Dokumen tersebut membahas tentang analisis usahatani yang meliputi tujuan, keuntungan, biaya, penerimaan, dan pendapatan usahatani. Analisis ini berguna untuk membantu petani dalam pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah."
2. Usahatani merupakan usaha yang
kompleks.
Selain bertindak sebagai juru tani, petani
juga bertindak sebagai investor, manajer,
dan karyawan.
Petani juga melakukan usahatani dengan
berbagai tujuan seperti konsumsi,
melestarikan cara hidup, pendapatan, dan
sebagainya.
Diantara tujuan usahatani tersebut, petani
menghadapi permasalahan utama terkait
pendapatan.
Hal ini terjadi karena petani kesulitan
dalam memperhitungkan keadaan keuangan
usahatani yang dilakukannya, dampaknya
petani kesulitan menentukan apakah
usahataninya berhasil atau tidak.
Keberhasilan usahatani akan menghasilkan
cukup pendapatan, yang berguna untuk:
a. Membayar biaya semua alat-alat yang
diperlukan
b. Membayar modal yang dipergunakan, baik
modal internal maupun modal eksternal
c. Membayar upah tenaga petani dan keluarga
secara layak
d. Membayar tenaga petani sebagai manajer
e. Tetap produktif seperti kondisi semula
3. Tujuan Analisis Usahatani
1. Mengetahui keunggulan komparatif usahatani
2. Mengetahui kenaikan hasil yang semakin menurun
3. Mengetahui pengeluaran/ biaya usahatani
4. Mengetahui biaya yang diluangkan (opportunity cost)
5. Mengetahui pemilikan cabang usaha/ macam
tanaman lain apa yang dapat diusahakan
Keragaan usahatani dilihat dari berbagai aspek,
karena setiap macam tipe usahatani pada tiap skala
dan lokasi berbeda satu sama lain
4. Tujuan Lain Analisis Usahatani
• Menggambarkan keadaan keuangan suatu kegiatan usahatani
• Menggambarkan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan
atau tindakan.
Manfaat Analisis Usahatani
a. Membantu petani dalam pengambilan keputusan, terkait:
Penggunaan teknologi baru
Menyusun rencana yang akan datang
b. Bahan pertimbangan penentuan kebijakan pemerintah, dalam hal:
Harga produk
Harga sarana produksi, dan lainnya
5. Yang perlu diperhatikan, bahwa
keragaan usahatani harus dilihat
dari berbagai aspek, karena setiap
tipe usahatani pada tiap skala dan
lokasi berbeda satu sama lain.
6. Biaya merupakan nilai dari semua masukan
ekonomi yang diperlukan yang dapat
diperkirakan dan yang dapat diukur untuk
menghasilkan sesuatu produk.
BiayaTetap dan Biaya Tidak Tetap
Biaya tetap (fixed cost/ FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya
dan terus menerus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak
atau sedikit atau biaya yang tidak tergantung secara langsung dengan
tingkat produksi dalam jangka pendek. Misalnya pajak, penyusutan alat,
bunga modal investasi sendiri , bunga pinjaman, sewa tanah.
FC = (Harga Input Tetap Per Unit) x (Jumlah Input Tetap)
7. Penyusutan dapat diperoleh dengan metode garis
lurus, dengan rumus
Penyusutan = Nilai Awal (Harga Perolehan) –
Nilai Sisa Dibagi Umur Ekonomis
Contoh Soal
Harga perolehan Spryer Rp 100.000,00 dengan
umur ekonomis 3 tahun dan nilai sisa Rp 5.000,00.
Berapakah penyusutannya?
Penyusutan
8. Bunga Modal Sendiri
Besarnya modal sendiri diperoleh dari besarnya modal baik
untuk operasional usahatani maupun modal yang berupa
investasi dikalikan tingkat suku bunga yang berlaku.
Bunga Modal Sendiri = Nilai Modal Sendiri x Suku
Bunga Bank yang Berlaku
Contoh Soal
Seorang petani memiliki modal sendiri berupa tanah senilai
Rp 10.000.000,00 dan alat-alat senilai Rp 6.000.000,00.
Jika diketahui bunga bank untuk kredit sebesar 12% per
tahun. Berapakah bunga modal per bulan?
9. Biaya Tidak Tetap
Merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi
oleh produksi komoditas pertanian yang diproduksi
atau biaya yang secara langsung tergantung pada
tingkat output. Yang termasuk kedalam biaya ini,
adalah biaya bahan baku (seperti bibit, pupuk, pakan
ternak, dan bahan bakar), biaya tenaga kerja
langsung, dan sebagainya.
