Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembanganerna_juwita
Gangguan perilaku dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, termasuk kognitif, motorik, emosi, sosial, dan kepribadian. Secara kognitif, anak dengan gangguan perilaku memiliki tingkat intelegensi normal tetapi prestasi belajar rendah karena kehilangan fokus. Secara motorik, emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan gerakan yang tidak terkontrol. Secara emosi, anak menjadi sulit mengontrol emosi dan ber
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, konsep, faktor penyebab, dan terminologi anak yang mengalami hambatan emosi dan perilaku. Definisi masih diperdebatkan karena pandangan ahli berbeda-beda, namun secara umum merujuk pada gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang. Faktor penyebabnya terkait psikologis, psikososial, fisiologis, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berbagai ist
Asuhan keperawatan pada anak dan remajaRama Laweru
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada gangguan jiwa pada anak dan remaja. Isinya meliputi epidemiologi, jenis-jenis gangguan seperti autisme dan ADHD, etiologi, serta penatalaksanaan keperawatan seperti pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan implementasi seperti BHSP, terapi bermain, dan edukasi kepada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang tunalaras (gangguan emosi tingkat lanjut) dan layanan pendidikan bagi anak tunalaras. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan klasifikasi tunalaras, penyebab, karakteristik, alat pendidikan, hambatan, dampak, model layanan, dan kondisi penyelenggaraan pendidikan untuk anak tunalaras di Indonesia dan Banten.
Dampak gangguan prilaku terhadap aspek perkembanganerna_juwita
Gangguan perilaku dapat mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak, termasuk kognitif, motorik, emosi, sosial, dan kepribadian. Secara kognitif, anak dengan gangguan perilaku memiliki tingkat intelegensi normal tetapi prestasi belajar rendah karena kehilangan fokus. Secara motorik, emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan gerakan yang tidak terkontrol. Secara emosi, anak menjadi sulit mengontrol emosi dan ber
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Wulan Yulian
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, konsep, faktor penyebab, dan terminologi anak yang mengalami hambatan emosi dan perilaku. Definisi masih diperdebatkan karena pandangan ahli berbeda-beda, namun secara umum merujuk pada gangguan emosi dan tingkah laku yang menyimpang. Faktor penyebabnya terkait psikologis, psikososial, fisiologis, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berbagai ist
Asuhan keperawatan pada anak dan remajaRama Laweru
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada gangguan jiwa pada anak dan remaja. Isinya meliputi epidemiologi, jenis-jenis gangguan seperti autisme dan ADHD, etiologi, serta penatalaksanaan keperawatan seperti pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan implementasi seperti BHSP, terapi bermain, dan edukasi kepada keluarga.
Dokumen tersebut membahas tentang tunalaras (gangguan emosi tingkat lanjut) dan layanan pendidikan bagi anak tunalaras. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi dan klasifikasi tunalaras, penyebab, karakteristik, alat pendidikan, hambatan, dampak, model layanan, dan kondisi penyelenggaraan pendidikan untuk anak tunalaras di Indonesia dan Banten.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial pada berbagai masa, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa puber. Terdapat tiga proses sosialisasi utama yaitu belajar peran sosial, berinteraksi dengan kelompok sebaya, dan mengembangkan sikap sosial. Faktor lingkungan seperti pendidikan prasekolah dan ikut gang masa kanak-kanak mempengaruhi perkembangan sosial. Pada masa puber,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Anak TK memiliki karakteristik yang berbeda dari orang dewasa dan masa kanak-kanak merupakan masa yang penting untuk perkembangan. Gangguan penyesuaian diri pada anak dapat disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga dan sekolah serta karakteristik anak sendiri, sehingga perlu penanganan khusus untuk mengatasinya.
