SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
 
M
enteri Perdagangan
Rachmat Gobel
merencanakan
ekspor indone-
sia meningkat
tiga kali lipat
dalam lima tahun ke depan. Suatu
target mulia yang amat dibutuhkan
Indonesia setelah ekspor Indonesia
dalam beberapa tahun terakhir meng-
alami keterpurukan.
Tentunya yang dimaksudkan
Menteri Rachmat adalah kenaikan
ekspor dengan peran sektor industri
manufaktur yang tinggi. Memang
dalam kurun 10 tahun terakhir,
kontribusi sektor industri peng-
olahan dan perdagangan (termasuk
ekspor) dalam produk domestik
bruto (PDB) ternyata menurun, dan
tren impor meningkat lebih cepat
dibanding ekspor sehingga terjadi
defisit perdagangan di beberapa
tahun terakhir.
Pada 15 April 2015, Presiden
Jokowi telah mengumpulkan para
pengusaha dan menurut beritanya
telah meminta masukan tentang
bagaimana caranya meningkat-
kan ekspor. Laporan BPS terakhir
menyatakan triwulan pertama 2015
menunjukkan surplus perdagangan
luar negeri, tapi itu adalah karena
terjadi penurunan ekspor yang lebih
besar dibanding penurunan impor.
Meningkatkan ekspor bukan peker-
jaan mudah karena pasar ekspor itu
dipenuhi oleh industri industri pema-
sok yang sangat efisien. Di atas itu
kalau kita ingin meningkatkan eks-
por tiga kali lipat atau 400% dalam
lima tahun maka diperlukan strategi
‘canggih’ untuk mencapainya.
Pertama dan terpenting, kita
harus memiliki produk yang dimin-
ta pasar dalam jumlah besar dan
terus meningkat. Kedua, produk
yang kita hasilkan harus memenuhi
standar pasar tujuan. Dan ketiga,
harga produk ekspor kita harus
bersaing.
Daya saing industri ekspor
Indonesia dewasa ini masih jauh
dari negara tetangga Asean kita.
Daya saing Indonesia hanya
menempati urutan ke-34, di bawah
Malaysia dan Thailand yang
menempati urutan ke-20 dan ke-31
(Global Competitiveness Index,
2014). Pangsa pasar Indonesia
di pasar global tahun 2013 baru
mencapai 1%, di bawah Malaysia
dan Thaoland yang memiliki
pangsa 1,3% (Trademap, 2014).
Produktifitas Indonesia 2010
adalah US$9.000 ribu per pekerja,
di bawah Malaysia (US$35.000),
Thailand (USD15.300), dan Filipina
(US$9.400) (Asian Productivity
Organization, 2010). Logistic
Performance Index Indonesia 2014
menempati urutan ke-53, di bawah
Malaysia (25), Thailand (35), dan
Vietnam (48) (World Bank, 2014).
Jadi kalau bicara meningkatkan
penjualan atau ekspor dalam hal ini,
kuncinya tentu adalah adanya barang
yang dinginkan pasar. Setiap produk
pasti punya pasar tetapi kalau kita
berharap ada peningkatan besar ter-
hadap pendapatan dari ekspor maka
tentu yang harus jadi sasaran adalah
produk ekspor yang ‘permintaannya
tinggi dan stabil.’
Sekitar 72% dari
total nilai impor
dunia pada 2013
didominasi oleh 15
kelompok produk,
lima di antaranya
impor dunianya
meningkat
pesat dengan
tren di atas
10% antara
2009–2013.
Indonesia
memasok tujuh di
antara 15 kelompok
produk tersebut. Namun,
kenapa pangsa pasar
Indonesia di pasar global baru
mencapai 1%, di bawah Malaysia
dan Thailand? Di antara jawab-
annya adalah karena sisa delapan
kelompok produk yang permintaan
