Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Identifikasi anion-anion (CO3-2, HCO3-, S2O3-2) dilakukan dengan mereaksikan larutan natrium karbonat, natrium bikarbonat, dan natrium tiosulfat dengan berbagai zat kimia. Hasilnya berupa endapan berwarna putih, kuning, coklat, atau tidak terjadi reaksi yang membedakan ketiga anion tersebut.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode analisis kadar amonia dalam air dengan menggunakan metode indofenol dan spektrofotometri UV-Vis, meliputi penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar amonia dalam beberapa sampel air.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk mengukur kompleks indof
Metode BET (Brunaur, Emmett and Teller) pertama kali ditemukan oleh Stephen Brunauer, Paul Hugh Emmett, and Edward Teller pada tahun 1938. Metode ini digunakan untuk permukaan yang datar (tidak ada lekukan) dan tidak ada batas dalam setiap layer yang dapat digunakan dalam menjelaskan luas permukaan. Metode ini digunakan berdasarkan asumsi bahwa pada setiap permukaan mempunyai tingkat energi yang homogen (energi adsorpsi tidak mengalami perubahan dengan adanya adsorpsi di layer yang sama) dan tidak ada interaksi selama molekul teradsorpsi
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
Dokumen tersebut membahas tentang analisis gravimetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan penimbangan. Metode ini melibatkan proses pemisahan komponen yang akan dianalisis melalui reaksi pengendapan, pembentukan endapan, dan penimbangan endapan tersebut. Beberapa aspek kunci yang dijelaskan mencakup prinsip dasar, persyaratan endapan, jenis endapan, dan faktor yang mempengaruhi hasil pen
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Identifikasi kation dalam dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang cara mengidentifikasi lima golongan kation logam, yaitu golongan I (Ag+), golongan II (Cu2+, Hg2+), golongan III (Fe2+), golongan IV, dan golongan V. Dokumen ini juga menjelaskan reaksi kimia dan hasil observasi dari beberapa kation logam seperti pembentukan endapan, perubahan warna larutan, dan kelarutan endapan dalam berbag
Identifikasi anion-anion (CO3-2, HCO3-, S2O3-2) dilakukan dengan mereaksikan larutan natrium karbonat, natrium bikarbonat, dan natrium tiosulfat dengan berbagai zat kimia. Hasilnya berupa endapan berwarna putih, kuning, coklat, atau tidak terjadi reaksi yang membedakan ketiga anion tersebut.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode analisis kadar amonia dalam air dengan menggunakan metode indofenol dan spektrofotometri UV-Vis, meliputi penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar amonia dalam beberapa sampel air.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk mengukur kompleks indof
Metode BET (Brunaur, Emmett and Teller) pertama kali ditemukan oleh Stephen Brunauer, Paul Hugh Emmett, and Edward Teller pada tahun 1938. Metode ini digunakan untuk permukaan yang datar (tidak ada lekukan) dan tidak ada batas dalam setiap layer yang dapat digunakan dalam menjelaskan luas permukaan. Metode ini digunakan berdasarkan asumsi bahwa pada setiap permukaan mempunyai tingkat energi yang homogen (energi adsorpsi tidak mengalami perubahan dengan adanya adsorpsi di layer yang sama) dan tidak ada interaksi selama molekul teradsorpsi
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
Dokumen tersebut membahas tentang analisis gravimetri yang merupakan metode analisis kuantitatif berdasarkan penimbangan. Metode ini melibatkan proses pemisahan komponen yang akan dianalisis melalui reaksi pengendapan, pembentukan endapan, dan penimbangan endapan tersebut. Beberapa aspek kunci yang dijelaskan mencakup prinsip dasar, persyaratan endapan, jenis endapan, dan faktor yang mempengaruhi hasil pen
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang air dan larutan buffer. Air merupakan zat penting bagi kehidupan karena mengandung 76% tubuh manusia dan berperan sebagai pelarut dan medium reaksi metabolisme. Struktur air dipengaruhi oleh ikatan hidrogen antar molekulnya. Larutan buffer terdiri atas campuran asam/basa lemah dengan garamnya yang mampu mempertahankan pH ketika ditambah asam/basa. Persamaan Henderson-Hasselbalch dig
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
Metode pemisahan dan identifikasi kation dan anion dalam larutan kimia. Kation dan anion yang mungkin hadir perlu diidentifikasi dan dipisahkan karena dapat membentuk senyawa yang tidak larut atau mengganggu proses identifikasi kation lainnya. Metode yang digunakan meliputi pengendapan, pembentukan kompleks, reduksi, dan oksidasi.