Ada lima kelompok masalah yang dialami anak TK menurut guru dan orang tua, yaitu masalah sosial, emosional, moral, perkembangan pengertian, dan bahasa. Masalah-masalah ini dapat berdampak pada perkembangan anak di masa depan, sehingga dibutuhkan bimbingan dan konseling untuk membantu perkembangan anak secara optimal.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasCindy Loventa
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunalaras, termasuk pengertian, penyebab, klasifikasi, karakteristik psikologis, perkembangan emosi, perilaku hiperaktif, motorik kasar, dan permainan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai ciri-ciri dan penanganan anak yang mengalami gangguan emosi dan sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak serta dampak perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak, termasuk bentuk-bentuk tingkah laku sosial, karakteristik perkembangan sosial remaja, dan penggunaan ganjaran dan hukuman yang tepat.
Dokumen tersebut membahas latar belakang kasus siswa bernama M yang sering membolos sekolah. Informasi diperoleh dari guru BK SMA Wachid Hasyim berdasarkan data yang menyebutkan M rata-rata membolos 4-5 kali dalam sebulan. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui latar belakang perilaku membolos dan menentukan penanganannya, serta hasilnya akan digunakan untuk mengurangi prevalensi perilaku
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan sosioemosi remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti peran orang tua, teman sebaya, dan guru. Ia juga memberikan saranan untuk meningkatkan perkembangan sosioemosi remaja melalui hubungan yang penyayang, menetapkan harapan yang tinggi, serta memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa setiap pih
Dokumen tersebut membahas perkembangan emosi remaja, termasuk definisi emosi, karakteristik emosi remaja seperti cinta, kemarahan, ketakutan, dan faktor yang mempengaruhinya seperti organ persepsi dan lingkungan sosial. Fungsi emosi pada remaja adalah sebagai alat komunikasi, memotivasi tindakan, dan mempengaruhi kepribadian serta interaksi sosial.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Anak dengan sindrom Down memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 sehingga menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penerimaan diri seorang ibu terhadap anaknya yang mengalami sindrom Down. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap ibu yang memiliki anak dengan sindrom Down.
1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak hingga dewasa yang terjadi pada usia 10-22 tahun.
2. Pada masa ini terdapat tugas perkembangan seperti memperluas komunikasi, menerima peran sosial, dan memilih pekerjaan.
3. Ciri khas remaja antara lain perubahan emosi dan fisik yang cepat serta mulai menentukan nilai-nilai hidup.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial pada berbagai masa, mulai dari masa kanak-kanak hingga masa puber. Terdapat tiga proses sosialisasi utama yaitu belajar peran sosial, berinteraksi dengan kelompok sebaya, dan mengembangkan sikap sosial. Faktor lingkungan seperti pendidikan prasekolah dan ikut gang masa kanak-kanak mempengaruhi perkembangan sosial. Pada masa puber,
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Anak TK memiliki karakteristik yang berbeda dari orang dewasa dan masa kanak-kanak merupakan masa yang penting untuk perkembangan. Gangguan penyesuaian diri pada anak dapat disebabkan oleh faktor lingkungan keluarga dan sekolah serta karakteristik anak sendiri, sehingga perlu penanganan khusus untuk mengatasinya.
Ada lima kelompok masalah yang dialami anak TK menurut guru dan orang tua, yaitu masalah sosial, emosional, moral, perkembangan pengertian, dan bahasa. Masalah-masalah ini dapat berdampak pada perkembangan anak di masa depan, sehingga dibutuhkan bimbingan dan konseling untuk membantu perkembangan anak secara optimal.
Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus - TunalarasCindy Loventa
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunalaras, termasuk pengertian, penyebab, klasifikasi, karakteristik psikologis, perkembangan emosi, perilaku hiperaktif, motorik kasar, dan permainan. Dokumen ini memberikan informasi mengenai ciri-ciri dan penanganan anak yang mengalami gangguan emosi dan sosial.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan sosial anak usia SD yang meliputi pengertian perkembangan sosial, karakteristik perkembangan sosial anak SD, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak. Perkembangan sosial anak SD diawali dengan kemampuan berinteraksi sosial sejak usia 6 bulan yang semakin kompleks seiring bertambahnya usia.
