SlideShare a Scribd company logo
Kelompok 5
Analisis Gerombol
(Cluster Analysis)
 Kurnia Millati Akhyar (1307469)
 Fernando (1307495)
 Novia Marliani (1307515)
PRINSIP DASAR ANALISIS
  Analisis cluster adalah analisis statistik peubah
ganda yang digunakan apabila ada N buah individu
atau objek yang mempunyai p peubah, dan N objek
tersebut ingin dikelompokkan ke dalam k kelompok
berdasarkan sifat-sifat yang diamati sehingga
individu atau objek yang terletak dalam satu
gerombol memiliki kemiripan sifat yang lebih besar
dibandingkan dengan individu yang terletak dalam
gerombol lain (Dillon & Goldstein, 1984).
Jarak yang biasanya digunakan dalam analisis
penggerombolan diantaranya :
a. Jarak Euclidian
Jarak Euclidian adalah jarak yang paling umum dan
paling sering digunakan dalam analisis gerombol. Jarak
Euclidian antara dua titik dapat terdefinisikan dengan jelas.
Jarak Euclidian antara gerombol ke-i dan ke-j dari p
peubah didefinisikan:
dengan :
b. Jarak Kuadrat Euclidean
  Tujuan jarak kuadrat Euclidean standar yaitu untuk
menempatkan bobot yang lebih besar secara progresif pada objek yang
jaraknya jauh.
jarak(x,y)=
c. Jarak City-Block (Manhattan)
  Jarak ini memudahkan jarak rata-rata dimensi-dimensi secara
menyilang. Dalam banyak kasus, ukuran jarak ini mendapatkan hasil
yang mirip terhadap jarak Euklidean sederhana. Bagaimanapun,
perhatikan bahwa dalam ukuran ini, efek dari perbedaan besar yang
tunggal (pencilan) dibuang, karena tidak dikuadratkan.
jarak(x,y)=
∑ −
i
ii YX 2
)(
∑ − ii yxi
d. Jarak Chebychev
   Ukuran jarak ini mungkin cocok untuk kasus
menentukan 2 objek, sebagai “Berbeda” jika mereka
berbeda terhadap segala sesuatu pada dimensi. Jarak
Chebychev dihitung sbb : jarak (x,y)= maksimum
ii yx −
Tujuan analisis gerombol secara khusus antara
lain :
1. Pengelompokkan
  Analisis cluster digunakan dengan tujuan explanatory
maupun confirmatory.
2. Penyederhanaan data
  Analisis cluster menetapkan struktur dari observasi atau
data bukan variabel.
3. Pengidentifikasian hubungan
Analisis cluster dapat menunjukkan ada tidaknya
hubungan antar observasi atau obyek dalam analisis.
Manfaat analisis gerombol , diantaranya :
1. Untuk menerapkan dasar-dasar pengelompokan dengan lebih
konsisten.
2. Untuk mengembangkan suatu metode generalisasi secara
innduktif, yaitu AAAapengambilan kesimpulan secara umum
dengan berdasarkan fakta - fakta khusus.
3. Menemukan tipologi yang cocok dengan karakter obyek yang
diteliti.
4. Mendiskripsikan sifat-sifat / karakteristik dari masing-masing
kelompok.
ASUMSI ANALISIS GEROMBOL
1. Data yang representatif, sample yang diambil benar-benar bisa
mewakili populasi yang ada.
  
2. Tidak terjadi Multikolinearitas
    
Metode Pengerombolan
A.Metode Penggerombolan Berhierarkhi
    Metode ini digunakan untuk menggerombolkan
pengamatan secara terstruktur berdasarkan kemiripan
sifatnya dan gerombol yang diinginkan belum diketahui
banyaknya.
   
Ada dua cara untuk mendapatkan gerombol dengan metode
penggerombolan hirarki yaitu dengan cara penggabungan
(aglomerative) dan pemisahan gerombol (devisive).
a. Keterhubungan Tunggal (Single Linkage)
Metode Single Linkage atau disebut juga dengan motode
pautan tunggal, jarak antara dua cluster (kelompok) dapat
ditentukan dari dua obyek berpasangan yang memiliki kesamaan
atau memiliki jarak terdekat (nearest neighbor) dalam cluster yang
berbeda.
Untuk menghitung jarak cluster (UV) dengan cluster-
cluster yang lain dapat dirumuskan dengan :
d(UV)W = min {dUW,dVW}
   
b. keterhubungan menyeluruh (Complete Linkage / Furthest Neighbor)
  Jarak antar cluster pada metode Complete Linkage atau
disebut juga metode pautan lengkap, ditentukan dari jarak terjauh
antara dua obyek pada cluster yang berbeda (furthest neighbor).
Metode ini dapat digunakan dengan baik untuk kasus dimana obyek-
obyek yang ada berasal dari kelompok yang benar-benar berbeda.
Untuk menghitung jarak cluster (UV) dengan cluster-cluster
yang lain dapat dirumuskan dengan :
     d(UV)W = max {dUW,dVW}
Catatan: nilai dUW dan dVW menggambarkan jarak terjauh
antara cluster U dengan W serta V dengan W.
c. Keterhubungan Rataan (Average Linkage)
   Jarak antar cluster pada metode Average Linkage atau disebut
juga metode pautan rataan, ditentukan dari rata-rata jarak seluruh
objek suatu cluster terhadap seluruh objek pada cluster lainnya. Pada
berbagai keadaan, metode ini dianggap lebih stabil dibandingkan
dengan kedua metode di atas.
  