dunianya tinggi tidak termasuk
dalam daftar produk ekspor utama
Indonesia, atau termasuk kelompok
produk utama impor dunia tapi
bukan ‘produk tertentu’ yang tren
permintaannya tinggi.
Dari observasi sederhana ini saja
sudah bisa diketahui bahwa kalau
Indonesia ingin meningkatkan nilai
ekspor tiga kali lipat maka langkah
awal pemerintah harus membe-
rikan prioritas pada menjawab
‘kelemahan’ ini. Indonesia harus
mengembangkan industri yang per-
mintaan dunianya tinggi. Ini stra-
tegi pertama dan utama.
Adalah mustahil kita mencapai
target peningkatan ekspor tiga kali
lipat kalau mengandalkan produk
ekspor Indonesia dewasa ini, yang
pertumbuhan permintaan dunianya
rendah (atau statis).
Berarti dalam waktu lima tahun
ke depan yang terpenting adalah
menata kembali struktur indus-
tri ekspor Indonesia. Khususnya
Indonesia harus mampu membalik
komposisi produk ekspor Indonesia
dari yang sekarang 63% terdiri dari
produk primer (oil/gas, primary
commodities, primary industry)
dan 37% terdiri dari produk
manufaktur (labour intensive and
resource based dan manufactures
with low, medium and high skill
and technology intensity), menjadi
lebih besar kelompok manufaktur
dibanding kelompok primer. Jadi
kalau ada strategi pengembangan
industri untuk ekspor,
maka yang harus
dikedepankan
investasinya adalah
di sektor yang permintaan dunia-
nya besar dan meningkat.
EFISIENSI
Kalau sudah punya produk,
maka faktor kunci kedua adalah
pasar, dan pasar internasional itu
oligopolistik. Dari sekian banyak
produsen/ eksportir di dunia hanya
yang paling efisien bisa berlaga di
pentas internasional. Persaingan di
pasar internasional jauh lebih sulit
dibanding persaingan di dalam ne-
geri. Khususnya, mengembangkan
daya saing produk ekspor terhadap
barang sejenis di pasar internasional
jauh lebih rumit dibanding untuk
pasar dalam negeri. Belum lagi
kalau bicara soal peranan global
value chain (GVC) dalam pemasar-
an internasional saat ini.
Sejak lama kita mengetahui
bahwa biaya ekonomi tinggi alias
biaya siluman sangat menghambat
pertumbuhan industri maupun pe-
laku ekspor. Namun, segala macam
diskusi hanya menghasilkan
kesimpulan diskursus saja. Semua
lembaga pemerintah dan non pe-
merintah, di pusat maupun daerah,
merasa tidak punya andil dalam
permasalahan ini, sehingga tidak
ada perubahan mendasar alias
business as usual.
Banyak sekali yang bisa diangkat
di sini untuk menunjukkan adanya
biaya siluman, tetapi kelompok
biaya yang patut diwaspadai dan
bisa diatasi pemerintah adalah
biaya perizinan. Permasalahan
biaya perizinan siluman sudah
dikorankan bertahun tahun tetapi
belum bisa terselesaikan.
Kurang jelas bagi penulis meng-
apa, tetapi Nawacita untuk men-
capai berdikari di bidang ekonomi
tidak memberikan penekanan
khusus terhadap pentingnya pe-
ningkatan ekspor nonmigas.
Untuk bisa menggerakkan
mesin birokrasi di pusat maupun
daerah, maka saat ini Presiden
Jokowi harus sudah mencanangkan
‘perintah’ kepada Kementrian
Perdagangan dalam bentuk instruk-
si presiden, untuk berkoordinasi