VC = (Harga Input Variabel Per Unit) x (Jumlah Input Variabel)
10. Biaya Yang Dibayarkan
Biaya yang Dibayarkan atau Biaya Eksplisit adalah biaya
yang dikeluarkan dalam bentuk uang atau benda dalam
aktivitas usahatani. Yang termasuk dalam biaya ini misalnya
biaya untuk bibit, pupuk, pestisida, tenaga kerja luar, pajak,
bunga pinjaman, dan lain-lain
Biaya Yang Tidak Dibayarkan
Biaya yang Tidak Dibayarkan atau Biaya Implisit adalah
biaya yang tidak dibayarkan meskipun sebenarnya
merupakan biaya usahatani. Misalnya biaya tenaga kerja
keluarga, penyusutan, bunga modal sendiri, dan sebagainya.
11. Biaya Alat-alat Luar
yaitu semua biaya yang dipergunakan untuk
menghasilkan penerimaan kecuali upah tenaga kerja
keluarga, bunga seluruh aktiva, biaya kegiatan petani
sendiri (seperti biaya saprodi, tenaga kerja luar, pajak,
penyusutanalat, dan sebagainya)
Biaya Mengusahakan (FarmExpences)
yaitu biaya alat-alat luar ditambah dengan upah
tenaga keluarga
Biaya Menghasilkan
yaitu biaya mengusahakanditambahkandenganbunga
modal sendiri
12. Biaya Usahatani dipengaruhi oleh :
1. Struktur tanah
2. Topografi tanah
3. Jenis dan varietas tanaman
4. Tingkat teknologi yang digunakan
13. Nilai Hasil Usahatani 3 komponen :
1. Nilai hasil usahatani yang dijual
2. Nilai hasil usahatani yang dikonsumsi
3. Kenaikan nilai inventaris : (nilai akhir tahun – nilai awal)
Penerimaan/ Pendapatan Kotor
Adalah keseluruhan nilai hasil yang dipeoleh dari semua cabang usahatani dan
sumber dalam usahatani yang diperhitungkan dari hasil penjualan, pertukaran,
atau penaksiran kembali dalam satu periode waktu. Penerimaan usahatani
diperoleh dari perkalian anatar produksi yang dihasilkan dengan harga jual.
Analisis penerimaan dilakukan dengan analisis parsial dan analisis keseluruhan.
14. TR = Y x Py
dimana TR = total penerimaan
Y = produksi yang diperoleh dalam usahatani
Py = harga Y
Contoh Soal
Keluarga Pak Ardi memiliki hasil usahatani sebagai berikut:
Padi sejumlah 2.500 kg dengan harga jual Rp 3.500,00 per kg
Wortel sejumlah 500 kg dengan harga jual Rp 1.200,00 per kg
Telur ayam buras sejumlah 1 kg dengan harga jual Rp 20.000,00 per kg
Tanah dengan harga awal Rp 2.000.000,00, namun pada saat analisis harganya menjadi
Rp 2.500.000,00
Berapakah penerimaan usahatani padi Pak Ardi?
Berapakah penerimaan usahatani keluarga Pak Ardi?
15. Penerimaan – Biaya = Pendapatan Usahatani
Usahatani Usahatani
Dialokasikan pada berbagai kebutuhan
Mengelola Usahatani Konsumsi (kebutuhan hidup)
+
Sisa Pendapatan
Kegunaan Potensial :
1. Tabungan
2. Dana utk kegiatan sektor lain
Pendapatan Usahatani
16. Secara matematis, pendapatan usahatani ditulis dengan rumus berikut
𝜋 = 𝑌. 𝑃𝑦 − 𝑥𝑖 . 𝑃𝑥𝑖 − 𝐵𝑇𝑇
dimana π = pendapatan (rupiah)
Y = jumlah produksi (kg)
Py = harga hasil produksi (rupiah)
xi = faktor produksi (i = 1, 2, 3, ......, n)
Pxi = harga faktor produksi ke-i (rupiah)
BTT = biaya tetap total (rupiah)
17. Macam-macam Hubungan Biaya Dan Pendapatan
a. Pendapatan Petani (Family Farm Income) = penerimaan usahatani – (biaya
alat-alat luar + bunga modal dari luar)
b. Pendapatan Bersih (Net Income) = penerimaan usahatani – biaya
mengusahakan (farm expences yang diperoleh dari biaya alat-alat luar +
upah tenaga keluarga)
c. Keuntungan Pengusaha/ Pengelola (Profit) = penerimaan usahatani – biaya
menghasilkan (biaya mengusahakan + bunga modal yang dipergunakan)
d. Pendapatan diperoleh dari penerimaan – biaya eksplisit
e. Keuntungan diperoleh dari penerimaan – (biaya eksplisit + biaya implisit)
18. Faktor-faktor Yang Berpengaruh Pada Pendapatan
a. Tingkat harga
b. Keadaan istimewa bencana alam
c. Besarnya usahatani
d. Tinginya produksi
e. Efisiensi penggunaan tenaga kerja, alat-alat pertanian, dan modal
f. Pembagian cabang usahatani
g. Cara-cara pemasaran
Keberhasilan usahatani dapat diperoleh apabila petani
menguasai faktor-faktor tersebut dan pemerintah
menciptakan kondisi sehingga petani menguasai faktor-
faktor tersebut.