DISTRIBUSI SOLUT ANTARA DUA PELARUT TAK BERCAMPURLinda Rosita
Tugas makalah ini membahas tentang distribusi solut antara dua pelarut yang tidak bercampur, yaitu air dan petroleum eter. Dilakukan ekstraksi larutan asam asetat ke dalam petroleum eter untuk menentukan koefisien distribusi melalui titrasi sebelum dan sesudah ekstraksi.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang air dan larutan buffer. Air merupakan zat penting bagi kehidupan karena mengandung 76% tubuh manusia dan berperan sebagai pelarut dan medium reaksi metabolisme. Struktur air dipengaruhi oleh ikatan hidrogen antar molekulnya. Larutan buffer terdiri atas campuran asam/basa lemah dengan garamnya yang mampu mempertahankan pH ketika ditambah asam/basa. Persamaan Henderson-Hasselbalch dig
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
Penetapan Kadar Kalsium dalam Kalium karbonat dengan metoda gravimetri (pengukuran bobot). Pada penetapan ini, sampel (kalium karbonat) ditimbang, dilarutkan, diasamkan, dipanaskan, diendapkan, dikeringkan, diperarang, diabukan, dan ditimbang kembali sebagai bobot abu berupa CaSO4.
laporan praktikum kelarutan sebagai fungsi suhuEmmy Nurul
Praktikum mengukur kelarutan asam oksalat pada berbagai suhu. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam oksalat berkurang dengan penurunan suhu dari 25°C menjadi 10°C. Perhitungan kalor pelarutan diferensial memberikan nilai positif sebesar 29.144 J/mol K, mengindikasikan proses pelarutan bersifat endotermik.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang air sadah, jenis-jenisnya (sementara dan tetap), cara menghilangkan kesadahan air melalui pemanasan atau penambahan larutan karbonat, serta efek air sadah bagi kehidupan sehari-hari dan industri.
Dokumen tersebut membahas tentang soal dan pembahasan mengenai koloid. Beberapa poin yang diangkat antara lain proses pembentukan koloid melalui hidrolisis, dispersi, dan kondensasi, serta contoh-contoh aplikasi koloid dalam kehidupan sehari-hari seperti proses cuci darah, kabut, dan pembentukan delta."
Dokumen tersebut membahas mengenai pengolahan air secara khusus, termasuk proses pelunakan air untuk menghilangkan ion-ion yang menyebabkan kekerasan air seperti kalsium dan magnesium. Metode yang dibahas antara lain pertukaran ion, pengendapan, dan regenerasi resin untuk mengembalikan kemampuannya.
Berikut merupakan referensi penetapan dalam analisis kimia kuantitatif konvensional berdasarkan pengukuran berat ( Gravimetri ) sebagai bahan pertimbangan dalam laporan atau informasi .
