1. DAMPAK KENAIKAN DOLLAR
TERHADAP KONDISI PEREKONOMIAN
INDONESIA
Dosen : RUSHENDRA,
S.Kom,M.T.
Disusun oleh :
Andri Liyancen T
(41615110021)
T.Industry
2. i. Judul
ii. Daftar isi
1. Latar Belakang
2. Pemerintahan Sekarang
3. Fenomena yang terjadi
4. Permasalahan
5. Tindakan Pemerintah
6. Kesimpulan
7. Saran
8. Daftar Pustaka
3. Menurut ekonom Salvatore, definisi nilai tukar adalah
harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau
nilai suatu mata uang terhadap nilai mata uang
lainnya. Nilai tukar mata uang pada suatu negara bersifat
fluktuatif dan dinyatakan dalam perbandingan dengan
mata uang negara lain. Jika nilai mata uang menguat
maka nilai ekspor produk dari negara tersebut akan
menjadi lebih tinggi dan sebaliknya jika nilai mata uang
melemah, maka nilai impor barang dari negara lain akan
lebih rendah atau murah.
4. Era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla (JK) Melonjaknya nilai tukar rupiah belakangan ini mendorong
Bank Indonesia mewajibkan masyarakat untuk menggunakan mata uang
rupiah dalam setiap transaksi di Indonesia. Sebagaimana dicantumkan
dalam konsideranPeraturan BI No. 17/3/PBI/2015,penggunaan rupiah
dalam setiap transaksi bisa menjadi kunci untuk mendukung tercapainya
kestabilan nilai tukar rupiah. Hal itulah yang mendorong BI pada akhirnya
menetapkan bahwa sejak 1 April, seluruh transaksi harus menggunakan
rupiah. Pengaturan tentang penggunaan mata uang rupiah itu sendiri sudah
tercantum dalam UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. Di dalam Pasal
23 ayat (1) diatur bahwa rupiah menjadi alat pembayaran atau penyelesaian
kewajiban dalam transaksi keuangan di dalam negeri. Namun, ketentuan
dalam UU itu mengecualikan adanya penerimaan rupiah dalam hal adanya
keraguan atas keasliannya
5. Saat ini, terjadi fenomena kurs rupiah
terhadap dolar AS yang sudah sepatutnya
kita kaji penyebabnya. Terdepresiasinya
nilai rupiah terhadap dolar AS memang
bukan hal yang baru dalam sejarah kurs
rupiah. Namun, yang membuat fenomenal
adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar
sudah mencapai 13 ribuan. Untuk
memperbaiki kondisi tersebut, pemerintah
telah bekerjasama dengan Bank Indonesia
untuk menstabilkan nilai tukar rupiah
terhadap asing yang dampaknya akan dapat
terlihat langsung maupun tidak. Selain nilai
rupiah yang dianggap sudah tidak wajar,
kurun waktu melemahnya pun patut
diperhatikan. nilai rupiah telah
terdepresiasi sejak pertengahan tahun lalu
walaupun pernah terapresiasi pada bulan
Oktober 2014. Setelah itu, rupiah terus
melemah hingga pada hari Jumat tanggal 20
Maret 2015, yang menyentuh angka Rp
13.075,00 per dolarnya.
6. Permasalahan
- Permasalahan sedikitnya ada 5 faktor yang menyebabkan rupiah
makin terpuruk, yaitu :
1. Mata uang suatu negera mencerminkan atau merefleksikan
funfamental ekonomi negara bersangkutan.
2. Pasar juga melihat bahwa sampai kuartal I-2015 atau empat bulan
pertama 2015, janji-janji pemerintah untuk membangun infrastruktur
belum kelihatan hasilnya.
3. Di luar kinerja kuartal I-2015, perkiraan inflasi lebih tinggi 0,3% dari
biasanya dan konsesus ekonomi yang hanya 0,1-0,2%. Sampai Maret
2015, inflasi tahunan sesuai konsensus hanya 6,38%, namun besaran
inflasi bulanan, inflasi tahunan menjadi 6,69%.
4. Sentimen dari The Fed, yang mana pelaku pasar melihat adanya
kenaikan suku bunga entah tahun ini atau kuartal I-2016.
5. Sebagian besar kinerja perusahaan terbuka atau emiten pada kuartal
I-2015 yang juga di bawah ekspektasi, tidak sebaik kuartal I-2014.
7. Tindakan pemerintah
Pemerintahan Presiden Jokowi menilai, melemahnya
nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir masih
terkendali. Pemerintah juga sudah punya resep
menghadapi semuanya. penyebab pelemahan nilai
tukar rupiah adalah defisit transaksi berjalan. Itu
sebabnya, pemerintah akan memutuskan paket
kebijakan untuk memperbaiki defisit anggaran. Apa
saja langkah yang di ambil oleh presiden, antara
lain:
1. Pengenaan bea masuk baru untuk produk-produk
impor yang terindikasi mengalami dumping.
2. Memberi insentif bagi perusahaan Indonesia berupa
keringanan pajak, jika minimal 30 persennya
produknya ditujukan untuk pasar ekspor.
8. Kesimpulan
Melemahnya milai tukar rupiah terhadap mata AS ini di pengaruhi oleh
dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Timbulnya faktor eksternal
tersebut dipengaruhi karena semakin kuatnya perekonomian AS
sendiri sehingga menimbulkan semakin kuatnya nilai mata uang dolar
yang berimbas juga pada perekonomian internasional dan nilai mata
uang di Dunia. Dalam hal ini pemerintah seharusnya memberikan
kebijakan yang dapat menstabilkan mata uang rupiah lagi. Dengan
menaikan suku bunga acuan juga dinilai jurus paling ampuh untuk
mengatasi pelemahan rupiah oleh BI. Amerika juga akan menaikkan
FFR seiring dengan semakin membaiknya perekonomian Amerika
sehingga menyebabkan banyaknya peralihan asset investasi ke
Amerika yang lebih dianggap menguntungkan. Selain dari sisi
moneter, pemerintah juga dapat melakukan intervenssi dalam bidang
fiskal dengan mengurangi defisit anggaran.
Pada dasarnya pelemahan rupiah kali ini cenderung memiliki banyak
dampak negatifnya. Meskipun secara teori depresiasi kurs mata uang
dapat meningkatkan pendapatan negara di sektor Ekspor,
kenyataannya tidak demikian karena harga barang komoditas sedang
mengalami penurunan permintaan.
9. SARAN
Meskipun faktor dari luar lebih dominan dalam melemahnya
kurs rupiah terhadap dolar ini, pemerintah juga harus
segera mencari solusi bagaimana mengatasi defisit pada
pendapatan primer Indonesia. Besarnya jumlah investor
asing sebesar 64% dan 50% dalam menguasai pasar
saham dan reksadana di Indonesia harus segera
diminimalkan. Pemerintah juga dapat melakukan capital
control secara ketat. Capital control dapat diartikan sebagai
usaha pemerintah dalam mengendalikan aliran modal, baik
yang masuk, maupun keluar.Hal ini perlu dilakukan karena
saat ini aliran keluar masuk modal sangat bebas dan lebih
banyak digunakan oleh investor asing untuk memanfaatkan
keuntungan dari berinvestasi di Indonesia. Namun, seperti
apapun kebijakan yang dibuat, harus didukung dengan
kapasitas lembaga yang mumpuni.