SlideShare a Scribd company logo
TUNA LA R A S
GETL ( G A NG G UA N EMOSI TINGKA H
LA K U )
I K A D I A NA P U T R I ( 2 2 2 7 1 6 0 0 1 4 )
I R NA RU K M A NA ( 2 2 2 7 1 6 0 0 4 9 )
R E F I DA M A YA N T I ( 2 2 2 7 1 6 0 0 5 9 )
D E S T I A N A R I YA N TO ( 2 2 2 7 1 6 0 0 6 8 )
A. Pengertian Tunalaras/ GETL
Istilah tunalaras berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang
dan “laras” berarti sesuai. Jadi anak tunalaras berarti anak yang bertingkah
laku yang kurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering
bertentangan dengan norma yang terdapat didalam masyarakat.tempat ia
berada.
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam
mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya
menunjukan perilaku yang menyimpang yang tidak sesuai dengan norma
dan aturan yang berlaku disekitarnya.
B. Klasifikasi Tunalaras
Secara garis besar anak tunalaras diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dana anak yang mengalami gangguan emosi. William M.C
(1975) mengemukakan kedua klasifikasi itu:
1. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial:
a. The semi-socialize child , anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial
tetapi terbatas pada lingkungan tertentu.
b. Children arrested at a primitive level of socialization , anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya
berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak pernah mendapat
bimbingan kearah sikap sosial yang benar dan terlantar dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja
yang dikehendakinya.
c. Children with minimum socialation capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai kemampuan sama sekali
untuk belajar sikap sosial.
2. Anak yang mengalami gangguan emosi terdiri dari :
a. Neurotic behavior, anak kelompok ini masih bisa bergaul dengan
orang lain tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak
mampu diselesaikannya.
b. Children with psycotic proceses, anak pada kelompok ini
mengalami gangguan yang paling berat sehingga melakukan
penenangan yang ebih khusus.
C. Penyebab Tunalaras
a. Adanya kondisi fisik yang berbeda dengan orang lain
b. Mengalami masalah atau gangguan perkembangan
a. Kurangnya dukungan sosial
b. Lingkungan sekolah yang salah
c. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung
D. Karakteristik Tunalaras
1. Intelegensi dan prestasi belajar, anak dengan gangguan ini
memeiliki intelegnsi yang dibawah normal.
2. Karakteristik emosi, sosial, agresif, acting-out behavior
(externalizing), permasalahan yang paling sering ditunjukan oleh anak
dengan gangguan emosi atau perilaku.
3. immature, withdrawl behavior (internalizing), anak dengan
gangguan ini menunjukan perilaku immature (tidak matang dan
kekanak-kanakan) dan menarik diri.
E. Alat / media pendidikan bagi anak tunalaras
Klasifikasi media pembelajaran:
1. Media audio: menghasilkan bunyi suara, misalnya radio, kaset.
2. Media visual: dapat memperlihatkan rupa dan bentuk.
 Dua dimensi: non transparansi, gambar transparansi slide, film
 Tiga dimensi: model benda sebenarnya.
Pengelompokan media oleh Leshin, Pollock& Reigeluth dalam arsyad ( 2006:36):
 Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor)
 Media berbasis cetak (buku,penuntun, alat bantu kerja)
 Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,gambar)
 Media berbasis audio-visual ( vidio,film, televisi)
 Media berbasis komputer( pengajaran dengan bantuan komputer)
F. Hambatan dan dampak tunalaras
1. Hambatan
a. Hambatan emosi
Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud dalam tiga jenis
perbuatan, yaitu: senang, sedih, lambat cepat marah, dan releks tertekan. Secara umum emosinya
menunjukan sedih , cepat tersinggung atau marah. Hambatan tertuju pada keadaan dlam dirinya.
b. Hambatan sosial