dengan kementrian terkait se-
perti Kementrian Perindustrian,
Kementrian Pertanian dan
Kementrian Keuangan untuk
membuat roadmap yang diper-
lukan. Ini harus menjadi
mandat yang tegas dan
jelas kepada Menteri
Perdagangan, dan sifat-
nya imperatif.
Pasalnya, program
menaikkan ekspor tiga
kali lipat dalam lima tahun tidak
mungkin tercapai melalui cara
business as usual, dan harus diakui
bahwa koordinasi adalah barang
langka di Indonesia. Sumber
daya manusia menjadi
masalah utama. Harus
ada ketegasan pimpinan
tertinggi pemerintah ten-
tang bagaimana koordinasi
harus dilaksanakan, baik di tingkat
pemerintah (pusat dan daerah)
maupun antara pemerintah dan pe-
laku ekonomi. Kemudian dikunci
dengan sistim monitoring berkala
yang efektif tentang pencapaian
target dari waktu ke waktu.
Tidak bisa ditawar lagi, diperlukan
sebuah organisasi lintas pemerintah
dan pelaku usaha yang secara ‘super
serius’ menangani pembangunan
industri dan pemasarannya ke luar
negeri secara terpadu. Sekadar komit-
men pejabat luar negeri di Kedutaan
Besar Indonesia di luar negeri untuk
berjuang meningkatkan ekspor
nonmigas di kawasan masing ma-
sing amat jauh dari yang dibutuhkan.
Selain itu kalau upaya pencapaian
target hanya digantungkan kepada
struktur industri yang ada maka
jaminannya adalah kegagalan.
Setiap artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal
5.000 karakter, disertai riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis juga
dilengkapi foto terbaru. Artikel yang masuk merupakan hak redaksi Bisnis Indonesia dan
dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi Bisnis Indonesia
(JIBI). Apabila lebih dari 1 minggu artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pembe-
ritahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan
yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis.
PEMBACA MENULIS Surat-surat harus dilengkapi dengan identitas pribadi
OPINI
tektur
bal
nia melalui
Peringatan ke-60
ng mewakili bangsa
mati.
katan Bangsa-
n perdamaian dan
menjadi contoh
ekonomi, Jokowi
an global yang
nomi global hanya
pandangan kuno
nternasional (IMF)
uk semasa Perang
) adalah lembaga
rekonomian
saja, peran yang
al. Itu sebabnya,
ga keuangan global
eph Stiglitz mau-
l terkait kritik
is terhadap PBB
kan perdamaian
uka Konferensi
Bandung, tidak
dato berbahasa
i negara-negara
menyampaikan
gara-negara besar
nyataan yang
a, Inggris kita
ngan global pun
t ini, belum dite-
no yang pada
esia yang bebas
na yang saat itu
gan ideologi itu
ngan Amerika
kepemimpinan
Jokowi terha-
adi pada saat
g kian intens deng-
rintahan China
sebut bersama
eperti Italia,
rkait kerja sama
kan adalah negara
h dalam kerja sama
anegara adidaya
mi, sebagaimana
in di luar, bangsa
m berbagai bidang,
keuangan domes-
negara yang
m yang tidak
i korban kepen-
dan negara lain.
kita kuat, kita
mereka, dan meng-
gan-kekurangan
Jumat, 24 April 2015
HATANTO REKSODIPOETRO
Mantan Sekretaris Jenderal Kementrian Perdagangan; Co-founder Trade Policy Forum
2
Darurat, Melipatgandakan
Ekspor Nonmigas
jono
ni
lo
p
Bisnis/Yayan
Indrayana
 

