pada Agustus 2011 tingkat
pengangguran Indonesia adalah 6,56%. Turunnya tingkat
pengangguran Indonesia, nampaknya juga didukung oleh
persentase jumlah angkatan kerja Indonesia yang menurun pada
bulan Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012 persentase angkatan
kerja Indonesia adalah 67,88% menurun dari Februari 2012 yaitu
69,66%.

I.2 Perkembangan Moneter
A. Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang beredar MI dan M2 cenderung meningkat menjadi IDR
782 triliun dan IDR 3.168 triliun pada Oktober 2012 dari IDR 779 triliun
dan IDR 3.050 triliun pada bulan Juni 2012. Ini berarti terjadi kenaikan
sekitar 0,3% dan 3,8% dari bulan Juni 2012 hingga Oktober 2012.
Secara year on year jumlah M1 dan M2 pada bulan Oktober 2012
meningkat sebesar 17,6% dan 18,3% dibandingkan Oktober tahun
sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan bulan September
2012, jumlah M1 pada Oktober 2012 turun sebesar 1,7%.

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
4
Indonesian Economic Review and Outlook

Gambar 4 : Jumlah Uang Beredar
Jumlah uang yang beredar cenderung meningkat meskipun di bulan Oktober 2012 M1 mengalami penurunan
dibandingkan bulan sebelumnya
M1

(IDR Milyar)

M2

3500000

3000000

2500000

2000000

1500000

1000000

500000

0

Sumber : Bank Indonesia dan CEIC

B. Tingkat Inflasi
Gambar 5 menunjukkan bahwa tekanan inflasi cenderung meningkat
di awal tahun 2012, sejalan dengan peningkatan permintaan
domestik. Setelah melemah di bawah 4 % pada saat terimbas krisis
finansial global 2008/2009, tingkat inflasi umum secara tahunan
mengalami peningkatan menjadi sekitar 4,5 % selama April hingga
Agustus 2012, dan kemudian meningkat menjadi 4,6 % di bulan
Oktober meski sempat melemah menjadi 4,3 % di bulan September.
Di bulan November 2012 BPS mencatat inflasi umum sebesar 4,32%
(yoy) atau secara tahun kalender (Januari-November) mencapai
3,73%. Meskipun laju inflasi umum di bulan November 2012 lebih
rendah daripada bulan sebelumnya, jika dibandingkan bulan
November 2011 yang hanya mencapai 4,15%, inflasi ini mengalami
kenaikan. Kenaikan laju inflasi ini tidak lepas dari naiknya harga
makanan. Inflasi komponen yang harganya diatur pemerintah dan
komponen bergejolak secara year on year pada bulan November
2012 masing-masing sebesar 2,70% dan 5,78%.

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
5
Perkembangan Moneter

Sementara itu, pada bulan November 2012 tingkat inflasi komponen
inti mencapai 0,14% atau secara tahunan sebesar 4,40%, sedikit
lebih tinggi dibandingkan inflasi umum (Gambar 5). Tingginya inflasi
inti menunjukkan tingginya sisi permintaan di masyarakat yang tidak
mampu dipenuhi oleh suplai barang. Hal ini harus diwaspadai oleh
otoritas ekonomi agar situasi ini tidak memicu terjadinya pemanasan
ekonomi.
Gambar 5: Tingkat Inflasi, Tahun 2009 – 2012 (YoY, dalam %)
Laju Inflasi inti pada bulan November 2012 yang lebih tinggi dibandingkan inflasi umum perlu diwaspadai
agar tidak menimbulkan “overheating economy”.
UMUM

(%)

INTI

HARGA DIATUR PEMERINTAH

BERGEJOLAK

20

15

10

5

0

-5

-10

Sumber : BPS dan CEIC

Gambar 6: Komponen Inflasi Tahun 2009 – 2012 (YoY, dalam %)
Kenaikan laju inflasi secara year on year di bulan November 2012 terjadi karena adanya kenaikan harga
yang ditunjukkan oleh kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran
(%)

UMUM

BAHAN MAKANAN

MAKANAN JADI

PERUMAHAN

SANDANG

20

15

10

5

0

-5

-10

Sumber : BPS dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
6

KESEHATAN

PENDIDIKAN

TRANSPOR
Indonesian Economic Review and Outlook

Kenaikan laju inflasi di bulan November 2012 dibandingkan tahun
sebelumnya ditunjukkan oleh kenaikan inflasi beberapa kelompok
pengeluaran, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa
keuangan 0,23%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar
sebesar 0,15%; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau menyumbang inflasi 0,20%. Sedangkan kelompok
pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan
makanan - 0,13% dan kelompok sandang - 0,10%.
Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi di bulan
November 2012 adalah bawang merah yang menyumbang andil
sebesar 0,08%; beras 0,04%; daging sapi 0,03%; dan wortel 0,02%;
serta tarif angkatan udara 0,04%.

C. Tingkat Suku Bunga
Di awal tahun 2012, bank sentral tetap mempertahankan BI rate
dikisaran 6 % untuk menjaga stabilitas sistem keuangan tetap
kondusif dalam mendukung ekspansi ekonomi domestik ditengah
ketidakpastian perekonomian global. Sebagai langkah lanjutan
untuk memberikan dorongan bagi pertumbuhan perekonomian
Indonesia di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi, BI rate
kemudian diturunkan 25 bps pada bulan Febuari 2012 dan terus
dipelihara pada kisaran 5,75 % hingga saat ini. Tingkat suku bunga
lainnya seperti bunga penjaminan, time deposit, dan SBI bergerak
bersamaan dengan BI rate (lihat Gambar 7).
Gambar 7: Perkembangan BI Rate, Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan,
Tahun 2009 – 2012 (dalam %)
Tingkat suku bunga masih konsisten dengan tekanan inflasi yang relatif rendah dan terkendali
(%)

Time Deposit Nominal 1 Bulan

Tingkat Bunga Penjaminan 3 Bulan

BI Rate

SBI 1 Bulan

SBI 9 Bulan

12
10
8
6
4
2
0
Sumber : Bank Indonesia dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
7
Perkembangan Moneter

Gambar 8: Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2009 – 2012 (dalam USD Juta)
Naiknya posisi cadangan devisa diharapkan bisa mengurangi tekanan terhadap pelemahan rupiah
USD Juta

Cadangan Devisa

140000

120000
100000

80000

60000

40000

20000

0

Sumber : Bank Indonesia dan CEIC

Cadangan devisa Indonesia kembali menguat mencapai posisi USD
111.285,11 juta pada November 2012, atau naik USD 4.782,72 juta
dibanding pada bulan Juni 2012 yang hanya mencapai USD
106.502,39 juta (lihat Gambar 8). Peningkatan cadangan devisa ini
dipicu adanya surplus Neraca Pembayaran pada kuartal III tahun
2012, terutama karena menurunnya defisit Transaksi Berjalan yang
disebabkan surplus Neraca Perdagangan yang meningkat didorong
oleh penurunan impor, khususnya barang-barang konsumsi, dan
serta surplus Transaksi Modal dan Finansial yang meningkat.
Kenaikan cadangan devisa ini memperkuat stabilitas ekonomi makro
dan meningkatkan kepercayaan para investor.

D. Nilai Tukar dan Harga Saham
Nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS mengalami depresiasi
sepanjang tahun 2012. Nilai tukar terus menurun akibat defisit
neraca pembayaran pada kuartal I dan II tahun 2012 yang
menyebabkan turunnya cadangan devisa serta kondisi
perekonomian global yang tidak menentu.
Pergerakan nilai tukar Rupiah selama kuartal III 2012 masih
mengalami pelemahan namun dengan intensitas yang menurun
dibandingkan kuartal sebelumnya. Pergerakan nilai tukar Rupiah
selama kuartal III 2012 mengalami pelemahan 2,26% (qtq) ke tingkat
IDR 9.491 per USD dari tingkat IDR 9.277 per USD pada kuartal II
2012.

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
8
Indonesian Economic Review and Outlook

Gambar 9: Nilai Tukar dan Harga Saham, Tahun 2009 – 2012
Tekanan pasar global masih menggelayuti pergerakan nilai Rupiah sepanjang tahun 2012
yang cenderung melemah
IDX

IDX

IDR per USD (RHS)

5,000
4,500
4,000
3,500
3,000
2,500
2,000
1,500
1,000
500
0

IDR per USD
14,000
12,000
10,000
8,000
6,000
4,000
2,000
0

Sumber : Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan CEIC

Sementara itu, di bulan November 2012 Rupiah melemah menjadi
IDR 9,605 dibanding posisi di awal tahun IDR 9000 per dollar AS,
begitu pula dibandingkan posisinya di bulan Juni 2012 yang
mencapai IDR 9480 per dollar AS. Pelemahan Rupiah ini
dipengaruhi oleh ketidakpastian penanganan masalah krisis utang
dan fiskal di Eropa, serta tingginya permintaan valuta asing untuk
membiayai impor.
Sementara itu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
di tahun 2012 menunjukkan penguatan. Di bulan November 2012
IHSG bergerak di kisaran perdagangan di level 4,276, meningkat
dibanding awal tahun yang hanya mencapai level 3,941, atau
tumbuh sebesar 8,5%.

I.3 Perkembangan Keuangan Pemerintah
Pada 23 Oktober 2012 yang lalu, DPR telah mensahkan Undangundang Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Negara (APBN)
tahun 2013. APBN dibuat berdasarkan asumsi-asumsi, yang
dibandingkan dengan asumsi pada APBN-Perubahan 2012 adalah
sebagai berikut:

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
9
Perkembangan Keuangan Pemerintah

Tabel 1 : APBN 2012 dan 2013

Pertumbuhan Ekonomi (%)
Inflasi (%) yoy
Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD)
Suku Bunga SBI/SPN - 3 bulan (%)
Harga Minyak Mentah (USD/barel)
Lifting Minyak (barel/hari)
Lifting Gas Bumi (barel/hari)

APBN 2012 APBN-P 2012 APBN 2013
6,7
6,5
6,8
5,3
6,8
4,9
8800
9000
9800
6,0
5,0
5,0
90
105
100
950.000
930.000
900.000
- 1.360.000

Sumber : Kementrian Keuangan

Dengan melihat situasi ekonomi nasional serta global yang
berkembang, beberapa asumsi bisa dianggap terlalu optimis.
Dengan situasi perkonomian global yang masih tidak menentu dan
diprediksi masih akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi,
asumsi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013
menjadi terlalu tinggi.
Secara sektoral, anggaran yang paling mendapat sorotan publik
adalah anggaran untuk subsidi energi. Dalam RAPBN 2013,
anggaran subsidi energi masih menjadi pengeluaran terbesar,
mencapai porsi 27,8 % dari total anggaran. Porsi terbesar kedua
dalam komposisi belanja pemerintah pusat adalah belanja pegawai
(sebesar 21,2%). Kemudian disusul oleh belanja modal (17%),
belanja barang (14%), pembayaran bunga utang (9,9%), belanja
sosial (5,2%) dan belanja lain-lain (4,2%).
Hal ini jelas menunjukkan bahwa postur anggaran 2013 tidak akan
mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran subsidi
dan belanja pegawai sudah menghabiskan hampir separuh total
anggaran. Dari total subsidi, sebesar IDR 274,7 triliun adalah subsidi
energi dan sisanya IDR 41,4 triliun dalam bentuk subsidi non energi.
Dari porsi subsidi energi, dibagi dua lagi, yaitu subsidi bahan bakar
minyak (BBM) sebesar IDR 193,8 triliun dan listrik sebesar IDR 80,9
triliun.
Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Negara Kementerian Keuangan realisasi penyerapan belanja negara
hingga 14 November 2012 baru mencapai IDR 1.112,1 trilyun atau
71,8% dari pagu APBN-P 2012 sebesar IDR 1.548,3 trilyun.
Keseluruhan belanja pemerintah pusat telah mencapai IDR 717,993

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
10
Indonesian Economic Review and Outlook

trilyun atau 67,1% dari pagu sebesar IDR 1.069,5 triyun dan transfer
ke daerah IDR 394,1 trilyun atau 82,3% dari pagu sebesar IDR
478,776 trilyun. Berdasarkan asumsi APBN 2013 tersebut dapat
disimpulkan bahwa pemerintah Indonesia optimis bahwa ekonomi
tahun 2013 akan lebih baik daripada tahun 2012.