Tiga bahan kimia yang reaktif terhadap asam dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu kalium klorat (KClO3), kalium permanganat (KMnO4), dan kromium oksida (Cr2O3). Ketiga bahan ini akan bereaksi dengan asam dan dapat menghasilkan panas serta dapat meledak. Oleh karena itu, ketiga bahan tersebut perlu disimpan dengan hati-hati jauh dari sumber api atau asam dan dilindung
Dokumen tersebut membahas tentang parameter-parameter penting dalam menganalisis kualitas air, seperti oksigen terlarut, BOD, COD, total suspended solid, serta standar yang harus dipenuhi. Metode untuk menganalisis oksigen terlarut adalah titrasi Winkler dan metode elektrokimia menggunakan alat DO meter. Perhitungan BOD melibatkan pengukuran oksigen terlarut sebelum dan sesudah inkubasi selama 5 hari.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa metode analisis kualitas air, yaitu penetapan alkalinitas, COD, BOD, TOM, kadar CO2 bebas, DO. Metode yang dijelaskan meliputi prinsip, tujuan, alat dan bahan, tahapan kerja, data pengamatan, perhitungan, dan pembahasan.
Dokumen tersebut membahas tentang kehidupan mikroba di lingkungan ekstrem, baik yang dingin maupun panas. Mikroba yang disebut extremopilae mampu bertahan hidup di lingkungan yang dianggap ekstrem oleh manusia, seperti suhu di bawah 3 derajat celsius atau di atas 60 derajat celsius. Salah satu manfaat extremopilae yang tahan lingkungan basa adalah untuk melembutkan bahan selulosa.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan gas hidrogen dari limbah aluminium, cara mengisolasi gas hidrogen, dan pembuatan tawas dari limbah reaksi gas hidrogen.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrasi air dan sifat senyawa hidrat. Air hidrasi adalah air yang terikat pada ion atau molekul dalam struktur kristal senyawa. Senyawa hidrat akan kehilangan airnya jika dipanaskan dan akan menyerap air kembali jika dibiarkan di udara. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat dan karakteristik senyawa hidrat serta menentukan kadar air dan rasio mol air terhadap gar
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
1. ANALISIS AIR KRISTAL
1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif suatu air kristal.
2. DASAR TEORI
Pada umumnya kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa lama di
udara akan mengadsorpsi air di permukaannya. Jumlah air yang diadsorpsi relatif
kecil dan bergantung pada kelembaban udara. Hal ini dapat dilihat dari permukaannya
yang basah.
Terdapat pula kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat secara kimia
dalam kristal tersebut. Kristal-kristal ini, biasaynya merupakan garam ionic. Air yang
terdapat di dalamnya, disebut air kristal dan biasanya berikatan dengan kationnya.
Air kristal yang terdapat pada senyawa, mempunyai jumlah tertentu dan relatif
mudah dihilangkan melalui pemanasan pada suhu diatas titik didih air. Sebagai contoh
adalah hidrat tembaga (II) klorida yang dapat diubah menjadi tembaga (II) klorida
melalui pemanasan pada suhu 110C.
Reaksi penghilang air kristal pada pemanas :
CuCl2, xH2O
Reaksi diatas dikenal dengan reaksi dehidrat. Pada dehidrasi, terjadi
perubahan kristal dan warnanya. Perubahan ini juga ergantung pada pemanasannya,
apakah sempurna atau tidak. Sebagai contoh kristal CoCl2.6H2O berwarna merah, jika
dipanaskan sampai CoCl2.2H2O akan berwarna violet, tetapi jika dipanaskan
sempurna dia akan berubah menjadi biru. Adanya senyawa hidrat bila diletakkan di
udara terbuka akan melepaskan air. Banyak air yang dilepaskan bergantung pada
kelembaban udara, makin besar kelembaban makin sedikit air yang dilepaskan. Proses
pelepasan air ini disebut efflorescence, misalnya CoCl2.6H2O. Tetapi ada juga
senyawa yang bisa diletakkan lebih lama lagi. Senyawa yang demikian disebut
deliquescence, misalnya kristal NaOH. Tidak hanya di udara, tetapi dapat juga
menyerap air dari larutan sedemikian rupa sehingga larutan tersebut bebas air.