Perkembangan Peserta Didik Usia Sekolah Dasarweniananta
Perkembangan fisik anak ditandai oleh variasi yang besar akibat faktor-faktor seperti jenis kelamin, genetika, dan gizi. Pada umumnya, gadis mengalami percepatan pertumbuhan pada usia 9-10 tahun dan anak laki-laki pada usia 11-12 tahun.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak serta dampak perkembangan sosial terhadap tingkah laku anak, termasuk bentuk-bentuk tingkah laku sosial, karakteristik perkembangan sosial remaja, dan penggunaan ganjaran dan hukuman yang tepat.
Dokumen tersebut membahas latar belakang kasus siswa bernama M yang sering membolos sekolah. Informasi diperoleh dari guru BK SMA Wachid Hasyim berdasarkan data yang menyebutkan M rata-rata membolos 4-5 kali dalam sebulan. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mengetahui latar belakang perilaku membolos dan menentukan penanganannya, serta hasilnya akan digunakan untuk mengurangi prevalensi perilaku
Dokumen tersebut membahas mengenai perkembangan sosioemosi remaja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti peran orang tua, teman sebaya, dan guru. Ia juga memberikan saranan untuk meningkatkan perkembangan sosioemosi remaja melalui hubungan yang penyayang, menetapkan harapan yang tinggi, serta memberikan kesempatan untuk berpartisipasi. Dokumen tersebut menyimpulkan bahwa setiap pih
Dokumen tersebut membahas perkembangan emosi remaja, termasuk definisi emosi, karakteristik emosi remaja seperti cinta, kemarahan, ketakutan, dan faktor yang mempengaruhinya seperti organ persepsi dan lingkungan sosial. Fungsi emosi pada remaja adalah sebagai alat komunikasi, memotivasi tindakan, dan mempengaruhi kepribadian serta interaksi sosial.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Anak dengan sindrom Down memiliki kelainan pada kromosom nomor 21 sehingga menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana penerimaan diri seorang ibu terhadap anaknya yang mengalami sindrom Down. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap ibu yang memiliki anak dengan sindrom Down.
1. Masa remaja adalah masa transisi antara anak-anak hingga dewasa yang terjadi pada usia 10-22 tahun.
2. Pada masa ini terdapat tugas perkembangan seperti memperluas komunikasi, menerima peran sosial, dan memilih pekerjaan.
3. Ciri khas remaja antara lain perubahan emosi dan fisik yang cepat serta mulai menentukan nilai-nilai hidup.
Teks tersebut membahas sindrom gangguan autisme. Istilah autisme pertama kali dikemukakan oleh Dr. Leo Kanner pada 1943. Autisme merupakan gangguan perkembangan yang sampai saat ini belum ditemukan penyembuhannya. Gangguan ini mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku seseorang. Terdapat beberapa pendekatan terapi untuk autisme, seperti pendekatan psikodinamis, behavioral, dan medis.
Dokumen tersebut membahas tentang retardasi mental yang merupakan kelainan fungsi intelektual subnormal yang terjadi pada masa perkembangan dan berhubungan dengan gangguan maturasi, proses belajar, dan penyesuaian sosial. Retardasi mental dapat disebabkan oleh faktor prenatal, perinatal, dan pasca natal dan ditandai dengan IQ di bawah rata-rata dan keterbatasan fungsi adaptif. Penatalaksanaannya meliputi diagnosis, pengkajian, dan intervensi
Buku ini membahas tentang pertumbuhan dan perkembangan individu secara fisik dan nonfisik dari masa kanak-kanak hingga remaja. Pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual, sosial, bahasa, serta emosi remaja dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan keluarga, gizi, dan kesehatan. Masa remaja ditandai dengan ketidakseimbangan pertumbuhan fisik yang mempengaruhi penyesuaian diri
Dokumen ini membahas tentang pengertian anak non normatif dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak non normatif. Anak non normatif didefinisikan sebagai anak yang perkembangannya tidak sesuai dengan anak pada usia sebayanya. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan anak non normatif antara lain cetak biru biologis, genetik, lingkungan sosial, budaya, ketangguhan pribadi, dan pen
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Gangguan emosi dapat disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan sekolah, keluarga, dan sosial seperti suasana kelas yang padat dan gangguan, peristiwa negatif dalam keluarga, serta pengaruh teman sebaya yang kurang mendukung.