Anak ini mengalami gangguan atau kurang senang menghadapi pergaulan. Mereka tidak dapat
menyesuaikan diri tuntutan hidup bergaul. Gejala perbuatan itu seperti sikap bermusuhan,
agresip, kasar.
2. Dampak tunalaras
Kelainan tingkkah laku yang dialami anak tunalaras mempunyai dampak negatif bagi dirinya
maupun lingkungan sosialnya. Salah satu dampak serius yang mereka alami adalah tekanan batin
berkepanjangan sehingga dapat merusak diri. Kita dapat mempengaruhi lingkungan mereka,
mengajar dan menguatkan ketakberdayaan.
H. Model dan layanan pendidikan bagi anak tunalaras
1. jenis-jenis layanan
a. Mengurangi kondisi yang tidak menguntungkan yang menimbulkan atau menambah adanya gangguan perilaku.
b. Menentukan model dan teknik pendekatan
1) Model pendekatan
a. Model biogenetic
b. Model bihavioral
c. Model psikodinamika
d. Model ekologis
2. Teknik pendekatan
a. Perawatan dengan obat
b. Modifikasi perilaku
c. Strategi psikodinamika
d. Strategi ekologi
2. Tenpat layanan
Tempat layanan pendidkan bagi anak yang mengalami gangguan peilaku adalah ditempatkan disekoalh khsuus dan ada pula
yang dimasukan dalam kelas biasa yaitu belajar bersama dengan anak normal.
3. Macam-macam layanan
Didalam pelaksanaan pendidikan kita mengenal macam-macam
bentuk penyelenggaraan pendidikan anak runalaras sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan disekolah regular
b. Penyelenggaraan bimbingan dikelas khsusus
c. Sekolah luar biasa bagian tuanalaras tanpa asrama
d. Sekoalh dengan asrama
Penyelenggaraan Sekolah Bagi Anak Tunalaras
Bentuk pelayanan pendidikan dapat diselenggarakan di SLB khsuus bagi anak
tunalaras (SLB-E). Berdasarkan data statistik 2003 yang dikeluarkan direktorat
pendidikan luar biasa menyebutkan bhawa jumlah anak tunalaras sebanyak 351 orang,
dengan jumlah 12 sekolah luar biasa tunalaras.
Didalam pelaksanaan penyelenggaraan kita mengenal macam-macam bentuk
penyelenggaraan pendidikan anak tunalaras sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan disekolah regular
2. Kelas khusus apabila anak tunalaras perlu belajar terpish dari teman pada satu
kelas.
3. Sekolah luar biasa bagia tunalaras tanpa asrama bagi anak tunalaras
4. Sekolah dengan asrama
Kondisi Penyelenggaraan Bagi Anak GETL di Indonesia dan di Banten
Romliatmasasmita (1989) menjelaskan bahwa sejarah perkembangan
penanggulangan tunalaras dinegara kita dapt dibagi menjadi dua masa, yaitu :
1. Sebelum proklamasi
Pada waktu negara kita dalam penjajahan bangsa belanda, raja didaerah dan para
remaja melakukan perlawanan untuk membebaskan daerah masing-masing dari
dari penjajahan. Belanda dengan menggunakan politik adu domba yang
mengakibatkan para raja dan pemuda tidak memiliki panutan norma, sehingga
timbul konflik dan frustasi yang mengakibatkan penyimpangan dalam perilaku.
Pada 1917 didirikanlah prayuwana yang disetujui pemerintahan belanda yang
berfuungsi untuk memberikan nasihat dan bimbingan kepada orang tua yang
sudah tak sanggup mendidik putra-putrinya.
2. Masa kemerdekaan
Proklamasi ekmerdekaan telah membawa rakyat dan banga kita
kemasa”kebebasan” dan memasuki masa transisi. Masyarakat pada waktu itu
kurang menyadari perubahan norma dan nilai. Dampaknya banyak orang tua yang
tergelincir dan memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan anak,
sehingga tingkat kenakalan remaja meningkat. Dengan pertimbangan sosial-
psikologis anak remaja, dan ketertiban serta keamanan masyarakat maka kepolisian
RI membentuk “Dinas Polisi Urusan Anak Dan Pemuda”.
Untuk menjamin kelancaran jalannya usaha tersebut diadakan persetujuan bersama
antara biro anak kepolisian ,kejaksaan, dan kehakiman tentang penetapan batasan
usia anak. Setelah tahun 1965 selama masa peralihan orde baru,perhatian
pemerintah terhadap kenakalan remaja semakin meningkat.