I.4 Perkembangan Fiskal
Secara umum, nilai utang luar negeri Indonesia pada kuartal III 2012
menunjukkan kenaikan dibanding kuartal II. Rasio utang luar negeri
terhadap PDB naik, karena selain kenaikan nilai utang luar negeri
juga tejadi depresiasi nilai tukar rupiah. Pada kuartal III 2012 total
nilai utang luar negeri Indonesia mencapai USD 243.910 juta, terdiri
dari utang pemerintah USD 115,03 milyar dan swasta USD 123,27
milyar.
Nilai utang luar negeri swasta kuartal III 2012 meningkat sebesar
USD 2.520 juta dari kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, nilai utang luar negeri pemerintah kuartal III 2012
meningkat sebesar USD 2.075 juta dari kuartal III 2011 yang hanya
mencapai USD 112.962 juta.
Gambar 10 : Komponen Hutang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta
Hutang luar negeri pemerintah, swasta, dan rasio total hutang luar negeri Indonesia terhadap PDB
mengalami peningkatan.
(Persen)

(USD Juta)
300,000.00

29.00
28.00

250,000.00
27.00
200,000.00
26.00
150,000.00

25.00
24.00

100,000.00
23.00
50,000.00
22.00
0.00

2010:Q1

2010:Q2

2010:Q3

2010:Q4

Total Utang LN (LHS)
Utang Luar Negeri Pemerintah (LHS)

2011:Q1

2011:Q2

2011:Q3

2011:Q4

2012:Q1

2012:Q2

2012:Q3

21.00

Utang Luar Negeri Swasta (LHS)
Rasio Total Utang Luar Negeri terhadap PDB (RHS)

Sumber: BPS, Bank Indonesia, dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
11
Perkembangan Fiskal

Jika dilihat dari sisi rasio total utang luar negeri terhadap PDB, naik
dari 25,17% pada kuartal II 2012 menjadi 25,7% pada kuartal III
2012. Dimana rasio total utang luar negeri pemerintah terhadap PDB
mencapai 12,12 % pada bulan Oktober 2012.
Rasio utang pemerintah terhadap PDB menunjukkan tren menurun.
Utang pemerintah sebesar IDR 1.844 trilyun hingga Oktober 2012
atau tercatat 21,58% dari PDB turun sebesar 2,7% dibandingkan
rasio utang tahun 2011 sebesar 24,3%. Nilai utang pemerintah
hingga akhir tahun 2012 diperkirakan semakin meningkat, namun
dengan PDB yang diperkirakan meningkat lebih besar, rasio utang
pemerintah semakin mengecil.
Surat Berharga Negara (SBN) pada bulan November mencapai IDR
1.375.326 milyar meningkat dibandingkan dengan outstanding SBN
pada bulan Juni 2012 yang mencapai IDR1.314.131 milyar.
Komposisi terbesar adalah obligasi dengan fixed rate sebesar IDR
624.879 milyar. Surat Perbendaharaan Negara (SPN/Treasury Bill)
Gambar 11: Utang Pemerintah
Rasio utang pemerintah Indonesia terhadap PDB mengalami penurunan

Utang Pemerintah (LHS)

Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB (RHS)

(IDR Trilyun)

(Persen)

2,000.00

90

1,800.00

80

1,600.00

70

1,400.00

60

1,200.00
50
1,000.00
40
800.00
30

600.00

20

400.00

10

200.00
0.00

0
2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Sumber: Kementrian Keuangan dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
12

2008

2009

2010

2011

2012*
Indonesian Economic Review and Outlook

Gambar 12: Komposisi Surat Berharga Negara
Obligasi Negara dengan kupon tetap (fixed rate) menunjukkan tren yang meningkat.
(IDR Milyar)

ON: Obligasi Tingkat Bunga Tetap (LHS)
Obligasi Denominasi Valuta Asing (LHS)
SBN Outstanding (RHS)

ON: Obligasi Tingkat Bunga Mengambang (LHS)
ON: Obligasi Zero Coupon(RHS)

700,000.00

SBSN Kupon Tetap (LHS)
SBN: Surat Perbendaharaan Negara (SPN)(RHS)

(IDR Milyar)
1,600,000.00

1,400,000.00

600,000.00

1,200,000.00
500,000.00
1,000,000.00
400,000.00
800,000.00
300,000.00
600,000.00
200,000.00
400,000.00

100,000.00

200,000.00

0.00

0.00

Sumber: BAPPEPAM, Bank Indonesia, dan CEIC

menunjukkan tren penurunan pada Oktober 2012 menjadi IDR
25.820 milyar lebih kecil sebesar IDR 2.400 milyar dari bulan
sebelumnya dan lebih kecil sebesar IDR 8.280 milyar dari awal tahun
2012. Penurunan juga terjadi pada obligasi Negara dengan variable
rate. Sedangkan obligasi negara dengan kupon tetap menunjukkan
tren yang meningkat. Pada Oktober 2012 nilainya IDR 619.887 milyar
naik sebesar IDR 26.977 milyar dari bulan sebelumnya, naik IDR
94.926 milyar dari awal tahun 2012. Peningkatan juga terjadi pada
Obligasi Syariah (GI), dan obligasi dengan denominasi mata uang
asing.
Nilai total kepemilikan asing atas surat-surat portfolio baik obligasi
pemerintah, ekuitas, dan SBI meningkat. Pada bulan Oktober 2012
nilai total portfolio kepemilikan asing sebesar IDR 1.721,37 trilyun
meningkat sebesar IDR 48,98 trilyun dari bulan sebelumnya,
meningkat sebesar IDR 172,16 trilyun dari awal tahun 2012, dan
meningkat sebesar IDR 227,188 trilyun dari bulan Oktober 2011. Nilai
kepemilikan asing atas ekuitas sebesar IDR 1.470,3 trilyun
meningkat sebesar IDR 41,172 trilyun dari bulan sebelumnya
sebesar IDR 1.429,158 trilyun, dan meningkat sebesar IDR 226,838
trilyun dari IDR 1.243,492 trilyun pada Bulan Oktober 2011.
Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah akhir-akhir ini meningkat
walaupun sempat naik turun. Nilai kepemilikan asing atas obligasi
pemerintah sebesar IDR 250,33 trilyun pada Oktober 2012,

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
13
Internasional

Gambar 13: Kepemilikan Asing atas Surat Berharga
Nilai total kepemilikan asing atas ekuitas, SBI, dan obligasi menunjukkan tren yang meningkat.
(IDR Milyar)

Kepemilikan Asing Atas SBI
Kepemilikan Asing Atas Ekuitas

Kepemilikan Asing Atas Obligasi Pemerintah
Total Kepemilikan Asing

2,000,000.00
1,800,000.00
1,600,000.00
1,400,000.00
1,200,000.00
1,000,000.00
800,000.00
600,000.00
400,000.00
200,000.00
0.00

Sumber: BAPPEPAM, Bank Indonesia, dan CEIC

meningkat sebesar IDR 9,3 trilyun dari bulan sebelumnya, meningkat
sebesar IDR 14,36 trilyun dari awal tahun 2012, dan meningkat
sebesar IDR 30,55 trilyun dari bulan Oktober 2011. Kepemilikan
asing atas SBI mengalami penurunan. Bulan Oktober 2012, nilai
kepemilikan asing atas SBI sebesar IDR 710 milyar turun sebesar
IDR 1,540 trilyun dari bulan sebelumnya dan turun sebesar IDR
6,930 trilyun dari awal tahun 2012, serta turun sebesar IDR 30,2
trilyun dari Oktober 2011. Hal ini disebabkan penerapkan kebijakan 6
months holding period oleh BI yang mengatur minimum jangka waktu
kepemilikan SBI sebelum dapat ditransaksikan kepada pihak lain
sejak tanggal 13 Mei 2011 dari yang semula 1 bulan (28 hari
kalender) menjadi 6 bulan (182 hari kalender).

I.5 Internasional
Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia kembali memburuk di
bulan Oktober 2012, ditunjukkan oleh nilai ekspor yang menurun
1,45% menjadi USD 15.667,3 juta dibandingkan bulan sebelumnya.
Menurunnya nilai ekspor terutama disebabkan oleh penurunan nilai
ekspor nonmigas sebesar 3,42% pada bulan Oktober 2012
dibandingkan dengan September 2012. Baik secara bulanan
maupun secara year to date (Januari-Oktober 2012) ekspor

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
14
Indonesian Economic Review and Outlook

Indonesia mengalami penurunan. Nilai total ekspor Indonesia
selama Januari-Oktober 2012 mencapai USD 158.664,3 juta, turun
6,62% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang
mencapai USD 169.183,5 juta. Hal ini menunjukkan bahwa
pelemahan perekonomian global masih memukul ekspor Indonesia.
Sementara itu, nilai impor Indonesia mencapai USD 17.214,3 juta
pada Oktober 2012, meningkat 12,16% dibandingkan bulan
sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya nilai impor
nonmigas sebesar 11,1% dan migas sebesar 3,53%. Perkembangan
yang terjadi pada nilai ekspor dan impor menyebabkan Neraca
Perdagangan Indonesia defisit USD 1.547 juta di bulan Oktober
2012. Neraca perdagangan Januari-Oktober 2012 Indonesia secara
kumulatif mengalami defisit sebesar USD 516,17 juta.
Nilai ekspor migas di bulan Oktober 2012 mencapai USD 2.988,6
juta, naik 7,87% dari USD 2.770,5 juta pada September 2012.
Peningkatan nilai ekspor minyak sebesar 31,09%, gas sebesar
7,84% dan minyak mentah sebesar 0,8% dari bulan September ke
Oktober 2012 mendorong peningkatan nilai ekspor migas. Namun
demikian nilai ekspor migas sejak Januari-Oktober 2012 masih
tergolong lemah karena turun 8,23% dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya.
Gambar 14: Neraca Perdagangan Indonesia
Neraca Perdagangan Indonesia kembali defisit pada Oktober 2012

Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
15
Internasional

Gambar 15: Ekspor dan Impor Migas
Melemahnya pasar global berdampak pada ekspor migas Indonesia

Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC

Sementara itu nilai impor migas Indonesia mengalami kenaikan
11,48%, dari USD 3.443 juta pada September 2012 menjadi USD
3.838,1 juta pada Oktober 2012. Peningkatan nilai impor minyak
mentah sebesar 37,86% dan impor gas sebesar 10,01% pada bulan
Oktober 2012 menjadi faktor utama peningkatan impor migas
Indonesia. Neraca perdagangan migas defisit sebesar USD 849,50
juta pada bulan Oktober 2012. Secara kumulatif neraca
perdagangan migas defisit sebesar USD 3.159,26 juta dari JanuariOktober 2012.
Neraca Perdagangan nonmigas kembali melemah pada Oktober
2012 dengan defisit USD 697,5 juta setelah surplus USD 1.222,07
juta pada September 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai
ekspor nonmigas sebesar 3,42% dari USD 13.127,6 juta pada
September 2012 menjadi USD 12.678,7 juta pada Oktober 2012.
Penurunan ekspor nonmigas berdasarkan sektor (Januari-Oktober
2012) disebabkan oleh penurunan ekspor Sektor Industri sebesar
5,30% serta pertambangan dan lainnya sebesar 9,53%
dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun demikian nilai ekspor yang masih tumbuh adalah produk
pertanian yang meningkat 10,54% pada Januari-Oktober 2012
terhadap periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebaliknya, nilai impor nonmigas Indonesia mengalami peningkatan
dari USD 11.905,6 juta pada September 2012 menjadi USD 13.376,2
juta pada Oktober 2012. Nilai ekspor nonmigas Januari-Oktober
2012 hanya sebesar USD 127.032,92 juta, turun 5,7% dari periode

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
16
Indonesian Economic Review and Outlook

Grafik 16: Ekspor dan Impor Nonmigas
Neraca perdagangan nonmigas kembali defisit pada Oktober 2012

Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC

yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan nilai impor nonmigas
pada Oktober 2012 secara umum didominasi oleh impor bahan baku
dari beberapa negara mitra dagang utama seperti Cina dan Jepang
yang tumbuh 12,05% dibandingkan September 2012. Impor bahan
baku selama Januari-Oktober 2012 berkontribusi sebesar 73,04%
dari total impor Indonesia.
Defisit transaksi berjalan menurun sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi Indonesia yang melambat. Penurunan defisit transaksi
berjalan dari USD 7.687 juta pada kuartal II tahun 2012 menjadi USD
5.336 juta di kuartal III tahun 2012, sebagian besar didorong oleh
perbaikan kinerja neraca perdagangan barang yang tercatat surplus
USD 817 juta pada kuartal II tahun 2012 menjadi surplus USD 3.039
juta di kuartal III tahun 2012, seiring dengan penurunan impor.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2011,
kinerja transaksi berjalan Indonesia kuartal III tahun 2012
mengalami penurunan tajam. Pada kuartal III tahun 2012, transaksi
berjalan Indonesia defisit USD 5.336 juta, padahal pada kuartal III
tahun 2011 tercatat surplus USD 766 juta.
Keadaan transaksi modal dan finansial Indonesia semakin membaik
di kuartal III 2012. Surplus transaksi modal dan finansial meningkat
dari USD5.054 juta di kuartal II tahun 2012 menjadi USD 5.960 juta di
kuartal III tahun 2012. Dibandingkan dengan kuartal III tahun 2011,
transaksi modal dan finansial Indonesia juga mengalami
peningkatan yang tajam pada kuartal III tahun 2012. Transaksi modal
dan finansial Indonesia yang semula defisit USD 3.293 juta pada

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
17
Internasional

Gambar 17: Transaksi Berjalan
Perbaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal III tahun 2012 didorong oleh membaiknya kinerja neraca
perdagangan

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC

Gambar 18: Transaksi Modal dan Finansial
Perkembangan Ekonomi Domestik Mendorong Peningkatan Neraca Modal dan Finansial

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC

Gambar 19: Neraca Pembayaran Indonesia
Neraca Pembayaran Indonesia Surplus pada Kuartal III 2012

Sumber: Bank Indonesia dan CEIC

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
18
Indonesian Economic Review and Outlook

kuartal III tahun 2011 meningkat menjadi surplus USD 5.959 juta
pada kuartal III tahun 2012. Surplus transaksi modal dan finansial
ditopang oleh kenaikan investasi langsung dan investasi portfolio.
Kenaikan surplus Investasi langsung yang semula USD 2,119 juta
pada kuartal III tahun 2011, meningkat menjadi USD 3,583 juta pada
kuartal III tahun 2012, sedangkan investasi portfolio yang semula
defisit USD 4.649 juta meningkat menjadi surplus USD 3.846 juta.
Derasnya aliran masuk dana asing ini mencerminkan sentimen
positif perekonomian domestik.
Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III 2012 surplus USD
834 juta, setelah pada kuartal III tahun 2011 mengalami defisit.
Surplus neraca pembayaran ditopang oleh menurunnya defisit nilai
transaksi berjalan serta meningkatnya surplus transaksi modal dan
finansial. Nilai transaksi berjalan pada kuartal III 2012 tercatat defisit
USD 5.336 juta, turun jika dibandingkan kuartal II 2012 dengan
defisit USD 7.687 juta. Membaiknya transaksi berjalan didukung
oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang pada
kuartal III. Demikian juga pada kuartal III 2012, surplus transaksi
modal dan finansial mengalami peningkatan sebesar 17,92% jika
dibandingkan dengan kuartal II 2012. Surplus transaksi modal dan
finansial pada kuartal III 2012 tercatat sebesar USD 5.960 juta.
Membaiknya surplus neraca pembayaran mendorong peningkatan
cadangan devisa pada akhir September menjadi sebesar USD
110.172 juta.

I.6 GAMA Leading Economic Indicator
Siklus bisnis Indonesia yang didekati dengan menggunakan data
triwulanan PDB Indonesia tahun 2000 – 2012 menunjukkan gerakan
siklikal yang cukup fluktuatif. Gerakan siklus bisnis PDB ini
diprediksikan gerakan sebelumnya menggunakan Leading
Economic Indicator (LEI) yang mampu memprediksi titik balik dari
siklus bisnis perekonomian.
Gama LEI mampu memprediksikan titik balik perekonomian saat
Krisis Finansial Global 2008 dengan sinyal titik balik terjadi pada
kuartal III tahun 2007 dan diikuti titik balik PDB pada pertengahan
tahun 2008. Kemudian kebangkitan PDB kembali diprediksikan oleh
LEI pada awal tahun 2009 yang diikuti dengan mulai membaiknya
siklus PDB di akhir tahun 2009.
LEI pada kuartal III tahun 2011 telah menunjukkan sebuah sinyal titik
balik pada siklus yang terus menurun menunjukkan perekonomian
menuju pada kondisi perlambatan di periode yang akan datang.
Sinyal Gama LEI kuartal III tahun 2012 menunjukkan sedikit

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
19
Current Issue

Gambar 21 : Leading Economic Indicator dan Siklus Bisnis PDB Indonesia
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
-0.5
-1
-1.5
-2

Siklus PDB

Leading Indicator

perubahan yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan siklus PDB yang
menurun akan menjadi lebih stabil. Dengan demikian, pelaku
ekonomi tampaknya harus bersiap untuk menentukan strategi dan
kebijakan yang tepat untuk menopang perekonomian di masa
mendatangkan sebuah sinyal titik balik pada siklus yang terus
menurun menunjukkan perekonomian menuju pada kondisi
perlambatan di periode yang akan datang. Sinyal Gama LEI kuartal
III tahun 2012 menunjukkan sedikit perubahan yang lebih baik. Hal ini
mengindikasikan siklus PDB yang menurun akan menjadi lebih
stabil. Dengan demikian, pelaku ekonomi tampaknya harus bersiap
untuk menentukan strategi dan kebijakan yang tepat untuk
menopang pereekonomian di masa mendatang.

I.7 Current Issue: “Krisis Ekonomi Eropa: Terus Berlanjut”
Oleh Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc dan Rosa Kristiadi M.Comm
Krisis ekonomi Eropa yang mulai merebak sejak 2010 sampai
sekarang belum jelas kapan akan berakhir. Krisis ekonomi kawasan
Eurozone yang dipicu oleh besarnya utang pemerintah sebenarnya
mulai mengakar sejak tahun 2000, dimana rasio utang pemerintah
negara-negara di kawasan Eropa meningkat signifikan. Rasio utang
Yunani yang pada tahun 2000 hanya sebesar 77% dari PDB nya,
pada 2012 mencapai 170%, nilai ini diprediksi IMF akan tumbuh
menjadi diatas 180% pada tahun 2013. Meningkatnya utang negara
karena defisit anggaran yang terus berlanjut. Kondisi ini jelas

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
20
Indonesian Economic Review and Outlook

Grafik : Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB di Beberapa Negara di Kawasan Eropa,
2000 – 2013 (dalam %)
(%)

Belgia

Perancis

Jerman

Yunani

Irlandia

Italia

Portugal

Spanyol

200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Sumber : IMF WEO, Oktober 2012

bertentangan dengan aturan Maastricht Treaty, dimana dinyatakan
dalam aturan ini bahwa utang negara tidak boleh lebih dari 60% dari
PDB dan defisit maksimal 3% dari PDB. Teorinya, jika melewati
angka itu, akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi kawasan.
Parahnya lagi, negara-negara lain di kawasan Eropa seperti Irlandia,
Portugal, Italia, Spanyol, bahkan Perancis juga mengalami kondisi
yang hampir sama. Rasio hutang Irlandia terhadap PDB saat ini
mencapai 103%, padahal di tahun 2000 hanya sebesar 36%. Begitu
pula dengan Portugal dimana rasio hutang pemerintahnya mencapai
113% di tahun 2012, dan di prediksi oleh IMF akan mencapai 119% di
tahun 2013. Besarnya utang negara di kawasan Eurozone membuat
Yunani, Portugal dan Irlandia kesulitan membayar utangnya.
Sehingga menimbulkan krisis ekonomi Eropa.
Para pemimpin Eurozone telah mengambil langkah-langkah untuk
menyelamatkan kawasan tersebut dari krisis utang. Salah satu
keputusan penting yang diambil adalah dibentuknya European
Stability Mechanism (ESM) pada 27 September 2012 dengan tujuan
bailout negara anggota Eurozone yang menghadapi kesulitan
keuangan, dibantu oleh Troika (International Monetary Funds,
European Central Bank dan European Comission). Demikian juga
negara-negara Eurozone menyepakati penambahan dana siaga
untuk bailout, dari 500 miliar euro menjadi 800 miliar euro atau
sekitar USD 1 triliun. Dana siaga ini tidak saja untuk membantu
negara pengguna euro yang tengah berjuang keras keluar dari krisis
keuangan, seperti Yunani, Irlandia dan Portugal, namun juga

