SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
1 
ANALISIS FAKTOR PENDAPATAN USAHATANI PEMBIBITAN CABE (Capsicum Annum L.) 
(Studi Kasus di Desa Pujon Kabupaten Malang) 
Dwita Indrarosa 
ABSTRAK 
Usahatani merupakan kegiatan manajerial pelaku utama agribisnis pertanian dalam mengelola/memanfaatkan sumberdaya pertanian yang ada secara efektif, efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan usahataninya. Tujuan utama pelaku agribisnis adalah memaksimumkan keuntungan. Keuntungan maksimum diperoleh jika pengalokasian input produksi dilakukan secara optimal. 
Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis apakah usahatani pembibitan cabe layak dikembangkan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani serta menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pembibitan cabe. 
Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui suatu usaha dapat dikembangkan atau tidak digunakan analisis finansial yaitu Return Cost Ratio (R/C), untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani digunakan persamaan fungsi keuntungan Cobb Douglas, dan untuk analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi digunakan perbandingan antara nilai produk marginal (NPM) dengan harga input (Px). 
Hasil analisis finansial untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidak untuk dikembangkan diperoleh nilai R/C sebesar 1,54 yang artinya setiap pengeluaran biaya sebesar satu rupiah terhadap input yang diberikan akan memperoleh penerimaan sebesar 1,54 rupiah. Jumlah penerimaan usahatani pembibitan cabe untuk luas lahan 17 m2 adalah sebesar Rp 1.678.500,- dengan pengeluaran sebanyak Rp 1.093.465,-. Maka dengan demikian usahatani ini secara finansial layak dikembangkan. 
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada pendapatan usahatani pembibitan cabe adalah harga media tanam, harga pupuk, dan luas lahan. Untuk harga pupuk dan luas lahan berpengaruh positif, sedangkan harga media tanam berpengaruh negatif. 
Kata Kunci : Cabe, R/C Ratio, Efisiensi Faktor Produksi
2 
I. PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Usahatani merupakan kegiatan manajerial pelaku utama bisnis pertanian dalam mengelola/memanfaatkan semua sumberdaya pertanian yang ada agar mereka mampu melakukan kegiatan usaha yang efektif, efisien dalam rangka meningkatkan kegiatan produksi dan produktivitas sehingga meningkatkan pendapatan untuk mencapai kesejahteraan bagi keluarga. 
Indikator kesejahteraan bagi keluarga adalah: (a) tercukupi kebutuhan pangan yang bergizi, (b) terpenuhinya sandang yang layak pakai, (c) adanya papan yang layak huni, (d) adanya biaya untuk menjaga kesehatan keluarga, (e) adanya biaya untuk sekolah anak, dan (f) dapat melakukan kegiatan rekreasi keluarga. Indikator-indikator tersebut dapat dipenuhi jika pendapatan keluargatani dari usahataninya dapat memenuhi kebutuhan dari indikator- indikator tersebut. 
Namun kenyataan dilapangan dimana semakin sempitnya lahan pertanian akibat perubahan penggunaan lahan di Indonesia, merupakan tantangan bagi petani lahan sempit untuk meningkatkan efisiensi usahataninya melalui alokasi penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien. Usahatani pada sub sistem agroinput, yaitu pembibitan bisa merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan usahatani petani kecil dengan cara alokasi penggunaan input faktor produksi yang efisien sehingga produksi yang diperoleh optimum dan dapat mencapai keuntungan yang maksimum. Selain itu usahatani pembibitan cabe dengan luas lahan yang sempit diharapkan dapat memberikan pendapatan yang lebih menguntungkan dalam jangka waktu yang singkat dibandingkan dengan usahatani yang lain seperti budidaya komoditas cabe itu sendiri.
3 
1.2 Tujuan Pengkajian 
Secara umum tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efisiensi usahatani pembibitan cabe dapat meningkatkan pendapatan usahatani petani bibit. Secara khusus, pengkajian bertujuan untuk: 
1. menganalisis usahatani bibit cabe apakah dapat dikembangkan dan memberikan keuntungan untuk peningkatan pendapatan usahatani 
2. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani pembibitan 
II. TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Tinjauan Hasil Pengkajian Terdahulu 
Pengkajian ini menggunakan metode analisis return cost ratio (R/C), dalam analisis ini tidak menghitung bunga modal karena perputaran penggunaan modal sangat cepat sesuai dengan periode pembibitan cabe yaitu 25-30 hari. 
Nurung (2002) juga melakukan pengkajian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan dan efisiensi alokatif penggunaan input tidak tetap pada usahatani padi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan dianalisis dengan menggunakan model Fungsi Keuntungan Unit Output Price (UOP) Cobb Douglas. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani padi secara negatif (menyebabkan keuntungan menurun) adalah biaya pupuk SP-36 dan biaya tenaga kerja. Sedangkan untuk luas lahan dan jumlah hari kerja berpengaruh positif terhadap keuntungan, yang artinya penggunaan faktor tersebut dapat meningkatkan keuntungan. Sementara itu alokasi penggunaan input pupuk SP- 36, bibit, dan tenaga kerja tidak efisien. 
Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif sebagai negara agribisnis, sampai saat ini belum memiliki industri perbenihan yang mampu
4 
mendukung perkembangan agribisnis secara keseluruhan. Dimana penyediaan benih/bibit komoditas agribisnis di Indonesia, baik kelompok hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan masih memprihatinkan. 
2.2 Analisis Usahatani 
Analisis usahatani atau disebut juga analisis finansial adalah cara untuk membandingkan taksiran pendapatan yang akan diperoleh dari penjualan hasil dengan biaya produksi atau taksiran pengeluaran yang akan dikeluarkan dari mulai tanam sampai panen (SEARCA dan Pusbangdiktan, 2001). 
Analisis finansial dilakukan untuk melihat kelayakan usaha yang dilakukan oleh petani bibit dalam berusahatani, yang artinya apakah pendapatan/penerimaan yang akan diperoleh lebih besar dari biaya yang akan dikeluarkan sehingga menunjukkan usahatani tersebut menguntungkan atau tidak. 
Penerimaan Usahatani 
Penerimaan usahatani adalah seluruh nilai uang yang diterima dari semua cabang produksi selama jangka waktu tertentu. Penerimaan berasal dari penjualan produk, bahan-bahan, dan sebagainya (Nugroho, 1995). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual yang dapat dinyatakan dengan rumus matematik, yaitu: 
TR = Y . Py (Rahim dan Hastuti, 2007) 
dimana TR = penerimaan, Y = produksi, dan Py = harga jual produk. 
Pengeluaran Usahatani 
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas (sumber non kas yang dapat diubah menjadi barang atau jasa) yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa mendatang (Anonymous, 2008).
5 
Secara grafis bentuk dari biaya tetap dan biaya variabel disajikan dalam 
bentuk gambar pada Gambar 2. 
Penentuan biaya tetap dan biaya variabel tergantung pada sifat dan 
waktu pengambilan keputusan tersebut (Rahim dan Hastuti, 2007), dan cara 
penghitungan biaya tetap adalah sebagai berikut: 
 