More Related Content

Viewers also liked

CC5974 Priva@Maldron Hotel dr
CC5974 Priva@Maldron Hotel drCC5974 Priva@Maldron Hotel dr
CC5974 Priva@Maldron Hotel drDermot McElholm
 
Ab funcoes-logicas-portas-logicas
Ab funcoes-logicas-portas-logicasAb funcoes-logicas-portas-logicas
Ab funcoes-logicas-portas-logicasMarco Antonio Costa
 
Quiz for ut iii pps
Quiz for ut iii ppsQuiz for ut iii pps
Quiz for ut iii ppsshajugeorge
 
Donnie darko
Donnie darkoDonnie darko
Donnie darkostickleyg
 
Ejercicios de apoyo primer grado
Ejercicios de apoyo primer  gradoEjercicios de apoyo primer  grado
Ejercicios de apoyo primer gradoMiguel Santiago
 
TCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and Internationalisation
TCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and InternationalisationTCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and Internationalisation
TCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and InternationalisationTCI Network
 

Viewers also liked (8)

CC5974 Priva@Maldron Hotel dr
CC5974 Priva@Maldron Hotel drCC5974 Priva@Maldron Hotel dr
CC5974 Priva@Maldron Hotel dr
 
Ab funcoes-logicas-portas-logicas
Ab funcoes-logicas-portas-logicasAb funcoes-logicas-portas-logicas
Ab funcoes-logicas-portas-logicas
 
Quiz for ut iii pps
Quiz for ut iii ppsQuiz for ut iii pps
Quiz for ut iii pps
 
Certified safety manager
Certified safety managerCertified safety manager
Certified safety manager
 
Elaborando un recurso digitalgrupo 1 2
Elaborando un recurso digitalgrupo 1 2Elaborando un recurso digitalgrupo 1 2
Elaborando un recurso digitalgrupo 1 2
 
Donnie darko
Donnie darkoDonnie darko
Donnie darko
 
Ejercicios de apoyo primer grado
Ejercicios de apoyo primer  gradoEjercicios de apoyo primer  grado
Ejercicios de apoyo primer grado
 
TCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and Internationalisation
TCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and InternationalisationTCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and Internationalisation
TCIOceania16 Innovation Leadership: Clusters, Regions and Internationalisation
 

Similar to Bisnis Melipatgandakan ekspor 24apr15-2

Industrialisasi dan perekonomian di indonesia
Industrialisasi dan perekonomian di indonesiaIndustrialisasi dan perekonomian di indonesia
Industrialisasi dan perekonomian di indonesiaDwyce Munthe
 
UAS Ekonomi Internasional
UAS Ekonomi InternasionalUAS Ekonomi Internasional
UAS Ekonomi Internasionalnurohadawiyah
 
Indonesia Butuh Pendalaman Pasar Modal
Indonesia Butuh Pendalaman Pasar ModalIndonesia Butuh Pendalaman Pasar Modal
Indonesia Butuh Pendalaman Pasar ModalDian Sari Pertiwi
 
perekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industri
perekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industriperekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industri
perekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industriSuhanda Handa
 
Globalisasi ekonomi dan daya saing indonesia
Globalisasi ekonomi dan daya saing indonesiaGlobalisasi ekonomi dan daya saing indonesia
Globalisasi ekonomi dan daya saing indonesiaAzhar An Nasri
 
Jawaban uas pak ade
Jawaban uas pak adeJawaban uas pak ade
Jawaban uas pak adeNenta1005
 
Tugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industri
Tugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industriTugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industri
Tugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industriMuhamadFajar IndraJaya
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganNha803
 
KELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptxFahrulFauzan2
 
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...Salman Farisi
 
Ruri nurul jannah 9
Ruri nurul jannah 9Ruri nurul jannah 9
Ruri nurul jannah 9Ruri1139
 
Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraRo Ny
 
11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
11 industrialisasi dan perkembangan sektor industribayuajinugraha21
 
pertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptxpertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptxDifaAbrilU
 

Similar to Bisnis Melipatgandakan ekspor 24apr15-2 (20)

Industrialisasi dan perekonomian di indonesia
Industrialisasi dan perekonomian di indonesiaIndustrialisasi dan perekonomian di indonesia
Industrialisasi dan perekonomian di indonesia
 
UAS Ekonomi Internasional
UAS Ekonomi InternasionalUAS Ekonomi Internasional
UAS Ekonomi Internasional
 
Indonesia Butuh Pendalaman Pasar Modal
Indonesia Butuh Pendalaman Pasar ModalIndonesia Butuh Pendalaman Pasar Modal
Indonesia Butuh Pendalaman Pasar Modal
 
perekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industri
perekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industriperekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industri
perekonomian indonesia industrilisasi dan pengembangan sektor industri
 