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
21
Current Issue

mengantisipasi negara lainnya yang memerlukan bailout dari ESM.
Langkah-langkah penyelamatan kawasan Eropa lainnya adalah hair
cut pembayaran obligasi Yunani kepada pihak swasta. Kalangan
perbankan dan asuransi sepakat mengurangi piutang mereka ke
Yunani sebesar 50%. Bagi Yunani, pengurangan utang obligasi dari
pihak swasta itu sangat berarti, tidak saja bagi penyelamatan negara
mereka dari krisis utang namun juga berguna bagi kawasan Eropa.
Kebijakan penyelamatan ekonomi Eropa lainnya adalah
kesepakatan para pemimpin Uni Eropa mengenai rekapitalisasi
perbankan secara langsung. Dimana bailout perbankan disuatu
negara bisa dilakukan secara langsung dengan menggunakan dana
bailout Eropa yang ada. Untuk itu kawasan Euro juga sepakat untuk
menyatukan pengawasan perbankannya. Dengan demikian
penyelamatan pada bank-bank bermasalah di Eurozone tidak akan
menambah utang pemerintah, sehingga tidak menambah beban
utang negara.
Selain itu bailout dana untuk Yunani sebesar USD 56 milyar akhirnya
disetujui oleh IMF dan menteri keuangan Eurozone setelah melalui
perdebatan yang panjang. Para pemimpin UE berharap bahwa
langkah-langkah ini akan melindungi Yunani dengan demikian juga
Eropa dari krisis ekonomi yang berlarut-larut.
Meskipun berbagai kebijakan sudah diambil namun besarnya utang
negara kawasan Eropa serta lambannya langkah-langkah reformasi
ekonominya membuat pemulihan ekonominya berjalan lamban.
Bahkan memburuknya kondisi ekonomi kawasan Eropa membuat
lembaga pemeringkat menurunkan peringkat utang negara-negara
kawasan Eropa. Jerman pun yang paling kuat di Eropa oleh Moody's
diturunkan peringkatnya menjadi AAA negative outlook, serta barubaru ini S&P memberi peringkat surat utang Yunani ke Selective
Default. Hal itu menunjukkan bahwa krisis ekonomi Eropa masih
belum mereda.
Berbagai perkembangan yang terjadi di Eropa hingga saat ini belum
dapat memberikan keyakinan bahwa krisis ekonomi Eropa akan
segera dapat diatasi. Meskipun sudah banyak langkah yang diambil
untuk menyelamatkan Eropa namun masa depan ekonomi Eropa
masih belum jelas. Apalagi reformasi ekonomi yang harus dijalankan

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
22
Indonesian Economic Review and Outlook

berjalan lamban. Bahkan ada kemungkinan Inggris akan keluar dari
European Union. Ini semua menunjukkan bahwa masih terdapat
banyak masalah yang perlu diselesaikan oleh Eropa. Oleh karena itu
ekonomi dunia tahun 2013 masih akan banyak disandera oleh
“Eropa”, menimbulkan ketidak pastian pada masa depan ekonomi
dunia.

I.8. Economic Outlook
Ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan bisa bertahan
menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi
ekonomi dunia pada tahun 2013. Meski demikian, dampak dari
ketidakpastian ekonomi Eropa yang semakin meluas berakibat pada
ekonomi China dan India yang pada krisis keuangan global 2008
masih bisa bertahan, pada tahun 2012 mulai menurun laju
pertumbuhannya. Pasar keuangan yang merupakan jalur utama
pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu
sumber kerentanan ekonomi Indonesia karena besarnya dana
portfolio yang masuk Indonesia pada 2012, diperkirakan masih akan
menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013. Demikian
juga perdagangan internasional yang melemah pada tahun 2012
masih akan berlanjut pada tahun 2013. Sehingga ekonomi Indonesia
pada tahun 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik
seperti konsumsi. Investasi yang pertumbuhannya meskipun tinggi
diperkirakan akan melemah pada tahun 2013. Demikian juga sektor
non tradable seperti sektor Pengangkutan & Komunikasi, sektor
Konstruksi dan sektor Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan
yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan.
Oleh karena itu melihat Gama LEI sebelumnya, pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan tidak akan jauh
berbeda dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012, akan berada
pada kisaran 6-6,5%. Dengan demikian diharapkan otoritas ekonomi
bisa menjaga stabilitas ekonomi makro ataupun pasar keuangan
dengan lebih baik pada tahun depan agar iklim investasi dan usaha
tidak memburuk. Serta berbagai kebijakan yang sifatnya
memberikan stimulus pada pergerakkan ekonomi perlu dilakukan.
Salah satu opsi yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi
subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk pembangunan
infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional
produk Indonesia.

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada
23
INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK
MACROECONOMIC DASHBOARD TEAM

Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc

Prof.Dr.Tri Widodo, M.Ec.Dev

Head of Researcher
sadining@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

Researcher
tri.widodo@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

Prof. Dr. Samsubar Saleh, M.Soc., Sc

Rosa Kristiadi, M.Comm

Researcher
ssamsubar@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

Researcher
rosa.kristiadi@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

Azka Khairina, SE

Muhammad Averous Mashuri, SE

Research Assistant
Research Assistant
azkakhairina@macroeconomicdashboard.com averous@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373
+62 274 548 517 ext 373

Ardina Ayu Dwiratna

Galih Adhidharma

Research Assistant
ardina.ad@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

Research Assistant
galih.adhi@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

Fandi Gunawan
Web Developer and Layout
fandi@macroeconomicdashboard.com
+62 274 548 517 ext 373

MACROECONOMIC DASHBOARD
FAKULTAS EKONOMIKA dan BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
th
Pertamina Tower Building 4 fl. Room 4.1
Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Phone : +62 274 548 517 ext 373
Email : iero@macroeconomicdashboard.com
Website : www.macroeconomicdashboard.com

More Related Content

What's hot

Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013Eko Wahyu H
 
Perkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro acehPerkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro acehPT.Citra Mulia
 
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbkAnalisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbkSoedarman Husaeni
 
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasionalBank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasionalYudy Yunardy
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar IIfafa_zulfa
 
Slide perekonomian indonesia menuju 2015 benny
Slide perekonomian indonesia menuju 2015 bennySlide perekonomian indonesia menuju 2015 benny
Slide perekonomian indonesia menuju 2015 bennyBenny Siallagan
 
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiainflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiabisow enow
 
Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Bambang Muliyadi
 
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Elly Willy
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaBambang Muliyadi
 
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014Rosa Kristiadi
 
IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014
IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014
IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014Rosa Kristiadi
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatananthonyck Wallz
 
Makro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesiaMakro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesiabisow enow
 
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014Rosa Kristiadi
 
Nailatur fitria.docx
Nailatur fitria.docxNailatur fitria.docx
Nailatur fitria.docxNandaTika
 
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...Muhammad Sirod
 

What's hot (20)

Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
Ulasan Ekonomi Indonesia Tahun 2013
 
Perkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro acehPerkembangan ekonomi makro aceh
Perkembangan ekonomi makro aceh
 
Kuliah umum bkf
Kuliah umum bkfKuliah umum bkf
Kuliah umum bkf
 
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbkAnalisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
Analisis fundamental pt betonjaya manunggal tbk
 
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasionalBank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
Bank Payment Obligation sebagai alternatif pembayaran internasional
 
Tugas belajar II
Tugas belajar IITugas belajar II
Tugas belajar II
 
Slide perekonomian indonesia menuju 2015 benny
Slide perekonomian indonesia menuju 2015 bennySlide perekonomian indonesia menuju 2015 benny
Slide perekonomian indonesia menuju 2015 benny
 
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesiainflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
inflasi per desember 2010 sampai desember 2013 di indonesia
 
Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018Indonesia economic outlook 2018
Indonesia economic outlook 2018
 
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
Makalah-keadaan-ekonomi-indonesia-tahun-2010
 
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank IndonesiaKebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
Kebijakan Moneter Bulanan - Bank Indonesia
 
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/TAHUN III/ SEPTEMBER 2014
 
IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014
IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014
IERO NO 2/TAHUN III/JUNI 2014
 
kajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatankajian pkem sumatera selatan
kajian pkem sumatera selatan
 
Makro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesiaMakro ekonomi indonesia
Makro ekonomi indonesia
 
Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia Sektoral Perekonomian Indonesia
Sektoral Perekonomian Indonesia
 
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
IERO NO 1/TAHUN III/MARET 2014
 
Nailatur fitria.docx
Nailatur fitria.docxNailatur fitria.docx
Nailatur fitria.docx
 
Analisis Inflasi Awal 2013
Analisis Inflasi Awal 2013Analisis Inflasi Awal 2013
Analisis Inflasi Awal 2013
 
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
Economic Outlook: Indonesia in 2019 “Ekonomi Global, Konsumsi, Investasi dan ...
 

Similar to Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012

Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Andi Alimuddin Rauf
 
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAlfon Erwin
 
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global IndonesiaPerdana Wahyu Santosa
 
Indonesia Market Outlook 2012
Indonesia Market Outlook 2012Indonesia Market Outlook 2012
Indonesia Market Outlook 2012Mustafa Wiryawan
 
Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraRo Ny
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganNha803
 
admin,+b-2-jurnal+Riza.pdf
admin,+b-2-jurnal+Riza.pdfadmin,+b-2-jurnal+Riza.pdf
admin,+b-2-jurnal+Riza.pdfSUPRAHARDIANTO
 
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdfMateri APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdfryanavino
 
Tugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdf
Tugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdfTugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdf
Tugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdfWildanRosadi
 
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013bisow enow
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesiaErlita Marcelia II
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017ThrustGen - Trust Generation
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III mekon
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantisutrisno27
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiFebri Aryanti
 
Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012
Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012
Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012C Munib
 

Similar to Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012 (20)

Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
Analisispertumbuhanekonomiinvestasiinflasidiindonesia 131228063714-phpapp01
 
4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi4 pertumbuhan ekonomi
4 pertumbuhan ekonomi
 
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modalAnalisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
Analisis faktor faktor penentu pertumbahan indonesia dan pasar modal
 
T
TT
T
 
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
2017 Tantangan Risiko Global Indonesia
 
Indonesia Market Outlook 2012
Indonesia Market Outlook 2012Indonesia Market Outlook 2012
Indonesia Market Outlook 2012
 
Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negara
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdagangan
 
admin,+b-2-jurnal+Riza.pdf
admin,+b-2-jurnal+Riza.pdfadmin,+b-2-jurnal+Riza.pdf
admin,+b-2-jurnal+Riza.pdf
 
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).
 
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdfMateri APKINDO  - Seminar PEI 2023.pdf
Materi APKINDO - Seminar PEI 2023.pdf
 
Tugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdf
Tugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdfTugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdf
Tugas_-_Perekonomian_Indonesia.pdf
 
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013 respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
respon bank indonesia terhadap kebijakan moneter triwulan ke tiga tahun 2013
 
5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia5 permasalahan ekonomi di indonesia
5 permasalahan ekonomi di indonesia
 
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 20172017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
2017 laporan perkembangan perekonomian bulan oktober 2017
 
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020Kerangka ekonomi makro rkp 2020
Kerangka ekonomi makro rkp 2020
 
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
Bahan Menko Retreat Meeting (Raker III
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryanti
 
Aplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryantiAplikom ppt febri aryanti
Aplikom ppt febri aryanti
 
Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012
Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012
Perkembangan tingkat kemiskinan maret 2012
 

More from Rosa Kristiadi

IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014Rosa Kristiadi
 
IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014
IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014
IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014Rosa Kristiadi
 
IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014
IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014
IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014Rosa Kristiadi
 
Iero no 2 year ii june 2013
Iero no 2 year ii june 2013Iero no 2 year ii june 2013
Iero no 2 year ii june 2013Rosa Kristiadi
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012Rosa Kristiadi
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013Rosa Kristiadi
 
Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...
Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...
Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...Rosa Kristiadi
 
The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...
The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...
The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...Rosa Kristiadi
 
Asean+3 capital market swot analysis
Asean+3 capital market swot analysisAsean+3 capital market swot analysis
Asean+3 capital market swot analysisRosa Kristiadi
 

More from Rosa Kristiadi (10)

IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014
IERO NO 3/YEAR III/SEPTEMBER 2014
 
IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014
IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014
IERO NO 2/YEAR III/JUNE 2014
 
IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014
IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014
IERO NO 1/YEAR III/MARCH 2014
 
Iero no 2 year ii june 2013
Iero no 2 year ii june 2013Iero no 2 year ii june 2013
Iero no 2 year ii june 2013
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012
Indonesian Economic Review and Outlook No 1/Year I/December 2012
 
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013
Indonesian Economic Review and Outlook No 2 Year II/March 2013
 
Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...
Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...
Contributing to efforts for greater financial markets stability in apec econo...
 