 
n 
i 
i xi FC X P 
1 
, dimana Xi = banyaknya input ke-i 
Pxi = harga dari variabel Xi (input) 
n = banyaknya input 
Dari rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung biaya total (total cost/TC) 
dan biaya tidak tetap total (total variable cost/TVC) dengan rumus: 
TC = TFC + TVC 
biaya total dalam bentuk grafik disajikan dalam bentuk gambar kurva total biaya 
pada Gambar 3. 
Biaya 
Output 
FC 
Biaya 
Output 
VC 
Gambar 2. Grafik Biaya Tetap (FC) dan Biaya Variabel (VC)
6 
0 Q 
TFC 
TC TVC 
Biaya 
Total 
Gambar 3. Kurva Total Biaya. 
Pada Gambar 3, kurva TFC merupakan garis lurus yang menggambarkan 
biaya yang penggunaannya dalam jumlah tetap dalam satu periode produksi, 
sedangkan untuk kurva TVC menunjukkan adanya hubungan antara biaya-biaya 
variabel dengan output. 
Dua hal yang ditunjukkan pada Gambar 3, yaitu: pertama, apabila output 
sama dengan nol, maka biaya total ditentukan oleh biaya tetap. Artinya walaupun 
perusahaan tidak berproduksi, maka perusahaan harus tetap mengeluarkan 
biaya produksi. Kedua, bentuk kurva biaya total mengikuti bentuk kurva biaya 
variabel jangka pendek sesuai dengan perubahan input yang digunakan. Dalam 
jangka panjang semua biaya dianggap berubah. 
Biaya tetap yang digunakan dalam proses produksi dapat berupa biaya 
penyusutan asset tetap, yaitu biaya peralatan yang digunakan untuk proses 
produksi. 
Pendapatan Usahatani 
Soekartawi (1986) mendefinisikan pendapatan usahatani sebagai berikut: 
1. pendapatan kotor usahatani (gross farm income) adalah sebagai nilai produk 
total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik dijual maupun tidak dijual.
7 
Produk total usahatani tersebut mencakup semua produk yang dijual, 
dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit atau 
makanan ternak, untuk pembayaran maupun produk yang disimpan di 
gudang pada akhir tahun. 
2. pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya 
yang digunakan dalam produksi. Nisbah pendapatan kotor per hektar atau 
per unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas operasi usahatani. 
3. pengeluaran total usahatani (total farm expense) adalah sebagai nilai semua 
masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak 
termasuk tenaga kerja keluarga petani. Sehingga pengeluaran yang dihitung 
dalam tahun pembukuan adalah yang dikeluarkan untuk menghasilkan 
produk dalam tahun pembukuan tersebut. 
4. pengeluaran tidak tetap (variable cost) adalah sebagai pengeluaran yang 
digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan jumlahnya berubah 
sebanding dengan besarnya produksi tanaman atau ternak itu. 
5. pengeluaran tetap (fixed cost) adalah sebagai pengeluaran usahatani yang 
tidak tergantung pada besarnya produksi. 
Return Cost Ratio (R/C) 
Menurut Soekartawi (2002), R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, 
atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. 
Secara matematik, hal ini dituliskan sebagai berikut: 
R P Y y  . 
C  FC VC 
R C P Y FC VC y /  . /  
dimana: 
R = penerimaan 
C = biaya 
Py = harga output 
Y = output
8 
FC = biaya tetap (fixed cost) 
VC = biaya variabel (variable cost) 
Dengan kriteria: 
jika R/C > 1, usahatani untung sehingga usahatani layak untuk dikembangkan; 
jika R/C < 1, usahatani rugi sehingga usahatani tidak layak dikembangkan; dan 
jika R/C = 1, usahatani berada pada titik impas atau berada pada titik break even point artinya usahatani tidak untung dan tidak rugi. 
III KERANGKA KONSEP PENGKAJIAN 
3.1. Kerangka Pemikiran 
Pelaku utama pertanian di Indonesia didominasi oleh petani kecil, + 80% dari + 37 juta petani. Petani kecil dicirikan dengan: (1) pendapatannya yang rendah, yaitu setara 240 kg beras per kapita per tahun, (2) luas lahan yang sempit, yaitu rata-rata minimal < 0,17 ha di luar Jawa dan < 0,10 ha di pulau Jawa, (3) kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas, dan (4) petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik (Soekartawi, Soeharjo, Dillon, dan Hardaker, 1986). 
Kepemilikan lahan yang semakin menyempit dengan percepatan di Pulau Jawa lebih cepat dari pulau lainnya mengakibatkan peningkatan pendapatan untuk kesejahteraan sulit diperoleh. Untuk itu perlu dicari solusi pemecahan melalui efisiensi usahatani pada sub sistem agribisnis khususnya pada agroinput, yaitu dengan usaha pembibitan, karena: (1) dapat menciptakan peluang usaha bagi petani yang mempunyai lahan sempit, dan (2) efisiensi waktu bagi pelaku usahatani “on farm” dalam berproduksi karena sudah tersedianya bibit yang unggul. 
Untuk mengkaji pengembangan kegiatan usahatani agar dapat meningkatkan pendapatan petani perlu dilihat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pembibitan cabe, dan analisa finansial untuk melihat kelayakan usahatani yang dilaksanakan. Dengan demikian diharapkan hasil dari
9 
analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pembibitan cabe dan analisis finansial dapat meningkatkan pendapatan usahatani. 
IV. BAHAN DAN METODE PENGKAJIAN 
Pada pengkajian ini pembibitan dilakukan dengan menggunakan plastik kecil yang berukuran kurang lebih 12 cm x 8 cm. Plastik yang telah tersedia dilubangi bagian samping dan bawahnya untuk membuang kelebihan air yang kemudian diisi dengan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan campurannya adalah 2 ember : 1 ember. 
Pembibitan cabe hendaknya dilakukan tiga kali dengan selang waktu satu dan dua minggu. Satu minggu setelah penyemaian pertama, benih disemai lagi sebanyak 5% dari seluruh kebutuhan bibit, begitu pula dengan minggu ke dua. Dengan demikian, akan tersedia cadangan bibit sebanyak 10% yang digunakan untuk menyulam tanaman di lahan yang mati, cacat, atau terserang hama dan penyakit. 
Dua contoh jenis atau varietas cabe unggul yang banyak dan layak dibudidayakan secara komersial serta populer dikalangan petani (Wiryanta, 2006): 
 Hot Beauty F1 (Cabe besar hibrida), dengan karakteristik: 
 tanaman tegak, agak tinggi, kuat, dan subur 
 tahan terhadap serangan virus 
 umur panen 95 hst 
 warna buah muda hijau tua dan berubah merah saat masak 
 produksi buah mencapai 140 buah dengan berat rata-rata7,5g per buah 
 panjang buah 13cm dengan garis tengah 1,4cm 
 dagingnya tipis, sangat pedas.
10 
 TM 999 F1 (cabe keriting hibrida) dengan karakteristik: 
 pertumbuhan tanaman kuat dan tinggi 
 tanaman terus menerus berbunga sehingga waktu panennya lama 
 cocok untuk dataran rendah 
 panjang buah 12,5cm dengan diameter 0,8cm 
 berat buah 5-6 gram 
 potensi hasil 0,8-1,2 kg per tanaman 
 Umur panen 90 hst di dataran rendah dan 105 hst di dataran tinggi. 
4.1 Tempat dan Waktu Pengkajian 
Pengkajian dilakukan di Desa Pujon Kabupaten Malang yang dilakukan pada bulan Januari-April 2013. 
4.2 Metode Penentuan Sampel 
Populasi dari pengkajian ini adalah petani yang merupakan petani bibit cabe di Desa Pujon dengan jumlah populasi sebanyak 21 orang, maka seluruhnya sebagai responden, dimana pengkajian ini dilakukan dengan metode sensus. 
4.3 Metode Pengumpulan Data 
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode wawancara langsung dengan petani responden menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Data sekunder diperoleh dengan metode pencatatan, dokumentasi dari lembaga atau instansi terkait yang mendukung penyelesaian pengkajian ini, 
4.4. Metode Analisis Data 
Metode analisis yang digunakan dalam pengkajian ini meliputi metode return cost ratio (R/C), analisis regresi untuk fungsi keuntungan sebagai metode
11 
analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani dan analisis perbandingan antara Nilai Produk Marginal (NPMx) dengan harga faktor produksinya (Px) untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani pembibitan cabe. 
V.HASIL DAN PEMBAHASAN 
5.1. Analisis Usahatani Pembibitan Cabe 
Hasil perhitungan analisis usahatani pembibitan cabe yang tampak pada Tabel 1, menunjukkan nilai R/C sebesar 1,54 yang diartikan bahwa usahatani pembibitan cabe menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Nilai R/C sebesar 1,54 dapat diartikan bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar satu rupiah (Rp 1,-) dalam usahatani ini akan memperoleh penerimaan sebesar 1,54 rupiah. Sehingga secara finansial usahatani ini akan memperoleh keuntungan. Hasil analisis usahatani pembibitan cabe tersebut disajikan pada Tabel 1. 
Tabel 1. Analisis Kelayakan Usahatani Pembibitan Cabe FAKTOR PRODUKSI RATA-RATA JUMLAH PENGGUNAAN INPUT HARGA INPUT (Rp) RATA-RATA (Rp) 
Penerimaan: 
Produksi 
16.785 
100 
1.678.500 
Pengeluaran: 
Benih (butir) 
21.087 
30 
632.610 
Pupuk (kilogram) 
189 
345 
65.265 
Media Tanam (kilogram) 
1.895 
31 
59.569 
Polybag (potong) 
21.087 
4 
74.286 
Obat-obatan (liter) 
10 
1.231 
11.786 
Tenaga Kerja (upah per polybag) 
21.087 
7 
152.127 
Sewa Lahan (m2) 
17 
1.585 
27.151 
Biaya Penyusutan Alat & Mesin 
1.059 
Biaya Naungan 
77.316 
Total Pengeluaran 
1.093.465 
Pendapatan Usahatani 
585.035 
R/C 
1,54
12 
Selanjutnya secara rinci variabel-variabel yang masuk dalam analisis kelayakan usahatani pembibitan cabe diuraikan dalam pembahasan berikut ini: 
Pendapatan Usahatani Pembibitan Cabe 