Globalisasi ekonomi dan daya saing indonesia
Globalisasi ekonomi dan daya saing indonesiaGlobalisasi ekonomi dan daya saing indonesia
Globalisasi ekonomi dan daya saing indonesia
 
Jawaban uas pak ade
Jawaban uas pak adeJawaban uas pak ade
Jawaban uas pak ade
 
Jawaban uas
Jawaban uasJawaban uas
Jawaban uas
 
Tugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industri
Tugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industriTugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industri
Tugas perekonomian indonesia industrialiasi dan pengembangan sektor industri
 
118571425 perekonomian-indonesia
118571425 perekonomian-indonesia118571425 perekonomian-indonesia
118571425 perekonomian-indonesia
 
Analisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdaganganAnalisis neraca perdagangan
Analisis neraca perdagangan
 
KELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptxKELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptx
KELOMPOK 4 SOSIOLOGI.pptx
 
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
( Salman alfarisi, yovi armen ), susriyanti, mahasiswa s1 m2 budaya dalam bis...
 
Ruri nurul jannah 9
Ruri nurul jannah 9Ruri nurul jannah 9
Ruri nurul jannah 9
 
Sos industri
Sos industriSos industri
Sos industri
 
Cabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negaraCabaran ekonomi negara
Cabaran ekonomi negara
 
Ppt cepin
Ppt cepinPpt cepin
Ppt cepin
 
5a paradigma baru
5a paradigma baru5a paradigma baru
5a paradigma baru
 
11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
11 industrialisasi dan perkembangan sektor industri
 
Kajian mp3ei
Kajian mp3eiKajian mp3ei
Kajian mp3ei
 
pertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptxpertemuan 12.pptx
pertemuan 12.pptx
 