The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...
The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...
The impact of global economic volatility on the size of portfolio investment ...
 
Asean+3 capital market swot analysis
Asean+3 capital market swot analysisAsean+3 capital market swot analysis
Asean+3 capital market swot analysis
 
Ppt iero maret 2013
Ppt iero maret 2013Ppt iero maret 2013
Ppt iero maret 2013
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 

Indonesian Economic Review and Outlook No 1 Tahun I/Desember 2012

  • 1. No 1/Tahun I/Desember 2012 INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK Macroeconomic Dashboard Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
  • 2. Kata Pengantar Indonesian Economic Review and Outlook (IERO) merupakan buletin kuartalan yang diterbitkan oleh Macroeconomic Dashboard, Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis – Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan PT. Bank Mandiri, Tbk. Ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi dunia yang terus membayangi ekonomi Indonesia selama tahun 2012 menjadi tema penting dalam IERO kali ini. Perlambatan ekonomi global diprediksi masih akan mempengaruhi perekonomian Indonesia di tahun 2013 sejalan dengan hasil prediksi GAMA Leading Economic Indicator (GAMA LEI). GAMA LEI merupakan acuan yang dihasilkan Macroeconomic Dashboard untuk memprediksi keadaan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. Tujuannya adalah agar para pembuat kebijakan publik dan pengambil keputusan bisnis dapat memantau kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan, sehingga mereka dapat mengantisipasi keadaan ekonomi. IERO kali ini juga mengangkat kondisi Krisis Eropa yang masih belum pulih sebagai tema current issue. Kajian akan tema ini bertujuan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang krisis Eropa dan implikasinya terhadap dunia internasional dan Indonesia. Penerbitan IERO dengan tema-tema aktual dan regular diharapkan dapat membantu para pembuat kebijakan publik dan pengambil keputusan bisnis serta kalangan akademisi dan think thank dalam mendapatkan informasi aktual dan analisis konstekstual tentang perkembangan ekonomi di Indonesia. Selamat membaca Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc Head of Researcher Macroeconomic Dashboard
  • 3. Indonesian Economic Review and Outlook I.1 Perkembangan Ekonomi Terkini Hingga saat ini, krisis utang Eropa masih menjadi isu yang penting, mempengaruhi ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi beberapa negara yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi dunia mengalami ketidakpastian. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2012 hanya sebesar 3,3%, terendah sejak krisis global pada tahun 2009. Angka tersebut diprediksi IMF akan menjadi 3,6% di tahun 2013, namun masih rendah dari pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2011 yang mencapai 3,8%. Ketidakpastian perekonomian global akibat krisis Eropa telah mempengaruhi perekonomian Indonesia, melalui dua jalur yaitu jalur perdagangan dan keuangan internasional. Sebagai negara dengan ekonomi terbuka, Indonesia masih bergantung pada kondisi ekonomi negara lain, terutama ekspor impor. Hal ini membuat Indonesia rentan jika terjadi perlambatan pada negara lain. Kondisi ini tercermin dari sulitnya mencapai pertumbuhan ekonomi yang telah ditargetkan pemerintah, dimana pada kuartal III tahun 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 6,17% secara year on year (yoy). Angka ini menurun dibanding kuartal II 2012 yang Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 1
  • 4. Perkembangan Ekonomi Terkini Perkembangan Ekonomi Terkini Gambar 1: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Pengeluaran, Tahun 2005 – 2012 (YoY, dalam %) Pertumbuhan Ekonomi Indonesia cenderung melemah seiring lesunya ekonomi dunia Pengeluaran Konsumsi (%) Pengeluaran Pemerintah Eskpor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto PDB (RHS) (%) 40 8 30 7 6 20 5 10 4 0 3 -10 2 -20 1 -30 0 Sumber : BPS dan CEIC mampu mencapai 6,37%. Penurunan pertumbuhan ekonomi di kuartal III ini merupakan dampak dari krisis Eropa yang semakin dalam. Perlambatan perekonomian Indonesia sepertinya masih akan berlangsung sebagaimana diumumkan IMF bahwa PDB Indonesia diproyeksi hanya tumbuh sebesar 6% untuk 2012 dan 6,3% di tahun 2013. Kemampuan mempertahankan capaian pertumbuhan ekonomi positif (meskipun masih relatif rendah), selama krisis global, terutama karena permintaan agregat dalam negeri, khususnya permintaan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) dan Konsumsi Rumah Tangga. Seperti yang terlihat pada Gambar 1, pertumbuhan PDB pada kuartal III tahun 2012 dari sisi pengeluaran ditopang oleh tingginya pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) sebesar 10,02% (yoy) dan Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,68% (yoy). Sementara itu, Konsumsi Pemerintah, Ekspor dan Impor mengalami kontraksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Apabila dibandingkan kuartal III tahun 2011, pertumbuhan konsumsi pemerintah tercatat minus 3,22% (yoy) karena masih rendahnya penyerapan anggaran belanja. Penyerapan belanja negara hingga 14 November 2012 baru mencapai IDR 1.112,1 trilyun atau 71,8% dari pagu APBN-P 2012 MacroeconomicsDashboard Universitas Gadjah Mada Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 2
  • 5. Indonesian Economic Review and Outlook sebesar IDR 1.548,3 trilyun. Ekspor barang dan jasa pada kuartal III tahun 2012 mengalami kontraksi sebesar minus 2,78 % (yoy). Impor juga tercatat lesu dengan tingkat pertumbuhan minus 0,54% (yoy). Dari sisi produksi, seperti yang terlihat pada Gambar 2, sektor yang paling tinggi laju pertumbuhannya pada kuartal III tahun 2012 adalah sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,48% (yoy) disusul oleh sektor Konstruksi sebesar 7,98%. Sektor ketiga yang menyumbang cukup besar adalah Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan yang tumbuh menjadi 7,41%. Sementara itu, sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh minus 0,09%. Menarik untuk dicermati bahwa sektor Pengangkutan dan Komunikasi yang masih tumbuh diatas 10% sebenarnya sudah mulai mengalami laju pertumbuhan menurun dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya. Meski laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, kondisi ketenagakerjaan Indonesia pada Agustus 2012 menunjukkan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi ketenagakerjaan periode sebelumnya. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat pengangguran yang semakin menurun. Tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 menurun dibandingkan dengan tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Gambar 2: Laju Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2005 – 2012 (YoY, dalam %) Dari sisi produksi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia terutama didorong oleh sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Konstruksi, dan sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan (%) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan Industri pengolahan Konstruksi Pengangkutan dan komunikasi Pertambangan dan penggalian Listrik, gas dan air bersih Perdagangan, hotel & restoran Keuangan, real estat dan jasa perusahaan 20 15 10 5 0 -5 Sumber : BPS dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 3
  • 6. Perkembangan Moneter Perkembangan Moneter Gambar 3 : Tingkat Pengangguran Indonesia Tingkat pengangguran Indonesia menurun dari tahun ke tahun. Sumber: BPS dan CEIC Februari 2012. Pada bulan Agustus 2012 tingkat pengangguran Indonesia sebesar 7,24 juta atau 6,14%, sedangkan pada bulan Februari 2012 sebesar 7,61 juta atau 6,32%. Tingkat pengangguran Indonesia pada bulan Agustus 2012 juga lebih rendah jika dibandingkan dengan tingkat pengangguran pada tahun sebelumnya yaitu Agustus 2011. Pada Agustus 2011 tingkat pengangguran Indonesia adalah 6,56%. Turunnya tingkat pengangguran Indonesia, nampaknya juga didukung oleh persentase jumlah angkatan kerja Indonesia yang menurun pada bulan Agustus 2012. Pada bulan Agustus 2012 persentase angkatan kerja Indonesia adalah 67,88% menurun dari Februari 2012 yaitu 69,66%. I.2 Perkembangan Moneter A. Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar MI dan M2 cenderung meningkat menjadi IDR 782 triliun dan IDR 3.168 triliun pada Oktober 2012 dari IDR 779 triliun dan IDR 3.050 triliun pada bulan Juni 2012. Ini berarti terjadi kenaikan sekitar 0,3% dan 3,8% dari bulan Juni 2012 hingga Oktober 2012. Secara year on year jumlah M1 dan M2 pada bulan Oktober 2012 meningkat sebesar 17,6% dan 18,3% dibandingkan Oktober tahun sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan bulan September 2012, jumlah M1 pada Oktober 2012 turun sebesar 1,7%. Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 4
  • 7. Indonesian Economic Review and Outlook Gambar 4 : Jumlah Uang Beredar Jumlah uang yang beredar cenderung meningkat meskipun di bulan Oktober 2012 M1 mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya M1 (IDR Milyar) M2 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 500000 0 Sumber : Bank Indonesia dan CEIC B. Tingkat Inflasi Gambar 5 menunjukkan bahwa tekanan inflasi cenderung meningkat di awal tahun 2012, sejalan dengan peningkatan permintaan domestik. Setelah melemah di bawah 4 % pada saat terimbas krisis finansial global 2008/2009, tingkat inflasi umum secara tahunan mengalami peningkatan menjadi sekitar 4,5 % selama April hingga Agustus 2012, dan kemudian meningkat menjadi 4,6 % di bulan Oktober meski sempat melemah menjadi 4,3 % di bulan September. Di bulan November 2012 BPS mencatat inflasi umum sebesar 4,32% (yoy) atau secara tahun kalender (Januari-November) mencapai 3,73%. Meskipun laju inflasi umum di bulan November 2012 lebih rendah daripada bulan sebelumnya, jika dibandingkan bulan November 2011 yang hanya mencapai 4,15%, inflasi ini mengalami kenaikan. Kenaikan laju inflasi ini tidak lepas dari naiknya harga makanan. Inflasi komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen bergejolak secara year on year pada bulan November 2012 masing-masing sebesar 2,70% dan 5,78%. Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 5