Pendapatan usahatani pembibitan cabe untuk per 17m2 pada saat pengkajian dengan periode tanam selama 25-30 hari adalah sebesar Rp 585.035,- untuk produksi sebanyak 16.785 polybag bibit cabe, sehingga pendapatan per polybagnya sebesar Rp 35,-. Jika dibandingkan dengan usahatani budidaya cabe varietas TM 999, maka usahatani pembibitan cabe lebih menguntungkan. Keuntungan usahatani budidaya cabe per hektar per bulan adalah sebesar Rp 6.927.479,- dan jika dikonversikan per 17m2 sebagai perbandingan dengan usaha pembibitan cabe maka keuntungannya adalah Rp 11.777,-. Perbandingan pendapatan antara usahatani pembibitan cabe dengan usahatani budidaya cabe secara jelas disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 2. 
Tabel 2. Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Pembibitan Cabe dengan 
Usahatani Budidaya Cabe Uraian Usahatani Pembibitan Cabe (Rp) Usahatani Budidaya Cabe (Rp) 
Lama usaha 
25-30 hari 
6 bulan 
Luas usaha 
17 m2 
1 ha 
Pendapatan 
585.035 
41.564.874 
Pendapatan per bulan 
585.035 
6.927.479 
Pendapatan per 17m2 per bulan 
585.035 
11.777 
Berdasarkan perbandingan pendapatan kedua usahatani memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingan usahatani budidaya cabe dan dapat meningkatkan pendapatan usahatani petani pembibitan cabe sehingga usahatani ini secara ekonomis dapat dikembangkan.
13 
Pengeluaran Usahatani Pembibitan Cabe 
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usahatani pembibitan cabe meliputi biaya sewa lahan, biaya benih, biaya pupuk, biaya media tanam, biaya obat- obatan, upah tenaga kerja, biaya penggunaan plastik polybag, biaya naungan, dan biaya penyusutan alat pertanian yang keseluruhannya merupakan biaya produksi. Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk usahatani budidaya cabe meliputi (1) biaya penyiapan lahan, (2) biaya pembibitan dan penanaman, dan (3) biaya pemeliharaan tanaman dan panen. 
Berikut perbandingan pengeluaran biaya antar usahatani pembibitan cabe dengan usaha budidaya cabe (Tabel 3). 
Tabel 3. Perbandingan Pengeluaran antara Usahatani Pembibitan Cabe dengan Usahatani Budidaya Cabe Uraian Usahatani Pembibitan Cabe (Rp) Usahatani Budidaya Cabe (Rp) 
Lama usaha 
25-30 hari 
6 bulan 
Luas usaha 
17 m2 
1 ha 
Biaya produksi 
1.093.465 
34.935.125 
Biaya produksi per bulan 
1.093.465 
5.822.521 
Biaya produksi per 17 m2 per bulan 
1.093.465 
9.898 
Tabel 3 menunjukkan bahwa bila dibandingkan antara pengeluaran usahatani pembibitan cabe dengan usahatani budidaya cabe per bulannya nampak bahwa pengeluaran biaya usahatani pembibitan cabe lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluaran usaha untuk budidaya cabe. 
5.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Pembibitan Cabe 
Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani pembibitan cabe disajikan pada Tabel 4
14 
Tabel 4. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Pembibitan Cabe Variabel Koefisien Regresi Thitung Sig. (Constant) -14,723 -2,895 0,012 Harga Benih (Rp/butir) -1,219 -0,844 0,413 Harga Pupuk (Rp/kg) 0,095* 2,676 0,018 Harga Media Tanam (Rp/kg) -3,595* -2,528 0,024 Upah Tenaga Kerja (Rp) -0,968 -1,425 0,176 Luas Lahan (m2) 0,205* 2,571 0,022 Penyusutan Alat (Rp) -0,048 -0,690 0,501 R (Multiple R) R Square R Square (Adjusted) F hitung = 0,789 = 0,623 = 0,461 = 3,851 
Keterangan: 
(*) 
= signifikan pada taraf 0,05 
F tabel 0,1 
= 4,456 
F tabel 0,05 
= 2,848 
Sign. F 
= 0,018 
t tabel 0,01 
= 2,977 
t tabel 0,05 
= 2,145 
α 
= 0,05 
Dari Tabel 4, diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel dengan selang kepercayaan 95% (α = 0,05), yang artinya secara bersama-sama semua variabel input mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan usahatani dengan taraf signifikansi sebesar 0,018 atau dengan kata lain bahwa model regresi yang dihasilkan layak digunakan. Untuk melihat kelayakan dari model yang digunakan selain dengan cara uji F, dapat pula di lihat dari matrik korelasi antara produksi dengan faktor-faktor produksi yang masuk dalam model, nilai VIF, tolerance, nilai residual berdistribusi normal, dan dengan melihat sebaran dari residual terhadap estimasi produksi secara grafis. Sumber untuk melihat ketepatan model tersebut dapat di lihat pada hasil output analisis dengan menggunakan alat analisis SPSS. 
Hasil analisis fungsi keuntungan dengan menggunakan analisis regresi juga menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) dengan jumlah responden
15 
sebanyak 21 petani bibit cabe dan dengan variabel sebanyak enam variabel sebesar 0,62 yang artinya variabel harga benih, harga pupuk, harga media tanam, upah tenaga kerja, luas lahan, dan penyusutan alat pertanian (input harga variabel dan input variabel tetap yang dimasukkan ke dalam model) dapat menjelaskan variabel pendapatan usahatani sekitar 62%, dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model. 
Variabel harga benih, dan upah tenaga kerja, bertanda negatif namun tidak nyata atau tidak bermakna secara statistik dengan taraf signifikansi masing- masing sebesar 0,413 dan 0,176. Nilai koefisien regresi dari variabel tersebut adalah sebesar 1,219 untuk variabel harga benih dan 0,968 untuk variabel upah tenaga kerja. 
Hasil koefisien regresi untuk variabel harga media tanam yang digunakan dalam model fungsi keuntungan juga bertanda negatif dan nyata pada taraf signifikansi sebesar 0,024 terhadap pendapatan dengan nilai koefisiensi regresinya sebesar 3,595 yang artinya dengan adanya kenaikan harga media tanam, maka pendapatan yang diperoleh akan menurun sebesar 3,60%. Variabel media tanam berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani disebabkan karena variabel ini merupakan variabel media tanam yang lebih banyak digunakan dibandingkan dengan pupuk, sehingga dengan adanya kenaikan dari harga media tanam sangat berpengaruh terhadap pendapatan. 
Sementara itu variabel harga pupuk memiliki hubungan yang positif nyata dengan taraf signifikansi 0,018 terhadap pendapatan dan nilai koefisien regresinya adalah sebesar 0,095. Dengan adanya kenaikan harga pupuk tidak berpengaruh terhadap pendapatan karena perbandingan kenaikkan harga pupuk dengan penggunaan pupuk masih lebih kecil sehingga kenaikkan harga pupuk masih dapat meningkatkan pendapatan usahatani.
16 
Sedangkan variabel tetap yang dimasukkan ke dalam model masing- masing adalah luas lahan dan biaya penyusutan alat. Nilai koefisien regresi untuk luas lahan adalah 0,205 yang berhubungan positif terhadap keuntungan dan berpengaruh nyata pada taraf signifikansi 0,022 sehingga dengan adanya penambahan luas lahan sebesar satu persen akan mempengaruhi keuntungan sebesar 0,21%, dan biaya penyusutan bertanda negatif senilai 0,048 sehingga apabila ada kenaikan biaya penyusutan alat sebesar satu persen akan menurunkan keuntungan usahatani sebesar 0,05% namun tidak berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan dengan taraf signifikansinya sebesar 0,501. 
VI. KESIMPULAN 
6.1.Kesimpulan 
Dari hasil pengkajian, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 
1. Secara finansial usahatani pembibitan cabe yang dilakukan oleh petani di Desa Pujon Kabupaten Malang layak untuk dikembangkan dengan nilai R/C sebesar 1,54 yang artinya setiap investasi atau biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan input Rp 10.000,- akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 15.400,-. 
2. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada pendapatan usahatani pembibitan cabe adalah harga media tanam, harga pupuk, dan luas lahan. Untuk harga pupuk dan luas lahan berpengaruh positif, sedangkan harga media tanam berpengaruh negatif.
17 
DAFTAR PUSTAKA 
Beattie, B.R. dan Taylor, C.R. 1996. Ekonomi Produksi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 
Chairudin, Rudi. 2000. Analisis Efisiensi Ekonomi pada Usahatani Padi Lebak (Studi Kasus di Desa Kotadaro, Kec. Tanjung Raja, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan). Tesis. Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang (Tidak Dipublikasikan). 
Chand, R. dan Kaul, J.L. 1986. A Note on The Use of The Cobb-Douglas Profit Function. American Journal Vol. 68, p. 162 – 164. 
Doll, J.P. dan Orazen. F. 1984. Production Economics Theory with Applications. 2nd. John Wiley and Sons. Singapura. 
Gujarati, Damodar dan Zain, Sumarno. 2006. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. 
Hadi, P.U. 1989. Alternatif Kebijakan Harga untuk Meningkatkan Produksi Padi Sawah dan Pendapatan Petani. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 8 (2), p. 46 – 63. 
Hakim, Abdul. 2004. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. 
Harsono. 2000. Analisis Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah (RTPPS) dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kabupaten Tulungagung. Disertasi, Program Pascasarjana. Universitas Airlangga. Surabaya. 
Henderson, J.H. dan Quant, R.E. 1980. Microeconomic Theory; A Mathematical Approach, 3-nd ED. McGraww-hill International Book Company. 
Miller, R.L. dan Meiners, R.E. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate. Terjemahan, Haris Munandar. Raya Grafindo Persada. Jakarta. 
Mustadjab, Muslich. 1994. Alokasi Sumberdaya Pertanian dan Usaha Konservasi Tanah pada Usahatani Lahan Kering dengan Status Penggunaan Lahan yang Berbeda. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Bandung. 
Pindyck, R.S. dan Rubenfeld, D.L. 1990. Econometric Models and Economic Forecast, Third Edition. McGraw-Hill. New York. 
Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Press. Jakarta. 
Susantun, Indah. 2000. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas dalam Pendugaan Efisiensi Ekonomi Relatif. Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian Ekonomi Negara Berkembang Vol. 5 (2), p. 149 – 162.