2. Gangguan emosi pada siswa dapat menyebabkan berbagai dampak negatif seperti gangguan tidur, reaksi berlebihan, dan ke
GANGGUAN PERKEMBANGAN & DISRUPTIVE BEHAVIORHERZYA ELVANNY
Dokumen tersebut membahas berbagai gangguan perkembangan dan perilaku pada anak dan remaja, termasuk gangguan perkembangan motorik, bicara, autisme, ADHD, gangguan tingkah laku, dan faktor-faktor penyebabnya seperti genetik, lingkungan, dan trauma.
Teks tersebut membahas mengenai tekanan emosi dan gangguan emosi pada pelajar. Ia menjelaskan bahwa tekanan emosi dapat disebabkan oleh berbagai faktor lingkungan sekolah dan keluarga, serta dapat menyebabkan berbagai kesan negatif pada pelajar seperti penurunan prestasi dan tingkah laku bermasalah. Teks tersebut juga membahas berbagai pendekatan untuk menangani masalah tersebut.
Gangguan Autisme dan Gangguan Reproduksi WanitaAlfin Mohammad
Gangguan autisme dan gangguan pada reproduktif wanita
Ringkasan:
Dokumen ini membahas tentang gangguan autisme pada anak dan gangguan yang terjadi pada masa reproduksi wanita, seperti PMS, menstruasi, kehamilan, dan pasca melahirkan. Gangguan autisme pada anak ditandai dengan kesulitan sosial dan komunikasi. Sedangkan gangguan reproduktif wanita meliputi depresi pasca melahirkan yang disebabkan faktor bi
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan emosi pada masa remaja. Ada beberapa poin penting yang diangkat, yaitu: (1) Emosi pada masa remaja cenderung lebih tinggi dibandingkan masa lain, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja antara lain perubahan fisik, hubungan sosial, dan lingkungan keluarga. (3) Jenis-jenis emosi yang sering muncul pada remaja diant
Makalah ini membahas permasalahan anak usia dini dan cara penanganannya. Pembahasan meliputi pengertian permasalahan anak, jenis-jenis permasalahan pada anak taman kanak-kanak seperti penakut, agresif, dan pemalu, serta faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan anak seperti faktor internal dan eksternal.
Kenakalan remaja (Psikologi Perkembangan 2)IniniSlide .
Kenakalan remaja terjadi karena faktor internal seperti krisis identitas dan kontrol diri yang lemah, serta faktor eksternal seperti masalah keluarga, lingkungan, dan teman sebaya. Perilaku menyimpang remaja dapat diatasi dengan pendidikan karakter yang baik dari keluarga dan sekolah beserta sosialisasi dari pihak terkait.
Similar to Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm (20)
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
1. ANALISIS HAMBATAN EMOSI DAN PRILAKU YANG EMOTIONAL BEHAVIOR
DISORDER (EBD) SECARA KOMPREHENSIF
Setiap anak yang lahir kedunia, sangat rentan dengan berbagai masalah. Masalah yang
dihadap ianak, terutama anak usiadini, biasanya berkaitan dengan gangguan pada proses
perkembangannya. Bila gangguan tersebut tidak segera diatasi maka akan berlanjut pada fase
perkembangan berikutnya yaitu fase perkembangan anaksekolah. Padagilirannya, gangguan
tersebut dapat menghambat proses perkembangan anak yang optimal. Dengan demikian,
pentingbagi para orang tuadanguru untukmemahamipermasalahan-permasalahananak agar
dapatmeminimalkankemunculandandampakpermasalahantersebutsertamampumemberikanupaya
bantuan yang tepat.
A. Pengertian Gangguan Emosi dan Perilaku
Beberapa pengungkapan gangguan emosi dan gangguan perilaku yang diungkapkan di
atas secara terpisah sebenarnya dipandang dari sisi abnormal, sementara itu di sisi lain gangguan
emosional dan perilaku sendiri di definisikan dalam satu kesatuan disebutkan dengan istilah
Emotional dan And Behavioral Disorder ataupun di Indonesia dikenal dengan istilah Tunaraksa.