  • 8. Perkembangan Moneter Sementara itu, pada bulan November 2012 tingkat inflasi komponen inti mencapai 0,14% atau secara tahunan sebesar 4,40%, sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi umum (Gambar 5). Tingginya inflasi inti menunjukkan tingginya sisi permintaan di masyarakat yang tidak mampu dipenuhi oleh suplai barang. Hal ini harus diwaspadai oleh otoritas ekonomi agar situasi ini tidak memicu terjadinya pemanasan ekonomi. Gambar 5: Tingkat Inflasi, Tahun 2009 – 2012 (YoY, dalam %) Laju Inflasi inti pada bulan November 2012 yang lebih tinggi dibandingkan inflasi umum perlu diwaspadai agar tidak menimbulkan “overheating economy”. UMUM (%) INTI HARGA DIATUR PEMERINTAH BERGEJOLAK 20 15 10 5 0 -5 -10 Sumber : BPS dan CEIC Gambar 6: Komponen Inflasi Tahun 2009 – 2012 (YoY, dalam %) Kenaikan laju inflasi secara year on year di bulan November 2012 terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran (%) UMUM BAHAN MAKANAN MAKANAN JADI PERUMAHAN SANDANG 20 15 10 5 0 -5 -10 Sumber : BPS dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 6 KESEHATAN PENDIDIKAN TRANSPOR
  • 9. Indonesian Economic Review and Outlook Kenaikan laju inflasi di bulan November 2012 dibandingkan tahun sebelumnya ditunjukkan oleh kenaikan inflasi beberapa kelompok pengeluaran, yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,23%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, bahan bakar sebesar 0,15%; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang inflasi 0,20%. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan - 0,13% dan kelompok sandang - 0,10%. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi di bulan November 2012 adalah bawang merah yang menyumbang andil sebesar 0,08%; beras 0,04%; daging sapi 0,03%; dan wortel 0,02%; serta tarif angkatan udara 0,04%. C. Tingkat Suku Bunga Di awal tahun 2012, bank sentral tetap mempertahankan BI rate dikisaran 6 % untuk menjaga stabilitas sistem keuangan tetap kondusif dalam mendukung ekspansi ekonomi domestik ditengah ketidakpastian perekonomian global. Sebagai langkah lanjutan untuk memberikan dorongan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi, BI rate kemudian diturunkan 25 bps pada bulan Febuari 2012 dan terus dipelihara pada kisaran 5,75 % hingga saat ini. Tingkat suku bunga lainnya seperti bunga penjaminan, time deposit, dan SBI bergerak bersamaan dengan BI rate (lihat Gambar 7). Gambar 7: Perkembangan BI Rate, Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan, Tahun 2009 – 2012 (dalam %) Tingkat suku bunga masih konsisten dengan tekanan inflasi yang relatif rendah dan terkendali (%) Time Deposit Nominal 1 Bulan Tingkat Bunga Penjaminan 3 Bulan BI Rate SBI 1 Bulan SBI 9 Bulan 12 10 8 6 4 2 0 Sumber : Bank Indonesia dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 7
  • 10. Perkembangan Moneter Gambar 8: Cadangan Devisa Indonesia Tahun 2009 – 2012 (dalam USD Juta) Naiknya posisi cadangan devisa diharapkan bisa mengurangi tekanan terhadap pelemahan rupiah USD Juta Cadangan Devisa 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0 Sumber : Bank Indonesia dan CEIC Cadangan devisa Indonesia kembali menguat mencapai posisi USD 111.285,11 juta pada November 2012, atau naik USD 4.782,72 juta dibanding pada bulan Juni 2012 yang hanya mencapai USD 106.502,39 juta (lihat Gambar 8). Peningkatan cadangan devisa ini dipicu adanya surplus Neraca Pembayaran pada kuartal III tahun 2012, terutama karena menurunnya defisit Transaksi Berjalan yang disebabkan surplus Neraca Perdagangan yang meningkat didorong oleh penurunan impor, khususnya barang-barang konsumsi, dan serta surplus Transaksi Modal dan Finansial yang meningkat. Kenaikan cadangan devisa ini memperkuat stabilitas ekonomi makro dan meningkatkan kepercayaan para investor. D. Nilai Tukar dan Harga Saham Nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS mengalami depresiasi sepanjang tahun 2012. Nilai tukar terus menurun akibat defisit neraca pembayaran pada kuartal I dan II tahun 2012 yang menyebabkan turunnya cadangan devisa serta kondisi perekonomian global yang tidak menentu. Pergerakan nilai tukar Rupiah selama kuartal III 2012 masih mengalami pelemahan namun dengan intensitas yang menurun dibandingkan kuartal sebelumnya. Pergerakan nilai tukar Rupiah selama kuartal III 2012 mengalami pelemahan 2,26% (qtq) ke tingkat IDR 9.491 per USD dari tingkat IDR 9.277 per USD pada kuartal II 2012. Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 8
  • 11. Indonesian Economic Review and Outlook Gambar 9: Nilai Tukar dan Harga Saham, Tahun 2009 – 2012 Tekanan pasar global masih menggelayuti pergerakan nilai Rupiah sepanjang tahun 2012 yang cenderung melemah IDX IDX IDR per USD (RHS) 5,000 4,500 4,000 3,500 3,000 2,500 2,000 1,500 1,000 500 0 IDR per USD 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 0 Sumber : Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia, dan CEIC Sementara itu, di bulan November 2012 Rupiah melemah menjadi IDR 9,605 dibanding posisi di awal tahun IDR 9000 per dollar AS, begitu pula dibandingkan posisinya di bulan Juni 2012 yang mencapai IDR 9480 per dollar AS. Pelemahan Rupiah ini dipengaruhi oleh ketidakpastian penanganan masalah krisis utang dan fiskal di Eropa, serta tingginya permintaan valuta asing untuk membiayai impor. Sementara itu pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun 2012 menunjukkan penguatan. Di bulan November 2012 IHSG bergerak di kisaran perdagangan di level 4,276, meningkat dibanding awal tahun yang hanya mencapai level 3,941, atau tumbuh sebesar 8,5%. I.3 Perkembangan Keuangan Pemerintah Pada 23 Oktober 2012 yang lalu, DPR telah mensahkan Undangundang Anggaran Pendapatan Belanja dan Belanja Negara (APBN) tahun 2013. APBN dibuat berdasarkan asumsi-asumsi, yang dibandingkan dengan asumsi pada APBN-Perubahan 2012 adalah sebagai berikut: Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 9
  • 12. Perkembangan Keuangan Pemerintah Tabel 1 : APBN 2012 dan 2013 Pertumbuhan Ekonomi (%) Inflasi (%) yoy Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD) Suku Bunga SBI/SPN - 3 bulan (%) Harga Minyak Mentah (USD/barel) Lifting Minyak (barel/hari) Lifting Gas Bumi (barel/hari) APBN 2012 APBN-P 2012 APBN 2013 6,7 6,5 6,8 5,3 6,8 4,9 8800 9000 9800 6,0 5,0 5,0 90 105 100 950.000 930.000 900.000 - 1.360.000 Sumber : Kementrian Keuangan Dengan melihat situasi ekonomi nasional serta global yang berkembang, beberapa asumsi bisa dianggap terlalu optimis. Dengan situasi perkonomian global yang masih tidak menentu dan diprediksi masih akan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, asumsi tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013 menjadi terlalu tinggi. Secara sektoral, anggaran yang paling mendapat sorotan publik adalah anggaran untuk subsidi energi. Dalam RAPBN 2013, anggaran subsidi energi masih menjadi pengeluaran terbesar, mencapai porsi 27,8 % dari total anggaran. Porsi terbesar kedua dalam komposisi belanja pemerintah pusat adalah belanja pegawai (sebesar 21,2%). Kemudian disusul oleh belanja modal (17%), belanja barang (14%), pembayaran bunga utang (9,9%), belanja sosial (5,2%) dan belanja lain-lain (4,2%). Hal ini jelas menunjukkan bahwa postur anggaran 2013 tidak akan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran subsidi dan belanja pegawai sudah menghabiskan hampir separuh total anggaran. Dari total subsidi, sebesar IDR 274,7 triliun adalah subsidi energi dan sisanya IDR 41,4 triliun dalam bentuk subsidi non energi. Dari porsi subsidi energi, dibagi dua lagi, yaitu subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar IDR 193,8 triliun dan listrik sebesar IDR 80,9 triliun. Berdasarkan keterangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan realisasi penyerapan belanja negara hingga 14 November 2012 baru mencapai IDR 1.112,1 trilyun atau 71,8% dari pagu APBN-P 2012 sebesar IDR 1.548,3 trilyun. Keseluruhan belanja pemerintah pusat telah mencapai IDR 717,993 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 10
  • 13. Indonesian Economic Review and Outlook trilyun atau 67,1% dari pagu sebesar IDR 1.069,5 triyun dan transfer ke daerah IDR 394,1 trilyun atau 82,3% dari pagu sebesar IDR 478,776 trilyun. Berdasarkan asumsi APBN 2013 tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah Indonesia optimis bahwa ekonomi tahun 2013 akan lebih baik daripada tahun 2012. I.4 Perkembangan Fiskal Secara umum, nilai utang luar negeri Indonesia pada kuartal III 2012 menunjukkan kenaikan dibanding kuartal II. Rasio utang luar negeri terhadap PDB naik, karena selain kenaikan nilai utang luar negeri juga tejadi depresiasi nilai tukar rupiah. Pada kuartal III 2012 total nilai utang luar negeri Indonesia mencapai USD 243.910 juta, terdiri dari utang pemerintah USD 115,03 milyar dan swasta USD 123,27 milyar. Nilai utang luar negeri swasta kuartal III 2012 meningkat sebesar USD 2.520 juta dari kuartal yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, nilai utang luar negeri pemerintah kuartal III 2012 meningkat sebesar USD 2.075 juta dari kuartal III 2011 yang hanya mencapai USD 112.962 juta. Gambar 10 : Komponen Hutang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta Hutang luar negeri pemerintah, swasta, dan rasio total hutang luar negeri Indonesia terhadap PDB mengalami peningkatan. (Persen) (USD Juta) 300,000.00 29.00 28.00 250,000.00 27.00 200,000.00 26.00 150,000.00 25.00 24.00 100,000.00 23.00 50,000.00 22.00 0.00 2010:Q1 2010:Q2 2010:Q3 2010:Q4 Total Utang LN (LHS) Utang Luar Negeri Pemerintah (LHS) 2011:Q1 2011:Q2 2011:Q3 2011:Q4 2012:Q1 2012:Q2 2012:Q3 21.00 Utang Luar Negeri Swasta (LHS) Rasio Total Utang Luar Negeri terhadap PDB (RHS) Sumber: BPS, Bank Indonesia, dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 11
  • 14. Perkembangan Fiskal Jika dilihat dari sisi rasio total utang luar negeri terhadap PDB, naik dari 25,17% pada kuartal II 2012 menjadi 25,7% pada kuartal III 2012. Dimana rasio total utang luar negeri pemerintah terhadap PDB mencapai 12,12 % pada bulan Oktober 2012. Rasio utang pemerintah terhadap PDB menunjukkan tren menurun. Utang pemerintah sebesar IDR 1.844 trilyun hingga Oktober 2012 atau tercatat 21,58% dari PDB turun sebesar 2,7% dibandingkan rasio utang tahun 2011 sebesar 24,3%. Nilai utang pemerintah hingga akhir tahun 2012 diperkirakan semakin meningkat, namun dengan PDB yang diperkirakan meningkat lebih besar, rasio utang pemerintah semakin mengecil. Surat Berharga Negara (SBN) pada bulan November mencapai IDR 1.375.326 milyar meningkat dibandingkan dengan outstanding SBN pada bulan Juni 2012 yang mencapai IDR1.314.131 milyar. Komposisi terbesar adalah obligasi dengan fixed rate sebesar IDR 624.879 milyar. Surat Perbendaharaan Negara (SPN/Treasury Bill) Gambar 11: Utang Pemerintah Rasio utang pemerintah Indonesia terhadap PDB mengalami penurunan Utang Pemerintah (LHS) Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB (RHS) (IDR Trilyun) (Persen) 2,000.00 90 1,800.00 80 1,600.00 70 1,400.00 60 1,200.00 50 1,000.00 40 800.00 30 600.00 20 400.00 10 200.00 0.00 0 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Sumber: Kementrian Keuangan dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 12 2008 2009 2010 2011 2012*