More Related Content

What's hot

08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian PersediaanMercu Buana University
 
Akmen penetapan harga
Akmen penetapan hargaAkmen penetapan harga
Akmen penetapan hargakangklinsman
 
Target costing dan analisis biaya untuk penetuan harga
Target costing dan analisis biaya untuk penetuan hargaTarget costing dan analisis biaya untuk penetuan harga
Target costing dan analisis biaya untuk penetuan hargaWilly Setiawan
 
teori produksi estimasi
teori produksi estimasiteori produksi estimasi
teori produksi estimasimas karebet
 
Modal panjar dan pemilihan penjualan
Modal panjar dan pemilihan penjualanModal panjar dan pemilihan penjualan
Modal panjar dan pemilihan penjualanrenysukmawani
 
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana ProduksiMercu Buana University
 
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)Lelys x'Trezz
 
Paparan nilai tp
Paparan nilai tpPaparan nilai tp
Paparan nilai tparjanbrass
 
Scm 07 perencanaan aggregate
Scm 07   perencanaan aggregateScm 07   perencanaan aggregate
Scm 07 perencanaan aggregateAbrianto Nugraha
 
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksiHubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksiWahyu Djojohadiwirjo
 
Memproduksi manajemen bisnis
Memproduksi manajemen bisnisMemproduksi manajemen bisnis
Memproduksi manajemen bisnisYesica Adicondro
 

What's hot (18)

08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
 
Analisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagungAnalisis faktor produksi jagung
Analisis faktor produksi jagung
 
Akmen penetapan harga
Akmen penetapan hargaAkmen penetapan harga
Akmen penetapan harga
 
Pertemuan ke vii teori produksi
Pertemuan ke  vii teori produksiPertemuan ke  vii teori produksi
Pertemuan ke vii teori produksi
 
Target costing dan analisis biaya untuk penetuan harga
Target costing dan analisis biaya untuk penetuan hargaTarget costing dan analisis biaya untuk penetuan harga
Target costing dan analisis biaya untuk penetuan harga
 
teori produksi estimasi
teori produksi estimasiteori produksi estimasi
teori produksi estimasi
 
Modal panjar dan pemilihan penjualan
Modal panjar dan pemilihan penjualanModal panjar dan pemilihan penjualan
Modal panjar dan pemilihan penjualan
 
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
09. Konsep Pengendalian Produksi, dan Perhitungan Rencana Produksi
 
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
Variabe costing (PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL)
 
Teori Produksi
Teori ProduksiTeori Produksi
Teori Produksi
 
Paparan nilai tp
Paparan nilai tpPaparan nilai tp
Paparan nilai tp
 
33 132-1-pb
33 132-1-pb33 132-1-pb
33 132-1-pb
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Scm 07 perencanaan aggregate
Scm 07   perencanaan aggregateScm 07   perencanaan aggregate
Scm 07 perencanaan aggregate
 
Makalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabelMakalah harga pokok variabel
Makalah harga pokok variabel
 
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksiHubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
Hubungan luas produksi dengan biaya dan analisis pola produksi
 
Memproduksi manajemen bisnis
Memproduksi manajemen bisnisMemproduksi manajemen bisnis
Memproduksi manajemen bisnis
 
Slide 9 (pe)
Slide 9 (pe)Slide 9 (pe)
Slide 9 (pe)
 

Viewers also liked

Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniJoel mabes
 
4 teori-produksi-1
4 teori-produksi-14 teori-produksi-1
4 teori-produksi-1abieinside
 
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat editAnalisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat editBBPP_Batu
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2BBPP_Batu
 
Leisa di lahan basah
Leisa di lahan basahLeisa di lahan basah
Leisa di lahan basahAli Hutzi
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitMuto Sn
 
Ekonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksiEkonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksiYudha Kusuma
 
sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...
sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...
sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...aulia rachmawati
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...Miftakhul Jannah
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaOperator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (16)

Klasifikasi Usahatani
Klasifikasi UsahataniKlasifikasi Usahatani
Klasifikasi Usahatani
 
4 teori-produksi-1
4 teori-produksi-14 teori-produksi-1
4 teori-produksi-1
 
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat editAnalisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
Analisis optimalisasi usahatani ternak kambing dengan tanaman ketela rambat edit
 
Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2Karya tulis ilmiah 2
Karya tulis ilmiah 2
 
Leisa di lahan basah
Leisa di lahan basahLeisa di lahan basah
Leisa di lahan basah
 
Klasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanianKlasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanian
 
Budidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawitBudidaya cabai rawit
Budidaya cabai rawit
 
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
 
Klasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanianKlasifikasi pertanian
Klasifikasi pertanian
 
Ekonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksiEkonomi mikro : teori biaya produksi
Ekonomi mikro : teori biaya produksi
 
Buku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanianBuku ekonomi pertanian
Buku ekonomi pertanian
 
konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian konsep dasar ekonomi pertanian
konsep dasar ekonomi pertanian
 
sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...
sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...
sumberdaya dalam pertanian dan karakteristik ekonomi pertanian di indonesia (...
 