Untuk menghitung jarak cluster (UV) dengan cluster-cluster
yang lain dapat dirumuskan dengan :
     d(UV)W = rata-rata {dUW,dVW}
Catatan: nilai dUW dan dVW menggambarkan jarak rata-rata antara
cluster U dengan W serta V dengan W.
    
d. Algoritma dan metode pengelompokan hirarki lainnya
Secara umum, algoritma untuk metode pengelompokan
hirarki adalah:
1. Tentukan matriks jarak antar data atau kelompok
2. Gabungkan dua data atau kelompok terdekat ke dalam
kelompok yang baru
3. Tentukan kembali matrik jarak tersebut.
4. Lakukan langkah 2 dan 3 sampai semua data masuk dalam
satu kelompok
    
B. Metode tak berhirarki
   
  Salah satu metode dalam metode penggerombolan tak
berhirarki yaitu metode k-means.
Dua masalah utama yang harus diketahui dalam
penggerombolan non hierarki adalah jumlah gerombol dan pemilihan
pusat gerombol (centroid).     
Metode K-Rataan
      MacQueen menyarankan penggunaan K-rataan untuk
menjelaskan algoritma dalam penentuan suatu objek ke dalam
gerombol tertentu berdasarkan rataan terdekat. Dalam bentuk yang
paling sederhana.
proses ini terdiri dari tiga tahap:
1.Bagi objek-objek tersebut ke dalam K gerombol awal.
2.Masukkan tiap objek ke suatu gerombol berdasarkan rataan terdekat.
Jarak biasanya ditentukan dengan menggunakan Euclidean. Hitung
kembali rataan untuk gerombol yang mendapat objek dan yang
kehilangan objek.
3.Ulangi langkah 2 sampai tidak ada lagi pemindahan objek antar
gerombol.
PROSEDUR ANALISIS
1.Mengumpulkan data
2.Pembakuan data
Setelah data di peroleh kemudian di amati apakah data
memiliki satuan yang sama atau atidak. Jika tidak perlu dilakukan
pembakuan data.
3. Menentukan korelasi antar peubah
Jika terdapat multikolinearitas, maka dilakukan
transformasi terhadapadata menggunakan Analisis Komponen
Utama (AKU), korelasi menunjukkan keeratan hubungan dari
masing-masing peubah.
4. Analisis Komponen Utama (AKU)
Pada analisis komponen utama akan didapat akar ciri dan
proporsi aakeragaman. Akar ciri dipilih nilai yang besar dari satu,
sedangkan proporsi keragaman berada > 80 %.
5. Menentuan ukuran ketakmiripan antar satuan pengamatan yang
akan digerombolkan dengan menggunakan jarak yang akan
digunakan.
6. Melakukan tahap penggerombolan dengan menggunakan metode
penggerombolan.
7. Melakukan interpretasi terhadap gerombol yang terbentuk.
Tahapan Penggerombolan
1.Menghitung ukuran ketakmiripan antara pasangan objek ke –i dan
ke-j yang disusun dalam bentuk matriks.
2.Menggabungkan antara objek ke –i dan ke –j menjadi objek yang
baru berdasarkan kriteria penggerombolan tertentu.
3.Menghitung kembali ukuran pada alangkah 1, berkaitan dengan
penggabungan objek ke –i dan ke-j pada langkah 2 menjadi objek
baru.
4.Kembali pada langkah 1, bila ukuran matriks yang berisi informasi
ketakmiripan antar objek masih berukuran lebih besar 2 x 2.
(Siswandi dan Budi Suharjo,
1998:4)
Contoh Penerapan
Dari penelitian yang dilakukan terhadap 12 kota, ingin
diketahui pengelompokan kota-kota tersebut berdasarkan instrumen 5
variabel yaitu :
jumlah pendapatan kota (trilyun Rp)
jumlah pinjaman pemerintah kota (milyar Rp)
jumlah dana hibah yang dimiliki kota (milyar Rp)
jumlah konsumsi pemerintah kota (milyar Rp)
jumlah penduduk kota (juta jiwa).
Untuk itu data yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut:
Standardisasi data
Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Klik Analyze > Descriptive statistic > descriptive
2. Pada kotak dialog descripstiv, masukkan semua variabel ke dalam
kotak variable(s), kemudian aktifkan save standardized values as
variables.
3. Klik OK.
Hasil Output
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
1.Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
b. Pada kotak dialog Hierarki cluster analysis,
masukkan seluruh variabel yang telah di standardized
ke dalam kotak variable(s). Untuk bagian “Label cases
by” masukkan kota, sedangkan untuk bagian “cluster”
pilih cases, pada bagian display pilih keduanya yaitu
statistic dan plot.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
c. Kemudian klik mouse pada bagian statistic Selain kotak
aglomerative schedule, aktifkan kotak proximity matrix untuk
menampilkan jarak antar variabel, pada bagian cluster
membership klik range of solution lalu ketik 2 pada form dan 4
pada through (artinya akan ditampilkan susunan 2, 3 ,4 cluster),
kemudian tekan continu
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