Bisnis Melipatgandakan ekspor 24apr15-2

  • 1.   M enteri Perdagangan Rachmat Gobel merencanakan ekspor indone- sia meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun ke depan. Suatu target mulia yang amat dibutuhkan Indonesia setelah ekspor Indonesia dalam beberapa tahun terakhir meng- alami keterpurukan. Tentunya yang dimaksudkan Menteri Rachmat adalah kenaikan ekspor dengan peran sektor industri manufaktur yang tinggi. Memang dalam kurun 10 tahun terakhir, kontribusi sektor industri peng- olahan dan perdagangan (termasuk ekspor) dalam produk domestik bruto (PDB) ternyata menurun, dan tren impor meningkat lebih cepat dibanding ekspor sehingga terjadi defisit perdagangan di beberapa tahun terakhir. Pada 15 April 2015, Presiden Jokowi telah mengumpulkan para pengusaha dan menurut beritanya telah meminta masukan tentang bagaimana caranya meningkat- kan ekspor. Laporan BPS terakhir menyatakan triwulan pertama 2015 menunjukkan surplus perdagangan luar negeri, tapi itu adalah karena terjadi penurunan ekspor yang lebih besar dibanding penurunan impor. Meningkatkan ekspor bukan peker- jaan mudah karena pasar ekspor itu dipenuhi oleh industri industri pema- sok yang sangat efisien. Di atas itu kalau kita ingin meningkatkan eks- por tiga kali lipat atau 400% dalam lima tahun maka diperlukan strategi ‘canggih’ untuk mencapainya. Pertama dan terpenting, kita harus memiliki produk yang dimin- ta pasar dalam jumlah besar dan terus meningkat. Kedua, produk yang kita hasilkan harus memenuhi standar pasar tujuan. Dan ketiga, harga produk ekspor kita harus bersaing. Daya saing industri ekspor Indonesia dewasa ini masih jauh dari negara tetangga Asean kita. Daya saing Indonesia hanya menempati urutan ke-34, di bawah Malaysia dan Thailand yang menempati urutan ke-20 dan ke-31 (Global Competitiveness Index, 2014). Pangsa pasar Indonesia di pasar global tahun 2013 baru mencapai 1%, di bawah Malaysia dan Thaoland yang memiliki pangsa 1,3% (Trademap, 2014). Produktifitas Indonesia 2010 adalah US$9.000 ribu per pekerja, di bawah Malaysia (US$35.000), Thailand (USD15.300), dan Filipina (US$9.400) (Asian Productivity Organization, 2010). Logistic Performance Index Indonesia 2014 menempati urutan ke-53, di bawah Malaysia (25), Thailand (35), dan Vietnam (48) (World Bank, 2014). Jadi kalau bicara meningkatkan penjualan atau ekspor dalam hal ini, kuncinya tentu adalah adanya barang yang dinginkan pasar. Setiap produk pasti punya pasar tetapi kalau kita berharap ada peningkatan besar ter- hadap pendapatan dari ekspor maka tentu yang harus jadi sasaran adalah produk ekspor yang ‘permintaannya tinggi dan stabil.’ Sekitar 72% dari total nilai impor dunia pada 2013 didominasi oleh 15 kelompok produk, lima di antaranya impor dunianya meningkat pesat dengan tren di atas 10% antara 2009–2013. Indonesia memasok tujuh di antara 15 kelompok produk tersebut. Namun, kenapa pangsa pasar Indonesia di pasar global baru mencapai 1%, di bawah Malaysia dan Thailand? Di antara jawab- annya adalah karena sisa delapan kelompok produk yang permintaan dunianya tinggi tidak termasuk dalam daftar produk ekspor utama Indonesia, atau termasuk kelompok produk utama impor dunia tapi bukan ‘produk tertentu’ yang tren permintaannya tinggi. Dari observasi sederhana ini saja sudah bisa diketahui bahwa kalau Indonesia ingin meningkatkan nilai ekspor tiga kali lipat maka langkah awal pemerintah harus membe- rikan prioritas pada menjawab ‘kelemahan’ ini. Indonesia harus mengembangkan industri yang per- mintaan dunianya tinggi. Ini stra- tegi pertama dan utama. Adalah mustahil kita mencapai target peningkatan ekspor tiga kali lipat kalau mengandalkan produk ekspor Indonesia dewasa ini, yang pertumbuhan permintaan dunianya rendah (atau statis). Berarti dalam waktu lima tahun ke depan yang terpenting adalah menata kembali struktur indus- tri ekspor Indonesia. Khususnya Indonesia harus mampu membalik komposisi produk ekspor Indonesia dari yang sekarang 63% terdiri dari produk primer (oil/gas, primary commodities, primary industry) dan 37% terdiri dari produk manufaktur (labour intensive and resource based dan manufactures with low, medium and high skill and technology intensity), menjadi lebih besar kelompok manufaktur dibanding kelompok primer. Jadi kalau ada strategi pengembangan industri untuk ekspor, maka yang harus dikedepankan investasinya adalah di sektor yang permintaan dunia- nya besar dan meningkat. EFISIENSI Kalau sudah punya produk, maka faktor kunci kedua adalah pasar, dan pasar internasional itu