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN BANGSA DAN PERAN SUMBER D...
 
Proposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabeProposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabe
 
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinyaPermasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
Permasalahan pertanian di indonesia dan cara mengatasinya
 

Similar to ANALISIS USAHA PEMBIBITAN CABE

jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...
jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...
jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...MeilindaTrisilia2
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhMuhammad Fajar
 
Ekonomika produksi dalam pertanian
Ekonomika produksi dalam pertanianEkonomika produksi dalam pertanian
Ekonomika produksi dalam pertanianhelenapakpahan
 
Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)FaizaMasudiyah
 
COVER.docx
COVER.docxCOVER.docx
COVER.docxPaMedan1
 
ANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN USAHATANI
ANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN  USAHATANIANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN  USAHATANI
ANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN USAHATANIHendraSudirman2
 
11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf
11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf
11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdfVIONA47
 
Makalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan labaMakalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan labaDaniel Tumanken
 
106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak
106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak
106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternakOperator Warnet Vast Raha
 
ppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfMusaRajeksa
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianDavid Purba
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianDavid Purba
 
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagungYoedha Syasongkho
 
Kuliah 5 Biaya Ekonomi Pertanian
Kuliah 5 Biaya Ekonomi PertanianKuliah 5 Biaya Ekonomi Pertanian
Kuliah 5 Biaya Ekonomi PertanianMukhrizal Effendi
 
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptxPPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptxmursyidsidik53
 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksiThalaNyx
 
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptxPP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptxAnggunRusyantia
 

Similar to ANALISIS USAHA PEMBIBITAN CABE (20)

jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...
jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...
jurnal_metris,+Journal+manager,+2.Yuswono+Hadi,+Roy+Irawan,+Oesman+Hendra+Kel...
 
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi PenuhAkmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
Akmen Sebagai Tipe Informasi Akuntansi Penuh
 
Ekonomika produksi dalam pertanian
Ekonomika produksi dalam pertanianEkonomika produksi dalam pertanian
Ekonomika produksi dalam pertanian
 
Bab i ekoprod
Bab i ekoprodBab i ekoprod
Bab i ekoprod
 
Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)Kelompok 1 pe mikro (2)
Kelompok 1 pe mikro (2)
 
COVER.docx
COVER.docxCOVER.docx
COVER.docx
 
Pertemuan 3 & 4.pptx
Pertemuan 3 & 4.pptxPertemuan 3 & 4.pptx
Pertemuan 3 & 4.pptx
 
ANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN USAHATANI
ANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN  USAHATANIANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN  USAHATANI
ANALIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PENDAPATAN USAHATANI
 
11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf
11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf
11_Analisis Keuntungan Usahatani.pdf
 
Makalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan labaMakalah memaksimalkan laba
Makalah memaksimalkan laba
 
106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak
106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak
106053167 laporan-praktikum-manajemen-agribisnis-ternak
 
Konsep biaya
Konsep biayaKonsep biaya
Konsep biaya
 
ppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdfppt ekonomi bab lll.pdf
ppt ekonomi bab lll.pdf
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
Bab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitianBab iii metode penelitian
Bab iii metode penelitian
 
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
43108111 analisis nilai tambah agroindustri chips jagung
 
Kuliah 5 Biaya Ekonomi Pertanian
Kuliah 5 Biaya Ekonomi PertanianKuliah 5 Biaya Ekonomi Pertanian
Kuliah 5 Biaya Ekonomi Pertanian
 
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptxPPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptx
PPT IPS EKONOMI SMA KLS X REV_BAB 2.pptx
 
Biaya produksi
Biaya produksiBiaya produksi
Biaya produksi
 
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptxPP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
PP KWU_KONSEP BIAYA.pptx
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN CABE