Emotional And Behavioral Disorders (EBD) atau Gangguan Emosional Perilaku
mengacu pada suatu kondisi di mana tanggapan perilaku atau emosional seorang individu di
sekolah sangat berbeda dari norma-norma anak lain yang umumnya diterima, sesuai dengan usia,
etnis, atau budaya yang mempengaruhi secara berbeda kinerja pendidikan di wilayah seperti
perawatan-diri, hubungan sosial, penyesuaian pribadi, kemajuan akademis, perilaku di ruang
kelas atau penyesuaian terhadap pekerjaan. EBD lebih dari respon yang diharapkan dan bersifat
sementara terhadap tekanan pada lingkup anak-anak atau remaja dan akan bertahan bahkan
dengan intervensi individual, seperti umpan balik kepada individu, konsultasi dengan orang tua
atau keluarga, dan / atau modifikasi pada lingkungan pendidikan. Keputusan kelayakan harus
didasarkan pada beberapa sumber data tentang berfungsinya perilaku individu atau emosional.
EBD harus dilampirkan dalam setidaknya dua pengaturan yang berbeda, setidaknya salah satu
yang harus terkait dengan sekolah. EBD dapat hidup berdampingan dengan kondisi handicapp
lain sebagaimana didefinisikan di tempat lain dalam undang-undang ini (IDEA), kategori ini bisa
2. termasuk anak-anak atau remaja dengan schizophenia, gangguan afektif, atau dengan gangguan
tingkah laku, perhatian atau penyesuaian yang berkelanjutan. (Council for Exceptional Children,
1991, hlm.10).
Gangguan emosi dan perilaku (ditjenPLB.com, 2006) juga diartikan sebagai anak yang
mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dan bertingkah laku tidak sesuai dengan norma-
norma yang berlaku dalam lingkungan kelompok usia maupun masyarakat pada umumnya,
sehingga merugikan dirinya maupun orang lain, dan karenanya memerlukan pelayanan
pendidikan khusus demi kesejahteraan dirinya maupun lingkungannya
Hallahan dan Kauffman (2006) dapat dimulai dari tiga ciri khas kondisi emosi dan
perilaku, antara lain yaitu :
1. Tingkah laku yang sangat ekstrim dan bukan hanya berbeda dengan tingkah laku
anak lainnya.
2. Suatu problem emosi dan tingkah perilaku yang kronis, yang tidak muncul secara
langsung,
3. Tingkah laku yang tidak diharapkan oleh lingkungan karena bertentangan dengan
harapan sosial dan cultural.
Heward & Orlansky (1988) dalam Sunardi (1996) mengatakan seseorang dikatakan
mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut
dalam kurun waktu yang lama, yaitu:
1. ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas, alat
indra maupun kesehatan.
2. ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin
hubungan dengan teman sebaya dan pendidik.
3. tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal.
4. mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi.
5. kecenderungan untuk mengembangkan simtom-simtom fisik atau ketakutan-ketakutan
yang diasosiasikan dengan permasalahanpermasalahan pribadi atau sekolah.
3. Simptom gangguan emosi dan perilaku biasanya dibagi menjadi dua macam, yaitu
externalizing behavior dan internalizing behavior. Externalizing behavior memiliki dampak
langsung atau tidak langsung terhadap orang lain, contohnya perilaku agresif, membangkang,
tidak patuh, berbohong, mencuri, dan kurangnya kendali diri. Internalizing
behavior mempengaruhi siswa dengan berbagai macam gangguan seperti kecemasan, depresi,
menarik diri dari interaksi sosial, gangguan makan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. Kedua
tipe tersebut memiliki pengaruh yang sama buruknya terhadap kegagalan dalam belajar di
sekolah (Hallahan & Kauffman, 1988; Eggen & Kauchak, 1997).
B. Jenis-jenis Permasalahan Anak
Secara garis besar, masalah yang dihadapi anak dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
masalah-masalah yang berkaitan dengan keadaan fisik, psikis, sosial, serta kesulitan belajar.