Senyawa yang demikian disebut desicant atau zat pengering. Jadi desicant menyerap
air tidak hanya di udara, tetapi dari larutan juga. Beberapa senyawa juga
menghasilkan air pada saat pemanasan, tetapi senyawa tersebut bukan merupakan
senyawa hidrat yang sebenarnya. Air yang dihasilkan tersebut merupakan proses
penguraian dan bukan merupakan proses penghilangan air melalui dehidrasi.
Senyawa-senyawa organik, terutama bersifat seperti tersebut diatas.
Penguraian dengan menghasilkan air, bukan merupakan proses reversibel.
Penambahan air kedalam senyawa yang terurai tersebut, tidak akan mengembalikan
senyawa ke bentuk asalnya. Senyawa yang mrupakan senyawa hidrad yang
2. sebenarnya, akan mengalami dehidrasi secara reversibel. Penambahan air kedalam
CoCl anhidirida, akan menghasilkan CuCl.2H2O. Bila cukup air yang ditambahkan,
maka akan diperoleh larutan yang mengandung hidrat ion Cu2+. Semua hidrad ionik
larut dalam air dan dapat diperoleh kembali melalui kristalisasi dari larutannya.
Jumlah air yang terikat bergantung kepada cara pembuatan hidrat tersebut.
3. DAFTAR ALAT YANG DIGUNAKAN :
Tabung reaksi
Bunsen
Kaca arloji
Rak tabung reaksi
Cawan penguap
Krus porselin + tutup
Desikator
Segitiga dan kaki tiga
Penjepit kayu
Spatula
Statis dan penjepit
4. BAHAN YANG DIGUNAKAN
4.1 Identifikasi Hidrat
K2Cr2O7
BaCl2
Boraks
4.2 Reversibilitas Hidrat
CuCl2.xH2O
4.3 Deliquescence dan Efflorescence
Na2CO3. 10H2O
CuSO4. 5H2O
Kal(SO4)2. 10H2O
CaCl2
4.4 Jumlah Air Kristal
CuCl2. xH2O
5. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
6. KESELAMATAN KERJA
Jangan menyentuh kristal langsung dengan tangan, gunakan spatula untuk
menanganinya.
3. 7. LANGKAH KERJA
7.1 Identifikasi Hidrat
1. Panaskan sejumlah kristal 0,5gr didalam tabung reaksi
2. Jika ada tetesan air di dinding tabung, catatlah
3. Catat perubahan yang terjadi (warna, sifat)
4. Setelah dingin larutkan dalam air (amati warna larutan), jika perlu
dipanaskan.
7.2 Reversibelitas Hidrat
1. Panaskan ± 0,3gr kristal di dalam cawan penguapan sampai warnanya
berubah sempurna
2. Larutkan residu dengan air didalam cawan penguapan
3. Panaskan larutan sampai mendidih dan kering
4. Catat perubahan warna
5. Biarkan dan catat perubahan warna
7.3 Deliquescence dan Efflorescence
1. Tempatkan tiap kristal berikut di kaca arloji yang terpisah
2. Letakkan senyawa-senyawa tersebut ke dalam cawan penguapan
3. Catat perubahan yang terjadi, warna dan kelembabannya
4. Amati sampel selama di laboratorium
7.4 Jumlah Air Kristal
1. Bersihkan porselin crusible dan tutupnyadengan HNO3 6M
2. Bilas dengan aquadest
3. Panaskan crusible besertatutupnya diatas segitiga dan sampai kemerahan
selama 2 menit
4. Timbang setelah dingin dengan ketelitian 0,001gr
5. Masukkan 1gr sampel yang tidak diketahui ke dalam crusible
6. Timbang crusible beserta isinya
7. Letakan crusible di segitiga dengan tutup yang jauh dari pusat, panaskan
lagi, jangan sampai merah
8. Selama 10 menit pusatkan lagi tutupnya dan dinginkan
9. Timbang lagi sampai diperoleh berat konstan
10. Amati residu yang diperoleh, tambahkan air ke dalam crusible sampai 2/3
bagian terisi air.