  • 1. 1 ANALISIS FAKTOR PENDAPATAN USAHATANI PEMBIBITAN CABE (Capsicum Annum L.) (Studi Kasus di Desa Pujon Kabupaten Malang) Dwita Indrarosa ABSTRAK Usahatani merupakan kegiatan manajerial pelaku utama agribisnis pertanian dalam mengelola/memanfaatkan sumberdaya pertanian yang ada secara efektif, efisien dalam rangka meningkatkan pendapatan usahataninya. Tujuan utama pelaku agribisnis adalah memaksimumkan keuntungan. Keuntungan maksimum diperoleh jika pengalokasian input produksi dilakukan secara optimal. Pengkajian ini bertujuan untuk menganalisis apakah usahatani pembibitan cabe layak dikembangkan, dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani serta menganalisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pembibitan cabe. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui suatu usaha dapat dikembangkan atau tidak digunakan analisis finansial yaitu Return Cost Ratio (R/C), untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani digunakan persamaan fungsi keuntungan Cobb Douglas, dan untuk analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi digunakan perbandingan antara nilai produk marginal (NPM) dengan harga input (Px). Hasil analisis finansial untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidak untuk dikembangkan diperoleh nilai R/C sebesar 1,54 yang artinya setiap pengeluaran biaya sebesar satu rupiah terhadap input yang diberikan akan memperoleh penerimaan sebesar 1,54 rupiah. Jumlah penerimaan usahatani pembibitan cabe untuk luas lahan 17 m2 adalah sebesar Rp 1.678.500,- dengan pengeluaran sebanyak Rp 1.093.465,-. Maka dengan demikian usahatani ini secara finansial layak dikembangkan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada pendapatan usahatani pembibitan cabe adalah harga media tanam, harga pupuk, dan luas lahan. Untuk harga pupuk dan luas lahan berpengaruh positif, sedangkan harga media tanam berpengaruh negatif. Kata Kunci : Cabe, R/C Ratio, Efisiensi Faktor Produksi
  • 2. 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usahatani merupakan kegiatan manajerial pelaku utama bisnis pertanian dalam mengelola/memanfaatkan semua sumberdaya pertanian yang ada agar mereka mampu melakukan kegiatan usaha yang efektif, efisien dalam rangka meningkatkan kegiatan produksi dan produktivitas sehingga meningkatkan pendapatan untuk mencapai kesejahteraan bagi keluarga. Indikator kesejahteraan bagi keluarga adalah: (a) tercukupi kebutuhan pangan yang bergizi, (b) terpenuhinya sandang yang layak pakai, (c) adanya papan yang layak huni, (d) adanya biaya untuk menjaga kesehatan keluarga, (e) adanya biaya untuk sekolah anak, dan (f) dapat melakukan kegiatan rekreasi keluarga. Indikator-indikator tersebut dapat dipenuhi jika pendapatan keluargatani dari usahataninya dapat memenuhi kebutuhan dari indikator- indikator tersebut. Namun kenyataan dilapangan dimana semakin sempitnya lahan pertanian akibat perubahan penggunaan lahan di Indonesia, merupakan tantangan bagi petani lahan sempit untuk meningkatkan efisiensi usahataninya melalui alokasi penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien. Usahatani pada sub sistem agroinput, yaitu pembibitan bisa merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pendapatan usahatani petani kecil dengan cara alokasi penggunaan input faktor produksi yang efisien sehingga produksi yang diperoleh optimum dan dapat mencapai keuntungan yang maksimum. Selain itu usahatani pembibitan cabe dengan luas lahan yang sempit diharapkan dapat memberikan pendapatan yang lebih menguntungkan dalam jangka waktu yang singkat dibandingkan dengan usahatani yang lain seperti budidaya komoditas cabe itu sendiri.
  • 3. 3 1.2 Tujuan Pengkajian Secara umum tujuan dari pengkajian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana efisiensi usahatani pembibitan cabe dapat meningkatkan pendapatan usahatani petani bibit. Secara khusus, pengkajian bertujuan untuk: 1. menganalisis usahatani bibit cabe apakah dapat dikembangkan dan memberikan keuntungan untuk peningkatan pendapatan usahatani 2. menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani pembibitan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Hasil Pengkajian Terdahulu Pengkajian ini menggunakan metode analisis return cost ratio (R/C), dalam analisis ini tidak menghitung bunga modal karena perputaran penggunaan modal sangat cepat sesuai dengan periode pembibitan cabe yaitu 25-30 hari. Nurung (2002) juga melakukan pengkajian yang bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan dan efisiensi alokatif penggunaan input tidak tetap pada usahatani padi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan dianalisis dengan menggunakan model Fungsi Keuntungan Unit Output Price (UOP) Cobb Douglas. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani padi secara negatif (menyebabkan keuntungan menurun) adalah biaya pupuk SP-36 dan biaya tenaga kerja. Sedangkan untuk luas lahan dan jumlah hari kerja berpengaruh positif terhadap keuntungan, yang artinya penggunaan faktor tersebut dapat meningkatkan keuntungan. Sementara itu alokasi penggunaan input pupuk SP- 36, bibit, dan tenaga kerja tidak efisien. Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif sebagai negara agribisnis, sampai saat ini belum memiliki industri perbenihan yang mampu
  • 4. 4 mendukung perkembangan agribisnis secara keseluruhan. Dimana penyediaan benih/bibit komoditas agribisnis di Indonesia, baik kelompok hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan masih memprihatinkan. 2.2 Analisis Usahatani Analisis usahatani atau disebut juga analisis finansial adalah cara untuk membandingkan taksiran pendapatan yang akan diperoleh dari penjualan hasil dengan biaya produksi atau taksiran pengeluaran yang akan dikeluarkan dari mulai tanam sampai panen (SEARCA dan Pusbangdiktan, 2001). Analisis finansial dilakukan untuk melihat kelayakan usaha yang dilakukan oleh petani bibit dalam berusahatani, yang artinya apakah pendapatan/penerimaan yang akan diperoleh lebih besar dari biaya yang akan dikeluarkan sehingga menunjukkan usahatani tersebut menguntungkan atau tidak. Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani adalah seluruh nilai uang yang diterima dari semua cabang produksi selama jangka waktu tertentu. Penerimaan berasal dari penjualan produk, bahan-bahan, dan sebagainya (Nugroho, 1995). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual yang dapat dinyatakan dengan rumus matematik, yaitu: TR = Y . Py (Rahim dan Hastuti, 2007) dimana TR = penerimaan, Y = produksi, dan Py = harga jual produk. Pengeluaran Usahatani Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas (sumber non kas yang dapat diubah menjadi barang atau jasa) yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa mendatang (Anonymous, 2008).
  • 5. 5 Secara grafis bentuk dari biaya tetap dan biaya variabel disajikan dalam bentuk gambar pada Gambar 2. Penentuan biaya tetap dan biaya variabel tergantung pada sifat dan waktu pengambilan keputusan tersebut (Rahim dan Hastuti, 2007), dan cara penghitungan biaya tetap adalah sebagai berikut:   n i i xi FC X P 1 , dimana Xi = banyaknya input ke-i Pxi = harga dari variabel Xi (input) n = banyaknya input Dari rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung biaya total (total cost/TC) dan biaya tidak tetap total (total variable cost/TVC) dengan rumus: TC = TFC + TVC biaya total dalam bentuk grafik disajikan dalam bentuk gambar kurva total biaya pada Gambar 3. Biaya Output FC Biaya Output VC Gambar 2. Grafik Biaya Tetap (FC) dan Biaya Variabel (VC)
  • 6. 6 0 Q TFC TC TVC Biaya Total Gambar 3. Kurva Total Biaya. Pada Gambar 3, kurva TFC merupakan garis lurus yang menggambarkan biaya yang penggunaannya dalam jumlah tetap dalam satu periode produksi, sedangkan untuk kurva TVC menunjukkan adanya hubungan antara biaya-biaya variabel dengan output. Dua hal yang ditunjukkan pada Gambar 3, yaitu: pertama, apabila output sama dengan nol, maka biaya total ditentukan oleh biaya tetap. Artinya walaupun perusahaan tidak berproduksi, maka perusahaan harus tetap mengeluarkan biaya produksi. Kedua, bentuk kurva biaya total mengikuti bentuk kurva biaya variabel jangka pendek sesuai dengan perubahan input yang digunakan. Dalam jangka panjang semua biaya dianggap berubah. Biaya tetap yang digunakan dalam proses produksi dapat berupa biaya penyusutan asset tetap, yaitu biaya peralatan yang digunakan untuk proses produksi. Pendapatan Usahatani Soekartawi (1986) mendefinisikan pendapatan usahatani sebagai berikut: 1. pendapatan kotor usahatani (gross farm income) adalah sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik dijual maupun tidak dijual.