d. Klik mouse pada plot
Aktifkan pilihan dendogram, kmudian pada bagian icicle pilih
none, abaikan bagian yang lain, pilih continu
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Pada bagian “Cluster Method” pilih Between groups
linkage. Kemudian buka kotak combo Square Euclidean
distance pada “Measure”; dan pada “Transform Values”
buka kotak combo pada pilihan Z-score. Abaikan bagian yang lain
lalu tekan tombol “Continue” untuk kembali ke menu utama.
Dari tampilan menu utama, tekan tombol OK untuk
menampilkan output aplikasi program SPSS seperti berikut.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Tabel output di atas menunjukkan bahwa semua data
sejumlah 12 obyek telah diproses tanpa ada data yang hilang.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Tabel diatas menujukkan matrik jarak antara variabel
satu dengan variabel yang lain. Semakin kecil jarak
euclidean maka semakin mirip kedua variabel
tersebut sehingga akan membentuk kelompok (cluster).
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Tabel di atas merupakan hasil proses clustering dengan
metode Between Group Linkage. Setelah jarak antar variabel diukur
dengan jarak euclidean, maka dilakukan pengelompokan, yang
dilakukan secara bertingkat.
Stage 1 : terbentuk 1 cluster yang beranggotakan Kota K dan Kota
L dengan jarak 1,139 (perhatikan pada kolom Coefficients).
Karena proses aglomerasi dimulai dari 2 obyek yang terdekat,
maka jarak tersebut adalah yang terdekat dari sekian kombinasi
jarak 12 obyek yang ada. Selanjutnya lihat kolom terakhir
(Next Stage), terlihat angka 4.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Hal ini berarti clustering selanjutnya dilakukan dengan
melihat stage 4, dengan penjelasan berikut.
Baris ke-4 (stage 4) terlihat obyek ke-7 (Kota G) membentuk
cluster dengan Kota K. Dengan demikian, sekarang cluster terdiri
dari 3 obyek yaitu Kota G, K, dan L. Sedangkan jarak sebesar 2,097
merupakan jarak rata-rata obyek terakhir yang bergabing dengan
2 obyek sebelumnya, seperti tampak dalam Proximity matrix dan
dapat dihitung sebagai berikut :
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
a. Jarak Kota G dan K = 2,432
b. Jarak Kota G dan L = 1,761
c. Jarak rata-rata = (2,432 + 1,761) / 2 = 2,0965
Stage 2 :terjadi pembentukan cluster Kota D dan Kota E
berjarak 1,515, yang kemudian berlanjut ke stage 6.
Demikian seterusnya dari stage 3 dilanjutkan ke stage 5,
sampai ke stage terakhir.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Proses aglomerasi ini bersifat kompleks, khususnya
perhitungan koefisien yang melibatkan sekian banyak obyek dan
terus bertambah. Proses aglomerasi pada akhirnya akan
menyatukan semua obyek menjadi satu cluster. Hanya saja dalam
prosesnya dihasilkan beberapa cluster dengan masing-masing
anggotanya, tergantung jumlah cluster yang dibentuk.
Perincian jumlah cluster dengan anggota yang terbentuk
dapat dilihat pada tabel output berikut ini :
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Dari tabel diatas dapat dijabarkan bahwa :
1. Apabila diinginkan dibentuk 4 cluster, maka :
a. Anggota cluster 1 adalah Kota A
b. Anggota cluster 2 adalah Kota B dan Kota H
c. Anggota cluster 3 adalah C, D, dan E
d. Anggota cluster 4 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L.
2. Apabila ditentukan dibentuk 3 cluster, maka :
a. Anggota cluster 1 adalah Kota A
b. Anggota cluster 2 adalah Kota B, C, D, E, dan H.
c. Anggota cluster 3 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
1.Apabila ditentukan dibentuk 2 cluster, maka :
a.Anggota cluster 1 adalah Kota A, B, C, D, E, dan H
b.Anggota cluster 2 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L
3. Apabila ditentukan dibentuk 2 cluster, maka :
a. Anggota cluster 1 adalah Kota A, B, C, D, E, dan H
b. Anggota cluster 2 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
Dendogram berguna untuk menunjukkan anggota
cluster yang ada jika akan ditentukan berapa cluster yang
seharusnya dibentuk. Dari dendogram di atas terlihat bahwa,
apabila akan dibentuk 2 cluster, maka cluster 1 beranggotakan
Kota K sampai dengan Kota F (sesuai urutan dalam dendogram);
dan cluster2 beranggotakan Kota D sampai dengan Kota A.
Demikian seterusnya dapat dengan mudah dilihat anggota tiap
cluster sesuai jumlah cluster yang diinginkan.
Metode Hierarki Cluster
Langkah-langkah:
Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster

More Related Content

What's hot

Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)
Rani Nooraeni
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
Universitas Negeri Makassar
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Prima37
 
Teknik integrasi
Teknik integrasiTeknik integrasi
Teknik integrasi
indirahayu
 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodririn12
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
Rani Nooraeni
 
Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)
Rani Nooraeni
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Fitria Eviana
 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
Titis Setya Wulandari
 
pengujian hipotesis
pengujian hipotesispengujian hipotesis
pengujian hipotesis
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Arning Susilawati
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
Rani Nooraeni
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
Maya Umami
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
nur cendana sari
 
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
petrus fendiyanto
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistikamus_lim
 
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonDistribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Suci Agustina
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Sowanto Sanusi
 

What's hot (20)

Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)Analisis Faktor (1)
Analisis Faktor (1)
 
Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z Uji perbedaan uji z
Uji perbedaan uji z
 
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
Materi p12 parametrik_analisis of varians (anova)
 
Uji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametrisUji hipotesis deskriptif non parametris
Uji hipotesis deskriptif non parametris
 
Teknik integrasi
Teknik integrasiTeknik integrasi
Teknik integrasi
 
Metode maximum likelihood
Metode maximum likelihoodMetode maximum likelihood
Metode maximum likelihood
 
Bab 7 anova
Bab 7 anovaBab 7 anova
Bab 7 anova
 
Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)Analisis Komponen Utama (1)
Analisis Komponen Utama (1)
 
Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)Analisis Faktor (2.1)
Analisis Faktor (2.1)
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
 
pengujian hipotesis
pengujian hipotesispengujian hipotesis
pengujian hipotesis
 
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang KontinuDistribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
Distribusi Peluang Diskrit dan Distribusi Peluang Kontinu
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution (2)
 
Rumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitasRumus Manual Uji homogenitas
Rumus Manual Uji homogenitas
 
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier SederhanaMODUL 6 Regresi Linier Sederhana
MODUL 6 Regresi Linier Sederhana
 
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
Kohonen SOM dan Learning Vector Quantization (LVQ)
 
Metode statistika
Metode statistikaMetode statistika
Metode statistika
 
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonDistribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poisson
 
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
Pengujian one way anova dengan manual dan spss 19
 

Similar to Analisis Cluster

Klasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdf
Klasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdfKlasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdf
Klasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdf
Elvi Rahmi
 
LN s10-machine vision-s2
LN s10-machine vision-s2LN s10-machine vision-s2
LN s10-machine vision-s2
Binus Online Learning
 
Belajar mudah algoritma data mining k means
Belajar mudah algoritma data mining k meansBelajar mudah algoritma data mining k means
Belajar mudah algoritma data mining k means
ilmuBiner
 
Modul clustering data mining modul clustering
Modul clustering data mining modul clusteringModul clustering data mining modul clustering
Modul clustering data mining modul clustering
Universitas Bina Darma Palembang
 
Machine Learning Diskusi 9.pdf
Machine Learning Diskusi 9.pdfMachine Learning Diskusi 9.pdf
Machine Learning Diskusi 9.pdf
HendroGunawan8
 
Artikel Final Yan Yan G
Artikel Final Yan Yan GArtikel Final Yan Yan G
Artikel Final Yan Yan G
Yan Gustiana
 
Machine Learning Diskusi 10.pdf
Machine Learning Diskusi 10.pdfMachine Learning Diskusi 10.pdf
Machine Learning Diskusi 10.pdf
HendroGunawan8
 
Analisis klaster
Analisis klasterAnalisis klaster
Analisis klaster
Institut Teknologi Bandung
 
Pcd 012 - pengenalan pola (lanjutan)
Pcd   012 - pengenalan pola (lanjutan)Pcd   012 - pengenalan pola (lanjutan)
Pcd 012 - pengenalan pola (lanjutan)Febriyani Syafri
 
Laporan cluster
Laporan clusterLaporan cluster
Laporan cluster
Anangzakir
 
Clustering _IgedeAris.ppt
Clustering _IgedeAris.pptClustering _IgedeAris.ppt
Clustering _IgedeAris.ppt
PandeKadek3
 
Clusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdf
Clusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdfClusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdf
Clusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdf
FadlyFebriya2
 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
Danu Kusumo Kusumo
 
Modul praktikum 3 cluster
Modul praktikum 3   clusterModul praktikum 3   cluster
Modul praktikum 3 cluster
DeiHart DeiHart
 
Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)
Rani Nooraeni
 
Jurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-means
Jurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-meansJurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-means
Jurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-means
ym.ygrex@comp
 
Algoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptx
Algoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptxAlgoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptx
Algoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptx
anirmakandidagtg15
 
Bab 1 4 jadiii
Bab 1 4 jadiiiBab 1 4 jadiii
Bab 1 4 jadiii
Obex Nurdiansyah
 
K-MEANS CLUSTERING.pptx
K-MEANS CLUSTERING.pptxK-MEANS CLUSTERING.pptx
K-MEANS CLUSTERING.pptx
GemmaDwiPrasetya
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariat
kartiko edhi
 

Similar to Analisis Cluster (20)

Klasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdf
Klasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdfKlasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdf
Klasterisasi - AHC (Agglomerative Hierarchical Clustering).pdf
 
LN s10-machine vision-s2
LN s10-machine vision-s2LN s10-machine vision-s2
LN s10-machine vision-s2
 
Belajar mudah algoritma data mining k means
Belajar mudah algoritma data mining k meansBelajar mudah algoritma data mining k means
Belajar mudah algoritma data mining k means
 
Modul clustering data mining modul clustering
Modul clustering data mining modul clusteringModul clustering data mining modul clustering
Modul clustering data mining modul clustering
 
Machine Learning Diskusi 9.pdf
Machine Learning Diskusi 9.pdfMachine Learning Diskusi 9.pdf
Machine Learning Diskusi 9.pdf
 
Artikel Final Yan Yan G
Artikel Final Yan Yan GArtikel Final Yan Yan G
Artikel Final Yan Yan G
 
Machine Learning Diskusi 10.pdf
Machine Learning Diskusi 10.pdfMachine Learning Diskusi 10.pdf
Machine Learning Diskusi 10.pdf
 
Analisis klaster
Analisis klasterAnalisis klaster
Analisis klaster
 
Pcd 012 - pengenalan pola (lanjutan)
Pcd   012 - pengenalan pola (lanjutan)Pcd   012 - pengenalan pola (lanjutan)
Pcd 012 - pengenalan pola (lanjutan)
 
Laporan cluster
Laporan clusterLaporan cluster
Laporan cluster
 
Clustering _IgedeAris.ppt
Clustering _IgedeAris.pptClustering _IgedeAris.ppt
Clustering _IgedeAris.ppt
 
Clusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdf
Clusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdfClusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdf
Clusteringgggggggggggggggfffffffffffg.pdf
 
Modul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptifModul 1 statistika deskriptif
Modul 1 statistika deskriptif
 
Modul praktikum 3 cluster
Modul praktikum 3   clusterModul praktikum 3   cluster
Modul praktikum 3 cluster
 
Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)Analisis Klaster (2)
Analisis Klaster (2)
 
Jurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-means
Jurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-meansJurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-means
Jurnal 15235 pengelompokan kayu kelapa menggunakan algoritma k-means
 
Algoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptx
Algoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptxAlgoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptx
Algoritma Klasifikasi K-Means Clustering.pptx
 
Bab 1 4 jadiii
Bab 1 4 jadiiiBab 1 4 jadiii
Bab 1 4 jadiii
 
K-MEANS CLUSTERING.pptx
K-MEANS CLUSTERING.pptxK-MEANS CLUSTERING.pptx
K-MEANS CLUSTERING.pptx
 
Metode statistik multivariat
Metode statistik multivariatMetode statistik multivariat
Metode statistik multivariat
 

Recently uploaded

Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
AlmaDani8
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
NurlinaAbdullah1
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 

Recently uploaded (12)

Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 

Analisis Cluster

  • 1. Kelompok 5 Analisis Gerombol (Cluster Analysis)  Kurnia Millati Akhyar (1307469)  Fernando (1307495)  Novia Marliani (1307515)
  • 2. PRINSIP DASAR ANALISIS   Analisis cluster adalah analisis statistik peubah ganda yang digunakan apabila ada N buah individu atau objek yang mempunyai p peubah, dan N objek tersebut ingin dikelompokkan ke dalam k kelompok berdasarkan sifat-sifat yang diamati sehingga individu atau objek yang terletak dalam satu gerombol memiliki kemiripan sifat yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang terletak dalam gerombol lain (Dillon & Goldstein, 1984).
  • 3. Jarak yang biasanya digunakan dalam analisis penggerombolan diantaranya : a. Jarak Euclidian Jarak Euclidian adalah jarak yang paling umum dan paling sering digunakan dalam analisis gerombol. Jarak Euclidian antara dua titik dapat terdefinisikan dengan jelas. Jarak Euclidian antara gerombol ke-i dan ke-j dari p peubah didefinisikan: dengan :
  • 4. b. Jarak Kuadrat Euclidean   Tujuan jarak kuadrat Euclidean standar yaitu untuk menempatkan bobot yang lebih besar secara progresif pada objek yang jaraknya jauh. jarak(x,y)= c. Jarak City-Block (Manhattan)   Jarak ini memudahkan jarak rata-rata dimensi-dimensi secara menyilang. Dalam banyak kasus, ukuran jarak ini mendapatkan hasil yang mirip terhadap jarak Euklidean sederhana. Bagaimanapun, perhatikan bahwa dalam ukuran ini, efek dari perbedaan besar yang tunggal (pencilan) dibuang, karena tidak dikuadratkan. jarak(x,y)= ∑ − i ii YX 2 )( ∑ − ii yxi
  • 5. d. Jarak Chebychev    Ukuran jarak ini mungkin cocok untuk kasus menentukan 2 objek, sebagai “Berbeda” jika mereka berbeda terhadap segala sesuatu pada dimensi. Jarak Chebychev dihitung sbb : jarak (x,y)= maksimum ii yx −
  • 6. Tujuan analisis gerombol secara khusus antara lain : 1. Pengelompokkan   Analisis cluster digunakan dengan tujuan explanatory maupun confirmatory. 2. Penyederhanaan data   Analisis cluster menetapkan struktur dari observasi atau data bukan variabel. 3. Pengidentifikasian hubungan Analisis cluster dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan antar observasi atau obyek dalam analisis.
  • 7. Manfaat analisis gerombol , diantaranya : 1. Untuk menerapkan dasar-dasar pengelompokan dengan lebih konsisten. 2. Untuk mengembangkan suatu metode generalisasi secara innduktif, yaitu AAAapengambilan kesimpulan secara umum dengan berdasarkan fakta - fakta khusus. 3. Menemukan tipologi yang cocok dengan karakter obyek yang diteliti. 4. Mendiskripsikan sifat-sifat / karakteristik dari masing-masing kelompok.
  • 8. ASUMSI ANALISIS GEROMBOL 1. Data yang representatif, sample yang diambil benar-benar bisa mewakili populasi yang ada.    2. Tidak terjadi Multikolinearitas     
  • 9. Metode Pengerombolan A.Metode Penggerombolan Berhierarkhi     Metode ini digunakan untuk menggerombolkan pengamatan secara terstruktur berdasarkan kemiripan sifatnya dan gerombol yang diinginkan belum diketahui banyaknya.    
  • 10. Ada dua cara untuk mendapatkan gerombol dengan metode penggerombolan hirarki yaitu dengan cara penggabungan (aglomerative) dan pemisahan gerombol (devisive). a. Keterhubungan Tunggal (Single Linkage) Metode Single Linkage atau disebut juga dengan motode pautan tunggal, jarak antara dua cluster (kelompok) dapat ditentukan dari dua obyek berpasangan yang memiliki kesamaan atau memiliki jarak terdekat (nearest neighbor) dalam cluster yang berbeda. Untuk menghitung jarak cluster (UV) dengan cluster- cluster yang lain dapat dirumuskan dengan : d(UV)W = min {dUW,dVW}    
  • 11. b. keterhubungan menyeluruh (Complete Linkage / Furthest Neighbor)   Jarak antar cluster pada metode Complete Linkage atau disebut juga metode pautan lengkap, ditentukan dari jarak terjauh antara dua obyek pada cluster yang berbeda (furthest neighbor). Metode ini dapat digunakan dengan baik untuk kasus dimana obyek- obyek yang ada berasal dari kelompok yang benar-benar berbeda. Untuk menghitung jarak cluster (UV) dengan cluster-cluster yang lain dapat dirumuskan dengan :      d(UV)W = max {dUW,dVW} Catatan: nilai dUW dan dVW menggambarkan jarak terjauh antara cluster U dengan W serta V dengan W.
  • 12. c. Keterhubungan Rataan (Average Linkage)    Jarak antar cluster pada metode Average Linkage atau disebut juga metode pautan rataan, ditentukan dari rata-rata jarak seluruh objek suatu cluster terhadap seluruh objek pada cluster lainnya. Pada berbagai keadaan, metode ini dianggap lebih stabil dibandingkan dengan kedua metode di atas.    Untuk menghitung jarak cluster (UV) dengan cluster-cluster yang lain dapat dirumuskan dengan :      d(UV)W = rata-rata {dUW,dVW} Catatan: nilai dUW dan dVW menggambarkan jarak rata-rata antara cluster U dengan W serta V dengan W.     