Bila residu tidak larut, maka panaskan perlahan-lahan.
4. 8. DATA PERCOBAAN
a. Identifikasi Hidrat
Zat
Apakah
terdapat H2O
pada dinding
Warna
residu
Apakah larut
dalam air
Apakah
mempunyai air
kristal
K2Cr2O7 Orange
BaCl2 Bening
Boraks Bening
b. - Beri kesimpulan dari hasil pengamatan anda!
- Apakah dehidrasi dan hidrasi CuCl2, reversibel?
Tahap 1 : CuCl2 sebelum dipanaskan berwarna hijau, setelah dipanaskan
warnanya berubah menjadi coklat
Tahap 2 : ditambahkan aquaadest warnanya berubah menjadi warna
awal (hijau)
Tahap 3 : Dipanaskan lagi sampai kering, setelah kering warna berubah
menjadi warna coklat
Tahap 4 : Setelah dikeringkan CuCl2 didiamkan diruang terbuka,
berubah warna menjadi hujau muda.
Kesimpulan : Bersifat reversibel karena warna zat dapat kembali seperti
semula
c. Deliquescnce dan Efflorescence
Zat Pengamatan Kesimpulan
Na2Co3. 10H2O Tidak ada perubahan Efflorescence
CuSO4. 5H2O Tidak ada perubahan Efflorescence
Kal(So4)2. 10H2O Tidak ada perubahan Efflorescence
CaCl2 Zat padat mencair Deliquescence
d. Jumlah Air Kristal
Massa crusible + tutup : 58,4097 gr
Massa crusible + tutup + hidrat padat : 59,4188 gr
Massa crusible + tutup + residu : 59,2121 gr
Massa hidrat padat : 1,0091 gr
Massa residu (CuCl2) : 0,8024
Mol residu (CuCl2) (a) : 0,0059 gr
Massa H2O yang hilang : 0,2 gr
Mol H2O yang hilang (b) : 0,011 gr
Jumlah air kristal : CuCl2 : H2O = 1:2
5. Rumus molekul dari hidrat : CuCl2. 2H2O
Perhitungan :
Mol CuCl2 = gr residu
134,5
= 0,8024
134,5
= 0,0059
Mol H20 = m H2O
18
= 0,2
18
= 0.011
Jumlah air kristal (perbandingan a:b)
CuCl2. xH2O CuCl2 + x.H2O
Mol CuCl2 xH2 O = mol CuCl2
= d = f
134,5 + 18 x
= 1,0091 = 0,79355 + 0,1026 x
x = 1,0091 – 0,794
0,1026
= 2,09
CuCl2 : H2O = 1 : 2
6. 9. ANALISIS DATA PENGAMATAN
Pada praktikum ke-4 mata kuliah kimia analisis kami melakukan percobaan
dengan judul “Analisis Air Kristal”. Langkah awal yang kami lakukan adalah
melakukan identifikasi hidrat terhadap K2CrO7, BaCl2 dan Boraks dengan cara
memanaskan sejumlah kristal 0,5 gr di dalam tabung reaksi. Adapun data pengamatan
yang didapatkan setelah dipanaskan BaCl2 dan Boraks terdapat H2O pada dinding,
wana putih, larutan dalam air berwarna bening dan mempunyai air kristal. Sedangkan
data pengamatan K2CrO7 setelah dipanaskan tidak terdapat H2O pada dinding tabung
reaksi, berwarna orange sedkit kemerahan, larut dalam air dan tidak memiliki air
kristal.