  • 7. 7 Produk total usahatani tersebut mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit atau makanan ternak, untuk pembayaran maupun produk yang disimpan di gudang pada akhir tahun. 2. pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam produksi. Nisbah pendapatan kotor per hektar atau per unit kerja dapat dihitung untuk menunjukkan intensitas operasi usahatani. 3. pengeluaran total usahatani (total farm expense) adalah sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Sehingga pengeluaran yang dihitung dalam tahun pembukuan adalah yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk dalam tahun pembukuan tersebut. 4. pengeluaran tidak tetap (variable cost) adalah sebagai pengeluaran yang digunakan untuk tanaman atau ternak tertentu dan jumlahnya berubah sebanding dengan besarnya produksi tanaman atau ternak itu. 5. pengeluaran tetap (fixed cost) adalah sebagai pengeluaran usahatani yang tidak tergantung pada besarnya produksi. Return Cost Ratio (R/C) Menurut Soekartawi (2002), R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik, hal ini dituliskan sebagai berikut: R P Y y  . C  FC VC R C P Y FC VC y /  . /  dimana: R = penerimaan C = biaya Py = harga output Y = output
  • 8. 8 FC = biaya tetap (fixed cost) VC = biaya variabel (variable cost) Dengan kriteria: jika R/C > 1, usahatani untung sehingga usahatani layak untuk dikembangkan; jika R/C < 1, usahatani rugi sehingga usahatani tidak layak dikembangkan; dan jika R/C = 1, usahatani berada pada titik impas atau berada pada titik break even point artinya usahatani tidak untung dan tidak rugi. III KERANGKA KONSEP PENGKAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pelaku utama pertanian di Indonesia didominasi oleh petani kecil, + 80% dari + 37 juta petani. Petani kecil dicirikan dengan: (1) pendapatannya yang rendah, yaitu setara 240 kg beras per kapita per tahun, (2) luas lahan yang sempit, yaitu rata-rata minimal < 0,17 ha di luar Jawa dan < 0,10 ha di pulau Jawa, (3) kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas, dan (4) petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamik (Soekartawi, Soeharjo, Dillon, dan Hardaker, 1986). Kepemilikan lahan yang semakin menyempit dengan percepatan di Pulau Jawa lebih cepat dari pulau lainnya mengakibatkan peningkatan pendapatan untuk kesejahteraan sulit diperoleh. Untuk itu perlu dicari solusi pemecahan melalui efisiensi usahatani pada sub sistem agribisnis khususnya pada agroinput, yaitu dengan usaha pembibitan, karena: (1) dapat menciptakan peluang usaha bagi petani yang mempunyai lahan sempit, dan (2) efisiensi waktu bagi pelaku usahatani “on farm” dalam berproduksi karena sudah tersedianya bibit yang unggul. Untuk mengkaji pengembangan kegiatan usahatani agar dapat meningkatkan pendapatan petani perlu dilihat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pembibitan cabe, dan analisa finansial untuk melihat kelayakan usahatani yang dilaksanakan. Dengan demikian diharapkan hasil dari
  • 9. 9 analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani pembibitan cabe dan analisis finansial dapat meningkatkan pendapatan usahatani. IV. BAHAN DAN METODE PENGKAJIAN Pada pengkajian ini pembibitan dilakukan dengan menggunakan plastik kecil yang berukuran kurang lebih 12 cm x 8 cm. Plastik yang telah tersedia dilubangi bagian samping dan bawahnya untuk membuang kelebihan air yang kemudian diisi dengan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang halus dengan perbandingan campurannya adalah 2 ember : 1 ember. Pembibitan cabe hendaknya dilakukan tiga kali dengan selang waktu satu dan dua minggu. Satu minggu setelah penyemaian pertama, benih disemai lagi sebanyak 5% dari seluruh kebutuhan bibit, begitu pula dengan minggu ke dua. Dengan demikian, akan tersedia cadangan bibit sebanyak 10% yang digunakan untuk menyulam tanaman di lahan yang mati, cacat, atau terserang hama dan penyakit. Dua contoh jenis atau varietas cabe unggul yang banyak dan layak dibudidayakan secara komersial serta populer dikalangan petani (Wiryanta, 2006):  Hot Beauty F1 (Cabe besar hibrida), dengan karakteristik:  tanaman tegak, agak tinggi, kuat, dan subur  tahan terhadap serangan virus  umur panen 95 hst  warna buah muda hijau tua dan berubah merah saat masak  produksi buah mencapai 140 buah dengan berat rata-rata7,5g per buah  panjang buah 13cm dengan garis tengah 1,4cm  dagingnya tipis, sangat pedas.
  • 10. 10  TM 999 F1 (cabe keriting hibrida) dengan karakteristik:  pertumbuhan tanaman kuat dan tinggi  tanaman terus menerus berbunga sehingga waktu panennya lama  cocok untuk dataran rendah  panjang buah 12,5cm dengan diameter 0,8cm  berat buah 5-6 gram  potensi hasil 0,8-1,2 kg per tanaman  Umur panen 90 hst di dataran rendah dan 105 hst di dataran tinggi. 4.1 Tempat dan Waktu Pengkajian Pengkajian dilakukan di Desa Pujon Kabupaten Malang yang dilakukan pada bulan Januari-April 2013. 4.2 Metode Penentuan Sampel Populasi dari pengkajian ini adalah petani yang merupakan petani bibit cabe di Desa Pujon dengan jumlah populasi sebanyak 21 orang, maka seluruhnya sebagai responden, dimana pengkajian ini dilakukan dengan metode sensus. 4.3 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode wawancara langsung dengan petani responden menggunakan kuisioner sebagai alat bantu pengumpulan data. Data sekunder diperoleh dengan metode pencatatan, dokumentasi dari lembaga atau instansi terkait yang mendukung penyelesaian pengkajian ini, 4.4. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam pengkajian ini meliputi metode return cost ratio (R/C), analisis regresi untuk fungsi keuntungan sebagai metode
  • 11. 11 analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani dan analisis perbandingan antara Nilai Produk Marginal (NPMx) dengan harga faktor produksinya (Px) untuk mengetahui tingkat efisiensi usahatani pembibitan cabe. V.HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisis Usahatani Pembibitan Cabe Hasil perhitungan analisis usahatani pembibitan cabe yang tampak pada Tabel 1, menunjukkan nilai R/C sebesar 1,54 yang diartikan bahwa usahatani pembibitan cabe menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Nilai R/C sebesar 1,54 dapat diartikan bahwa setiap pengeluaran biaya sebesar satu rupiah (Rp 1,-) dalam usahatani ini akan memperoleh penerimaan sebesar 1,54 rupiah. Sehingga secara finansial usahatani ini akan memperoleh keuntungan. Hasil analisis usahatani pembibitan cabe tersebut disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Kelayakan Usahatani Pembibitan Cabe FAKTOR PRODUKSI RATA-RATA JUMLAH PENGGUNAAN INPUT HARGA INPUT (Rp) RATA-RATA (Rp) Penerimaan: Produksi 16.785 100 1.678.500 Pengeluaran: Benih (butir) 21.087 30 632.610 Pupuk (kilogram) 189 345 65.265 Media Tanam (kilogram) 1.895 31 59.569 Polybag (potong) 21.087 4 74.286 Obat-obatan (liter) 10 1.231 11.786 Tenaga Kerja (upah per polybag) 21.087 7 152.127 Sewa Lahan (m2) 17 1.585 27.151 Biaya Penyusutan Alat & Mesin 1.059 Biaya Naungan 77.316 Total Pengeluaran 1.093.465 Pendapatan Usahatani 585.035 R/C 1,54
  • 12. 12 Selanjutnya secara rinci variabel-variabel yang masuk dalam analisis kelayakan usahatani pembibitan cabe diuraikan dalam pembahasan berikut ini: Pendapatan Usahatani Pembibitan Cabe Pendapatan usahatani pembibitan cabe untuk per 17m2 pada saat pengkajian dengan periode tanam selama 25-30 hari adalah sebesar Rp 585.035,- untuk produksi sebanyak 16.785 polybag bibit cabe, sehingga pendapatan per polybagnya sebesar Rp 35,-. Jika dibandingkan dengan usahatani budidaya cabe varietas TM 999, maka usahatani pembibitan cabe lebih menguntungkan. Keuntungan usahatani budidaya cabe per hektar per bulan adalah sebesar Rp 6.927.479,- dan jika dikonversikan per 17m2 sebagai perbandingan dengan usaha pembibitan cabe maka keuntungannya adalah Rp 11.777,-. Perbandingan pendapatan antara usahatani pembibitan cabe dengan usahatani budidaya cabe secara jelas disajikan dalam bentuk tabel pada Tabel 2. Tabel 2. Perbandingan Pendapatan antara Usahatani Pembibitan Cabe dengan Usahatani Budidaya Cabe Uraian Usahatani Pembibitan Cabe (Rp) Usahatani Budidaya Cabe (Rp) Lama usaha 25-30 hari 6 bulan Luas usaha 17 m2 1 ha Pendapatan 585.035 41.564.874 Pendapatan per bulan 585.035 6.927.479 Pendapatan per 17m2 per bulan 585.035 11.777 Berdasarkan perbandingan pendapatan kedua usahatani memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingan usahatani budidaya cabe dan dapat meningkatkan pendapatan usahatani petani pembibitan cabe sehingga usahatani ini secara ekonomis dapat dikembangkan.