19. Contoh Soal Berikut ini adalah data usahatani wortel pada lahan 2.000 m2 per musim tanam (3 bulan).
Uraian Jumlah Harga/unit(Rp) Biaya(Rp)
Tenaga kerja luar keluarga (HKP) 129 17.000
Pupuk organik (kg) 2.000 750
Pupuk anorganik:
- Urea (kg)
- ZA (kg)
- SP 36 (kg)
- KCL (kg)
150
42
92
18
1.800
1.600
2.000
2.200
Pestisida (lt) 3 75.000
Benih (kg) 20 25.000
Pupuk daun (lt) 0,02 50.000
Ponska (kg) 5 2.000
Kapur pertanian (kg) 4 6.000
Irigasi 23.500
Penyusutan alat 20.000
Pajak tanah 50.000
20. Tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan sebanyak 30 HKP. Modal
yang dimiliki berupa tanah dengan nilai Rp 15.000.000,00 dan peralatan
senilai Rp 8.000.000,00 dan tingkat suku bunga bank 11 persen per
tahun. Hitunglah:
a. Biaya eksplisit
b. Biaya implisit
c. biaya alat-alat luar
d. biaya mengusahakan
e. Biaya menghasilkan
21. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
Suatu usahatani memiliki indikator untuk
menentukan keberlanjutan usahatani
tersebut. Indikator tersebut menjelaskan
berapa persen yang diperoleh petani dalam
pengembalian penggunaan sumberdaya
yang digunakan, baik tenaga kerja, modal,
maupun lahan. Indikator ini berupa revenue
cost ratio (R/C rasio) dan benefit cost ratio
(B/C rasio). R/C rasio merupakan sebuah
nilai yang diperoleh dari pembagian antara
penerimaan usahatani dengan biaya total
usahatani.
22. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
𝑅 𝐶 =
𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑖
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑖
Nilai R/C yang lebih kecil dari 1 mengartikan
bahwa penerimaan lebih kecil dari biaya atau
usahatani mengalami kerugian.
Jika R/C sama dengan 1, artinya penerimaan yang
diterima hanya mampu menutupi biaya yang
dikeluarkan atau usahatani tidak untung dan tidak
rugi.
Jika R/C lebih besar dari 1, artinya usahatani
menguntungkan.
23. Rasio Keuntungan Terhadap Biaya
Benefit cost ratio merupakan perbandingan
antara keuntungan usahatani dengan biaya
usahatani.
Nilai B/C bisa negatif atau positif. B/C yang
bernilai negatif artinya usahatani mengalami
kerugian secara ekonomi.
Sebaliknya, B/C yang postif menunjukkan bahwa
usatani menguntungkan.
𝐵 𝐶 =
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑖
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛𝑖
24. Analisis Risiko Usahatani (Coeffiicient of Variation)
Coeffiicient of Variation atau metode koefisien
variasi (CV) digunakan untuk mengalisis risiko
suatu usahatani.
Koefisien variasi diperoleh dari rasio standar deviasi
dengan nilai yang diharapkan atau expected return.
Nilai CV berbanding lurus dengan risiko yang
dihadapi petani, artinya semakin kecil nilai koefisien
variasi, maka semakin rendah risiko yang dihadapi
dari suatu usahatani.
Begitu pula sebaliknya, semakin besar nilai CV yang
didapat maka semakin besar pula risiko yang harus
ditanggung petani.
25. Analisis Risiko Usahatani (Coeffiicient of Variation)
𝐶𝑉 =
𝜎𝑖
𝜇
dimana CV = koefisien variasi
𝜎𝑖 = simpangan baku
𝜇 = rata-rata hasil (misalnya ton/ha)
Kriteria pengambilan keputusan
a. Apabila nilai CV ≤ 1 maka produksi usahatani yang
dianalisis memiliki risiko kecil
b. Apabila nilai CV > 1 maka produksi usahatani yang
dianalisis memiliki risiko besar
26. Contoh
Hasil penilaian risiko produksi bawang merah diluar musim
atau off season di Desa Petak Kecamatan Bogor Kabupaten
Nganjuk menggunakan metode koefisien variasi diperoleh
nilai sebesar 1,01. Interpretasikan nilai CV tersebut!
Jawab
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, nilai CV > 1 atau 1,01 > 1 menunjukkan bahwa risiko
produksi yang dihadapi petani bawang merah di Desa Petak yang melakukan usahatani bawang
merah diluar musim atau off-season adalah tergolong tinggi. Nilai coefficient variation sebesar
1,01 ini memiliki arti bahwa risiko produksi yang dihadapi petani bawang merah di Desa Petak
saat melakukan usahatani di musim penghujan atau off-season adalah sebesar 101% dari nilai
produksi yang diperoleh petani.