  • 13. d. Algoritma dan metode pengelompokan hirarki lainnya Secara umum, algoritma untuk metode pengelompokan hirarki adalah: 1. Tentukan matriks jarak antar data atau kelompok 2. Gabungkan dua data atau kelompok terdekat ke dalam kelompok yang baru 3. Tentukan kembali matrik jarak tersebut. 4. Lakukan langkah 2 dan 3 sampai semua data masuk dalam satu kelompok     
  • 14. B. Metode tak berhirarki       Salah satu metode dalam metode penggerombolan tak berhirarki yaitu metode k-means. Dua masalah utama yang harus diketahui dalam penggerombolan non hierarki adalah jumlah gerombol dan pemilihan pusat gerombol (centroid).     
  • 15. Metode K-Rataan       MacQueen menyarankan penggunaan K-rataan untuk menjelaskan algoritma dalam penentuan suatu objek ke dalam gerombol tertentu berdasarkan rataan terdekat. Dalam bentuk yang paling sederhana. proses ini terdiri dari tiga tahap: 1.Bagi objek-objek tersebut ke dalam K gerombol awal. 2.Masukkan tiap objek ke suatu gerombol berdasarkan rataan terdekat. Jarak biasanya ditentukan dengan menggunakan Euclidean. Hitung kembali rataan untuk gerombol yang mendapat objek dan yang kehilangan objek. 3.Ulangi langkah 2 sampai tidak ada lagi pemindahan objek antar gerombol.
  • 16. PROSEDUR ANALISIS 1.Mengumpulkan data 2.Pembakuan data Setelah data di peroleh kemudian di amati apakah data memiliki satuan yang sama atau atidak. Jika tidak perlu dilakukan pembakuan data. 3. Menentukan korelasi antar peubah Jika terdapat multikolinearitas, maka dilakukan transformasi terhadapadata menggunakan Analisis Komponen Utama (AKU), korelasi menunjukkan keeratan hubungan dari masing-masing peubah.
  • 17. 4. Analisis Komponen Utama (AKU) Pada analisis komponen utama akan didapat akar ciri dan proporsi aakeragaman. Akar ciri dipilih nilai yang besar dari satu, sedangkan proporsi keragaman berada > 80 %. 5. Menentuan ukuran ketakmiripan antar satuan pengamatan yang akan digerombolkan dengan menggunakan jarak yang akan digunakan. 6. Melakukan tahap penggerombolan dengan menggunakan metode penggerombolan. 7. Melakukan interpretasi terhadap gerombol yang terbentuk.
  • 18. Tahapan Penggerombolan 1.Menghitung ukuran ketakmiripan antara pasangan objek ke –i dan ke-j yang disusun dalam bentuk matriks. 2.Menggabungkan antara objek ke –i dan ke –j menjadi objek yang baru berdasarkan kriteria penggerombolan tertentu. 3.Menghitung kembali ukuran pada alangkah 1, berkaitan dengan penggabungan objek ke –i dan ke-j pada langkah 2 menjadi objek baru. 4.Kembali pada langkah 1, bila ukuran matriks yang berisi informasi ketakmiripan antar objek masih berukuran lebih besar 2 x 2. (Siswandi dan Budi Suharjo, 1998:4)
  • 19. Contoh Penerapan Dari penelitian yang dilakukan terhadap 12 kota, ingin diketahui pengelompokan kota-kota tersebut berdasarkan instrumen 5 variabel yaitu : jumlah pendapatan kota (trilyun Rp) jumlah pinjaman pemerintah kota (milyar Rp) jumlah dana hibah yang dimiliki kota (milyar Rp) jumlah konsumsi pemerintah kota (milyar Rp) jumlah penduduk kota (juta jiwa). Untuk itu data yang berhasil dikumpulkan sebagai berikut:
  • 20.
  • 21. Standardisasi data Langkah-langkah sebagai berikut: 1. Klik Analyze > Descriptive statistic > descriptive
  • 22. 2. Pada kotak dialog descripstiv, masukkan semua variabel ke dalam kotak variable(s), kemudian aktifkan save standardized values as variables. 3. Klik OK.
  • 24. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: 1.Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 25. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster b. Pada kotak dialog Hierarki cluster analysis, masukkan seluruh variabel yang telah di standardized ke dalam kotak variable(s). Untuk bagian “Label cases by” masukkan kota, sedangkan untuk bagian “cluster” pilih cases, pada bagian display pilih keduanya yaitu statistic dan plot.
  • 26. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 27. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster c. Kemudian klik mouse pada bagian statistic Selain kotak aglomerative schedule, aktifkan kotak proximity matrix untuk menampilkan jarak antar variabel, pada bagian cluster membership klik range of solution lalu ketik 2 pada form dan 4 pada through (artinya akan ditampilkan susunan 2, 3 ,4 cluster), kemudian tekan continu
  • 28. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 29. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster d. Klik mouse pada plot Aktifkan pilihan dendogram, kmudian pada bagian icicle pilih none, abaikan bagian yang lain, pilih continu