  • 13. 13 Pengeluaran Usahatani Pembibitan Cabe Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk usahatani pembibitan cabe meliputi biaya sewa lahan, biaya benih, biaya pupuk, biaya media tanam, biaya obat- obatan, upah tenaga kerja, biaya penggunaan plastik polybag, biaya naungan, dan biaya penyusutan alat pertanian yang keseluruhannya merupakan biaya produksi. Sedangkan biaya produksi yang dikeluarkan untuk usahatani budidaya cabe meliputi (1) biaya penyiapan lahan, (2) biaya pembibitan dan penanaman, dan (3) biaya pemeliharaan tanaman dan panen. Berikut perbandingan pengeluaran biaya antar usahatani pembibitan cabe dengan usaha budidaya cabe (Tabel 3). Tabel 3. Perbandingan Pengeluaran antara Usahatani Pembibitan Cabe dengan Usahatani Budidaya Cabe Uraian Usahatani Pembibitan Cabe (Rp) Usahatani Budidaya Cabe (Rp) Lama usaha 25-30 hari 6 bulan Luas usaha 17 m2 1 ha Biaya produksi 1.093.465 34.935.125 Biaya produksi per bulan 1.093.465 5.822.521 Biaya produksi per 17 m2 per bulan 1.093.465 9.898 Tabel 3 menunjukkan bahwa bila dibandingkan antara pengeluaran usahatani pembibitan cabe dengan usahatani budidaya cabe per bulannya nampak bahwa pengeluaran biaya usahatani pembibitan cabe lebih sedikit dibandingkan dengan pengeluaran usaha untuk budidaya cabe. 5.2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Pembibitan Cabe Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani pembibitan cabe disajikan pada Tabel 4
  • 14. 14 Tabel 4. Hasil Estimasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Pembibitan Cabe Variabel Koefisien Regresi Thitung Sig. (Constant) -14,723 -2,895 0,012 Harga Benih (Rp/butir) -1,219 -0,844 0,413 Harga Pupuk (Rp/kg) 0,095* 2,676 0,018 Harga Media Tanam (Rp/kg) -3,595* -2,528 0,024 Upah Tenaga Kerja (Rp) -0,968 -1,425 0,176 Luas Lahan (m2) 0,205* 2,571 0,022 Penyusutan Alat (Rp) -0,048 -0,690 0,501 R (Multiple R) R Square R Square (Adjusted) F hitung = 0,789 = 0,623 = 0,461 = 3,851 Keterangan: (*) = signifikan pada taraf 0,05 F tabel 0,1 = 4,456 F tabel 0,05 = 2,848 Sign. F = 0,018 t tabel 0,01 = 2,977 t tabel 0,05 = 2,145 α = 0,05 Dari Tabel 4, diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel dengan selang kepercayaan 95% (α = 0,05), yang artinya secara bersama-sama semua variabel input mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan usahatani dengan taraf signifikansi sebesar 0,018 atau dengan kata lain bahwa model regresi yang dihasilkan layak digunakan. Untuk melihat kelayakan dari model yang digunakan selain dengan cara uji F, dapat pula di lihat dari matrik korelasi antara produksi dengan faktor-faktor produksi yang masuk dalam model, nilai VIF, tolerance, nilai residual berdistribusi normal, dan dengan melihat sebaran dari residual terhadap estimasi produksi secara grafis. Sumber untuk melihat ketepatan model tersebut dapat di lihat pada hasil output analisis dengan menggunakan alat analisis SPSS. Hasil analisis fungsi keuntungan dengan menggunakan analisis regresi juga menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) dengan jumlah responden
  • 15. 15 sebanyak 21 petani bibit cabe dan dengan variabel sebanyak enam variabel sebesar 0,62 yang artinya variabel harga benih, harga pupuk, harga media tanam, upah tenaga kerja, luas lahan, dan penyusutan alat pertanian (input harga variabel dan input variabel tetap yang dimasukkan ke dalam model) dapat menjelaskan variabel pendapatan usahatani sekitar 62%, dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Variabel harga benih, dan upah tenaga kerja, bertanda negatif namun tidak nyata atau tidak bermakna secara statistik dengan taraf signifikansi masing- masing sebesar 0,413 dan 0,176. Nilai koefisien regresi dari variabel tersebut adalah sebesar 1,219 untuk variabel harga benih dan 0,968 untuk variabel upah tenaga kerja. Hasil koefisien regresi untuk variabel harga media tanam yang digunakan dalam model fungsi keuntungan juga bertanda negatif dan nyata pada taraf signifikansi sebesar 0,024 terhadap pendapatan dengan nilai koefisiensi regresinya sebesar 3,595 yang artinya dengan adanya kenaikan harga media tanam, maka pendapatan yang diperoleh akan menurun sebesar 3,60%. Variabel media tanam berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani disebabkan karena variabel ini merupakan variabel media tanam yang lebih banyak digunakan dibandingkan dengan pupuk, sehingga dengan adanya kenaikan dari harga media tanam sangat berpengaruh terhadap pendapatan. Sementara itu variabel harga pupuk memiliki hubungan yang positif nyata dengan taraf signifikansi 0,018 terhadap pendapatan dan nilai koefisien regresinya adalah sebesar 0,095. Dengan adanya kenaikan harga pupuk tidak berpengaruh terhadap pendapatan karena perbandingan kenaikkan harga pupuk dengan penggunaan pupuk masih lebih kecil sehingga kenaikkan harga pupuk masih dapat meningkatkan pendapatan usahatani.
  • 16. 16 Sedangkan variabel tetap yang dimasukkan ke dalam model masing- masing adalah luas lahan dan biaya penyusutan alat. Nilai koefisien regresi untuk luas lahan adalah 0,205 yang berhubungan positif terhadap keuntungan dan berpengaruh nyata pada taraf signifikansi 0,022 sehingga dengan adanya penambahan luas lahan sebesar satu persen akan mempengaruhi keuntungan sebesar 0,21%, dan biaya penyusutan bertanda negatif senilai 0,048 sehingga apabila ada kenaikan biaya penyusutan alat sebesar satu persen akan menurunkan keuntungan usahatani sebesar 0,05% namun tidak berpengaruh secara nyata terhadap keuntungan dengan taraf signifikansinya sebesar 0,501. VI. KESIMPULAN 6.1.Kesimpulan Dari hasil pengkajian, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara finansial usahatani pembibitan cabe yang dilakukan oleh petani di Desa Pujon Kabupaten Malang layak untuk dikembangkan dengan nilai R/C sebesar 1,54 yang artinya setiap investasi atau biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan input Rp 10.000,- akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 15.400,-. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada pendapatan usahatani pembibitan cabe adalah harga media tanam, harga pupuk, dan luas lahan. Untuk harga pupuk dan luas lahan berpengaruh positif, sedangkan harga media tanam berpengaruh negatif.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Beattie, B.R. dan Taylor, C.R. 1996. Ekonomi Produksi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Chairudin, Rudi. 2000. Analisis Efisiensi Ekonomi pada Usahatani Padi Lebak (Studi Kasus di Desa Kotadaro, Kec. Tanjung Raja, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan). Tesis. Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang (Tidak Dipublikasikan). Chand, R. dan Kaul, J.L. 1986. A Note on The Use of The Cobb-Douglas Profit Function. American Journal Vol. 68, p. 162 – 164. Doll, J.P. dan Orazen. F. 1984. Production Economics Theory with Applications. 2nd. John Wiley and Sons. Singapura. Gujarati, Damodar dan Zain, Sumarno. 2006. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta. Hadi, P.U. 1989. Alternatif Kebijakan Harga untuk Meningkatkan Produksi Padi Sawah dan Pendapatan Petani. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 8 (2), p. 46 – 63. Hakim, Abdul. 2004. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta. Harsono. 2000. Analisis Total Pendapatan Rumah Tangga Petani Padi Sawah (RTPPS) dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya di Kabupaten Tulungagung. Disertasi, Program Pascasarjana. Universitas Airlangga. Surabaya. Henderson, J.H. dan Quant, R.E. 1980. Microeconomic Theory; A Mathematical Approach, 3-nd ED. McGraww-hill International Book Company. Miller, R.L. dan Meiners, R.E. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate. Terjemahan, Haris Munandar. Raya Grafindo Persada. Jakarta. Mustadjab, Muslich. 1994. Alokasi Sumberdaya Pertanian dan Usaha Konservasi Tanah pada Usahatani Lahan Kering dengan Status Penggunaan Lahan yang Berbeda. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Bandung. Pindyck, R.S. dan Rubenfeld, D.L. 1990. Econometric Models and Economic Forecast, Third Edition. McGraw-Hill. New York. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Rajawali Press. Jakarta. Susantun, Indah. 2000. Fungsi Keuntungan Cobb-Douglas dalam Pendugaan Efisiensi Ekonomi Relatif. Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian Ekonomi Negara Berkembang Vol. 5 (2), p. 149 – 162.