More Related Content

What's hot

Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdShinta Nz
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranOperator Warnet Vast Raha
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancara
Alby Alyubi
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Dery Andrian Romadhon
 
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi PendidikanTujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Arjuna Ahmadi
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Warman Tateuteu
 
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik PembelajaranHakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanSepti Ratnasari
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
APRILIANYUNTIARI
 
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus iModel layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus iNur Faiza
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
Tohir Haliwaza
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
School
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Meinito Syndi (University Of MuhhamadiyahMalang)
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
eviy ana
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
alvinnoor
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
candraabdillah1
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
RestuPranantyo1
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Ambar Fidianingsih
 
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxHusna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
AsmaulHusna660274
 

What's hot (20)

Perkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sdPerkembangan sosial anak usia sd
Perkembangan sosial anak usia sd
 
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaranLembar  observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
Lembar observasi aktifitas pengelolaan pembelajaran
 
Pedoman wawancara
Pedoman wawancaraPedoman wawancara
Pedoman wawancara
 
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia DiniPengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan Anak Usia Dini
 
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi PendidikanTujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
Tujuan instruksional dalam Evaluasi Pendidikan
 
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSSTRATEGI PEMBELAJARAN  BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
STRATEGI PEMBELAJARAN BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik PembelajaranHakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
 
Kedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam PendidikanKedudukan BK dalam Pendidikan
Kedudukan BK dalam Pendidikan
 
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdfKurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
Kurikulum Hilda Taba, Olivia Beauchamp dan Rogers, .pdf
 
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus iModel layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
Model layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus i
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
 
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalahSejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
Sejarah dan dinamika pengembangan kurikulum di indonesia makalah
 
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-CMakalah hasil observasi sekolah SLB-C
Makalah hasil observasi sekolah SLB-C
 
Inovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di IndonesiaInovasi pendidikan di Indonesia
Inovasi pendidikan di Indonesia
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
 
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIKPENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF. DAN PSIKOMOTORIK
 
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptxRuang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
Ruang Kolaborasi & Demostrasi Kontekstual_PSE_Topik 2.pptx
 
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh PenerapanModel ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
Model ASSURE: Konsep dan Contoh Penerapan
 
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docxHusna Laporan Observasi PLP 1.docx
Husna Laporan Observasi PLP 1.docx
 

Similar to Tunalaras

Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdnAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
naon9
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
naon9
 
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan KhususMemahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Sumber Belajar PPPPTK TK dan PLB
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Wulan Yulian
 
Orang tua
Orang tuaOrang tua
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)vjperkhasa
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
ZahroMasruroh
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
ZahroMasruroh
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
Septian Muna Barakati
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti surianiWarnet Raha
 
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna seseMakalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
Septian Muna Barakati
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang mellisaimell
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Septian Muna Barakati
 
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
PuputPamela
 
Makalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasnaMakalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasna
Septian Muna Barakati
 
TT3 ABK.pdf
TT3 ABK.pdfTT3 ABK.pdf

Similar to Tunalaras (20)

Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdnAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdn
 
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdmAnalisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
Analisis hambatan emosi dan prilaku yang ebdm
 
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan KhususMemahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
Memahami Perilaku Siswa Berkebutuhan Khusus
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti suriani
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
Orang tua
Orang tuaOrang tua
Orang tua
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)
Angga P. Perkhasa (PPD Perilaku Menyimpang)
 
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx11materi-sosialisasi-p2m.pptx
11materi-sosialisasi-p2m.pptx
 
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdfKARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
KARAKTERISTIK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pdf
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriatiMakalah permasalahan anak tk suriati
Makalah permasalahan anak tk suriati
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti suriani
 
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna seseMakalah permasalahan anak siti zalna sese
Makalah permasalahan anak siti zalna sese
 
prilaku menyimpang
prilaku menyimpang prilaku menyimpang
prilaku menyimpang
 
Makalah permasalahan anak sitti suriani
Makalah permasalahan anak  sitti surianiMakalah permasalahan anak  sitti suriani
Makalah permasalahan anak sitti suriani
 
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)
 
Makalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasnaMakalah permasalahan anak rasna
Makalah permasalahan anak rasna
 