1. Fisik
Perkembangan aspek fisik terkait dengan keutuhan dan kemampuan fungsi panca indera
anak, kemampuan melakukan gerakan gerakan sesuai perkembangan usianya serta kemampuan
mengontrol pembuanga. Anak yang mengalami hambatan dalam hal-ha ltersebut dapat dikatakan
mengalami masalah secara fisik. Lebih lanjut permasalahan-permasalahan fisik tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Gangguan fungsi panca indera
b. Cacat tubuh
c. Kegemukan (obesitas)
d. Gangguangerakpeniruan (stereotipik)
e. Kidal
f. GangguanKesehatan (penyakit)
g. Hiperaktif
h. Neuropati
i. Ngompol (enuresis)
j. Buang air besar di sembarangtempat (encopresis)
k. Gagap
l. Gangguanperkembanganbahasa
4. b. Psikis
Permasalahanpsikisanakterkaitdengankemampuanpsikologisyang
dimilikinyaatauketidakmampuanmengekspresikandirinyadalamkondisi yang tidak normal.
Beberapapermasalahanpsikis yang seringkalidialamianakadalahsebagaiberikut.
a. Gangguankonsentrasi
b. Inteligensi (baiktinggimaupunrendah)
c. Berbohong
d. Emosi(perasaantakut, cemas, marah, sedih, dan lain-lain)
c. Sosial
Perkembangansosialanakberhubungandengankemampuananakdalamberinteraksidengantemanseb
aya, orang dewasa, ataulingkunganpergaulan yang lebihluas. Dengandemikian,
permasalahananakdalambidangsosialjugaberkaitandenganpergaulanatauhubungansosial, yang
meliputiperilaku-perilakusebagaiberikut.
a. Tingkahlakuagresif
b. Dayasuaikurang
c. Pemalu
d. Anakmanja
e. Negativisme
f. Perilakuberkuasa
g. Perilakumerusak
d. KesulitanBelajar
Kesulitanbelajarpadaanakdapatdimaknaisebagaiketidakmampuananakdalammencapaitarafhasilbe
lajar yang sudahditentukandalambataswaktu yang telahditetapkandalam programkegiatanbelajar,
sesuaidenganpotensi yangdimilikinya. Beberapaindicator danjeniskesulitanbelajar yang
mungkindialamianakadalahsebagaiberikut.
5. a. Lower level
b. Underachiever
c. Slow learner
C. FaktorPenyebabPermasalahanemosi dan perilaku Anak
Terdapatbeberapafaktorpenyebabpermasalahanpadaanak, baik yang bersifatintrinsik
(berasaldaridirianaksendiri) maupunekstrinsik(berasaldariluardirianak). Secaraumum, faktor-
faktortersebutadalah:
a. pembawaan, yaknianakdengansemuakeadaan yang adapadadirinya;
b. lingkungankeluarga, mencakuppolaasuh orang tua, keadaan socialekonomikeluarga, dan lain-
lain;
c. lingkungansekolah, meliputicaramengajar guru, proses belajarmengajar, alat bantu, kurikulum,
dan lain-lain);
d. masyarakat, mencakuppergaulan, norma, adatistiadat, dan lain-lain.
D. Cara MengidentifikasiPermasalahanemosi dan perilaku Anak
Mengidentifikasipermasalahananakdiartikansebagaiupayamenemukangejala-gejala yang
tampakpadapenampilandanperilakuanakdalammemperkirakanpenyebabmasalahhinggabentukban
tuanyang dapatdilakukanuntukmengatasinya.
Berbagaicaradapatdilakukan orang tuadan guru
untukmengetahuiapakahanakmengalamipermasalahanatautidak. Cara-
caratersebutsecaraumumdibagidua, yaknimelaluitesdannontes.