  • 30. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Pada bagian “Cluster Method” pilih Between groups linkage. Kemudian buka kotak combo Square Euclidean distance pada “Measure”; dan pada “Transform Values” buka kotak combo pada pilihan Z-score. Abaikan bagian yang lain lalu tekan tombol “Continue” untuk kembali ke menu utama. Dari tampilan menu utama, tekan tombol OK untuk menampilkan output aplikasi program SPSS seperti berikut.
  • 31. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Tabel output di atas menunjukkan bahwa semua data sejumlah 12 obyek telah diproses tanpa ada data yang hilang.
  • 32. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 33. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Tabel diatas menujukkan matrik jarak antara variabel satu dengan variabel yang lain. Semakin kecil jarak euclidean maka semakin mirip kedua variabel tersebut sehingga akan membentuk kelompok (cluster).
  • 34. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 35. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Tabel di atas merupakan hasil proses clustering dengan metode Between Group Linkage. Setelah jarak antar variabel diukur dengan jarak euclidean, maka dilakukan pengelompokan, yang dilakukan secara bertingkat. Stage 1 : terbentuk 1 cluster yang beranggotakan Kota K dan Kota L dengan jarak 1,139 (perhatikan pada kolom Coefficients). Karena proses aglomerasi dimulai dari 2 obyek yang terdekat, maka jarak tersebut adalah yang terdekat dari sekian kombinasi jarak 12 obyek yang ada. Selanjutnya lihat kolom terakhir (Next Stage), terlihat angka 4.
  • 36. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Hal ini berarti clustering selanjutnya dilakukan dengan melihat stage 4, dengan penjelasan berikut. Baris ke-4 (stage 4) terlihat obyek ke-7 (Kota G) membentuk cluster dengan Kota K. Dengan demikian, sekarang cluster terdiri dari 3 obyek yaitu Kota G, K, dan L. Sedangkan jarak sebesar 2,097 merupakan jarak rata-rata obyek terakhir yang bergabing dengan 2 obyek sebelumnya, seperti tampak dalam Proximity matrix dan dapat dihitung sebagai berikut :
  • 37. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster a. Jarak Kota G dan K = 2,432 b. Jarak Kota G dan L = 1,761 c. Jarak rata-rata = (2,432 + 1,761) / 2 = 2,0965 Stage 2 :terjadi pembentukan cluster Kota D dan Kota E berjarak 1,515, yang kemudian berlanjut ke stage 6. Demikian seterusnya dari stage 3 dilanjutkan ke stage 5, sampai ke stage terakhir.
  • 38. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Proses aglomerasi ini bersifat kompleks, khususnya perhitungan koefisien yang melibatkan sekian banyak obyek dan terus bertambah. Proses aglomerasi pada akhirnya akan menyatukan semua obyek menjadi satu cluster. Hanya saja dalam prosesnya dihasilkan beberapa cluster dengan masing-masing anggotanya, tergantung jumlah cluster yang dibentuk. Perincian jumlah cluster dengan anggota yang terbentuk dapat dilihat pada tabel output berikut ini :
  • 39. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 40. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Dari tabel diatas dapat dijabarkan bahwa : 1. Apabila diinginkan dibentuk 4 cluster, maka : a. Anggota cluster 1 adalah Kota A b. Anggota cluster 2 adalah Kota B dan Kota H c. Anggota cluster 3 adalah C, D, dan E d. Anggota cluster 4 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L. 2. Apabila ditentukan dibentuk 3 cluster, maka : a. Anggota cluster 1 adalah Kota A b. Anggota cluster 2 adalah Kota B, C, D, E, dan H. c. Anggota cluster 3 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L.
  • 41. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster 1.Apabila ditentukan dibentuk 2 cluster, maka : a.Anggota cluster 1 adalah Kota A, B, C, D, E, dan H b.Anggota cluster 2 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L 3. Apabila ditentukan dibentuk 2 cluster, maka : a. Anggota cluster 1 adalah Kota A, B, C, D, E, dan H b. Anggota cluster 2 adalah Kota F, G, I, J, K, dan L
  • 42. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster
  • 43. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster Dendogram berguna untuk menunjukkan anggota cluster yang ada jika akan ditentukan berapa cluster yang seharusnya dibentuk. Dari dendogram di atas terlihat bahwa, apabila akan dibentuk 2 cluster, maka cluster 1 beranggotakan Kota K sampai dengan Kota F (sesuai urutan dalam dendogram); dan cluster2 beranggotakan Kota D sampai dengan Kota A. Demikian seterusnya dapat dengan mudah dilihat anggota tiap cluster sesuai jumlah cluster yang diinginkan.
  • 44. Metode Hierarki Cluster Langkah-langkah: Klik Analyze > Classify > Hierarki Cluster