oligopolistik. Dari sekian banyak produsen/ eksportir di dunia hanya yang paling efisien bisa berlaga di pentas internasional. Persaingan di pasar internasional jauh lebih sulit dibanding persaingan di dalam ne- geri. Khususnya, mengembangkan daya saing produk ekspor terhadap barang sejenis di pasar internasional jauh lebih rumit dibanding untuk pasar dalam negeri. Belum lagi kalau bicara soal peranan global value chain (GVC) dalam pemasar- an internasional saat ini. Sejak lama kita mengetahui bahwa biaya ekonomi tinggi alias biaya siluman sangat menghambat pertumbuhan industri maupun pe- laku ekspor. Namun, segala macam diskusi hanya menghasilkan kesimpulan diskursus saja. Semua lembaga pemerintah dan non pe- merintah, di pusat maupun daerah, merasa tidak punya andil dalam permasalahan ini, sehingga tidak ada perubahan mendasar alias business as usual. Banyak sekali yang bisa diangkat di sini untuk menunjukkan adanya biaya siluman, tetapi kelompok biaya yang patut diwaspadai dan bisa diatasi pemerintah adalah biaya perizinan. Permasalahan biaya perizinan siluman sudah dikorankan bertahun tahun tetapi belum bisa terselesaikan. Kurang jelas bagi penulis meng- apa, tetapi Nawacita untuk men- capai berdikari di bidang ekonomi tidak memberikan penekanan khusus terhadap pentingnya pe- ningkatan ekspor nonmigas. Untuk bisa menggerakkan mesin birokrasi di pusat maupun daerah, maka saat ini Presiden Jokowi harus sudah mencanangkan ‘perintah’ kepada Kementrian Perdagangan dalam bentuk instruk- si presiden, untuk berkoordinasi dengan kementrian terkait se- perti Kementrian Perindustrian, Kementrian Pertanian dan Kementrian Keuangan untuk membuat roadmap yang diper- lukan. Ini harus menjadi mandat yang tegas dan jelas kepada Menteri Perdagangan, dan sifat- nya imperatif. Pasalnya, program menaikkan ekspor tiga kali lipat dalam lima tahun tidak mungkin tercapai melalui cara business as usual, dan harus diakui bahwa koordinasi adalah barang langka di Indonesia. Sumber daya manusia menjadi masalah utama. Harus ada ketegasan pimpinan tertinggi pemerintah ten- tang bagaimana koordinasi harus dilaksanakan, baik di tingkat pemerintah (pusat dan daerah) maupun antara pemerintah dan pe- laku ekonomi. Kemudian dikunci dengan sistim monitoring berkala yang efektif tentang pencapaian target dari waktu ke waktu. Tidak bisa ditawar lagi, diperlukan sebuah organisasi lintas pemerintah dan pelaku usaha yang secara ‘super serius’ menangani pembangunan industri dan pemasarannya ke luar negeri secara terpadu. Sekadar komit- men pejabat luar negeri di Kedutaan Besar Indonesia di luar negeri untuk berjuang meningkatkan ekspor nonmigas di kawasan masing ma- sing amat jauh dari yang dibutuhkan. Selain itu kalau upaya pencapaian target hanya digantungkan kepada struktur industri yang ada maka jaminannya adalah kegagalan. Setiap artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal 5.000 karakter, disertai riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang diri penulis juga dilengkapi foto terbaru. Artikel yang masuk merupakan hak redaksi Bisnis Indonesia dan dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI). Apabila lebih dari 1 minggu artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pembe- ritahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis. PEMBACA MENULIS Surat-surat harus dilengkapi dengan identitas pribadi OPINI tektur bal nia melalui Peringatan ke-60 ng mewakili bangsa mati. katan Bangsa- n perdamaian dan menjadi contoh ekonomi, Jokowi an global yang nomi global hanya pandangan kuno nternasional (IMF) uk semasa Perang ) adalah lembaga rekonomian saja, peran yang al. Itu sebabnya, ga keuangan global eph Stiglitz mau- l terkait kritik is terhadap PBB kan perdamaian uka Konferensi Bandung, tidak dato berbahasa i negara-negara menyampaikan gara-negara besar nyataan yang a, Inggris kita ngan global pun t ini, belum dite- no yang pada esia yang bebas na yang saat itu gan ideologi itu ngan Amerika kepemimpinan Jokowi terha- adi pada saat g kian intens deng- rintahan China sebut bersama eperti Italia, rkait kerja sama kan adalah negara h dalam kerja sama anegara adidaya mi, sebagaimana in di luar, bangsa m berbagai bidang, keuangan domes- negara yang m yang tidak i korban kepen- dan negara lain. kita kuat, kita mereka, dan meng- gan-kekurangan Jumat, 24 April 2015 HATANTO REKSODIPOETRO Mantan Sekretaris Jenderal Kementrian Perdagangan; Co-founder Trade Policy Forum 2 Darurat, Melipatgandakan Ekspor Nonmigas jono ni lo p Bisnis/Yayan Indrayana
  • 2.