TT3 ABK.pdf
TT3 ABK.pdfTT3 ABK.pdf
TT3 ABK.pdf
 

Recently uploaded

Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
WILDANREYkun
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
AgusRahmat39
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 

Recently uploaded (20)

Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogortugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
tugas pai kelas 10 rangkuman bab 10 smk madani bogor
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
ppt-menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebe...
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 

Tunalaras

  • 1. TUNA LA R A S GETL ( G A NG G UA N EMOSI TINGKA H LA K U ) I K A D I A NA P U T R I ( 2 2 2 7 1 6 0 0 1 4 ) I R NA RU K M A NA ( 2 2 2 7 1 6 0 0 4 9 ) R E F I DA M A YA N T I ( 2 2 2 7 1 6 0 0 5 9 ) D E S T I A N A R I YA N TO ( 2 2 2 7 1 6 0 0 6 8 )
  • 2. A. Pengertian Tunalaras/ GETL Istilah tunalaras berasal dari kata “tuna” yang berarti kurang dan “laras” berarti sesuai. Jadi anak tunalaras berarti anak yang bertingkah laku yang kurang sesuai dengan lingkungan. Perilakunya sering bertentangan dengan norma yang terdapat didalam masyarakat.tempat ia berada. Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku yang menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya.
  • 3. B. Klasifikasi Tunalaras Secara garis besar anak tunalaras diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dana anak yang mengalami gangguan emosi. William M.C (1975) mengemukakan kedua klasifikasi itu: 1. Anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial: a. The semi-socialize child , anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu. b. Children arrested at a primitive level of socialization , anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak pernah mendapat bimbingan kearah sikap sosial yang benar dan terlantar dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang dikehendakinya. c. Children with minimum socialation capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk belajar sikap sosial.
  • 4. 2. Anak yang mengalami gangguan emosi terdiri dari : a. Neurotic behavior, anak kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. b. Children with psycotic proceses, anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang paling berat sehingga melakukan penenangan yang ebih khusus.
  • 5. C. Penyebab Tunalaras a. Adanya kondisi fisik yang berbeda dengan orang lain b. Mengalami masalah atau gangguan perkembangan a. Kurangnya dukungan sosial b. Lingkungan sekolah yang salah c. Lingkungan masyarakat yang tidak mendukung
  • 6. D. Karakteristik Tunalaras 1. Intelegensi dan prestasi belajar, anak dengan gangguan ini memeiliki intelegnsi yang dibawah normal. 2. Karakteristik emosi, sosial, agresif, acting-out behavior (externalizing), permasalahan yang paling sering ditunjukan oleh anak dengan gangguan emosi atau perilaku. 3. immature, withdrawl behavior (internalizing), anak dengan gangguan ini menunjukan perilaku immature (tidak matang dan kekanak-kanakan) dan menarik diri.
  • 7. E. Alat / media pendidikan bagi anak tunalaras Klasifikasi media pembelajaran: 1. Media audio: menghasilkan bunyi suara, misalnya radio, kaset. 2. Media visual: dapat memperlihatkan rupa dan bentuk.  Dua dimensi: non transparansi, gambar transparansi slide, film  Tiga dimensi: model benda sebenarnya. Pengelompokan media oleh Leshin, Pollock& Reigeluth dalam arsyad ( 2006:36):  Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor)  Media berbasis cetak (buku,penuntun, alat bantu kerja)  Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta,gambar)  Media berbasis audio-visual ( vidio,film, televisi)  Media berbasis komputer( pengajaran dengan bantuan komputer)