1. Tes
Tesmerupakansalahsatualatbantu yang
dapatdipergunakanuntukmengidentifikasipermasalahananak yang
bersifatstandar/baku.Bentuktesinidapatberupapertanyaan-pertanyaanatautugas –tugasyang
harusdijawabataudikerjakananaksertadibatasiolehwaktu. Diantaraberagamjenistes yang
banyakdipergunakan, di antaranyaadalah:
6. a. tesbakat;
b. inteligensi;
c. prestasi;
d. diagnostik;
2. Non-tes
Teknik non
tesbiasanyadipergunakanuntukmengidentifikasipermasalahananakdengancaramengamatipenampi
lansertaperilakuanakdalamaktivitaskesehariannyasehinggacenderunglebihfleksibelbiladibandingk
andengantekniktes. Di sampingitu,
dipergunakanpulakumpulanhasilkaryadanpekerjaananakselamaperiodewaktutertentu.
Beberapamacamteknik non-tes yang populer, di antaranyaadalah:
a. observasi;
b. wawancara;
c. angket;
d. portofolio;
e. catatananekdot;
f. daftarcek;
g. skalapenilaian;
h. sosiometri;
i. angket;
j. tugaskelompok;
E. Langkah-langkahdanTeknikPenangananMasalah emosi dan perilaku anak
a. Langkah-langkahPenangananmasalah emosi dan perilaku anak
Penangananmasalahanakdapatdilakukandenganmengikutilangkah-langkahsebagaiberikut.
1. Identifikasikasus, yakniupayauntukmenandaisubjek (anak) yangdiperkirakanmengalamimasalah.
2. Identifikasimasalah, yakniupayamengetahuiintipermasalahan yangdihadapianak.
3. Diagnosis, merupakanlangkahuntukmengidentifikasikarakteristiksertafaktorpenyebabmasalah
yang dialamianak.
7. 4. Prognosis,
merupakanlangkahuntukmerumuskanalternatifupayabantuansesuaidengankarakteristikpermasala
han yang dialami.
5. Treatment, merupakanupayapemberianbantuanitusendiri.
6. Tindaklanjut, dilakukansebagaibentukevaluasiterhadapupayapemberianbantuan yang
telahdilakukansertakemungkinanpenggunaanlangkah-langkahberikutnya.
b. T eknikPenangananMasalah emosi dan perilaku anak
Padahakikatnya, tidakadasatu pun teknik yang efektifuntukmenanganipermasalahananak yang
berbeda-beda. Penggunaansuatuteknikakanbergantungkepadakarakteristikanak,
jenispermasalahan,kemampuansertaketerampilanpemberibantuan, sertafaktorfeasibilitasny
Di antaraberbagaiteknik yang dapatdilakukan orang tuadan guru
untukmembantumenanganipermasalahananakadalahsebagaiberikut.
a. Latihan
b. Permainan
c. Saran dannasihat
d. Pengkondisian (conditioning)
e. Model danpeniruan (modeling and imitation)
f. Konseling
F. SyaratMenanganiPermasalahanAnak
Orang tuadan guru merupakan model bagianak.
Untukdapatmembantumenanganipermasalahananakdengantepat, orang tuadanguru
diharapkanmemilikibeberapakarakteristiksebagaipersyaratannya.
Beberapakarakteristik di bawahinisetidaknyadapatmembantumempermudah orang tuadan guru
dalammenanganipermasalahan yangdihadapianak.
1. Kesabaran
2. Penuhkasih saying
3. Penuhperhatian
8. 4. Ramah
5. Toleransiterhadapanak
6. Empati
7. Penuhkehangatan
8. Menerimaanakapaadanya
9. Adil
10. Dapatmemahamiperasaananak
11. Pemaafterhadapanak
12. Menghargaianak
13. Memberikebebasanterhadapanak
14. Menciptakanhubungan yang akrabdengananak
A. Kesimpulan
Setiappermasalahantentumemilikisolusi. Demikian pulapermasalahan yang dihadapianak,
merupakansuatucarabagi orang tuadan guru untukbelajarmemberikansolusi yang terbaikbagi
prosestumbuhkembanganak-anakmereka.
B. Saran
Diharapkan dengan paparanmakalahinibaik guru maupun orang tua dapat memahami tentang
permasalahan emosi dan perilaku anak.Terimakasih.