  • 15. Indonesian Economic Review and Outlook Gambar 12: Komposisi Surat Berharga Negara Obligasi Negara dengan kupon tetap (fixed rate) menunjukkan tren yang meningkat. (IDR Milyar) ON: Obligasi Tingkat Bunga Tetap (LHS) Obligasi Denominasi Valuta Asing (LHS) SBN Outstanding (RHS) ON: Obligasi Tingkat Bunga Mengambang (LHS) ON: Obligasi Zero Coupon(RHS) 700,000.00 SBSN Kupon Tetap (LHS) SBN: Surat Perbendaharaan Negara (SPN)(RHS) (IDR Milyar) 1,600,000.00 1,400,000.00 600,000.00 1,200,000.00 500,000.00 1,000,000.00 400,000.00 800,000.00 300,000.00 600,000.00 200,000.00 400,000.00 100,000.00 200,000.00 0.00 0.00 Sumber: BAPPEPAM, Bank Indonesia, dan CEIC menunjukkan tren penurunan pada Oktober 2012 menjadi IDR 25.820 milyar lebih kecil sebesar IDR 2.400 milyar dari bulan sebelumnya dan lebih kecil sebesar IDR 8.280 milyar dari awal tahun 2012. Penurunan juga terjadi pada obligasi Negara dengan variable rate. Sedangkan obligasi negara dengan kupon tetap menunjukkan tren yang meningkat. Pada Oktober 2012 nilainya IDR 619.887 milyar naik sebesar IDR 26.977 milyar dari bulan sebelumnya, naik IDR 94.926 milyar dari awal tahun 2012. Peningkatan juga terjadi pada Obligasi Syariah (GI), dan obligasi dengan denominasi mata uang asing. Nilai total kepemilikan asing atas surat-surat portfolio baik obligasi pemerintah, ekuitas, dan SBI meningkat. Pada bulan Oktober 2012 nilai total portfolio kepemilikan asing sebesar IDR 1.721,37 trilyun meningkat sebesar IDR 48,98 trilyun dari bulan sebelumnya, meningkat sebesar IDR 172,16 trilyun dari awal tahun 2012, dan meningkat sebesar IDR 227,188 trilyun dari bulan Oktober 2011. Nilai kepemilikan asing atas ekuitas sebesar IDR 1.470,3 trilyun meningkat sebesar IDR 41,172 trilyun dari bulan sebelumnya sebesar IDR 1.429,158 trilyun, dan meningkat sebesar IDR 226,838 trilyun dari IDR 1.243,492 trilyun pada Bulan Oktober 2011. Kepemilikan asing atas obligasi pemerintah akhir-akhir ini meningkat walaupun sempat naik turun. Nilai kepemilikan asing atas obligasi pemerintah sebesar IDR 250,33 trilyun pada Oktober 2012, Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 13
  • 16. Internasional Gambar 13: Kepemilikan Asing atas Surat Berharga Nilai total kepemilikan asing atas ekuitas, SBI, dan obligasi menunjukkan tren yang meningkat. (IDR Milyar) Kepemilikan Asing Atas SBI Kepemilikan Asing Atas Ekuitas Kepemilikan Asing Atas Obligasi Pemerintah Total Kepemilikan Asing 2,000,000.00 1,800,000.00 1,600,000.00 1,400,000.00 1,200,000.00 1,000,000.00 800,000.00 600,000.00 400,000.00 200,000.00 0.00 Sumber: BAPPEPAM, Bank Indonesia, dan CEIC meningkat sebesar IDR 9,3 trilyun dari bulan sebelumnya, meningkat sebesar IDR 14,36 trilyun dari awal tahun 2012, dan meningkat sebesar IDR 30,55 trilyun dari bulan Oktober 2011. Kepemilikan asing atas SBI mengalami penurunan. Bulan Oktober 2012, nilai kepemilikan asing atas SBI sebesar IDR 710 milyar turun sebesar IDR 1,540 trilyun dari bulan sebelumnya dan turun sebesar IDR 6,930 trilyun dari awal tahun 2012, serta turun sebesar IDR 30,2 trilyun dari Oktober 2011. Hal ini disebabkan penerapkan kebijakan 6 months holding period oleh BI yang mengatur minimum jangka waktu kepemilikan SBI sebelum dapat ditransaksikan kepada pihak lain sejak tanggal 13 Mei 2011 dari yang semula 1 bulan (28 hari kalender) menjadi 6 bulan (182 hari kalender). I.5 Internasional Kinerja Perdagangan Internasional Indonesia kembali memburuk di bulan Oktober 2012, ditunjukkan oleh nilai ekspor yang menurun 1,45% menjadi USD 15.667,3 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Menurunnya nilai ekspor terutama disebabkan oleh penurunan nilai ekspor nonmigas sebesar 3,42% pada bulan Oktober 2012 dibandingkan dengan September 2012. Baik secara bulanan maupun secara year to date (Januari-Oktober 2012) ekspor Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 14
  • 17. Indonesian Economic Review and Outlook Indonesia mengalami penurunan. Nilai total ekspor Indonesia selama Januari-Oktober 2012 mencapai USD 158.664,3 juta, turun 6,62% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2011 yang mencapai USD 169.183,5 juta. Hal ini menunjukkan bahwa pelemahan perekonomian global masih memukul ekspor Indonesia. Sementara itu, nilai impor Indonesia mencapai USD 17.214,3 juta pada Oktober 2012, meningkat 12,16% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya nilai impor nonmigas sebesar 11,1% dan migas sebesar 3,53%. Perkembangan yang terjadi pada nilai ekspor dan impor menyebabkan Neraca Perdagangan Indonesia defisit USD 1.547 juta di bulan Oktober 2012. Neraca perdagangan Januari-Oktober 2012 Indonesia secara kumulatif mengalami defisit sebesar USD 516,17 juta. Nilai ekspor migas di bulan Oktober 2012 mencapai USD 2.988,6 juta, naik 7,87% dari USD 2.770,5 juta pada September 2012. Peningkatan nilai ekspor minyak sebesar 31,09%, gas sebesar 7,84% dan minyak mentah sebesar 0,8% dari bulan September ke Oktober 2012 mendorong peningkatan nilai ekspor migas. Namun demikian nilai ekspor migas sejak Januari-Oktober 2012 masih tergolong lemah karena turun 8,23% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Gambar 14: Neraca Perdagangan Indonesia Neraca Perdagangan Indonesia kembali defisit pada Oktober 2012 Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 15
  • 18. Internasional Gambar 15: Ekspor dan Impor Migas Melemahnya pasar global berdampak pada ekspor migas Indonesia Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC Sementara itu nilai impor migas Indonesia mengalami kenaikan 11,48%, dari USD 3.443 juta pada September 2012 menjadi USD 3.838,1 juta pada Oktober 2012. Peningkatan nilai impor minyak mentah sebesar 37,86% dan impor gas sebesar 10,01% pada bulan Oktober 2012 menjadi faktor utama peningkatan impor migas Indonesia. Neraca perdagangan migas defisit sebesar USD 849,50 juta pada bulan Oktober 2012. Secara kumulatif neraca perdagangan migas defisit sebesar USD 3.159,26 juta dari JanuariOktober 2012. Neraca Perdagangan nonmigas kembali melemah pada Oktober 2012 dengan defisit USD 697,5 juta setelah surplus USD 1.222,07 juta pada September 2012. Hal ini disebabkan oleh penurunan nilai ekspor nonmigas sebesar 3,42% dari USD 13.127,6 juta pada September 2012 menjadi USD 12.678,7 juta pada Oktober 2012. Penurunan ekspor nonmigas berdasarkan sektor (Januari-Oktober 2012) disebabkan oleh penurunan ekspor Sektor Industri sebesar 5,30% serta pertambangan dan lainnya sebesar 9,53% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian nilai ekspor yang masih tumbuh adalah produk pertanian yang meningkat 10,54% pada Januari-Oktober 2012 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, nilai impor nonmigas Indonesia mengalami peningkatan dari USD 11.905,6 juta pada September 2012 menjadi USD 13.376,2 juta pada Oktober 2012. Nilai ekspor nonmigas Januari-Oktober 2012 hanya sebesar USD 127.032,92 juta, turun 5,7% dari periode Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 16
  • 19. Indonesian Economic Review and Outlook Grafik 16: Ekspor dan Impor Nonmigas Neraca perdagangan nonmigas kembali defisit pada Oktober 2012 Sumber: Badan Pusat Statistik dan CEIC yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan nilai impor nonmigas pada Oktober 2012 secara umum didominasi oleh impor bahan baku dari beberapa negara mitra dagang utama seperti Cina dan Jepang yang tumbuh 12,05% dibandingkan September 2012. Impor bahan baku selama Januari-Oktober 2012 berkontribusi sebesar 73,04% dari total impor Indonesia. Defisit transaksi berjalan menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat. Penurunan defisit transaksi berjalan dari USD 7.687 juta pada kuartal II tahun 2012 menjadi USD 5.336 juta di kuartal III tahun 2012, sebagian besar didorong oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan barang yang tercatat surplus USD 817 juta pada kuartal II tahun 2012 menjadi surplus USD 3.039 juta di kuartal III tahun 2012, seiring dengan penurunan impor. Sementara itu, jika dibandingkan dengan kuartal III tahun 2011, kinerja transaksi berjalan Indonesia kuartal III tahun 2012 mengalami penurunan tajam. Pada kuartal III tahun 2012, transaksi berjalan Indonesia defisit USD 5.336 juta, padahal pada kuartal III tahun 2011 tercatat surplus USD 766 juta. Keadaan transaksi modal dan finansial Indonesia semakin membaik di kuartal III 2012. Surplus transaksi modal dan finansial meningkat dari USD5.054 juta di kuartal II tahun 2012 menjadi USD 5.960 juta di kuartal III tahun 2012. Dibandingkan dengan kuartal III tahun 2011, transaksi modal dan finansial Indonesia juga mengalami peningkatan yang tajam pada kuartal III tahun 2012. Transaksi modal dan finansial Indonesia yang semula defisit USD 3.293 juta pada Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 17
  • 20. Internasional Gambar 17: Transaksi Berjalan Perbaikan defisit transaksi berjalan pada kuartal III tahun 2012 didorong oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan Sumber: Bank Indonesia dan CEIC Gambar 18: Transaksi Modal dan Finansial Perkembangan Ekonomi Domestik Mendorong Peningkatan Neraca Modal dan Finansial Sumber: Bank Indonesia dan CEIC Gambar 19: Neraca Pembayaran Indonesia Neraca Pembayaran Indonesia Surplus pada Kuartal III 2012 Sumber: Bank Indonesia dan CEIC Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 18
  • 21. Indonesian Economic Review and Outlook kuartal III tahun 2011 meningkat menjadi surplus USD 5.959 juta pada kuartal III tahun 2012. Surplus transaksi modal dan finansial ditopang oleh kenaikan investasi langsung dan investasi portfolio. Kenaikan surplus Investasi langsung yang semula USD 2,119 juta pada kuartal III tahun 2011, meningkat menjadi USD 3,583 juta pada kuartal III tahun 2012, sedangkan investasi portfolio yang semula defisit USD 4.649 juta meningkat menjadi surplus USD 3.846 juta. Derasnya aliran masuk dana asing ini mencerminkan sentimen positif perekonomian domestik. Neraca Pembayaran Indonesia pada kuartal III 2012 surplus USD 834 juta, setelah pada kuartal III tahun 2011 mengalami defisit. Surplus neraca pembayaran ditopang oleh menurunnya defisit nilai transaksi berjalan serta meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Nilai transaksi berjalan pada kuartal III 2012 tercatat defisit USD 5.336 juta, turun jika dibandingkan kuartal II 2012 dengan defisit USD 7.687 juta. Membaiknya transaksi berjalan didukung oleh meningkatnya surplus neraca perdagangan barang pada kuartal III. Demikian juga pada kuartal III 2012, surplus transaksi modal dan finansial mengalami peningkatan sebesar 17,92% jika dibandingkan dengan kuartal II 2012. Surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal III 2012 tercatat sebesar USD 5.960 juta. Membaiknya surplus neraca pembayaran mendorong peningkatan cadangan devisa pada akhir September menjadi sebesar USD 110.172 juta. I.6 GAMA Leading Economic Indicator Siklus bisnis Indonesia yang didekati dengan menggunakan data triwulanan PDB Indonesia tahun 2000 – 2012 menunjukkan gerakan siklikal yang cukup fluktuatif. Gerakan siklus bisnis PDB ini diprediksikan gerakan sebelumnya menggunakan Leading Economic Indicator (LEI) yang mampu memprediksi titik balik dari siklus bisnis perekonomian. Gama LEI mampu memprediksikan titik balik perekonomian saat Krisis Finansial Global 2008 dengan sinyal titik balik terjadi pada kuartal III tahun 2007 dan diikuti titik balik PDB pada pertengahan tahun 2008. Kemudian kebangkitan PDB kembali diprediksikan oleh LEI pada awal tahun 2009 yang diikuti dengan mulai membaiknya siklus PDB di akhir tahun 2009. LEI pada kuartal III tahun 2011 telah menunjukkan sebuah sinyal titik balik pada siklus yang terus menurun menunjukkan perekonomian menuju pada kondisi perlambatan di periode yang akan datang. Sinyal Gama LEI kuartal III tahun 2012 menunjukkan sedikit Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 19