Langkah kedua yang kami lakukan adalah reversibilitas hidrat terhadap CuCl2
xH2O. Pada proses ini dilakukan dengan cara menambahkan ± 0,3gr CuCl2. xH2O di
dalam cawan penguapan sampai warnanya berubah sempurna. Adapun data
pengamatan yang didapatkan yaitu; tahap 1 CuCl2 sebelum dipanaskan berwarna
hijau, setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi warna coklat. Tahap 2
ditambahakan aquadest warnanya berubah menjadi warna awal (hijau). Tahap 3
dipanaskan lagi sampai kering, setelah kering warna berubah kembali menjadi warna
coklat. Tahap 4 setelah dikringkan CuCl2 didiamakan di ruang terbuka dan berubah
warna kembali menjadi hijau muda. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa CuCl2
bersifat reversibel karena warna zat dapat kembali seperti semula.
Langkah ketiga yang kami lakukan adalah deliquescence dan efflorescence
terhadap Na2CO3. 10H2O, CuSO4. 5H2O, Kal(SO4)2. 10H2O, dan CaCl2. Pada proses
ini dilakukan pengamatan warna dan kelembaban terhadap senyawa yang diletakkan
kedalam cawan penguapan dan dibiarkan selama beberapa menit. Adapun data
pengamatan yang didapatkan yaitu; Na2CO3. 10H2O, CuSO4. 5H2O, dan Kal(SO4)2.
10H2O tidak terjadi perubahan terhadap senyawa tersebut. Sedangkan CaCl2 yang
awalnya padat setelah didiamkan beberapa saat mulai terjadi perubahan yaitu
mencair. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa Na2CO3. 10H2O, CuSO4.
5H2O, dan Kal(SO4)2. 10H2O adalah efflorescence sedangkan, CaCl2 adalah
deliquescence.
Langkah terakhir yang kami lakukan adalah menentukan jumlah air kristal.
Adapun data yang telat didapatkan yaitu; massa crusible + tutup = 58,4097gr, massa
crusible + tutup + hidrat padat = 59,4188, massa crusible +tutup + residu = 59,2121gr,
massa hidrat padat = 1,0091gr, massa residu CuCl2 (a) = 0,8024gr, molresidu CuCl2 =
0,0059, massa H2O yang hilang = 0,2gr, mol H2O yang hilang = 0,011, jumlah air
kristal (perbandingan a : b) = CuCl2 : H2O = 1 : 2, rumus molekul dari hidrat CuCl2.
2H2O.
7. 10. PERTANYAAN
1. Tuliskan macam-macam air kristal !
2. Tuliskan 10 zat yang mengandung air kristal !
Jawaban :
1. a. Hidratasi adalah air yang oleh ion-ion dalam kristal dan berbentuk H2O.
b. Konstitusi adalah air yang merupakan mol zat padat tetapi tidak berbentuk
H2O.
2. CaCl2. 6H2O, Boraks (Na2B4O7. 2H2O), Kal(SO4)2. 3H2O, NaOH, CuCl2.2H2O,
K2CrO7, CoCl2, BaCl2. 2H2O, Na2CO3.5H2O, dan CuSO4. 5H2O.
11. KESIMPULAN
Deliquescence adalah senyawa yang bisa diletakkan di udara akan menyerap
air dan mencair bila diletakkan lebih lama lagi. Contoh CaCl2.
Efflorescence adalah larutan atau senyawa yang melepaskan air, dengan
ditandai penguranagan berat. Contoh NaCO3. 10H2O, CuSO4. 5H2O,
Kal(SO4)2. 10H2O.
Larutan Reversibel adalah larutan yang dapat berubah kembali dari produk
menjadi reaktan.
Identifikasi hidrat dilakuan untuk mengamati sifat fisik sampel ada atau
tidaknya air pada dinding tabung reaksi, kelarutan dan zat warna.
Reversibel hidrat dilakukan untuk mengetahui dan membuktikan bahwa
reaksi zat hidrat dapat dikembalikan ke bentuk asalnya.
Jumlah air kristal dilakuan untuk mengetahui banyaknya air pada sampel
yang diamati (untuk mengetahui nilai xH2O pada CuCl2. xH2O)
12. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet 2021 Kimia Analisis “Analisis Air Kristal” Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang.
Laporan tetap praktikum kimia analisis dasar academia