  • 8. F. Hambatan dan dampak tunalaras 1. Hambatan a. Hambatan emosi Anak tunalaras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud dalam tiga jenis perbuatan, yaitu: senang, sedih, lambat cepat marah, dan releks tertekan. Secara umum emosinya menunjukan sedih , cepat tersinggung atau marah. Hambatan tertuju pada keadaan dlam dirinya. b. Hambatan sosial Anak ini mengalami gangguan atau kurang senang menghadapi pergaulan. Mereka tidak dapat menyesuaikan diri tuntutan hidup bergaul. Gejala perbuatan itu seperti sikap bermusuhan, agresip, kasar. 2. Dampak tunalaras Kelainan tingkkah laku yang dialami anak tunalaras mempunyai dampak negatif bagi dirinya maupun lingkungan sosialnya. Salah satu dampak serius yang mereka alami adalah tekanan batin berkepanjangan sehingga dapat merusak diri. Kita dapat mempengaruhi lingkungan mereka, mengajar dan menguatkan ketakberdayaan.
  • 9. H. Model dan layanan pendidikan bagi anak tunalaras 1. jenis-jenis layanan a. Mengurangi kondisi yang tidak menguntungkan yang menimbulkan atau menambah adanya gangguan perilaku. b. Menentukan model dan teknik pendekatan 1) Model pendekatan a. Model biogenetic b. Model bihavioral c. Model psikodinamika d. Model ekologis 2. Teknik pendekatan a. Perawatan dengan obat b. Modifikasi perilaku c. Strategi psikodinamika d. Strategi ekologi 2. Tenpat layanan Tempat layanan pendidkan bagi anak yang mengalami gangguan peilaku adalah ditempatkan disekoalh khsuus dan ada pula yang dimasukan dalam kelas biasa yaitu belajar bersama dengan anak normal.
  • 10. 3. Macam-macam layanan Didalam pelaksanaan pendidikan kita mengenal macam-macam bentuk penyelenggaraan pendidikan anak runalaras sebagai berikut: a. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan disekolah regular b. Penyelenggaraan bimbingan dikelas khsusus c. Sekolah luar biasa bagian tuanalaras tanpa asrama d. Sekoalh dengan asrama
  • 11. Penyelenggaraan Sekolah Bagi Anak Tunalaras Bentuk pelayanan pendidikan dapat diselenggarakan di SLB khsuus bagi anak tunalaras (SLB-E). Berdasarkan data statistik 2003 yang dikeluarkan direktorat pendidikan luar biasa menyebutkan bhawa jumlah anak tunalaras sebanyak 351 orang, dengan jumlah 12 sekolah luar biasa tunalaras. Didalam pelaksanaan penyelenggaraan kita mengenal macam-macam bentuk penyelenggaraan pendidikan anak tunalaras sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan bimbingan dan penyuluhan disekolah regular 2. Kelas khusus apabila anak tunalaras perlu belajar terpish dari teman pada satu kelas. 3. Sekolah luar biasa bagia tunalaras tanpa asrama bagi anak tunalaras 4. Sekolah dengan asrama
  • 12. Kondisi Penyelenggaraan Bagi Anak GETL di Indonesia dan di Banten Romliatmasasmita (1989) menjelaskan bahwa sejarah perkembangan penanggulangan tunalaras dinegara kita dapt dibagi menjadi dua masa, yaitu : 1. Sebelum proklamasi Pada waktu negara kita dalam penjajahan bangsa belanda, raja didaerah dan para remaja melakukan perlawanan untuk membebaskan daerah masing-masing dari dari penjajahan. Belanda dengan menggunakan politik adu domba yang mengakibatkan para raja dan pemuda tidak memiliki panutan norma, sehingga timbul konflik dan frustasi yang mengakibatkan penyimpangan dalam perilaku. Pada 1917 didirikanlah prayuwana yang disetujui pemerintahan belanda yang berfuungsi untuk memberikan nasihat dan bimbingan kepada orang tua yang sudah tak sanggup mendidik putra-putrinya.
  • 13. 2. Masa kemerdekaan Proklamasi ekmerdekaan telah membawa rakyat dan banga kita kemasa”kebebasan” dan memasuki masa transisi. Masyarakat pada waktu itu kurang menyadari perubahan norma dan nilai. Dampaknya banyak orang tua yang tergelincir dan memberikan pengaruh negatif terhadap perkembangan anak, sehingga tingkat kenakalan remaja meningkat. Dengan pertimbangan sosial- psikologis anak remaja, dan ketertiban serta keamanan masyarakat maka kepolisian RI membentuk “Dinas Polisi Urusan Anak Dan Pemuda”. Untuk menjamin kelancaran jalannya usaha tersebut diadakan persetujuan bersama antara biro anak kepolisian ,kejaksaan, dan kehakiman tentang penetapan batasan usia anak. Setelah tahun 1965 selama masa peralihan orde baru,perhatian pemerintah terhadap kenakalan remaja semakin meningkat.