  • 22. Current Issue Gambar 21 : Leading Economic Indicator dan Siklus Bisnis PDB Indonesia 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 -0.5 -1 -1.5 -2 Siklus PDB Leading Indicator perubahan yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan siklus PDB yang menurun akan menjadi lebih stabil. Dengan demikian, pelaku ekonomi tampaknya harus bersiap untuk menentukan strategi dan kebijakan yang tepat untuk menopang perekonomian di masa mendatangkan sebuah sinyal titik balik pada siklus yang terus menurun menunjukkan perekonomian menuju pada kondisi perlambatan di periode yang akan datang. Sinyal Gama LEI kuartal III tahun 2012 menunjukkan sedikit perubahan yang lebih baik. Hal ini mengindikasikan siklus PDB yang menurun akan menjadi lebih stabil. Dengan demikian, pelaku ekonomi tampaknya harus bersiap untuk menentukan strategi dan kebijakan yang tepat untuk menopang pereekonomian di masa mendatang. I.7 Current Issue: “Krisis Ekonomi Eropa: Terus Berlanjut” Oleh Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc dan Rosa Kristiadi M.Comm Krisis ekonomi Eropa yang mulai merebak sejak 2010 sampai sekarang belum jelas kapan akan berakhir. Krisis ekonomi kawasan Eurozone yang dipicu oleh besarnya utang pemerintah sebenarnya mulai mengakar sejak tahun 2000, dimana rasio utang pemerintah negara-negara di kawasan Eropa meningkat signifikan. Rasio utang Yunani yang pada tahun 2000 hanya sebesar 77% dari PDB nya, pada 2012 mencapai 170%, nilai ini diprediksi IMF akan tumbuh menjadi diatas 180% pada tahun 2013. Meningkatnya utang negara karena defisit anggaran yang terus berlanjut. Kondisi ini jelas Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 20
  • 23. Indonesian Economic Review and Outlook Grafik : Rasio Utang Pemerintah terhadap PDB di Beberapa Negara di Kawasan Eropa, 2000 – 2013 (dalam %) (%) Belgia Perancis Jerman Yunani Irlandia Italia Portugal Spanyol 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Sumber : IMF WEO, Oktober 2012 bertentangan dengan aturan Maastricht Treaty, dimana dinyatakan dalam aturan ini bahwa utang negara tidak boleh lebih dari 60% dari PDB dan defisit maksimal 3% dari PDB. Teorinya, jika melewati angka itu, akan menciptakan ketidakstabilan ekonomi kawasan. Parahnya lagi, negara-negara lain di kawasan Eropa seperti Irlandia, Portugal, Italia, Spanyol, bahkan Perancis juga mengalami kondisi yang hampir sama. Rasio hutang Irlandia terhadap PDB saat ini mencapai 103%, padahal di tahun 2000 hanya sebesar 36%. Begitu pula dengan Portugal dimana rasio hutang pemerintahnya mencapai 113% di tahun 2012, dan di prediksi oleh IMF akan mencapai 119% di tahun 2013. Besarnya utang negara di kawasan Eurozone membuat Yunani, Portugal dan Irlandia kesulitan membayar utangnya. Sehingga menimbulkan krisis ekonomi Eropa. Para pemimpin Eurozone telah mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan kawasan tersebut dari krisis utang. Salah satu keputusan penting yang diambil adalah dibentuknya European Stability Mechanism (ESM) pada 27 September 2012 dengan tujuan bailout negara anggota Eurozone yang menghadapi kesulitan keuangan, dibantu oleh Troika (International Monetary Funds, European Central Bank dan European Comission). Demikian juga negara-negara Eurozone menyepakati penambahan dana siaga untuk bailout, dari 500 miliar euro menjadi 800 miliar euro atau sekitar USD 1 triliun. Dana siaga ini tidak saja untuk membantu negara pengguna euro yang tengah berjuang keras keluar dari krisis keuangan, seperti Yunani, Irlandia dan Portugal, namun juga Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 21
  • 24. Current Issue mengantisipasi negara lainnya yang memerlukan bailout dari ESM. Langkah-langkah penyelamatan kawasan Eropa lainnya adalah hair cut pembayaran obligasi Yunani kepada pihak swasta. Kalangan perbankan dan asuransi sepakat mengurangi piutang mereka ke Yunani sebesar 50%. Bagi Yunani, pengurangan utang obligasi dari pihak swasta itu sangat berarti, tidak saja bagi penyelamatan negara mereka dari krisis utang namun juga berguna bagi kawasan Eropa. Kebijakan penyelamatan ekonomi Eropa lainnya adalah kesepakatan para pemimpin Uni Eropa mengenai rekapitalisasi perbankan secara langsung. Dimana bailout perbankan disuatu negara bisa dilakukan secara langsung dengan menggunakan dana bailout Eropa yang ada. Untuk itu kawasan Euro juga sepakat untuk menyatukan pengawasan perbankannya. Dengan demikian penyelamatan pada bank-bank bermasalah di Eurozone tidak akan menambah utang pemerintah, sehingga tidak menambah beban utang negara. Selain itu bailout dana untuk Yunani sebesar USD 56 milyar akhirnya disetujui oleh IMF dan menteri keuangan Eurozone setelah melalui perdebatan yang panjang. Para pemimpin UE berharap bahwa langkah-langkah ini akan melindungi Yunani dengan demikian juga Eropa dari krisis ekonomi yang berlarut-larut. Meskipun berbagai kebijakan sudah diambil namun besarnya utang negara kawasan Eropa serta lambannya langkah-langkah reformasi ekonominya membuat pemulihan ekonominya berjalan lamban. Bahkan memburuknya kondisi ekonomi kawasan Eropa membuat lembaga pemeringkat menurunkan peringkat utang negara-negara kawasan Eropa. Jerman pun yang paling kuat di Eropa oleh Moody's diturunkan peringkatnya menjadi AAA negative outlook, serta barubaru ini S&P memberi peringkat surat utang Yunani ke Selective Default. Hal itu menunjukkan bahwa krisis ekonomi Eropa masih belum mereda. Berbagai perkembangan yang terjadi di Eropa hingga saat ini belum dapat memberikan keyakinan bahwa krisis ekonomi Eropa akan segera dapat diatasi. Meskipun sudah banyak langkah yang diambil untuk menyelamatkan Eropa namun masa depan ekonomi Eropa masih belum jelas. Apalagi reformasi ekonomi yang harus dijalankan Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 22
  • 25. Indonesian Economic Review and Outlook berjalan lamban. Bahkan ada kemungkinan Inggris akan keluar dari European Union. Ini semua menunjukkan bahwa masih terdapat banyak masalah yang perlu diselesaikan oleh Eropa. Oleh karena itu ekonomi dunia tahun 2013 masih akan banyak disandera oleh “Eropa”, menimbulkan ketidak pastian pada masa depan ekonomi dunia. I.8. Economic Outlook Ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan bisa bertahan menghadapi ancaman krisis Eropa yang masih akan membayangi ekonomi dunia pada tahun 2013. Meski demikian, dampak dari ketidakpastian ekonomi Eropa yang semakin meluas berakibat pada ekonomi China dan India yang pada krisis keuangan global 2008 masih bisa bertahan, pada tahun 2012 mulai menurun laju pertumbuhannya. Pasar keuangan yang merupakan jalur utama pengaruh ketidakpastian ekonomi global merupakan salah satu sumber kerentanan ekonomi Indonesia karena besarnya dana portfolio yang masuk Indonesia pada 2012, diperkirakan masih akan menjadi sumber kerentanan ekonomi pada tahun 2013. Demikian juga perdagangan internasional yang melemah pada tahun 2012 masih akan berlanjut pada tahun 2013. Sehingga ekonomi Indonesia pada tahun 2013 masih akan bertumpu pada ekonomi domestik seperti konsumsi. Investasi yang pertumbuhannya meskipun tinggi diperkirakan akan melemah pada tahun 2013. Demikian juga sektor non tradable seperti sektor Pengangkutan & Komunikasi, sektor Konstruksi dan sektor Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan yang biasanya tumbuh tinggi diperkirakan akan mengalami tekanan. Oleh karena itu melihat Gama LEI sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan tidak akan jauh berbeda dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2012, akan berada pada kisaran 6-6,5%. Dengan demikian diharapkan otoritas ekonomi bisa menjaga stabilitas ekonomi makro ataupun pasar keuangan dengan lebih baik pada tahun depan agar iklim investasi dan usaha tidak memburuk. Serta berbagai kebijakan yang sifatnya memberikan stimulus pada pergerakkan ekonomi perlu dilakukan. Salah satu opsi yang dapat dipakai adalah dengan mengurangi subsidi BBM secara bertahap yang dialihkan untuk pembangunan infrastruktur agar dapat meningkatkan daya saing internasional produk Indonesia. Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 23
  • 26. INDONESIAN ECONOMIC REVIEW AND OUTLOOK MACROECONOMIC DASHBOARD TEAM Prof. Dr. Sri Adiningsih, M.Sc Prof.Dr.Tri Widodo, M.Ec.Dev Head of Researcher sadining@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 Researcher tri.widodo@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 Prof. Dr. Samsubar Saleh, M.Soc., Sc Rosa Kristiadi, M.Comm Researcher ssamsubar@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 Researcher rosa.kristiadi@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 Azka Khairina, SE Muhammad Averous Mashuri, SE Research Assistant Research Assistant azkakhairina@macroeconomicdashboard.com averous@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 +62 274 548 517 ext 373 Ardina Ayu Dwiratna Galih Adhidharma Research Assistant ardina.ad@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 Research Assistant galih.adhi@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 Fandi Gunawan Web Developer and Layout fandi@macroeconomicdashboard.com +62 274 548 517 ext 373 MACROECONOMIC DASHBOARD FAKULTAS EKONOMIKA dan BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA th Pertamina Tower Building 4 fl. Room 4.1 Jl. Humaniora No. 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Phone : +62 274 548 517 ext 373 Email : iero@macroeconomicdashboard.com Website : www.macroeconomicdashboard.com